PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MTS DAR AL-MAARIF KOTAPINANG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
MTs DAR AL-MA’ARIF KOTAPINANG MELALUI
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
R. Maisaroh Rezyekiyah Siregar
NIM : 8126171028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

R Maisaroh Rezyekiyah Siregar, (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan kemandirian belajar siswa melalui Pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik pada siswa MTs Dar Al-Maarif Kotapinang. Tesis Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menelaah: (1) peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa yang menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik,
(2) interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (3) peningkatan
kemandirian belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik,
(4) interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa
terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa, (5) proses jawaban matematis siswa
menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dan pembelajaran langsung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Dar AL-Maarif Kotapinang, dengan
mengambil sampel dua kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan
pemecahan masalah matematis dan angket kemandirian belajar siswa. Instrumen tersebut
dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas. Data dianalisis
dengan uji ANAVA dua jalur. Diperoleh hasil penelitian yaitu: (1) peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pendekatan pendidikan matematika
realistik lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung, (2) tidak
terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (3) peningkatan kemandirian belajar siswa

yang memperoleh pendekatan pendidikan matematika realistik lebih tinggi daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran langsung, (4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran
dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa, (5) Proses
jawaban matematis siswa melalui pendekatan pendidikan matematika realistik lebih baik
daripada pembelajaran langsung. Direkomendasikan pendekatan PMR sebagai alternatif
dalam mencapai kompetensi kreatif, variatif dan inovatif.
Kata Kunci: Pendidikan matematika realistik, pemecahan masalah, kemandirian
belajar

R Maisaroh Rezyekiyah Siregar. Increasing the Ability of Problem Solving and
Student’s Self-Regulated Learning by Using Realistic Mathamatics Education approach
(RME) in Seventh Year Student Class Dar AL-Maarif Kotapinang. Post Graduate
Program of Medan University 2014.
The aims of this research are: (1) to know the increasing ability of problem solving
mathematic student’s by using Realistic Mathamatics Education approach, (2) to know
there was the interaction between learning and first mathematic ability toward the
increasing ability of problem solving mathematic, (3) to know the increasing ability of
student’s self-regulated learning by using Realistic Mathamatics Education approach,
(4) to know there was the interaction between learning and first mathematic ability
toward the increasing ability of student’s self-regulated learning, (5) to know how the

answering process are made by the students in finishing the questions by using
Realistic Mathamatics Education approach. This research was carried out at MTs Dar
Al-Maarif Kotapinang. The population in this research is the student grade 1 (one) by
taking a sample of the two classes. The Data obtained through test THURS, tests the
ability of mathematical problem solving and questionnaire student’s self-regulated
learning . The Data were analyzed with the test of ANAVA two lines. The result of this
research shown that (1) there was the increasing ability in problem solving mathematic
student’s by using Realistic Mathamatics Education approach was better than using
direct struction, (2) there were no interaction between learning and student’s ability
level to the increasing ability of problem solving mathematic, (3) there was the
increasing ability in student’s self-regulated learning by using Mathematical approach
is Realistic was better than used direct instruction, (4) there were no interaction
between learning and student’s ability level to the increasing ability of problem solving
, (5) the process of problem solving in student’s answering questions by using learning
based problem was better than direct instruction. Research findings recommend RME
approach was made one of the learning approaches used in primary schools to conduct
varied and innovative learning.
Keyword: Realistic Mathamatics
Learning.


Education,Problem

Solving,Self-Regulated

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas segala karunia Allah SWT,
penulis dapat mempersembahkan tesis ini kepada para pecinta dan pengembang
ilmu pengetahuan, khususnya para pendidik atau calon pendidik. Tesis ini
berjudul: “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa MTs Dar Al-Maarif Kotapinang Melalui
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”. Melalui karya ini, penulis
berusaha memaparkan secara gamblang tentang peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matemati dan kemandirian belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan matematika realistik dan dibandingkan dengan peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa yang
diajar dengan pembelajaran langsung.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu sejak mulai persiapan sampai
selesainya penulisan tesis ini, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan
tersebut dengan kebaikan yang lebih banyak. Pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih kepada:

1) Terutama kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang telah memberikan doa,
rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan.
2) Kakak dan adik tercinta yang telah mendoakan dan memberi dukungan moril
dan materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

iii

3) Teristimewa

kepada

seorang

keponakanku

fadhilah

husna


sebagai

penyemangat kecilku untuk menyelesaikan pendidikan dan memberikan hasil
yang terbaik.
4) Buat seseorang yang samar karena jarak memisakan, Aidil Susandi, Lc. M.H.I
terimakasih buat doa dan semanatnya.
5) Bapak Dr. Ksm. M. Amin Fauzi, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan
berharga bagi penulis dalam penusunan tesis ini dampai dengan selesai. .
6) Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED sekaligus sebagai pembimbing II yang
telah banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan dan menjadi
motivator dalam penyelesaian tesis ini .
7) Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhtar. M.Pd dan
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku narasumber yang telah memberikan banyak
arahan dalam rangka penyempurnaan tesis ini.
8) Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
yang bermakna selama menjalani pendidikan.
9) Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana UNIMED.
10) Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program
Pascasarjana UNIMED.

iv

11) Bapak Drs. Rajuddin Harahap selaku Kepala Sekolah MTs Dar Al-Maarif
Kotapinang yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
12) Ibu Sinar Hasibun, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs Dar AlMaarif Kotapinang yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.
13) Sahabat seperjuangan angkatan XXI kelas A-1 dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan menyelesaikan tesis ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis
berharap semoga tesis ini dapat member sumbangan dalam memperkaya khasanah
ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, Mei 2014

Penulis

R Maisaroh Rezyekiyah Siregar

v

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................


iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN

BAB II

1.1


Latar Belakang Masalah ......................................................

1

1.2

Identifikasi Masalah ............................................................

12

1.3

Batasan Masalah

............................................................

12

1.4


Rumusan Masalah ................................................................

13

1.5

Tujuan Penelitian .................................................................

14

1.6

Manfaat Penelitian ...............................................................

14

KAJIAN PUSTAKA
2.1

Kerangka Teoritis ................................................................

16

2.1.1

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .....................

16

2.1.2 Angket Kemandirian Belajar Siswa .....................................

23

2.1.3 Kemampuan Awal Matematika .........................................

30

2.1.4 Pendekatan Matematika Realistik........................................

31

2.1.5 Pembelajaran Langsung .......................................................

38

2.1.6 Perbedaan

Pendekatan

Matematika

Realistik

dan

Pembelajaran Langsung .......................................................

40

2.1.7 Teori Belajar Pendukung .....................................................

41

2.1.8 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................

45

2.2

Kerangka Konseptual ..........................................................

49

2.3

Hipotesis ..............................................................................

55

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian ....................................................................

56

3.2

Populasi dan Sampel ............................................................

56

3.3

Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

57

3.4

Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................

58

3.5

Desain Penelitian .................................................................

58

3.6

Definisi Operasional ............................................................

59

3.7

Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ......................

60

3.7.1 Tes Kemampuan Awal Matematika ....................................

61

3.7.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ................................

63

3.7.3 Analisa Proses Jawaban Matematis Siswa ..........................

64

3.7.4 Angket Kemandirian Belajar Siswa .....................................

66

3.7.5 Lembar Observasi ................................................................

67

3.7.6 Uji Coba Instrumen ............................................................

68

3.8

Teknik Pengumpulan Data ..................................................

71

3.9

Prosedur Penelitian ............................................................

72

3.10

Jadwal Penelitian

............................................................

75

3.11

Teknik Analisis Data ...........................................................

75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1

Hasil Penelitian .................................................................. 82

4.1.1.

Hasil Uji Coba PerangkatPembelajaran dan Instrumen
Tes .....................................................................................

83

4.1.2

Deskripsi Kemampuan Awal Matematika (KAM) ..........

86

4.1.3

Deskripsi Peningkatn Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa...............................................................

4.1.4

Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis

4.1.5

91

Berdasarkan

Faktor

Pembelajaran

dan

Kemampuan Awal Matematis Siswa ................................

95

Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa ........

101

4.1.6

Analisis

Peningkatan

Kemandirian

Belajar

Siswa

Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Awal
Matematis Siswa................................................................
4.1.7

Hasil Lembar Observasi Guru dan Siswa Selama
Pembelajaran .....................................................................

4.1.8

105

112

Deskripsi Proses Jawaban Matematis Untuk Setiap
Kemampuan Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ...........

115

4.2

Pembahasan ......................................................................

122

4.2.1.

Faktor Pendekatan Pembelajaran ......................................

123

4.2.2.

Kemampuan Awal Matematika (KAM) Siswa .................

124

4.2.3.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...................

125

4.2.4.

Interaksi Antara Faktor Pembelajaran Dengan Kemampuan
Awal Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah matematika Siswa ......................................................

126

4.2.5.

Kemandirian Belajar Siswa .......................................................

128

4.2.6.

Interaksi Antara Faktor Pembelajaran Dengan Kemampuan
Awal Siswa Terhadap Peningkatan Kemandirian Belajar

4.2.7

Siswa Siswa ............................................................................

129

Keterbatasan dalam Penelitian ................................................

131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan ............................................................................ 133

5.2

Saran .................................................................................. 134

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 135
LAMPIRAN .................................................................................................... 139

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Matematika Realistik ....................................................................

36

Tabel 2.2. Fase-fase Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ........

37

Tabel 2.3. Sintak Pembelajaran Langsung .....................................................

40

Tabel

2.4.

Perbedaan

Pendekatan

Matematika

Realistik

dengan

Pembelajaran Langsung ................................................................
Tabel 2.5. Penelitian

Relevan

yang

Berkaitan

dengan

40

Pendekatan

Matematika Realistik ....................................................................

46

Tabel 3.1 Tabel Weiner Keterkaitan antar Variabel Bebas, Variabel Terikat
dan Variabel Kontrol .....................................................................

59

Tabel 3.2. Pengelompokkan Kemampuan Awal Siswa..................................

62

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Te Pemecahan Masalah .................................................

63

Tabel 3.4 Pedoman

Penskoran

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematis ......................................................................................

63

Tabel 3.5. Kriteria Proses Jawaban Matematis Siswa ...................................

64

Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Lebih Baik daripada Kelas Kontrol ..............................................

65

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar .........................................

66

Tabel 3.8. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecaan Masalah Siswa ..........

71

Tabel 3.9. Tabel Validasi Butir Angket Kemandirian Belajar.........................

71

Tabel 3.10. Jadwal Penelitian yang Direncanakan...........................................

76

Tabel 3.11. Keterkaitan Rumus Masalah, Hipotesisi Statistik dan Uji
Statistik yang Digunakan ..............................................................

85

Tabel 4.1 Deskripsi Mean dan Standar Deviasi Tes Kemampuan Awal
Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ........................................................................................

85

Tabel 4.2 Uji Normalitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa ........

86

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa ....

86

Tabel 4.4 Hasil Uji AnavaTes Kemampuan Awal Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................

87

Tabel 4.5 Pengelompokkan Kemampuan Awal ............................................

88

Tabel 4.6 Rata-rata Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok
Matematika Realistik dan Kelompok Pembelajaran Langsung
Berdasarkan Kemampuan Matematis Siswa .................................

90

Tabel 4.7 Uji Normalitas Gain Kemampuan Pemecahan Masalah ...............

94

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Varians Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah .........................................................................................

95

Tabel 4.9 Rangkuman Uji ANAVA Dua Jalur Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa ...........................................................

96

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan
Pemecahan Masalah pada Taraf Signifikansi 5% ........................
Tabel 4.11 Rata-rata

Gain

Kemandirian

Belajar

Siswa

99

Kelompok

Matematika Realistik dan Kelompok Pembelajaran Langsung
Berdasarkan Kemampuan Matematis Siswa .................................

100

Tabel 4.12 Uji Normalitas Gain Kemandirian Belajar....................................

104

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Varians Gain Kemandirian Belajar...................

105

Tabel 4.14 Rangkuman Uji ANAVA Dua Jalur Gain Kemandirian Belajar
Siswa .............................................................................................

106

Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemandirian
Belajar Siswa pada Taraf Signifikansi 5% ....................................

109

Tabel 4.16 Rata-rata dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada
Pendekatan Matematika Realistik..................................................

110

Tabel 4.17 Rata-rata dan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Selama Pembelajaran ....................................................................

112

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 4.1

Diagram Mean dan Standar Deviasi Gain Ternormalisasi
Kemampuan pemecahan masalah berdasarkan faktor pembelajaran

Gambar 4.2

90

Diagram rata-rata Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan
Kemampuan Matematika ..................................................................

Gambar 4.3

Diagram Rata-rata Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Faktor Pembelajaran .....................................................

Gambar 4.4

91

91

Interaksi antara Faktor Pembelajaran dengan Faktor Kemampuan
Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa ...................................................................................

Gambar 4.5

Diagram Mean dan Standar Deviasi Gain Ternormalisasi
Kemandirian belajar siswa berdasarkan faktor pembelajaran ...........

Gambar 4.6

103

Diagram Rata-rata Gain Kemandirian Belajar Siswa Berdasarkan
Faktor Pembelajaran .........................................................................

Gambar 4.8

101

Diagram rata-rata Gain Ternormalisasi Kemandirian Belajar Siswa
Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Matematika....

Gambar 4.7

98

102

Interaksi antara Faktor Pembelajaran dengan Faktor Kemampuan
Awal Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemandirian
Belajar Siswa .....................................................................................

Gambar 4.9

Rata-rata Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pendekatan
Matematika Realistik.........................................................................

Gambar 4.10

108

111

Rata-rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Pendekatan
Matematika Realistik.........................................................................

113

Gambar 4.11 Jawaban butir soal Nomor 1 kemampuan pemecahan masalah kelas
eksperimen ........................................................................................

116

Gambar 4.12 Jawaban butir soal Nomor 1 kemampuan pemecahan masalah
kelas control ....................................................................................

116

Gambar 4.13 Jawaban butir soal Nomor 2 kemampuan pemecahan masalah
kelas eksperimen ..........................................................................

117

Gambar 4.14 Jawaban butir soal Nomor 2 kemampuan pemecahan masalah
kelas control ......................................................................................

116

Gambar 4.15 Jawaban butir soal Nomor 3 kemampuan pemecahan masalah
kelas eksperimen ...............................................................................

117

Gambar 4.16 Jawaban butir soal Nomor 3 kemampuan pemecahan masalah kelas
control ...............................................................................................

118

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Tes Kemampuan Awal .............................................................

139

Lampiran 2

Kunci Jawaban tes kemampuan awal .......................................

145

Lampiran 3

Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ....

146

Lampiran 4

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...................

147

Lampiran 5

Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar Siswa...........................

156

Lampiran 6

Angket Kemandirian Belajar Siswa .........................................

157

Lampiran 7

Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pada PMR ........................

161

Lampiran 8

Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Pendekatan ................

163

Lampiran 9

Lembar Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ............................

165

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen...........

193

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................

227

Lampiran 12 Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen
Penelitian ..................................................................................

239

Lampiran 13 Hasil SPSS Kemampuan Awal matematika ...........................

296

Lampiran 14 Uji Normal, Uji Homogen, Uji Perbedaan Peningkatan Rerata
Gain, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..............................

300

Lampiran 15 Uji Normal, Uji Homogen, Uji Perbedaan Rata-rata gain,
Kemandirian Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ..........................................................................

303

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ............................................................

306

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika adalah bagian yang sangat dekat dengan kehidupan seharihari. Berbagai bentuk simbol digunakan manusia sebagai alat bantu dalam
perhitungan, penilaian, pengukuran, perencanaan dan peramalan. Meskipun
peradaban manusia berkembang pesat, namun ilmu matematika tetap digunakan,
karena matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem
pendidikan di dunia. Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi
perkembangan peradaban manusia. Sumbangan tersebut sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
a)

Manfaat matematika bagi pedagang: Pedagang pasti berhubungan dengan
sejumlah uang setiap hari. Dengan memanfatkan matematika, mereka dapat
menghitung berapa besarnya modal, untung, dan kerugian yang didapat.

b) Manfaat matematika bagi ibu rumah tangga: Ibu rumah tangga harus dapat
mengatur dan mengelola urusan rumah tangganya dengan baik. Penggunaan
matematika bagi ibu rumah tangga dapat menghitung berapa jumlah
pendapatan dan pengeluaran sehari-hari mereka.
c)

Manfaat matematika dalam bidang transportasi: Dengan penggunaan konsep
jarak dan kecepatan yang diketahui, seorang pengemudi dapat menghitung
berapa lama waktu yang ditempuh.

d) Manfaat matematika bagi arsitek/insinyur: Mereka memanfaatkan matematika
untuk mengitung luas tanah, luas gedung, tinggi bangunan, dan lain-lain.

2

e) Manfaat matematika bagi psikolog: seorang psikolog dapat menghitung
persentase jumlah anak yang memiliki IQ di atas rata-rata.
f) Manfaat matematika bagi perkembangan teknologi: Teknisi dapat merakit atau
mengembangkan suatu teknologi, misalnya komputer, tidak terlepas dari
matematika. Bahkan dasar dari teknologi itu sendiri adalah matematika.
Perkembangan sains

dan teknologi memungkinkan semua pihak

memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Selain
perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya
diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir
sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui tujuan pembelajaran
matematika.
Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut: yaitu
sebagai berikut (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan

konsep

atau algoritma secara luwes, akurat, dan tepat

dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan

model

dan

menafsirkan

solusi

yang

diperoleh,

(4)

Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas masalah dan, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (BSNP, 2006:148).
Kemampuan yang dihrapkan dalam tujuan mata pelajaran matematika
seperti yang dikemukakan di atas, tidak lain merupakan pengembangan daya
matematis (mathematical power) atau keterampilan matematika (doing math). Hal
ini diungkapkan oleh NCTM (2000) menyatakan daya matematis adalah
kemampuan untuk mengeksplorasi, menyusun konjektur, dan memberikan alasan
secara logis, kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara non rutin,
mengkomunikasikan ide mengenai matematika dan menggunakan matematika
sebagai alat komunikasi, menghubungkan ide-ide dalam matematika, antar
matematika, dan kegiatan intelektual lainnya. Dengan kata lain istilah daya
matematis terdiri dari kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, koneksi,
komunikasi,

penalaran

matematis

dan

representasi

matematis.

Sebagai

implikasinya, daya matematis merupakan kemampuan yang perlu dimiliki siswa
yang belajar matematika pada jenjang sekolah manapun.
Salah satu kemampuan matematika yang perlu dikuasai siswa adalah
kemampuan pemecahan masalah matematis. Menurut holmes (dalam Wardhani,
dkk 2010:7) orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu
dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang produktif dan memahami isuisu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global.
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah ditegaskan dalam NCTM
(2000:52) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan bagian
integral dalam pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh

4

dilepaskan dari pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan The Nastional
Council Of Supervisor of Mathematics (dalam Pasaribu, 2012:2) menyatakan
bahwa belajar menyelesaikan masalah adalah alasan utama untuk mempelajari
matematika. Dapat disimpulkan, pemecahan masalah merupakan sumbu dari
proses- proses matematis. Pernyataan tersebut sampai saat ini masih konsisten,
dan bahkan menjadi suatu persoalan yang makin kuat. The Nastional Council Of
Teachers of Mathematic (NCTM) menyatakan dengan tegas dalam Principles and
Standart for School Mathematics (NCTM, 2000), bahwa pemecahan masalah
bukan hanya sebagai tujuan dari belajar matematika, tetapi juga merupakan alat
utama untuk melakukannya.
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis erat kaitannya
dengan karakteristik matematik, yakni matematika merupakan problem solving
(Suryadi, 2007:170). Dalam kegiatan bermatematika, pada dasarnya anak akan
berhadapan dengan masalah-masalah apa yang mungkin muncul serta bagaimana
menyelesaikan masalah tersebut (problem solving). Selanjutnya, melalui kegiatan
problem solving, anak akan dapat mengembangkan kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah tidak rutin yang memuat berbagai tuntutan kemampuan
berfikir termasuk yang tingkatannya lebih tinggi.
Paparan di atas menunjukkan betapa pentingnya kemampuan pemecahan
masalah matematis dalam proses pembelajaran matematika. Pemecahan masalah
mendorong siswa memberi kesempatan seluas-luasnya untuk berinisiatif dan
berfikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah melalui penerapan
pengetahuan yang didapat sebelumnya. Polya menggambarkan kemampuan
pemecahan masalah yang harus dibangun siswa meliputi kemampuan siswa

memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan memeriksa kembali prosedur hasil penyelesaian. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah, sebab pembelajaran matematika cenderung berorientasi pada buku teks,
bukan hanya itu, sering kita lihat guru masih menggunakan langkah-langkah
pembelajaran yang monoton dari tahun ke tahun tanpa pembaharuan seperti:
menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal lalu menyuruh
siswa menyelesaikan soal yang ada pada buku teks, bahkan terkadang siswa
disuruh menghafalkan rumus yang katanya agar lancar menyelesaikan soal.
Akibatnya, siswa hanya dapat mengejarjakan soal- soal matematika berdasarkan
apa yang diperintahkan guru. Jika diberikan soal yang berbeda, mereka akan
mengalami kesulitan mengerjakannya. Disamping itu, dalam proses pembelajaran
guru juga masih menggunakan pendekatan yang kurang memperhatikan
karakteristik kemampuan awal matematika yang dimiliki oleh siswa. Guru kurang
memperhatikan pendekatan yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Hal ini menyebabkan siswa sulit untuk mengembangkan
kemampuannya

dalam

menyelesaikan

permasalahan

matematika

yang

dihadapinya, sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa.
Sebagai contoh, salah satu persoalan pemecahan masalah yang diajukan
Pasaribu (2012) kepada kelas VII SMPN 7 Padang Sidempuan yaitu: Sebuah
akuarium mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi 80 cm, 70cm dan 60 cm.
Akuarium itu terisi penuh air. Jika 30 liter airnya dipindahkan ke tempat lain,
tentukan tinggi air dalam akuarium sekarang?

6

Berdasarkan hasil jawaban siswa terlihat bahwa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah masih rendah. Dari 42 orang siswa hanya 25 orang siswa
yang memahami masalah, ada 15 orang yang mampu merencanakan penyelesaian
masalah, 19 orang yang mampu melaksanakan penyelesaian, dan 10 orang siswa
yang melakukan pengecekan kembali. Berdasarkan fakta di atas, siswa tidak
mampu menyelesaikan masalah tersebut, yaitu menghitung tinggi akuarium
sekarang. Disimpulkan bahwa kemampuan siswa memecahkan masalah masih
sangat rendah. Hasil observasi yang dilakukan di kelas VII MTs Dar AL-Ma’arif
juga menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah,
dari soal yang diberikan yaitu:
Bu Lina memiliki kebun jeruk berbentuk persegi dengan panjang sisinya
10 m. Dalam kebun jeruk tersebut terdapat sebuah kolam ikan yang berbentuk
persegi panjang dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 5 m. Berapakah luas tanah
yang dapat ditanami pohon jeruk?.
a. Tulislah apa yang diketahui dan ditanya pada masalah di atas?
b. Bagaimana cara untuk mengetahui luas tanah yang dapat ditanami
pohon jeruk?
c. Carilah luas tanah yang dapat ditanami pohon jeruk?
d. Menurut Anto luas tanah yang dapat ditanami pohon jeruk adalah 70
m2. Apakah menurutmu jawaban Anto benar? Jelaskan alasanmu!
Gambar di bawah ini adalah salah satu model penyelesaian yang dibuat
oleh siswa.

Gambar 1.1. Model penyelesaian yang dibuat oleh siswa pada tes
kemampuan pemecahan masalah matematis

Gambar 1.2. Model penyelesaian yang dibuat oleh siswa pada tes
kemampuan pemecahan masalah matematis
Berdasarkan hasil jawaban siswa terlihat bahwa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah masih rendah. Dari 40 orang siswa hanya ada lima orang
siswa atau 12,5% siswa yang sudah mampu memahami persoalan, tiga orang
siswa atau 7,5% mampu mampu memahami masalah dan merumuskan rencana
penyelesaian, dua orang siswa atau 5% mampu pada tahap memahami masalah,
merumuskan rencana penyelesaian dan melaksanakan rencana penyelesaian dan
satu orang siswa atau 2,5% yang mampu menyelesaikan tahapan masalah sampai
pada menguji kembali langkah-langkah yang sudah dibuat. Sifat matematika yang
abstrak juga membuat siswa merasa sulit dalam memahami dan menganalisis soal,

8

banyak siswa yang hafal rumus namun tidak paham dengan konsep rumus
tersebut. Faktor- faktor tersebut menjadikan siswa indonesia mengalami kesulitan
yang disebabkan mereka kurang terbiasa melakukan pemecahan soal matematis
tanpa bimbingan guru. Berdasarkan masalah dia atas, siswa diharapkan memiliki
kemandirian belajar untuk meningkatkan kualitas kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa.
Selain banyaknya penelitian tentang aspek kognitif, dalam 20 tahun
terakhir ini aspek afektif mulai ditelaah para peneliti, antara lain kemandirian
belajar yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa.
Kemandirian belajar mempunyai banyak pengertian. Skinner mengatakan belajar
mandiri tidak berarti harus belajar secara individual (dalam Yamin: 2012:115).
Belajar mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman
belajar dan dosen. Siswa boleh bertanya, berdiskusi ataupun meminta penjelasan
dari orang lain. Kemandirian belajar akan terbentuk dari proses belajar mandiri.
Hal yang terpenting dalam kemandirian belajar adalah peningkatan kemampuan
dan keterampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga
pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman, atau orang
lain dalam belajar. Kemandirian belajar ini juga dituntut dalam kurikulum
matematika. Tuntutan pengembangan kemampuan kemandirian belajar yang
tertulis dalam kurikulum matematika antara lain menyebutkan bahwa pelajaran
matematika harus menanamkan sikap menghargai matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian minat dalam mempelajari matematika
sikap mandiri, ulet dan percaya diri dan pemecahan masalah.

Bertolak belakang dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru
di MTs Dar AL-Maarif Kotapinang. Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sinar
Hasibuan yang merupakan guru matematika di MTs tersebut mengatakan bahwa
masih banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Sebagai
contoh, (1) siswa tidak melakukan persiapan sebelum menghadapi pembelajaran
di sekolah, dan mempelajari materi pembelajaran hanya apabila akan
dilaksanakan tes, (2) ketika mengerjakan suatu materi yang diterapkan pada
persoalan nyata siswa cenderung sulit untuk mengerjakan walaupun sebenarnya
sama dengan persoalanyang ada, (3) dan apabila diminta untuk maju ke depan
mengerjakan suatu soal hanya menunggu teman yang lain untuk mengerjakannya
di depan kelas. Berdasarkan fakta, disimpulkan tingkat kemandirian belajar
matematika siswa masih rendah dan hal ini berdampak pada rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Untuk menumbuhkembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematis serta kemandirian belajar matematika
siswa diperlukan suatu pendekatan yang dianggap mampu menumbuhkan
kemampuan tersebut.
Seorang guru harus mampu memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan tahap perkembangan intelektual anak, karena itu mempengaruhi hasil
belajar anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanjaya (2008:14) bahwa
tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan
belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
siswa merasa tidak terpaksa apalagi tertekan. Peran dan tanggung jawab guru
sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning) harus menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, baik iklim sosial maupun iklim psikologis.

10

Paparan di atas menunjukkan bahwa faktor guru dan mengajarnya
merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan. Pemilihan dan pelaksanaan
pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru akan membantu guru dalam
menyampaikan

pelajaran

matematika.

Peran

guru

dalam

menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan serta menantang pola berfikir siswa sangat
besar, sehingga diperlukan guru yang kreatif, profesional supaya mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif serta siswa siap menantang semua
persoalan matematika yang diberikan guru. Guru harus membawa pengalaman
benda-benda konkrit yang dekat dengan siswa karena dapat membantu melandasi
pemahaman konsep abstrak. Guru juga harus tampil dalam membangun jembatan
penghubung antara konsep matematika yang abstrak dengan pengalaman konkrit
yang dimiliki siswa sehari-hari. Benda-benda nyata atau benda-benda manipulatif
akan sangat membantu siswa dalam memahami masalah matematika.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu mewujudkan
pembelajaran yang diinginkan tersebut adalah Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik (PMR). Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berorientasi pada
penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi pendekatan PMR
menurut Freudenthal (dalam Van den Heuvel- Panhuizen, 2000:4) mengatakan
matematika harus dikaitkan dengan realita, berada dekat dengan anak dan relevan
dengan masyarakat agar bermanfaat bagi manusia. Ini berarti matematika harus
dekat dengan siswa dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Pendekatan pendidikan matematika realistik memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan strategi sendiri. Pembelajaran
matematika realistik juga ditegaskan adanya jalur belajar yang dilalui siswa dari

masalah sehari-hari ke simbol-simbol/ aturan/ rumus/ definisi. Selain itu juga
ditekankan adanya keterkaitan dengan topik lain sehingga pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya dapat digunakan kembali, sehingga menjadi lebih
bermakna. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) siswa dituntut
lebih aktif dalam mengembangkan sikap pengetahuannya tentang matematika
sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil
belajar yang lebih bermakna pada diri siswa. Dengan demikian Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan pendekatan yang sangat
berguna dalam pembelajaran matematika. Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna
artinya siswa dituntut selalu berpikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari
sendiri cara penyelesaiannya dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk
selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan
pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama,
dimana dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) siswa bebas
mengeluarkan ide-ide dan pendapatnya tanpa harus mengikuti penjelasan
gurunya.
Pertimbangan Pendekatan PMR juga dilihat dari beberapa penelitian
terdahulu, seperti Hasratuddin (2002), Fauzi (2002), Rohimi (2006), Manurung
(2009), Hasibuan (2011) dan Nasution (2013). Secara keseluruhan hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Pendekatan PMR lebih baik dari pada
pembelajaran langsung yang diterapkan oleh guru matematika.
Berdasarkan hasil penelitian para peneliti terdahulu dan karateristik PMR,
peneliti tertantang untuk melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan

12

pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa MTs Dar AlMa’arif Kotapinang melalui pendekatan pendidikan matematika relaistik.

1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang muncul dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa rendah.
2. Kemandirian belajar siswa masih rendah.
3. Pembelajaran matematika kurang melibatkan aktifitas siswa.
4. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat teacher centred.
5. Siswa mengalami kesulitan ketika diberikan masalah non rutin.
6. Kurangnya

pengetahuan

guru

dalam

menerapkan

pendekatan

pembelajaran yang inovatif.
7. Guru belum memperhatikan interaksi antara kemampuan awal matematika
yang dimiliki oleh siswa dengan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu
dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti perlu memberikan batasan
terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat
dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu, penelitian ini
terbatas pada:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis dengan pendekatan
pendidikan matematika realistik.
2. Kemandirian belajar siswa dengan pendekatan pendidikan matematika
realistik.
Selanjutnya pokok bahasan yang akan diajarkan pada penelitian ini adalah
segiempat melalui penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik.

1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang diajar dengan pendekatan pendidikan matematika realistik lebih
tinggi dari pada yang diajar dengan pembelajaran langsung?
2. Apakah

terdapat

interaksi

antara

pendekatan

pembelajaran

dan

kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa?
3. Apakah peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan pendidikan matematika realistik lebih baik dari pada yang
diajar dengan pembelajaran langsung?
4. Apakah

terdapat

interaksi

antara

pendekatan

pembelajaran

dan

kemampuan awal matematika terhadap kemandirian belajar siswa?
5. Bagaimana proses jawaban matematis siswa yang diberikan pendekatan
pendidikan matematika realistik dan yang diberikan pembelajaran
langsung?

14

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang diajar dengan pendekatan pendidikan matematika
realistik lebih baik dari pada yang diajar dengan pembelajaran langsung.
2. Untuk

mengetahui

apakah

terdapat

interaksi

antara

pendekatan

pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa.
3. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemandirian belajar siswa yang
diajar dengan pendekatan pendidikan matematika realistik lebih baik dari
pada yang diajar dengan pembelajaran langsung.
4. Untuk

mengetaui

apakah

terdapat

interaksi

antara

pendekatan

pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemandirian
belajar siswa.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban matematis siswa yang
diberikan pendekatan pendidikan matematika realistik dan yang diberikan
pembelajaran langsung.

1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi peneliti
a. Dapat menambah wawasan peneliti tentang pelaksanaan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMR.

b. Mampu

mengidentifikasikan

kelemahan

penyebab

terhambatnya

kemampuan pemecahan masalah matematis di MTs Dar Al-Ma’arif
Kotapinang.
c. Mengetahui dan memahami bagaimana kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa dan kemandirian belajar siswa MTs Dar AlMa’arif

Kotapinang

ketika

diterapkan

pendekatan

pendidikan

matematika realistik.
2. Bagi guru
a. Dapat membantu tugas guru dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa selama proses pembelajaran di kelas secara
efektif dan efisien.
b. Dapat memberikan masukan bagi guru, yaitu cara untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar
siswa.
c. Mempermudah guru melaksanakan pembelajaran.
3. Bagi siswa
a. Dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika yang dipelajari.
b. Meningkatkan kemandirian belajar siswa
c. Penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik diharapkan
meningkatkan motivasi dan daya tarik terhadap mata pelajaran
matematika.

133

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pembelajaran matematika baik dengan Pendekatan Matematika Realistik
maupun dengan Pembelajaran Langsung dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan
rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
antara siswa yang menggunakan pendekatan matematika realistik dan
pembelajaran langsung. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang menggunakan pendekatan matematika realistik tinggi
baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung.
2) Tidak terdapat interaksi antara pendekatan dengan kemampuan awal siswa
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa disebabkan karena faktor
pendekatan bukan kemampuan matematika siswa.
3) Terdapat perbedaan peningkatan kemandirian belajar antara siswa yang
menggunakan pendekatan matematika realistik dan pembelajaran langsung.
Peningkatan kemandirian belajar antara yang menggunakan pendekatan
matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran langsung.
4) Terdapat interaksi antara pendekatan dan kemampuan matematika siswa
terhadap

peningkatan

kemandirian

belajar.

Perbedaan

peningkatan

134

kemandirian belajar siswa disebabkan karena faktor pendekatan dan
kemampuan matematika siswa.
5) Proses jawaban matematis siswa pada kelas eksperimen lebih lengkap dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah dibandingkan dengan siswa pada
kelas kontrol yang kewalahan dan kesulitan dalam menyelesaikannya
5.2 Saran
Beberapa saran yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang
berkepentingan terhadap penggunaan pendekatan matematika realistik dalam
proses pembelajaran matematika khususnya pada tingkat pendidikan dasar. Saransaran tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pendekatatan matematika realistik hendaknya menjadi alternatif pembelajaran
bagi guru di MTs atau SMP, terutama untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa.
2) Bagi peneliti yang akan menerapkan pendekatan matematika realistik dan
mengembangkan kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematis,
agar dapat digali lebih jauh tentang perbandingan setiap aspek kemampuan
pemecahan masalah matematis yang meliputi: (1) memahami masalah,
membuat rencana penyelesaian masalah, melakukan perhitungan dan
mengecek kembali.
3) Mengingat kemandirian belajar siswa perlu ditumbuhkembangkan dimulai
dari siswa SD hingga perguruan tinggi melalui pendekatan matematika
realistik, maka untuk melengkapi hasil penelitian ini direkomendasikan untuk
penelitian selanjutnya mencoba melakukan penelitian yang serupa dengan
penelitian ini pada jenjang SMP/MTs hingga perguruan tinggi.

135

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, L.K. & Amri, S. 2010. Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Altun, M. & Memnun, D.S. 2008. Mathematics Teacher Trainees’ Skills And
Opinions On Solving Non-Rutin Mathematical Problems.. Journal of
Theory and Practice in: Egitimde Kuram ve Uygulama. ISSN:1304-9496.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
______________________.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Atun, I. (2006). Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperetaif Tipe
Student Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Siswa. Tesis tidak
diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.
Asmin. & Mansyur, A. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa indonesia.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Ellianawati. 2010. Pemanfaatan Model Self Regulated Learning Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mata Kuliah 0ptik. ISSN:
1693-1246. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Unnes: Semarang. (online).
(http://www.google.co.id/url?q=http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JP
FI/article/download/1100/1011&sa=U&ei=AtaxUtKMsO_rgeunIDoBA&v
ed=0CCIQFjAB&usg=AFQjCNEcdV2BckheOwaSLf3s4i25JvoZpg
diakses pada tanggal 22 agustus 2013)
Fauzi, A. 2002. Pembelajaran Matematika Realistik