IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya).
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
(Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
YAYASAN KESEJAHTRAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
(Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya)
Diajukan Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
Pada Tanggal 13 Juni 2012
Tim Penguji
Pembimbing Utama
Ketua
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
NPT. 3 7006 94 00351
Juwito, S.Sos. M.Si
NPT. 367 049 500 361
Sekretaris
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
NPT. 3 7006 94 00351
Anggota
Dr. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 368 049 400 281
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Drs.Hj.Suparwati, Msi
NIP. 195507181983022001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT
Shalawat dan salam penulis hamparkan keharibaan Pemimpin Umat Muhammad Rasulullah
SAW yang telah memberikan Rachmat, Taufik dan Hidayahnya kepada penul;is sehingga skripsi
yang berjudul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya) dapat terselesaikan dan telah diuji didepan Tim Penguji untuk menilai layak
tidaknya dilanjutkan ke skripsi
Sungguh penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis rasa terima kasih kepada Drs.
Syaifuddin Zuhri M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi kepada penulis.
Disamping itu pula pada kesempatan ini memang selayaknya penulis menyampaikan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir.H. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” Jawa Timur
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
3. Juwito, S. Sos, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
5. Kedua orang tua atas bimbingan dan do’anya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu Kritik dan saran yang sifatnya membangun sagatlah penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis selanjutnya
Akhirul kalan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
bagi semua pihak pada umumnya. amin
Surabaya Desember 2012
Penulis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL................................................................
i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................
1
1.2. Perumusan Masalah………...............................
7
1.3. Tujuan Penelitian................................................
7
1.4. Kegunaan Penelitian............................................
7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA...................................................
2.1.Landasan Teori...................................................
8
8
2.1.1.Pengertian Komunikasi................................
8
2.1.2 Pengertian Organisasi....................................
9
2.1.3 Karakteristik dan Fungsi Organisasi............
10
2.1.4 Komunikasi Organisasi...............................
12
2.1.5 Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan....
21
2.1.6 Iklim Komunikasi Organisasi........................
22
2.1.7 Iklim Komunikasi Organisasi
Suatu Perusahaan…………………………...
23
2.1.8 Proses Komunikasi di Perusahaan..................
27
2.1.9 Komunikasi Sebagai Hubungan Yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berinterak Dalam Perusahaan......................
2.2. Kerangka Berpikir...................................
BAB III
METODE PENELITIAN.........................................
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. .
3.2
28
29
32
32
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi ..................
32
3.1.2 Iklim Komunikasi Organisasi Positif....... .
33
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi Negati.......
33
3.1.4 Pengukuran Variabel.................................
34
Populasi, Teknik Penarikan Sampel, dan Sampel..
36
3.2.1 Populasi...................................................
36
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel....
36
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................
37
3.4 Metode Analisis Data.....................................
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitia...................
41
41
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ....................
41
4.1.2 Struktur Organisasi ................................
41
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...................
42
4.2.1 Identitas Responden ...............................
42
4.2.2 Kepercayaan ...........................................
45
4.2.3 Keputusan Bersama ................................
48
4.2.4 Kejujuran ................................................
50
4.2.5 Keterbukaan Dalam Komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ke Bawah..................................................
53
4.2.6 Nilai Mendengarkan Dalam Komunikasi
Ke Atas .......................................................
55
4.2.7 Nilai Perhatian Untuk Tujuan
Berkinerja Tinggi .......................................
4.2.8 Nilai Iklim Komposit .................................
BAB V
57
59
4.3 Pembahasan ......................................................
60
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................
64
5.1 Kesimpulan .......................................................
64
5.2 Saran .................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
Nelly Dewi Karina
07 430 10 272
Iklim komunikasi Organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
Dalam menunjang lancarnya komunikasi organisasi yang ada diperusahaan perlu
ditunjang oleh iklim komunikasi organisasi yang baik. Hal ini dikarenakan iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi perilaku setiap anggota dalam organisasi.
Iklim komunikasi sangat penting dalama suatu organisasi karen amengaitkan antara
konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan dan harapan anggota organisasi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam [enelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Teori yang digunakan
salam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif
dengan pendekatan Kuantitaif. Metode yang digunakaan adalah survey. Sample yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Teknik penarikan sample
menggunakan total sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui
penyebaran koesioner. Dari hasil penelitian menunjukkan Iklim komunikasi Organisasi
PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya adalah negative.
Kata kunci:
Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi Organisasi.
Nelly Dewi Karina
07 430 10 272
Organizational communications clemate in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya.
In Fluent subvention of Organizational communications him exist in company
require to be supported by good Organizational communications clemate. This matter
because of Organizational communications clemate can influence behavior each every
meber in Organizational communications clemete of vital importance in organization
because correlating organization context with concept, organization member expectation
and feelings. Target of which will reach in this research is to know Organizational
communications clemate in PT. Orhamna Progress Mandiri Surabaya. Theory which is
used in theirs research is Organizational clemate communications.
Research type which used in this research is descriptive research with quantitative
approach. Methode the used is survey. Sample in this research amaunt to30 respondent.
Techniquei. Drawl of sample use totally of sampling. Used technique data collecting
spreading of quetionaire, from result of research show Organizational communications
clemate exist in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya is Negative.
Keyword
Organizational communications, Organizational communications clemate.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya
komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan
apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan dengan orang lain merupakan proses yang terus berlanjut, jumlah
dan mutu komunikasi yang ada pada hubungan tersebut adalah yang
membawa hubungan tersebut dalam kehidupan.
Melalui hubungan dengan orang lain, manusia dapat berkumpul dalam
suatu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Hal tersebut
sesuai dengan sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Bentuk
kerja sama ini dapat melalui interaksi social, baik hubungan antar individu,
hubungan individu denagn kelompok, maupun hubungan antar kelompok.
Manusia
dalam
berinteraksi
tidak
sekedar
untuk
memenuhi
kepentingan pribadinya semata, tetapi berusaha untuk menjadi suatu bagian
dalam kelompok-kelompok masyarakat. Keberadaan manusia dalam suatu
kelompok masyarakat dapat diakui jika manusia tersebut memiliki peran
dalam kelompok tersebut. Dengan sikap saling menghormati, saling
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
menolong, dan saling menghargai, hubungan antar manusia dapat berjalan
dengan harmonis.
Bentuk interaksi antar manusia dapat di wujudkan dalam sebuah
organisasi. Organisasi merupakan sebuah tempat yang menampung orangorang yang berusaha mencapai tujuan bersama. Organisasi yang sehat
ditunjukkan dengan interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Organisasi dianggap sebagai pemroses
informasi terbesar dengan input, throughput, dan output. Sistem terstruktur
atas perilaku ini mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan perananperanan yang dapat dirancang sebelum peranan-peranan tersebut diisi oleh
pelaku organisasi (Pace dan Faules, 1993:17).
Sifat terpenting organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan
penanganan kegiatan anggota organisasi dan bagaimana komunikasi
berlangsung dalam suatu organisasi dan apa maknanya adalah tergantung
pada konsepsi seseorang mengenai organisasi.
Dalam suatu organisasi terdapat pimpinan dan bawahan. Pimpinan
dalam kedudukannya sebagai komunikator bagi organisasi dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Maksudnya adalah
perintah atau instruksi yang disampaikan dapat dipahami oleh karyawan.
Kemampuan seorang pimpinan yaitu dalam memberikan informasi mengenai
tujuan organisasi dan memberikan penjelasan dalam kaitannya dengan tujuan
masing-masing kelompok sehingga masing-masing kelompok merasa bahwa
organisasi adalah tujuan mereka bersama. Dengan cara tersebut, seorang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
pimpinan dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja dengan baik. Untuk
menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri anggota organisasi, maka
lingkungan dimana mereka bekerja turut mendukung.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu denagn lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi
kapanpun, setidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi
menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah anggotaanggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan
atas banyak transaksi yang terjadi secara bersamaan (Pace dan Faules,
2006:31).
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu
evaluasi menyeluruh mengenai peristiwa, komunikasi, perilaku manusia,
respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik
antar karyawan dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut
(Pace dan Faules, 2006:147).
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota
organisasi.
Interaksi-interaksi
dan
proses-proses
yang
membentuk,
menciptakan kembali, mengubah dan memelihara iklim adalah hal yang
seharusnya menjadi pusat perhatian. Iklim bukanlah sifat seorang individu,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
tetapi sifat yang dibentuk, dimilik bersama dan dipelihara oleh para anggota
organisasi (Pace dan Faules, 2006:149).
Iklim komunikasi di dalam suatu organisasi memiliki peran yang cukup
penting. Upaya suatu organisasi menciptakan iklim kerja yang positif selain
memerlukan dukungan dari anggota organisasi juga memerlukan proses waktu
karena setiap individu yang berada dalam organisasi tersebut memerlukan
adaptasi dan pembenahan secara bertahap untuk mencapai hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi organisasi.
Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan tujuan organisasi
akan dapat cepat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya
serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen pada
organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan menyebabkan
terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat, sehingga tujuan
organisasi tidak dapat tercapai. Iklim komunikasi yang negatif juga dapat
mengakibatkan para anggotanya menjadi tidak memiliki komitmen pada
organisasi dan tidak memiliki sense of belonging terhadap organisasi tempat
mereka bekerja. Hal tersebut berlaku untuk organisasi atau lembaga atau
perusahaan manapun, begitu pula PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
PT. Irhamna Progres Mandiri
dibidang
adalah perusahaan yang bergerak
Suplier Oli dan Perawatan Mesin yang cukup berhasil, namun
sekalipun perusahaan ini berhasil di bidangnya, juga tidak menjadikan
perusahaan tersebut tidak memiliki masalah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Masalah atau ancaman yang muncul dari dalam organisasi jauh lebih
berbahaya bila dibandingkan masalah atau ancaman yang berasal dari luar
perusahaan. Sebesar apapun permasalahan yang dihadapi, akan dapat teratasi
apabila anggota organisasi atau perusahaan tersebut bersatu dan bersama-sama
mengatasinya, tetapi apabila suatu organisasi atau perusahaan tersebut sudah
tidak memiliki anggota yang tidak dapat diandalkan dan sudah tidak solid lagi,
maka dapat dikatakan nasib organisasi atau perusahaan tersebut sedang berada
di ujung tanduk. Oleh karena itu, untuk membangun suatu organisasi yang
baik harus diupayakan dan diciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang
penting bagi kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam
suatu organisasi dapat dicapai apabila terjalin komunikasi yang baik antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi
yang terjalin baik akan mempererat hubungan antara karyawan dengan atasan
atau dengan sesama rekan kerja.
Namun hal itu berbeda dengan yang terjadi di PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya. Kesenjangan hubungan antara atasan dengan bawahan atau
karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya kurang terjalin dengan
baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya gap antara atasan dengan karyawan
atau bawahan.
Gap ini terjadi karena atasan berusaha untuk mendoktrin pada
karyawan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi tidak boleh banyak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
berbicara dengan karyawan yang memiliki jabatan lebih rendah. Dan hal
tersebut bisa saja memperlemah interaksi antar karyawan dengan pimpinan
perusahaan
yang pada
gilirannya
dapat
menghambat perkembangan
organisasi.
Hal tersebut juga diasumsikan adanya keterkaitan karena PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya juga kurang memiliki media komunikasi formal
yang berguna untuk merekatkan hubungan antar karyawan dan sebagai sarana
komunikasi baik dari pimpinan kepada bawahan, ataupun sebaliknya.
Kurangnya media komunikasi di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya membuat iklim kerja kurang berjalan dengan baik. Media hanya
berlaku dari atas kebawah, tidak ada media penyampai pesan dari bawah ke
atas. Hal tersebut membuat para karyawan hanya bisa saling menggunjing
dengan karyawan yang lain terhadap atasan atau pimpinan perusahaan,
sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan
perusahaan dengan karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi dalam
perusahaan belum berjalan dengan baik. Komunikasi organisasi yang mestinya
dapat menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
selalu berubah-ubah belum optimal di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya. Baik itu komunikasi vertikal antara atasan dengan bawahan maupun
sebaliknya. Dan hal tersebut diasumsikan adanya keterkaitan dengan iklim
komunikasi organisasi yang berlangsung di dalamnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Oleh karena itu, penulis berusaha menggambarkan bagaimana Iklim
Komunikasi Organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya ?”
1.3.
Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang
telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada ilmu
komunikasi dalam hal iklim komunikasi organisasi.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara riil
tentang kondisi perusahaan sehingga dapat menjadi acuan bagi
pimpinan perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan baru dalam
rangka peningkatan kinerja perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teor i
2.1.1
Penger tian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata latin yaitu communication, dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud dari kata sama
adalah persamaan makna.
Menurut Hovland, komunikasi adalah “the process to modify the
behavior of other individuals”, dengan kata lain komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang
komunikatif (Effendy, 1999:9-10).
Lasswell berpendapat bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who says What In Which
Channel To Whom With What Effect?. Hal tersebut menunjukan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu, yakni :
1. Komunikator (source sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel)
4. Komunikan (receiver)
5. Efek (effect)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Berdasarkan paradigma Lasswel tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Pada hakekatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain
sebagainya yang muncul dari benaknya (Effendy, 1999:10-11).
2.1.2
Penger tian Organisasi
Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar di koordinasikan
dan dengan sengaja disusun yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan mempunyai batasan-batasan yang
secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis
yang relatif permanen dan dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Kazt dan Roseinzweig, organisasi adalah adanya orang-orang
yang usahannya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem
yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekerja sama atas dasar
pembagian kerja, peran dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1992:7).
Stephen P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social
entity, unit-unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling
berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola
dalam upaya mencapai tujuannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
2.1.3
Karakter istik dan Fungsi Organisasi
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi
melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab (Muhammad, 2001:23). Tiap organisasi mempunyai karakteristik umun,
antara lain :
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami
perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan
perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah
tersebut.
2. Memerlukan Informasi
Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan
suatu peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu
informasi yang dibutuhkan organisasi.
3. Mempunyai Tujuan
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan masingmasing yang bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota
organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian
tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
4. Terstruktur
Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan
dalam organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja
dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan produksi (Muhammad,
2001:29-31).
Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam
rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks
maka kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini
merupakan tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.
2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh
organisasi maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini
memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotannya.
3. Memproduksi Barang atau Orang
Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang
membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang
baru. Orang sebagai anggota organisasi manapun sebagai pemakai jasa
organisasi dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang
akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia
bekerja (Muhammad, 2001:32-34).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.1.4
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas
apa yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Menurut Goldhaber (1986) definisi komunikasi
organisasi adalah “ the process of creating and exchanging messages within a
network of interdependent relationship to cope with environmental
uncertainty”. Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungannya yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001:67). Definisi ini
mengandung tujuh konsep kunci yaitu:
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi
orang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran
itu nama dan mengembangkan suatu prasaan terhadapnya. Komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sipengirim.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran
pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat
menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima
yang dimaksud, metode diffusi dan arus tujuan dari pesan.
Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan
dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus
dipakai karyawan dalam organisasi. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk
memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan
lingkungan dan masyarakat umum.
Pesan dapat pula diklafikasikan menurut bagaimana pesan itu
disebarluaskan atau metode diffusi. Kebanyakan komunikasi organisasi
disebarluaskan dengan menggunakan metode “hardware” untuk dapat
berfungsi tergantung kepada alat-alat elektronik dan “power”. Sedangkan
pesan yang menggunakan metode “software” tergantung kepada kemampuan
dan skil dari individu terutama dalam berpikir menulis, berbicara dan
mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari pada
pengiriman dan penerimaan pesan. Redding (Goldhaber, 1986) menyarankan
ada tiga alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi yaitu: berkenaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaaan organisasi, dan
kemanusiaan.
Thayer mengemukakan empat fungsi khusus dari arus pesan dalam
organisasi yaitu: untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk
dan untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986) menggunakan tiga klasifikasi
Redding ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana
baru organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau
pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah.
3. Jaringan
Organisasi terdiri darisatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang
dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi
menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik
dinyatakan seacar formal maupun tidak formal.
Faktor kedua yang mempengaruhi hakekat dan luas jaringan komunikasi
adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan
komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan
dan komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan
komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu
istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang
kepada orang lain.
4. Keadaan saling tergantung
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal
ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem
organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu
organisasi saling melengkapi.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan
manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan
oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam
suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar
mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic
sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam kelompokkelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat
individual, kelompok dan hubungan organisasi. Lain halnya dengan Pace dan
Boren mereka menggunakan istilah hubungan
interpesonal terhadap
komunikasi yang terjadi dalam hubungan tatap muka. Dia membedakan empat
macam komunikasi yaitu komunikasi dyadic (antara 2 orang), komunikasi
serial yaitu komunikasi dyadic yang diperluas berupa satu seri, komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
kelompok kecil yaitu komunikasi antara 3-12 orang dan komunikasi
“audiance” atau komunikasi kelompok besar yang terdiri dari 13 orang lebih.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi
dalam lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan
kulturnya, dan antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang
dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari
anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk
tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, mka organisasi
memerlukan informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi
perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik
secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan
umum secara eksternal.
7. Ketidak pastian
Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini
organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang
komplek dengan integrasi yang tinggi.
Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu
banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk
menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi
yang diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang
berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu
organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu :
1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari
orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja
sama.
2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan orangorang untuk melakukan sesuatu.
3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan
kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengaruhi
perilaku seseorang.
4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai
dengan lingkungan fisik dan sosial mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Disamping
keempat
fungsi
tersebut,
komunikasi
juga
menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial
diantara manusia-manusia (Moekijat, 1993:7).
Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1993:14-17), tujuan
utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksanaan
dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kesetiaan, kerjasama dan pengertian pegawai.
2. Untuk
memberikan
informasi
kepada
manajemen
tentang
kebutuhan dan tujuan pegawai.
3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi
pegawai terhadap tujuan, kebijaksanaan dan praktek perusahaan.
4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan
program-program perusahaan dan keefektifan dari programprogram.
5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.
6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.
7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan
pegawai.
8. Untuk memotivasi pegawai
9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangi
propaganda dari sumber-sumber lain.
10. Untuk mencapai tujuan manajemen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu
perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk
mempengaruhi tindakan kearah kesejahteraan perusahaan. Komunikasi adalah
penting untuk berfungsinya intern perusahaan karena komunikasi menyatukan
fungsi-fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi
diperlukan untuk :
1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.
2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.
3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya
dengan cara yang se-efektif dan se-efisien mungkin.
4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana
dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian
banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya
komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa
manajemen adalah komunikasi dan George R. Terry mengibaratkan
komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar
(Effendy, 1999:10).
Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung
(tatap muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara
langsung dalam artian komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif.
Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang
melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya
melalui penyampaian pesan (Effendy, 1999:25-26)
Dalam suatu organisasi (baik profit maupun non profit), tindak
komunikasi dalam organisasi akan melibatkan :
1. Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
2. Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
3. Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak
pimpinan yang lebih suka mempersuasikan bawahan daripada memberi
perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan
kepedulian yang besar.
4. Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang baik, yaitu saluran
komunikasi formal dan saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktifitas ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1992:136).
2.1.5
Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Per usahaan
Menurut Pace dan Faules (1993:32), komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu
dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi
organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki
jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan
ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi
menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi
yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Makna pesan
dinegosiasikan antara peserta komunikasi. Makna pesan muncul dan
berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Hubungan antara para peserta,
juga konteksnya akan menentukan apa makna kata-kata yang bersangkutan.
Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang
terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku
pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan
terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang
terjadi (komunikasi transaksional). Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
sekedar sekumpulan orang yang berintaraksi maka komunikasi hanya
berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi,
ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada
simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata,
gagasan-gagasan
dan
konstruk
yang
mendorong,
mengesahkan,
mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam situasisituasi spesifik (Liliweri, 2004:60).
Menurut Mulyana (2001:75), komunikasi organisasi (Organizational
Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi
kelompok.
Komunikasi
organisasi
seringkali
melibatkan
komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan adakalanya juga komunikasi
publik.
2.1.6
Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi
perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit
banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat
menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami
kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komunikasi dengan iklim
organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim
organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh macam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara rileks
dan ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunikasi yang
negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan
penuh rasa persaudaraan.
Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas
hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan
keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan 5 dimensi penting
dari iklim komunikasi tersebut, yaitu :
1. Partisipasi membuat keputusan.
2. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.
3. Keterbukaan dan keterusterangan.
4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
5. “Supportiveness”, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa
hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
(Muhammad, 2001:82-85).
2.1.7
Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Per usahaan
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota-
anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,
menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang
seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk
perkembangan iklim komunikasi organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para
anggota organisasi (Pace dan Faules, 1993:165-166).
Menurut Pace dan Faules (1993:149), iklim komunikasi organisasi
terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsurunsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati,
dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi
dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi
pesan-pesan mengenai organisasi.
Perusahaan yang memiliki iklim komunikasi organisasi yang sehat
dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra
yang baik dalam kompetisi antar perusahaan. Iklim ini dibentuk dari pola
interaksi yang intens antar anggota organisasi (semua karyawan) dengan
lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai, dan kepercayaan
yang tinggi akan menuju ke arah iklim komunikasi yang positif.
Menurut Pace dan Faules (1993:157), proses pengukuran iklim
komunikasi organisasi meliputi penelitian atas persepsi anggota organisasi
mengenai pengaruh komunikasi. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan
persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual
anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan
komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis, 1974). Meskipun
satuan-satuan analisis adalah persepsi individu, persepsi keseluruhan memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur
adalah sifat-sifat makro organisasi.
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi
yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad,
2001:85)
Menurut Pace dan Faules (1993: 159-160), ada 6 faktor besar yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, antara lain :
1. Kepercayaan
Personel di semua tingkat berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang di dalamnya ada kepercayaan, keyakinan,
dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan Keputusan Partisipatif
Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua
wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terhadap kedudukan mereka. Para
pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam
proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
3. Kejujuran
Suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu
mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah
mereka berbicara pada teman sejawat, bawahan, atau atasan.
4. Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif lebih
mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas
mereka
saat
itu,
yang
mempengaruhi
kemampuan
mereka
untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian
lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan
rencana-rencana.
5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas
Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saransaran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap
tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan
pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk
dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.
6. Perhatian Pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya
rendah demikian pula menunjukan perhatian besar pada anggota organisasi
lainnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
2.1.8
Proses Komunikasi di Perusahaan
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam
proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001:167-168).
Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan
bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukan. Informasi akan dirujuk,
seperti dalam konteks “arus informasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi
adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan
pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan
kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat
dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules
(Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
YAYASAN KESEJAHTRAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
(Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya)
Diajukan Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
Pada Tanggal 13 Juni 2012
Tim Penguji
Pembimbing Utama
Ketua
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
NPT. 3 7006 94 00351
Juwito, S.Sos. M.Si
NPT. 367 049 500 361
Sekretaris
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
NPT. 3 7006 94 00351
Anggota
Dr. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 368 049 400 281
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Drs.Hj.Suparwati, Msi
NIP. 195507181983022001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT
Shalawat dan salam penulis hamparkan keharibaan Pemimpin Umat Muhammad Rasulullah
SAW yang telah memberikan Rachmat, Taufik dan Hidayahnya kepada penul;is sehingga skripsi
yang berjudul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya) dapat terselesaikan dan telah diuji didepan Tim Penguji untuk menilai layak
tidaknya dilanjutkan ke skripsi
Sungguh penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis rasa terima kasih kepada Drs.
Syaifuddin Zuhri M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi kepada penulis.
Disamping itu pula pada kesempatan ini memang selayaknya penulis menyampaikan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir.H. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” Jawa Timur
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
3. Juwito, S. Sos, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
5. Kedua orang tua atas bimbingan dan do’anya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu Kritik dan saran yang sifatnya membangun sagatlah penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis selanjutnya
Akhirul kalan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
bagi semua pihak pada umumnya. amin
Surabaya Desember 2012
Penulis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL................................................................
i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................
1
1.2. Perumusan Masalah………...............................
7
1.3. Tujuan Penelitian................................................
7
1.4. Kegunaan Penelitian............................................
7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA...................................................
2.1.Landasan Teori...................................................
8
8
2.1.1.Pengertian Komunikasi................................
8
2.1.2 Pengertian Organisasi....................................
9
2.1.3 Karakteristik dan Fungsi Organisasi............
10
2.1.4 Komunikasi Organisasi...............................
12
2.1.5 Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan....
21
2.1.6 Iklim Komunikasi Organisasi........................
22
2.1.7 Iklim Komunikasi Organisasi
Suatu Perusahaan…………………………...
23
2.1.8 Proses Komunikasi di Perusahaan..................
27
2.1.9 Komunikasi Sebagai Hubungan Yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berinterak Dalam Perusahaan......................
2.2. Kerangka Berpikir...................................
BAB III
METODE PENELITIAN.........................................
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. .
3.2
28
29
32
32
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi ..................
32
3.1.2 Iklim Komunikasi Organisasi Positif....... .
33
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi Negati.......
33
3.1.4 Pengukuran Variabel.................................
34
Populasi, Teknik Penarikan Sampel, dan Sampel..
36
3.2.1 Populasi...................................................
36
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel....
36
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................
37
3.4 Metode Analisis Data.....................................
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitia...................
41
41
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ....................
41
4.1.2 Struktur Organisasi ................................
41
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...................
42
4.2.1 Identitas Responden ...............................
42
4.2.2 Kepercayaan ...........................................
45
4.2.3 Keputusan Bersama ................................
48
4.2.4 Kejujuran ................................................
50
4.2.5 Keterbukaan Dalam Komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ke Bawah..................................................
53
4.2.6 Nilai Mendengarkan Dalam Komunikasi
Ke Atas .......................................................
55
4.2.7 Nilai Perhatian Untuk Tujuan
Berkinerja Tinggi .......................................
4.2.8 Nilai Iklim Komposit .................................
BAB V
57
59
4.3 Pembahasan ......................................................
60
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................
64
5.1 Kesimpulan .......................................................
64
5.2 Saran .................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
Nelly Dewi Karina
07 430 10 272
Iklim komunikasi Organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
Dalam menunjang lancarnya komunikasi organisasi yang ada diperusahaan perlu
ditunjang oleh iklim komunikasi organisasi yang baik. Hal ini dikarenakan iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi perilaku setiap anggota dalam organisasi.
Iklim komunikasi sangat penting dalama suatu organisasi karen amengaitkan antara
konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan dan harapan anggota organisasi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam [enelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Teori yang digunakan
salam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif
dengan pendekatan Kuantitaif. Metode yang digunakaan adalah survey. Sample yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Teknik penarikan sample
menggunakan total sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui
penyebaran koesioner. Dari hasil penelitian menunjukkan Iklim komunikasi Organisasi
PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya adalah negative.
Kata kunci:
Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi Organisasi.
Nelly Dewi Karina
07 430 10 272
Organizational communications clemate in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya.
In Fluent subvention of Organizational communications him exist in company
require to be supported by good Organizational communications clemate. This matter
because of Organizational communications clemate can influence behavior each every
meber in Organizational communications clemete of vital importance in organization
because correlating organization context with concept, organization member expectation
and feelings. Target of which will reach in this research is to know Organizational
communications clemate in PT. Orhamna Progress Mandiri Surabaya. Theory which is
used in theirs research is Organizational clemate communications.
Research type which used in this research is descriptive research with quantitative
approach. Methode the used is survey. Sample in this research amaunt to30 respondent.
Techniquei. Drawl of sample use totally of sampling. Used technique data collecting
spreading of quetionaire, from result of research show Organizational communications
clemate exist in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya is Negative.
Keyword
Organizational communications, Organizational communications clemate.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya
komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan
apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan dengan orang lain merupakan proses yang terus berlanjut, jumlah
dan mutu komunikasi yang ada pada hubungan tersebut adalah yang
membawa hubungan tersebut dalam kehidupan.
Melalui hubungan dengan orang lain, manusia dapat berkumpul dalam
suatu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Hal tersebut
sesuai dengan sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Bentuk
kerja sama ini dapat melalui interaksi social, baik hubungan antar individu,
hubungan individu denagn kelompok, maupun hubungan antar kelompok.
Manusia
dalam
berinteraksi
tidak
sekedar
untuk
memenuhi
kepentingan pribadinya semata, tetapi berusaha untuk menjadi suatu bagian
dalam kelompok-kelompok masyarakat. Keberadaan manusia dalam suatu
kelompok masyarakat dapat diakui jika manusia tersebut memiliki peran
dalam kelompok tersebut. Dengan sikap saling menghormati, saling
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
menolong, dan saling menghargai, hubungan antar manusia dapat berjalan
dengan harmonis.
Bentuk interaksi antar manusia dapat di wujudkan dalam sebuah
organisasi. Organisasi merupakan sebuah tempat yang menampung orangorang yang berusaha mencapai tujuan bersama. Organisasi yang sehat
ditunjukkan dengan interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Organisasi dianggap sebagai pemroses
informasi terbesar dengan input, throughput, dan output. Sistem terstruktur
atas perilaku ini mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan perananperanan yang dapat dirancang sebelum peranan-peranan tersebut diisi oleh
pelaku organisasi (Pace dan Faules, 1993:17).
Sifat terpenting organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan
penanganan kegiatan anggota organisasi dan bagaimana komunikasi
berlangsung dalam suatu organisasi dan apa maknanya adalah tergantung
pada konsepsi seseorang mengenai organisasi.
Dalam suatu organisasi terdapat pimpinan dan bawahan. Pimpinan
dalam kedudukannya sebagai komunikator bagi organisasi dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Maksudnya adalah
perintah atau instruksi yang disampaikan dapat dipahami oleh karyawan.
Kemampuan seorang pimpinan yaitu dalam memberikan informasi mengenai
tujuan organisasi dan memberikan penjelasan dalam kaitannya dengan tujuan
masing-masing kelompok sehingga masing-masing kelompok merasa bahwa
organisasi adalah tujuan mereka bersama. Dengan cara tersebut, seorang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
pimpinan dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja dengan baik. Untuk
menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri anggota organisasi, maka
lingkungan dimana mereka bekerja turut mendukung.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu denagn lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi
kapanpun, setidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi
menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah anggotaanggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan
atas banyak transaksi yang terjadi secara bersamaan (Pace dan Faules,
2006:31).
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu
evaluasi menyeluruh mengenai peristiwa, komunikasi, perilaku manusia,
respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik
antar karyawan dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut
(Pace dan Faules, 2006:147).
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota
organisasi.
Interaksi-interaksi
dan
proses-proses
yang
membentuk,
menciptakan kembali, mengubah dan memelihara iklim adalah hal yang
seharusnya menjadi pusat perhatian. Iklim bukanlah sifat seorang individu,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
tetapi sifat yang dibentuk, dimilik bersama dan dipelihara oleh para anggota
organisasi (Pace dan Faules, 2006:149).
Iklim komunikasi di dalam suatu organisasi memiliki peran yang cukup
penting. Upaya suatu organisasi menciptakan iklim kerja yang positif selain
memerlukan dukungan dari anggota organisasi juga memerlukan proses waktu
karena setiap individu yang berada dalam organisasi tersebut memerlukan
adaptasi dan pembenahan secara bertahap untuk mencapai hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi organisasi.
Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan tujuan organisasi
akan dapat cepat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya
serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen pada
organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan menyebabkan
terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat, sehingga tujuan
organisasi tidak dapat tercapai. Iklim komunikasi yang negatif juga dapat
mengakibatkan para anggotanya menjadi tidak memiliki komitmen pada
organisasi dan tidak memiliki sense of belonging terhadap organisasi tempat
mereka bekerja. Hal tersebut berlaku untuk organisasi atau lembaga atau
perusahaan manapun, begitu pula PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
PT. Irhamna Progres Mandiri
dibidang
adalah perusahaan yang bergerak
Suplier Oli dan Perawatan Mesin yang cukup berhasil, namun
sekalipun perusahaan ini berhasil di bidangnya, juga tidak menjadikan
perusahaan tersebut tidak memiliki masalah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Masalah atau ancaman yang muncul dari dalam organisasi jauh lebih
berbahaya bila dibandingkan masalah atau ancaman yang berasal dari luar
perusahaan. Sebesar apapun permasalahan yang dihadapi, akan dapat teratasi
apabila anggota organisasi atau perusahaan tersebut bersatu dan bersama-sama
mengatasinya, tetapi apabila suatu organisasi atau perusahaan tersebut sudah
tidak memiliki anggota yang tidak dapat diandalkan dan sudah tidak solid lagi,
maka dapat dikatakan nasib organisasi atau perusahaan tersebut sedang berada
di ujung tanduk. Oleh karena itu, untuk membangun suatu organisasi yang
baik harus diupayakan dan diciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang
penting bagi kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam
suatu organisasi dapat dicapai apabila terjalin komunikasi yang baik antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi
yang terjalin baik akan mempererat hubungan antara karyawan dengan atasan
atau dengan sesama rekan kerja.
Namun hal itu berbeda dengan yang terjadi di PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya. Kesenjangan hubungan antara atasan dengan bawahan atau
karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya kurang terjalin dengan
baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya gap antara atasan dengan karyawan
atau bawahan.
Gap ini terjadi karena atasan berusaha untuk mendoktrin pada
karyawan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi tidak boleh banyak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
berbicara dengan karyawan yang memiliki jabatan lebih rendah. Dan hal
tersebut bisa saja memperlemah interaksi antar karyawan dengan pimpinan
perusahaan
yang pada
gilirannya
dapat
menghambat perkembangan
organisasi.
Hal tersebut juga diasumsikan adanya keterkaitan karena PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya juga kurang memiliki media komunikasi formal
yang berguna untuk merekatkan hubungan antar karyawan dan sebagai sarana
komunikasi baik dari pimpinan kepada bawahan, ataupun sebaliknya.
Kurangnya media komunikasi di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya membuat iklim kerja kurang berjalan dengan baik. Media hanya
berlaku dari atas kebawah, tidak ada media penyampai pesan dari bawah ke
atas. Hal tersebut membuat para karyawan hanya bisa saling menggunjing
dengan karyawan yang lain terhadap atasan atau pimpinan perusahaan,
sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan
perusahaan dengan karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi dalam
perusahaan belum berjalan dengan baik. Komunikasi organisasi yang mestinya
dapat menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
selalu berubah-ubah belum optimal di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya. Baik itu komunikasi vertikal antara atasan dengan bawahan maupun
sebaliknya. Dan hal tersebut diasumsikan adanya keterkaitan dengan iklim
komunikasi organisasi yang berlangsung di dalamnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Oleh karena itu, penulis berusaha menggambarkan bagaimana Iklim
Komunikasi Organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya ?”
1.3.
Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang
telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada ilmu
komunikasi dalam hal iklim komunikasi organisasi.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara riil
tentang kondisi perusahaan sehingga dapat menjadi acuan bagi
pimpinan perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan baru dalam
rangka peningkatan kinerja perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teor i
2.1.1
Penger tian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata latin yaitu communication, dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud dari kata sama
adalah persamaan makna.
Menurut Hovland, komunikasi adalah “the process to modify the
behavior of other individuals”, dengan kata lain komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang
komunikatif (Effendy, 1999:9-10).
Lasswell berpendapat bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who says What In Which
Channel To Whom With What Effect?. Hal tersebut menunjukan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu, yakni :
1. Komunikator (source sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel)
4. Komunikan (receiver)
5. Efek (effect)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Berdasarkan paradigma Lasswel tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Pada hakekatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain
sebagainya yang muncul dari benaknya (Effendy, 1999:10-11).
2.1.2
Penger tian Organisasi
Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar di koordinasikan
dan dengan sengaja disusun yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan mempunyai batasan-batasan yang
secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis
yang relatif permanen dan dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Kazt dan Roseinzweig, organisasi adalah adanya orang-orang
yang usahannya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem
yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekerja sama atas dasar
pembagian kerja, peran dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1992:7).
Stephen P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social
entity, unit-unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling
berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola
dalam upaya mencapai tujuannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
2.1.3
Karakter istik dan Fungsi Organisasi
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi
melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab (Muhammad, 2001:23). Tiap organisasi mempunyai karakteristik umun,
antara lain :
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami
perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan
perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah
tersebut.
2. Memerlukan Informasi
Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan
suatu peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu
informasi yang dibutuhkan organisasi.
3. Mempunyai Tujuan
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan masingmasing yang bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota
organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian
tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
4. Terstruktur
Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan
dalam organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja
dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan produksi (Muhammad,
2001:29-31).
Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam
rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks
maka kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini
merupakan tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.
2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh
organisasi maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini
memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotannya.
3. Memproduksi Barang atau Orang
Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang
membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang
baru. Orang sebagai anggota organisasi manapun sebagai pemakai jasa
organisasi dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang
akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia
bekerja (Muhammad, 2001:32-34).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.1.4
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas
apa yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Menurut Goldhaber (1986) definisi komunikasi
organisasi adalah “ the process of creating and exchanging messages within a
network of interdependent relationship to cope with environmental
uncertainty”. Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungannya yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001:67). Definisi ini
mengandung tujuh konsep kunci yaitu:
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi
orang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran
itu nama dan mengembangkan suatu prasaan terhadapnya. Komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sipengirim.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran
pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat
menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima
yang dimaksud, metode diffusi dan arus tujuan dari pesan.
Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan
dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus
dipakai karyawan dalam organisasi. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk
memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan
lingkungan dan masyarakat umum.
Pesan dapat pula diklafikasikan menurut bagaimana pesan itu
disebarluaskan atau metode diffusi. Kebanyakan komunikasi organisasi
disebarluaskan dengan menggunakan metode “hardware” untuk dapat
berfungsi tergantung kepada alat-alat elektronik dan “power”. Sedangkan
pesan yang menggunakan metode “software” tergantung kepada kemampuan
dan skil dari individu terutama dalam berpikir menulis, berbicara dan
mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari pada
pengiriman dan penerimaan pesan. Redding (Goldhaber, 1986) menyarankan
ada tiga alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi yaitu: berkenaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaaan organisasi, dan
kemanusiaan.
Thayer mengemukakan empat fungsi khusus dari arus pesan dalam
organisasi yaitu: untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk
dan untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986) menggunakan tiga klasifikasi
Redding ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana
baru organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau
pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah.
3. Jaringan
Organisasi terdiri darisatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang
dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi
menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik
dinyatakan seacar formal maupun tidak formal.
Faktor kedua yang mempengaruhi hakekat dan luas jaringan komunikasi
adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan
komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan
dan komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan
komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu
istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang
kepada orang lain.
4. Keadaan saling tergantung
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal
ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem
organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu
organisasi saling melengkapi.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan
manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan
oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam
suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar
mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic
sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam kelompokkelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat
individual, kelompok dan hubungan organisasi. Lain halnya dengan Pace dan
Boren mereka menggunakan istilah hubungan
interpesonal terhadap
komunikasi yang terjadi dalam hubungan tatap muka. Dia membedakan empat
macam komunikasi yaitu komunikasi dyadic (antara 2 orang), komunikasi
serial yaitu komunikasi dyadic yang diperluas berupa satu seri, komunikasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
kelompok kecil yaitu komunikasi antara 3-12 orang dan komunikasi
“audiance” atau komunikasi kelompok besar yang terdiri dari 13 orang lebih.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi
dalam lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan
kulturnya, dan antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang
dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari
anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk
tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, mka organisasi
memerlukan informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi
perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik
secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan
umum secara eksternal.
7. Ketidak pastian
Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini
organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang
komplek dengan integrasi yang tinggi.
Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu
banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk
menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi
yang diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang
berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu
organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu :
1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari
orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja
sama.
2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan orangorang untuk melakukan sesuatu.
3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan
kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengaruhi
perilaku seseorang.
4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai
dengan lingkungan fisik dan sosial mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Disamping
keempat
fungsi
tersebut,
komunikasi
juga
menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial
diantara manusia-manusia (Moekijat, 1993:7).
Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1993:14-17), tujuan
utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksanaan
dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kesetiaan, kerjasama dan pengertian pegawai.
2. Untuk
memberikan
informasi
kepada
manajemen
tentang
kebutuhan dan tujuan pegawai.
3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi
pegawai terhadap tujuan, kebijaksanaan dan praktek perusahaan.
4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan
program-program perusahaan dan keefektifan dari programprogram.
5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.
6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.
7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan
pegawai.
8. Untuk memotivasi pegawai
9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangi
propaganda dari sumber-sumber lain.
10. Untuk mencapai tujuan manajemen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu
perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk
mempengaruhi tindakan kearah kesejahteraan perusahaan. Komunikasi adalah
penting untuk berfungsinya intern perusahaan karena komunikasi menyatukan
fungsi-fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi
diperlukan untuk :
1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.
2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.
3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya
dengan cara yang se-efektif dan se-efisien mungkin.
4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana
dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian
banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya
komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa
manajemen adalah komunikasi dan George R. Terry mengibaratkan
komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar
(Effendy, 1999:10).
Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung
(tatap muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara
langsung dalam artian komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif.
Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang
melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya
melalui penyampaian pesan (Effendy, 1999:25-26)
Dalam suatu organisasi (baik profit maupun non profit), tindak
komunikasi dalam organisasi akan melibatkan :
1. Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
2. Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
3. Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak
pimpinan yang lebih suka mempersuasikan bawahan daripada memberi
perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan
kepedulian yang besar.
4. Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang baik, yaitu saluran
komunikasi formal dan saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktifitas ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1992:136).
2.1.5
Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Per usahaan
Menurut Pace dan Faules (1993:32), komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu
dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi
organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki
jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan
ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi
menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi
yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Makna pesan
dinegosiasikan antara peserta komunikasi. Makna pesan muncul dan
berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Hubungan antara para peserta,
juga konteksnya akan menentukan apa makna kata-kata yang bersangkutan.
Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang
terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku
pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan
terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang
terjadi (komunikasi transaksional). Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
sekedar sekumpulan orang yang berintaraksi maka komunikasi hanya
berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi,
ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada
simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata,
gagasan-gagasan
dan
konstruk
yang
mendorong,
mengesahkan,
mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam situasisituasi spesifik (Liliweri, 2004:60).
Menurut Mulyana (2001:75), komunikasi organisasi (Organizational
Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi
kelompok.
Komunikasi
organisasi
seringkali
melibatkan
komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan adakalanya juga komunikasi
publik.
2.1.6
Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi
perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit
banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat
menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami
kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komunikasi dengan iklim
organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim
organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh macam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara rileks
dan ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunikasi yang
negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan
penuh rasa persaudaraan.
Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas
hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan
keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan 5 dimensi penting
dari iklim komunikasi tersebut, yaitu :
1. Partisipasi membuat keputusan.
2. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.
3. Keterbukaan dan keterusterangan.
4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
5. “Supportiveness”, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa
hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
(Muhammad, 2001:82-85).
2.1.7
Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Per usahaan
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota-
anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,
menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang
seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk
perkembangan iklim komunikasi organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para
anggota organisasi (Pace dan Faules, 1993:165-166).
Menurut Pace dan Faules (1993:149), iklim komunikasi organisasi
terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsurunsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati,
dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi
dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi
pesan-pesan mengenai organisasi.
Perusahaan yang memiliki iklim komunikasi organisasi yang sehat
dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra
yang baik dalam kompetisi antar perusahaan. Iklim ini dibentuk dari pola
interaksi yang intens antar anggota organisasi (semua karyawan) dengan
lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai, dan kepercayaan
yang tinggi akan menuju ke arah iklim komunikasi yang positif.
Menurut Pace dan Faules (1993:157), proses pengukuran iklim
komunikasi organisasi meliputi penelitian atas persepsi anggota organisasi
mengenai pengaruh komunikasi. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan
persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual
anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan
komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis, 1974). Meskipun
satuan-satuan analisis adalah persepsi individu, persepsi keseluruhan memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur
adalah sifat-sifat makro organisasi.
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi
yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad,
2001:85)
Menurut Pace dan Faules (1993: 159-160), ada 6 faktor besar yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, antara lain :
1. Kepercayaan
Personel di semua tingkat berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang di dalamnya ada kepercayaan, keyakinan,
dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan Keputusan Partisipatif
Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua
wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terhadap kedudukan mereka. Para
pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam
proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
3. Kejujuran
Suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu
mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah
mereka berbicara pada teman sejawat, bawahan, atau atasan.
4. Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif lebih
mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas
mereka
saat
itu,
yang
mempengaruhi
kemampuan
mereka
untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian
lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan
rencana-rencana.
5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas
Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saransaran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap
tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan
pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk
dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.
6. Perhatian Pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya
rendah demikian pula menunjukan perhatian besar pada anggota organisasi
lainnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
2.1.8
Proses Komunikasi di Perusahaan
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam
proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001:167-168).
Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan
bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukan. Informasi akan dirujuk,
seperti dalam konteks “arus informasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi
adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan
pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan
kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat
dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules