PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DI KELAS IV SDN 060843 MEDAN TA 2013/2014.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (

PROBLEM

BASED LEARNING)

DI KELAS IV SDN 060843 MEDAN

TA 2013/2014

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarMagister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH

MAHRANI FITRI SIREGAR NIM: 8126182020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (

PROBLEM

BASED LEARNING)

DI KELAS IV SDN 060843 MEDAN

TA 2013/2014

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarMagister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH

MAHRANI FITRI SIREGAR NIM: 8126182020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Mahrani Fitri Siregar (2014). Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) di Kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kecakapan sosial siswa, dan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Lerning). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan jumlah siswa 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes hasil belajar, angket kecakapan sosial siswa, dan observasi penggunaan model pembelajaran berbasis maslaah (Problem Based Lerning). Analisis data untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Lerning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus I nilai rata-rata hasil belajar untuk penilaian kognitif siswa adalah 2,38 meningkat menjadi 3,15 pada siklus II. Untuk penilaian keterampilan (Psikomotorik) nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 2,47 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,30. Untuk penilaian sikap (Afektif) siswa pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 2,07 meningkat menjadi 3,13 pada siklus II. Kecakapan sosial siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Indikator “bekerja sama dengan teman yang lain” meningkat menjadi 66,67% menjadi 86,67%; “mengendalikan emosi” meningkat dari 76,67% menjadi 80%; “berinteraksi dengan teman lain” meningkat dari 60% menjadi 87,67%; “mengelola konflik ” meningkat dari 76,67% menjadi 93,33%; “toleransi” meningkat dari 73,33% menjadi 86,67%; “membudayakan sikap sportif dan disiplin” meningkat dari 70% menjadi 80%; “mendengarkan teman yang lain” meningkat dari 63,33% menjadi 80%; “berkomunikasi dengan teman lain” meningkat dari 73,33% menjadi 80%; dan indikator “memimpin” meningkat dari 70% menjadi 83,33%. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Lerning) juga mengalami peningkatan untuk masing-masing indikatornya, yaitu dengan nilai > 70. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Lerning) dapat dijadikan salah satu alternative bagi guru dalam menyajikan pelajaran pada tema indahnya negeriku.


(7)

ii

ABSTRACT

Mahrani Fitri Siregar (2014). The Increasing of the Students’ Result and Social Skills by Using Problem Based Learning in Class IV SDN 060843 Medan Year 2013/2014

This research aimed to increase social studies result, social skills of students and the use of Problem Based Learning Model. This was classroom action research with student numbers 30 people. The instrument used to gather data consisted of social studies achievement test, the students social skill questionnaires and observation for the use of Problem Based Learning Model. Analysis of data to see an increase in learning social studies and social skills of students processed by descriftive. The result showed that the Problem Based Learning Model can increase social studies result. Cycle I, average of student learning outcomes 2,38 increased to3,15 in the second cycle. For skills assessment (Psychomotor) the average value obtained in the first cycle of students is 2.47 and the second cycle increased to 3.30. For the assessment of attitude (affective) students in the first cycle the average value obtained by the students which increased 2.07 to 3.13 in the second cycle. Social skills of students also increased from cycle I to cycle II. Indicator “in cooperation with other friends” increased from 66,67% to 86,67%; “social responsibility” increased from 63,33% to 86,67%; “control your emotions” increased from 76,67% to 80%; “interacting with others” increased from 60% to 87,67%; “managing conflict” increased from 76,67% to 93,33%; “tolerance” increased from 73,33% to 86,67%; “civilizing sportsmanship and discipline” increased from 70% to 80%; “listening to the others” increased from 63,33% to 80%; “communicating with other friends” increased from 73,33% to 80% and “lead” increased from 70% to 83,33%. Using Problem Based Learning Model also increased for each indicator with values >70. Problem Based Learning Model can be used as an alternative for teachers in presenting lessons in social studies.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para dosen dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M,Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. Hidayat M.Si., dan Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama penulisan tesis ini.


(9)

iv

4. Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.

5. Ibu Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.

6. Ibu Prof. Dr. Alesyanti, M.Pd, M.H, Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S dan Dr. Anita Yus M.Pd., selaku penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran demi perbaikan tesis ini.

7. Putra, selaku Pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.

8. Ibu Dra. Mishri Al Bantani, selaku Kepala Sekolah SDN 060843 Medan, Ibu Addalina S.Pd selaku observer dan seluruh keluarga besar SDN 060843 Medan.

9. Ayahanda dan Ibunda tercinta H.Haidir Siregar dan Hj.Turminah, Kakak ku tersayang Misdah Siregar AMa.Pd dan Meisalwa Siregar S.Pd dan adikku tercinta Mhd. Akbar Anthony Siregar yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 10.Husna Parluhutan Tambunan yang telah memberikan semangat yang

begitu luar biasa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

11.Teman-teman angkatan 20 Prodi Pendidikan Dasar kelas B-1 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan masukan dan


(10)

v

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga sukses untuk kita semua.

12. Teman-teman kos (Vira,kak Lia, kak Mimi, kak Leli, Auda dan Nisma) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. dengan penuh harap kiranya tesis ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Aamiin.

Medan, Juli 2014 Penulis

Mahrani Fitri Siregar 8126182020


(11)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 13

1.3. Batasan Masalah ... 13

1.4. Rumusan Masalah... 14

1.5. Tujuan Penelitian ... 14

1.6. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 16

2.1.1. Hasil Belajar ... 16

2.1.2. Kecakapan Sosial ... 20

2.1.3.Model Problem Based Learning ... 25

2.1.4.Langkah-langkah Problem Based Learning ... 27

2.1.5.Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning ... 30

2.2. Kerangka Konseptual ... 31

2.3. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 35

3.2. Subjek Penelitian ... 35

3.3. Jenis Penelitian ... 35

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 35

3.5. Desain Penelitian ... 36

3.6. Tekhnik Pengumpulan Data ... 40

3.7. Tekhnik Analisis Data ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 47

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 57

4.1.3. Kecakapan Sosial Siswa ... 66

4.1.4. Hasil Refleksi... 83

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian... 88


(12)

vii

4.2.2. Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa ... 88

BAB V. SIMPULAN, SARANDAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan ... 91

5.2. Saran ... 92

5.3. Implikasi ... 93


(13)

vi

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 ... 8

Tabel 1.2. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2 ... 8

Tabel 1.3. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 ... 8

Tabel 1.4. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4 ... 9

Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Model PBL ... 30

Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Kecakapan Sosial ... 44

Tabel 3.3. Rentang Nilai ... 45

Tabel 4.1. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus I ... 50

Tabel 4.2. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I ... 51

Tabel 4.3. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus I... 53

Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 55

Tabel 4.5. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II ... 61

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II ... 63

Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 64

Tabel 4.9. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Bekerjasama Dengan Teman Yang Lain” ... 67

Tabel 4.10. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Tanggung Jawab Sosial” ... 69

Tabel 4.11. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mengendalikan Emosi” ... 71

Tabel 4.12. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Berinteraksi Dengan Teman Lain” ... 72

Tabel 4.13. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mengelola Konflik” ... 74

Tabel 4.14. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Toleransi” ... 75

Tabel 4.15. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Membudayakan Sikap Sportif dan Disiplin” ... 77

Tabel 4.16. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mendengarkan Teman Yang Lain” ... 79

Tabel 4.17. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Berkomunikasi Dengan Teman Lain” ... 81

Tabel 4.18. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Memimpin” ... 83


(14)

vi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 RPP ... 96

Lampiran 2 Tes Hasil Belajar ... 114

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Afektif dan Psikomotorik ... 120

Lampiran 4 Format Lembar Observasi Guru ... 122

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa ... 123

Lampiran 6 Angket Kecakapan Sosial ... 129

Lampiran 7 Hasil Penilaian Kognitif Siswa ... 131

Lampiran 8 Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa ... 133

Lampiran 9 Hasil Penilaian Afektif Siswa ... 135

Lampiran 10 Hasil Penilaian Angket Kecakapan Sosial ... 136


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang, baik kemajuan tekhnologi, pola pikir, maupun tuntutan hidup baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu bentuk upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi problem hidup yang senantiasa berkembang dari masa ke masa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa perubahan ke semua aspek kehidupan, berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Disatu sisi perubahan tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi lain dapat membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat dan sebagai konsekuensinya kehidupan manusia itu akan semakin terpuruk. Agar bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini mampu berperan dalam persaingan, maka perlu secara bersama-sama dan serius untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari


(16)

2

pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah dan berupaya mewujudkannya melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Upaya-upaya tersebut diantaranya melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang melakukan perubahan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hingga kurikulum yang terbaru saat ini yaitu Kurikulum 2013.

Kurikukulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritias. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Dalam ciri kurikulum 2013 diterapkan pembelajaran kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu sebagai panutan dalam tematik terpadu adalah salah satu


(17)

3

pendekatan pembelajaran dimana kompetensi (pengetahuan,keterampilan,dan sikap) dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih mendalam dan mendasar tentang apa yang harus dikuasai siswa. Siswa dituntut agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. melalui pendekatan saintifik (scientific approach).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Trianto (2009:17) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila orientasi pada


(18)

4

pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu guru harus kompeten dalam menciptakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan ketiga aspek tersebut.

Dengan demikian, maka kriteria pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) pada hakikatnya ialah bertujuan untuk mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran,sehingga hasil akhirnya adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kebermaknaan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peranan guru. Kemampuan guru menguasai untuk merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan feedback menjadi sangat dominan guna mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan studi pendahuluan dan kajian konseptor secara akademis, ternyata masih banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam memilih dan menggunakan model-model pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar, dan banyak guru yang tidak memiliki kurikulum tertulis serta kurang pemahaman terhadap kurikulum yang diterapkan pemerintah sekarang yang dapat menjadi pedoman dasar dalam pemilihan model pembelajaran.


(19)

5

Rendahnya hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi sikap,pengetehuan dan keterampilan disebabkan oleh sikap pasif siswa dalam proses belajar mengajar karena materi yang diberikan guru terlalu sulit dan model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi monoton. Hal tersebut juga menyebabkan belum tumbuhnya kecakapan sosial siswa di kelas. Kecakapan sosial siswa disini dilihat dari bagaimana cara siswa berkomunikasi dan bekerja sama dengan temannya antara lain kemampuan untuk mendengar, menerima atau mempelajari informasi yang diterima, kemampuan memberi tanggapan secara positif dan kemampuan memberikan pertimbangan berupa nilai dan keyakinan.

Observasi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September 2013 di SDN 060843 Medan ditemukan ada beberapa masalah di dalam proses pembelajaran yaitu : 1) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum nampak karena guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas, 2) siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal yang belum atau kurang paham, 3) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas dan untuk memberikan pendapat terhadap hasil kerja temannya, 4) masih banyak siswa yang belum mengerjakan pekerjaan rumah (pr) yang diberikan oleh guru, 5) guru jarang sekali menerapkan pembelajaran kelompok kepada siswa, 5) dan masih adanya sebagian siswa yang suka ribut pada saat proses pembelajaran berlangsung.


(20)

6

Dari masalah yang ditemukan oleh peneliti di atas, guru harus mampu berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat termotivasi untuk lebih giat belajar dan dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengelola interaksi belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, agar siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, baik keberhasilan dalam belajar dan meningkatkan kecakapan sosial siswa itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti memperoleh data rekap penilaian rata-rata siswa di kelas dari guru kelas IV-2 SDN 060843 Medan pada tema 1 sampai dengan tema 4. Berikut di bawah ini adalah salah satu jaringan tema pada tema 1 indahnya kebersamaan pada mata pelajaran IPA, IPS, dan PPKn.


(21)

7 TEMA : INDAHNYA

KEBERSAMAAN

SUBTEMA : KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSA IPA

Kompetensi Dasar :

3.5. M emahami sifat -sifat bunyi m elalui pengamat an dan ket erkait annya dengan indera penglihat an.

Indkator :

M enjelaskan sum ber bunyi dalam bent uk t ulisan

IPS

Kompetensi Dasar :

3.5. M emahami manusia dalam dinamika int eraksi dengan lingkungan alam, social, budaya dan ekonomi.

Indkator :

M encerit akan pengalamannya menjaga keharmonisan hubungan dengan t eman sebagai pengamalan nilai-nilai pancasila

PKn

Kompetensi Dasar :

3.1. M emahami makna dan ket erkait an symbol-simbol sila pancasila dalam memahami pancasila secara ut uh.

Indkator :

M encerit akan pengalaman mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

PENILAIAN :

 PENGETAHUAN (TES TULISAN DAN PENUGASAN)

 SIKAP (TOLERANSI, TEKUN DAN TELITI)

 KETERAM PILAN (PRAKTIK DAN PORTOFOLIO )


(22)

8

Tabel 1.1. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Kelas Penilaian aspek kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan

IV-2 2,43 2,40 C C+ Dari aspek penilaian

pengetahuan,keterampilan dan sikap siswa pada tema indahnya kebersamaan siswa belum dapat menunjukkan adanya peningkatan dalam proses belajar.

Tabel 1.2. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2 : Selalu Berhemat Energi

Kelas Penilaian aspek kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan

IV-2 2,50 2,49 C C+ Dari aspek penilaian

pengetahuan,keterampilan dan sikap pada tema selalu berhemat energi siswa sudah dapat menunjukkan adanya peningkatan dalam penilaian pengetahuan dan keterampilan tetapi pada sikap siswa belum dapat menunjukkan adanya peningkatan

Tabel 1.3. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Kelas Penilaian aspek kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan

IV-2 2,47 2,60 B C+ Dari aspek penilaian

pengetahuan siswa pada tema peduli terhadap makhluk hidup terjadi penurunan tetapi pada aspek penilaian keterampilan dan sikap sudah mulai terlihat adanya peningkatan.


(23)

9

Tabel 1.4. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4 : Berbagai Pekerjaann

Kelas Penilaian aspek kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan

IV-2 2,54 2,54 C C+ Dari aspek penilaian

pengetahuan,keterampilan dan sikap siswa belum dapat menunjukkan adanya peningkatan dalam proses belajar dari tema sebelumnya

Dari data rekap penilaian rata-rata kelas 4 tema di atas dapat dilihat bahwa pada hasil penilaian yang diperoleh siswa belum mencapai batas KKM yang ditetapkan pada kurikulum 2013 yaitu 2,66 (skala 1-4) atau 67 (skala 1-100) dengan predikat B-. Rendahnya hasil penilaian tersebut di atas disebabkan oleh beberapa factor antara lain : (1) model pembelajaran yang harus diterapkan di kurikulum 2013 belum terlaksana secara keseluruhan, karena guru masih menerapkan model pembelajaran yang konvensional, sehingga siswa tidak dapat secara cepat memahami pelajaran yang dipelajari karena pembelajaran masih bersifat abstrak bagi siswa; (2) guru kurang menerapkan proses pembelajaran yang seharusnya sesuai dengan buku guru dengan mengaitkan antar pelajaran (tema); (3) kurangnya penggunaan media pembelajaran yang seharusnya sudah diterapkan guru dalam sebuah tema (4) focus pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dan cenderung hanya bergantung pada materi yang disediakan oleh buku pelajaran dan bukan berpusat kepada siswa (student centered) dimana siswa hanya menerima apa-apa yang diberikan guru tanpa melalui aktivitas dan partisipasi siswa yang berarti; (5) kurangnya kecakapan


(24)

10

sosial siswa di dalam kelas, dimana selama ini kecakapan sosial tidak pernah diperhatikan, yang seharusnya siswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan siswa lain dan mampu bekerja serta belajar dalam kelompok, berani berpendapat dan menerima pendapat orang lain, serta sikap tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru seperti pekerjaan rumah (PR) masih rendah.

Dalam fenomena masalah di atas bahwa hasil belajar dan kecakapan sosial siswa diantaranya di pengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan guru selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan disenangi siswa. Dalam kurikulum 2013, ada 3 model pembelajaran yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan model pembelajaran penemuan (discovery learning).

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan kecakapan


(25)

11

sosial siswa adalah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memeproleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.

Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah


(26)

12

yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kecakapan social siswa, karena siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan temannya yang lain dalam memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan pertimbangan peneliti di atas sekaligus sebagai tindak lanjutnya, maka perlu dilaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2104 ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang harus diterapkan di kurikulum 2013 belum terlaksana secara keseluruhan, karena guru masih menerapkan model pembelajaran yang konvensional, sehingga siswa tidak dapat secara cepat memahami pelajaran yang dipelajari karena pembelajaran masih bersifat abstrak bagi siswa


(27)

13

2. Guru kurang menerapkan proses pembelajaran yang seharusnya sesuai dengan buku guru dengan mengaitkan antar pelajaran (tema)

3. Belum adanya peningkatan nilai akhir siswa dalam penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

4. Belum tumbuhnya kecakapan sosial siswa di dalam proses pembelajaran karena materi yang diberikan guru hanya bersifat hapalan mandiri, tidak ada kerja kelompok yang dapat menumbuhkan adanya interaksi siswa dengan temannya yang lain dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di Sekolah Dasar untuk meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa pada tema indahnya negeriku sub tema 3 indahnya peninggalan sejarah di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema indahnya negeriku di kelas IV SDN 060843 Medan?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa pada tema indahnya negeriku di kelas IV SDN 060843 Medan ?


(28)

14

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 060843 Medan pada tema indahnya negeriku melalui model Problem Based Learning

2. Meningkatkan kecakapan sosial siswa kelas IV SDN 060843 Medan pada tema indahnya negeriku melalui model Problem Based Learning.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan kontribusi untuk berbagai kepentingan sebagai berikut :

a. Siswa

 Menumbuhkan semangat belajar siswa

 Untuk meningkatan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam belajar.

b. Guru

 Sebagai bahan masukan dalam rangka mengupayakan proses

pembelajaran yang inovatif seiring dengan perkembangan dewasa ini dan selanjutnya

 Sebagai panduan dan pedoman bagi guru kelas IV untuk

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa


(29)

15

 Sebagai masukan dalam rangka melakukan penelitian-penelitian lebih

lanjut dan inovatif

 Menambah informasi ilmiah bagi semua pihak yang terkait dalam

bidang pendidikan dalam rangka menumbuh kembangkan budaya ilmiah.


(30)

1

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran yang dilakukan guru pada tema “indahnya negeriku” subtema “indahnya peninggalan sejarah” di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat dilihat dari aktivitas guru dalam membelajaran tema terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan nilai sebesar 6,58 (5,48%) dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 8,83 (7,35%) dengan kategori baik.

2. Hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan nilai tertinggi 3,46. Untuk predikat cukup (C) adalah 50% dan pada siklus


(31)

2

II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi 6,67% dengan nilai 1,60.

3. Penilaian ranah afektif siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan nilai tertinggi 3,46. Untuk predikat cukup (C) adalah 50% dan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi 6,67% dengan nilai 1,60.

4. Penilaian untuk ranah psikomotorik siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat baik (B) hanya 3 orang (10%) dengan nilai tertinggi


(32)

3

3,30 dan predikat cukup (C) 27 orang (90%) dengan nilai tertinggi 2,48. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan untuk predikat sangat baik (SB) menjadi 7 orang (23,33%) dengan nilai tertinggi 3,68 dan predikat baik (B) 23 orang (76,67%) dengan nilai tertinggi 3,40.

5. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa pada masing-masing indikator penilaian : (a) bekerjasama dengan teman lain; (b) tanggung jawab sosial; (c) mengendalikan emosi; (d) berinteraksi dengan teman lain; (e) mengelola konflik; (f) toleransi; (g) sikap sportif dan disiplin; (h) mendengarkan teman lain; (i) berkomunikasi dengan teman yang lain; dan (j) memimpin. Pada siklus II, asing-masing indikator kecakapan sosial yang berada pada skor “cukup” ≥ 80% dari jumlah siswa yang mengikuti tes.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakn, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya peningkatan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa pada jenjang yang berbeda ataupun mata pelajaran yang berbeda.

2. Penggunaan model pembelajaran problem based learning hendaknya lebih ditekankan pada kelompok belajar diskusi, sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya.


(33)

4

3. Dalam pelaksanaan pembelajaran model problem based learning hendaknya guru melibatkan semua siswa berinteraksi secara positif

4. Subjek pada penelitian ini terbatas pada siswa SD, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

5.3. Implikasi

1. Model pembelajaran Problem Based learning adalah model pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa yang mana peran guru adalah sebagai seorang yang menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013, yaitu hasil belajar siswa yang dinilai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoik dan juga kecakapan sosial siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.


(34)

1

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Surabaya:Prestasi Pustaka

Arends, R.I. 1997. Learning to teach, Belajar untuk mengajar,Edisi ketujuh,buku dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Combs, M. L., & Slaby, D. A. (1977). Social skills training with children. In B. B. Lahay&A.E.Kazdin (Eds.), Advances in clinical child psychology (pp. 161-201). New York: Plenum Press.

Depdiknas.2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republic Indonesia

Hazel, J. S.,Schumaker, J. B., Sherman, J. A., & Sheldon, J. (1995). ASSET: A social skills program for adolescents (2nd ed.). Champaign, IL: Norman Baxley & Associates.

Hopkins,1993. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud LPTK.Jakarta

Ibrahim.2000.Pembeajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA-University Press Jarolimenk. 1997. Social Studies Competence and Skill. New York : Macmillan

Publishing Co.Inc

Jurnal Kurniawati, Rully.2011. Penerapan problem based learning untuk meningkatkan pemahaman konsep aktivitas ekonomi dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Bareng 5 Malang: Universitas Negeri Malang.

Jurnal Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 2 no. 2. PP. 68-73


(35)

2

Kelly,J.A.1982, Social-Skills Training, A Practical Guide for Interventions. New York: Springer

Jurnal Ratnaningsih,Linda.2010.Penerapan model PBL untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Pringapus 2 kec.Dongko Kab.Trenggalek (online)

(http://Library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48510mdiakses

22januari 2012)

Leiber, M. J., & Mawhorr, T. L. (1995). Evaluating the use of social skills training and employment with delinquent youth. Journal of Criminal Justice, 23(2), 127-141.

Mudjiono,Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Nurhadi.2004.Kurikulum 2004.Jakarta:Grasindo

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Rede,Amran.2012.Peningkatan Kecakapan Siswa Sekolah Dasar dalam

Pembelajaran Tematik. Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol.18 no.2

(ht t p:/ / journal.um .ac.id/ index.php/ jip/ art icle/ viewArt icle/ 3614) diakses 17 Januari 2013

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi,Arikunto. ( 1991 ). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009 ). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana

Trianto.2010.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, Made. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Malang: Bumi Aksara.


(1)

1 BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran yang dilakukan guru pada tema “indahnya negeriku” subtema “indahnya peninggalan sejarah” di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat dilihat dari aktivitas guru dalam membelajaran tema terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan nilai sebesar 6,58 (5,48%) dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 8,83 (7,35%) dengan kategori baik.

2. Hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan nilai tertinggi 3,46. Untuk predikat cukup (C) adalah 50% dan pada siklus


(2)

2 II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi 6,67% dengan nilai 1,60.

3. Penilaian ranah afektif siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan nilai tertinggi 3,46. Untuk predikat cukup (C) adalah 50% dan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi 6,67% dengan nilai 1,60.

4. Penilaian untuk ranah psikomotorik siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang memperoleh predikat baik (B) hanya 3 orang (10%) dengan nilai tertinggi


(3)

3 3,30 dan predikat cukup (C) 27 orang (90%) dengan nilai tertinggi 2,48. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan untuk predikat sangat baik (SB) menjadi 7 orang (23,33%) dengan nilai tertinggi 3,68 dan predikat baik (B) 23 orang (76,67%) dengan nilai tertinggi 3,40.

5. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa pada masing-masing indikator penilaian : (a) bekerjasama dengan teman lain; (b) tanggung jawab sosial; (c) mengendalikan emosi; (d) berinteraksi dengan teman lain; (e) mengelola konflik; (f) toleransi; (g) sikap sportif dan disiplin; (h) mendengarkan teman lain; (i) berkomunikasi dengan teman yang lain; dan (j) memimpin. Pada siklus II, asing-masing indikator kecakapan sosial yang berada pada skor “cukup” ≥ 80% dari jumlah siswa yang mengikuti tes.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakn, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya peningkatan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa pada jenjang yang berbeda ataupun mata pelajaran yang berbeda.

2. Penggunaan model pembelajaran problem based learning hendaknya lebih ditekankan pada kelompok belajar diskusi, sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya.


(4)

4 3. Dalam pelaksanaan pembelajaran model problem based learning

hendaknya guru melibatkan semua siswa berinteraksi secara positif

4. Subjek pada penelitian ini terbatas pada siswa SD, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

5.3. Implikasi

1. Model pembelajaran Problem Based learning adalah model pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa yang mana peran guru adalah sebagai seorang yang menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013, yaitu hasil belajar siswa yang dinilai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoik dan juga kecakapan sosial siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.


(5)

1 DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Surabaya:Prestasi Pustaka

Arends, R.I. 1997. Learning to teach, Belajar untuk mengajar,Edisi ketujuh,buku dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Combs, M. L., & Slaby, D. A. (1977). Social skills training with children. In B. B. Lahay&A.E.Kazdin (Eds.), Advances in clinical child psychology (pp. 161-201). New York: Plenum Press.

Depdiknas.2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republic Indonesia

Hazel, J. S.,Schumaker, J. B., Sherman, J. A., & Sheldon, J. (1995). ASSET: A social skills program for adolescents (2nd ed.). Champaign, IL: Norman Baxley & Associates.

Hopkins,1993. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud LPTK.Jakarta

Ibrahim.2000.Pembeajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA-University Press Jarolimenk. 1997. Social Studies Competence and Skill. New York : Macmillan

Publishing Co.Inc

Jurnal Kurniawati, Rully.2011. Penerapan problem based learning untuk meningkatkan pemahaman konsep aktivitas ekonomi dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Bareng 5 Malang: Universitas Negeri Malang.

Jurnal Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 2 no. 2. PP. 68-73


(6)

2 Kelly,J.A.1982, Social-Skills Training, A Practical Guide for

Interventions. New York: Springer

Jurnal Ratnaningsih,Linda.2010.Penerapan model PBL untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Pringapus 2 kec.Dongko Kab.Trenggalek (online)

(http://Library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48510mdiakses

22januari 2012)

Leiber, M. J., & Mawhorr, T. L. (1995). Evaluating the use of social skills training and employment with delinquent youth. Journal of Criminal Justice, 23(2), 127-141.

Mudjiono,Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Nurhadi.2004.Kurikulum 2004.Jakarta:Grasindo

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Rede,Amran.2012.Peningkatan Kecakapan Siswa Sekolah Dasar dalam

Pembelajaran Tematik. Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol.18 no.2

(ht t p:/ / journal.um .ac.id/ index.php/ jip/ art icle/ viewArt icle/ 3614) diakses 17 Januari 2013

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi,Arikunto. ( 1991 ). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009 ). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana

Trianto.2010.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, Made. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Malang: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS IV SDN 3 JEPUN TULUNGAGUNG

0 5 20

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 50

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

1 17 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION)PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 8 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 45

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

2 12 60

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

0 1 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK LENTERA BANGSA

1 10 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

0 0 13