Tugas Fungsi dan Bisnis Proses
TUGAS,
FUNGSI DAN
BISNIS PROSES
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
Outlines Paparan
1
2
TUGAS POKOK
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
FUNGSI
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
3
BISNIS PROSES PIT
4
Penutup
Peran dan Strategi Kebijakan BIG dalam penyediaan IG
Amanat UU No.4 tahun 2011
Transformasi BAKOSURTANAL menjadi BIG
Badan Informasi Geospasial
Bakosurtanal
Pengkaji kebijakan nasional
bidang survei dan pemetaan
(SURTA)
Pembina di bidang surta
Pembina infrastruktur data spasial
Penyelenggara surta dan pembangunan
Informasi Geospasial Dasar (IGD) Bab IV
Pasal 22
Pembina bidang surta dan pembangunan
Informasi Geospasial Tematik (IGT) Bab
VII Pasal 57
Penyelenggara Infrastruktur & Jaringan
Informasi Geospasial Bab V Pasal 53
Peran IGT berdasarkan UU No.4 Tahun 2011
• IGD merupakan acuan IGT
untuk menjamin
keterpaduan informasi
nasional
Penyelenggaraan
IGD
• BIG mengkoordinasikan
penyusunan IGT
terintegrasi yang
berpedoman pada norma,
standar dan pedoman yang
ditetapkan oleh BIG
• Untuk memenuhi amanat
agar IG mudah diakses, BIG
membangun IDS sebagai
payung hukum yang
memperkuat Perpres
No.85 tahun 2007
Pembina IGT
Penyelenggara IIG
Merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan teknis di Bidang Informasi Geospasial Tematik
BIG: PEMBINA IGT
BIG mengkoordinasikan penyusunan IGT terintegrasi yang berpedoman pada
norma, standar dan pedoman yang ditetapkan oleh BIG
Norma
Pedoman
Standar
SNI - IGT
TUGAS DAN FUNGSI
KEDEPUTIAN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK
PIT
PTRA
• PITD
• PITL
• PKPI
• Tata Ruang
• Bidang Atlas
• Bidang Dinamika
Spasial
TUGAS DEPUTI IGT: Merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
a. perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis di bidang IGT
b. penyusunan rencana dan
program di bidang IGT;
c. pengintegrasian IGT yang
diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan/atau pemerintah
daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
d. penyelenggaraan IGT yang belum
diselenggarakan selain BIG meliputi
pengumpulan data, pengolahan,
penyimpanan data dan informasi, dan
penggunaan IGT
e. pelaksanaan kerjasama dengan
badan atau lembaga pemerintah,
swasta, dan masyarakat di dalam
danatau luar negeri; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala.
TUGAS DAN FUNGSI
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
a.
PITD
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Darat
b.
penyusunan rencana dan
program di bidang PIT;
penyiapan, perumusan,
dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang PIT;
c.
PITL
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Laut
penyusunan norma,
pedoman, prosedur,
standar, dan spesifikasi di
bidang PIT
d.
Jabatan
Fungsional
PKPI
Bidang Pemetaan
Kebencanaan dan
Perubahan Iklim
TUGAS PUSAT PIT: merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
pengumpulan,
pengolahan,
penyimpanan, dan
penggunaan data IGT di
bidang PITyang belum
diselenggarakan selain BIG;
TUGAS DAN FUNGSI (lanjutan)
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
e.
PITD
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Darat
PITL
Jabatan
Fungsional
PKPI
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Laut
Bidang Pemetaan
Kebencanaan dan
Perubahan Iklim
TUGAS PUSAT PIT: merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
pengintegrasian IGTyang
diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan/atau
pemerintah daerah sesuai
dengan peraturan perundangundangan di bidang IGT
f.
g.
pelaksanaan kerja sama
teknis dengan badan atau
lembaga pemerintah, swasta,
dan masyarakat di dalam
dari/atau Iuar negeri di bidang
IGT; dan
penyusunan rencana dan
pelaksanaan pengelolaan
Laboratorium
Geospasial Sumber Daya Pesisir
Strategi Penyediaan IG Tematik
BIG mendapat mandat untuk mengintegrasikan Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang diselenggarakan
oleh Kementerian/Lembaga (K/L) lainnnya.
Mengingat penyelenggaraan IGT oleh K/L terkait masih belum tertata secara optimal dalam hal
penggunaan peta dasar, standar metodologi pemetaan, interkoneksi basisdata dan masih adanya
duplikasi kegiatan antar K/L, BIG telah mencanangkan kebijakan Satu Peta (One Map Policy).
One Map Policy adalah kebijakan yang mewajibkan K/L dalam penyelenggaraan IGT dengan
menggunakan IGD yang diproduksi BIG sebagai referensi spasial tunggal.
Tujuan One Map Policy pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan IG yang efisien
dan efektif, serta agar para pemakai yang membutuhkan IG memperoleh informasi yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
KERANGKA STRATEGIS ONE MAP POLICY
Dalam Program Integrasi, Sinergi, IGT Nasional
RPJMN
2010-2014
ISU
Strategis
Pembangunan
SD LAHAN PERTANIAN DAN
GAMBUT
RENSTRA
BIG 2012-2014
(BAKOSURTANAL)
One
Map
policy
NERACA SUMBER DAYA ALAM
PERUBAHAN IKLIM
Kedeputian IGT
EKOREGION
MONITORING PERIZINAN
SEKTORAL, PENUTUP DAN
STATUS LAHAN
TRANSPORTASI
RPJP-BIG
IG Mudah Diakses 2025
Terwujudnya Informasi
Geospasial Tematik yang
Andal, Refensi Tunggal,
Terintegrasi, dan Mudah
Dimanfaatkan pada
Tahun 2025
(VISI 2025)
Keterkaitan dokumen
perencanaan
Koordinasi,Sinergi
, Integrasi dan
Sinkronisasi, IGT
Membangun Data
Geospasial
Tematik dengan
referensi tunggal
Meningkatkan
Kapasitas
Kelembagaan IGT
SDA PESISIR, LAUT & PULAU –
PULAU KECIL
KEBENCANAAN
TATA RUANG
IGT
Thematic
Nasional
SD AIR & DAS
INTEGRASI
Perubahan Iklim
Kebencanaan
Ketahanan
Pangan dan
Energi
Pengelolaan SDA
dan LH
Pengembangan
Wilayah (Tata
Ruang dan MP3EI
Tumpang Tindih
Penguasaan
Lahan
PEMETAAN TEMATIK
SOSIAL BUDAYA & ATLAS
IG INTELEGENCE
MISI
POKJA
sd 2014
PROG.PRIORITAS
IGT 2012- 2014
SASARAN
2012- 2014
Strategi Mewujudkan One Map IGT
Strategi untuk pencapaian One
Map IGT adalah dengan
membentuk Kelompok Kerja IGT
di tingkat pemerintah pusat (IGT
Nasional) dan tingkat daerah (IGT
Daerah).
Kelompok Kerja IGT tsb
merupakan hasil Rakor IG
Nasional dan Rakor IG Daerah
Rakortek IGT menghasilkan
kesepakatan sebagai berikut: (1)
untuk menyusun spesifikasi dan
standard pemetaan IGT (2)
mengintegrasikan IGT antar K/L
untuk Penyusunan One Map.
Hasil tersebut diharapkan dapat
menjadi bahan masukan untuk
evaluasi keberadaan dan
kemajuan Pokja Pemetaan
Tematik.
KELOMPOK KERJA
PEMETAAN TEMATIK
SD AIR & DAS
SD LAHAN PERTANIAN DAN
GAMBUT
NERACA SUMBER DAYA ALAM
PERUBAHAN IKLIM
EKOREGION
MONITORING PERIZINAN
SEKTORAL, PENUTUP DAN
STATUS LAHAN
TRANSPORTASI
SDA PESISIR, LAUT & PULAU –
PULAU KECIL
KEBENCANAAN
TATA RUANG
SOSIAL BUDAYA & ATLAS
IG INTELEGENCE
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA MORATORIUM HUTAN PRIMER DAN LAHAN GAMBUT
INPRES NO 6 TAHUN
2013
PERPANJANGAN PIPIB
Revisi 1-4
MEI 2014, Revisi 6
Revisi 5
November 2013 Revisi 5
MEI 2013 Revisi 4
NOPEMBER 2012 Revisi 3
SESUAI INPRES NOMOR 10 TAHUN 2011 dan telah diperpanjang dengan
INPRES Nomor 6 tahun 2013 PEMBAHARUAN PETA TUTUPAN
HUTAN DAN LAHAN GAMBUT SESUAI PIPIB PADA KAWASAN HUTAN DAN
AREAL PENGGUNAAN LAIN DILAKUKAN SETIAP 6 BULAN SEKALI MELALUI
KERJASAMA DENGAN K/L TERKAIT (KEMHUT, KEMTAN, BPN, ESDM, BIG)
Sampai saat ini telah diluncurkan sampai dengan PIPIB 5,
MEI 2012 Revisi 2
NOVEMBER 2011 Revisi 1
INPRES NO 10 TH 2011
JUNI 2011, PIPIB 0
FLOWCHART KEGIATAN PPIT
PEMBINAAN
• 12 POKJA IGT
NSPK
•
•
•
•
•
KAJIAN AKADEMIS
SPESIFIKASI TEKNIS
PEDOMAN
RSNI
SNI
INTEGRASI
• SINERGI &
KOORDINASI DENGAN
K/L TERKAIT
• ONE MAP
PENGGUNA
DATA (USER)
• PEMETAAN TEMATIK
UTAMA SDA&LH
• PEMETAAN IGT
STRATEGIS
• PEMETAAN TEMATIK
INTEGRASI
KEBIJAKAN SATU PETA
(ONE MAP POLICY)
Referensi
Standar
Basisdata
Geoportal
14
CONTOH KEGIATAN PIT
PEDOMAN PENYAJIAN PETA
TEMATIK SPASIAL SUMBERDAYA
ALAM PESISIR DAN LAUT
PEDOMAN PENGELOLAAN
BASISDATA TEMATIK SPASIAL
SUMBERDAYA ALAM PESISIR DAN
LAUT
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
MANGROVE
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
TERUMBU KARANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
DIREKTORI PULAU – PULAU KECIL
PEDOMAN PEMILIHAN CITRA
SATELIT UNTUK PEMETAAN
TEMATIK PERENCANAAN PESISIR
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
SUMBERDAYA ALAM DAN
BENCANA DI WILAYAH PESISIR
(ICRI)
PEDOMAN APLIKASI
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI UNTUK
WILAYAH KEPESISIRAN (RSGIS)
PEDOMAN SURVEI CEPAT
TERINTEGRASI WILAYAH
KEPESISIRAN
RSNI & SNI
KAJIAN AKADEMIS SURVEI DAN
PEMETAAN RESIKO BENCANA
KEPESISIRAN
SPESIFIKASI TEKNIS
INVENTARISASI SUMBERDAYA
ALAM PESISIR DAN LAUT
PEDOMAN
KAJIAN AKADEMIS & SPESIFIKASI
TEKNIS
NORMA STANDAR PROSEDUR KRITERIA
RSNI SURVEI DAN PEMETAAN
PULAU – PULAU KECIL TERLUAR
SNI SURVEI DAN PEMETAAN
MANGROVE
SNI HABITAT PERAIRAN
DANGKAL : TERUMBU KARANG
DAN LAMUN
SNI BASISDATA SPASIAL
OSEANOGRAFI : SUHU,
SALINITAS, OKSIGEN TERLARUT,
DERAJAT KEASAMAN,
TURBIDITAS, KECERAHAN
SNI KLASIFIKASI PERAIRAN
DASAR LAUT
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA EKOREGION
MEKANISME Penyusunan Peta Ekoregion
Menyusun pedoman pemetaan ekoregion per provinsi
Menyusun Kebutuhan Data Geospasial Untuk Pengelolaan
Ekoregion
Pendetilan peta ekoregion per provinsi
Pemanfaatan peta ekoregion untuk basis perencanaan dan
pengelolaan lingkungan hidup per ekoregion
Peta Indikatif Rawa Nasional
Peta Indikatif Lahan Gambut Nasional
CONTOH KEGIATAN PIT
PEMETAAN SISTEM LAHAN
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA LINGKUNGAN DANAU INDONESIA
DI INDONESIA
Terdapat 15 Danau Prioritas
Dengan Membuat Peta Lingkungan Danau Indonesia (LDI)
BIG Tahun 2013 Memetakan 8 Danau Yaitu: LIBOTO, MATANO, POSO, TEMPE, TONDANO, SENTANI
dan BATUR, Sedangkan Tahun 2014 Diprogramkan 7 Lingkungan Danau di Sumatra, Jawa dan
Kalimantan
CONTOH KEGIATAN PIT
ONE MAP Batas DAS dan Sub DAS
Inpres No. 2 tahun 2013
tentang Penanganan Gangguan Keamanan
Dalam Negeri
Konflik Perizinan di Kabupaten Kutai Timur
Sebuah potensi gangguan keamanan
perlu dideteksi sedini mungkin oleh
pemerintah agar dapat ditangani
dengan baik.
Data dan informasi geospasial dapat
menggambarkan dengan jelas potensi
konflik berdasarkan penyebabnya.
Data dan informasi geospasial dapat
menjadi salah satu bahan dalam
setiap tahapan pendeteksian dan
penanganan gangguan
keamananan/konflik.
Peta yang tidak mengacu pada
standar yang sama akan memicu
konflik .
Skema Inventarisasi SDA Pesisir dan Laut
CONTOH KEGIATAN PIT
One Map Terumbu Karang
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA ONE PULAU KECIL
CONTOH KEGIATAN PIT
One Map Mangrove Jawa
CONTOH KEGIATAN PIT
PEMETAAN LAHAN GARAM
CITRA RESOLUSI TINGGI
PETA PERSIL GARAM- TELUK BIMA
TUGAS PENTING DAN STRATEGIS
PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
TUGAS PENTING DAN STRATEGIS
PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
BISNIS PROSES
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
IMPLEMENTASI DARI
Kebijakan ONE MAP IGT
Perpres No.85 tahun 2007 tentang Jaringan
Data Spasial Nasional;
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peta
MENGACU PADA
Ekoregion Nasional;
Inpres No.10 tahun 2011 dan Inpres No 6
IG DASAR
Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian
Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut
Peta Moratorium;
Inpres No. 2 tahun 2013
tentang Penanganan Gangguan Keamanan
PEMBINAAN
Dalam Negeri
PP Rawa (PU) dan PP Gambut (KLH)
IG TEMATIK
Nota Kesepakatan Bersama 12 K/L dengan
KPK
UU No 41 Tahun 2012 Tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
UU No 26 Tentang Perencanaan Tata Ruang
IG TEMATIK
UTAMA
INTEGRASI
IG TEMATIK
One Map
Penyediaan Data Tematik
untuk Kebutuhan Nasional
dan Daerah
Penutup
1.
UU Nomor 4 tahun 2011 mengamanatkan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai
penyelenggara tunggal Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang digunakan untuk membangun
Informasi Geospasial Tematik (IGT).
2.
Dalam hal pembangunan IGT, BIG akan terus berperan aktif melakukan pembinaan IGT yang
diselenggarakan oleh K/L melalui upaya koordinasi dan sinergi dalam wadah Kelompok Kerja
Tematik, sehingga integrasi IGT antar stakeholders dapat diwujudkan dalam semangat Gerakan
Satu Peta (One Map Movement) di Indonesia. Oleh karena itu telah dibentuk 12 kelompok kerja
pemetaan tematik.
3.
Inpres No. 2 tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri dan Inpres No 6
Tahun 2013 tentang Perpanjangan PIPIB, sebagai acuan bersama untuk melaksakan kegiatan
Penanganan Konflik Lahan dan Percepatan Pengukuan Kawasan Hutan
4.
Agar Mudah Diakses oleh Pulbik, One Map IGT disetiap wali data (K/L) Terkait diintegrasikan
melalui INA GEO-PORTAL.
FUNGSI DAN
BISNIS PROSES
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
Outlines Paparan
1
2
TUGAS POKOK
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
FUNGSI
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
3
BISNIS PROSES PIT
4
Penutup
Peran dan Strategi Kebijakan BIG dalam penyediaan IG
Amanat UU No.4 tahun 2011
Transformasi BAKOSURTANAL menjadi BIG
Badan Informasi Geospasial
Bakosurtanal
Pengkaji kebijakan nasional
bidang survei dan pemetaan
(SURTA)
Pembina di bidang surta
Pembina infrastruktur data spasial
Penyelenggara surta dan pembangunan
Informasi Geospasial Dasar (IGD) Bab IV
Pasal 22
Pembina bidang surta dan pembangunan
Informasi Geospasial Tematik (IGT) Bab
VII Pasal 57
Penyelenggara Infrastruktur & Jaringan
Informasi Geospasial Bab V Pasal 53
Peran IGT berdasarkan UU No.4 Tahun 2011
• IGD merupakan acuan IGT
untuk menjamin
keterpaduan informasi
nasional
Penyelenggaraan
IGD
• BIG mengkoordinasikan
penyusunan IGT
terintegrasi yang
berpedoman pada norma,
standar dan pedoman yang
ditetapkan oleh BIG
• Untuk memenuhi amanat
agar IG mudah diakses, BIG
membangun IDS sebagai
payung hukum yang
memperkuat Perpres
No.85 tahun 2007
Pembina IGT
Penyelenggara IIG
Merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan teknis di Bidang Informasi Geospasial Tematik
BIG: PEMBINA IGT
BIG mengkoordinasikan penyusunan IGT terintegrasi yang berpedoman pada
norma, standar dan pedoman yang ditetapkan oleh BIG
Norma
Pedoman
Standar
SNI - IGT
TUGAS DAN FUNGSI
KEDEPUTIAN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK
PIT
PTRA
• PITD
• PITL
• PKPI
• Tata Ruang
• Bidang Atlas
• Bidang Dinamika
Spasial
TUGAS DEPUTI IGT: Merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
a. perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis di bidang IGT
b. penyusunan rencana dan
program di bidang IGT;
c. pengintegrasian IGT yang
diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan/atau pemerintah
daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
d. penyelenggaraan IGT yang belum
diselenggarakan selain BIG meliputi
pengumpulan data, pengolahan,
penyimpanan data dan informasi, dan
penggunaan IGT
e. pelaksanaan kerjasama dengan
badan atau lembaga pemerintah,
swasta, dan masyarakat di dalam
danatau luar negeri; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala.
TUGAS DAN FUNGSI
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
a.
PITD
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Darat
b.
penyusunan rencana dan
program di bidang PIT;
penyiapan, perumusan,
dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang PIT;
c.
PITL
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Laut
penyusunan norma,
pedoman, prosedur,
standar, dan spesifikasi di
bidang PIT
d.
Jabatan
Fungsional
PKPI
Bidang Pemetaan
Kebencanaan dan
Perubahan Iklim
TUGAS PUSAT PIT: merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
pengumpulan,
pengolahan,
penyimpanan, dan
penggunaan data IGT di
bidang PITyang belum
diselenggarakan selain BIG;
TUGAS DAN FUNGSI (lanjutan)
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
e.
PITD
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Darat
PITL
Jabatan
Fungsional
PKPI
Bidang Pemetaan dan
Integrasi Tematik Laut
Bidang Pemetaan
Kebencanaan dan
Perubahan Iklim
TUGAS PUSAT PIT: merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi geospasial tematik
pengintegrasian IGTyang
diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan/atau
pemerintah daerah sesuai
dengan peraturan perundangundangan di bidang IGT
f.
g.
pelaksanaan kerja sama
teknis dengan badan atau
lembaga pemerintah, swasta,
dan masyarakat di dalam
dari/atau Iuar negeri di bidang
IGT; dan
penyusunan rencana dan
pelaksanaan pengelolaan
Laboratorium
Geospasial Sumber Daya Pesisir
Strategi Penyediaan IG Tematik
BIG mendapat mandat untuk mengintegrasikan Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang diselenggarakan
oleh Kementerian/Lembaga (K/L) lainnnya.
Mengingat penyelenggaraan IGT oleh K/L terkait masih belum tertata secara optimal dalam hal
penggunaan peta dasar, standar metodologi pemetaan, interkoneksi basisdata dan masih adanya
duplikasi kegiatan antar K/L, BIG telah mencanangkan kebijakan Satu Peta (One Map Policy).
One Map Policy adalah kebijakan yang mewajibkan K/L dalam penyelenggaraan IGT dengan
menggunakan IGD yang diproduksi BIG sebagai referensi spasial tunggal.
Tujuan One Map Policy pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan IG yang efisien
dan efektif, serta agar para pemakai yang membutuhkan IG memperoleh informasi yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
KERANGKA STRATEGIS ONE MAP POLICY
Dalam Program Integrasi, Sinergi, IGT Nasional
RPJMN
2010-2014
ISU
Strategis
Pembangunan
SD LAHAN PERTANIAN DAN
GAMBUT
RENSTRA
BIG 2012-2014
(BAKOSURTANAL)
One
Map
policy
NERACA SUMBER DAYA ALAM
PERUBAHAN IKLIM
Kedeputian IGT
EKOREGION
MONITORING PERIZINAN
SEKTORAL, PENUTUP DAN
STATUS LAHAN
TRANSPORTASI
RPJP-BIG
IG Mudah Diakses 2025
Terwujudnya Informasi
Geospasial Tematik yang
Andal, Refensi Tunggal,
Terintegrasi, dan Mudah
Dimanfaatkan pada
Tahun 2025
(VISI 2025)
Keterkaitan dokumen
perencanaan
Koordinasi,Sinergi
, Integrasi dan
Sinkronisasi, IGT
Membangun Data
Geospasial
Tematik dengan
referensi tunggal
Meningkatkan
Kapasitas
Kelembagaan IGT
SDA PESISIR, LAUT & PULAU –
PULAU KECIL
KEBENCANAAN
TATA RUANG
IGT
Thematic
Nasional
SD AIR & DAS
INTEGRASI
Perubahan Iklim
Kebencanaan
Ketahanan
Pangan dan
Energi
Pengelolaan SDA
dan LH
Pengembangan
Wilayah (Tata
Ruang dan MP3EI
Tumpang Tindih
Penguasaan
Lahan
PEMETAAN TEMATIK
SOSIAL BUDAYA & ATLAS
IG INTELEGENCE
MISI
POKJA
sd 2014
PROG.PRIORITAS
IGT 2012- 2014
SASARAN
2012- 2014
Strategi Mewujudkan One Map IGT
Strategi untuk pencapaian One
Map IGT adalah dengan
membentuk Kelompok Kerja IGT
di tingkat pemerintah pusat (IGT
Nasional) dan tingkat daerah (IGT
Daerah).
Kelompok Kerja IGT tsb
merupakan hasil Rakor IG
Nasional dan Rakor IG Daerah
Rakortek IGT menghasilkan
kesepakatan sebagai berikut: (1)
untuk menyusun spesifikasi dan
standard pemetaan IGT (2)
mengintegrasikan IGT antar K/L
untuk Penyusunan One Map.
Hasil tersebut diharapkan dapat
menjadi bahan masukan untuk
evaluasi keberadaan dan
kemajuan Pokja Pemetaan
Tematik.
KELOMPOK KERJA
PEMETAAN TEMATIK
SD AIR & DAS
SD LAHAN PERTANIAN DAN
GAMBUT
NERACA SUMBER DAYA ALAM
PERUBAHAN IKLIM
EKOREGION
MONITORING PERIZINAN
SEKTORAL, PENUTUP DAN
STATUS LAHAN
TRANSPORTASI
SDA PESISIR, LAUT & PULAU –
PULAU KECIL
KEBENCANAAN
TATA RUANG
SOSIAL BUDAYA & ATLAS
IG INTELEGENCE
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA MORATORIUM HUTAN PRIMER DAN LAHAN GAMBUT
INPRES NO 6 TAHUN
2013
PERPANJANGAN PIPIB
Revisi 1-4
MEI 2014, Revisi 6
Revisi 5
November 2013 Revisi 5
MEI 2013 Revisi 4
NOPEMBER 2012 Revisi 3
SESUAI INPRES NOMOR 10 TAHUN 2011 dan telah diperpanjang dengan
INPRES Nomor 6 tahun 2013 PEMBAHARUAN PETA TUTUPAN
HUTAN DAN LAHAN GAMBUT SESUAI PIPIB PADA KAWASAN HUTAN DAN
AREAL PENGGUNAAN LAIN DILAKUKAN SETIAP 6 BULAN SEKALI MELALUI
KERJASAMA DENGAN K/L TERKAIT (KEMHUT, KEMTAN, BPN, ESDM, BIG)
Sampai saat ini telah diluncurkan sampai dengan PIPIB 5,
MEI 2012 Revisi 2
NOVEMBER 2011 Revisi 1
INPRES NO 10 TH 2011
JUNI 2011, PIPIB 0
FLOWCHART KEGIATAN PPIT
PEMBINAAN
• 12 POKJA IGT
NSPK
•
•
•
•
•
KAJIAN AKADEMIS
SPESIFIKASI TEKNIS
PEDOMAN
RSNI
SNI
INTEGRASI
• SINERGI &
KOORDINASI DENGAN
K/L TERKAIT
• ONE MAP
PENGGUNA
DATA (USER)
• PEMETAAN TEMATIK
UTAMA SDA&LH
• PEMETAAN IGT
STRATEGIS
• PEMETAAN TEMATIK
INTEGRASI
KEBIJAKAN SATU PETA
(ONE MAP POLICY)
Referensi
Standar
Basisdata
Geoportal
14
CONTOH KEGIATAN PIT
PEDOMAN PENYAJIAN PETA
TEMATIK SPASIAL SUMBERDAYA
ALAM PESISIR DAN LAUT
PEDOMAN PENGELOLAAN
BASISDATA TEMATIK SPASIAL
SUMBERDAYA ALAM PESISIR DAN
LAUT
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
MANGROVE
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
TERUMBU KARANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
DIREKTORI PULAU – PULAU KECIL
PEDOMAN PEMILIHAN CITRA
SATELIT UNTUK PEMETAAN
TEMATIK PERENCANAAN PESISIR
PEDOMAN SURVEI DAN PEMETAAN
SUMBERDAYA ALAM DAN
BENCANA DI WILAYAH PESISIR
(ICRI)
PEDOMAN APLIKASI
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI UNTUK
WILAYAH KEPESISIRAN (RSGIS)
PEDOMAN SURVEI CEPAT
TERINTEGRASI WILAYAH
KEPESISIRAN
RSNI & SNI
KAJIAN AKADEMIS SURVEI DAN
PEMETAAN RESIKO BENCANA
KEPESISIRAN
SPESIFIKASI TEKNIS
INVENTARISASI SUMBERDAYA
ALAM PESISIR DAN LAUT
PEDOMAN
KAJIAN AKADEMIS & SPESIFIKASI
TEKNIS
NORMA STANDAR PROSEDUR KRITERIA
RSNI SURVEI DAN PEMETAAN
PULAU – PULAU KECIL TERLUAR
SNI SURVEI DAN PEMETAAN
MANGROVE
SNI HABITAT PERAIRAN
DANGKAL : TERUMBU KARANG
DAN LAMUN
SNI BASISDATA SPASIAL
OSEANOGRAFI : SUHU,
SALINITAS, OKSIGEN TERLARUT,
DERAJAT KEASAMAN,
TURBIDITAS, KECERAHAN
SNI KLASIFIKASI PERAIRAN
DASAR LAUT
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA EKOREGION
MEKANISME Penyusunan Peta Ekoregion
Menyusun pedoman pemetaan ekoregion per provinsi
Menyusun Kebutuhan Data Geospasial Untuk Pengelolaan
Ekoregion
Pendetilan peta ekoregion per provinsi
Pemanfaatan peta ekoregion untuk basis perencanaan dan
pengelolaan lingkungan hidup per ekoregion
Peta Indikatif Rawa Nasional
Peta Indikatif Lahan Gambut Nasional
CONTOH KEGIATAN PIT
PEMETAAN SISTEM LAHAN
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA LINGKUNGAN DANAU INDONESIA
DI INDONESIA
Terdapat 15 Danau Prioritas
Dengan Membuat Peta Lingkungan Danau Indonesia (LDI)
BIG Tahun 2013 Memetakan 8 Danau Yaitu: LIBOTO, MATANO, POSO, TEMPE, TONDANO, SENTANI
dan BATUR, Sedangkan Tahun 2014 Diprogramkan 7 Lingkungan Danau di Sumatra, Jawa dan
Kalimantan
CONTOH KEGIATAN PIT
ONE MAP Batas DAS dan Sub DAS
Inpres No. 2 tahun 2013
tentang Penanganan Gangguan Keamanan
Dalam Negeri
Konflik Perizinan di Kabupaten Kutai Timur
Sebuah potensi gangguan keamanan
perlu dideteksi sedini mungkin oleh
pemerintah agar dapat ditangani
dengan baik.
Data dan informasi geospasial dapat
menggambarkan dengan jelas potensi
konflik berdasarkan penyebabnya.
Data dan informasi geospasial dapat
menjadi salah satu bahan dalam
setiap tahapan pendeteksian dan
penanganan gangguan
keamananan/konflik.
Peta yang tidak mengacu pada
standar yang sama akan memicu
konflik .
Skema Inventarisasi SDA Pesisir dan Laut
CONTOH KEGIATAN PIT
One Map Terumbu Karang
CONTOH KEGIATAN PIT
PETA ONE PULAU KECIL
CONTOH KEGIATAN PIT
One Map Mangrove Jawa
CONTOH KEGIATAN PIT
PEMETAAN LAHAN GARAM
CITRA RESOLUSI TINGGI
PETA PERSIL GARAM- TELUK BIMA
TUGAS PENTING DAN STRATEGIS
PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
TUGAS PENTING DAN STRATEGIS
PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
BISNIS PROSES
PUSAT PEMETAAN DAN INTEGRASI TEMATIK
IMPLEMENTASI DARI
Kebijakan ONE MAP IGT
Perpres No.85 tahun 2007 tentang Jaringan
Data Spasial Nasional;
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peta
MENGACU PADA
Ekoregion Nasional;
Inpres No.10 tahun 2011 dan Inpres No 6
IG DASAR
Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian
Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut
Peta Moratorium;
Inpres No. 2 tahun 2013
tentang Penanganan Gangguan Keamanan
PEMBINAAN
Dalam Negeri
PP Rawa (PU) dan PP Gambut (KLH)
IG TEMATIK
Nota Kesepakatan Bersama 12 K/L dengan
KPK
UU No 41 Tahun 2012 Tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
UU No 26 Tentang Perencanaan Tata Ruang
IG TEMATIK
UTAMA
INTEGRASI
IG TEMATIK
One Map
Penyediaan Data Tematik
untuk Kebutuhan Nasional
dan Daerah
Penutup
1.
UU Nomor 4 tahun 2011 mengamanatkan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai
penyelenggara tunggal Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang digunakan untuk membangun
Informasi Geospasial Tematik (IGT).
2.
Dalam hal pembangunan IGT, BIG akan terus berperan aktif melakukan pembinaan IGT yang
diselenggarakan oleh K/L melalui upaya koordinasi dan sinergi dalam wadah Kelompok Kerja
Tematik, sehingga integrasi IGT antar stakeholders dapat diwujudkan dalam semangat Gerakan
Satu Peta (One Map Movement) di Indonesia. Oleh karena itu telah dibentuk 12 kelompok kerja
pemetaan tematik.
3.
Inpres No. 2 tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri dan Inpres No 6
Tahun 2013 tentang Perpanjangan PIPIB, sebagai acuan bersama untuk melaksakan kegiatan
Penanganan Konflik Lahan dan Percepatan Pengukuan Kawasan Hutan
4.
Agar Mudah Diakses oleh Pulbik, One Map IGT disetiap wali data (K/L) Terkait diintegrasikan
melalui INA GEO-PORTAL.