Kurikulum Sekolah Kombinasi Kurtilas dan KTSP | MANG WASKIM OPERATOR SEKOLAH () 2. Bab 1 dan 2

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Landasan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang beragam mengacu pada :

1. Undang – Undang no. 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional

a. Pasal 36 ayat 1 yang berbunyi Pembangunan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. b. Pasal 37 ayat 1 yang berbunyi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib

memuat :

1) Pendidikan Agama

2) Pendidikan Kewarganegaraan 3) Bahasa Indonesia

4) Matematika

5) Ilmu Pengetahuan Alam 6) Ilmu Pengetahuan Sosial 7) Seni dan Budaya

8) Pendidikan Jasamani dan Olah Raga 9) Keterampilan / Kejujuran dan 10) Muatan Lokal

c. Pasal 38 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

1) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah ditetapkan oleh Pemerintah.

2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah / madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk


(2)

2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan a. Pasal 17 ayat 2 yang berbunyi :

Sekolah dan Komite Sekolah atau Madrasah dan Komite Madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangkan dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten / kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK, dan Departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK.

b. Pasal 20 yang berbunyi :

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang standar isi.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 6 tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap No.

420/0333/03/33 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 atau Standar Isi.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

a. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Belajar untuk memahami dan menghayati.

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.

e. Belajar untuk membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(3)

Komponen Kurikulum terdiri dari : a. Tujuan Pendidikan Sekolah. b. Struktur dan Muatan Kurikulum. c. Kalender Pendidikan.

d. Silabus.

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

B. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau Departemen Agama Kabupaten/ Kota untuk pendidikan dasar. Pengembangan Kurikulum mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan Kurikulum untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan yang disusun oleh BSNP.


(4)

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisnsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki potensi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap tehadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan hidup

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substandi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.


(5)

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah dan harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

D. Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggugnjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian. 5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam


(6)

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, efektif, psikomotor).

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum

Kurikulum disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan dimana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan


(7)

kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

6. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.

7. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

8. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

9. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dengan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

10. Kesetaraan jender

Kurikulum harus diarahkan pada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

11. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.


(8)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun Peningkatan mutu pendidikan.

B. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

C. Visi Sekolah

Berdasarkan Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap yang berbunyi:” Menjadi Instansi Terdepan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cilacap Yang Cerdas Dan Kompetitif ”, maka visi SD Negeri Jenang 06 adalah :

“UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMTAK, TERAMPIL, DAN MANDIRI”

D. Misi Sekolah

“Menyiapkan siswa yang berprestasi dengan berwawasan IPTEK yang berlandaskan IMTAK sehingga terbentuk pribadi yang terampil dan mandiri” a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tematik integratif berkualitas efektif, dan

berhasil guna melalui pendekatan pembelajaran scientifik dengan multi metode dan media yang berorientasi kepada upaya mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan kecakapan hidup (life skill).


(9)

b. Meningkatkan dan mengembangkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berdasarkan bakat dan minat siswa.

c. Mendidik dan mempersiapkan siswa yang beriman, bertaqwa serta berakhlak mulia yang berwawasan IPTEK.

d. Menumbuhkembangkan semangat berprestasi dan mewujudkan budaya kompetitif yang jujur, sportif bagi seluruh warga sekolah dalam berlomba meraih prestasi.

e. Menumbuhkembangkan budaya tertib, disiplin, santun dalam tutur kata dan sopan dalam perilaku terhadap sesama.

f. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman demi efektifitas seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dan peningkatan mutu.

g. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah (stakeholder).

h. Secara bertahap berdasarkan skala prioritas berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi.

i. Menumbuhkembangkan pribadi yang cinta tanah air.

E. Tujuan Sekolah

Tujuan yang ingin dicapai oleh SDN Jenang 06 adalah Sekolah dapat mengantarkan siswa agar:

1. Memperoleh nilai secara optimal, minimal di atas Kriteria Ketuntasan Kompetensi, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari Satuan Pendidikan, dengan indikator :

a) Rata-rata nilai rapor siswa klas I dan IV meningkat minimal sama dengan Kriteria Ketuntasan Kompetensi (KKK)

b) Semakin meningkat Standar Kompetensi Lulusan dibanding tahun lalu

2. Memiliki kemampuan dasar sebagai bekal untuk naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Memperoleh kejuaraan minimal satu kejuaraan dari berbagai macam lomba yang

diselenggarakan di tingkat gugus sekolah/kecamatan/kabupaten atau provinsi.

4. Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa dengan indikator minimal 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks.


(10)

6. Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan upacara bendera dan pramuka

7. Memiliki bekal sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar kecakapan hidup (life skill) sebagai modal dasar hidup mandiri di masyarakat.

8. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianut dalam praktik kehidupan sehari-hari secara rutin.

9. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 10. Memiliki bekal sikap, pengetahuan dan ketrampilan dasar kecakapan hidup (life skill)


(1)

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah dan harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

D. Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggugnjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian. 5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.


(2)

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, efektif, psikomotor).

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum

Kurikulum disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan dimana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kotekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,


(3)

kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

6. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.

7. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

8. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

9. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dengan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

10. Kesetaraan jender

Kurikulum harus diarahkan pada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

11. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.


(4)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun Peningkatan mutu pendidikan.

B. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

C. Visi Sekolah

Berdasarkan Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap yang berbunyi:” Menjadi Instansi Terdepan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cilacap Yang Cerdas Dan Kompetitif ”, maka visi SD Negeri Jenang 06 adalah :

“UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMTAK, TERAMPIL, DAN MANDIRI”

D. Misi Sekolah

“Menyiapkan siswa yang berprestasi dengan berwawasan IPTEK yang berlandaskan IMTAK sehingga terbentuk pribadi yang terampil dan mandiri” a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tematik integratif berkualitas efektif, dan

berhasil guna melalui pendekatan pembelajaran scientifik dengan multi metode dan media yang berorientasi kepada upaya mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan kecakapan hidup (life skill).


(5)

b. Meningkatkan dan mengembangkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berdasarkan bakat dan minat siswa.

c. Mendidik dan mempersiapkan siswa yang beriman, bertaqwa serta berakhlak mulia yang berwawasan IPTEK.

d. Menumbuhkembangkan semangat berprestasi dan mewujudkan budaya kompetitif yang jujur, sportif bagi seluruh warga sekolah dalam berlomba meraih prestasi.

e. Menumbuhkembangkan budaya tertib, disiplin, santun dalam tutur kata dan sopan dalam perilaku terhadap sesama.

f. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman demi efektifitas seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dan peningkatan mutu.

g. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah (stakeholder).

h. Secara bertahap berdasarkan skala prioritas berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi.

i. Menumbuhkembangkan pribadi yang cinta tanah air.

E. Tujuan Sekolah

Tujuan yang ingin dicapai oleh SDN Jenang 06 adalah Sekolah dapat mengantarkan siswa agar:

1. Memperoleh nilai secara optimal, minimal di atas Kriteria Ketuntasan Kompetensi, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari Satuan Pendidikan, dengan indikator :

a) Rata-rata nilai rapor siswa klas I dan IV meningkat minimal sama dengan Kriteria Ketuntasan Kompetensi (KKK)

b) Semakin meningkat Standar Kompetensi Lulusan dibanding tahun lalu

2. Memiliki kemampuan dasar sebagai bekal untuk naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Memperoleh kejuaraan minimal satu kejuaraan dari berbagai macam lomba yang

diselenggarakan di tingkat gugus sekolah/kecamatan/kabupaten atau provinsi.

4. Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa dengan indikator minimal 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks.

5. Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.


(6)

6. Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan upacara bendera dan pramuka

7. Memiliki bekal sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar kecakapan hidup (life skill) sebagai modal dasar hidup mandiri di masyarakat.

8. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianut dalam praktik kehidupan sehari-hari secara rutin.

9. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 10. Memiliki bekal sikap, pengetahuan dan ketrampilan dasar kecakapan hidup (life skill)


Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

13 162 19