PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEODETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KENDAL.

(1)

No.DaftarFPIPS : 4929/UN.40.2.4.1/PL/2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEODETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH

PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KENDAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar ahli madya

Program Studi Survey Pemetan dan Informasi Geografi

DISUSUN OLEH :

ENGGAR ADI NUGROHO

1204931

PROGRAM STUDI SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

PENGUKURAN

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEODETIK

UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH

PERHUTANI

KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KENDAL

Oleh

ENGGAR ADI NUGROHO 1204931

Sebuah Laporan yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Program Latihan Akademik pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Enggar Adi Nugroho 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Laporan ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PROGRAM LATIHAN AKADEMIK

Dengan Judul :

PENGUKURAN (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GPS GEODETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH

PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KENDAL

Menyetujui :

Penguji 1 Penguji 2

Dr.Lili Somantri,.Pd. Prof. Dr.Ir.Dede Rohmat,.MT NIP. 197990226 2005011008 NIP. 196406031989031

Mengetahui :

Ketua Program Pendidikan Studi Diploma III Survey Pemetaan dan Informasi Geografis

FPIPS UPI

Dr.Lili Somantri, S.Pd.


(4)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PROGRAM LATIHAN AKADEMIK

Dengan Judul :

PENGUKURAN (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GPS GEODETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH

PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KENDAL

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Pembimbing PLA

Nanin Trianawati S, ST., MT. TEGUH P. SIDIQ, ST., MT. NIP. 19830403 200801 2 003 NIP. 19830822 201404 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Pendidikan Studi Diploma III Survey Pemetaan dan Informasi Geografis

FPIPS UPI

Dr.Lili Somantri, S.Pd.


(5)

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

“Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Program Latihan Akademik (PLA) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Survey Pemetaan dan Informasi Geografis di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan judul “Pemanfaatan Hasil Pengukuran GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah KPH (Kesatuan

Pemangkuan Hutan) Kendal”. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu didalamnya yang merupakan kutipan dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam laporan saya ini, atau ada kalim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku”.

Bandung, Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

Enggar Adi Nugroho


(6)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Perum Perhutani adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan khususnya di pulau Jawa dan Madura, bertugas juga berwewenang untuk mengelola Sumber Daya Hutan, dalam bidangnya Perhutani juga berperan sebagai devisa bagi negara. Selain hasil kayu, getah juga wana wisata alam di sajikan sebagai tempat wisata di tiap daerah. Dalam ruang lingkupnya, luasan wilayah Perhutani selalu mengalami gonjang-ganjing atas sengketa tanah dengan masyarakat dari tahun ke tahun

Seiring dengan berkembangnya teknologi, GPS merupakan salah satu perkembangan tekhnologi yang sangat canggih, Salah satunya adalah yang penulis ambil sebagai judul laporan akhir ini yaitu Pemanfaatan hasil pengukuran GPS Geodetik untuk penentuan batas wilayah perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kendal

Penulis melakukan pengukuran survey GPS (Global Positioning System) tipe receiver geodetic serta pengolahan data tersebut bersama dua rekan lainnya, yang bertujuan untuk tahap awal pengambilan titik koordinat batas wilayah KPH Kendal

Jumlah titik dari hasil Pengukuran GPS Geodetik di KPH Kendal ini sebanyak 28 buah titik kontrol yang didapat oleh penulis yaitu berupa koordinat x, y dan z, dimana koordinat ini dapat dimanfaatkan untuk koordinat acuan yang fix untuk batas wilayah KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kendal


(7)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan i

Halaman Pernyataan ii

Kata Pengantar iii

Ucapan Terimakasih iv

Abstrak vi

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian. 2

1.4 Manfaat...……….….…………...…...…2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian GPS...3

2.1.1 Sinyal GPS...4

2.1.2 Tipe Alat Penerima Sinyal GPS...5

2.1.3 Metode Penentuan dengan GPS...5

2.1.4 Kesalahan Dan Bias...6

2.1.5 Tahapan Perencanaan dan Persiapan Survey GPS………...…...7

2.1.6 Survey GPS………...8

2.1.7 Karakteristik Software Pengolahan Baseline……….…..……...9

2.1.8 Software PC-CDU 7.12……….….….….10 2.1.9 Topcon Link……….…....…...10


(8)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.10 AutoCAD 2009………..………...10

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA………..….. 11

3.1.1 Visi dan Misi... 12

3.1.1.1Visi...12

3.1.1.1Misi...12

3.1.1.3 Struktur Organisasi ………...……….….…....13 3.2 Pelaksanaan PLA……….…....14

3.3 Metodologi Pengukura.………...….14 3.3.1 Persiapan………...15

3.3.2 Pengukuran………...….15

3.3.2.1 Pengukuran Metode Radial………..………...18

3.3.3 Pengolahan Data……….……...19

3.4 Masalah yang dihadapi……….……..…..19

3.4.1 Masalah Teknis……….……….…....19

3.4.2 Masalah Non Teknis……….…………..…...20 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Survey GPS………....21

4.2 Model Baseline………...22

4.3 Lokasi Survey……….…..23

4.4 Persebaran Area dan Titik...……….…....24

4.5 Pengolahan Data GPS………...25

4.5.1 Software PC-CDU……….………..25

4.5.2 Software Topcon Link……….……….27

4.5.3 Software Leica Geo Office….………...30


(9)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 34

5.2 Saran . 34

DAFTAR PUSTAKA…...35

LAMPIRAN...……….………...…....36


(10)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 GPS Geodetik……… ………….3

Gambar 2.2 Penentuan posisi titik-titik dengan metode jaring 8

Gambar 2.3 Penentuan posisi titik-titik dengan metode radial 8

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Lapi ITB Pekerjaan Perhutani 13

Gambar 3.2 Diagram alir pengukuran GPS Geodetik 14

Gambar 3.3 Pengukuran GPS Geodetik Hiper GA3 KPH Kendal dilapangan 16

Gambar 3.4 Pal batas Perhutani 17

Gambar 4.2 Lokasi survey pada citra 23

Gambar 4.3 Area persebaran titik pal batas Perhutani pada citra 24

Gambar 4.4 Proses Awal Download Data 25

Gambar 4.5 Proses memasukan file yang akan didwonload 25

Gambar 4.6 Proses pemilihan data yang akan di download 26

Gambar 4.7 Proses pemilihan tempat penyimpanan file hasil download 26

Gambar 4.8 Proses download data 27

Gambar 4.9 Proses memasukan file (1) 28

Gambar 4.10 Proses memasukan file (2) 28

Gambar 4.11 Proses Mengubah Format 29

Gambar 4.12 Hasil Convert 29

Gambar 4.13 Hasil koordinat yang telah jadi 30

Gambar 4.14 Proses import points 31

Gambar 4.15 Memasukan data koordinat 31


(11)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.18 Baseline ditampalkan dengan citra 48

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keterangan Orde tiap titik………...22 Tabel 4.13 Koordinat GPS menggunakan UTM ……….………...31 Tabel 4.17 Keterangan titik GPS...………...32


(12)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perum Perhutani adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan khususnya di Pulau Jawa dan Madura bertugas juga berwewenang untuk mengelola Sumber Daya Hutan, Perum Perhutani berada dibawah koordinasi kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) . Selain sebagai pelestari lingkungan Hutan, dalam bidangnya Perhutani juga berperan sebagai devisa bagi negara. Selain hasil kayu, getah juga wana wisata alam disajikan sebagai tempat wisata di tiap daerah

Dalam ruang lingkupnya, luasan wilayah Perhutani selalu mengalami gonjang-ganjing atas sengketa tanah dengan masyarakat dari tahun ke tahun, penentuan batas-batas wilayah dalam pengukurannya yang selalu update dalam satu tahun sekali dengan acuan peta dari zaman Belanda dengan sistem koordinat polyeder, terkadang masih banyak masyarakat yang meng-klaim bahwa batas wilayah tersebut tidak akurat.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, GPS (Global Positioning

System) merupakan salah satu perkembangan teknologi yang sangat canggih,

sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia. Saat ini GPS telah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang untuk berbagai macam keperluan. Salah satunya adalah yang penulis ambil sebagai judul laporan akhir ini yaitu Pengukuran (Global Positioning Sistem)

GPS Geodetik untuk penentuan batas wilayah Perhutani KPH Kendal. Penulis melakukan pengukuran survey GPS tipe receiver geodetic yang bertujuan untuk tahap awal pengambilan data di pal-pal batas yang tersebar di daerah Kendal Jawa Tengah.

Secara umum ada dua jenis tipe GPS yaitu GPS Navigasi dan dan GPS

Geodetic. Dalam ketelitian yang diberikan GPS Navigasi mencapai 3-6 meter,

yang artinya apabila alat tersebut menuju ke suatu titik berada disekitar 3-6 meter di sekitar wilayah yang dituju, alat ini biasanya digunakan oleh pemula juga dapat dipakai sebagai penunjuk arah seperti yang digunakan di mobil.

GPS Geodetic ini memiliki ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi, bahkan

ketelitiannya mencapai milimeter. Biasanya GPS Geodetik digunakan untuk batas wilayah negara ,sengketa tanah, titik bor dan lain sebagainnya karena ketelitiannya dapat dijadikan acuan sebagai koordinat yang fix, maka dari itu dalam pekerjaan ini GPS Geodetik digunakan sebagai patokan untuk batas


(13)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wilayah Perhutani dengan tanah masyarakat dan GPS Navigasi sebagai pendekatannya.

Dalam laporan akhir ini penulis fokus membahas tentang survey GPS Geodetik untuk mendapatkan nilai koordinat yang memiliki akurasi dan presisi tinggi.Dalam pengolahan data Penulis menggunakan software

processing PCCDU untuk pendownload-an data, Topcon Link untuk convert

hasil download dan AutoCAD sebagai penggambaran baseline

1.2 Rumusan masalah

Untuk penentuan antara batas wilayah hutan dengan tanah milik perorangan, telah ditandai dengan pal B (batas hutan) yang tersebar di tiap batasan tanah hutan. Untuk kebutuhan pekerjaan ini pada dasarnya mencari pal batas yang posisinya tetap, tidak hilang, tidak terlalu rimbun oleh pepohonan dan sesuai dengan yang ada di peta perhutani agar hasil pengukurannya memiliki nilai keakuratan tinggi dan dapat jadi acuan yang fix. Permasalahan yang muncul adalah :

Mengapa dilakukan survey GPS Geodetik dalam pekerjaan penentuan batas tanah hutan ?

1.3Tujuan Penelitian

Dimana tujuan penulis melakukan penelitian berupa survey GPS Geodetik ini adalah :

Untuk mendapatkan nilai-nilai koordinat dengan ketelitian akurasi yang tinggi yaitu satu sampai dua centimeter dan sistem proyeksi koordinat yang dihasilkan Universal Transform Mercator (UTM) karena Perhutani selama ini menggunakan sistem koordinat polyeder

1.4Manfaat

A. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam, khususnya mengenai “Pengukuran GPS Geodetik”, sebagai ilmu survey baru yang perlu dikembangkan dan perbaikan di masa depan.

B. Bagi Pembaca

Semoga hasil penulisan tugas akhir ini, dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan pengetahuan Sebagai studi untuk penelitian tentang Pemanfaatan GPS Geodetik dengan koordinat yang fix dan menjadi acuan batas wilayah hutan di Kendal Jawa Tengah, Dan sebagai bahan acuan untuk penulisan tugas akhir lebih lanjut.


(14)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA

3.1Deskripsi Tempat PLA

Penulis melakukan PLA (Program Latihan Akademik) di LAPI ITB, yang beralamat di Jl. Dayang Sumbi No.7 Kampus ITB Gedung Geodesi Lantai empat. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 2 Maret 2004 sebagai badan usaha milik ITB, PT. LAPI ITB bertugas menggalang dana untuk menunjang kegiatan akademik ITB melalui kegiatan usaha di bidang konsultasi, pelatihan dan pengembangan teknologi tepat guna. Dalam menjalankan tugasnya PT. LAPI ITB didukung oleh ITB melalui pemberdayaan :

 Ahli-ahli ITB berpengalaman dan memiliki reputasi nasional dan internasional

 Fasilitas laboratorium

 Jaringan kemitraan di tingkat daerah, nasional dan internasional

Sampai dengan saat ini, PT. LAPI ITB telah melaksanakan berbagai bentuk kerja sama dengan lembaga-lembaga di level daerah, nasional dan internasional, termasuk di dalamnya:

 Pemerinta, baik pemerintah pusat maupun daerah

 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

 Perusahaan swasta, baik nasional maupun multinasional


(15)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.1 Visi dan Misi 3.1.1.1 Visi

Menjadi korporasi berbasiskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang unggul di asia.

3.1.1.2Misi

 Memberikan pelayanan. solusi dan inovasi yang terbaik, dengan mensinergikan potensi dan kemampuan yang dimiliki melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni secara tepat guna.

 Berperan secara aktif dalam menumbuh-kembangkan masyarakat bisnis di Indonesia yang beretika, profesional dan modern.


(16)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.2 Struktur Organisasi

Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Ir. Kosasih Prijatna, M.Sc.

Pengawas Kegiatan Teknis dan Pengolahan Data Teguh Purnama Sidiq, ST. MT.

Koordinator Tim Lapangan Dr. Irwan Gumilar, ST. M.Si. Koordinator Tim Office

Dr. Ir. Bambang Setyadji, MT.

Koordinator Enjinir Irsyad Kharisma, ST

Koordinator Lapangan Tim Jabar Oma Rudin, ST

Koordinator Lapangan Tim Jateng Muhammad Mukhlisin, ST

Koordinator Lapangan Tim Jatim Rudi Herlianto, ST Asisten Pengawas Kegiatan Teknis

dan Pengolahan Data Brian Bramanto, ST

Juru Ukur Nana Sutisna

Muhamad Idaman

Juru Ukur Eden Deni

Enggar Adi Nugroho

Juru Ukur Entis Sutisna

Ekky Yardi

Drafter dan Operator Wisnu Sri Bawono Aji, ST. Herman S. Simanjuntak, ST

Hadi L. Hakim, A.Md. Mohamad Nurfajri

Ivan Flobert Stevan Lumbantoruan

Abdi Pistari

Koordinator Kegiatan Transformasi Koordinat Caroline Febriyani, ST

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. LAPI ITB Pekerjaan GPS Geodetik Untuk Perhutani


(17)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Pelaksanaan PLA

Pelaksanaan PLA dilakukan mulai 30 Januari sampai 5 april 2015, sedangkan penulis melakukan Survey GPS Geodetik di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kendal dari tanggal 27 maret sampai 3 april, lalu dilanjut di kantor untuk pengolahan data, pelaporan, dan lain-lain.

3.3 Metodologi Pengukuran

Gambar 3.2 Diagram alir pengukuran GPS Geodetik PERSIAPAN

PENGUKURAN

PENGOLAHAN DATA

KOORDINAT


(18)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1 Persiapan

Sebelum memulai pengukuran ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah :

 Set GPS Geodetik lengkap

 3 GPS Handheld

 Formulir Pengukuran

 Pita ukur bagi yang menggunakan triport untuk GPS Geodetik

 Citra wilayah pengukuran

 Laptop

 Perlengkapan ( Safety Survey )

 Kamera

 Formulir Pengukuran

 Alat Tulis

 Mandor Perhutani yang mengetahui medan lapangan

 Sepeda Motor untuk survey ke lapangan 3.3.2 Pengukuran

Penulis melakukan pengukuran Survey GPS Geodetik di wilayah Kendal Jawa Tengah, untuk pengukuran GPS Geodetik ini dilakukan oleh penulis dan dua rekan penulis. Lokasi KPH Kendal ini Areanya tersebar mulai dari daerah Hutan Alas Roban hingga Pekalongan Timur. Penulis melakukan survey GPS yang telah ditentukan jadwal pengukurannya dengan karakteristik medan Hutan yang berbeda-beda. Untuk menuju ke lokasi agar mempersingkat waktu penulis dengan salah satu mandor perhutani BKPH Kendal sebagai pendamping menggunakan sepeda motor, bila medan yang dilewati dapat dilalui oleh sepeda motor maka pengukurannya langsung sampai lokasi, tetapi bila medannya ekstreme untuk menuju lokasi seperti


(19)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditengah sawah, bukit dan di dalam Hutan maka dilakukan jalan kaki Untuk mencapai lokasi pal batas yang dituju.

Gambar 3.3 Pengukuran GPS Geodetik Topcon Hiper GA 3 KPH Kendal Dalam pendekatannya penulis mencari pal batas dengan GPS Handhald yang sudah dimasukan sebaran titik koordinat pal batas KPH Kendal juga peta BKPH setempat. Bila patok pal batas tersebut hilang, biasanya mandor Perhutani sebagai pendamping hafal akan lokasi pal-pal batas yang tersebar di setiap BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) wilayah mandor tersebut.


(20)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Pal batas Perhutani

Dalam pengukurannya baiasanya penulis mengambil pal-pal batas yang terbuka. Apabila pal berada dibawah pohon yang rindang dan tertutup, penulis menggeser ke pal sebelahnya, biasanya jarak pal satu dengan yang lainnya berkisar 100-200 meter tergantung medan Hutan, hal ini dilakukan penulis supaya koordinat yang direkam oleh GPS Geodetik mendapatkan hasil yang maksimal, apabila dalam satu wilayah tidak terdapat pal batas karena hilang, maka pengambilan data diambil dipertigaan atau perempatan pada jalur untuk masuk Hutan, koordinat yang dihasilkan sebagai acuan atau pendekatan untuk citra di daerah Hutan tersebut.


(21)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banyaknya jumlah titik pengukuran tergantung dari luas wilayah lokasi BKPH, minimal dalam satu hari, satu tim harus mendapatkan 10 titik agar target dapat dicapai . dalam pengukurannya terdapat 2 tim yang merupakan rover dan 1 tim sebagai base lapangan.

Pengukuran ini dilakukan setiap harinya dari pukul 08.00 menuju lokasi pengukuran hingga pukul 17.00, lalu pada malam harinya penulis bersama rekan yang lainnya melakukan download-ing data dari receiver GPS Geodetik ke laptop, apabila jadwal keesokan harinya menuju lokasi BKPH Hutan yang dituju jaraknya cukup jauh dari mess, penulis dan dua rekan penulis juga dua pendamping dari Perhutani melakukan perpindahan menuju BKPH yang lokasinya akan diukur selanjutnya dan menghubungi para Mantri atau Asper (Asisten Perhutani) untuk menyediakan tempat tinggal sementara dan memberitahu tata cara pekerjaan survey GPS Geodetik ini. Asper BKPH yang diminta bantuan biasanya memberi mandor tanam sebagai pendamping karena hafal medan Hutan. Hal ini dilakukan agar esok pagi menuju ke lapangan tidak membuang waktu. Download-ing data dari receiver GPS Geodetik ke laptop wajib tetap harus di download dan persiapan alat dengan mengisi ulang baterai untuk digunakan keesokan harinya.

3.3.2.1 Pengukuran Metode Radial

Pengukuran yang dilakukan oleh penulis saat melakukan survei GPS Geodetik adalah dengan menggunakan metode radial, dimana terdapat empat alat receiver GPS Geodetik dengan merek yang berbeda, dimana satu alat sebagai base utama dengan merek Trimble yang selalu on dipasang di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kendal dengan waktu pengamatan empat hari, satu receiver dengan merek leica

sebagai base lapangan yang mengikuti rover dengan radius 10 Km disekitar rover

dengan pengamatan 8-10 jam dan dua rover merek Topcon Hiper GA3 yang bergerak mencari pal-pal batas yang tersebar dengan waktu pengamatan sekitar 15-25 menit


(22)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk satu pal tergantung dari jarak rover ke base lapangan atau juga lokasi pal tersebut terbuka atau rimbun oleh pepohonan.

3.3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data keseluruhan di e-mail langsung ke Kantor ITB Lantai 4, setelah data hasil download dan di rinex agar dapat diolah dalam satu software Leica

Geo Office, koordinat yang didapat biasanya mempunyai kesalahan 1-2 Cm

3.4 Masalah Yang Dihadapi

Ada dua jenis masalah yang dihadapi dalam proses pengolahan data GPS ini, yaitu masalah teknis dan non teknis.

3.4.1 Masalah Teknis

Masalah teknis yang muncul dalam pengolahan data GPS ini adalah kualitas data hasil survei GPS ada yang kurang baik. Data hasil survei GPS tersebut memiliki masalah pada:

 Nilai residual fase yang besar pada sinyal satelit GPS

 Sinyal satelit banyak yang di reject

 Jumlah cycle slips masih cukup banyak

Cara penyelesaiannya adalah menganalisis lebih dalam data survei GPS yang telah diolah tersebut, lihat pada sinyal satelit mana dan waktu pengamatan kapan terdapat masalah yang ada diatas, lalu abaikan sinyal satelit yang bermasalah tersebut agar tidak digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Catatan: Pengabaian sinyal satelit tersebut harus tetap memperhitungkan kualitas data yang digunakan, jangan sampai syarat minimal jumlah satelit yang mengirimkan sinyal dilanggar, yaitu 5 satelit per fase, karena akan berdampak pada standar deviasi koordinat. Abaikan sinyal satelit yang bermasalah tersebut sampai masalah dan kesalahan yang ada


(23)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi minimal dan sesuai toleransi, tanpa merubah kualitas standar deviasi koordinatnya.

3.4.2 Masalah Non Teknis

Masalah Non teknis yang dihadapi penulis adalah para mandor yang datang terlambat akibat miss komunikasi yang mengakibatkan keterlambaan menuju lapangan juga dikemudian hari GPS Geodetik sempat rusak, hingga pengukuran dilakukan hanya dengan satu rover selama dua hari pengukuran, tetapi dari ITB langsung ditanggapi dengan penukaran GPS geodetik dengan pertemuan disuatu tempat di BKPH yang sedang kita inap di daerah tertentu. Kejadian ini hanya menjadi kurang memaksimalkan pekerjaan di lapangan tetapi target tetap terkejar dan tidak berpengaruh terhadap hasil pengukuran.


(24)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan menggunakan receiver GPS Geodetik dan, serta pengolahan datanya dapat disimpulkan bahwa :

 Ketelitian hasil koordinat GPS Geodetik sangat bagus mencapai satu sampai dua sentimeter dari keseluruhan.

 Nilai koordinat dari hasil receiver GPS Geodetik dapat dimanfaatkan untuk acuan peta Perhutani KPH Kendal yang fix

5.2 Saran

Penulis memberikan saran saat pengukuran survey di lapangan menggunakan GPS Geodetik diantaranya :

 Periksa dan pastikan jika kondisi baterai alat survey penuh, sehingga

memungkinkan untuk melakukan survey seharian. terlebih bila menjadi rover yang bergerak harus mengetahui kondisi alat receiver yang dibawanya dan disarankan juga untuk base sebaiknya ada backup aki sebagai baterai agar pengecekan kondisi baterai tidak perlu bolak-balik di cek

 Gunakan perlengkapan keamanan saat melakukan pengukuran di lapangan (safety survey) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 Segera download data hasil pengukuran hari itu juga, agar penyimpanan rapih untuk kemudian diolah.

 Tempatkan posisi GPS Geodetik diruang yang terbuka dengan ketentuan mask

angle 15 ° agar penerimaan sinyal satelit dapat diterima oleh receiver dengan


(25)

Enggar Adi Nugroho, 2015

PENGUKURAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GEOD ETIK UNTUK PENENTUAN BATAS WILAYAH PERHUTANI KPH (KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN) KEND AL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, HZ,. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya,

Abidin, HZ., Dr,. Jones, Andrew, Kahar, joenil., Dr, Prof,. 2002, Survei dengan GPS

http://www.infospesial.net/8864/apa-sih-gps-itu-cara-kerja-dan-manfaat- gps/

(Di akses tanggal 20 Mei 2015 pukul 22.00 WIB)

https://www.google.co.id/search?q=pengukuran+GPS+metode+jaring (Di akses tanggal 20 Mei 2015 pukul 22.20 WIB)

http.www.id-wikipedia.org. (Di akses tanggal 23 Mei 2015 pukul 19.00 WIB)

http.www.navigasi.net. (Di akses tanggal 24 Mei 2015 pukul 14.00 WIB)

http://wikipedia.org/wiki/Perhutani (Di akses tanggal 27 Mei 2015 pukul 23.00)


(1)

Gambar 3.4 Pal batas Perhutani

Dalam pengukurannya baiasanya penulis mengambil pal-pal batas yang terbuka. Apabila pal berada dibawah pohon yang rindang dan tertutup, penulis menggeser ke pal sebelahnya, biasanya jarak pal satu dengan yang lainnya berkisar 100-200 meter tergantung medan Hutan, hal ini dilakukan penulis supaya koordinat yang direkam oleh GPS Geodetik mendapatkan hasil yang maksimal, apabila dalam satu wilayah tidak terdapat pal batas karena hilang, maka pengambilan data diambil dipertigaan atau perempatan pada jalur untuk masuk Hutan, koordinat yang


(2)

Banyaknya jumlah titik pengukuran tergantung dari luas wilayah lokasi BKPH, minimal dalam satu hari, satu tim harus mendapatkan 10 titik agar target dapat dicapai . dalam pengukurannya terdapat 2 tim yang merupakan rover dan 1 tim sebagai base lapangan.

Pengukuran ini dilakukan setiap harinya dari pukul 08.00 menuju lokasi pengukuran hingga pukul 17.00, lalu pada malam harinya penulis bersama rekan yang lainnya melakukan download-ing data dari receiver GPS Geodetik ke laptop, apabila jadwal keesokan harinya menuju lokasi BKPH Hutan yang dituju jaraknya cukup jauh dari mess, penulis dan dua rekan penulis juga dua pendamping dari Perhutani melakukan perpindahan menuju BKPH yang lokasinya akan diukur selanjutnya dan menghubungi para Mantri atau Asper (Asisten Perhutani) untuk menyediakan tempat tinggal sementara dan memberitahu tata cara pekerjaan survey GPS Geodetik ini. Asper BKPH yang diminta bantuan biasanya memberi mandor tanam sebagai pendamping karena hafal medan Hutan. Hal ini dilakukan agar esok pagi menuju ke lapangan tidak membuang waktu. Download-ing data dari receiver GPS Geodetik ke laptop wajib tetap harus di download dan persiapan alat dengan mengisi ulang baterai untuk digunakan keesokan harinya.

3.3.2.1 Pengukuran Metode Radial

Pengukuran yang dilakukan oleh penulis saat melakukan survei GPS Geodetik adalah dengan menggunakan metode radial, dimana terdapat empat alat receiver GPS Geodetik dengan merek yang berbeda, dimana satu alat sebagai base utama dengan merek Trimble yang selalu on dipasang di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kendal dengan waktu pengamatan empat hari, satu receiver dengan merek leica

sebagai base lapangan yang mengikuti rover dengan radius 10 Km disekitar rover

dengan pengamatan 8-10 jam dan dua rover merek Topcon Hiper GA3 yang bergerak mencari pal-pal batas yang tersebar dengan waktu pengamatan sekitar 15-25 menit


(3)

untuk satu pal tergantung dari jarak rover ke base lapangan atau juga lokasi pal tersebut terbuka atau rimbun oleh pepohonan.

3.3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data keseluruhan di e-mail langsung ke Kantor ITB Lantai 4, setelah data hasil download dan di rinex agar dapat diolah dalam satu software Leica Geo Office, koordinat yang didapat biasanya mempunyai kesalahan 1-2 Cm

3.4 Masalah Yang Dihadapi

Ada dua jenis masalah yang dihadapi dalam proses pengolahan data GPS ini, yaitu masalah teknis dan non teknis.

3.4.1 Masalah Teknis

Masalah teknis yang muncul dalam pengolahan data GPS ini adalah kualitas data hasil survei GPS ada yang kurang baik. Data hasil survei GPS tersebut memiliki masalah pada:

 Nilai residual fase yang besar pada sinyal satelit GPS

 Sinyal satelit banyak yang di reject  Jumlah cycle slips masih cukup banyak

Cara penyelesaiannya adalah menganalisis lebih dalam data survei GPS yang telah diolah tersebut, lihat pada sinyal satelit mana dan waktu pengamatan kapan terdapat masalah yang ada diatas, lalu abaikan sinyal satelit yang bermasalah tersebut agar tidak digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Catatan: Pengabaian sinyal satelit tersebut harus tetap memperhitungkan kualitas data yang digunakan, jangan sampai syarat minimal jumlah satelit yang mengirimkan sinyal dilanggar, yaitu 5 satelit per fase, karena akan berdampak pada standar deviasi koordinat. Abaikan sinyal satelit yang bermasalah tersebut sampai masalah dan kesalahan yang ada


(4)

menjadi minimal dan sesuai toleransi, tanpa merubah kualitas standar deviasi koordinatnya.

3.4.2 Masalah Non Teknis

Masalah Non teknis yang dihadapi penulis adalah para mandor yang datang

terlambat akibat miss komunikasi yang mengakibatkan keterlambaan menuju

lapangan juga dikemudian hari GPS Geodetik sempat rusak, hingga pengukuran dilakukan hanya dengan satu rover selama dua hari pengukuran, tetapi dari ITB langsung ditanggapi dengan penukaran GPS geodetik dengan pertemuan disuatu tempat di BKPH yang sedang kita inap di daerah tertentu. Kejadian ini hanya menjadi kurang memaksimalkan pekerjaan di lapangan tetapi target tetap terkejar dan tidak berpengaruh terhadap hasil pengukuran.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan menggunakan receiver GPS Geodetik dan, serta pengolahan datanya dapat disimpulkan bahwa :

 Ketelitian hasil koordinat GPS Geodetik sangat bagus mencapai satu sampai dua sentimeter dari keseluruhan.

 Nilai koordinat dari hasil receiver GPS Geodetik dapat dimanfaatkan untuk acuan peta Perhutani KPH Kendal yang fix

5.2 Saran

Penulis memberikan saran saat pengukuran survey di lapangan menggunakan GPS Geodetik diantaranya :

 Periksa dan pastikan jika kondisi baterai alat survey penuh, sehingga

memungkinkan untuk melakukan survey seharian. terlebih bila menjadi rover yang bergerak harus mengetahui kondisi alat receiver yang dibawanya dan disarankan juga untuk base sebaiknya ada backup aki sebagai baterai agar pengecekan kondisi baterai tidak perlu bolak-balik di cek

 Gunakan perlengkapan keamanan saat melakukan pengukuran di lapangan (safety survey) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 Segera download data hasil pengukuran hari itu juga, agar penyimpanan rapih untuk kemudian diolah.

 Tempatkan posisi GPS Geodetik diruang yang terbuka dengan ketentuan mask angle 15 ° agar penerimaan sinyal satelit dapat diterima oleh receiver dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, HZ,. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya,

Abidin, HZ., Dr,. Jones, Andrew, Kahar, joenil., Dr, Prof,. 2002, Survei dengan GPS

http://www.infospesial.net/8864/apa-sih-gps-itu-cara-kerja-dan-manfaat- gps/ (Di akses tanggal 20 Mei 2015 pukul 22.00 WIB)

https://www.google.co.id/search?q=pengukuran+GPS+metode+jaring (Di akses tanggal 20 Mei 2015 pukul 22.20 WIB)

http.www.id-wikipedia.org. (Di akses tanggal 23 Mei 2015 pukul 19.00 WIB)

http.www.navigasi.net. (Di akses tanggal 24 Mei 2015 pukul 14.00 WIB)

http://wikipedia.org/wiki/Perhutani (Di akses tanggal 27 Mei 2015 pukul 23.00)