ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO WARU – SIDOARJO.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJ A
DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)
DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO
WARU – SIDOARJ O

SKRIPSI

OLEH :
SURYA WIDDANA BRUARIYAN
NPM : 0532010227

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJ A DENGAN
SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)

DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO
WARU – SIDOARJ O

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industri

OLEH :

SURYA WIDDANA BRUARIYAN
NPM : 0532010227

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS PENGUKURAN KINERJ A
DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)
DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO
WARU – SIDOARJ O
Disusun Oleh :
SURYA WIDDANA BRUARIYAN
0532010227
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 15 J uni 2012
Tim Penguji ;

Dosen Pembimbing :

1.


1.

Ir. Rr. Rochmoeljati, MM
NIP. 19611029 199103 2 001
2.

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001
2.

Ir. Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1 003

Enny Ariyani, ST. MT
NIP. 0700 6650 0411

3.

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001


Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada TUHAN, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISA
PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION
REFERENCE (SCOR) DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO WARU SIDOARJO”, yang merupakan kurikulum yang harus ditempuh boleh mahasiswa
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Fakultas
Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
Atas terselesainya pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini, maka
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir.Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr.Ir.Minto Waluyo,MM. Selaku ketua jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Tri Susilo,MM. Selaku Dosen Pembimbing Utama dalam
penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kemudahan dan bimbingan yang
telah Bapak berikan kepada penulis.
5. Ibu Enny Ariyani ST,MT. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping dalam
penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kemudahan dan bimbingan yang
telah ibu berikan kepada penulis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Bapak Hj.Roychan sebagai pimpinan Perusahaan SYP Soponyono, yang telah
memberikan kemudahan dalam proses penyelesaian penelitian ini.
7. Terima kasih untuk Ibu, ayah yang ada di rumah serta Kakak keponaan dan
Adikku yang selalu memberi support baik berupa Doa dan Anggaran Dana.

tankyu atas segala bentuk dukungannya.
8. Buat semua teman-temanku terima kasih banyak atas segala kebersamaan ”all
for one, one for all ”susah senang kita hadapi bersama. Untuk sahabat baruku
anak-anak kemlaten gg.X, warkop pakdi, terutama Reza 06 thanks atas
supportnya, waktunya, ngrepotinya, kopinya tanpa km mungkin aku gak bisa
bangkit lagi boy, tulus sahabat senang maupun duka...sepurane seng akeh boy
aku sidang duluan,, mav ya, sahabat-sahabat seperjuangan yang masih tersisa
ditahun ini breng 05, galih 06.. SEMANGATTTT...
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
skripsi ini.

Surabaya, 1 Mei 2012

SURYA WIDDANA.B

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Kata Pengantar .......................................................................................... .

i

Daftar Isi .................................................................................................... .. iii
Daftar Tabel ............................................................................................... .. viii
Daftar Gambar .......................................................................................... .. xi
Daftar Lampiran ........................................................................................ . xii
Abstraksi .................................................................................................... .. xiii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................... .. 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ .. 3
1.3. Tujuan Penelitan ................................................................. .. 3
1.4. Batasan Penelitan ................................................................ .. 3

1.5. Asumsi Penelitian ............................................................... .. 4
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................. .. 4
1.7. Sistematika Penulisan ......................................................... .. 5

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Pengukuran Kinerja Perusahaan .......................................... .. 7
2.1.1 Tujuan Pengukuran Kinerja ............................................. .. 8
2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja ........................................... .. 9
2.2. Pengertian Supply Chain Management ............................... .. 9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1 Tujuan Supply Chain Management .................................. .. 12
2.2.2 Pengukuran Kinerja Supply Chain ...................................... .. 13
2.2.3 Prinsip Pengukuran Kinerja Supply Chain .......................... .. 15
2.2.4 Metode Pengukuran Kinerja Supply Chain ......................... .. 18
2.3. Model Supply Chain Reference (SCOR) ............................ ... 20

2.4. Metode Pembobotan dengan Analysis Hierarchy Process
(AHP) ................................................................................. .. 27
2.5. Pengumpulan Data ............................................................. .. 35
2.5.1 Penentuan Jumlah Sampel .................................................. .. 36
2.6. Pengolahan Data ................................................................ .. 37
2.6.1 Uji Validitas .................................................................... .. 37
2.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................ .. 38
2.7. Peneliti Terdahulu .............................................................. .. 39
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. . 42
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ....................... 42
3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah .............................. 45
3.4 Analisa Data ………………………………………………... 55

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Pengumpulan Data ..............................................................


56

4.1.1 Hirarki Awal Pengukuran Kinerja Supply Chain ...............

56

4.1.2 Data-data Atribut Penelitian KPI Perusahaan ...................

58

4.1.2.1 Plan

.........................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

59


a. Data Jumlah Produk yang Mengalami Perubahan ....

59

b. Data Produksi dan Rencana Produksi ......................

59

c. Data Inventory Accurancy of Material ......................

60

d. Data Inventory Accurancy of Packaging ....... ……… 61
e. Data Inventory Accurancy of Finished Product .......

61

f. Data Internal Rantionship …………. ....................…. 62
g. Data Planning Employee Reliability ........................

63

4.1.2.2 Source ……………………………...........................

63

a. Data Supplier Delivery Performance ........................

63

b. Data Source Employee Reliability . ...........................

64

c. Data Supplier Reliability . ........................................

65

d. Data Supplier Delivery Lead Time . ..........................

66

e. Data Source Volume Responsiveness of Material .....

66

f. Data Source Volume Responsiveness of Packaging ..

67

g. Data Material Order Cost ........................................

68

h. Data Pay Term ........................................................

68

4.1.2.3 Make …………. ........................................................

69

a. Data Breakdown Time Percentage ...........................

69

b. Data Manufacturing Employee Reliability ...............

70

4.1.2.4 Deliver .....................................................................

70

a. Data Order PODC . ..................................................

71

b. Data Stockout Probability ........................................

71

c. Data Delivery Employee Reliability .........................

72

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

d. Data Delivery Lead Time ..........................................

73

e. Data Minimum Delivery Quantity .............................

73

4.1.2.5 Return .......................................................................

74

a. Data Marketing Employee Reliability .......................

74

b. Data Number of Customer Complain . ......................

75

c. Data Time to Solve a Complain ................................

76

4.1.3 Penyusunan Kuisioner Indikator Supply Chain ..............

76

4.1.4 Penentuan Populasi .......................................................

77

4.1.5 Penyebaran Kuisioner Indikator Supply Chain ...............

77

4.1.6 Uji Kecukupan Data ......................................................

77

4.1.6.1 Uji Validitas ............................................................

77

4.1.6.2 Uji Validitas Kuisioner Karyawan Bagian Pemasaran
n Keuangan .............................................................. 78
4.1.6.3 Uji Validitas Kuisioner Karyawan Bagian Quality
Control, Bagian Produksi dan Bagian Logistic ....

79

4.1.6.4 Uji Reliabilitas .........................................................
4.1.6.5 Uji

Reliabilitas

Kuisioner

Karyawan

80

Bagian

Pemasaran dan Keuangan .................................. 80
4.1.6.6 Uji Reliabilitas Kuisioner Karyawan Bagian Quality
Control, Bagian Produksi dan Bagian Logistic .....

81

4.1.7 Pembobotan KPI ...........................................................

82

4.1.7.1 Penyusunan Kuisioner Pembobotan Level KPI .........

82

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.7.2 Penyebaran Kuisioner Pembobotan Level KPI ............

82

4.1.7.3 Pemobobotan Tingkat Kepentingan KPI dengan AHP .

82

Pengolahan Data .........................................................................

84

4.2.1 Perhitungan Nilai Aktual Performansi Supply Chain .................

84

4.2.2 Penyamaan Scoring Sistem dengan Normalisasi .......................

89

4.2.3 Perhitungan Nilai Akhir Kinerja Supply Chain ..........................

93

4.2.4 Agregasi Nilai Performansi Supply Chain .................................

96

4.2

4.3

Analisa dan Pembahasan ............................................................ 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan ................................................................................ 105

5.2

Saran .......................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

Kesadaran akan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk yang
murah,berkualitas dan cepat yang kemudian melahirkan konsep baru yaitu Supply Chain
Management. Supply Chain Management adalah konsep yang merupakan integrasi dari
keseluruhan elemen dari perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen, yaitu
merupakan kesatuan dari Supplier, Manufacturing, Customer, dan Delivery Process.
Perusahaan SYP Soponyono merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pembuatan keranjang motor dengan merk SYP yang telah bekerja sama dengan
PT. Astra Honda Motor (AHM) sebagai pemesan tetap keranjang motor dengan jenis
kendaraan Tipe Astrea Supra 125, Astrea Grand, Revo dan Kharisma. Selama ini
Perusahaan SYP Soponyono mempunyai sistem pengukuran kinerja yang kurang
terintegrasi dimana terdapat perubahan jadwal disetiap bulannya pada perencanaan proses
produksi sehingga permintaan produksi selama 1 tahun tidak sesuai rencana produksi
dan menyebabkan terjadinya biaya pemesanan material dalam kurun waktu tertentu
(mendadak) yang begitu besar (Charge) dan juga jumlah pengiriman yang kurang
maksimal menjadikan pendistribusian keranjang motor pada tahun 2011 terhambat ke
customer. Metode yang dipakai untuk melakukan analisa adalah Supply Chain Operation
Reference (SCOR) .
Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan dalam latar belakang maka
dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu :“ Seberapa besar kinerja dan indikator–
indikator kinerja supply chain Perusahaan SYP Soponyono yang memerlukan prioritas
untuk dilakukan perbaikan. ? “
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah : mengetahui
nilai kinerja Perusahaan SYP Soponyono yang dilihat dari konsep model Supply Chain
Operation Reference (SCOR) dan mengetahui indikator–indikator terendah kinerja supply
chain Perusahaan SYP Soponyono yang memerlukan prioritas untuk dilakukan
perbaikan.
Dari hasil pengukuran kinerja dengan Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Perusahaan SYP Soponyono maka dapat diketahui bahwa nilai akhir kinerja di
Perusahaan SYP Soponyono pada tahun 2011 sebesar 74,02 sehingga perusahaan
termasuk dalam kategori baik dengan perspektif Plan sebesar 19,95, Source sebesar
22,55, Make sebesar 16,43, Deliver sebesar 7,263, Return sebesar 7,830 dan juga
diketahui bahwa terdapat empat KPI yang mempunyai nilai terendah yaitu : Number of
Production Schedule Revision (26,99), Percentage of Adjusted Production Quantity
(25,51), Material Order Cost (40,48), Minimum Delivery Quantity (47,75).

Kata kunci : Supply Chain Operations Reference (SCOR)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACS

Awareness for the importance of role all side in creating product which is
murah,berkualitas and quickly which later;then bear new concept that is Supply Chain
Management. Supply Chain Management is concept representing integration from overall
of element of company in fulfilling request of consumer, that is representing unity of
Supplier, Manufacturing, Customer, and Delivery Process. Company of SYP Soponyono
represent one of the peripatetic company in the field of making of motor crate with merk
of SYP which have cooperated with PT. Astra Honda Motor (AHM) as ordering of motor
crate remain to with type vehicle of Type of Astrea Supra 125, Astrea Grand, Revo and
Kharisma. During The Time Company of SYP Soponyono have system measurement of
less performance integrated where there are change of schedule per month at planning of
production process so that request of production during 1 inappropriate year of plan
produce and cause the happening of expense of ordering of material in certain range of
time (sudden) which is big so (Charge) as well as amount of less maximal delivery make
motor crate distribution in the year 2011 pursued to customer. Method weared to analyse
is Supply Chain Operation Reference (SCOR) .
From some clarification which have been submitted in background hence can be
formulated by a problems that is :" How big performance indicators and performance of
supply chain Company of SYP Soponyono needing priority to be conducted by to repair "
Target of which wish to be reached in research of this final duty is to : knowing
performance value Company of seen SYP Soponyono of concept model Supply Chain
Operation Reference (SCOR) and know indicators of lower performance of supply chain
Company of SYP Soponyono needing priority to be conducted by to repair.
From result of measurement of performance with Supply Chain Operation
Reference (SCOR) Company of SYP Soponyono hence can know that final value of
performance in Company of SYP Soponyono in the year 2011 equal to 74,02 so that
company of[is included in good category in perpectively Plan equal to 19,95, Source
equal to 22,55, Make equal to 16,43, Deliver equal to 7,263, Return equal to 7,830 as
well as known that there are four KPI having value of low that is : Of Production
Schedule Revision Number (26,99), Of Adjusted Production Quantity Percentage
(25,51), Material Order of Cost (40,48), Minimum of Delivery Quantity (47,75).

Keywor d : Supply Chain Operations Refer ence (SCOR)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJ A
DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)
DI PERUSAHAAN SYP SOPONYONO
WARU - SIDOARJ O

SKRIPSI

Oleh :
SURYA WIDDANA BRUARIYAN
0532010227

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang
murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur
tidaklah cukup sehingga memerlukan peran serta semua pihak mulai dari pemasok
yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah
komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang
mengirimkan bahan baku dari pemasok ke pabrik, serta jaringan distribusi yang
menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Kesadaran akan pentingnya peran
semua pihak dalam menciptakan produk yang murah,berkualitas dan cepat yang
kemudian melahirkan konsep baru yaitu Supply Chain Management. Supply
Chain Management adalah konsep yang merupakan integrasi dari keseluruhan
elemen dari perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen, yaitu merupakan
kesatuan dari Supplier, Manufacturing, Customer, dan Delivery Process.
Perusahaan SYP Soponyono merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembuatan keranjang motor dengan merk SYP yang telah
bekerja sama dengan PT. Astra Honda Motor (AHM) sebagai pemesan tetap
keranjang motor dengan jenis kendaraan Tipe Astrea Supra 125, Astrea Grand,
Revo dan Kharisma .
Selama ini Perusahaan SYP Soponyono mempunyai sistem pengukuran
kinerja yang kurang terintegrasi dimana terdapat perubahan jadwal disetiap
bulannya pada perencanaan proses produksi sehingga permintaan produksi selama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

1 tahun

tidak

sesuai rencana produksi dan menyebabkan terjadinya biaya

pemesanan material dalam kurun waktu tertentu (mendadak) yang begitu besar
(charge) dan juga jumlah pengiriman yang kurang maksimal menjadikan
pendistribusian keranjang motor pada tahun 2011 terhambat ke customer.
Supply Chain Management merupakan solusi dimana penulis berusaha
menyatukan aspek-aspek yang telah ada dari semua aktivitas yaitu sejak material
datang dari pihak supplier, kemudian material itu diolah menjadi produk jadi
sampai produk itu didistribusikan ke konsumen sehingga didapatkan hasil yang
terintegrasi. Untuk mengetahui kinerja perusahaan diperlukan suatu pengukuran
melalui pendekatan yaitu model Supply Chain Operations Reference (SCOR).
SCOR model sendiri dikembangkan oleh suatu lembaga professional,
yaitu Supply Chain Council (SCC). Supply Chain Council (SCC) diorganisasikan
oleh Pittiglio Rabin Todd & McGrath (PRTM) dan AMR Research. Process
Reference Model merupakan konsep untuk mendapatkan suatu kerangka
(framework) pengukuran yang terintegrasi dan untuk mendeskripsikan aktivitas
bisnis yang diasosiasikan dengan fase yang terlibat untuk memenuhi permintaan
customer.
Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil kinerja yang akan mengarahkan
perusahaan dan dapat diketahui prioritas indikator-indikator yang dapat
diperbaiki, sehingga kinerja perusahaan dapat lebih ditingkatkan sesuai target yg
diharapkan sehingga dapat memberikan keuntungan yang optimal untuk
perusahaan SYP Soponyono Waru.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.2 Perumusan Masalah
Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan dalam latar belakang
maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
“ Seberapa besar kinerja dan indikator–indikator kinerja supply chain
Perusahaan SYP Soponyono yang memerlukan prioritas untuk dilakukan
perbaikan. ? “

1.3 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui nilai kinerja Perusahaan SYP Soponyono yang dilihat dari konsep
model SCOR.
2. Mengetahui indikator–indikator kinerja supply chain Perusahaan SYP
Soponyono yang memerlukan prioritas untuk dilakukan perbaikan.

1.4 Batasan Masalah
Dalam mencapai tujuan penelitian dan pembahasan penelitian yang lebih
tearah, maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada Perusahaan SYP Soponyono yang berlokasi di Jl.
Ambeng - ambeng Waru - Sidoarjo.
2. Data yang digunakan pada penelitian ini periode bulan Januari hingga
Desember 2011
3. Pengukuran kinerja dengan model Supply Chain Operations Reference
(SCOR) sampai pada level 3 dimana Level 1 meliputi : Plan, Source, Make,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Deliver, Return. Level 2 meliputi : Reliability, Responsiveness, Flexibility,
Cost, dan Asset
4. Penelitian hanya dilakukan pada Intern Perusahaan dan tidak melibatkan
konsumen.
5. Penelitian di Perusahaan SYP Soponyono hanya dilakukan pada satu jenis
produk saja yaitu : Keranjang Motor Type Astrea Supra 125.

1.5 Asumsi-asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner diasumsikan diisi dengan sebenar-benarnya oleh responden.
2. Indikator-indikator kinerja yang disusun dapat mewakili kinerja yang ada di
perusahaan.
3. Kondisi manajemen yang menjalankan perusahaan berjalan dengan baik dan
konstan untuk strategi produksi, promosi maupun strategi lainnya selama
dilakukannya penelitian.
4. Kebijakan pemerintah terutama dalam bidang perekonomian tidak mengalami
perubahan dan keadaan ekonomi negara berjalan stabil.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan mampu mengetahui sistem pengukuran kinerja Supply Chain yang
lebih terintegrasi, mampu mengetahui nilai pencapaian kinerja Supply Chain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

untuk setiap periode tertentu, serta mampu mengadakan perbaikan kinerja
sesuai kerangka sistem pengukuran Supply Chain perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu dan
memperoleh pengalaman praktis dalam mempraktekkan teori-teori yang
pernah didapat, baik dalam perkuliahan maupun dalam literatur-literatur yang
telah ada mengenai Supply Chain Operations Refference (SCOR).
3. Bagi Universitas
Sebagai bahan pengetahuan di perpustakaan, yang mungkin dapat berguna
bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri pada khususnya. Terutama
memberikan informasi mengenai Supply Chain Operations Refference
(SCOR) dan agar dapat membandingkan mata kuliah supply chain yang di
dapat di kampus (teori) dengan keadaan sebenarnya di perusahaan.

1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman atas materi–materi yang dibahas dalam
skripsi ini, maka penulisan laporan ini dibagi kedalam beberapa bab dimana tiap
bab mempunyai keterkaitan yang berkesinambungan dengan bab selanjutnya.
Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian yang
bertopik pengukuran system kinerja Supply Chain Operations Refference
(SCOR). Selain itu dijelaskan mengenai batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, asumsi yang digunakan, manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
tugas akhir dan juga teori lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan
dalam melakukan penelitian berdasarkan langkah-langkah operasional sesuai yang
dihadapi.
BAB IV PELAKSANAAN DAN ANALISA HASIL
Bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data yang didapat dari
Perusahaan SYP Soponyono dan kemudian dilakukan analisis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran serta rekomendasi berkenaan dengan
hasil pengukuran kinerja Supply Chain Operations Refference (SCOR).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Pengukuran Kiner ja
Pengukuran kinerja pada periode tertentu sangat diperlukan agar prestasi

perusahaan dapat diketahui. Selama ini, pengukuran kinerja perusahaan hanya
berfokus pada presfektif keuangan saja, yang hanya mengambarkan kinerja pada
satu sisi yaitu perusahaan (internal), sedangkan sisi luar perusahaan (eksternal)
kurang tersentuh.
Adapun definisi dari pengukuran kinerja itu sendiri menurut para ahli, antara
lain sebagai berikut :
1. Patrick L. Romano (1989)
“Pengukuran kinerja (performansi) merupakan salah satu proses dalam
anajemen dengan membandingkan dan mengevaluasi antara rencana yang
dibuat dan hasil yang dicapai, menganalisa penyimpangan yang terjadi dan
melakukan perbaikan”
2. Mulyadi (1993)
“Penentuan secara periodik efektivitas operasional dari suatu organisasi sebagai
bagian organisasi dan karyawannya, berdasarkan : sasaran, standar dan kriteria
yang telah diharapkan sebelumnya (1993)”
3. Stoner et al (1996)
“Suatu ukuran seberapa efisien dan efektif individu atau organisasi dalam tujuan
yang memadai (1996)”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Anderson dan Clancy
“Feedbcak from the accountant to managmenent that provides information
about how well the action represent the plans, it also identifies where manager
may need to make correction or adjusmention future planning and controlling
activities”
5. Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997)
“The activity of measuring the performance of an activity or the entire value
chain”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah
tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai
yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan
sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan
suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian
atas aktifitas perencanaan dan pengendalian.

2.1.1 Tujuan Pengukur an Kiner ja
Menurut Mulyadi (1993) tujuan pengukuran kinerja adalah :
1. Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap
organisasi secara keseluruhan.
2. Untuk memberikan dasar bagi penilaian suatu prestasi dalam berorganisasi.
3. Untuk memberikan motivasi bagi manajer bagian dalam (internal) menjalankan
bagiannya seirama dengan tujuan pokok perusahaan secara keseluruhan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja
Menurut Lynch dan Cross (1993), manfaat dari sistem pengukuran kinerja
yang baik adalah :
a. Menelusuri manfaat kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa perusahaan menjadi lebuh dekat pada pelanggannya dan membuat
seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada pelanggan sebagai
bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya–upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
Membangun konsesnsus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi “reward” atau perilaku yang diharapkan tersebut.

2.2

Pengertian Supply Chain Management
Pengertian Supply Chain management adalah jaringan organisasi yang

melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang
berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggan.
Konsep Supply Chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan
logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masingmasing perusahaan, dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik
dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak bahan
dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata
rantai persediaan. (Indrajit dan Djokopranoto, 2002)
Supply chain management melibatkan banyak pihak didalamnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam usaha untuk memenuhi permintaan
konsumen. Di sini supply Chain tidak hanya melibatkan manufaktur dan supplier,
tetapi juga melibatkan banyak hal antara lain transportasi, gudang dan juga
konsumen itu sendiri. (Chopra, 2001)
Supply Chain Management merupakan filosofi manajemen yang secara
terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk
digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra bisnis
yang berada dalam satu Supply Chain untuk memasuki sistem Supply yang
berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada
pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa dan informasi
untuk menciptakan sumber nilai pelanggan (customer value) yang bersifat unik.
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama adalah aliran barang yang mngalir dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari
hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran infomasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir
ataupun sebaliknya. ( Pujawan, 2005)
Supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang
mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan
atau penyaluran barang tersebut. (Indrajit & Djokopranoto, 2002)
Supply Chain Management terdiri atas 3 elemen yang saling berhubungan
satu sama lain, yaitu :
1.

Struktur jaringan Supply Chain
Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota Supply Chain lainnya.

2.

Proses bisnis Supply Chain
Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.

3.

Komponen manajemen Supply Chain
Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan disusun
sepanjang Supply Chain.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik suatu pengertian tentang

Supply Chain Management yaitu suatu kesatuan proses dan aktivitas produksi mulai
raw material diperoleh dari supplier, proses penambahan nilai (produksi) yang
merubah raw material menjadi barang jadi, proses penyimpanan (inventory) sampai
proses delivery barang jadi tersebut ke retailer dan customer. Semua kesatuan
tersebut diupayakan dalam rangka meningkatkan customer satisfaction.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Supply

Manufacturing

Distribution

Customer

Gambar 2.1 Konsep Supply Chain
(Sumber : B.M. Beamon, 1999, Measuring Supply Chain Performance Internasional
Journal of Operation and Production Management Vol. 19, No. 3, hal 275 – 292)

2.2.1 Tujuan Supply Chain Management
Adapun tujuan dari proses Supply Chain Management didalam proses
produksi suatu perusahaan adalah :
§ Mengembangkan team yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat
memberikan persetujuan produk dan jasa menguntungkan kedua belah pihak
pada pelanggan secara strategik.
§ Membuat kontak hubungan yang secara efisien menangani pertanyaanpertanyaan dari semua pelanggan.
§ Secara terus-menerus mengumpulkan, menyusun dan meng-update permintaan
pelanggan untuk menyesuaikan demand dengan supply.
§ Mengembangkan sistem produksi fleksibel yang tanggap secara cepat pada
perubahan kondisi pasar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

§ Mengatur hubungan supplier sehingga quick response dan perbaikan
berkesinambungan dapat berjalan lancar.
§ Pengiriman pesanan tepat waktu dan benar 100%.
§ Meminimasi waktu siklus ketersediaan retur (return to available).
(Miranda dan Amin Widjaja Tunggal, 2001)

2.2.2 Pengukuran Kiner ja Supply Chain Management
Ide dari pengukuran kinerja ini diawali dari pengukuran operasi
manufakturing yang dilakukan oleh Frederick W. Taylor, (father of scientific
methods) pada awal abad ke 20. Beliau melakukan penelitian mengenai studi gerak
dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada serta
membuat kriteria yang obyektif untuk mengukur dan menetapkan kinerja yang
obyektif untuk mengukur dan menempatkan kinerja dan efisiensi pekerja tersebut.
Pada awal tahun 1920 mulailah muncul dan berkembang sistem pengukuran
secara tradisional yang masih berfokus pada aspek finansial. Sistem pengukuran
tradisional ini dinilai oleh para praktisi dan akademisi memiliki banyak kekurangan
karena berfokus pada satu indikator saja yaitu finansial.
Menurut Maskell, sebagaimana dikutip oleh Gunasekaran et al (2001), untuk
mengembangkan suatu sistem pengukuran kinerja yang seimbang, perusahaan harus
mempertimbangkan aspek finansial dan aspek non finansial. Walaupun pengukuran
kinerja finansial penting untuk pengambilan keputusan strategis dan membuat
laporan eksternal, kontrol terhadap operasi manufacturing dan distribusi lebih baik
ditangani dengan pengukuran non finansial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Beberapa keuntungan sistem pengukuran non finansial antara lain adalah
pengukuran tersebut lebih sesuai dengan kondisi saat ini dibandingkan dengan
pengukuran finansial, lebih mudah diukur dan presisi, lebih bermanfaat bagi pekerja
untuk melakukan perbaikan berkesinambungan, konsisten dengan tujuan dan
strategi perusahaan dan sangat fleksibel. Faktor-faktor yang bersifat non finansial
lebih berorientasi jangka panjang dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi kinerja perusahaan, misalnya indikator yang berkaitan dengan kualitas produk
yang dapat meningkatkan penjualan dan customer satisfaction dalam jangka
panjang.
Seiring dengan berkembangnya industri di abad 21, Supply Chain
Management telah berhasil menjadi fokus utama dari setiap organisasi. Bahkan
beberapa penelitian terkini menyatakan bahwa Supply Chain Management
merupakan manajemen praktis untuk meningkatkan kinerja world class company.
Sesuai dengan perkembangan sistem pengukuran kinerja Supply Chain,
Chibba dan Horte (2001) menyebutkan ada empat tipe pengukuran kinerja Supply
Chain, yaitu :
1. Fuctional measure
Pengukuran secara terpisah dari masing-masing fungsi yang ada dalam Supply
Chain, seperti pengukuran delivery atau produksi saja.
2. Internal integrated measure
Pengukuran kinerja terhadap semua fungsi yang ada dalam Supply Chain dalam
satu perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. One side integrated measure
Mendefinisikan kinerja dalam batasan antar organisasi atau antar perusahaan
dan mengukur kinerja antar perusahaan dalam prespektif supplier atau
customer.
4. Total chain measure
Pengukuran kinerja Supply Chain secara lengkap mencakup antar perusahaan,
termasuk hubungan dari supplier sampai ke customer.

Supplier

PLAN

SOURCE

MAKE

DELIVER

Customer

Specific
Customers
Needs
Full-Filled

Type 1
Type 2

Type 3
Type 4
Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain
(Sumber : A. Chibba, Horte, A. Sven, 2001, Supply Chain _A Meta Analysis, School of
Business and Engineering, University of Haldstad, Swedia.)

2.2.3 Pr insip Pengukuran Kiner ja Supply Chain Management
Secara historis, pengukuran kinerja berkembang di perusahaan seringkali
bersifat fungsional – based yaitu pengukuran dilakukan untuk menampilkan kinerja
dari masing-masing departemen. Pengukuran tersebut dirasakan kurang efektif
karena adanya kecenderungan bahwa masing-masing departemen hanya berusaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk meningkatkan kinerja mereka sendiri-sendiri dan bukan kinerja perusahaan
secara keseluruhan, akibatnya akan menimbulkan peluang terjadinya konflik
kepentingan diantara masing-masing departemen.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses untuk mengukur efektivitas dan
efisiensi dari suatu aktivitas. Dalam sistem manajemen bisnis modern, pengukuran
kinerja bukan hanya sekedar sistem pengukuran dan perhitungan saja, melainkan
juga dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja.
Ide pengukuran kinerja ini pertama kali diawali dari pengukuran operasi
manufaktur yang dilakukan oleh F.W. Taylor (father of scientific methods) pada
awal abad ke-20. Beliau melakukan penelitian mengenai studi gerak dan waktu.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada dianalisa untuk
membuat standar kerja dari pekerja yang ada serta membuat kriteria yang obyektif
untuk mengukur dan menetapkan kinerja dan efisiensi pekerja tersebut.
Lama kelamaan, pandangan pengukuran kinerja tidak lagi difokuskan pada
penelitian kinerja individu melainkan mengarah pada pengukuran kinerja bisnis
perusahaan dan perilakunya. Pengukuran Kinerja Supply Chain sangatlah penting
karena berdampak pada bagaimana suatu perusahaan dapat menilai apakah rantai
persediaaannya telah meningkat atau bahkan mengalami penurunan. Ataupun juga
dapat menentukan jalan atau cara ke arah pemeliharaan menuju keberhasilan
sasaran hasil peningkatan rantai persediaannya.
Dalam pengukurannya, ada beberapa pertimbangan yang harus dilihat antara
lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

§ Ukuran tidak diorientasikan dan dipusatkan atas menyediakan suatu perspektif
memandang ke depan.
§ Ukuran tidak selalu dihubungkan dengan pentingnya masalah keuangan, namun
seperti pelayanan pelanggan/loyalty dan mutu produk.
§ Ukuran tidak secara langsung ada keterkaitan dengan efisiensi dan efektivitas
operasional (Lapide, 2000).
Pengukuran kinerja terhadap Supply Chain haruslah mengandung indikatorindikator.

Indikator-indikator

tersebut

sebaiknya

harus

berkaitan

dengan

pertanyaan-pertanyaan seperti berikut :
§ Aspek-aspek apa saja yang harus diukur ?
§ Bagaimana mengukur aspek-aspek tersebut ?
§ Bagaimana

menggunakan

hasil

pengukuran

itu

untuk

menganalisa,

memperbaiki dan mengontrol kualitas rantai produktivitas ?
Di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, bukanlah merupakan tugas
yang mudah. Banyak indikator-indikator yang harus disiapkan dan perlu
penggunaan ukuran-ukuran yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Ada beberapa sifat yang harus dipenuhi oleh indikator, yaitu :
§ Universality (bersifat umum dan mudah diukur).
§ Measurability (menjamin bahwa data-data yang diperlukan memang dapat
diukur).
§ Consistency (menjamin kekonsistenan pengukuran).
(Pires, Silvio, Aravechia, dan Carlos, 2001)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4 Metode Pengukur an Kiner ja Supply Chain Management
Ada berbagai macam cara pengukuran kinerja yang pernah dilakukan
perusahaan-perusahaan dunia. Salah satunya adalah cara pengukuran yang
dilakukan oleh sebuah supermarket. Pertama mereka menentukan obyektif kinerja
yang dibutuhkan di dalam pengukuran tersebut, seperti quality, speed, realibility,
flexibility, dan sebagainya. Tingkat pemenuhan kinerja didefinisikan oleh
normalisasi dari indikator kinerja tersebut. Untuk strategi Supply Chain yang pasti,
berlaku hubungan sebagai berikut :

n

Pi =

∑S

ij

Wj

j =i

dimana :
Pi = total kinerja supply chain varian i
n = jumlah obyektif kinerja
Sij = skor supply chain ke i didalam obyektif kinerja ke j
Wj = bobot dari obyektif kinerja
Di dalam pengukuran ini, langkah pertama adalah melakukan pembobotan.
Pembobotan dilakukan dengan cara Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana
setiap obyektif kinerja dipasangkan dan dilakukan perbandingan tingkat
kepentingannya. Langkah kedua adalah pendefinisian dari indikator kinerja dan
melakukan pengukuran. Skor di dalam obyektif pengukuran yang berbeda-beda
didefinisikan dengan bantuan 6 langkah, yaitu :
1. Pendefinisian setiap indikator
2. Pendefinisian normalisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Pendefinisian interval skor untuk setiap indikator
4. Pendefinisian skor dar indikator
5. Penjumlahan skor
6. Normalisasi dari skor
Setiap indikator memiliki bobot yang berbeda-beda dengan skala ukuran
yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, diperlukan proses penyamaan parameter,
yaitu dengan cara normalisasi tersebut. Di sini normalisasi memegang peranan
cukup penting demi tercapainya nilai akhir dari pengukuran performansi.
Normaliosasi Snorm De Boer ada 2 macam yaitu Low is better (semakin kecil nilai
semakin baik) dan Large is better (semakin besar nilai semakin baik).
Proses normalisasi Large is better (semakin besar nilai semakin
baik)dilakukan dengan rumus normalisasi Snorm dr De boer, yaitu :

Snorm =

Si − S min
x100
(S max − S min )

Keterangan :
− Si = Nilai indikator aktual yang berhasil dicapai
− Smin = Nilai pencapaian kinerja terburuk dari indikator performansi
− Smax = Nilai pencapaian kinerja terbaik dari indikator performansi
Proses normalisasi Low is better (semakin besar nilai semakin
baik)dilakukan dengan rumus normalisasi Snorm dr De boer, yaitu :

Snorm =

S max − Si
x 100
(S max − S min )

Keterangan :
− Si = Nilai indikator aktual yang berhasil dicapai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

− Smin = Nilai pencapaian kinerja terburuk dari indikator performansi
− Smax = Nilai pencapaian kinerja terbaik dari indikator performansi
Pada pengukuran ini, setiap bobot indikator dikonversikan ke dalam interval
nilai tertentu yaitu 0 sampai 100. Nol (0) diartikan paling jelek dan seratus (100)
diartikan paling baik. Dengan demikian parameter dari setiap indikator adalah
sama, setelah itu didapatkan suatu hasil yang dapat dianalisa.
Untuk memantau nilai pencapaian kinerja terhadap nilai pencapaian terbaik
atau target yang ingin dicapai oleh perusahaan maka dibutuhkan sistem monitoring
indikator kinerja. Jika nilai kinerja < 40 maka pencapaian kinerjanya dapat
dikategorikan kedalam kondisi yang sangat rendah (poor) sdangkan jika skor
normalisasi mencapai nilai diatas 90 maka dapat dikategorikan sangat baik sekali
(exellent).
Tabel 2.1.Sistem Monitoring Indikator Performansi
(Sumber : Trienekens dan Hvolby, 2000)
Sistem Monitoring
< 40
40 – 50
50 – 70
70 – 90
> 90

2.3

Indikator Performansi
Poor
Marginal
Average
Good
Exellent

Model Supply Chain Operations Reference (SCOR)
Ada metode pengukuran kinerja Supply Chain yang lain, yaitu salah satunya

adalah model Supply Chain Operations Reference (SCOR) dikembangkan oleh
suatu lembaga professional, yaitu Supply Chain Council (SCC). Supply Chain
Council (SCC) diorganisasikan tahun oleh Pittiglio Rabin Todd & McGrath
(PRTM) dan AMR Research. Process Reference Model merupakan konsep untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mendapatkan suatu kerangka (framework) pengukuran yang terintegrasi dan untuk
mendeskripsikan aktivitas bisnis yang diasosiasikan dengan fase yang terlibat untuk
memenuhi permintaan customer. (Supply Chain Council, 2004)
Kelebihan daripada Supply Chain Operations Reference (SCOR) model
dibandingkan dengan pendekatan akan Supply Chain adalah :
1. Balanced Scorecard dipusatkan dengan pengukuran level atas eksekutif,
sedangkan SCOR Model secara langsung menunjuk pada pengukuran seimbang
Supply chain Management .
2. The Logistic Scoreboard ini hanya terbatas atau difokuskan pada aktivitas
pengadaan dan produksi dalam Supply Chain.
3. Activity Based Costing, lebih mendekatkan pada tenaga kerja, material, dan
pemakaian peralatan.
4. Economic Value-Added, pengukurannya berdasarkan atas pengoperasian laba
dari modal usaha sampai modal dari penjualan saham dan hutang.
Adapun bentuk dari Supply Chain yang digambarkan oleh SCOR model
adalah :

Gambar 2.3 Supply Chain Model
(Sumber Supply Chain Council, Supply Chain Reference Model, Overview
Ver sion 6.1, [ http://www.supply-chain, org ], 2004)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ada 5 proses Supply Chain Operations Reference (SCOR), yaitu :
1. PLAN, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan keseimbangan antara
permintaan aktual dengan apa yang telah direncanakan atau proses perencanaan
untuk menyeimbangkan permintaan dan persediaan untuk mengembangkan
tindakan yang memenuhi penggunaan source, produksi dan pengiriman terbaik.
2. SOURCE, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan pembelian material /
bahan baku untuk memenuhi permintaan yang ada dan hubungan perusahaan
dengan supplier.
3. MAKE, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan proses transformasi bahan
baku menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi untuk memenuhi
permintaan yang ada.
4. DELIVER, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan persediaan barang jadi,
termasuk di dalamnya mengenai manajemen transportasi, warehouse, yang
semuanya itu untuk memenuhi permintaan konsumen.
5. RETURN, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan proses pengembalian
produk karena alasan tertentu, misalnya karena produk tidak sesuai dengan
permintaan konsumen dan lain sebagainya.
Model SCOR (Supply Chain Operations Reference) diorganisasikan dalam
5 (lima) proses Supply Chain utama yaitu : Plan, Source, Make, Deliver, dan Return
dimana ini pada level pertama. Kemudian SCOR dibagi lagi menjadi level-level
untuk pengukuran kinerjanya. Didalam level dua SCOR, dimunculkan setiap aspek
yang akan diukur. Misalnya saja mengenai reliability, responsiveness, flexibility,
costs, dan assets. Level dua dari SCOR, digambarkan mengenai mapping supply

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

chain perusahaan yang akan diukur kinerja nya. Sedangkan untuk level tiganya,
setiap komponen yang ada di mapping level dua, di breakdown sehingga
mendapatkan sesuatu yang detail dari komponen-komponen tersebut. Pada level
tiga juga sudah mulai dilakukan penentuan parameter dari setiap metriks dan
komponen yang