PENGUKURAN DAN ANALISIS FLEKSIBILITAS PERFORMANCE SUPPLY CHAIN DI UD. AMIN MOTOR SIDOARJO.

PENGUKURAN DAN ANALISIS FLEKSIBILITAS
PERFORMANCE SUPPLY CHAIN
DI UD. AMIN MOTOR
SIDOARJ O

Oleh :
ROZAK AJ I PURNOMO
NPM. 0832010054

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGUKURAN DAN ANALISIS FLEKSIBILITAS PERFORMANCE
SUPPLY CHAIN

(Fleksibilitas Performance)
(Studi Kasus di UD. Amin Motor, Sidoarjo)
Disusun oleh :
ROZAK AJ I PURNOMO
NPM : 0832010054

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 31 – J uli 2013
Tim Penguji :
1.

Pembimbing :
1.

Dira Ernawati, ST. MT
NPT. 3 7806 04 0200 1

Ir. Sumiati, MT

NIP. 19601213 199103 2 001

2.

2.

Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001

Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Surabaya

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji bagi-Mu yang telah memberikan petunjuk dan hidayah
serta kekuatan fisik dan mental, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir (skripsi) ini.
“PENGUKURAN DAN ANALISIS FLEKSIBILITAS PERFORMANCE
SUPPLY CHAIN DI UD. AMIN MOTOR SIDOARJO” penulis ajukan sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknologi
Industri Jurusan Teknik Manajemen Industri Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Dengan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan sangat
sederhana, serta baru dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka segala kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima dengan senang hati.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
atas segala dukungan baik secara moril ataupun bimbingan kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak .Ir.Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Manajemen
industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Sumiati, MT, selaku dosen pembimbing I
4. Ibu Ir. Iriani , MMT, selaku dosen pembimbing II

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Bapak Ir. Handoyo, MT, selaku dosen penguji seminar I.
6. Bapak Ir. Tri Susilo, MM, selaku dosen penguji seminar I dan seminar II.
7. Bapak dan ibu dosen jurusan Teknik Industri.
8. Seluruh staf dan karyawan UD. AMIN MOTOR atas waktu dan
kesempatan serta bimbingan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini.
9. Ayah, Ibu, kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan doa dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, besar harapan penulis sehingga penyusunan laporan ini dapat
memenuhi syarat dan bermanfaat baik pada masa sekarang maupun pada masa

yang akan datang.

Surabaya, juli 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................

i

Daftar Isi .............................................................................................

iii


Daftar Gambar .....................................................................................

vii

Daftar Tabel.........................................................................................

viii

Daftar Lampiran ..................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................

2


1.3. Batasan Penelitian ................................................................

3

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................

3

1.5. Manfaat Penelitian ...............................................................

3

1.6. Sistematika Penulisan …………..…………………......…..…

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Fleksibilitas Manufaktur ...........................................


6

2.2. Tipe Fleksibilitas Manufakturing……..………….........……..

9

2.3. Fleksibilitas Supply Chain……………………...……………

12

2.4. Tingkat Kebutuhan Fleksibilitas Berdasarkan Demand..…….

20

2.5. Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain…...….........

21

2.6. Perhitungan Gap....................…………………….........……


23

2.7. Uji Validitas...............………………………….........………

25

2.8. Uji Reliabilitas..........................................................................

26

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.9. Analytical Hierarchy Proses (AHP). .....................................

26

2.10. Program Expert Choice .......................................................


32

2.11. Skala Servqual .....................................................................

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian………….………….......….….

34

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel……….........

34

3.2.1. Identifikasi Variabel ................................................….

34

3.2.2. Definisi Operasional Variabel ................................... ...


35

3.3. Flowchart Langkah-langkah Pemecahan Masalah...........…..

36

3.3.1. Penjelasan Flowchart Langkah-langkah Pemecahan
Masalah .....................................................................

38

3.4. Metode Pengumpulan Data…………………………………

42

3.4.1. Pengujian Kuisioner…........…………………….…….

42

3.4.1.1. Uji kecukupan Data .......................................

42

3.4.1.2. Uji Validitas ...................................................

43

3.4.1.3. Uji Realibilitas ................................................

43

3.4.2. Pembobotan Ke-empat Dimensi Parameter – Parameter
Supply Chain ................................................................

44

3.4.3. Perhitungan Gap ...........................................................

44

3.5. Metode Analisa Data .............................................................

45

3.6. Kesimpulan dan Saran ...........................................................

45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan data…………………………………………..

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

46

4.1.1. Penetapan parameter fleksibilitas Supply Chain………

46

4.1.2. Pendefinisian Tiap- Tiap Parameter yang terpilih…......

53

4.1.2.1. Dimensi supplier system..................................

53

4.1.2.2. Dimensi product design....................................

55

4.1.2.3. Dimensi production system..............................

57

4.1.2.4. Dimensi delivery system..................................

58

4.1.3. Data kuesioner kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas
Supply Chain…………………………………………..

60

4.1.4. Data kuesioner pembobotan fleksibilitas Supply Chain

61

4.2. Pengolahan data……………………………………………..

61

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas……………..……...........

62

4.2.2. Analisa gap kemampuan dan kebutuhan fleksibilitas
Supply Chain……………………………………………
4.2.3. Analisa bobot parameter fleksibilitas Supply Chain……

68
69

4.2.4. Pembuatan garfik kebutuhan dan kemampuan
parameter fleksibilitas Supply Chain……………………
4.2.5. Analisa gap terbobot dan prioritas perbaikan…………..

74
77

4.2.6. Pembuatan grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan
parameter fleksibilitas Supply Chain...............................

78

4.2.7. Analisa nilai tingkat fleksibilitas supply chain……....….

83

4.2.8. Pembuatan grafik nilai tingkat fleksibilitas supply chain

85

4.3. Pembahasan………………………………………….... …….

88

4.3.1. Analisa Gap terbobot ..........……………………………

91

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………………………………………………….

93

5.2. Saran……………………………………………………. …

94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. 3 Level dari Fleksibilitas………………………………

10

Gambar 2.2. Kategori Fleksibilitas Sel dan Sistem……………..….

10

Gambar 2.3. Rangkaian Supply Chain………………...............…...

12

Gambar 2.4. Tingkat Fleksibilitas Supply Chain.......……………….

19

Gambar 2.5. Kuadran Fleksibilitas Supply Chain…………...………

22

Gambar 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah…..................................

36

Gambar 4.1. Bobot Dimensi………………………………………...

72

Gambar 4.2. Grafik kebutuhan dan kemampuan dimensi utama...….

74

Gambar 4.3. Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Supplier
System (SS)………………………………………………

75

Gambar 4.4. Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Product
Design (PD).....................................................................

75

Gambar 4.5. Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Production
System (PS) .....................................................................

76

Gambar 4.6. Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Delivery
System(DS) .....................................................................

76

Gambar 4.7. Grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan dimensi
Utama ..............................................................................

79

Gambar 4.8. Grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan sub dimensi
Supplier System…………………………………………
Gambar 4.9. Grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan sub dimensi

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

80

Product Design………………………………………….

81

Gambar 4.10. Grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan sub dimensi
Production System .........................................................

82

Gambar 4.11. Grafik terbobot kemampuan dan kebutuhan sub dimensi
Delivery system…………………………………….…
Gambar 4.12. Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain dimensi utama

83
86

Gambar 4.13. Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Supplier System.............................................................

86

Gambar 4.14. Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Product Design ..............................................................

87

Gambar 4.15. Grafik tingklat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Production System .........................................................

87

Gambar 4.16. Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Delivery System ............................................................

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

88

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tipe Fleksibilitas Manufakturing .........................................

9

Tabel 2.2. Parameter Fleksibilitas Supply Chain ..................................

18

Tabel 2.3. Skala Perbandingan Berskala...............................................

27

Tabel 2.4. Nilai Random Indeks ...........................................................

32

Tabel 4.1. Parameter Fleksibilitas Supply Chain .................................

48

Tabel 4.2. Parameter Fleksibilitas Supply Chain di UD. Amin Motor
Sidoarjo ...............................................................................

51

Tabel 4.3. Hasil uji validitas kuesioner penilaian karyawan ..................

62

Tabel 4.4. Nilai gap kemampuan dan kebutuhan fleksibilitas supply
chain ...................................................................................

68

Tabel 4.5. Bobot dimensi utama dan sub dimensi .................................

73

Tabel 4.6. Nilai gap terbobot dan prioritas perbaikan ...........................

77

Tabel 4.7. Hasil analisa total nilai gap terbobot dan tingkat fleksibilitas
Supply Chain……………………………………………….

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

84

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I. Gambaran Umum Perusahaan .....................................
LAMPIRAN II. Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas
Supply Chain di UD. Amin Motor ............................
LAMPIRAN III. Data Hasil Rekapitulasi Kuisioner Kebutuhan dan
Kemampuan.............................................................
LAMPIRAN IV. Output SPSS Tingkat Kebutuhan dan Kemampuan ...
LAMPIRAN V. Kuisioner Pembobotan tingkat Fleksibilitas Supply
Chain di UD. Amin Motor ........................................
LAMPIRAN VI. Data Hasil Rekapitulasi Kuisioner Pembobotan.........
LAMPIRAN VII. Output Expert Choice tingkat Pembobotan..............

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Semakin pesat perkembangan jaman saat ini merupakan tantangan
perusahaan dalam menghadapi persaingan global yang tajam, untuk itu baik
perusahaan manufaktur maupun jasa berlomba-lomba untuk bisa mencapai target
perusahaan dengan cara mendapatkan keuntungan yang optimal dengan
mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin. Dengan adanya persaingan maka
berpengaruh terhadap fleksibilitas perusahaan.
UD. Amin Motor Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang otomotif, dimana perusahaan belum melakukan pengukuran terhadap
fleksibilitas Supply Chain, yang meliputi Supplier System, Product Design,
Production System dan Delivery System.
Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
mengukur serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
fleksibilitas Supply Chain di UD. Amin Motor Sidoarjo, sehingga bisa diketahui
fleksibilitas sistem Supply Chain yang perlu mendapat perbaikan dan akan
berdampak pada peningkatan fleksibilitas sistem Supply Chain di UD. Amin
Motor Sidoarjo.
Dari penelitian didapatkan tingkat fleksibilitas Supply Chain di UD. Amin
Motor adalah sebesar 87,91 % dan tingkat fleksibilitas Supply Chain dimensi
utama secara berurutan adalah : Delivery System 92,41% ; Production System
89,67% ; Supplier System 87,89% ; Product Design 81,67% .
Serta untuk empat prioritas perbaikan yang harus dilakukan oleh UD.
Amin Motor Sidoarjo secara berurutan adalah yaitu Production Design yaitu
kemampuan mengkofirmasikan suplier untuk menyediakan bahan baku
pendukung produk baru sebesar 77,75 %, Supplier System yaitu lead time supplier
sebesar 76,89 %, Production System yaitu merubah jadwal produksi dengan cepat
sebesar 78,03 % dan Delivery System yaitu pemenuhan permintaan yang
mendesak sebesar 78,91 %.

Kata Kunci : Supply Chain Management, Fleksibilitas, AHP

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Persaingan antar perusahaan saat ini sangat ketat, kemenangan persaingan
membutuhkan suatu sistem manajemen yang baik. Manajemen suatu perusahaan
harus diukur dan dimonitor secara terus-menerus agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan manajemen supply chain
menjadi fokus perusahaan-perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan customer.
Pergeseran pandangan manajemen terhadap pentingnya integrasi atau kolaborasi
antara komponen-komponen pada supply chain telah membawa perubahan sistem
manajemen perusahaan yakni bukan hanya menekankan pada integrasi proses internal
dan kualitas saja melainkan mulai ditekankan pada supply chain. Belakangan ini,
kesadaran akan pentingnya peranan dan kekuatan supply chain management dalam
mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya makin meningkat. Hal tersebut
mendorong perusahaan agar harus dapat memperbaiki performansinya agar dapat
terus bersaing dan mengalami kemajuan
Supply Chain adalah konsep yang merupakan integrasi dari keseluruhan
elemen dari perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen, yaitu merupakan
kesatuan dari supplier, manufacturing ,customer dan delivery process. Banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perusahaan yang mulai menggunakan konsep Supply Chain dalam mengatur proses
bisnisnya karena Supply Chain merupakan faktor kunci dalam meningkatkan
efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan
customer satisfaction, memenangkan persaingan dan akhirnya yang menjadi tujuan
perusahaan pada umumnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.
UD. Amin motor merupakan salah satu perusahaan kecil yang bergerak di
bidang produksi engsel pintu, bak truck, serta klem depan bumper mobil yang terletak
di daerah Sidoarjo tepatnya Jl. Ambeng-ambeng no 10 ngingas, Waru. Tentunya
perusahaan ini memikirkan agar fleksibilitas Performance pada perusahaan dapat
terwujud.
UD.Amin motor sedang dihadapkan pada masalah dimana perusahaan
sering terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku utama dari supplier, sehingga
menyebabkan keterlambatan produksi (Delay manufacturing). dikarenakan setiap
variabel yang satu dengan yang lain dalam upstream supply chain saling terkait,
dalam kaitannya dengan fleksibilitas perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel upstream supply chain
terhadap fleksibilitas perusahaan dimana variabel – variabel tersebut adalah
manufaktur, assembler, dan distributor. Yang nantinya setelah diketahui hasilnya
dapat dijadikan acuan oleh perusahaan untuk melangkah dalam tahap berikutnya.
upstream supply chain itu sendiri merupakan keseluruhan kegiatan
perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya dalam pengadaan barang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Rantai penyediaan (Supply Chain) terdiri dari berbagai aspek yang secara
langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari pelanggan, Supply
Chain tidak hanya terdiri dari manufaktur dan supplier, tetapi juga termasuk
didalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan pelanggan itu sendiri.
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekelompok tiga atau lebih organisasi yang
secara langsung berhubungan melalui satu atau lebih aliran upstream / downstream
dari produk / jasa, keuangan dan informasi dari sumber ke pelanggan.
Sedangkan fleksibilitas itu sendiri dititik beratkan pada kemampuan mengalokasikan
fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari Supply Chain yaitu : supplier,
distributor dan konsumen.
Untuk menyikapi permasalahan yg ada di UD. Amin motor, salah satu
cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan metode distribusi konfigurasi
jaringan, yaitu adanya usaha pendekatan kepada supplier dengan tujuan perbaikan
hubungan. Sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh upstream supply chain
(pengadaan barang) terhadap fleksibilitas perusahaan dalam konteks supply chain
management.

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan suatu rumusan masalah, yaitu :
“Bagaimana pengukuran tingkat fleksibilitas Performance di UD. Amin motor
dengan konsep Supply Chain Management”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3. Batasan Penelitian
Batasan–batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada Delivery System, Supplier System, serta komponenkomponen yang mempengaruhinya.
2. Penelitian dilakukan pada Intern perusahaan dan tidak melibatkan konsumen
3. Tidak dilakukan analisa biaya selama penelitian dan biaya dianggap tetap.
4. Data yang diambil mulai bulan januari 2012 sampai Desember 2012.

1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengukur tingkat fleksibilitas performance dengan konsep Supply Chain.
Agar dapat mengatasi problem yg sedang dihadapi.
2. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan fleksibilitas performance
di UD. Amin motor.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagi Pihak Per usahaan :
1. Perusahaan dapat mengetahui apakah Supply Chain yang dimilikinya cukup
fleksibel atau belum.
2. Perusahaan mampu mengetahui nilai pencapaian kinerja Supply Chain untuk
setiap periode tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bagi Univer sitas :
1. Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan yang berguna dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan literature bagi mahasiswa
di masa yang akan datang.
2. Memberikan informasi mengenai metode Supply Chain.

Bagi Penulis :
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah dengan di
lapangan khususnya Supply Chain.
2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang proses produksi di UD.
Amin motor.

1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian,
pokok permasalahan dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Selain itu juga dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian,
asumsi-asumsi yang digunakan, batasan dari masalah, serta sisitematika
penulisan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA
Berisi teori-teori dan metode yang mendasari pengumpulan pengolahan
data, teori pendukung yang digunakan dalam menganalisis data
penelitian. Teori-teori yang dicantumkan pada bagian ini terutama
menyangkut pada pengertian konsep tentang Supply Chain management.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi langkah-langkah yang digunakan selama melakukan penelitian.
BAB IV : ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian metode pengumpulan data dan pengolahan data dalam
penelitian ini.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran serta rekomendasi berkenaan
dengan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah
kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, Fleksibilitas juga
berarti kemampuan untuk mengubah bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang ( Pujawan 2005 ). menurut (Anantan dan Ellitan, 2006)
Fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan perusahaan untuk merespon
secara efektif perubahan yang terjadi, baik yang terjadi di internal perusahaan
maupun di eksternal perusahaan. Sedangkan menurut Council ( 2008 )
Fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap
peningkatan Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa
menimbulkan pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi,
sedangkan fleksibilitas manufaktur di definisikan sebagai kemampuan dari
organisasi untuk memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada
untuk

menemukan berbagai permintaan dari konsumennya,

fleksibilitas

manufaktur sering kali diidentikkan dengan system fleksibel mesin ( Fleksible
Machine System ).
Menurut Pujawan (2005) sebuah sistem manufaktur baru dapat dikatakan
Fleksibel jika :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan system.
2. Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.
3. Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up .
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada sistem manual
maupun pada sistem otomatis. Pada sistem manual, karena sebagian besar operasi
dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaannyalah yang memungkinkan
untuk difleksibilitaskan.
Agar bisa dikualifikasikan sebagai fleksibel, sebuah sistem manufaktur
harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan beberapa tes yang
dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari sebuah sistem manufaktur
otomatis.
1. Part Variety Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
memproses part dengan style yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.
2. Schedule Change Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda atau
produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas, Volume
Fleksibilitas, Expansion.
3. Error Recovery Test.
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas
4. New Part Test
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang belum
ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi dengan
baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, Tipe fleksibilitas
yang dihasilkan disini adalah : Product Fleksibility.
Terhadap beberapa tipe fleksibilitas manufacturing Said, Andi Ilham, dkk.
membagi menjadi Aframe work yaitu : Mix Fleksibilitas, di bawah ini akan
disebutkan beberapa tipe fleksibilitas, dan definisi dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tabel 2.1 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tipe
Fleksibilitas

Fleksibilitas
Mesin

Fleksibilitas
Produksi

Fleksibilitas
Campuran

Fleksibilitas
Volume

Fleksibilitas
Biaya

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Waktu Set up atau waktu untuk
change over kemampuan dalam
Kemampuan untuk menyesuaikan dengan
banyak bidang yang dimiliki
mesin (Stasiun kerja)pada system dengan
oleh para pekerja.
operasi
produksi,dalam
jumlah
besar,semakin besar range operasi dan
bentuk benda, maka semakin besar
fleksibilitas mesin.
Definisi

Fleksibilitas
mesin
dari
individual system kerja range
Range / keseluruhan dari bentuk part yang
dari fleksibilitas mesin dari
bisa diproduksi pada system
keseluruhan system kerja yang
ada pada system.
Kemampuan untuk mengubah campuran
Kesamaan
bagi
pada
produk dimana pada saat yang sama
pencampuran Relative Work
sehingga menangani
kualitas produk
yang didalam nya mengandung
secara keseluruhan, sehingga produk part
waktu yang digunakan untuk
yang sama hanya berbeda pada
memproduksi.
proporsinya saja.
Kemampuan untuk mengakomodasikan
Peralatan yang umum, tingkat
produksi
part
yang
tinggi
dan
performasi produksi dari manual
merendahkan kuantitas total
pada
tenaga kerja, sejumlah investasi
produksi, memberikan invers tatap pada
pada peralatan produksi.
system.
Biaya penambahan Stasiun kerja
Kemampuan dimana lay out
Kemampuan dari system yang bisa bisa diperluas, tipe dari system
ekspansikan untuk menambah kuantitas perpindhan tambahan yang
total produksi.
digunakan, kemampuan untuk
melakukan tambahan pada
tenaga kerja yang dilatih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Volume

Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Cell
1

2 or 3

4 or more Number of

Gambar 2.1. Tiga level dari Fleksibilitas

Fleksibilitas
Manufakturing

Fleksibilitas
Manufakturing

Machine Fleksibility
Labor Fleksibility
Material Handling Fleksibility
Routing Fleksibility

Capability
H1a

Volume Fleksibility

H1b

Mix Fleksibility

H2a
Costumer
satisfaction
H2b

Gambar 2.2. Kategori fleksibilitas sel dan sistem
(Supply- Chain Council (2008), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice Hall International, Inc.)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar

tersebut

menggambarkan

hubungan

antara

fleksibilitas

manufaktur dangan customer satisfaction.
Keterangan :
H1a :

Hipotesis Ia , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai
dampak

positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.

H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b mix fleksibility mempunyai dampak positif tehadap costumer
satisfaction.
Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a. Menambah Utilisasi mesin
b. Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c. Mengurangi kebutuhan Factory floor space.
d. Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e. Mengurangi kebutuhan inventory
f. Mengurangi lead time manufacturing.
g. Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h. Kesempatan untuk melakukan Unattended production.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3. Fleksibilitas Supply Chain.

Supply

Manufacturing

Distribution

Customer

Gambar 2.3. Rangkaian Supply Chain
(Sumber : Beamon, B. M. (1999) Measuring Supply Chain Performance,
International Journal Of Operation and Production Management).
Adapun definisi supply chain menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
1. Menurut Beamon (1999) Supply Chain adalah sebuah proses yang
terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur
untuk dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen
(baik itu melalui distribusi, retail, ataupun keduanya).
2. Menurut Anantan dan Ellitan (2009) Supply Chain adalah intregrasi
proses bisnis dari pemakaian akhir sampai dengan suplier terdepan
yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang mempunyai nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tambah untuk customer dan stakeholder lainnya, bahkan peningkatan
nilai untuk konsumen dan karyawan.
3. Menurut Vost (2006) Supply chain merupakan jejaring fisik dan
aktivitas yang terkait dengan aliran bahan dan informasi didalam atau
melintasi batas – batas perusahaan.
4. Menurut Suparno (2008) Supply chain adalah sekelompok pendekatan
yang diterapakan untuk mengintregasikan para pemasok, pusat
manufaktur, warehouse, pusat distribusi dan penjual secara efisien
sedemikian sehingga barang dapat diproduksi dan didistribusikan
dengan jumlah yang tepat, ke lokasi yang benar dalam waktu yang
tepat dan biaya keseluruhan yang minimum.
Dari pemahaman - pemahaman tersebut berkembang sebuah ide untuk
menganalisa tentang Supply Chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan
pengukuran terhadap Fleksibilitas Supply Chain tersebut.
Penyelesaian tentang Fleksibilitas dalam sistem Manufakturing diatas
sangat berhubungan dengan Fleksibilitas yang ada pada Supply Chain hal ini
dikarenakan fleksibilitas manufakturing mempunyai peranan yang sangat penting
dalam internal perusahaan sedangkan Supply Chain sendiri juga berpengaruh pada
internal perusahaan, sehingga pengaruh Fleksibilitas Manufakturing terhadap
Fleksibilitas dalam Supply Chain sangat luas dibandingkan dengan Fleksibilitas
dalam Internal perusahaan, hal ini tidak lain disebabkan oleh luasnya jaringan
dalam Supply Chain itu sendiri. Fleksibilitas Supply Chain dapat digunakan untuk
menganalisa terhadap kemampuan system secara keseluruhan untuk menghandel

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

fluktuatif yang bisa terjadi pada volume dan jadwal dari supplier, pabrik dan
konsumen yang merupakan rangkaian dari pada Supply Chain itu sendiri.
Fleksibilitas Supply Chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan Supply Chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidak pastian yang sangat tinggi.
Fleksibilitas merupakan tanggung jawab setiap elemen yang berada dalam
Supply Chain, baik itu internal perusahaan, yakni departemen-departemen yang
ada dalam perusahaan maupun eksternal perusahaan mulai dari supplier,
distributor, retailer termasuk disini pihak yang membantu dalam penyediaan
informasi.
Komponen – komponen dari fleksibilitas yang mempengaruhi pada
aktivitas dalam Supply Chain, termasuk di dalamnya fleksibilitas untuk
memperoleh informasi mengenai permintaan dan selanjutnya digunakan sebagai
pertukaran informasi antar organisasi yang ada dalam Supply Chain tersebut.
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam suatu Supply Chain sangat
kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk diringkas.
Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam suatu Supply
Chain haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon perubahan yang terjadi
baik itu perubahan yang datang dari dalam perusahaan sebaik dengan perubahan
yang datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas Supply Chain
telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.

Production System Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk
melakukan respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen
(perubahan produk, volume) pada setiap titik dalam Supply Chain.

2. Market Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan
mampu membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan
mereka ( konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
3. Logistik Fleksibility
Yaitu : kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery
produksi baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran
biaya yang seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi dan
penundaan).
4.

Supply Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring
dengan permintaan dari konsumen.

5.

Organizazional fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan
Supply Chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

Information Fleksibility.
Yaitu : kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Market Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan
mampu membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan
mereka ( konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
Penggambaran Fleksibilitas suatu Supply Chain pada dasarnya haruslah

meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam Supply Chain itu
sendiri, yaitu dimulai dari Supplier sampai dengan konsumen, dimensi-dimensi
fleksibilitas yang ada dalam suatu Supply Chain haruslah mampu mencerminkan
seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh Swafort
yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih umum namun
mencakup keseluruhan elemen dalam Supply Chain, dimensi-dimensi itu adalah:
Sourcing, Product, Development, Production, Delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di miliki
dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier system. Product
development merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan yang dimiliki
untuk membuat variasi produk dan melakukan perencanaan terhadap adanya
produk baru yang disebut juga sebagai produk design. Production adalah
penilaian yang diberikan atas kemampuan dari dalam perusahaan, yang pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

bagian terdahulu lebih dikenal sebagai Fleksibilitas Manufakturing lebih tepatnya
dikenal dengan production system. Delivery merupakan penilaian yang diberikan
atas kemampuan untuk hal yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk
delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan penilaian
(assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas diuraikan menjadi
parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat dilihat pada tabel 2.2.yang
secara umum dapat dipakai untuk melakukan penilaian terhadap target
Fleksibilitas Supply Chain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.2 Parameter Fleksibilitas Supply Chain

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

SUPPLIER SYSTEM
Pengumpulan suplier-suplier
Pengiriman dengan jumlah beragam
Pengiriman permintaan mendesak
Penggunaan beragam alat transportasi
Kemudahan menjalankan sistem penjadualan
Lead time suplier
Kapasitas total suplier
PRODUCT DESIGN
Menghasilkan desain berkulitas dengan cepat
Menghasilkan beragam desain
Kewenangan untuk memutuskan pilihan desain
Uji coba bahan dengan cepat
Kemampuan menkonfirmasikan suplier untuk menyediakan bahan baku
pendukung produk baru
Penyediaan perangkat lunak atau alat bantu lain untuk memudahkan dalam
memodifikasi serta mengkreasikan desain
PRODUCTION SYSTEM
Menghasilkan beragam produk yang berbeda
Menggunakan beragam lintasan produksi
Merubah jadwal produksi dengan cepat
Perbaikan mesin yang rusak dengan cepat
Penggunaan tenaga sub kontrak dalam rangka pemenuhan kapasitas
Penggunaan bahan pengganti
Penggunaan komponen yang umum
Produksi dengan kuantitas yang fleksibel
DELIVERY SYSTEM
Pengiriman dengan kuantitas yang fleksibel
Pemenuhan permintaan yang mendesak
Penggunaan berbagai alat untuk pengiriman permintaan
pengiriman informasi permintaan dengan mudah dan cepat
Pengkombinasian produk berbeda dalam satu macam alat angkut
Pemenuhan pemintaan berasal dari lebih dari satu distributor
Melakukan perubahan jadwal pengiriman dengan cepat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tingkat fleksibilitas untuk tiap Supply Chain belum tentu sama hal ini
disebabkan pengaruh oleh tingkat ketidak pastian demand yang dialami tiap
supply chain, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka Supply Chain harus
semakin Fleksibel, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.3. berikut :

Low demand

Somewhat

Somewhat

high demand

Uncertainty

demand

demand

uncertainty

certainty

uncertainty

1

2

3

4

Semakin Fleksibel
Gambar 2.3 Tingkat fleksibilitas Supply Chain.
(Pujawan, I Nyoman (2005), “ A Conceptual Framework For Assesing Supply Chain Fleksibility”
Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok.)

Keterangan :
1.

Low demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.

2.

Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.

Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidakpastian tinggi.

4.

High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.

2.4. Tingkat Kebutuhan Fleksibilitas Berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi perbedaan
pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak semua
parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply chain itu
sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan suatu faktor
yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor tersebut, dianggap
tidak terlalu penting.
Menurut Beamon (1999) keuntungan dari fleksibilitas

Supply chain

adalah :


Mereduksi jumlah backorder yang ada.



Mereduksi jumlah lost sales.



Mereduksi jumlah order yang terlambat.



Menambah kepuasan konsumen.



Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi
demand, misalkan Faktor musiman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Memudahkan

untuk

merespon

dan

mengakomodasi

berkurangnya performasi mesin (machine breakdown).


Memudahkan

untuk

merespon

dan

mengakomodasi

berkurangnya performansi dari supplier.


Memudahkan

untuk

merespon

dan

mengakomodasi

berkurangnya performasi pengiriman.


Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk
baru, pasar baru dan pesaing baru.

2.5. Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas
suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment mengenai
seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar
mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter
fleksibilitas supply chainlah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini
dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya
menurut Pujawan (2005) yang dikutip oleh Eunike (2005), identifikasi kondisi
fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas sebagai
berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II
Unmatched condition
Over design system

I
Matched condition

Requirement high

Low matched
Condition
III

Unmatched condition
Fleksibility is too low
IV

Gambar 2.5. Kuadran fleksibilitas supply chain.
(Sumber : Pujawan (2005)) A Coceptual Frame work for Assessing supply chain.
Flexibility,' Proceeding 7 Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok).

Kondisi I dan III adalah keadaan yang menjukkan keadaan seimbang,
yakni antara kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki dan fleksibilitas sebanding,
kebutuhan yang tinggi akan mampu memenuhi (I) dan walaupun fleksibilitasnya
rendah, hal ini tidak menjadi masalah karena kebutuhan akan fleksibilitasnya juga
rendah.
Kondisi II dan IV menggambarkan keadaan yang bermasalah dan
memerlukan penanganan. Kondisi II dapat terjadi pada saat kebutuhan akan
fleksibilitas rendah namun kemampuan akan fleksibilitasnya tinggi, hal inilah
yang dinamakan Overdesign. Overdesign dapat mengakibatkan terjadinya ketidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

efisien dalam perusahaan dan akan memyebabkan pula banyaknya cost yang akan
terbuang secara sia-sia.
Kondisi IV merupakan kebalikan daripada kondisi II, pada kondisi IV ini
yang terjadi ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan akan tingkat
fleksibilitas yang tinggi. Ketidakmampuan ini akan mengakibatkan terjadinya
Nervousness. Nervousness ini akan menyebabkan terjadinya Lost Oppurtunity
yaitu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan memenuhi permintaan yang ada,
dan lama kelamaan kondisi ini dapat mengakibatkan perusahaan tidak akan dapat
bersaing dipasar.

2.6. Perhitungan Gap
Penilaian Fleksibilitas suatu Supply Chain berdasarkan perhitungan yang
merupakan perbedaan antara penilaian terhadap pasangan pernyataan untuk
requirement (kebutuhan) dan kapasitas untuk tiap parameter Fleksibilitas untuk
perhitungan ini perlu adanya suatu skala yang digunakan untuk menunjukkan
kedua kondisi tersebut, skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi
tersebut skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut yang
digunakan disini adalah skala Likert yaitu skala 1 s.d 5.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Definisi dari setiap skala untuk Harapan adalah:
1. Elemen dan fleksibilitas tidak relevan untuk supply chain tersebut dan tidak
perlu dipertimbangkan.
2. Elemen dan fleksibilitas memiliki tergantung kepentingan yang rendah.
3. Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sedang.
4. Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang tinggi.
5. Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sangat tinggi.
Definisi dari setiap skala untuk Kemampuan adalah :
1. Supply Chain tidak fleksibel untuk elemen fleksibilitas yang bersangkutan.
2. Supply Chain sangat memiliki fleksibel yang rendah untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
3. Supply Chain memiliki fleksibilitas yang sedang untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
4. Supply Chain memiliki Fleksibilitas yang tinggi untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
5. Supply Chain memiliki

Fleksibilitas yang sangat tinggi untuk elemen

fleksibilitas yang bersangkutan.
Perhitungan Gap atau skor fleksibilitas untuk setiap pasangan pertanyaan
dihitung sebagai berikut :
Fleksibilitas

=

Nilai Harapan – Nilai Kemampuan

Jika hasil pengurangan positif, maka menunjukkan bahwa perlu untuk
dilakukan perbaikan terhadap elemen fleksibilitas yang bersangkutan, sedangkan
bila hasil pengurangannya negatif menunjukkan sebaliknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.7. Uji Validitas
Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan kuesioner yang
disebar, maka dilakukan uji validitas. Apabila data Valid, dilanjutkan dengan
pengujian reliabilitas. Apabila data tidak valid maka perlu ditinjau ulang pada
penyusunan kuesionernya. Validitas dihitung dengan menggunakan rumus
korelasi produk momen :

r=

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y)
[( N ∑ X

2

(∑ X )

2

][ N ∑ Y

2

− (∑ Y )

2

]

Dimana :
r = koefisien korelasi yang di cari
N = jumlah responden
X = skor tiap- tiap variabel
Y = skor total tiap responden
Data bisa dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan dengan r
tabel.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8. Uji Reliabilitas
Untuk menguji ketepatan hasil pengukuran kuesioner dilakukan uji
reliabilitas. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan jika tes tersebut
memberikan hasil yang tepat. Cara untuk menghitung reliabilitas adalah dengan
rumus ‘ alpha’ :
2


 k   ∑σ b 
2
r11 =  (k − 1)  1 −

σ

1 


Dimana :

r

= reliabilitas instrument

k

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

11

∑σ
σ 12

2
b

= jumlah varians butir
= varians total

Besarnya reliabilitas yang paling baik adalah 1 dan yang paling jelek
adalah 0. Semakin besar nilai yang diperoleh, maka semakin besar reliabel atribut
tersebut, apabila perhitungan tidak relible, maka perlu ditinjau pada penyusunan
kuesionernya.

2.9. Analytical Hierarchy Process ( AHP )
Pengertian AHP adalah merupakan model pengambilan keputusan yang
dikembangkan oleh Thomas L Saaty yang merupakan suatu model yang
komperhensif dan memep