REVITALISASI PASAR TRADISIONAL BERBASIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS, SUATU ALTERNATIF PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
RINGKASAN
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL BERBASIS PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS, SUATU ALTERNATIF PENANGGULANGAN
KEMISKINAN.
(Studi Pemberdayaan Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta)
Oleh Trisni Utami
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tahun 2010.
Di Kota Sola beberapa waktu yang lalu telah melakukan penataan PKL,
salah satunya dengan cara merelokasi PKL Banjarsari menjadi pedagang pasar
di Pasar Klitihikan Notoharjo. Hal ini merupakan salah satu penangan PKL
yang sekaligus bertujuan meningkatkan tarap hidup PKL. Bagi Komunitas
PKL, hal ini tidak hanya menyangkut perpindahan lokasi usaha, namun terjadi
perubahan yang fundamental, yakni perpindahan dari komunitas sektor
informal sebagai PKL menjadi komunitas yang bekerja/berusaha disektor
formal sebagai pedagang pasar. Perpindahan dari PKL (komunitas sektor
informal) menjadi pedagang pasar (komunitas sektor formal) sudah barang
tentu memerlukan adaptasi (penyesuaian) secara baik agar lebih berhasil
setelah menjadi pedagang pasar. Kalau tidak dapat melakukan adaptasi secara
baik, dikawatirkan terjadi kegagalan dan menyebabkan komunitas tersebut
menjadi lebih marginal dan menjadi miskin.
Berdasar Roadmap penelitian “Pemberdayaan Komunitas Sektor
Informal PKL”, terlihat bahwa penelitian model/strategi adaptasi komunitas
PKL menjadi pedagang pasar merupakan penelitian lanjutan. Trisni-Utami
dkk. (2006) telah meneliti model pemberdayaan PKL melalui kerjasama antar
stake holder. Sebagaimana dikemukan di atas bahwa relokasi komunitas PKL
menjadi
pedagang
pasar
merupakan
penataan
PKL yang
sekaligus
dimaksudkan untuk meningkatkan tarap hidup komunitas tersebut. Sebagai
kelanjutan upaya pemberdayaan komunitas PKL, penelitian ini akan
mengevaluasi dan berupaya mendapatkan model/strategi adaptasi komunitas
PKL menjadi pedagang pasar agar komunitas tersebut menjadil lebih berdaya.
i
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan komunitas
PKL melalui revitalisasi pasar tradisional sebagai alternatif penanggulangan
kemiskinan.
Tentu kita ingin melihat apakah revitalisasi ini sesuai dengan kehendak
warga pasar sehingga identitas pasar yang telah lama terpatri tidak tercerabut
begitu saja oleh program revitalisasi. Kita pun ingin mengetahui apakah warga
pasar terlibat secara aktif sebagai bentuk kontrol sosial terhadap program
revitalisasi. Dan kemudian kita pun ingin menemukan jawaban apakah revitalisasi
bermanfaat ataukah tidak terutama bagi pedagang pasar sendiri.
Revitalisasi memang menjadi kebutuhan sebagian besar pasar tradisional
di berbagai kota. Sebagai upaya untuk melindungi bangunan, ruang sosial yang
ada dengan mengatur dan menata kembali agar lebih bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode Participation Action Research.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam setiap langkah gerak pembangunan
dan berbagai alasan yang menunjukkan keunggulan pendekatan yang partisipatif
dengan melibatkan segenap warga yang terlibat. Selama ini program
pembangunan yang direncanakan dari atas (top-down) tanpa melibatkan secara
langsung – masyarakat hanya menerima program dan kadang tidak menyentuh
kebutuhan masyarakat dan kadang survey yang dilakukan sebagai dasar pijakan
dalam merumuskan program dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian yang
kadang terlampau diwarnai oleh wawasan, pikiran dari pandangan penelitinya
sendiri atau terlalu akademis, sehingga kadang programnya tidak menyentuh
kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat. Alasan ini yang memperkuat kenapa
penelitian ini menggunakan Action Research dalam arti agar mesyarakat mampu
mengenali potret dirinya sendiri, mampu merumuskan program sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Dan yang lebih
peting lagi masyarakat tidak lagi menjadi obyek melainkan menjadi subyek,
sehingga diharapkan melalui keterlibatannya mereka akan menjadi “pemilik
program” bukan hanya sekedar sebagai pelaksana. Keterlibatan masyarakat
sebagai pelaksana tidak akan menjamin keberlangsungan program. Dengan
ii
demikian di masa yang akan datang ketergantungan pada pihak luar akan semakin
bisa dikurangi.
Kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks, untuk itu
diperlukan penanggulangan kemiskinan yang tepat, dengan melibatkan seluruh
komponen (stakeholders) termasuk kelompok miskin itu sendiri.
Program Pemkot Surakarta dalam penanggulangan kemiskinan :
1. Relokasi dn pemberdayaan PKL
2. Revitalisi pasar dan pemberdayaan UKM
3. Puskesmas buka sampai sore
4. Puskesmas Rawat inap
5. Rumah Layak Huni
6. Sekolah Plus
7. Solo kota vokasi
8. Membuka peluang investasi sehingga tercipta lapang kerja dan mampu
mengurangi Jumlah Penganggur.
Public sphare merupakan wadah dimana seseorang atau banyak pihak
dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sebuah kepentingan tertentu atau
hanya sekedar saling menyapa maupun berbagi pengalaman. Bisa berujud secara
fisik (ruang publik) maupun secara non fisik seperti ruang dalam pengertian maya
(internet). Komunikasi perlu dibangun dalam rangka untuk saling berbagi
kepentingan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki secara lebih baik. Public
Sphare ini dapat dipakai sebagai wadah dalam penyaluran aspirasi bagi semua
pihak, saling berdiskusi dan saling sharing pengetahuan, proses saling belajar dan
mengambil manfaat positif dari hasil interaksi tersebut. Dalam penelitian ini yang
digunakan sebagai publicsphare adalah membuka ruang didunia maya (internet)
melalui situs: www.pasarklithikansolo.uns.ac.id.
Web tersebut memiliki 3 fungsi :
1. Situs untuk bertemunya para peneliti untuk membangun komunikasi antara
peneliti yang tertarik dengan Pengembangan Pasar Tradisional dan
Pedagang Kaki Lima (PKL).
iii
2. Situs bertemunya komunitas dengan stake holders lainnya yang memiliki
kepentingan yang sama dalam pengembangan pasar tradisional, PKL dan
Pengembangan Ekonomi Lokal.
3. Situs yang membantu Kominitas Pasar Notoharjo untuk promosi agar Pasar
Klithikan Notoharjo tidak saja dikenal di Kota Surakarta dan sekitarnya,
tetapi juga dikenal di berbagai kota lainnya bahkan juga dikenal ditingkat
global atau di negara lain.
Situs
ini
akan
membawa
keuntungan
semua
pihak
untuk
dapat
memanfaatkannya selain sebagai ruang berkomunikasi, bertukar pikiran,
sharing ide, bahkan sampai pada solusi penanganan maslah yang dapat
melibatkan berbagi stake holders terkait dengan Pengembangan Pasar
Tradisional maupun Penataan PKL..
Revitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu langkah prioritas
dalam rangka mengembangkan daya saing pasar, sehingga pasar memiliki
kekuatan dalam pengembangan ekonomi rakyat. Hal ini merupakan salah satu
alternatif untuk mengembangkan kekuatan ekonomi lokal yang berdampak
pada penanggulangan kemiskinan.
Revitalisasi tidak hanya dimaknai perubahan dalam arti fasilitas
fisik, melainkan juga menyangkut penguatan sumberdaya manusia dan
pengembangan ruang publik dalam pengembangan pasar tradisional.
iv
SUMMARY
REVITALIZATION OF TRADITIONAL MARKET-BASED COMMUNITY
EMPOWERMENT, AN ALTERNATIVE POVERTY REDUCTION.
(Study of Traders Empowerment Klithikan Market of Notoharjo Surakarta)
By Trisni Utami
Sebelas Maret University Surakarta, 2010
In the Solo city some time ago have made the arrangement of street
vendors by of relocating street vendors Banjarsari to the Klitihikan market of
Notoharjo. This is one of the handlers as well as street vendors which aims to
improve the living standard street vendors. For the Community of street vendors,
it is not only about the transfer of business locations, but a fundamental change,
namely the displacement of communities in the informal sector as street vendors
into a community work / seek formal sector as a market trader. The move from
street vendors (informal sector community) to market traders (formal sector
community) are certainly require adaptation (adjustment) is good for more success
after becoming a market trader. If it can not adapt well, feared failure and cause
the community to be more marginal and to be poor.
Roadmap Based on the research "Community Empowerment PKL
Informal Sector", shows that the research model / street vendor community
adaptation strategies into the market traders continued research. Trisni-Utami et
al. (2006) have examined models of empowerment of street vendors through
cooperation among stakeholders. As expressed above that the relocation of street
vendor community became a market trader arrangement of street vendors who
once intended to improve the living standard of the community. As a continuation
of the efforts of street vendors community empowerment, this study will evaluate
and attempt to get the model / community adaptation strategies for street vendors
into the market traders to be more empowered community.
This study aims to develop models of community empowerment through
the revitalization of traditional market vendors as an alternative to poverty
reduction.
Of course we want to see if this revitalization in accordance with the will
of the citizens of the market so that the identity of the long-entrenched market
is not stripped away by the revitalization program. We also wanted to know
v
whether residents are actively involved in the market as a form of social
control over the revitalization program. And then we also want to find the
answer whether particularly useful revitalization or not of traders for
themselves.
Revitalization is a need for most of the traditional markets in various
cities. In an effort to protect the building, the existing social space by arranging
and re-arrange to make it more beneficial to people's lives.
This study uses Participation Action Research. Community participation
is key in every step of the development movement and a variety of reasons that
show the benefits of a participatory approach by involving all citizens are
involved. During this development program is planned from above (top-down)
without directly involving the community - only to receive the program and
sometimes does not touch people's needs and sometimes a survey conducted as
the basis for a foothold in formulating a program conducted by research
institutions are sometimes unduly colored by insights, thoughts of his own
views or too academic researchers, so that sometimes the program does not
touch the need felt by the community. The reason for this that reinforce why
this study used the Action Research in a sense for the society to able to
recognize the portrait of himself, able to formulate a program in accordance
with the needs required by the communities concerned. And more important
thing is no longer the object but the subject, so hopefully through their
involvement will be the "owner" not just as an executor. Community
involvement, as the executor will not guarantee sustainability of the program.
Thus in the future dependence on outside parties will further be reduced.
Poverty is a very complex issue, it is necessary for the proper poverty
reduction, involving all components (stakeholders) including the poor
themselves.
Surakarta City Government Programme in poverty reduction:
1. empowerment and Relocation of vendor street
2. market revitlization and empowering SMEs
3. Health Center is open until late afternoon
4. Hospitalization Health Center
5. Livable Houses
6. Schools Plus
vi
7. Solo city vocational
8. Investment opportunities so as to create a field of work and able to
reduce the number of unemployed.
Public sphare is a place where one or more parties communicate and
interact with a particular interest or just say hello to each other and share
experiences. Can tangible physical (public space) as well as in non-physical such
as space in the sense of virtual (internet). Communication needs to be built in
order to share the interest in achieving the desired objectives better. Public Sphare
can be used as containers in the distribution of the aspirations of all parties,
mutual discussion and sharing mutual knowledge, mutual learning process and
take the positive benefits from these interactions.
In this research, which is used as open space is virtual world (internet) by
visiting the site: www.pasarklithikansolo.uns.ac.id. The Web has 3 functions:
1. Site to meet the researchers to build communication between
researchers interested in the Development of Traditional Markets and
sidewalk vendors (PKL).
2. Site meeting of the community with other stakeholders who have
similar interests in the development of traditional markets, street
vendors and Local Economic Development.
3. Sites that help Notoharjo Market Community to Klithikan Market of
Notoharjo promotion for not only known in Surakarta and surrounding
areas, but also known in various other cities and even well known
global
level
or
in
another
country.
This site will take advantage of all parties to be able to utilize other
than as a space to communicate, exchange ideas, sharing of ideas, even
to the solution to handling an issue that could involve stake holders
share related to the Development of Traditional Markets and
Structuring street vendors.
Revitalization of traditional markets is one of the priority measures in order to
develop the competitiveness of the market, so the market has strength in the
economic development of the people. This is an alternative to develop local
economic
forces
that
impact
on
poverty
reduction.
vii
Revitalization is not only signified a change in the sense of physical facilities, but
also about strengthening human resources and development of public space in the
development of traditional markets.
viii
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL BERBASIS PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS, SUATU ALTERNATIF PENANGGULANGAN
KEMISKINAN.
(Studi Pemberdayaan Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta)
Oleh Trisni Utami
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tahun 2010.
Di Kota Sola beberapa waktu yang lalu telah melakukan penataan PKL,
salah satunya dengan cara merelokasi PKL Banjarsari menjadi pedagang pasar
di Pasar Klitihikan Notoharjo. Hal ini merupakan salah satu penangan PKL
yang sekaligus bertujuan meningkatkan tarap hidup PKL. Bagi Komunitas
PKL, hal ini tidak hanya menyangkut perpindahan lokasi usaha, namun terjadi
perubahan yang fundamental, yakni perpindahan dari komunitas sektor
informal sebagai PKL menjadi komunitas yang bekerja/berusaha disektor
formal sebagai pedagang pasar. Perpindahan dari PKL (komunitas sektor
informal) menjadi pedagang pasar (komunitas sektor formal) sudah barang
tentu memerlukan adaptasi (penyesuaian) secara baik agar lebih berhasil
setelah menjadi pedagang pasar. Kalau tidak dapat melakukan adaptasi secara
baik, dikawatirkan terjadi kegagalan dan menyebabkan komunitas tersebut
menjadi lebih marginal dan menjadi miskin.
Berdasar Roadmap penelitian “Pemberdayaan Komunitas Sektor
Informal PKL”, terlihat bahwa penelitian model/strategi adaptasi komunitas
PKL menjadi pedagang pasar merupakan penelitian lanjutan. Trisni-Utami
dkk. (2006) telah meneliti model pemberdayaan PKL melalui kerjasama antar
stake holder. Sebagaimana dikemukan di atas bahwa relokasi komunitas PKL
menjadi
pedagang
pasar
merupakan
penataan
PKL yang
sekaligus
dimaksudkan untuk meningkatkan tarap hidup komunitas tersebut. Sebagai
kelanjutan upaya pemberdayaan komunitas PKL, penelitian ini akan
mengevaluasi dan berupaya mendapatkan model/strategi adaptasi komunitas
PKL menjadi pedagang pasar agar komunitas tersebut menjadil lebih berdaya.
i
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan komunitas
PKL melalui revitalisasi pasar tradisional sebagai alternatif penanggulangan
kemiskinan.
Tentu kita ingin melihat apakah revitalisasi ini sesuai dengan kehendak
warga pasar sehingga identitas pasar yang telah lama terpatri tidak tercerabut
begitu saja oleh program revitalisasi. Kita pun ingin mengetahui apakah warga
pasar terlibat secara aktif sebagai bentuk kontrol sosial terhadap program
revitalisasi. Dan kemudian kita pun ingin menemukan jawaban apakah revitalisasi
bermanfaat ataukah tidak terutama bagi pedagang pasar sendiri.
Revitalisasi memang menjadi kebutuhan sebagian besar pasar tradisional
di berbagai kota. Sebagai upaya untuk melindungi bangunan, ruang sosial yang
ada dengan mengatur dan menata kembali agar lebih bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode Participation Action Research.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam setiap langkah gerak pembangunan
dan berbagai alasan yang menunjukkan keunggulan pendekatan yang partisipatif
dengan melibatkan segenap warga yang terlibat. Selama ini program
pembangunan yang direncanakan dari atas (top-down) tanpa melibatkan secara
langsung – masyarakat hanya menerima program dan kadang tidak menyentuh
kebutuhan masyarakat dan kadang survey yang dilakukan sebagai dasar pijakan
dalam merumuskan program dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian yang
kadang terlampau diwarnai oleh wawasan, pikiran dari pandangan penelitinya
sendiri atau terlalu akademis, sehingga kadang programnya tidak menyentuh
kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat. Alasan ini yang memperkuat kenapa
penelitian ini menggunakan Action Research dalam arti agar mesyarakat mampu
mengenali potret dirinya sendiri, mampu merumuskan program sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Dan yang lebih
peting lagi masyarakat tidak lagi menjadi obyek melainkan menjadi subyek,
sehingga diharapkan melalui keterlibatannya mereka akan menjadi “pemilik
program” bukan hanya sekedar sebagai pelaksana. Keterlibatan masyarakat
sebagai pelaksana tidak akan menjamin keberlangsungan program. Dengan
ii
demikian di masa yang akan datang ketergantungan pada pihak luar akan semakin
bisa dikurangi.
Kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks, untuk itu
diperlukan penanggulangan kemiskinan yang tepat, dengan melibatkan seluruh
komponen (stakeholders) termasuk kelompok miskin itu sendiri.
Program Pemkot Surakarta dalam penanggulangan kemiskinan :
1. Relokasi dn pemberdayaan PKL
2. Revitalisi pasar dan pemberdayaan UKM
3. Puskesmas buka sampai sore
4. Puskesmas Rawat inap
5. Rumah Layak Huni
6. Sekolah Plus
7. Solo kota vokasi
8. Membuka peluang investasi sehingga tercipta lapang kerja dan mampu
mengurangi Jumlah Penganggur.
Public sphare merupakan wadah dimana seseorang atau banyak pihak
dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sebuah kepentingan tertentu atau
hanya sekedar saling menyapa maupun berbagi pengalaman. Bisa berujud secara
fisik (ruang publik) maupun secara non fisik seperti ruang dalam pengertian maya
(internet). Komunikasi perlu dibangun dalam rangka untuk saling berbagi
kepentingan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki secara lebih baik. Public
Sphare ini dapat dipakai sebagai wadah dalam penyaluran aspirasi bagi semua
pihak, saling berdiskusi dan saling sharing pengetahuan, proses saling belajar dan
mengambil manfaat positif dari hasil interaksi tersebut. Dalam penelitian ini yang
digunakan sebagai publicsphare adalah membuka ruang didunia maya (internet)
melalui situs: www.pasarklithikansolo.uns.ac.id.
Web tersebut memiliki 3 fungsi :
1. Situs untuk bertemunya para peneliti untuk membangun komunikasi antara
peneliti yang tertarik dengan Pengembangan Pasar Tradisional dan
Pedagang Kaki Lima (PKL).
iii
2. Situs bertemunya komunitas dengan stake holders lainnya yang memiliki
kepentingan yang sama dalam pengembangan pasar tradisional, PKL dan
Pengembangan Ekonomi Lokal.
3. Situs yang membantu Kominitas Pasar Notoharjo untuk promosi agar Pasar
Klithikan Notoharjo tidak saja dikenal di Kota Surakarta dan sekitarnya,
tetapi juga dikenal di berbagai kota lainnya bahkan juga dikenal ditingkat
global atau di negara lain.
Situs
ini
akan
membawa
keuntungan
semua
pihak
untuk
dapat
memanfaatkannya selain sebagai ruang berkomunikasi, bertukar pikiran,
sharing ide, bahkan sampai pada solusi penanganan maslah yang dapat
melibatkan berbagi stake holders terkait dengan Pengembangan Pasar
Tradisional maupun Penataan PKL..
Revitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu langkah prioritas
dalam rangka mengembangkan daya saing pasar, sehingga pasar memiliki
kekuatan dalam pengembangan ekonomi rakyat. Hal ini merupakan salah satu
alternatif untuk mengembangkan kekuatan ekonomi lokal yang berdampak
pada penanggulangan kemiskinan.
Revitalisasi tidak hanya dimaknai perubahan dalam arti fasilitas
fisik, melainkan juga menyangkut penguatan sumberdaya manusia dan
pengembangan ruang publik dalam pengembangan pasar tradisional.
iv
SUMMARY
REVITALIZATION OF TRADITIONAL MARKET-BASED COMMUNITY
EMPOWERMENT, AN ALTERNATIVE POVERTY REDUCTION.
(Study of Traders Empowerment Klithikan Market of Notoharjo Surakarta)
By Trisni Utami
Sebelas Maret University Surakarta, 2010
In the Solo city some time ago have made the arrangement of street
vendors by of relocating street vendors Banjarsari to the Klitihikan market of
Notoharjo. This is one of the handlers as well as street vendors which aims to
improve the living standard street vendors. For the Community of street vendors,
it is not only about the transfer of business locations, but a fundamental change,
namely the displacement of communities in the informal sector as street vendors
into a community work / seek formal sector as a market trader. The move from
street vendors (informal sector community) to market traders (formal sector
community) are certainly require adaptation (adjustment) is good for more success
after becoming a market trader. If it can not adapt well, feared failure and cause
the community to be more marginal and to be poor.
Roadmap Based on the research "Community Empowerment PKL
Informal Sector", shows that the research model / street vendor community
adaptation strategies into the market traders continued research. Trisni-Utami et
al. (2006) have examined models of empowerment of street vendors through
cooperation among stakeholders. As expressed above that the relocation of street
vendor community became a market trader arrangement of street vendors who
once intended to improve the living standard of the community. As a continuation
of the efforts of street vendors community empowerment, this study will evaluate
and attempt to get the model / community adaptation strategies for street vendors
into the market traders to be more empowered community.
This study aims to develop models of community empowerment through
the revitalization of traditional market vendors as an alternative to poverty
reduction.
Of course we want to see if this revitalization in accordance with the will
of the citizens of the market so that the identity of the long-entrenched market
is not stripped away by the revitalization program. We also wanted to know
v
whether residents are actively involved in the market as a form of social
control over the revitalization program. And then we also want to find the
answer whether particularly useful revitalization or not of traders for
themselves.
Revitalization is a need for most of the traditional markets in various
cities. In an effort to protect the building, the existing social space by arranging
and re-arrange to make it more beneficial to people's lives.
This study uses Participation Action Research. Community participation
is key in every step of the development movement and a variety of reasons that
show the benefits of a participatory approach by involving all citizens are
involved. During this development program is planned from above (top-down)
without directly involving the community - only to receive the program and
sometimes does not touch people's needs and sometimes a survey conducted as
the basis for a foothold in formulating a program conducted by research
institutions are sometimes unduly colored by insights, thoughts of his own
views or too academic researchers, so that sometimes the program does not
touch the need felt by the community. The reason for this that reinforce why
this study used the Action Research in a sense for the society to able to
recognize the portrait of himself, able to formulate a program in accordance
with the needs required by the communities concerned. And more important
thing is no longer the object but the subject, so hopefully through their
involvement will be the "owner" not just as an executor. Community
involvement, as the executor will not guarantee sustainability of the program.
Thus in the future dependence on outside parties will further be reduced.
Poverty is a very complex issue, it is necessary for the proper poverty
reduction, involving all components (stakeholders) including the poor
themselves.
Surakarta City Government Programme in poverty reduction:
1. empowerment and Relocation of vendor street
2. market revitlization and empowering SMEs
3. Health Center is open until late afternoon
4. Hospitalization Health Center
5. Livable Houses
6. Schools Plus
vi
7. Solo city vocational
8. Investment opportunities so as to create a field of work and able to
reduce the number of unemployed.
Public sphare is a place where one or more parties communicate and
interact with a particular interest or just say hello to each other and share
experiences. Can tangible physical (public space) as well as in non-physical such
as space in the sense of virtual (internet). Communication needs to be built in
order to share the interest in achieving the desired objectives better. Public Sphare
can be used as containers in the distribution of the aspirations of all parties,
mutual discussion and sharing mutual knowledge, mutual learning process and
take the positive benefits from these interactions.
In this research, which is used as open space is virtual world (internet) by
visiting the site: www.pasarklithikansolo.uns.ac.id. The Web has 3 functions:
1. Site to meet the researchers to build communication between
researchers interested in the Development of Traditional Markets and
sidewalk vendors (PKL).
2. Site meeting of the community with other stakeholders who have
similar interests in the development of traditional markets, street
vendors and Local Economic Development.
3. Sites that help Notoharjo Market Community to Klithikan Market of
Notoharjo promotion for not only known in Surakarta and surrounding
areas, but also known in various other cities and even well known
global
level
or
in
another
country.
This site will take advantage of all parties to be able to utilize other
than as a space to communicate, exchange ideas, sharing of ideas, even
to the solution to handling an issue that could involve stake holders
share related to the Development of Traditional Markets and
Structuring street vendors.
Revitalization of traditional markets is one of the priority measures in order to
develop the competitiveness of the market, so the market has strength in the
economic development of the people. This is an alternative to develop local
economic
forces
that
impact
on
poverty
reduction.
vii
Revitalization is not only signified a change in the sense of physical facilities, but
also about strengthening human resources and development of public space in the
development of traditional markets.
viii