TINGKAT POLUTAN (CO DAN NOx) DALAM RUANG PERPARKIRAN BASEMENT DAN UPPER GROUND PADA MALL ITC SURABAYA.

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

1

TINGKAT POLUTAN (CO DAN NOx) DALAM RUANG
PERPARKIRAN BASEMENT DAN UPPER GROUND
PADA MALL ITC SURABAYA
Sheyla Anggun Kartikasari dan Yayok Surya. P
Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Email :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah konsentrasi karbon
monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (NOx) di Basement parkir tertinggi dan atas
tanah di Mall ITC Surabaya dan menganalisis hubungan antara jumlah kendaraan, suhu,
kelembaban , dan kecepatan angin terhadap konsentrasi karbon monoksida (CO) dan
oksida nitrogen (NOx).
Hasil yang diharapkan dari pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
dasar untuk memberikan rekomendasi teknis yang mencakup langkah-langkah
perbaikan dan / atau peningkatan dan penghargaan untuk kota dan kebijakan
rekomendasi. Studi ini menyimpulkan bahwa tingkat CO dan NOx di ruang bawah

tanah lebih tinggi dari atas tanah dan keduanya masih di bawah udara ambien. Standart
parameter kualitas untuk CO adalah 20 ppm dan 0,05 ppm parameter NOx (Gubernur
Jawa Timur Peraturan No. 10 tahun 2009).
Kata kunci: Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Basement, tanah Atas
ITC mall area parkir
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the amount of the concentration of
carbon monoxide (CO) and Nitrogen Oxides (NOx) at the highest parking Basement
and Upper ground in Mall ITC Surabaya and analyze the relationship between the
number of vehicles, temperature, humidity, and wind speed against the concentration of
carbon monoxide ( CO) and Nitrogen oxides (NOx).
Expected results of those measurements are then used as the basis to provide
technical recommendations that include corrective measures and / or improvement of
and appreciation for the city and policy recommendations. The study concluded that the
levels of CO and NOx in the basement is higher than Upper Ground and both still
below ambient air. Standart quality parameters for CO is 20 ppm and 0,05 ppm NOx
parameter (East Java Governor Regulation No. 10 of 2009).
Keywords: Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxides (NOx), Basement, Upper ground
ITC mall parking area


2

PENDAHULUAN
Sumber
pencemaran
udara
terbesar di perkotaan sekitar 60 %
disebabkan karena tingginya jumlah
kendaraan bermotor yang bergerak
dalam kota (Soedomo,2001 dalam
Widianto 2015). Meningkatnya jumlah
Mall di Surabaya menyebabkan jumlah
kendaraan bermotor pada area parkir
juga bertambah. Sehingga gas pencemar
yang dihasilkan kendaraan bermotor
pada area parkir semakin tinggi, salah
satu gas pencemarnya yaitu gas karbon
monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida
(NOx). Mall ITC merupakan mall yang
memiliki area parkir basement dan

upper ground. Daya tampung jumlah
kendaraan bermotor di mall ITC
menjadi lebih banyak. Sehingga, timbul
adanya dugaan pencemaran udara yang
dihasilkan kendaraan bermotor yang
dapat menyebabkan penurunan kualitas
udara. Kendaraan bermotor yang keluar
maupun masuk area parkir indoor
tersebut mengeluarkan gas buangan
yang mengandung berbagai zat yang
dapat mencemari udara, salah satunya
yaitu karbon monoksida (CO) dan
Nitrogen Oksida (NOx). Pencemaran
udara dalam ruangan (indoor pollution)
perlu mendapat perhatian karena
pencemaran dalam ruangan sebagai
masalah kesehatan lingkungan yang
dapat membahayakan bagi manusia.
Kadar CO yang tinggi dalam suatu
ruangan dapat membahayakan manusia

karena dapat menimbulkan hipoksia
jaringan dengan gejala kelemahan,
mual, muntah, vertigo, bahkan kematian
(United States Departement of Labor,
1996). Parkiran Basement merupakan
ruangan tertutup dimana area parkir
memiliki sistem ventilasi yang kurang
memadai sehingga sering kali saat kita
selesai memarkirkan kendaraan kita di
area parkir basement tersebut, udara
terasa pengap, panas, sering suasana
ruangan berkabut tercemar asap

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.8 No 1

kendaraan bermotor. Ventilasi udara di
ruangan yang buruk dan penghirupan
CO dan NOx secara kronis dapat
menyebakan kejadian keracunan CO
dan NOx semakin cepat sehingga dapat

membahayakan manusia yang ada
didalamnya.
Penelitian ini disusun untuk
menentukan indeks pencemaran CO
dan NOx pada perparkiran basement dan
upper ground juga menganalisis faktor
faktor yang mempengaruhi pencemaran
udara seperti jumlah kendaraan, suhu,
kelembaban,
dan kecepatan angin
terhadap besarnya konsentrasi Karbon
monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida
(NOx) di mall ITC Surabaya, dimana
keduanya memiliki sistem ventilasi
yang
berbeda.
diharapkan
hasil
pengukuran
tersebut

kemudian
dijadikan dasar dalam memberikan
rekomendasi teknis yang meliputi
langkah-langkah perbaikan dan/atau
peningkatan dan penghargaan bagi kota
dan rekomendasi kebijakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Baku Mutu Udara Ambien
Baku
mutu
Berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
10 Tahun 2009 tentang pengendalian
Pencemaran udara, adalah ukuran batas
atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau seharusnya
ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara
ambien.
Jenis pencemaran udara

Ada beberapa jenis pencemaran
udara, yaitu (Sunu, 2001 dalam
Kamal,2015):
1. Berdasarkan Bentuk
a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari
zat padat atau zat cair karena
dipanaskan atau menguap sendiri.
Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx.

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

b. Partikel, adalah suatu bentuk
pencemaran udara yang berasal dari
zarah- zarah kecil yang terdispersi ke
udara, baik berupa padatan, cairan,
maupun padatan dan cairan secara
bersama-sama. Contohnya: debu, asap,
kabut, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Tempat
a. Pencemaran udara dalam ruang

(indoor air pollution) yang disebut juga
udara tidak bebas seperti di rumah,
pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit,
dan bangunan lainnya. Biasanya zat
pencemarnya adalah asap rokok, asap
yang terjadi di dapur tradisional ketika
memasak, dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang
(outdoor air pollution) yang disebut
juga udara bebas seperti asap asap dari
industri maupun kendaraan bermotor.
3. Berdasarkan Gangguan atau Efeknya
Terhadap Kesehatan
a. Irritansia, adalah zat pencemar yang
dapat menimbulkan iritasi jaringan
tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen
Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana
darah kekurangan oksigen dan tidak
mampu melepas Karbon Dioksida. Gas

penyebab tersebut seperti CO, H2S,
NH3, danCH4
c. Anestesia, adalah zat yang
mempunyai efek membius dan biasanya
merupakan pencemaran udara dalam
ruang. Contohnya; Formaldehide dan
Alkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang
menyebabkan
keracunan.
Zat
penyebabnya seperti Timbal, Cadmium,
Fluor, dan Insektisida.
4.Berdasarkan Asalnya
a. Primer, adalah suatu bahan kimia
yang ditambahkan langsung ke udara
yang menyebabkan konsentrasinya
meningkat
dan
membahayakan.

Contohnya: CO2 yang meningkat diatas
konsentrasi normal.

3

b. Sekunder, adalah senyawa kimia
berbahaya yang timbul dari hasil reaksi
anatara zat polutan primer dengan
komponen alamiah. Contohnya: Peroxy
Acetil Nitrat (PAN).
Sifat-sifat Pencemaran Udara
1. Bersifat kualitatif, yaitu terdiri dari
unsur-unsur yang secara alamiah telah
terdapat dalam alam tetapi jumlahnya
bertambah
sedemikian
banyaknya
sehingga
menambah
pencemaran

lingkungan. Hal ini bisa terjadi akibat
bencana alam, perbuatan manusia dan
lain-lain. Contoh polutan misalnya
unsur karbon, nitrogen, fosfor dan lainlain.
2. Bersifat kuantitatif, Terdiri dari
unsur-unsur
yang
terjadi
akibat
berlangsungnya persenyawaan yang
dibuat secara sintetis seperti:
pestisida, detergen dan lain lain.
Umumnya polusi lingkungan ditujukan
kepada faktor-faktor fisik seperti polusi
udara, radiasi, suhu, penerangan, dan
faktor-faktor kimia melalui debu,
uap,gas, larutan, awan, kabut (Supardi,
2003 dalam kamal 2015).
Standar tentang batas-batas pencemar
udara secara kuantitatif diatur dalam
Baku mutu udara Ambien dan Baku
mutu emisi. Baku mutu udara ambien
mengatur
batas
kadar
yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat diudara namun tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap
makhluk hidup, tumbuh tumbuhan atau
benda. Di samping baku mutu udara
ambien, juga diatur batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari
sumber pencemaran ke udara sehingga
tidak mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien. Standar ini
disebut dengan baku mutu emisi.
Faktor Faktor yang mempengaruhi
pencemaran
a) Radiasi Matahari

4

Radiasi matahari yang sampai di
atmosfer maupun yang tiba di
permukaan bumi merupakan energi
utama dalam siklus cuaca termasuk
persebaran polutan di atmosfer.
b) Suhu Udara dan Stabilitas Atmosfer
Suhu
mencerminkan
energi
kinetik rata-rata dari gerakan molekulmolekul sedangkan panas adalah salah
satu bentuk energi yang dikandung oleh
suatu benda. Pada lapisan troposfer, laju
suhu udara turun terhadap ketinggian
(lapse rate). Namun pada waktu tertentu
di lapisan permukaan (surface layer)
laju suhu udara naik terhadap
ketinggian.

c) Distribusi Angin
Angin memiliki peran utama dalam
penyebaran polutan. Partikel polutan ini
selanjutnya akan bergerak sesuai arah
angin bergerak. Kekuatan angin turut
pula
mempengaruhi
kecepatan
penyebaran polutan dari sumbernya.
e) Kelembaban Relatif (RH)
Kelembaban udara (RH) kaitannya
terhadap polutan di atmosfer adalah
pengaruh jarak pandang. Pola RH
harian yang secara umum berlawanan
dengan pola suhu harian memiliki
pengaruh terhadap konsentrasi polutan
di atmosfer. Pada siang hari, suhu udara
relatif tinggi dibandingkan malam hari
sehingga memiliki kandungan uap air
jauh lebih rendah dibandingkan pada
saat
malam
harinya.
Perbedaan
kandungan uap air ini selanjutnya yang
dapat menjadi bahan tersuspensi bagi
partikel-partikel polutan disekitarnya
sehingga berpengaruh terhadap jarak
pandang. (Supriyadi,2009)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di pusat
perbelanjaan Mall ITC Surabaya
tepatnya di area parkir basement dan

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.8 No 1

area parkir upper ground. Setiap area
memiiki 2 titik sampling yaitu area
parkir dekat loket (ticketing) pintu
masuk dan area parkir bagian tengah.
Pemilihan
lokasi
sampling
ini
dikarenakan kedua titik ini merupakan
lokasi dimana banyak kendaraan yang
berlalu lalang pada mall tersebut.
Pengambilan sampel pada Mall ITC
Surabaya dilakukan di 4 titik. Adapun
titik lokasi pengambilan sampel udara
ambien CO dan NOx beserta faktor
meteorologinya (jumlah kendaraan,
suhu, kelembaban,
dan kecepatan
angin) pada ruang parkir Basement dan
Upper Ground sebagai berikut.
1.Lokasi titik pengambilan sampel pada
ruang parkir Upper Ground terdapat di
dua titik yaitu:
a.Titik A, Area parkir dekat pintu
masuk.
b.Titik B, Area parkir bagian tengah.
2.Lokasi titik pengambilan sampel pada
ruang parkir Basement terdapat di dua
titik yaitu:
a.Titik C, Area parkir dekat loket
(ticketing) pintu masuk.
b.Titik D, Area parkir bagian tengah.
Variabel Penelitian
Pada
penelitian
ini
menggunakan 2 macam variabel,
yaitu variabel Independent dan
Variabel
Dependent.Variabel
Independent merupakan
suatu
variabel yang dipilih serta diukur
oleh peneliti untuk menentukan
adanya suatu hubungan pada
keadaan atau kejadian yang diteliti
oleh peneliti. Variable ini sering
disebut sebagai variabel pengaruh,
variabel perlakuan, treatment, dan
juga dikenal sebagai variabel bebas
dan variabel predictor. Variabel ini
dapat mempengaruhi variabel lain.
Variabel Dependent sering disebut
sebagai variabel konsekuen, variabel
kriteria, variabel pengaruh, terikat.

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

Variabel Dependent merupakan
suatu variabel yang diteliti apakah
menunjukkan adanya pengaruh dari
perlakuan variabel Independent.
1. Variabel Dependent :
a) Musim Kemarau
b) Lokasi pengukuran di Mall
ITC Surabaya
2. Variabel Independent :
a) Waktu pengambilan sampel :
- pukul 09.00 – 10.00
- pukul 12.00 – 13.00
- pukul 16.00 – 17.00
b) Tempat pengambilan sampel :
- Basement
- Upper Ground
3. Pada penelitian ini parameter
yang dianalisis adalah
a. Karbon monoksida (CO)
b. Nitrogen Oksida (NOx)
c. Suhu
d. Kecepatan angin
e. Kelembaban
f. Jumlah kendaraan
Data Penelitian
Data Primer
Pengambilan contoh uji udara
ambien Karbonmonoksida (CO) dan
Natrium Oksida (NOx) pada mall ITC
Surabaya dilakukan selama 4 hari
dengan kurun waktu 1 minggu.
Penelitian dilakukan 3 kali dalam sehari
yaitu jam 09.00-10.00, jam 12.0013.00, dan jam 16.00-17.00. Rincian
waktu pengambilan sampel ialah
sebagai berikut, pada tiap titik sampling
dilakukan 2 kali pengambilan sampel
pada weekdays yaitu pada hari Senin
dan Selasa, dan 2 kali pengambilan
sampel pada weekends yaitu hari Sabtu
dan minggu dengan lama pengukuran
selama
1
jam/interval
waktu.
Pengambilan sampel dilakukan di 4
titik, 2 titik lokasi pada area Basement
dan 2 titik lokasi pada area Upper
Ground.Hasil pengumpulan data akan
diuji menggunakan program Minitab.
Data Sekunder

5

Data sekunder adalah data yang
digunakan sebagai acuan dalam
penelitian
atau
sebagai
data
pembanding. Data sekunder dalam
penelitian ini dapat berasal dari
dokumentasi, studi pustaka serta
instansi terkait.
Instrumen Penelitian
Peralatan
yag digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Alat tulis
Alat yang digunakan untuk mencatat,
melaporkan hasil penelitian. Alat
yang dimaksud yaitu pulpen, kertas,
dan laptop.
2. Alat
yang
digunakan
untuk
pengukuran NO₂ dan CO yaitu
a. CO meter
Alat uji udara ambien Karbon
monoksida (CO) menggunakan CO
meter AZ-0016. Merupakan alat
untuk
mengetahui
gas
karbomonoksida (CO) pada udara
ambien. Besar LCD readout
memberikan gambaran singkat dari
tingkat CO saat ini dan bunyi alarm
terdengar untuk perhatian prompt
ketika batas aman paparan jangka
pendek terlampaui.

Gambar 1. CO meter AZ-0016
b. Midget Impinger
Merupakan alat yang digunakan
untuk mengambil sampel udara
ambien Nitrogen Oksida (NOx).
Prinsip kerja alat ini yaitu
dengan menarik sampel udara
menggunakan pompa hisab ke
dalam tabung impinger yang
berisi larutan penangkap.

6

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.8 No 1

Gambar 2. Midget Impinger
c. Anemometer
Merupakan alat yang digunakan
untuk mengetahui Kecepatan
angin. Alat ini jugadapat
digunakan untuk mengukur
Suhu dan Kelembaban.

Gambar 3.Anemometer untuk
mengukur kecepatan angin

Gambar 4. Anemometer untuk
mengukur suhu dan kelembaban
d. Counter Hand
Merupakan
alat
untuk
menghitung jumlah kendaraan
bermotor yang melintas.

Gambar 5. Counter Hand
Cara kerja
Metode pengambilan contoh uji
udara
ambien
untuk
Karbonmonoksida
(CO)
menggunakan Carbon Monoxide
meter, alat ini merupakan alat digital
yang digunakan untuk mengukur
kadar karbonmononksida dan akan
terbaca langsung di monitor,
sedangkan
untuk
metode
pengambilan contoh uji udara
ambien NOx menggunakan metode
Griess Saltzman dengan melakukan
penjerapan gas NOx di udara yang
akan masuk kedalam alat midget
Impinger, setelah itu hasil jerapan
tersebut akan dianalisa dengan
spektrofotometer. Metode ini ada
dalam
SNI
19-7119.2-2005.
Sementara
untuk
mengetahui
hubungan antara udara ambien
dengan faktor meteorologi yaitu
dengan menggunakan anemometer
untuk mengetahui suhu, kecepatan
angin dan kelembaban.
Pengambilan sampel dilakukan
pada titik lokasi yang telah
ditentukan. Berikut merupakan
skema
prinsip
kerja
saat
pengambilan sampel pada waktu
dan lokasi yang telah ditentukan.

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

Gambar 6. Skema Cara Kerja penelitian

Keterangan:
Titik A
: Area parkir dekat pintu
masuk area parkir Upper Ground.
Titik B
: Area parkir bagian tengah
Upper Ground.
Titik C
: Area parkir dekat loket
(ticketing) pintu masuk Basement.
Titik D
: Area parkir bagian tengah
Basement.

7

selama 1 jam disetiap titiknya dan
dilakukan berulang pada pagi hari, siang
hari dan sore hari dengan titik lokasi
pengukuran
yang
sama.
Waktu
pengambilan sampel pada pagi hari
dilakukan dari pukul 09.00 – 10.00
WIB, 12.00 – 13.00 WIB pada siang
hari, 16.00 – 17.00 WIB pada sore hari
dan 07.00 - 08.00 WIB untuk
pengambilan
blangko.
Data
selengkapnya hasil pengukuran kualitas
udara ambien CO (karbon monoksida)
pada area parkir Basement dan Upper
Ground pada seluruh titik dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Pengaruh antara lokasi dan
waktu pengambilan sampel terhadap
kadar CO (karbon monoksida).

Analisa Data
Tujuan dari analisa data adalah
memberikan jawaban hipotesis dari
hubungan antara kadar CO dan NOx
pada ruang parkir Basement dan Upper

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Gambar 6. ruang parkir Basement dan
Upper
Hasil Pengukuran dan pembahasan
Pengukuran kadar CO (karbon
monoksida) pada area parkir
Pengambilan udara ambien CO
(karbon monoksida)
dan NOx
(Nitrogen Oksida) dilakukan pada ruang
perparkiran Basement dan Upper
Ground selama weekend (Sabtu dan
Minggu) dan weekdays (Senin dan
Selasa). Pengambilan sampel udara
ambien dilakukan dengan pemaparan

Data hasil analisis pada tabel 4.1
menunjukkan bahwa konsentrasi CO
(karbon monoksida) paling tinggi pada
saat wekeend yaitu di hari Minggu pada
area parkir Basement di titik B dengan
jumlah kadar sebesar 20 ppm.
Sementara kadar CO tertinggi pada area
parkir upper ground mall ITC Surabaya
sebesar 2 ppm pada waktu yang sama.
Hasil tersebut masih memenuhi nilai
ambang batas untuk parameter karbon
monoksida (Peraturan Gubernur Jawa
Timur No 10 tahun 2009), yaitu 20
ppm.

8

Gambar 7. kadar CO paling tinggi

Pada
Gambar
7.
menggambarkan bahwa kadar CO pada
saat Weekend selalu lebih tinggi
dibandingkan pada saat weekdays. Pada
grafik tersebut waktu yang memiliki
kadar CO paling tinggi terdapat pada
hari Minggu pada pukul 12.00-13.00
WIB yaitu 20 ppm, dikarenakan pada
hari Minggu pukul 12.00-13.00WIB
jumlah kendaraan pada parkiran Mall
ITC lebih banyak dibanding waktu yang
lain. Jumlah kendaraan merupakan
salah
satu
faktor
penyebab
meningkatnya
konsentrasi
CO.
Kecenderungan
konsentrasi
CO
meningkat
bersamaan
dengan
meningkatnya
jumlah
kendaraan
bermotor. Kadar Karbonmonoksida
menggambarkan
konsentrasi
yang
dihasilkan oleh kadar tersebut di tempat
yang menjadi titik lokasi pengukuran.
Gas CO yang terdapat di udara
terbentuk dari salah satu proses
misalnya pembakaran tidak lengkap
terhadap karbon atau komponen yang
mengandung karbon, reaksi antara
karbondioksida dan komponen yang
mengandung karbon pada suhu tinggi,
dan pada suhu tinggi pula CO2 terurai
menjadi CO dan O2. Konsentrasi CO di
udara satu hari dipengaruhi oleh
kesibukan kesibukan atau aktivitasaktivitas kendaraan bermotor yang ada,
semakin ramai kendaraan bermotor
yang ada, maka semakin tinggi polusi
CO di udara (Daryanto,2004).
Tingginya konsentrasi CO di
area parkir basement pada saat weekend

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.8 No 1

karena
pada
saat
pengukuran
berlangsung, aktivitas kendaraan di
lokasi ini cukup ramai, sehingga
mengakibatkan kadar gas CO di udara
pun ikut meningkat dan disebabkan pula
oleh suhu, kelembaban dan kecepatan
angin. Dari penjelasan tersebut maka
jelaslah bahwa tinggi rendahnya
konsentrasi CO, karena dipengaruhi
oleh jumlah kendaraan yang melintas di
antara titik lokasi tersebut berbedabeda.
Efek yang akan ditimbulkan jika
konsentrasi CO berada pada kondisi
tertentu seseorang akan mengalami
kerusakan otot jantung dan Susunan
Syaraf Pusat dengan keluhan yang dapat
dirasakan
yaitu
merasa
pusing,
penglihatan menjadi kabur. Bahkan
pada konsentrasi yang tinggi sampai
berujung pada kematian. tetapi dari
semua hasil pengukuran CO yang
dilakukan, konsentrasi untuk setiap
titiknya belum melebihi nilai ambang
batas yang ditentukan, berdasarkan
Peraturan Gubernur No 10 Tahun 2009
Tentang Standar Baku Mutu Udara
Ambien.
Pengukuran kadar NOx (Nitrogen
Oksida) pada area parkir
Pengambilan udara ambien NOx
(Nitrogen Oksida) dilakukan pada ruang
perparkiran Basement dan Upper
Ground selama weekend (Sabtu dan
Minggu) dan weekdays (Senin dan
Selasa). Pengambilan sampel udara
ambien dilakukan dengan pemaparan
selama 1 jam disetiap titiknya dan
dilakukan berulang pada pagi hari, siang
hari dan sore hari dengan titik lokasi
pengukuran
yang
sama.
Waktu
pengambilan sampel pada pagi hari
dilakukan dari pukul 09.00 – 10.00
WIB, 12.00 – 13.00 WIB pada siang
hari, 16.00 – 17.00 WIB pada sore hari
dan 07.00 - 08.00 WIB untuk
pengambilan
blangko.
Data

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

selengkapnya hasil pengukuran kualitas
udara ambien NOx (Nitrogen Oksida)
pada area parkir Basement dan Upper
Ground pada seluruh titik dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Sumber: Hasil Analisis, 2016
Hasil
pengukuran
yang
dilakukan telah diperoleh hasil dari
masing-masing
titik yang menjadi lokasi penelitian.
Dimana dari hasil tersebut dapat
disimpulkan
bahwa kadar NOx paling tinggi di area
parkir Basement terdapat di Titik B
pada hari Minggu pukul 12.00-13.00
WIB, dengan kadar yaitu 0,009724
ppm. Sedangkan hasil dari kadar NOx
tertinggi di area parkir Upper Ground
terdapat di terdapat di Titik B pada hari
Minggu pukul 16.00-17.00 WIB dengan
kadar 0.00844 ppm
Tingginya konsentrasi NOx
disebabkan jumlah kendaraan bermotor
pada pada jam-jam tertentu di titik
pengukuran. Kecepatan angin juga
dapat menentukan seberapa banyak
udara pencemar tersebut tersebar di
udara dan tidak stabilnya kecepatan
serta arah angin dapat menentukan
lajunya penyebaran pencemar ketika
terbawa oleh arah angin. Sedangkan
rendahnya konsentrasi NOx disebabkan
oleh sedikitnya aktivitas kendaraan pada
saat pengukuran berlangsung. Efek

9

yang dapat ditimbulkan apabila kadar
gas NOx tinggi yaitu seseorang yang
terpapar terlalu lama oleh gas ini, dapat
mengalami peradangan paru-paru, dan
pada konsentrasi yang normal hanya
akan menimbulkan iritasi yang tidak
membahayakan.

Hasil pengukuran NOx yang
dilakukan di beberapa titik, diperoleh
nilai seperti pada grafik 4.3 Hal ini
menunjukkan bahwa zat pencemar NOx
untuk saat ini tidak berdampak buruk
bagi kesehatan manusia karena masih
berada dalam kategori baik atau masih
berada dibawah nilai ambang batas
yang ditentukan Berdasarkan Peraturan
Gubernur No 10 Tahun 2009 Tentang
Standar Baku Mutu Udara Ambien
dengan nilai baku mutu NOx adalah
0.05 ppm dan waktu pengukuran selama
1 jam atau pengukuran sesaat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan maka
diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain :
1. a) Tingkat Polutan CO berdasarkan
Indeks Pencemaran Udara termasuk
dalam kategori baik, dengan jumlah
kadar karbon monoksida (CO) tertinggi
pada perparkiran Basement yaitu
sebesar 20 ppm dan 2 ppm pada
perparkiran Upper ground di Mall ITC
Surabaya. Jumlah kadar karbon
monoksida (CO) tertinggi terdapat pada
saat weekend pukul 12.00-13.00 WIB.

10

Hasil tersebut masih memenuhi nilai
ambang batas untuk parameter karbon
monoksida (Peraturan Gubernur Jawa
Timur No 10 tahun 2009), yaitu 20
ppm.
b) Tingkat Polutan CO berdasarkan
Indeks Pencemaran Udara termasuk
dalam kategori baik dengan jumlah
kadar Nitrogen Oksida (NOx) tertinggi
pada perparkiran Basement yaitu
sebesar 0,009724 ppm dan 0.00844
ppm pada perparkiran Upper ground di
Mall ITC Surabaya. Jumlah kadar
Nitrogen Oksida (NOx) tertinggi di
Basement terdapat pada saat weekend
pukul 12.00-13.00 WIB. dan Nitrogen
Oksida (NOx) tertinggi di Upper
Ground terdapat pada saat weekend
pukul 16.00-17.00 WIB. Hasil tersebut
masih memenuhi nilai ambang batas
untuk parameter Nitrogen Oksida
(Peraturan Gubernur Jawa Timur No 10
tahun 2009), yaitu 0.05 ppm.
2. Dari hasil analisis menggunakan
korelasi, dapat disimpulkan bahwa
a) Terdapat korelasi antara CO
dengan suhu, kecepatan angin dan
jumlah kendaraan. Semakin tinggi suhu
dan semakin banyaknya jumlah
kendaraan yang terdapat pada area
parkir maka kadar CO akan semakin
meningkat pula. Namun apabila
kecepatan angin semakin tinggi maka
kadar CO akan semakin menurun.
b) Terdapat korelasi antara NOx
dengan suhu, kecepatan angin dan
jumlah kendaraan. Semakin tinggi suhu
dan semakin banyaknya jumlah
kendaraan yang terdapat pada area
parkir maka kadar NOx akan semakin
meningkat pula. Namun apabila
kecepatan angin semakin tinggi maka
kadar NOx akan semakin menurun.

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.8 No 1

DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanti, Faradina. (2012). Pengaruh
Kelembaban, Suhu, Arah Dan
Kecepatan
Angin Terhadap
Konsentrasi Karbon Monoksida
(CO) dengan Membandingkan
Dua Volume Sumber Pencemar
Di Area Pabrik dan Di
Persimpangan Jalan (Studi
Kasus: PT. Inti General Yaja
Steel
Dan
Persimpangan
Jrakah, Semarang). Skripsi.
Universitas
Diponegoro.
Semarang
Boedisantoso, Rahmat. (2002). Buku
Ajar: Teknologi Pengendalian
Pencemar
Udara.
Teknik
Lingkungan ITS. Surabaya.
Bidari,Indria.
(2015).
Pengaruh
Program
Car
FreeDay
Terhadap
Penurunan Beban
Pencemar CO dan NO2.Skripsi
Teknik
Lingkungan.UPN
“Veteran”Jawa Timur. Surabaya
Cooper C. David, Alley, F. C.,
(1994)”Air Pollution Control A
Design Approach”, Waveland
Press Inc., Illinois, USA
Kamal, Nahlah Mustafa.(2015) Studi
Tingkat Kualitas Udara Pada
Kawasan Udara Pada Kawasan
mall Panakukang Di Makassar.
Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Makassar
Mukono, H.J, (2003). Prinsip Dasar
Kesehatan
Lingkungan.
Airlangga, University Press.
Surabaya
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999.Tentang Baku Mutu Udara
Ambien
Pramesti, Getut.(2009) “Buku Pintar
Minitab 15” Elex Media
Komputindo”. Jakarta
Rorah,V(2014) Analisis Kualitas CO
Dalam Ruang Perparkiran
Basement dan Upper Ground

Tingkat Polutan (Co Dan Nox) Yayok Surya. P. Dan Sheyla Anggun Kartikasari

(Studi
Kasus:
Mall
X
Semarang).Skripsi. Universitas
Diponegoro.Semrang
SNI-19-7119.2-2005. (2004a). Udara
Ambien – Bagian 6 : Cara Uji
Kadar Nitrogen Dioksida (NO2)
Dengan
Metoda
Griezz
Saltzman
Menggunkan
Spektrofotometer.
Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta
SNI-19-7119.6-2005. (2004b). Udara
Ambien – Bagian 6 : Penentuan
Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara

11

Ambien. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta
Supriyadi, Eko.(2009).” Penerapan
Model Finite Length Line
Source
Untuk
Menduga
Konsentrasi
Polutan
dari
Sumber Garis.IPB. Bogor
Widianto,Dwi.
(2015).
Pengaruh
Kanbonmonoksida(CO)
Terhadap Tanaman
bunga
sepatu
(hibiscus
RosaSinensis)dan
bougenville
(Bougenvillea). Skripsi. Teknik
Lingkungan
UPN
“Veteran”Jawa Timur. Surabaya