MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA.

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA
(DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Diajukan Oleh :
CHANDRA ARI SETYAWAN
0911010049 / FE / EP

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA
(DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA
Disusun oleh :
CHANDRA ARI SETYAWAN
0911010049 / FE / IE
Telah diuji, dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada hari J um’at tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM.
NIP.19680501 199303 1004


DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK.
NIP.19650208 199002 2001
Sekretaris

DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM.
NIP.19680501 199303 1004
Anggota

DRS. EC. ARIEF BACHTIAR, MSI.
NIP.19610104 199303 1001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DR. DHANI ICHSANUDDIN NUR, MM
NIP.19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


USULAN PENELITIAN

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA
(DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA
Yang diajukan
CHANDRA ARI SETYAWAN
0911010049 / FE / IE

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM
NIP.19680501 199303 1004

Tanggal……………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP.
NIP.19611120 198703 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA
(DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA
Yang diajukan
CHANDRA ARI SETYAWAN
0911010049 / FE / IE

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama


DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM
NIP.19680501 199303 1004

Tanggal……………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP.
NIP.19611120 198703 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA

(DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA
Yang diajukan
CHANDRA ARI SETYAWAN
0911010049 / FE / IE

Telah disetujui untuk ujian skripsi oleh

Pembimbing Utama

DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM
NIP.19680501 199303 1004

Tanggal……………………………

Mengetahui
Pembantu Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer r sitasn Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRS. EC. R. A. SUWAIDI, MS.
NIP.19600330 198603 1003


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulisan
skripsi dengan judul “MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM
MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA
BANK UMUM DI KOTA SURABAYA” dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan, bantuan,
bimbingan, serta motivasi yang sangat berharga dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak DR. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Pembangunan Nasioonal “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. H. M. Taufiq, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu dan mengarahkan penulis selama pembuatan
skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ekonomi yang telah membimbing dan memberikan
ilmu selama masa perkuliahan.

6. Orang Tua, kakak dan adik-adikku serta orang spesial yang telah memberikan
do`a, dukungan dan semangat.
7. Teman-teman IESP 2009 alumni dan yang masih berjuang menyelesaikan
skripsi, Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, serta
segenap keluarga besat Ilmu Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, terima
kasih banyak atas dukungannya.
Dan akhir kata penulis harapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan para pembaca pada umumnya

Surabaya, 31 Mei 2013

Peneliti

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

..........................................................................................i

DAFTAR ISI

..........................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR

..........................................................................................vii

DAFTAR TABEL

..........................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN

..........................................................................................xi


ABSTRAKSI

..........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

..........................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah

..........................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian

..........................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian

..........................................................................................7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................................8
2.2 Tinjauan teoritis

..........................................................................................12

2.2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank ....................................................................12
2.2.1.1 Pengertian Bank ....................................................................................12
2.2.1.2 Pengertian Bank Umum........................................................................13
2.2.1.3 Usaha-usaha Bank Umum ....................................................................14
2.2.1.4 Tugas dan Fungsi Bank.........................................................................14
2.2.2 Pengertian Konsumsi ....................................................................................15

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi ...................................17
2.2.2.2 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga ...............................................18
2.2.3 Konsep Kebutuhan Dasar .............................................................................21
2.2.3.1 Konsep dan Urutan Jenis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ..........23
2.2.3.2 Perbandingan Pola Konsumsi Pangan dan Nonpangan
Menurut Jumlah Pendapatan ................................................................24
2.2.4 Konsumsi dan Fungsi Konsumsi..................................................................25
2.2.4.1 Teori Konsumsi John Maynard Keynes...............................................27
2.2.4.2 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
(Milton Friedman) .................................................................................30
2.2.4.3 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup ................................33
2.2.4.4 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif.......................35
2.2.4.5 Variasi Hubungan antara Konsumsi, Tabungan dan
Pendapatan dalam Teori Makro Ekonomi ...........................................37
2.2.5 Teori Engel

..........................................................................................41

2.2.6 Pendapatan Perkapita ....................................................................................43
2.2.6.1 Fungsi Pendapatan Perkapita................................................................44
2.2.6.2 Hubungan Antara Pendapatan Perkapita Dengan
Jumlah Tabungan Masyarakat ..............................................................45
2.2.6.3 Pengaruh Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga ......47
2.2.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .................................................49

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7.1 Pembagian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ......................49
2.2.8 Pengertian Penduduk dan Jumlah Penduduk ..............................................51
2.2.8.1 Hubungan antara Jumlah Penduduk dengan Jumlah
Tabungan Masyarakat ...........................................................................53
2.2.9 Teori Tabungan ..........................................................................................53
2.2.9.1 Definisi Tabungan .................................................................................53
2.2.9.2 Teori dan Pemikiran Tentang Tabungan (Teori J.M. Keynes)...........58
2.3 Kerangka Konseptual

..........................................................................................61

2.4 Hipotesis

..........................................................................................62

BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .....................................................63
3.2 Teknik Penentuan Sampel .......................................................................................64
3.3 Teknik Pengumpula Data ........................................................................................65
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ..........................................................................65
3.4.1 Teknik Analisis ..........................................................................................65
3.4.2 Uji Hipotesis

..........................................................................................66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................................69
4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah..............................................................69
4.1.2 Gambaran Umum Kota Surabaya ................................................................69
4.1.3 Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya ...................................................70

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.4 Perkembangan Perbankan di Kota Surabaya ..............................................75
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................................79
4.2.1 Konsumsi Masyarakat ..................................................................................79
4.2.2 Pendapatan Masyarakat ................................................................................82
4.2.3 Alur Penelitian

..........................................................................................83

4.3 Uji Hipotesis Secara Parsial ....................................................................................88
4.3.1 Analisis dan Pengujian Hipotesis.................................................................88
4.4 Pembahasan

..........................................................................................90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

..........................................................................................97

5.2 Saran

..........................................................................................97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Model Pendekatan Teor i Konsumsi Dalam Membuat Pr oyeksi
Potensi Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum
Di Kota Sur abaya
ABSTRAK
Disusun oleh :
CHANDRA ARI SETYAWAN

0911010049
Dalam aktivitas perekonomian suatu negara, pola konsumsi mempunyai
peran penting di dalamnya serta mempuyai pengaruh yang sangat besar terhadap
stabilitas perekonomian. Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin tinggi tingkat
perubahan kegiatan ekonomi dan perubahan dalam pendapatan nasional suatu
negara. Konsumsi keluarga merupakan salah satu kegiatan ekonomi keluarga
untuk memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Dari komoditi yang
dikonsusmi itulah akan mempunyai kepuasan tersendiri. Oleh karena itu,
konsumsi seringkali dijadikan salah satu indikator kesejahteraan keluarga.
Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dan cita-cita suatu negara
Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan di negara tersebut dan konsumsi adalah
salah satu penunjangnya. Makin besar pengeluaran untuk konsumsi barang dan
jasa, maka makin tinggi taraf kesejahteraan keluarga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari 100
responden dan instansi yang terkait yaitu Bank Indonesia dan Badan Pusat
Statistik (BPS) Jawa Timur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis regresi sederhana dan uji hipotesis melalui uji-t.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapat Konstanta (β0) : Y = 253874.164
Menunjukkan, Jika Pendapatan (X), konstan, maka Konsumsi (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 253874.164 rupiah. Sedangkan Koefisien Regresi
X1 (β1) : Y = 0,548, Menunjukkan apabila Pendapatan (X) bertambah 1%, maka
konsumsi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,548 rupiah. Pendapatan (X)
berpengaruh secara nyata terhadap Konsumsi (Y). Artinya apabila tingkat
pendapatan meningkat maka konsumsi juga akan meningkat. Sedangkan bila
pendapatan menurun maka konsumsi juga akan menurun.
Keywords : Konsumsi (Y), Pendapatan (X)

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam perekonomian suatu negara, tabungan dan investasi merupakan
indikator

yang

dapat

menentukan

tingkat

pertumbuhan

ekonomi.

Pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang (developing countries)
termasuk didalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki
dana yang cukup besar. Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana
dalam negeri untuk membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam
pembentukan modal baik yang bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu
ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun penerimaan pemerintah melalui
instrumen pajak.
Dalam proses pembentukan modal secara teoritis setiap anggota
masyarakat memerlukan modal dalam meningkatkan kegiatan produksinya.
Modal tersebut dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus
pendapatan setelah dikurangi untuk konsumsi jangka pendek dan konsumsi
sehari-hari. Tabungan yang dipupuk kemudian ditingkatkan menjadi investasi
dan kemudian digunakan ungtuk pembentukan modal. Dengan modal inilah
kemungkinan kegiatan ekonomi semakin meningkat, pendapatan menjadi
terangkat, terjadi surplus, tabungan meningkat dan otomatis investasi juga
meningkat. Oleh karena itu tabungan harus senantiasa dipupuk dan
dikembangkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Salah satu strategi yaitu dari sektor perbankan dalam menghimpun dana
tabungan masyarakat melalui giro, deposito dan tabungan secara efektif dan
efisien menyalurkan kepada masyarakat melalui investasi berjangka dengan
berasaskan demokrasin ekonomi yang mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak. (Suyatno, dkk, 1977 : 134).
Selain peran dari perbankan diperlukan juga peran dari pemerintah yang
dalam hal ini bertindak mengatur pemerataan pendapatan, stabilitas ekonomi
serta mengeluarkan deregulasi disegala bidang, terutama yang berhubungan
dengan perbankan dan perekonomian. Peran pemerintah dalam pemerataan
pendapatan

masyarakat

sangat

penting,

karena

dengan

peningkatan

pendapatan ini akan mendorong meningkatnya pola konsumsi masyarakat dan
juga tabungan masyarakat. Saat ini memiliki kesempatan untuk menabung
dengan jumlah yang banyak adalah orang kaya, karena memiliki pendapatan
yang lebih tidak habis untuk konsumsi, sementara orang miskin sendiri tidak
memiliki kesempatan untuk menabung, karena sebagian besar pendapatan
mereka telah habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Irawan, 2005 : 3)
Dalam aktivitas perekonomian suatu negara, konsumsi mempunyai peran
penting di dalamnya serta mempuyai pengaruh yang sangat besar terhadap
stabilitas perekonomian. Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin tinggi
tingkat perubahan kegiatan ekonomi dan perubahan dalam pendapatan
nasional suatu negara. Konsumsi keluarga merupakan salah satu kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

ekonomi keluarga untuk memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Dari
komoditi yang dikonsusmi itulah akan mempunyai kepuasan tersendiri. Oleh
karena itu, konsumsi seringkali dijadikan salah satu indikator kesejahteraan
keluarga. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dan cita-cita suatu negara.
(Mizkat,2005:127)
Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan di negara tersebut dan konsumsi
adalah salah satu penunjangnya. Makin besar pengeluaran untuk konsumsi
barang dan jasa, maka makin tinggi tahap kesejahteraan keluarga tersebut.
Konsumsi rumah tangga berbeda-beda antara satu dengan lainya dikarenakan
pendapatan dan kebutuhan yang berbeda-beda pula.
Setiap orang atau keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi
oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat
konsumsinya. Makin tinggi pendapatan makin banyak jumlah barang yang
dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap
maka terpaksa tabungan yang digunakan maka tabungan akan berkurang.
Pola konsumsi sering digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
dapat pula dikatakan membaik apabila pendapatan meningkat dan sebagian
pendapatan tersebut digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, begitupun
sebaliknya. Pergeseran pola pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dari
makanan ke non makanan dapat dijadikan indikator peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dengan anggapan bahwa setelah kebutuhan makanan telah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

terpenuhi, kelebihan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi bukan
makanan. Oleh karena itu motif konsumsi atau pola konsumsi suatu kelompok
masyarakat sangat ditentukan pada pendapatan. Atau secara umum dapat
dikatakan

tingkat

pendapatan

yang

berbeda-beda

menyebabkan

keanekaragaman taraf konsumsi suatu masyarakat atau individu.
Namun, bila dilihat lebih jauh peningkatan pendapatan tersebut tentu
mengubah pola konsumsi anggota masyarakat luas karena tingkat pendapatan
yang bervariasi antar rumah tangga sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
kemampuan mengelolanya. Dengan perkataan lain bahwa

peningkatan

pendapatan suatu komunitas selalu diikuti bertambahnya tingkat konsumsi
semakin tinggi pendapatan masyarakat secara keseluruhan maka makin tinggi
pula tingkat konsumsi. (Sayuti, 1989:46-47).
Kemudian hubungan konsumsi dengan pendapatan dijelaskan dalam teori
Keynes yang menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh
disposable income saat ini. Dimana disposable income atau pendapatan bersih
adalah pendapatan yang tersisa setelah pembayaran pajak. Jika pendapatn
tinggi maka konsumsi juga naik. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut
tidak sebesar peningkatan pendapatan bersih. Selanjutnya menurut Keynes ada
batas konsumsi minimal, tidak tergantung pada tingkat pendapatan yang
disebut konsumsi otonom. Artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi
walaupun tingkat pendapatan = nol, dan hal ini ditentukan oleh faktor di luar
pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

syarat-syarat kredit, standar hidup yang diharapkan, distribusi umur, lokasi
geografis (Nanga,2001:110).
Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan
zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhaan hayatinya saja akan tetapi
menyangkut kebutuhan lainya seperti kebutuhan pakaian, rumah, pendidikan,
kesehatan, dan lain sebagainya. Adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak
disertai

dengan

proses

pemerataan

akan

mengakibatkan

terjadinya

kesenjangan antar keluarga. Di satu pihak rumah tangga dengan pendapatan
yang lebih dari cukup cenderung mengkonsumsi secara berlebih di lain pihak
rumah tangga miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Melalui tingkat konsumsi dan pendapatan maka terlihat pula bagaimana
tingkat tabungan yang diperoleh dari tiap rumah tangga. Kecenderungan untuk
mengkonsumsi (propensity to consume) yang secara eksplisit menghubungkan
antara tabungan dan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan
dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tabungan. Keynes
menyatakan suatu fungsi konsumsi modern yang didasari oleh perilaku
psikologis modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada pendapatan riil,
peningkatan tersebut tidak digunakan seluruhnya untuk meningkatkan
konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga digunakan untuk
menabung, kenyataan ini tentu saja menggembirakan karena menandakan pula
secara

umum

pendapatan

masyarakat

sudah

mencukupi

kebutuhan

konsumsinya, sehingga terdapat kelebihan yang bisa ditabung untuk menjadi
sumber dana investasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Dari paparan latar belakang diatas dan berdasarkan fenomena yang terjadi,
maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Model Pendekatan Teori Konsumsi Dalam Membuat Proyeksi Potensi
Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum Di Kota Surabaya”

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini hanya memasukkan unsur
pendapatan sebagai variabel yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat
Kota Surabaya. Dimana dari pendapatan dan konsumsi masyarakat tersebut
memunculkan sisi tabungan dari sisa pola konsumsi yang dikeluarkan,
sehingga hal tersebut dapat menjadikan sumber dana investasi yang belum
dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu pertanyaan penelitian ini adalah :
1. Apakah pendapatan dan konsumsi mempengaruhi minat masyarakat untuk
menabung ?
2. Apakah konsumsi adalah faktor yang paling dominan dalam penentuan
pola kemampuan ekonomi di Surabaya?
3. Apakah ada dana yang belum ditabung dari sisa konsumsi masyarakat
sehingga dapat dimanfaatkan untuk sumber investasi oleh pemerintah atau
sektor perbankan?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai pada penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan konsumsi terhadap minat
masyarakat untuk menabung
2. Untuk mengetahui apakah konsumsi adalah faktor yang paling dominan
dalam penentuan pola kemampuan ekonomi di Surabaya
3. Untuk mengatahui Apakah terdapat dana yang belum ditabung dari sisa
konsumsi masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk sumber investasi
oleh pemerintah atau sektor perbankan?
1.4

Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini secara umum diharapkan dapat berguna sebagai :
a. Bagi peneliti sendiri diharapkan akan dapat mengetahui berbagai macam
pola pendapatan, pola konsumsi dan tabungan yang dapat dimanfaatkan
untuk sumber dana investasi
b. Bagi responden diharapkan dapat memberikan bantuan berupa informasi
tentang pendapatan, pola konsumsi dan tabungan yang diberikan oleh
masing-masing responden sehingga nantinya responden diharapkan dapat
mengatur pola konsumsinya.
c. Sebagai aplikasi ilmiah untuk mengetahui dan membuktikan teori-teori
yang berkenaan dengan penulisan ini.
d. Sebagai salah satu studi yang diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
bagi yang ingin melakukan penelitian yang relevan dengan materi dari
skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
A. Wibowo (2004 : x)
Dalam peneitian yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Penghimpunan Dana Masyarakat Pada Bank – Bank Umum Di J awa
Timur”. Dengan variabel Suku Bunga Deposito (X1), Inflasi (X2) , PDRB
(X3), Jumlah Kantor Bank (X4), periode sebelum dan sesudah moneter (X5)

,

setelah diuji dengan analisis Regresi Linier Berganda secara simultan variabel
bebas berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat. Sedangkan dari
pengujian secara parsial, dapat diketahui bahwa variabel Suku Bunga
Deposito (X1) berpengaruh negative terhadap Jumlah Penghimpunan Dana
Masyarakat pada Bank – Bank Umum di Jawa Timur (Y). Untuk variabel
Inflasi (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap Jumlah Penghimpunan Dana
Masyarakat pada Bank – Bank Umum di Jawa Timur. Untuk variabel PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) (X3) berpengaruh negative terhadap Jumla
Penghimpunan Dana Masyarakat pada Bank – Bank Umum di Jawa Timur.
Untuk variabel Jumlah Kantor Bank (X4) berpengaruh nyata terhadap Jumlah
Penghimpunan Dana Masyarakat pada Bank – Bank Umum di Jawa Timur.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Sedangkan untuk variabel periode sebelum dan sesudah moneter (X5)
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Penghimpunan Dana asyarakat
pada Bank – Bank Umum di Jawa Timur.
B. Brahmantya (2005 : i)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa Fakktor Yang
Mempengaruhi J umlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum di
J awa Timur”. Dimana terdapat variabel terikat (Y) yaitu jumlah tabungan,
sedangkan variabel bebasnya meliputi Pendapatan Perkapita (X1), Tingkat
Suku Bunga (X2), Jumlah Kantor Bank (X3), dan inflasi (X4). Dari analisis
regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa pengujian parsial terhadap
variabel independen pendapatan perkapita dan jumlah kantor bank
berpengaruh signifikan, sedangkan tingkat inflasi

tidak berpengaruh

signifikan terhadap penyerapan jumlah tabungan masyarakat di Jawa Timur.
Pengujian variabel independen dalam model (ANOVA) menunjukkan bahwa
pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah kantor bank dan inflasi
didalam model cukup bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap
jumlah tabungan masyarakat di Jawa Timur.
C. Irawan (2005 : x)
Dalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penghimpunan dana Tabungan Pada Bank Umum Pemerintah di
Surabaya”. Secara simultan menunjukkan adanya hubungan yang nyata
antara variabel bebas Pendapatan Perkapita (X1), Tingkat Suku Bunga (X2),
dan Jumlah Penduduk (X3) terhadap Penghimpunan Dana Tabungan Pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Bank Umum Pemerintah di Kota Surabaya. Sedangkan secara parsial, variabel
Pendapatan Perkapita (X1) berpengaruh secara nyata terhadap Penghimpunan
dana Tabungan Pada Bank Umum Pemerintah di Kota Surabaya (Y), variabel
Tingkat Inflasi (X2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Penghimpunan
Dana Tabungan Pada Bank Umum di Kota Surabaya (Y), dan variabel Jumlah
Penduduk (X3) berpengaruh secara nyata terhadap Penghimpunan Dana
Tabungan Pada Bank Umum Pemerintah di Kota Surabaya (Y).
D. Pratama (2006 : x)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Dana Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di
Surabaya”. Dalam penelitian inin terdapat variabel Pendapatan Perkapita
(X1), Tingkat Suku Bunga (X2), Laju Inflasi (X3), dan Tabungan Masyarakat
(Y). Melalui analisis model Cobb-Douglas secara simultan variabel bebas
berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat. Sedangkan dari pengujian
secara parsial, dapat diketahui bahwa variabel bebas Pendapatan Perkapita
(X1) berpengaruh secara nyata terhadap Tabungan Masyarakat (Y). Untuk
variabel bebas Tingkat Suku Bunga (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap
Tabungan Masyarakat. Untuk variabel Laju Inflasi (X3) berpengaruh secara
nyata terhadap Dana Tabungan Masyarakat.
E. Nur siah Chalid (2010:28)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pola Konsumsi Masyarakat di
Daerah Riau”. Penelitian ini menggunakan variabel bebas tabungan (X1),
Pola konsumsi (X2) dan variabel terikat yaitu Pendapatan (Y). Penelitian ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

menganalisis pola konsumsi rumah tangga masyarakat Riau. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
Propinsi Riau. Dari data pengeluaran konsumsi dan pendapatan nasional
regional Riau tahun 1987-2008 diketahui nilai average propensity to consume
(APC) berkisar antara 0,52-0,74 dan nilai ini cenderung relatif stabil,
sedangkan nilai marginal propensity to consume (MPC) berkisar antara 0,170,92 dan relatif berfluktuasi. Fungsi konsumsi yang dibuat berdasarkan data
tersebut adalah : C = 94870,28662 + 0,55 Y dari fungsi tersebut diperoleh
nilai APC = MPC = 0,55. Studi yang dilakukan ini mendukung studi Kuznets,
tetapi tidak mendukung teori Keynes. Berdasarkan data rata-rata pengeluaran
perkapita sebulan pada tahun 1990 proporsi pengeluaran konsumsi makanan
65,44% dan bukan makanan 34,56%. Pada tahun 2005 rata-rata proporsi
pengeluaran perkapita sebulan untuk makanan 55,77% dan bukan makanan
44,23%. Secara Agregat berdasarkan PDRB menurut penggunaan tahun 2000
- 2008 proporsi pengeluaran konsumsi makanan berldsar antara 33,60% 39,86% dan proporsi pengeluaran konsumsi bukan makanan berkisar antara
65,55% - 66,40%. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat
Riau relatif baik.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka terdapat perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan. Yaitu terletak pada kurun waktu penelitian, tempat
penelitian, dan variabel yang digunakan. Penelitian terdahulu digunakan
sebagai bahan referensi guna menunjang penelitian yang dilakukan. Penelitian
yang dilakukan peneliti sekarang merupakan penelitian baru yang belum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

diteliti oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu hanya sebagai bahan acuan
untuk penelitian dengan judul “Model Pendekatan Teori Konsumsi Dalam
Membuat Proyeksi Potensi Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum di
Kota Surabaya” Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendapatan (X), sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah konsumsi
(Y). Dari hasil penelitian diatas diperoleh hasil bahwa pendapatan
berpengaruh positif yang signifikan terhadap konsumsi. Maksudnya jika
pendapatan meningkat maka konsumsi meningkat pula dan masyarakat
Surabayar cenderung memperhatikan pendapatan mereka untuk melakukan
konsumsi, hal ini sesuai dengan teori J.M. Keynes yang berpendapat bahwa
ada hubungan empiris yang stabil antara konsumsi dan pendapatan.
2.2

Tinjauan Teoritis

2.2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank
2.2.1.1 Pengertian Bank
Adapun beberapa definisi, batasan atau pengertian mengenai bank yang
dikemukakan oleh para penulis dan menurut Undang-Undang tentang
Perbankan, sebagai berikut :
1. Menurut Undang-Undang no. 14 tahun 1967 tentang bank. Bank adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Suyatno, dkk,
1997 : 1)
2. Menurut Undang-Undang RI no. 7 tahun 1992 tentang pokok-pokok
perbankan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Harijanto, 1999 :
18)
Dalam pembicaraan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang menerima berbagai jenis simpanan dan mempergunakan dana yang
terhimpun di bank terutama untuk pemberian kredit. Istilah bank tidak hanya
menyangkut bank umum saja, tetapi juga institusi deposito lain seperti asosiasi
simpan dan pinjam (saving and loan associations), bank tabungan bersama
(mutual saving bank), dan serikat kredit (credit unions). Semula bank umum
berbeda dengan jenis institusi deposito lainnya tersebut dalam fungsi dan
kegiatannya,

namun

adanya

regulasi

di

bidang

keuangan

ternyata

perbedaannya menghilang. (Puspopranoto, 2004 : 5)
2.2.1.2 Pengertian Bank Umum
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pengertian Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. (Kasmir, 2003:61)
a. Bank Umum adalah lembaga keuangan yang menerima deposito atau
simpanan dari masyarakat (depositor) yang dibayarkan atas permintaan
dan memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. (Iswardono, 1991:61)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.1.3 Usaha-Usaha Bank Umum.
Usaha-usaha Bank Umum meliputi :
1. Menghimpun dana dalam masyarakat dalam bentuk simpanan yang
berupa giro,deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya.
2. Memberikan Kredit.
3. Menertibkan surat pengakuan hutang.
4. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
5. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
6. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam
hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
7. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan usaha wali
amanat.
8. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
9. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank, sepanjang
tidak bertentangan Undang-Undang dan Peraturan Perundang-undangan.
(Harijanto, 1999 : 25)
2.2.1.4.Tugas dan Fungsi Bank
Pada dasarnya bank mempunyai tugas-tugas berikut :
a. Menarik uang dari masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

b. Memberikan kredit (pinjaman) kepada orang atau badan usaha
yang membutuhkan.
c. Memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang.
(Harijanto, 1997 : 14)
Tugas-tugas

tersebut

merupakan

aktifitas

perbankan

yang

erat

hubungannya dengan dunia perdagangan dan keuangan. Antara tugas dan
fungsi pokok perbankan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Fungsi pokok
perbankan adalah sebagai alat penarikan dana yang ada di masyarakat baik
uang kartal atau tunai maupun uang giral, sebagai penyalur dana masyarakat
yang menyediakan jasa perdagangan internasional.
2.2.2 Pengertian Konsumsi
Dalam makro ekonomi, “Konsumsi adalah jumlah seluruh pengeluaran
perorangan atau negara untuk barang-barang konsumsi selama satu periode
tertentu”. Tegasnya konsumsi menyangkut barang-barang yang digunakan
habis, dinikmati atau di makan selama periode bersangkutan. Dalam
prakteknya banyak barang-barang konsumsi tersebut umumnya mungkin
melebihi periode waktu tersebut seperti baju, tas, baju atau mobil.
Menurut Mankiw (2000:17) “ Konsumsi adalah barang atau jasa yang
dibeli oleh rumah tangga, konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non
Durable Goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek,
seperti makanan dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable
Goods) adalah barang yang memiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

alat elektronik, ponsel dan lainya. Ketiga, jasa (services) meliputi pekerjaan
yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti potong
rambut dan berobat ke dokter”. Yang dibelanjakan untuk pembelian barangbarang dan jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan.”
Konsumsi

merupakan

kegiatan

menggunakan,

mengurangi

atau

menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Berikut
pengertian konsumsi menurut para ahli, sebagai berikut:
a.

Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di pergunakan untuk
membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup.

b.

Menurut Albert C Mayers
Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang langsung
dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia

c.

Menurut ilmu ekonomi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan
kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula

pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi
terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi
(Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan
pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to
Save,MPS). Pola konsumsi yang dialami masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

atau rumah tangga

17

keluarga secara umum bahwa semakin besar pendapatan maka akan semakin
besar pula jumlah pengeluaran konsumsinya.
2.2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Di pasar, konsumen membeli barang serta jasa yang diperlukan. Barang
dan jasa itu berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnnya. Perbedaan
itu mencakup jenis, corak, jumlah, mutu, dan model. Hal ini terjadi oleh
karena beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
konsumsinya. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik factor produksi.
Semakin tinggi pendapatan suatu rumah

tangga,

maka

tingkat

konsumsinya semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya kecil
maka konsumsinya juga kecil.
b. Harga Barang dan Jasa
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi tergantung harga
barang.
c. Kebiaasaan Konsumen (sikap)
Sikap seseorang mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika pola hidupnya
boros maka ia cenderung konsumtif.
d. Adat-istiadat
adat-istiadat akan mempengaruhi konsumsi. Misalnya dalam upacara ritual
dibutuhkan barang-barang tertentu. Jenis dan banyaknya barang yang
dibutuhkan tentunya disesuaikan dengan upacara ritualnya serta tempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

adat istiadat yang bersangkutan itu tumbuh. Dengan demikian perbedaan
adat istiadat antardaerah ini tentunya akan mempengaruhi tingkat
konsumsi.
e. Mode barang
Mode barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan
konsumsi. Misalnya saat sedang menjadi mode, barang tertentu banyak
diminati sehingga selalu laku dipasar. Dengan demikian, mode dapat
mempengaruhi tingkat konsumsi.
f. Barang subtitusi
Barang subtitusi (pengganti) pada gilirannya akan
mempengaruhi konsumsi. Jika harga barang jenis A mahal maka kita
mencari barang subtitusi dari barang A yang lebih murah. Misalnya, ember
plastik merek tertentu naik harganhya. Keadaan ini mendorong para ibu
mencari ember plastik merek lain yang lebih murah.
2.2.2.2 Pengeluaran Konsumsi rumah Tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan
oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu
tahun tertentu. Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk
membeli makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak,
membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut
dinamakan konsumsi (Sukirno, 1994:38).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan
sebagai konsumsi (rumah tangga). Kegiatan rumah tangga untuk membeli
rumah digolongkan investasi. Seterusnya sebagai pengeluaran mereka, seperti
membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak yang
sedang bersekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia tidak
merupakan pembelanjaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian (Sukirno 2004:57).
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga dalam
perekonomian tergantung kepada pendapatan yang diterima oleh mereka.
Makin besar pendapatan mereka, makin besar pula pengeluaran konsumsi
mereka. Sifat penting lainya dari konsumsi rumah tangga adalah hanya
sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan untuk
pengeluaran konsumsi (Sukirno,1981:104).
Untuk memahami pengeluaran konsumsi, ada baiknya terlebih dahulu
memahami beberapa teori tentang pengeluaran konsumsi yang dikemukakan
oleh para ahli ekonomi. J.M Keynes dalam tulisannya menyatakan bahwa :
“Konsumsi seseorang akan tergantung pada tingkat pendapatan yang telah
diterima ( pendapatan aktual atau absolut ) oleh seseorang atau masyarakat”.
Di dalam teori tersebut Keynes menjelaskan bahwa jika terjadi kenaikan
pendapatan aktual maka kenaikan konsumsi seseorang lebih kecil dari
kenaikan pendapatan aktual yang diterima. Hal ini dikarenakan seseorang
pasti menyisihkan sebagian pendapatan yang diterimanya untuk tujuan lain
yaitu menabung dan membayar hutang. Teori yang dikemukakan oleh Keynes

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh

Ando, Modigliani dan

Brunberg.
“Menurut mereka, pengeluaran konsumsi akan tergantung dari siklus
hidup seseorang pada saat seseorang belum, bekerja, maka untuk membiayai
pengeluaran konsumsinya ia akan disubsidi oleh oleh orang tuannya atau
hutang. pada saat sudah bekerja ia akan menyisihkan sebagian pendapatannya
guna ditabung untuk membayar utang sebelum ia bekerja dan membiayai
konsumsi setelah pensiun, seperti telah disebutkan, ia akan memakai
tabungannya untuk membiayai konsumsinya”. (Kamaluddin,2009:2).
Sedangkan menurut Milton Friedman ( 1957:14 ) menyatakan bahwa,
“konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan permanennya (pendapatan
yang rutin ia terima setiap periode tertentu ) dan bukan pada pendapatan
transiteori (pendapatan yang tak terduga)”.
Jika ahli ekonomi diatas menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi sangat
dipengaruhi oleh pendapatan absolut atau pendapatan permanennya, maka
sedikit berbeda dengan teori J ames Dussenber ry (1949:35) yang menyatakan
bahwa : “Pengeluaran konsumsi seseorang bukan tergantung dari pendapatan
absolute

aktualnya

tetapi

tergantung

dari

pendapatan

relatifnya”.

(Kamaluddin,2009:43)
Maksud dari teori James Dussenberry tersebut adalah konsumsi seseorang
tergantung dari tingkat pendapatannya disbanding atau relatif terhadap
pendapatan orang lain. Orang yang pendapatannya lebih rendah akan meniru
pola konsumsi orang yang pendapatannya lebih tinggi di sekelilingnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Karakteristik lain dari pengeluaran konsumsi adalah sekali pengeluaran
konsumsi seseorang meningkat, maka tidak mungkin pengeluaran konsumsi
tersebut menurun sekalipun pendapatannya menurun.
Dari beberapa teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengeluaran
konsumsi merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
seseorang untuk memenuhi kebutuhannya di mana pengeluaran tersebut tidak
hanya dipengaruhi oleh pendapatannya tetapi juga lingkungan atau masyarakat
sekitar ia tinggal.
2.2.3 Konsep Kebutuhan Dasar
Bantuan Luar Negeri memang berhasil meningkatkan ekonomi negara
yang sedang berkembang tapi jurang kemiskinan antar penduduk tetap
melebar dengan kata lain strategi pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan

ekonomi

belum

mampu

mengadakan

pemerataan

pendapatan,mengurangi kemiskinan,dan juga belum dapat menyediakan
lapangan pekerjaan yang luas guna mengatasi pengangguran. Kegagalan
strategi inilah yang menyebabkan dicarinya strategi baru dan dipilihnya model
kebutuhan dasar sebagai dasar upaya pengganti. Kebutuhan dasar merupakan
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia,baik yang
terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu maupun kebutuhan pelayanan
sosial.
Manusia

mempunyai

kecendrungan

untuk

tetap

hidup

serta

mempertahankan bakat dan kehidupan sosialnya. Sebagai konsekuensinya
mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu primer maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

sekunder agar hidup layak sesuai dengan harkatnya sebagai anggota
masyarakat (Sumardi dan Ever s,1989:129).
Adapun kehidupan manusia itu bertingkat-tingkat adanya. Pada tingkat
pertama primary needs atau kebutuhan primer orang membutuhkan sandang,
pangan, papan. Apabila kebutuhan primer ini sudah terpenuhi, maka
muncullah dalam pikiran manusia untuk memenuhi secondary needs
(kebutuhan tingkat kedua) yang merupakan kebutuhan akan barang-barang
perlu, yang antara lain berupa kebutuhan akan sepatu, pendidikan dan
sebagainya. Jika keadaan memungkinkan (bertambah kaya ) muncul keinginan
untuk memenuhi kebutuhan tingkat ketiga yang berisi kebutuhan akan barang
mewah, kebutuhan tingkat keempat (quartiary needs) yang berisi akan
kebutuhan barang-barang yang benar-benar mubadzir (yang sebenarnya tidak
diperlukan sama sekali) dan seterusnya.
Orang atau masyarakat akan sampai pada tingkat kebutuhan tertentu hanya
sesudah tingkat kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Bagi masyarakat kaya, uang
tersedia dengan relatif muda. Bagi masyarakat seperti itu, kebutuhan tersier
dan kebutuhan quarter sudah mereka penuhi. Akan tetapi uang masih ada, lalu
buat apa? Maka muncullah kebutuhan yang macam-macam seperti kebutuhan
untuk berbuat maksiat (Rosyidi 2006:50)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.3.1 Konsep dan Urutan J enis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Asumsi dasar tentang pola konsumsi rumah tangga atau individu adalah
bahwa setiap rumah tangga atau individu tersebut akan memaksimumkan
kepuasanya, kesejahteraanya, kemakmuranya, atau kegunaanya.
Pola konsumsi itu sendiri adalah jumlah persentase dari distribusi
pendapatan terhadap masing-masing pengeluaran pangan, sandang , jasa-jasa
serta rekreasi dan hiburan. BPS menyatakan kategori adalah pengeluaran
makanan, perumahan, pakaian, barang, jasa, dan pengeluaran non konsumsi
seperti untuk usaha dan lain-lain pembayaran. Secara terperinci pengeluaran
konsumsi adalah semua pengeluaran untuk makanan, minuman, pakaian, pesta
atau upacara, barang-barang lama ,dan lain-la