PERANAN ABUBAKAR AMAN DIMOT DI BARISAN GURILLA RAKYAT (BAGURA) DALAM MELAWAN BELANDA.

PERANAN ABUBAKAR AMAN DIMOT
DI BARISAN GURILLA RAKYAT (BAGURA)
DALAM MELAWAN BELANDA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

OLEH
INDRA TEMASMIKO
NIM : 309 321 017

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

1

ABSTRAK
Indra Temasmiko. NIM 309321017. Peranan Abubakar Aman Dimot Di

Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Melawan Belanda. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peranan Abubakar Aman
Dimot Di Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Melawan Belanda. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara dan studi pustaka. Untuk menganalisis data maka di
lakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan dan mengumpulkan sumbersumber baik primer maupun skunder, selanjutnya melakukan verifikasi sumber
yaitu yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber
yang diperoleh dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal,
kemudian menyusun hasil-hasil data penelitian yang berupa data primer dan data
skunder yang telah diseleksi. Tahap akhir dari metode penelitian ini adalah
dengan menghubungkan data primer dan sekunder dan menyusun hasil-hasil
penelitian berdasarkan fakta dalam menganalisis Peranan Abubakar Aman Dimot
Di Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Melawan Belanda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka hasil yang diperoleh adalah
Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) terbentuk berdasarkan Keputusan sidang Dewan
Pertahanan Aceh yang dilaksanakan di Aceh Tengah memutuskan membentuk
satu organisasi gabungan pejuang yang diberi nama Barisan Gurilla Rakyat
(Bagura) dan menetapkan wilayah Aceh Tengah sebagai pusat persiapan
melaksanakan gerillya jangka panjang. Bagura mempunyai susunan antara lain :

penasehat, pimpinan umum, bagian organisasi/administrasi, bahagian oprasi,
bagura, seksi persenjataan, seksi perbekalan, seksi pengangkutan, seksi
perhubungan, seksi penyelidik, seksi palang merah, seksi penerangan dan seksi
dapur umum.
Peranan Abubakar Aman Dimot dalam Barisan Gurilla Rakyat (Bagura)
memang tidak besar tapi kehadirannya dalam Bagura semakin menambah
kekuatan yang dimiliki oleh Bagura karena ia merupakan salah seorang Pang yang
ditempakan pada kompi istimewa yang anggotanya merupakan orang-orang
pilihan. Dalam perjuanggannya di Tanah Karo bersama Bagura juga memberikan
arti yang sangat besar Di dalam Barisan ini karena telah mengorbankan dirinya
sendiri dengan tetap melawan Belanda sendirian meskipun telah diperintahkan
mundur demi menyelamatkan teman seperjuangannya dari kejaran Belanda.
Peperangan di Tanah Karo tersebut merupakan peperangan besar pasukan Barisan
Gurilla Rakyat karena telah berhasil menghadang iring-iringan konvoi tentara
Belanda yang sedang melintas dengan jumlah yang cukup banyak. Dalam
pertempuran tersebut Abubakar Aman Dimot gugur akibat ledakan granat yang
dimasukkan dan diledakkan oleh Tentara Belanda dimulutnya.

i


KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim, dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Abubakar Aman
Dimot Di Dalam Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Melawan Belanda”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kekurangan,
terutama kurangnya pengalaman penulis dalam penyusunan karya ilmiah serta
keterbatasan pengetahuan, namun demikian berkat bantuan dan bimbingan Dosen
Pembimbing yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat sehingga
skripsi ini dapat terwujud sebagaimana mestinya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si, selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta staf – stafnya yang telah membantu kelancaran
urusan akademik maupun administrasi selama menjalani perkuliahan.

2.


Bapak Dr. H. Restu MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
stafnya.

3.

Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum, selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
dan sekaligus sebagai dosen penguji.

4.

Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis M.Si, selaku sekretaris jurusan
pendidikan sejarah.

5.

Ibu Dra. Syarifah, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi.

1

6.


Bapak Drs.Yushar Tanjung, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen penguji skripsi.

7.

Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku dosen penguji skripsi.

8.

Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penguji skripsi

9.

Seluruh dosen-dosen dan staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah,
terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian
berikan kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah.

10. Teristimewa kepada Orang Tua Penulis, Ama Abdul Aziz dan Ine Erna
Zubaidah yang penulis cintai dan sayangi. Terima kasih karena selalu

memberikan semangat, dukungan, motivasi,

moril, dan selalu

mendoakan penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi
dan akhirnya mendapat gelar sarjana. Semoga senantiasa Ama dalam
lindungan dan limpahan berkah Allah SWT, selalu diberikan kemudahan
rezeki, kesehatan dan umur yang berkah. Amin Ya Rabbal Alamin.
11. Terima kasih kepada Abang dan Kakak Ipar penulis, beserta adik-adik
penulis yang telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat kepada
penulis.
12. Terima kasih kepada keluarga besar penulis yang selama ini selalu
memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril demi
terwujudnya penulisan skripsi penelitian ini
13. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, Muisah Farhani Lubis,
Said Mubin, Riska Khairani, Lisdawana Sirait, Ita Febrina, Andi Jerohdi,
Hasudungan Gultom, Asril Zafri Zaldi dan Mulyadi, yang selama ini

2


telah banyak membantu dan memberi dukungan serta motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih buat teman-teman seperjuangan A/B Ekstensi 2009.
15. Terima kasih kepada teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Tanjung Tiram
Batu Bara, Ali Akbar, Rafika Rahman, Harytupa Sidauruk, Ilham
Syahputra, Intan Permana, Meilani Siregar, Ariani, Ika Indraswati,
Hafizah, Lutfi.
16. Terima kasih kepada teman-teman penulis yang ada di kampung
halaman, Pajri, Tona, Aman Dafia, Heri, Usmar, Robet, Sandi, Padli,
Rija, Mirja, Jikri, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.

Medan
Penulis

September 2013

INDRA TEMASMIKO
NIM. 309321017


3

DAFTAR ISI
ABSTRAK. ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... V

BAB I PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 5
C. Pembatasan masalah ............................................................ 6
D. Perumusan Masalah ............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................9
1. Barisan Gurilla Rakyat (BAGURA) ................................ 9
2. Peranan Abubakar Aman Dimot
Dalam Barisan Gurilla Rakyat......................................... 13
3. Kerangka Berfikir ............................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................... 28

A. Metode Penelitian ................................................................ 28
B. Lokasi Penelitian ................................................................. 28
C. Sumber Data. ........................................................................ 29
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 31
BAB IV PEMBAHASAN. ............................................................... 32
A. Latar Belakang Terbentuknya
Barisan Gurilla Rakyat ( Bagura). ........................................ 32
1. Anggaran Dasar
Barisan Gurilla Rakyat. .................................................. 41
2. Keanggotaan Barisan Gurilla Rakyat. ............................ 44

v

B. Susunan Barisan Gurilla Rakyat .......................................... 47
C. Peranan Abubakar Aman Dimot Dalam
Barisan Gurilla Rakyat ......................................................... 50
D. Perjuangan Abubakar Aman Dimot Sebagai Salahsatu
Pemimpin Peperangan Di Tanah Karo ................................. 57
1. Kehidupan Abubakar Aman Dimot .............................. 57

2. Perjuangan Abubakar Aman Dimot
Di Tanah Karo ............................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 74
A. KESIMPULAN .................................................................... 74
B. SARAN ................................................................................ 77

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negeri yang memiliki banyak Pahlawan dan
manusia-manusia unik yang terlibat dalam usaha merebut kemerdekaan. Ragam
cerita dan kisah seputar perjuangan menghalau Belanda dari Nusantara, terkadang
diluar akal logika, namun memang seperti itulah kenyataannya. Bentuk cerita dan
kisah aksi mereka di medan perang sungguh berbeda dengan aksi pejuang lain
maupun gerilyawan di tempat lain.
Salah satu kisah paling unik dan heroik yang selalu dikenang rakyat Tanah
Gayo, Aceh Tengah sampai hari ini adalah kisah keberanian Abubakar Aman

Dimot bersama Barisan Gurilla Rakyat dalam melawan penjajahan Belanda di
Tanah Gayo dan Tanah Karo. Abubakar bergabung dengan Barisan Gurilla
Rakyat (Bagura) yang di bentuk khusus di Dataran Tinggi Tanah Gayo untuk
melakukan perang Grilya jangka Panjang dalam menghadapi Agresi Militer
Belanda yang kedua.
Bersama dengan Barisan Gurilla Rakyat, Abubakar Aman Dimot
melakukan perlawanannya di luar Aceh yang diperintahkan oleh Militer Gubernur
Aceh, Daud Beureuh melalui pimpinan Barisan Gurilla Rakyat, Ilyas Leube.
Abubakar Aman Dimot dan Bagura menuju Tanah Karo yang berbatasan
langsung dengan wilayah Aceh untuk membantu para pejuang yang berada disana.

1

Abubakar Aman Dimot lahir di Tenamak Kecamatan Linge Isaq tahun
1920, Ibrahim (2007 : 245).
Tanah Gayo sendiri adalah sebutan untuk tempat tinggal bagi suku Gayo
yang merupakan sebuah suku bangsa yang mendiami pegunungan di tengah Aceh.
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah
dan Gayo Lues.
Ketika berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara resmi sampai di
Takengon awal September 1945, Abu Bakar sudah bergabung ke Lasykar Barisan
Berani Mati. Ia juga masuk ke dalam Lasykar Mujahidin pimpinan Teungku Ilyas
Lebe. Sebelumnya pada 25 Mei hingga 10 Juli 1945, Abu Bakar sudah mengikuti
latihan militer yang di adakan oleh Dewan Perjuangan Rakyat di Takengon,
Ibrahim (2007 : 245).
Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan Agresi Militernya
yang kedua. Tujuannya ialah ingin menghancurkan kedaulatan Indonesia dan
mengusai kembali wilayah Indonesia yang baru saja berdiri dengan melakukan
serangan militer terhadap beberapa daerah penting. Belanda terus memperluas
wilayah kekuasaannya dengan melakukan serangan kedaerah-daerah strategis
lainnya. Di Sumatera Utara, Belanda melakukan serangan dari Medan ke Langkat
dan Tanah Karo menuju Aceh.
Untuk menghadapi agresi Belanda tersebut, diselenggarakanlah di aceh
suatu sidang yang bertujuan untuk menyatukan dan memusatkan kekuatan para
pejuang dan dibentuknya suatu organisasi perjuangan rakyat khusus di daerah
Aceh Tengah yang disebut dengan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura). Bagura ini

2

dibentuk untuk persiapan perang gerilya jangka panjang dan membantu para
pejuang lain yang berbatasan langsung dengan wilayah Aceh.
Sebagai bentuk solidaritas, Aceh Tengah ikut membantu perjuangan
dengan mengirim pasukan dan bahan pangan ke medan pertempuran di luar
Takengon bahkan di luar Aceh seperti Langkat, Medan Area, dan Karo.
Masyarakat Aceh cukup terkenal baik di Nusantara maupun di dunia internasional
akan kegigihannya dalam melawan kolonial Belanda. Hal ini terbukti dengan
beberapa pimpinan tinggi Belanda harus tewas dalam usaha menduduki tanah
Aceh serta pihak Belanda harus berkali-kali melakukan serangan untuk
mengalahkan pejuang-pejuang Aceh.
Seperti saat Belanda seharian penuh melancarkan serangan mereka yang
paling dahsyat terhadap Masjid Raya. Tapi, kolonel Van Zuydewijn,

yang

memimpin serangan tersebut dan Brigade kedua berkekuatan empat Batalyon,
tertembak oleh peluru Aceh pada hari itu. Beberapa perwira Belanda lainnya pun
ikut tumbang, begitu juga halnya dalam menguasai Tanah Gayo. Said (2007:35).
Para pejuang yang tidak rela usahanya selama ini mendapatkan
kemerdekaan indonesia dengan berjuang habis-habisan diganggu dan direbut oleh
Belanda. Ratusan pejuang Gayo rela memberikan harta benda, darah sekaligus
nyawa mereka dalam mempertahankan kemerdekaan dan membela kedaulatan
Negara. Untuk menghadapi agresi militer Belanda ke dua tersebut, segeralah
pejuang dari seluruh daerah menggabungkan diri untuk menghimpun kekuatan
yang lebih besar.

3

Begitu juga yang dilakukan oleh pejuang Gayo, mereka membentuk
beberapa gerakan perjuangan yang di sebut dengan Gerakan Mujahiddin atau
gerakan yang berani mati demi martabat bangsa dan Negara dan Gerakan Barisan
Gurilla Rakyat (Bagura) yang di pimpin salah satunya oleh Abubakar Aman
Dimot

yang

memiliki

semangat

dan

kegigihan

yang

tinggi

dalam

mempertahankan kemerdekaan. Sasaran utama perjuangan Bagura ini adalah
membantu serangan dan pendudukan Belanda di Tanah Gayo dan Tanah Karo.
Dalam melaksanakan tugasnya di Tanah Karo, Barisan Gurilla Rakyat (Bagura)
dokoordinir langsung oleh Selamat Ginting.
Keadaan geografis yang berbukit dan hutan lebat membuat Abubakar
Aman Dimot beserta pasukan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) dapat melakukan
perlawan dengan cara perang Grilya. Meskipun persenjataan yang dimiliki para
pejuang Tanah Gayo ini masih sangat sedikit dan sederhana, namun semangat
yang mereka miliki membuat senjata bukanlah alasan untuk melakukan
perjuangan melawan Kolonialis Belanda.
Hal ini di karenakan semangat nasionalisme yang di miliki Abubakar
Aman Dimot, pasukan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) dan pejuang lain dari
Tanah Gayo sangat tinggi, mereka tidak hanya berjuang untuk Tanah Gayo atau
Tanah Aceh sendiri tapi juga mereka berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesi di Luar Aceh seperti di Medan area, Langkat
Area dan di Tanah Karo.

4

Ketika perang terjadi di Rajamerahe, Sukaramai, Tiga Binaga, Karo
tanggal 30 Juli 1949, komandan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Tengku Ilyas
Lebe dan Abubakar Aman Dimot sebagai salah satu komandan memerintahkan
pasukannya mundur tetapi Abubakar Aman Dimot tidak mundur bersama Pang
Ali Rema, dan Pang Eden. Belanda merasa bingung karena peluru yang di
tembakkan tidak mengakibatkan Abubakar rubuh, namun ia masih saja terus
menebas tentara Belanda.
Karena kelelahan, akhirnya tentara Belanda menangkap Abubakar Aman
Dimot beramai-ramai dan menyeretnya kelapangan diseberang parit jalan serta
memasukkan dan meledakkan geranat tangan kedalam mulut Abubakar Aman
Dimot. Masih belum puas, tentara Belanda juga menggilas tubuhnya yang sudah
tidak bernyawa dengan mobil Tank . Ibrahim (2007:250).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan sebuah
penelitian dengan judul “PERANAN ABUBAKAR AMAN DIMOT DI
BARISAN

GURILLA

RAKYAT

(BAGURA)

DALAM

MELAWAN

BELANDA”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

maka

penulis

dapat

mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:
1. Latar belakang terbentuknya Barisan Gurilla Rakyat.
2. Susunan Barisan Gurilla Rakyat.

5

3. Peranan Abubakar Aman Dimot dalam Barisan Gurilla Rakyat
(Bagura).
4. Perjuangan Abubakar Aman Dimot Bersama Barisan Gurilla Rakyat
(Bagura) Dalam Peperangan Di Tanah Karo.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang akan muncul dalam penelitian ini, maka
berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis menyimpulkan pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah “Peranan Abubakar Aman Dimot Di Barisan
Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Melawan Belanda Di Tanah Karo”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Latar belakang terbentuknya Barisan Gurilla Rakyat.
2. Bagaimana Susunan Barisan Gurilla Rakyat.
3. Bagaimana Peranan Abubakar Aman Dimot dalam Barisan Gurilla
Rakyat (Bagura).
4. Bagaimana Perjuangan Abubakar Aman Dimot Bersama Barisan
Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Perperangan di Tanah Karo.

6

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan latar belakang terbentukya Barisan Gurilla Rakyat.
2. Menganalisis susunan dan fungsi dalam Barisan Gurilla Rakyat.
3. Menganalisa peranan Abubakar Aman Dimot dalam Barisan Gurilla
Rakyat.
4. Menganalisis bagaimana Perjuangan Abubakar Aman Dimot Bersama
Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Dalam Perperangan di Tanah Karo

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya, seperti:
1. Memberi dan menambah wawasan peneliti tentang peranan peranan
Abubakar Aman Dimot dan Barisan Gurilla Rakyat dalam melawan
penjajah.
2. Memberikan dan memperkaya informasi pengetahuan bagi Masyarakat
terkait peranan Abubakar Aman Dimot dalam melawan penjajah.
3. Sebagai didikan moral bagi anak bangsa untuk semakin mencintai
tanah air dan sehingga dapat mengisi kemerdekaan yang telah di
perjuangkan dengan hal yang bermamfaat bagi Negara Republik
Indonesia.

7

4. Sebagai informasi kepada Masyarakat luas tentang perjuangan
Abubakar Aman Dimot dan Pahlawan dari Gayo.
5. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED Khususnya Jurusan
Pendidikan sejarah.
6. Dapat menjadi bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya.

8

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Warman Asvi. (2007). Seabad Kontroversi sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Berry, David. (1995). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Gayo, M, H. (1983). Perang Gayo-Alas Melawan Kolonialis Belanda.
Jakarta:Balai Pustaka
Hurgronje, Snouck C. (1996). Tanah Gayo Dan Penduduknya. Jakarta: IndonesiaNederlands Cooperation Islamic Studies.
Ibrahim, Mahmud. (2007). Mujahid Dataran Tinggi Gayo. Takengon: Yayasan
Maqamammahmuda.
Ibrahim, Mahmud. Panglima Aman Dimot. (Di Tulis Dalam Rangka
Memperingati H.U.T.R.I KE-50 Di Aceh Tengah) Takengon.
J. Cohen, Bruce. (1983). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Bina Aksara
Latief, AR. (___). Pelangi Kehidupan Gayo Dan Alas. Bandung: Kurnia Bupa
Bandung.
Madjid, Dien. Dkk. (2010). Perang pedang Berdarah: Kisah Perjuangan
Abubakar Aman Dimot 1947-1949. Takengon: Pemerintah Kabupaten Aceh
Tengah.
Mar’at. (1985). Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hurgronje, Snouck C. (1996). Gayo Masyarakat dan Kebudayaannya Awal Abad
Ke -20. Jakarta: Balai Pustaka.
Nasution, A.H. (1964). Pokok-Pokok Gerilya. Jakarta: Perdana.
Rivai, Vethzal dan Mulyadi. (20011). Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Said, Mohammad. (2007). Aceh Sepanjang Abad. Medan: Harian Waspada
Medan.

Syafiie, Kencana Inu. (2003). Kepemimpinam Pemerintahan Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Soekamto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Bandung: Ombak.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1.

Barisan dan organisasi perjuangan yang ada di Aceh kurang terkoordinir
dan masih perlu adanya satu organisasi perjuangan khususnya untuk
daerah Aceh Tengah yang merupakan daerah strategis dan memiliki peran
yang cukup penting dalam membantu perjuangan di luar Aceh seperti
Tanah Karo yang pada saat itu sudah mulai diduduki Belanda.
Keputusan Sidang Dewan Pertahanan Aceh yang dilaksanakan di
Daerah Gayo Aceh Tengah memutuskan membentuk satu organisasi
gabungan pejuang yang diberi nama “BAGURA” (Barisan Gurilla Rakyat)
dan menetapkan wilayah Aceh Tengah sebagai pusat persiapan
melaksanakan gerilya jangka panjang. Tgk. Ilyas Lebe dan Tgk.
Muhammad Saleh Adri dipercayakan masing-masing sebagai Koordinator
dan wakil koordinator

2. Barisan Gurilla Rakyat merupakan suatu organisasi dengan kukuatan
utamanya adalah Rakyat Semesta. Pasukan Bagura ini sebagian besar
adalah masyarakat Gayo sendiri yang datang dari berbagai daerah di
Tanah Gayo. Bagura ini mempunyai 500 personel. 300 orang di
Kewedanan Takengon dan masing-masing 100 orang di Kewedanan Gayo
Lues dan Tanah Alas. 200 orang diantaranya bertugas mengawal dan

1

mengangkut peluru dan amunisi ke Tanah Karo dengan kuda beban dari
Takengon.
Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) memiliki struktur kepemimpinan
dan susunan-susunan staf-staf yang lengkap di komando pusat dan
batalyon-batalyonnya karna organisasi ini merupakan organisasi yang
berdiri sendiri. Barisan Gurilla Rakyat juga memiliki satu kompi Istimewa
yang didalamnya tergabung Abubakar Aman Dimot. Disebut istimewa
karna pasukan kompi ini tidak tinggal di asrama seperti halnya dengan
pasukan kompi lain yang diasramakan dan juga memiliki kekuatan lebih
yang diakui oleh masyarakat dan mereka memiliki gelar Pang (panglima)
dan dipimpin oleh Tengku Ilyas Lebe selaku komandan atau koordinator
dan Tengku M.Saleh Adry selaku wakil Komandan.
3. Abubakar Aman Dimot yang lahir di Desa Tenamak Kecamatan Linge
Isaq pada Tahun 1920. ia sangat di senangi dan disegani Masyarakat karna
hidupnya yang sederhana, mudah bergaul, beriman, teguh, jujur, memiliki
prinsip yang kokoh dan cinta terhadap Masyarakat. Bersama Barisan
Gurilla Rakyat (Bagura) ini Abubakar Aman Dimot melakukan perlawan
terhadap penjajah Belanda di daerah Gayo dan Karo. Abubakar Aman
Dimot tergabung dalam Pasukan Kompi Istimewa dimana pasukan ini
merupakan pasukan utama dan ujung tombak dari Barisan Gurilla Rakyat
(Bagura) yang akan melakukan serangan terhadap konvoi Belanja dalam
pertempuran di Tigabinaga Sukaramai Tanah Karo.

2

Peran Abubakar Aman Dimot dalam Barisan Gurilla Rakyat
(Bagura) yang sangat besar adalah ketika Abubakar Aman Dimot bertahan
melawan tentara Belanda sendirian. Perlawanan yang dilakukannya
berhasil memberi jarak antara pasukan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura)
bersama pasukan lainnya yang mundur karena bala bantuan tentara
Belanda mengejar mereka sehingga mereka dapat selamat dan luput dari
kejaran tentara Belanda trersebut.
4. Abubakar Aman Dimot terkenal tidak hanya dalam berjuang di medan
perang tetapi juga dalam pribadinya sendiri yaitu dengan meninggalkan
keluarganya dan menjual sebagian sawah serta ternaknya untuk membeli
senjata dalam melawan Belanda sebelum pergi menuju Karo untuk
bergabung

dengan

para

pejuang

lainnya

demi

mempertahankan

kemerdekaan indonesia. Ketika perang terjadi di Rajamerahe Sukaramai,
Tiga Binaga Karo, tanggal 30 Juli 1949, Abubakar Aman Dimot bersama
Pang Ali Rema, dan Pang Eden gugur.
Sebelum gugur, Aman Dimot bersama Pang Ali Rema, dan Pang
Eden tetap bertahan padahal pejuang lain telah di perintahkan mundur oleh
komandan Barisan Gurilla Rakyat (Bagura) Tengku Ilyas Lebe. Abubakar
Aman Dimot terus melakukan perlawanan ketika Pang Ali Rema, dan
Pang Eden telah gugur. Belanda akhirnya dapat menangkap Abubakar
Aman Dimot Karna ia kelelahan lalu memasukkan granat tangan dan
meladakaannya di dalam mulut Abubakar Aman Dimot hingga akhirnya
Abubakar Aman Dimot gugur.

3

B. SARAN
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan di lapangan, peneliti
memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermamfaat bagi para pembaca
diantaranya :
1. Diharapkan kepada masyarakat Gayo agar tidak melupakan sejarah
perjuangan masyarakat Gayo yang pernah berjuang dalam membela
Bangsa dan Negara.
2. Pentingnya untuk mengetahui dan menyusun cerita-cerita pada masa lalu
sehingga dapat dijadikan sebagai penulisan buku-buku sejarah yang dapat
menambah pengetahuan khususnya bagi masyarakat Gayo.
3. Kepada para masyarakat Gayo sangat diharapkan agar terus meningkatkan
rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia.
4. Diharapkan kepada generasi muda agar dapat mengambil pelajaran dari
apa yang telah dilakukan dan diperjuangkan oleh para pejuang-pejuang
yang telah gugur dalam membela Negara.

4