PERANAN ORGANISASI AL JAMIYATUL WASHLIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN DALAM MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA DI KOTA MEDAN 1930-1942.

(1)

PERANAN ORGANISASI AL JAM’IYATUL

WASHLIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN DALAM

MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA DI KOTA

MEDAN 1930-1942

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

AHMAD HUSNI

NIM. 309 121 003

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Ahmad Husni, Nim. 309121003, Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan Dalam Melawan Penjajahan Belanda Di Kota Medan 1930-1942, Pembimbing Skripsi Drs. Yushar Tanjung M.Si, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera Utara.Untuk mengetahui pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930 -1942.Untuk mengetahui peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 -1942.Untuk mengetahui pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah dibidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 – 1942.

Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan dan menelaah data-data yang diperoleh dari buku-buku, arsip-arsip dan data-data yang diperoleh dari perpustakaan maupun internet yang berkaitan dengan “Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan dalam Melawan Penjajahan Belanda di Kota Medan 1930-1942”. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif-Kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara terhadap narasumber yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat di Sumatera Timur telah menyebabkan terjadinya beberapa konflik sosial terhadap masyarakat itu sendiri.Hal ini menjadikan dunia keislaman semakin kelam di Sumatera Timur, melihat kondisi seperti ini kemudian sebagian kelompok masyarakat membentuk organisasi keislaman yang diberi nama Al Jam’iyatul Washliyah pada 30 Nopember 1930. Pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah ditandai dalam kurun tahun 1935-1941 Al Jam’iyatul Washliyah telah berhasil mendirikan 242 sekolah hampir diseluruh kawasan Sumatera Timur yang terdiri dari sekolah umum dan agama. Sementara peranan Al Jam’iyatul Washliyah dalam dunia pendidikan terbukti dari keterlibatan para pengurus dalam memberikan pengetahuan-pengetahuan baru serta pelajaran yang berkaitan dengan agama, dan Al Jam’iyatul Washliyah tidak pernah meliburkan sekolahnya sebagai bukti komitmen mereka. Sebagai pola pembinaan pendidikan, para pelajar melakukan aktifitas belajar di mushalla atau langgar dalam bentuk pengajian, sementara madrasah lebih kepada pendidikan yang lebih modern dengan pembagian jenjang pendidikan.


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Jenjang pendidikan Madrasah Al Jam’iyatul Washliyah Tahun 1935-1941 ... 53

Tabel 2


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Peta Kota Madya Medan

Lampiran 2

Pedoman Wawancara

Lampiran 3

Daftar Informan

Lampiran 4


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya pergerakan nasional kepada masyarakat merupakan suatu hal penting bagi kehidupan di Sumatera Timur khususnya di kota Medan. Hal ini berkaitan dengan penderitaan yang telah dialami masyarakat Indonesia akibat penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda 1602-1942, karena adanya penderitaan tersebut kemudian melahirkan nasionalisme khususnya bagi masyarakat di kota Medan pada awal abad XX. Tokoh-tokoh pejuang merubah corak perlawanan dari kekuatan fisik dan senjata menjadi perjuangan non-fisik yaitu melalui organisasi.

Dalam sejarah Indonesia, yang selalu kita ketahui tentang sejarah pergerakan ataupun masa kebangkitan nasional berlangsung antara 1908 sampai 1942 dimulai ketika berdiri organisasi Budi Utomo di Batavia. Kemudian setelah itu muncul organisasi lainnya seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Partai Komunis Indonesia dan lain sebagainya. Pada awal periode ini, organisasi-organisasi tersebut menjadi perintis kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dengan berbagai macam upaya yang dilakukan. Khususnya di kota Medan yang memiliki sifat keindonesiaan menjadikan kota ini sebagai tempat di mana organisasi-organisasi kaum nasionalis yang tumbuh di Indonesia mendirikan cabangnya.


(8)

Di kota Medan salah satu organisasi yang juga turut merintis perjuangan bangsa Indonesia demi mencapai kemerdekaan ialah Al Jam’iyatul Washliyah. Organisasi ini berdiri pada tanggal 30 Nopember 1930. Pembicaraan mengenai berdirinya Al Jam’iyatul Washliyah mesti didahului dengan catatan kecil tentang konfigurasi sosial, politik dan demografis Sumatera Timur, Asari (Akhyar 2008 : 4). Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa Al Jam’iyatul Washliyah lahir didasarkan atas beberapa kondisi yang terjadi di kota Medan pada masa itu. Pada tahun 1918, masyarakat Mandailing yang menetap di Medan berinisiatif mendirikan sebuah institusi pendidikan agama Islam, bernama Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) kemudian berubah menjadi Al Jam’iyatul Washliyah pada tahun 1930.

Al Jam’iyatul Washliyah adalah sebuah organisasi Islam yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan dakwah. Organisasi ini sangat aktif menyiarkan agama Islam melalui pendidikan, termasuk madrasah dan sekolah. Tujuan organisasi ini untuk meningkatkan pendidikan masyarakat sekalipun organisasi ini kurang dikenal di Indonesia, (Hasanuddin 1988 : 1). Menurut Rheid (1987 : 117), dengan simpati dari sultan-sultan terutama sultan Deli, Al Jam’iyatul Washliyah sangat cepat berkembang. Dari ungkapan di atas dapat dilihat bahwa Al Jam’iyatul Washliyah sangat diterima keberadaannya sebagai organisasi pergerakan di dunia pendidikan. Tujuan berdirinya organisasi ini semula hanya mengkoordinasi dan meluaskan ajaran pengajian Al Qur’an secara tradisional pada sekolah-sekolah agama di Sumatera Timur, tetapi segera organisasi ini juga


(9)

melibatkan diri pada pekerjaan syiar Islam dikalangan suku-suku Batak yang belum beragama.

Menjelang tahun 1941, Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi terbesar di Sumatera Timur. Dalam bidang pendidikan, Al Jam’iyatul Washliyah memiliki 12.500 murid yang tersebar pada 242 sekolah dan madrasah yang berada dibawah pengawasannya. Hal ini menjadikan Al Jam’iyatul Washliyah sebagai organisasi yang besar serta berorientasi guna menghubungkan sesama muslim kepada penciptanya, kepada sesama manusia dan kepada alam lingkungannya. Termasuk hubungan sesama manusia, memperkokoh solidaritas persaudaraan sesama manusia, persaudaraan sebangsa dan setanah air, dan persaudaraan seakidah. Untuk itu, kegiatan utamanya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (pendidikan) kemudian melakukan bimbingan, penyampaian informal kebenaran Islam dan kontak silaturrahim. Selanjutnya, menggalang solidaritas dalam upaya mengentaskan kemiskinan dengan jalan mengembangkan sikap peduli kepada fakir miskin dan yatim piatu.

Itulah esensi gerakan Al Jam’iyatul Washliyah, menyadarkan rakyat akan tugas dan tanggungjawabnya untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah, semangat untuk bangkit membangun negerinya demi kesejahteraan bersama. Dengan demikian, gelora perjuangan bangsa menjadi lebih terencana dan terarah demi mencapai suatu kemerdekaan, bebas berdaulat dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah maju di dunia, Amin (Akhyar 2008:32). Jadi, berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa Al Jam’iyatul Washliyah berupaya memberikan peranan dalam melawan penjajahan Belanda melalui pendidikan.


(10)

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Dibidang Pendidikan Dalam Melawan Penjajahan Belanda Di Kota Medan 1930 - 1942”

B. Identifikasi Masalah

Agar penelitian dapat lebih jelas dan terarah, maka permasalahan diidentifikasi sebagai berikut :

1. Latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera

Utara.

2. Pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan

pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

3. Peranan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam

melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

4. Pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan

dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

C. Pembatasan Masalah

Dengan memperhatikan latarbelakang dan identifikasi masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah, permasalahan yang dikaji dibatasi pada : Peranan Organisasi Al Jam’iyatul Washliyah Di Bidang Pendidikan Dalam Melawan Penjajahan Belanda Di Kota Medan 1930-1942.


(11)

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di Sumatera

Utara.

2. Bagaimana pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang

pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

3. Bagaimana peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di

bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

4. Bagaimana pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang

pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latarbelakang berdiri organisasi Al Jam’iyatul

Washliyah di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pertumbuhan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di

bidang pendidikan pada masa penjajahan Belanda di kota Medan 1930-1942.

3. Untuk mengetahui peranan yang dilakukan organisasi Al Jam’iyatul

Washliyah di bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 -1942.


(12)

4. Untuk mengetahui pola pembinaan organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan 1930 – 1942.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk :

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang peranan

organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam melawan penjajahan Belanda di kota Medan.

2. Sebagai bahan pembanding untuk peneliti lain yang ingin menjadikan

organisasi Al Jam’iyatul Washliyah sebagai objek penelitian dari berbagai bidang.

3. Sebagai cakrawala pengetahuan bagi pembaca tentang peran organisasi Al

Jam’iyatul Washliyah di bidang pendidikan dalam masa penjajahan Belanda di kota Medan.

4. Sebagai penambah perbendaharana kepustakaan perpustakaan Jurusan

Pendidikan Sejarah FIS Unimed.

5. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam menuangkan pikiran ke


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari Penelitian ini maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sejak perkebunan dibuka di Sumatera Timur pada abad ke-19, Sumatera

Timur telah menjadi daerah ini menjadi migrasi para penduduk yang berasal dari bangsa asing maupun bangsa pribumi sendiri. Selain itu, pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat di Sumatera Timur telah menyebabkan terjadinya beberapa konflik sosial terhadap masyarakat itu sendiri. Kekuatan kekuasaan kolonial Belanda menyebabkan ketidakadilan bagi masyarakat pribumi, dimana dalam dunia pendidikan tidak dibebaskan pendidikan Islam menyebar ke semua lapisan masyarakat. Hal ini menjadikan dunia keislaman semakin kelam di Sumatera Timur, melihat kondisi seperti ini kemudian sebagian kelompok masyarakat yang merasa dirinya adalah muslim yang shaleh berupaya untuk membentuk perhimpunan-perhimpunan guna mempersatukan masyarakat dalam mengantisipasi serta berusaha mewujudkan cita-cita agar terlepas dari penjajahan. Maka, pada tahun 1930 dibentuklah sebuah organisai keislaman yang diberi nama Al Jam’iyatul Washliyah yang mencoba memberikan persaingan terhadap kekuasaan Belanda melalui dunia pendidikan.


(14)

2. Setelah berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah, kemudian terjadi percepatan pertumbuhan organisasi ini. Di mana pada awal-awal organisasi ini berdiri sudah memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Sumatera Timur khususnya kota Medan. Dalam kurun tahun 1935-1941 Al Jam’iyatul Washliyah telah berhasil mendirikan 242 sekolah hampir diseluruh kawasan Sumatera Timur yang terdiri dari sekolah umum dan agama. Sekolah yang didirikan Al Jam’iyatul Washliyah terbagi dalam jenjang pendidikan dasar sampai menengah dan membahas mengenai pelajaran umum, bahasa asing dan ilmu agama.

3. Pada masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur 1930-1942, Al

Jam’iyatul Washliyah memiliki peranan dalam dunia pendidikan untuk merintis kemerdekaan bangsa dan mendidik budi pekerti anak. Dorongan untuk mendirikan organisasi ini ketika itu ingin mempersatukan umat yang berbeda pandangan yang dipicu oleh Belanda. Di samping itu, didasari pula dengan cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Hal ini terbukti dari keterlibatan para pengurus dan anggotanya dalam mengupayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui dunia pendidikan peranan terbesar yang diberikan ialah dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan baru serta pelajaran yang berkaitan dengan agama. Sementara guna menyaingi sekolah milik Belanda, maka Al Jam’iyatul Washliyah tidak pernah meliburkan sekolahnya sebagai bukti komitmen mereka.


(15)

4. Pendirian dan pelaksanaan pendidikan Al Washliyah pada masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur memiliki pola pembinaan melalui langgar atau mesjid dan madrasah sebagai pusat untuk belajar, dan dengan segenap pergerakan kemerdekaan rakyat lainnya berjuang untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Mushalla atau langgar dijadikan sebagai pusat belajar dikarenakan tempat ini sangat baik untuk bersosialisasi, sementara bentuk pendidikannya dengan pengajian (halaqah). Sementara pola madrasah digunakan untuk menyaingi sekolah-sekolah Belanda dengan sudah adanya pembagian kelas serta kurikulum yang baik.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran peneliti adalah:

1. Sebagai organisasi keagamaan, Al Jam’iyatul Washliyah sangat berperan

penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, perlu upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan merancang sistem pendidikan yang bertaraf internasional dan kurikulum yang menggabungkan antara pelajaran umum dan agama. Kemudian, membangun sarana dan prasarana belajar yang lengkap serta memberikan fasilitas belajar yang baik agar minat belajar siswa semakin besar.

2. Kepada para pendidik atau guru sekolah Al Jam’iyatul Washliyah agar

lebih kreatif lagi dalam mendesain pembelajaran yang bermakna kepada siswanya. Sangat kita sayangkan apabila sekian banyak cerita bersejarah


(16)

tentang beridirinya organisasi ini apabila tidak dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Kemudian agar kiranya selalu menekankan kepada siswa agar selalu bersikap hidup merdeka dan selalu memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi gunanya agar dalam diri siswa timbul rasa mencintai atas bangsanya sendiri.

3. Kepada masyarakat luas agar senantiasa memasukkan anak-anaknya ke

dalam sekolah Al Jam’iyatul Washliyah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa Al Jam’iyatul Washliyah merupakan wadah pendidikan dalam membentuk manusia yang lebih mandiri yang mencintai Tuhannya serta menjaga saudaranya dari setiap masalah yang ada.


(17)

1

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar Lubis, Saiful. 2008. Peran Moderasi Al-Washliyah. Medan : Univa Press

Hasanuddin, Chalidjah. 1988. Al Jam’iyatul Washliyah Api Dalam Sekam. Bandung : Pustaka

Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi Dan Hancurnya Kerajaan Di Sumatera. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. (2011). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. FIS. UNIMED

Soekanto, Soerjono. 1985. Konsep – Konsep Dasar Dalam Sosiologi. Jakarta : Rajawali

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers Soedjono. 1985. Sosiologi. Bandung : Alumni

Hamdani. 2011. Dasar – Dasar Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer

Gramedia.

Stoler, Ann Laura. 2005. Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra 1870-1979. Yogyakarta : Karsa

Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. 1999. Al-Jam’iyatul Washliyah Memasuki Millenium III Kado Ulang Tahun AL-Washliyah ke-69; Membangun Kejayaan Dunia Melalui Kejayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Tanjung, Muaz. 2012. Maktab Islamiyah Tapanuli 1918-1942 Menelusuri Sejarah Pendidikan Islam Awal Abad Ke-20 Di Medan. Medan : IAIN Press


(18)

2

Buchori, Mochtar. 2007. Evolusi Pendidikan di Indonesia Dari Kweekschool Sampaike IKIP : 1852-1998. Yogyakarta : Insist Press

Majelis Pendidikan PW Al Washliyah Sumatera Utara. 2011. Keputusan Nomor : Kep-065/PB-AW/XX/XI/2011 Tentang Sistem Pendidikan Al Jam ‘iyatul Washliyah. Medan : Majelis Pendidikan Al Washliyah

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : FE Universitas Indonesia Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Black, James A, dan Champion, Dean J. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : Eresco


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari Penelitian ini maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sejak perkebunan dibuka di Sumatera Timur pada abad ke-19, Sumatera Timur telah menjadi daerah ini menjadi migrasi para penduduk yang berasal dari bangsa asing maupun bangsa pribumi sendiri. Selain itu, pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat di Sumatera Timur telah menyebabkan terjadinya beberapa konflik sosial terhadap masyarakat itu sendiri. Kekuatan kekuasaan kolonial Belanda menyebabkan ketidakadilan bagi masyarakat pribumi, dimana dalam dunia pendidikan tidak dibebaskan pendidikan Islam menyebar ke semua lapisan masyarakat. Hal ini menjadikan dunia keislaman semakin kelam di Sumatera Timur, melihat kondisi seperti ini kemudian sebagian kelompok masyarakat yang merasa dirinya adalah muslim yang shaleh berupaya untuk membentuk perhimpunan-perhimpunan guna mempersatukan masyarakat dalam mengantisipasi serta berusaha mewujudkan cita-cita agar terlepas dari penjajahan. Maka, pada tahun 1930 dibentuklah sebuah organisai keislaman yang diberi nama Al Jam’iyatul Washliyah yang mencoba memberikan persaingan terhadap kekuasaan Belanda melalui dunia pendidikan.


(2)

2. Setelah berdiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah, kemudian terjadi percepatan pertumbuhan organisasi ini. Di mana pada awal-awal organisasi ini berdiri sudah memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Sumatera Timur khususnya kota Medan. Dalam kurun tahun 1935-1941 Al Jam’iyatul Washliyah telah berhasil mendirikan 242 sekolah hampir diseluruh kawasan Sumatera Timur yang terdiri dari sekolah umum dan agama. Sekolah yang didirikan Al Jam’iyatul Washliyah terbagi dalam jenjang pendidikan dasar sampai menengah dan membahas mengenai pelajaran umum, bahasa asing dan ilmu agama.

3. Pada masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur 1930-1942, Al Jam’iyatul Washliyah memiliki peranan dalam dunia pendidikan untuk merintis kemerdekaan bangsa dan mendidik budi pekerti anak. Dorongan untuk mendirikan organisasi ini ketika itu ingin mempersatukan umat yang berbeda pandangan yang dipicu oleh Belanda. Di samping itu, didasari pula dengan cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Hal ini terbukti dari keterlibatan para pengurus dan anggotanya dalam mengupayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui dunia pendidikan peranan terbesar yang diberikan ialah dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan baru serta pelajaran yang berkaitan dengan agama. Sementara guna menyaingi sekolah milik Belanda, maka Al Jam’iyatul Washliyah tidak pernah meliburkan sekolahnya sebagai bukti komitmen mereka.


(3)

4. Pendirian dan pelaksanaan pendidikan Al Washliyah pada masa penjajahan Belanda di Sumatera Timur memiliki pola pembinaan melalui langgar atau mesjid dan madrasah sebagai pusat untuk belajar, dan dengan segenap pergerakan kemerdekaan rakyat lainnya berjuang untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Mushalla atau langgar dijadikan sebagai pusat belajar dikarenakan tempat ini sangat baik untuk bersosialisasi, sementara bentuk pendidikannya dengan pengajian (halaqah). Sementara pola madrasah digunakan untuk menyaingi sekolah-sekolah Belanda dengan sudah adanya pembagian kelas serta kurikulum yang baik.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran peneliti adalah:

1. Sebagai organisasi keagamaan, Al Jam’iyatul Washliyah sangat berperan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, perlu upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan merancang sistem pendidikan yang bertaraf internasional dan kurikulum yang menggabungkan antara pelajaran umum dan agama. Kemudian, membangun sarana dan prasarana belajar yang lengkap serta memberikan fasilitas belajar yang baik agar minat belajar siswa semakin besar.

2. Kepada para pendidik atau guru sekolah Al Jam’iyatul Washliyah agar lebih kreatif lagi dalam mendesain pembelajaran yang bermakna kepada siswanya. Sangat kita sayangkan apabila sekian banyak cerita bersejarah


(4)

tentang beridirinya organisasi ini apabila tidak dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Kemudian agar kiranya selalu menekankan kepada siswa agar selalu bersikap hidup merdeka dan selalu memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi gunanya agar dalam diri siswa timbul rasa mencintai atas bangsanya sendiri.

3. Kepada masyarakat luas agar senantiasa memasukkan anak-anaknya ke dalam sekolah Al Jam’iyatul Washliyah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa Al Jam’iyatul Washliyah merupakan wadah pendidikan dalam membentuk manusia yang lebih mandiri yang mencintai Tuhannya serta menjaga saudaranya dari setiap masalah yang ada.


(5)

1

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar Lubis, Saiful. 2008. Peran Moderasi Al-Washliyah. Medan : Univa Press

Hasanuddin, Chalidjah. 1988. Al Jam’iyatul Washliyah Api Dalam Sekam. Bandung : Pustaka

Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi Dan Hancurnya Kerajaan Di Sumatera. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. (2011). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. FIS. UNIMED

Soekanto, Soerjono. 1985. Konsep – Konsep Dasar Dalam Sosiologi. Jakarta : Rajawali

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers Soedjono. 1985. Sosiologi. Bandung : Alumni

Hamdani. 2011. Dasar – Dasar Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer

Gramedia.

Stoler, Ann Laura. 2005. Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra 1870-1979. Yogyakarta : Karsa

Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah. 1999. Al-Jam’iyatul Washliyah Memasuki Millenium III Kado Ulang Tahun AL-Washliyah ke-69; Membangun Kejayaan Dunia Melalui Kejayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku 70 Tahun Al-Washliyah

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Tanjung, Muaz. 2012. Maktab Islamiyah Tapanuli 1918-1942 Menelusuri Sejarah Pendidikan Islam Awal Abad Ke-20 Di Medan. Medan : IAIN Press


(6)

2

Buchori, Mochtar. 2007. Evolusi Pendidikan di Indonesia Dari Kweekschool Sampaike IKIP : 1852-1998. Yogyakarta : Insist Press

Majelis Pendidikan PW Al Washliyah Sumatera Utara. 2011. Keputusan Nomor : Kep-065/PB-AW/XX/XI/2011 Tentang Sistem Pendidikan Al Jam ‘iyatul Washliyah. Medan : Majelis Pendidikan Al Washliyah

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : FE Universitas Indonesia Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Black, James A, dan Champion, Dean J. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : Eresco