S SDT 1001829 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Tari Terbang Randu Kentir yang berasal dari Desa Jumbleng terletak di Kabupaten Indramayu yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bertumpu pada sektor pertanian, kelautan, dan perminyakan. Tari Terbang Randu Kentir

sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu bila dilihat dari rumpun tari di Jawa Barat yaitu rumpun Tari Topeng, Tari Rakyat, Tari Keurseus, dan Tari Wayang, maka Tari Terbang Randu Kentir masuk dalam rumpun tari rakyat, karena bila dilihat dari koregrafinya gerakan yang diciptakan oleh Caya merupakan gerak spontanitas. Gerak itu muncul saat beliau melihat gerakan seorang wanita yang berada di ladang. Gerakan seorang petani yang sedang mengarit pari atau padi kemudian hasilnya dipikul dengan posisi padi berada di punggung petani dengan menggunakan tapih atau kain samping, maka terciptalah gerak serogan, gerak khas dalam Tari Terbang RanduKentir.

Caya adalah seorang warga pribumi asli Indramayu, yang dalam perjalanan hidupnya selalu berhubungan dengan seni. Beliau terlahir dalam lingkungan orang-orang seni, karena profesi keluarganya menggeluti kesenian terbang oleh, karena itu beliau mampu menciptakan suatu kesenian rakyat yaitu seni tari yang bernama Tari Terbang Randu Kentir.

Adapun dalam sejarah terbentuknya Tari Terbang Randu Kentir ini memiliki beberapa versi dalam pengertiannya, seperti kisah sepasang suami istri dari keluarga Ki Dariwan yang kehilangan istrinya yaitu Nyi Dariwan yang hanyut terbawa arus banjir sungai Cimanuk ketika mengambil sebatang pohon randu. Kisah itu diceritakan oleh sesepuh desa Cemara tepatnya di Kecamatan Losarang, Indramayu. Dari kisah tersebut secara harfiah pengertian Randu Kentir


(2)

dalam bahasa Indramayu dapat diartikan terhanyut atau terbawa air mengalir sambil berputar-putar.

Pengertian Tari Terbang Randu Kentir berasal dari dua suku kata yaitu trep

(pas) dan nembang (bernyanyi) yang dapat diserasikan dengan Grup Terbang pada waktu itu yang populer di Kota Cirebon dengan sebutan bray (jenis alat musik berupa rebana besar) berartikan bahwa adanya interaksi dan keserasian antara nyanyian yang dibawakan penyanyi dengan musik yang pas atau tepat yang dihasilkan dari alat musik bray. Randu Kentir adalah nama Grup Terbang yang ada di Desa Jumbleng, saat ini berkembang dan terkenal di masyarakat dengan kesenian Tari Terbang Randu Kentir yang saat itu ayah selaku ketua grup

Terbang Randu Kentir memiliki anak yang bernama Ida sebagai penari sekaligus maestro Tari Terbang Randu Kentir saat ini dan adik dari Caya sebagai pencipta tarian tersebut (wawancara dengan Dede Jaelani Solichin, 22 Desember 2013).

Caya berasal dari Kandayakan (salah satu desa di Kabupaten Indramayu) sebagai penari terbang pertama dengan latar belakang profesinya sebagai pengendang dan mampu menjadi penari dalam acara-acara dimana seorang pemangku hajat nanggap (sewa) pertunjukan topeng. Adapun dalam penciptaan gerak tarinya beliau menyebutnya dengan nyolong jogedan (mencuri tarian) yang diambil dari Gerak Tari Topeng Gaya Carpan. Adapun tari topeng yang diambil geraknya yaitu dari topeng panji dan topeng pamindo dengan karakter yang berbeda seperti gerak salu-salu yang menjadi salah satu gerak khas dalam tarian ini, selain itu gerak yang diciptakan diambil dari kehidupan masyarakat pesisir khususnya Kabupaten Indramayu seperti gerak khas dalam tarian ini yaitu


(3)

Dalam penyajiannya (seni pertunjukan) pada zaman dahulu masyarakat Indramayu masih menganut kepercayaan roh nenek moyang sampai agama Islam masuk yaitu sebagai upacara adat dan hiburan pada peringatan hari besar agama Islam. Tetapi pada zaman sekarang Tari Terbang Randu Kentir hanya sebagai hiburan semata, adapun teknisnya dengan cara tarian yang ditanggap (sewa) masyarakat di acara hajatan. Durasi waktunya sangat lama kurang lebih menyita waktu tiga jam dalam sekali pertunjukan. Ragam geraknya mencapai 120 gerak tari, tetapi proses menarikannya berulang-ulang, sehingga dapat menjenuhkan sang penonton oleh karena itu pada perkembangannya, penari dibagi menjadi beberapa babak dalam menarikannya tidak sekaligus. Saat ini ada perubahan dalam waktu penyajian dan jenis penyajiannya, dari yang awalnya ditarikan selama tiga jam di acara hajatan kini menjadi tarian penyambutan tamu yang hanya menggunakan waktu kurang lebih sepuluh menit dengan sepuluh ragam jenis gerak tari yang awalnya ada seratus dua puluh ragam gerak.

Hal ini berubah setelah adanya revitalisasi oleh Dewan Kesenian di Kabupaten Indramayu dengan melibatkan instansi yang terkait yaitu DISPORABUDPAR Indramayu dan Balai Pelatihan Taman Budaya (BPTP) Bandung yang di laksanakan pada tanggal 18 Juni 2011. Oleh karena itu, ragam gerak dari Tari Terbang Randu Kentir dibakukan adapun nama-nama geraknya kini sebagai berikut.

1. Salu-salu (manji) 2. Joged Miring 3. Pasang Dalung 4. Lontang

5. Dederan 6. Serogan

7. Tunggak Kebanjiran 8. Urang Ngunggut 9. Randa Ngawe


(4)

Adapun gerak selagan (peralihan) yaitu ngelarap, dan gerak khas yang terdapat dalam Tari Terbang Randu Kentir yaitu manji dan serogan.

Makna yang dapat diambil dari simbol dalam proses bertani (menanam kemudian memanen) dapat dilihat dalam gerak-gerak yang ada di bagian lalamba

(ke dalam) artinya gerak manji yang lembut, halus, dan penuh kesabaran ini dapat digambarkan dalam proses menanam padi dengan respon gerak dari adeg-adeg

yang kuat dari gerak manji dan kering (ke luar) artinya enerjik dan cepat dapat digambarkan saat panen tiba dengan rasa gembira menyambut berkah berupa hasil panen yang berlimpah dan mereka terhindar dari bencana kelaparan. Hal tersebut memberikan makna untuk masyarakat mengharap kemakmuran dan keselamatan (wawancara dengan M. Nanu Munajat, 21 Januari 2014)

Keterangan di atas mampu memberikan inspirasi untuk mengangkat simbol dalam gerak Tari Terbang Randu Kentir dan makna yang terkandung didalamnya sesuai dengan sumber yang ada. Dalam penelitiannya penulis sebelumnya telah menganalisis dari masyarakat sekitar tentang perkembangan tarian ini yang akhirnya menuntut penulis perlu membuat simbol dan makna geraknya.

Simbol dan makna yang terdapat dalam sebuah tarian sangat menarik untuk diungkap, karena simbol dan makna memberikan manfaat-manfaat bagi masyarakat sekitar, yang menjadikan identitas bagi daerah tersebut tepatnya di Kabupaten Indramayu yang merupakan tempat dimana tarian itu berasal. Menurut Asep Rukyat Soemantri. S. Sen, KASI Kebudayaan DISPORABUDPAR beranggapan bahwa kurangnya data tentang Tari Terbang Randu Kentir dan dengan adanya penelitian ini yang mengangkat tentang simbol dan makna dalam gerak tari tersebut, diharapkan mampu menambah arsip dan mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Adapun simbol dan makna yang terdapat dalam Tari Terbang Randu Kentir adalah simbol manji dengan makna yang terkandung merupakan gambaran keimanan seorang muslim yang mempercayai bahwa tuhannya itu satu yaitu Allah SWT, simbol tunggak kebanjiran dengan makna yang terkandung merupakan gambaran karakteristik air bah yang deras dan gambaran karakter air sungai yang


(5)

deras dalam kisah hanyutnya Ki Dariwan di sungai Cimanuk, simbol randa ngawe

merupakan makna tentang identitas maupun status Nyi Dariwan dalam kisahnya yang kehilangan suami dan pada akhirnya hidup menjadi atau randa dalam bahasa Indramayu, simbol serogan memiliki makna tetang mata pencaharian masyarakat Indramayu yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani kemudian digambarkan melalui gerak serogan, dan simbol dederan dengan makna Nyi Dariwan yang memperhatikan atau melihat dari kejauhan pohon randu yang hanyut di sungai Cimanuk dalam kisah Nyi Dariwan. Simbol dan makna gerak didukung dengan teori Morris tentang gerak tari yang masuk dalam ilmu etnokoreologi, teori Laban dalam membuat notasi gerak, antropologi tari, dan multidisiplin ilmu lainnya.

Simbol dan makna rias busana dalam Tari Terbang Randu Kentir tidak terlepas dari pengaruh budaya yang berkembang pada masa agama Hindu-Budha, agama Islam, dan budaya masyarakat pendatang yang ada di Indramayu. Seperti simbol rias yang terinspirasi dari tokoh Damar Wulan dalam kesenian wayang cepak Indramayu merupakan pengaruh budaya Hindu-Budha, simbol iket wulung

yang digunakan Ki Kuwu Sangkan dalam menyebarkan agama Islam, simbol sumping yang digunakan berbentuk seperti tasbih (alat untuk berdzikir) yang merupakan budaya Islam, dan simbol motif lokcan sebagai pengaruh budaya Cina yang mempengaruhi perkembangan motif batik Indramayu melalui masyarakat pendatang (masyarakat Tionghoa). Simbol dan makna rias busana didukung dengan beberapa teori dari para ahli seperti Widjiningsih dalam bentuk dan fungsi busana, Soedarsono mengenai bagian-bagian busana tari, dan teori Williard F.Bellman mengenai kostum dan make up sebagai elemen secara fisik dan simbolik.

Selain berguna dalam kelengkapan data, penelitian ini diharapkan mampu menginformasikan kepada seniman yang tersebar di Kabupaten Indramayu tentang simbol dan kebermaknaan gerak yang terkandung dalam tarian tersebut kemudian dapat memberikan inspirasi maupun catatan pribadi dan referensi dalam memahami makna yang terkandung didalamnya, dengan begitu para seniman dengan mudah mengembangkan dan melestarikan tarian ini, baik melalui jalur


(6)

terapan di sekolah formal, maupun non formal contohnya Dede yang mengembangkan tarian ini di SMA N 1 Kandanghaur sebagai ekstrakurikuler tari dan pendidikan tari di Sanggar Asem Gede yang didirikannya sebagai pelestarian budaya.

Menyimak dari permasalahan di atas, sebagai upaya pelestarian tari daerah setempat, kelengkapan dokumen atau data bagi pihak terkait, dan kegunaan penelitian sebagai informasi bagi para seniman. Hal tersebut diharapkan mampu memberikan konstribusi yang baik. Adapun penelitian ini menitikberatkan pada simbol dan makna gerak, sesuai dengan keterangan di atas peneliti mengambil

judul penelitian “SIMBOL DAN MAKNA TARI TERBANG RANDU

KENTIR DI SANGGAR ASEM GEDE DESA JUMBLENG KABUPATEN INDRAMAYU”.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penulisan ini, permasalahan dibatasi dalam bentuk identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Memaparkan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

2. Memaparkan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan di atas terdapat beberapa gerak tari pada Tari Terbang Randu Kentir yang diajarkan di Sanggar Asem Gede diantaranya mengandung simbol dan makna. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa rumusan masalah yang diidentifikasikan dalam bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut.

1. Bagaimana simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?


(7)

2. Bagaimana simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir

di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalaam penelitian ini adalah, sebagai berikut. Tujuan Umum:

Untuk melestarikan Tari Terbang Randu Kentir gaya Sanggar Asem Gede

yang berada di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Tujuan Khusus:

a. Mendeskripsikan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir

di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

b. Mendeskripsikan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

E.Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama, sebagai berikut.

a. Pemerintah Daerah Setempat

Untuk mengetahui pentingnya Tari Terbang Randu Kentir, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Indramayu dan umumnya bagi tujuan pariwisata pemerintah daerah setempat dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya. b. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian dan bacaan bagi para mahasiswa, khususnya Program Pendidikan Seni Tari dengan harapan menambah wawasan keilmuan mengenai pertunjukan seni Tari Nusantara seperti Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede yang berada di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.


(8)

c. Bagi Guru Tari

Penelitian ini sebagai salah satu tawaran untuk menganalisis unsur-unsur gerak Tari Terbang Randu Kentir yang sudah direvitalisasi, yang mana dari hasil analisis tersebut bisa dijadikan sebagai acuan bahan ajar bagi guru tari (tenaga pengajar/pendidik tari), sehingga meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar, baik di sekolah formal, maupun non-formal seperti Sanggar Asem Gede.

d. Bagi Penikmat Seni

Sebagai wawasan baru dan semangat baru untuk eksis menggeluti seni tradisional, dan berusaha melestarikan serta mempertahankan seni daerah setempat. Dalam hal ini, secara tidak langsung peneliti memperkenalkan salah satu seni Tari Terbang Randu Kentir yang berkembang di Kabupaten Indramayu.

e. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan data secara langsung, mengenai unsur gerak yang terkandung dalam seni Tari Terbang Randu Kentir sekaligus sebagai motivasi awal bagi pembaca untuk menindaklanjuti. Khususnya bagi daerah setempat (masyarakat pesisir), diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mempertahankan bentuk gerak dari tari aslinya.

f. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesenian khususnya Tari

Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede, agar mendapatkan manfaat yang berkenaan dengan simbol dan makna gerak, sekaligus sebagai motivasi awal untuk menindaklanjutinya.


(9)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan berperan sebagai petunjuk agar penulisan lebih terarah, oleh karena itu penulisan dibagi menjadi beberapa bab, sebagai berikut.

1. Judul

2. Halaman Pengesahan

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah

4. Kata Pengantar

5. Ucapan Terima Kasih

6. Abstrak

7. Kata Pengantar

8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel

10.Daftar Gambar

11.Daftar Lampiran

12.BAB I Pendahuluan

13.BAB II Landasan Teoretis 14.BAB III Metode Penelitian

15.BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

16.BAB V Kesimpulan

17.Daftar Pustaka 18.Daftar Unduhan

19.Lampiran-Lampiran


(1)

Adapun gerak selagan (peralihan) yaitu ngelarap, dan gerak khas yang terdapat dalam Tari Terbang Randu Kentir yaitu manji dan serogan.

Makna yang dapat diambil dari simbol dalam proses bertani (menanam kemudian memanen) dapat dilihat dalam gerak-gerak yang ada di bagian lalamba (ke dalam) artinya gerak manji yang lembut, halus, dan penuh kesabaran ini dapat digambarkan dalam proses menanam padi dengan respon gerak dari adeg-adeg yang kuat dari gerak manji dan kering (ke luar) artinya enerjik dan cepat dapat digambarkan saat panen tiba dengan rasa gembira menyambut berkah berupa hasil panen yang berlimpah dan mereka terhindar dari bencana kelaparan. Hal tersebut memberikan makna untuk masyarakat mengharap kemakmuran dan keselamatan (wawancara dengan M. Nanu Munajat, 21 Januari 2014)

Keterangan di atas mampu memberikan inspirasi untuk mengangkat simbol dalam gerak Tari Terbang Randu Kentir dan makna yang terkandung didalamnya sesuai dengan sumber yang ada. Dalam penelitiannya penulis sebelumnya telah menganalisis dari masyarakat sekitar tentang perkembangan tarian ini yang akhirnya menuntut penulis perlu membuat simbol dan makna geraknya.

Simbol dan makna yang terdapat dalam sebuah tarian sangat menarik untuk diungkap, karena simbol dan makna memberikan manfaat-manfaat bagi masyarakat sekitar, yang menjadikan identitas bagi daerah tersebut tepatnya di Kabupaten Indramayu yang merupakan tempat dimana tarian itu berasal. Menurut Asep Rukyat Soemantri. S. Sen, KASI Kebudayaan DISPORABUDPAR beranggapan bahwa kurangnya data tentang Tari Terbang Randu Kentir dan dengan adanya penelitian ini yang mengangkat tentang simbol dan makna dalam gerak tari tersebut, diharapkan mampu menambah arsip dan mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Adapun simbol dan makna yang terdapat dalam Tari Terbang Randu Kentir adalah simbol manji dengan makna yang terkandung merupakan gambaran keimanan seorang muslim yang mempercayai bahwa tuhannya itu satu yaitu Allah SWT, simbol tunggak kebanjiran dengan makna yang terkandung merupakan gambaran karakteristik air bah yang deras dan gambaran karakter air sungai yang


(2)

deras dalam kisah hanyutnya Ki Dariwan di sungai Cimanuk, simbol randa ngawe merupakan makna tentang identitas maupun status Nyi Dariwan dalam kisahnya yang kehilangan suami dan pada akhirnya hidup menjadi atau randa dalam bahasa Indramayu, simbol serogan memiliki makna tetang mata pencaharian masyarakat Indramayu yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani kemudian digambarkan melalui gerak serogan, dan simbol dederan dengan makna Nyi Dariwan yang memperhatikan atau melihat dari kejauhan pohon randu yang hanyut di sungai Cimanuk dalam kisah Nyi Dariwan. Simbol dan makna gerak didukung dengan teori Morris tentang gerak tari yang masuk dalam ilmu etnokoreologi, teori Laban dalam membuat notasi gerak, antropologi tari, dan multidisiplin ilmu lainnya.

Simbol dan makna rias busana dalam Tari Terbang Randu Kentir tidak terlepas dari pengaruh budaya yang berkembang pada masa agama Hindu-Budha, agama Islam, dan budaya masyarakat pendatang yang ada di Indramayu. Seperti simbol rias yang terinspirasi dari tokoh Damar Wulan dalam kesenian wayang cepak Indramayu merupakan pengaruh budaya Hindu-Budha, simbol iket wulung yang digunakan Ki Kuwu Sangkan dalam menyebarkan agama Islam, simbol sumping yang digunakan berbentuk seperti tasbih (alat untuk berdzikir) yang merupakan budaya Islam, dan simbol motif lokcan sebagai pengaruh budaya Cina yang mempengaruhi perkembangan motif batik Indramayu melalui masyarakat pendatang (masyarakat Tionghoa). Simbol dan makna rias busana didukung dengan beberapa teori dari para ahli seperti Widjiningsih dalam bentuk dan fungsi busana, Soedarsono mengenai bagian-bagian busana tari, dan teori Williard F.Bellman mengenai kostum dan make up sebagai elemen secara fisik dan simbolik.

Selain berguna dalam kelengkapan data, penelitian ini diharapkan mampu menginformasikan kepada seniman yang tersebar di Kabupaten Indramayu tentang simbol dan kebermaknaan gerak yang terkandung dalam tarian tersebut kemudian dapat memberikan inspirasi maupun catatan pribadi dan referensi dalam memahami makna yang terkandung didalamnya, dengan begitu para seniman dengan mudah mengembangkan dan melestarikan tarian ini, baik melalui jalur


(3)

terapan di sekolah formal, maupun non formal contohnya Dede yang mengembangkan tarian ini di SMA N 1 Kandanghaur sebagai ekstrakurikuler tari dan pendidikan tari di Sanggar Asem Gede yang didirikannya sebagai pelestarian budaya.

Menyimak dari permasalahan di atas, sebagai upaya pelestarian tari daerah setempat, kelengkapan dokumen atau data bagi pihak terkait, dan kegunaan penelitian sebagai informasi bagi para seniman. Hal tersebut diharapkan mampu memberikan konstribusi yang baik. Adapun penelitian ini menitikberatkan pada simbol dan makna gerak, sesuai dengan keterangan di atas peneliti mengambil judul penelitian “SIMBOL DAN MAKNA TARI TERBANG RANDU

KENTIR DI SANGGAR ASEM GEDE DESA JUMBLENG KABUPATEN

INDRAMAYU”.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penulisan ini, permasalahan dibatasi dalam bentuk identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Memaparkan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

2. Memaparkan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan di atas terdapat beberapa gerak tari pada Tari Terbang Randu Kentir yang diajarkan di Sanggar Asem Gede diantaranya mengandung simbol dan makna. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa rumusan masalah yang diidentifikasikan dalam bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut.

1. Bagaimana simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?


(4)

2. Bagaimana simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalaam penelitian ini adalah, sebagai berikut. Tujuan Umum:

Untuk melestarikan Tari Terbang Randu Kentir gaya Sanggar Asem Gede yang berada di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Tujuan Khusus:

a. Mendeskripsikan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

b. Mendeskripsikan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang

Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.

E.Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama, sebagai berikut.

a. Pemerintah Daerah Setempat

Untuk mengetahui pentingnya Tari Terbang Randu Kentir, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Indramayu dan umumnya bagi tujuan pariwisata pemerintah daerah setempat dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya. b. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian dan bacaan bagi para mahasiswa, khususnya Program Pendidikan Seni Tari dengan harapan menambah wawasan keilmuan mengenai pertunjukan seni Tari Nusantara seperti Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede yang berada di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.


(5)

c. Bagi Guru Tari

Penelitian ini sebagai salah satu tawaran untuk menganalisis unsur-unsur gerak Tari Terbang Randu Kentir yang sudah direvitalisasi, yang mana dari hasil analisis tersebut bisa dijadikan sebagai acuan bahan ajar bagi guru tari (tenaga pengajar/pendidik tari), sehingga meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar, baik di sekolah formal, maupun non-formal seperti Sanggar Asem Gede.

d. Bagi Penikmat Seni

Sebagai wawasan baru dan semangat baru untuk eksis menggeluti seni tradisional, dan berusaha melestarikan serta mempertahankan seni daerah setempat. Dalam hal ini, secara tidak langsung peneliti memperkenalkan salah satu seni Tari Terbang Randu Kentir yang berkembang di Kabupaten Indramayu. e. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan data secara langsung, mengenai unsur gerak yang terkandung dalam seni Tari Terbang Randu Kentir sekaligus sebagai motivasi awal bagi pembaca untuk menindaklanjuti. Khususnya bagi daerah setempat (masyarakat pesisir), diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mempertahankan bentuk gerak dari tari aslinya.

f. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesenian khususnya Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede, agar mendapatkan manfaat yang berkenaan dengan simbol dan makna gerak, sekaligus sebagai motivasi awal untuk menindaklanjutinya.


(6)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan berperan sebagai petunjuk agar penulisan lebih terarah, oleh karena itu penulisan dibagi menjadi beberapa bab, sebagai berikut.

1. Judul

2. Halaman Pengesahan

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah 4. Kata Pengantar

5. Ucapan Terima Kasih 6. Abstrak

7. Kata Pengantar 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel 10.Daftar Gambar 11.Daftar Lampiran 12.BAB I Pendahuluan 13.BAB II Landasan Teoretis 14.BAB III Metode Penelitian

15.BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 16.BAB V Kesimpulan

17.Daftar Pustaka 18.Daftar Unduhan 19.Lampiran-Lampiran 20.Riwayat Hidup