BAB 1 PENDAHULUAN Mengembangkan Kemampuan Logika Matematika Melalui Bermain Klasifikasi (Pengelompokan) Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi II Nglorog Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan
di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara
terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di
Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan
dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah
dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini,
pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam
tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi
ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah

1

2

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, hal ini
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini.
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
dalam rangka sistem pendidikan nasional. Ruang lingkup tugasnya adalah
melaksanakan pendidikan untuk anak usia 3-6 tahun. Anak pada usia TK akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani yang cepat
dibandingkan dengan masa sesudahnya. Pada masa tersebut sebagian besar
kecerdasannya akan berkembang secara menyolok. Tujuan pendidikan TK

adalah sesuai dengan pendidikan nasional yaitu mengembangkan dan
membentuk watak serta pada bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3, UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Jumlah murid TK untuk 1 kelas B paling banyak
20 orang, demikian pula kelas A paling banyak 20 orang. Dalam proses belajar
mengajar, sarana dan sumber belajar sangat membantu anak guna mencapai
tujuan. Namun dalam prakteknya, jumlah murid dalam kelas TK bisa mencapai
40 anak atau lebih. Beberapa taman kanak-kanak yang sesuai dengan ketentuan
tersebut adalah taman kanak-kanak yang kekurangan murid dan taman kanakkanak yang memang membatasi muridnya untuk menjaga kualitas pendidikan.

3

Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat
sesuatu yang dapat berguna bagi oranglain. Kecerdasan dapat dimaknai sebagai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Kecerdasan berkaitan dengan daya
pikir dan perkembangan kognitif. Multiple Intelligences adalah sebuah penilaian

yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya
untuk memecahkan masalah dan menghasilkan kesatuan. Kecerdasan logika
matematis merupakan salah satu kecerdasan yang terdapat dalam kecerdasan
multiple intelegences. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
maka dalam hal ini tergantung para guru dan orang tuanya lah dalam membantu
perkembangan anak-anaknya. Kecerdasan logis matematis memuat kemampuan
seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan
logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan yang berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran bernalar dengan mudah
mengembangkan pola sebab akibat. Pengembangan intelegensi matematis logis
anak-anak dapat diasah dengan bermain maze, bermain balok dan sebagainya.
Anak yang memiliki intelegensi matematis logis umumnya mampu mengenal
dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat, mampu
mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai dalam
pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

4


Bagi usia prasekolah, ketika orangtua sudah mulai merangsang
kecerdasan logis matematis dirumah, maka akan lebih mudah bagi anak
menerima konsep matematika ketika mulai masuk sekolah. Bagi anak yang telah
masuk sekolah, orangtua juga harus terus mendukung dengan memberikan
berbagai macam eksplorasi ataupun permainan-permainan yang semakin
mengasah kecerdasan matematik logis anak dengan cara yang kreatif dan
menyenangkan untuk terus menarik keingintahuan anak. Dengan demikian anak
akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar
mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Tentu hal ini harus
didukung dengan pola pengajaran matematika di sekolah yang menyenangkan,
kreatif, kontekstual, realistik, menekankan pada proses dan pemahaman siswa
dan problem solving (pemecahan masalah), kreatif dalam mengenalkan dan
mengajarkan konsep matematika serta dengan berbagai macam permainan dan
alat peraga yang menarik sehingga matematika akan menjadi pelajaran yang
menyenangkan dan ditunggu-tunggu.
Salah satu kegiatan pembelajaran di Taman Kanak Kanak yang bertujuan
mengembangkan aspek perkembangan kemampuan logika matematika adalah
bermain klasifikasi. Pentingnya kemampuan klasifikasi ini adalah bahwa antara
usia 5 - 8 tahun, kemampuan berpikir anak bergerak dari tahap praoperasional
menuju operasional konkrit atau disebut sebagai masa transisi. Kemampuan

berpikir anak bergerak dari kemampuan berpikir yang didominasi oleh persepsi
visual menuju kemampuan berpikir logis. Hal ini mendorong anak untuk
menggunakan skema mental dalam menyelesaikan berbagai operasi melalui

5

benda benda konkrit. Meskipun anak membutuhkan berbagai benda konkrit
untuk memahami konsep konsep baru, tidak jarang ia menghabiskan waktu yang
lama hanya untuk memanipulasi suatu benda. Skema mental dapat juga
digunakan

untuk

mengklasifikan

melakukan

seriasi

(menyusun


benda

berdasarkan urutan tertentu), menghitung dan fungsi lainnya.
Mengelompokkan termasuk ketrampilan logika. Dengan bermain
mengelompokkan,

anak

diasah

logikanya.

Anak

anda

bisa

diajarkan


mengelompokkan benda-benda. Mulai dari yang sederhana lalu meningkat ke
lebih sulit dan kompleks. Anak bisa mulai diperkenalkan mengelompokkan
benda berdasarkan warna, ukuran dan bentuk. Anak mampu mengelompokkan,
entah benda, warna, bentuk, maupun ukuran. Manfaatnya, anak terlatih untuk
bisa berpikir secara logis. Stimulasi dengan menciptakan permainan yang dapat
mengasah kemampuan logika matematika dalam hal pengelompokan ini.
Umpama, mengajak anak mengumpulkan benda-benda yang ada di rumah
berdasarkan urutan tertentu. Bila hal ini sering kita lakukan pada anak, maka
semakin lama anak semakin mampu melakukan pengelompokan ke tingkat yang
lebih tinggi, semisal mengelompokkan atas dasar dua hingga tiga dimensi.
Contoh, mengelompokkan berdasarkan bentuk dan warna sekaligus (2 dimensi).
Kenyataan di TK Pertiwi II Nglorog Kecamatan Sragen, Kabupaten
Sragen peningkatan kemampuan logika matematika yang selama ini ada dan
diterapkan masih sangat sederhana dan minim media. Berupa kegiatan
pengerjaan lembar kegiatan dalam majalah (tertulis). Dan masih dalam tahap
quantitas yang kurang, banyak waktu pembelajaran yang dihabiskan hanya

6


dengan megerjakan buku kegiatan. Dengan akan diadakannya bermain
klasifikasi diharapkan akan meningkatkan kemampuan logika matematika anak
dan mendapatkan pengalaman baru dan akan berkesan selamanya dalam
ingatannya. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini mengangkat
judul “MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LOGIKA MATEMATIKA
MELALUI BERMAIN KLASIFIKASI (PENGELOMPOKAN) PADA
ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI II NGLOROG KECAMATAN
SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di depan dapat diidentifikasi masalah dalam
penelitiaan ini adalah:
1.

Kurang berkembangnya kemampuan logika-matematika anak disaat anak
mengelompokkan dan memasangkan benda sesuai dengan bentuknya

2.

Masih ada anak yang belum mengenal bentuk-bentuk geometri


3.

Guru kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran dan pemilihan
metodenya pun kurang tepat sehingga tidak dapat menarik minat anak untuk
belajar.

4.

Guru kurang menstimulasi anak dengan permainan dan cenderung monoton
pada media yang ada sehingga menyebabkan anak bosan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh
gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya

7

keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi
batasan masalah secara jelas dan terfokus yaitu hanya pada kegiatan

mengelompokkan bentuk geometri saja yaitu bulatan menyerupai lingkaran, segi
empat, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang,
trapezium dan setengah lingkaran saja. Penelitian ini dikhususkan Pada anak
usia TK kelompok B pada TK pertiwi II nglorog kecamatan sragen kabupaten
Sragen tahun ajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ditetapkan di atas, selanjutnya
permusan masalah dalam penelitian ini diajukan dengan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
“Apakah

melalui

bermain

klasifikasi

(pengelompokan)

dapat


meningkatkan kecerdasan logika matematika pada anak kelompok B TK Pertiwi
II Nglorog Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen?”
E. Tujuan Masalah
1.

Tujuan umum
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kecerdasan logika
matematika anak melalui kegiatan bermain klasifikasi (pengelompokan)

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan jenis,
ukuran, bentuk dan warna sebelum dilakukan intervensi dan sudah
dilakukan intervensi.
b. Untuk mengetahui aktivitas anak dalam mengelompokkan benda

8

c. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengelompokkan
benda
F. Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, baik guru maupun anak didik. Adapun manfaat bagi anak antara
lain :
1. Bagi peneliti
a.

Untuk meningkatkan wawasan dan kreativitas penelitidalam melahirkan
ide-ide dan karya inovatif baru dalam menciptakan suasana dan minat
belajar serta mengembangkan potensi peserta didik;

b.

Menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengembangkan kecerdasan
logika-matematika pada peserta didik.

2. Bagi Sekolah
Sebagai sarana untuk menambah koleksi permainan dalam mengembangkan
kecerdasan logika matematika anak.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dokumen yang terkait

Hubungan Stimulasi Bermain dengan Interpersonal Intelligence Pada Anak Usia Prasekolah di TK Al-Amien Kecamatan Patrang Kabupaten Jember

0 21 150

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

Kemampuan Motorik Halus Anak Dalam Membuat Mainan (Realia) Dengan Teknik Menggunting, Melipat dan Menempel Melalui Metode Demontrasi di Kelompok B TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 20162017

1 9 6

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Studi Tentang Pemahaman Pembelajaran Penjas Pada Guru Sd Se Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun 2012

0 1 71

Analisis Potensi Pembangunan Ekonomi (Studi Kasus Tingkat Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010)

0 0 210

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Sistem Belajar Mengajar Di Pondok Pesantren Darus Salam Buduran Kelurahan Kalikobok Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

0 0 40

Implementasi Sistem Pembelajaran Moving Class Pada SMA Negeri 1 Sragen Tahun Ajaran 20082009

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38