INFORMASI DAN PROSES BISNIS KELOMPOK 11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Informasi dan Proses Bisnis ini. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Rismayani S.Kom M.T selaku Dosen Informasi dan Proses Bisnis yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan mengenai pembahasan tentang analisa proses bisnis di bidang
transportasi, pendidikan, restaurant, dan perbankan
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diinginkan sehingga kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Makassar 2 Juni 2017
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala hormat kami penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
Ibu Rismayani,S.Kom,M.T selaku Dosen pada mata kuliah ini yang
telah memberi arahan dan bimbingan kepada kami.
Pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Serta semua teman-teman STMIK DIPANEGARA MAKASSAR kelas
F (Sistem Informasi).
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................
.........................i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang........................................................................
............1
1.2 Tujuan Analisa Proses
Bisnis…….....................................................2
1.3 Rumusan
masalah……...................................................................
....3
1.4 Tujuan............................................................................
.....................3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perusahaan
Transportasi...................................................................
.4
2.1 Profil
Perusahaan....................................................................
..4
2.2 Visi dan
Misi...........................................................................7
2.3
Produk............................................................................
..........8
2.4 Aset
Perusahaan....................................................................
...10
2.5 Struktur
Organisasi..................................................................11
2.6 Strategi PT. Kereta Api
Indonesia...........................................13
2.7
ANALISA.........................................................................
.......14
2.8 PERANGKAT
ANALISIS.....................................................16
B.
RESTORAN………….........................................................
............20
2.4
Profile.............................................................................
.........18
2.5 VISI DAN MISI
PERUSAHAAN…………………………..20
2.6 Marketing Mix Perusahaan KFC…...
………………………..20
2.7 Produk…...……………………………………………….
…..25
2.8 Struktur Organisasi……………………………………….
….25
2.10Analisi Eksternal
Perusahaan…………………………….….26
2.11Analisis SWOT…………………………….
………………...28
C.
Perbankan……………………………….……….…………….
…..30
2.12Profil BCA…….………………….……….……………..
…..30
2.13Visi Misi…………………………..……….…………….
…..30
2.14Produk…………………………..……….
……………….......31
2.15Struktur Organisasi……….……..……….…………….
….....32
2.16ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL………..
…......33
2.17ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk…..
….....................34
D.
Pendidikan…..
…..............................................................................38
2.18IFE Matrix…..
…................................................................ ....38
2.19EFE Matrix…..
…................................................................ ...38
2.20Competitive Profile
Matrix................................................ ....39
2.21Porter’s Five Forces Model Industry
Competition..................40
2.22
Strategi..........................................................................
..........42
2.23SWOT
Matrix.........................................................................46
BAB
III
CONTOH
KASUS....................................................................................48
3.1
Contoh
studi
kasus
di
bidang
transportasi.......................................48
3.2
Contoh studi kasus di bidang pendidikan
indonesia......... .......... ...49
3.3
Contoh
studi
kasus
di
bidang
perbankan………………………….51
3.4
Contoh studi kasus di bidang restorant
……………………….55
BAB IV PENUTUP
A.
B.
Kesimpulan...................................................................
...................62
Saran............................................................................
....................63
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makalah analisis proses bisnis memberikan
kita informasi mengenai bagaimana analisa yang
telah dilakukan tentang proses bisnis yang telah
dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam kurun
waktu tertentu.Dapat dikatakan bahwa analisa
proses bisnis ini sebuah usaha untuk muhasabah
atau mengoreksi keberadaan dari perusahaan itu
sendiri.
Muhasabah
adalah
kegiatan
melihat
dengan menyeluruh dan saksama pada diri
sendiri,
misalnya
adalah
manusia.
Proses
muhasabah ini digunakan untuk dapat menganali
sabagaimana
dan
apa
yang
sedang
dijalankan.Jika memang ditemukan hal yang baik
maka akan ditingkatkan dan di lain sisi, jika
memang
ada
hal
yang
kurang
baik
akan
berusaha untuk dicatat dan dibuat rencana untuk
membaliknya menjadi suatu hal yang baik. Di
dalam proses bisnis, memang sudah diluangkan
waktu dan periode untuk membuat sebuah
analisa akan proses bisnis yang telah dijalankan.
Proses bisnis adalah suatu rangkaian kegiatan
atau tugas yang dijalankan di dalam sebuah
institusi produksi tertentu yang memiliki tujuan
untuk menghasilkan input baik berupa barang
ataupun jasa yang nantinya akan di distribusikan
kepada
konsumen.Tentunya,
menjalankan
perusahaan
proses
akan
bisnis
memiliki
di
dalam
ini,
sebuah
rencana
kerja.
Kemudian rencana ini akan dijalankan dan pada
kurun waktu tertentu akan di analisa bagaimana
penjalanan atau penerapan rencana yang telah
dijalankan.Yang
menjadi
subjek
dari
proses
analisa yang dilakukan adalah dari pihak internal
perusahaan
seperti
seluruh
pihak
di
dalam
perusahaan serta input yang dihasilkan dan
pihak
eksternal
perusahaan
konsumen.
Tujuan Analisa Proses Bisnis
seperti
para
Semua
aspek
tujuan.Begitu
bisnis
juga
tentu
saja
dengan
harus
proses
ada
bisnis.
Tentunya di dalam melakukan analisa proses
bisnis ini akan diharapkan terwujudnya beberapa
hal yang menjadi tujuan dari perusahaan. Tujuan
tersebut yang tercantum di dalam makalah
analisis proses bisnis adalah:
1. Mengetahui bagaimana keadaan di dalam diri
konsumen. Tentunya, di setiap waktu akan
terjadi perubahan oleh konsumen. Dengan
mengetahui hal ini maka akan dapat untuk
disesuaikan
dengan
proses
bisnis
yang
dijalankan.
2. Mengetahui efektifitas proses bisnis. Proses
bisnis yang dijalankan haruslah dapat untuk
mencapai tujuanya itu diterimanya input
yang dihasilkan oleh konsumen yang ada di
pasar.
Maka
dari
itu,
perusahaan
harus
mampu untuk mengetahui hal ini.
Itu lah beberapa pembahasan yang ada di dalam
makalah analisis proses bisnis yang ada. Semoga
informasi ini dapat menambah wawasan bisnis
Anda.
1.2
Rumusan masalah
Menganalisis proses bisnis pada :
Perusahaan transportasi
1.3 Tujuan
Melalui
makalah
ini
diharapkan
dapat
memperluas
wawasan/pengetahuan tentang Analisis proses bisnis pada
perusahaan.
BAB 2
PENDAHULUAN
A. Perusahaan Transportasi
1.4
Profil Perusahaan
Kehadiran
kereta
api
di
Indonesia
ditandai
dengan pencangkulan pertama pembangunan
jalan kereta api di desa Kemijen Jum’at tanggal
17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele.
Pembangunan
diprakarsai
oleh
“Naamlooze
Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir.
J.P
de
Bordes
dari
Kemijen
menuju
desa
Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm.
Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada
Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan
perusahaan
swasta,
NV.
NISM
membangun jalan KA antara Kemijen hingga
Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10
Februari
1870
dapat
menghubungkan
kota
Semarang hingga Surakarta sepanjang (110 Km),
akhir-nya
mendorong
minat
investor
untuk
membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak
mengherankan,
kalau
pertumbuhan
panjang
jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh dengan
pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870
menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km,
tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun
1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga
dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886),
Sumatera
Barat
(1891),
Sumatera
Selatan
(1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah
dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara
Makasar
dilakukan
–
Takalar,
tanggal
Ujungpandang
diselesaikan.
–
yang
1
Juli
Maros
Sedangkan
pengoperasiannya
1923,
sisanya
belum
sempat
di
Kalimantan,
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA
Pontianak
–
Sambas
(220
Km)
sudah
diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan
Lombok,
juga
pernah
dilakukan
studi
pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di
Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada
tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910
km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan
karena dibongkar semasa pendudukan Jepang
dan diangkut ke Burma untuk pembangunan
jalan KA disana.
Jenis jalan rel kereta api di Indonesia semula
dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750
mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas
cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar
semasa
pendudukan
Jepang
(1942
–
1943)
sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang
dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83
km antara Bayah hingga Cikara dan 220 km
antara
Muaro
hingga
Pekanbaru.
Ironisnya,
dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api
Muaro
–
Pekanbaru
diprogramkan
pembangunannya
selama
memperkerjakan
27.500
diantaranya
adalah
15
bulan
orang,
Romusha.
selesai
yang
25.000
Jalan
yang
melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai
yang deras arusnya ini, banyak menelan korban
yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro –
Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan
pada
tanggal
17
Agustus
1945,
karyawan
perusahaan kereta api yang tergabung dalam
“Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil
alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28
September 1945, pembacaan pernyataan sikap
oleh
Ismangil
dan
sejumlah
anggota
AMKA
lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28
September
1945
kekuasaan
perkeretaapian
berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang
tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan
urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang
melandasi ditetapkannya 28 September 1945
sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta
dibentuknya
“Djawatan
Kereta
Api
Republik
Indonesia” (DKARI).
1.5
Visi dan Misi
Visi Perusahaan :
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik
yang
fokus
pada pelayanan
pelanggan
dan
perkeretaapian
dan
memenuhi harapan stakeholders.
Misi Perusahaan :
Menyelenggarakan
bisnis
usaha
bisnis
dan
memberikan
penunjangnya,
model
nilai
stakeholders
berdasarkan
bisnis
organisasi
tambah
dan
4
melalui
pilar
terbaik
yang
kelestarian
utama
praktek
:
tinggi
untuk
bagi
lingkungan
keselamatan,
ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
1.6
PT
Produk
Kereta
Api
Indonesia
memiliki
beberapa
produk unggulan, yaitu :
1) Kereta Api Penumpang
Yang terbagi menjadi 3 kelas ( Eksekutif, Bisnis
dan Ekonomi)
2) Kereta Wisata
Untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api
(Persero) memberikan pelayanan carter kereta
khusus wisata juga berbagai keperluan seperti :
rapat, pesta pernikahan, ulang tahun, dsb di atas
Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
3)
Kereta Barang
Kereta api khusus yang disesuaikan dengan
spesifikasi produk, yang mana PT. Kereta Api
(Persero)
memiliki
gerbong
yang
digunakan
untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil, BBM, Peti
Kemas, Parcel BHP, Over Night Service, Semen.
4)
Pengusahaan Aset
Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan
Barang,
PT.
memberdayakan
dikomersialkan
Kereta
Api
(Persero)
aset
non
produksi
ke
pihak
juga
untuk
eksternal.Beberapa
produk persewaan aset non produksi adalah
sebagai berikut :
Wilayah stasiun dan sarana :
Persewaan Gudang
Persewaan gedung/ ruangan untuk Retail,
Restaurant, Mini Market, Bookstrore, health
centre, ATM dll
Periklanan di lingkungan stasiun (Billboard,
TV Iklan, Iklan Megatron dll)
Perparkiran (Parkir umum,
Parkir Inap, dan Parkir moda transportasi lain)
Persewaan Kereta Makan
Periklanan di kereta (bodyprinting, iklan
interior, iklan TV dll)
Parkir
Taxi,
Wilayah
Right of
Way (ROW) yaitu
lahan
sepanjang kiri kanan jalur kereta api dan lahan
diluar stasiun :
Persewaan lahan ROW untuk utilitas: kabel
listrik,
kabel
telekomunikasi,
baik
yang
ditanam/di atas maupun crossing.
Periklanan di sepanjang ROW, perlintasan
kereta api, jembatan (flyover kereta api) dan di
lahan kereta api yang lain.
Persewaan tanah untuk usaha
Persewaan Gudang
Persewaan Gedung/Bangunan
Persewaan Tower
1.7
Aset Perusahaan
PT. Kereta Api Indonesia memiliki harta lancar
dan harta tetap, adapun asset bergerak di luar
kendaraan dinas yaitu :
Tabel 1
Harta Lancar
PT Kereta Api Indonesia Tahun per Tahun
2009
Sedangkan Harta Tetap Non Produksi diluar
bangunan yang telah jadi atau rumah dinas yang
diurai menjadi :
1.8
Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Kereta Api (Persero)
di tingkat Pusat terdapat Board of Directors
terdiri
dari
seorang
Direktur
Utama
dan
5
Direktur lainnya, yang mengepalai Direktorat.
Dimana setiap Direktorat dibantu oleh beberapa
Kepala Sub Direktorat atau Kepala Bidang.
Selain itu, juga terdapat dua Pusat, yaitu
Pusat Keselamatan & Manajemen Resiko dan
Pusat Perencanaan & Pengembangan, serta tiga
Divisi Tingkat Pusat, yaitu Divisi Sarana, Divisi
Pelatihan dan Divisi Properti.
Sedangkan di tingkat Daerah, terdapat 9
Daerah Operasi (DAOP) di Jawa serta 3 Divisi
Regional (DIVRE) Selain itu, PT Kereta Api juga
memiliki 3 Anak Perusahaan, yaitu PT Reska, PT
Railink dan PT. KA Komuter JABODETABEK.
Struktur Organisasi
PT Kereta Api Indonesia
2.6
Strategi PT. Kereta Api Indonesia
Tiga sasaran utama yang dikembangkan PT
Kereta
Api
dalam
upaya
penerapan
Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi, yaitu :
Memperbaiki efisiensi kerja dengan
melakukan otomasi berbagai proses yang
mengelola informasi.
Meningkatkan keefektifan manajemen
dengan memuaskan kebutuhan informasi
guna pengambilan keputusan.
Memperbaiki daya saing atau
meningkatkan keunggulan kompetitif
organisasi dengan merubah gaya dan cara
bertransaksi
2.7
ANALISA
A. Analisa Produk Layanan Ticketing
PT Kereta Api Indonesia memiliki beberapa
produk layanan dalam hal ticketing, diantaranya :
1. Pembelian ticket di setiap counter stasiun
2. Pembelian ticket di travel agent (untuk kelas
Eksekutif)
3. Pembelian ticket melalui Call Center
4. Pembelian ticket secara online
5. Pembelian ticket melalui ATM
Permasalahan yang dihadapi PT. Kereta Api
Indonesia saat ini tidak mudah diselesaikan. PT.
Kereta Api Indonesia menghadapi permasalahan
yang serius akibat terjadinya berbagai akumulasi
permasalahan baik dari dalam maupun luar
sistem. Selain itu PT. Kereta Api Indonesia juga
menghadapi
berbagai
tantangan
perubahan
lingkungan eksternal yang berkembang semakin
kompleks dan berlangsung cepat. Di sisi lain,
pesatnya perubahan lingkungan eksternal dan
perkembangan global baik dari aspek teknologi,
ekonomi, sistem informasi, dan desentralisasi,
menyebabkan
semakin
tingginya
tuntutan
terhadap akuntabilitas, efisiensi dan kualitas
pelayanan. Masalah kelembagaan yang dihadapi
PT. Kereta Api Indonesia terutama pada sistem
birokrasi
diantaranya
banyaknya
instansi
pemerintahan yang terlibat. Dari aspek finansial
dan ekonomi, masalah PT. Kereta Api Indonesia
umumnya
sama
yang
dihadapi
oleh
sistem
perkeretaapian negara lain. Kendala tersebut
pada umumnya terdiri dari defisit pendanaan,
kebutuhan subsidi yang semakin besar, serta
kebutuhan biaya investasi yang besar.
B. Analisa Kompetitor
Pada dasarnya
strategi
itu
dibuat karena
adanya pesaing. Tujuan dari dikembangkannya
teknologi informasi adalah untuk meningkatkan
kinerja perusahaan sehingga dapat menghasilkan
produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik,
dan lebih cepat dibandingkan dengan produk
atau jasa yang dihasilkan kompetitor. Sehingga
jelas bahwa tujuan diadakannya analisa terhadap
para
pesaing
bisnis
adalah
untuk
melihat
seberapa murah, seberapa baik, dan seberapa
cepat
produk
dan
jasa
yang
ditawarkan
perusahaan lain sehingga hal tersebut dapat
menjadi patokan target dari PT. Kereta Api
Indonesia.
Pesaing
transportasi
PT.
Kereta
masal,
Api
dari
kecepatan,
sisi
moda
kenyamanan,
pelayanan dan ketepatan waktu, yaitu :
2.8
Bis Antar Kota Antar Provinsi
Mobil Sewaan
Pesawat Terbang
PERANGKAT ANALISIS
A. Analisis SWOT
Pemindaian internal dan lingkungan eksternal
merupakan
bagian
penting
dari
proses
perencanaan strategis. Faktor-faktor lingkungan
internal
perusahaan
diklasifikasikan
biasanya
sebagai
kekuatan
dapat
atau
kelemahan, dan bagian luar dari perusahaan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
peluang
atau
ancaman.
Analisis
lingkungan
strategis
ini
disebut sebagai analisis SWOT.
Para analisis SWOT memberikan informasi dan
membantu perusahaan dalam mengolah sumber
daya dan kemampuan untuk lingkungan yang
kompetitif
di
mana
demikian,
perumusan
ia
beroperasi.
strategi
Dengan
dan
seleksi
sangatlah penting. Diagram berikut menunjukkan
bagaimana analisis SWOT tepat sebagai alat
pindai lingkungan.
Strength (Kekuatan)
Sudah berbentuk PT, dan bukan PERUMKA lagi,
artinya
di
seharusnya
sini
PT.
sudah
Kereta
Api
lebih
Indonesia
profesional
dibandingkan sewaktu PERUMKA dulu
Monopoli di bidang Perkeretaapian
Milik Pemerintah
Jaringan Jalan Akses yang Luas
Memiliki sarana yang tidak dimiliki oleh
kompetitor lain
Memiliki prasarana sinyal, telekomunikasi
dan listrik yang tergolong baik
Memiliki
aset
PEMERINTAH,
lain
TANAH
berupa TANAH
PT.
KA,
TANAH
POTENSIAL, TANAH TERKELOLA
Biaya transportasi murah, relatif cepat dan
bebas macet
WEAKNESS (Kelemahan)
Budaya kerja masih ada turunan dari
budaya kerja Perumka, sehingga belum
begitu professional
Informasi
dan
sosialisasi
masyarakat
tentang
produk
kepada
dan
jasa
layanan PT.KAI
SDM kurang profesional, struktur pegawai
dari tingkat pendidikan masih banyak yang
berlatar belakang SD
Masih ada
kereta api tua yang masih
beroperasi menjadikan rawan kecelakaan
Manajemen tidak professional
Fasilitas layanan yang kurang memadai
Kurangnya tempat akses untuk pembelian
tiket kerata api
Kesan negatif tentang restorasi kerata api
Tidak adanya jaminan ketepatan waktu
B. Perusahaan Restoran
2.4
PT
Profile
Fastfood
Indonesia
Tbk.
adalah
pemilik
tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh
Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak
pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk
Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran
pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan
Melawai, Jakarta, dan telah memperoleh sukses.
Kesuksesan outlet ini kemudian diikuti dengan
pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta
dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota
besar lain di Indonesia, antara lain Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan
Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam
pengembangan merek menjadikan KFC sebagai
bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan
dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang
saham
utama
telah
meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan
pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di
Bursa
Efek
semakin
Jakarta
sebagai
mendorong
langkah
untuk
pertumbuhannya.
Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini
adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8%
kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan
35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim
Group;
sementara
didistribusikan
saham
kepada
minoritas
Publik
dan
(20,4%)
Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari
Yum! Restaurants International (YRI), sebuah
badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah
perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga
pemilik waralaba dari empat merek ternama
lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan
Long John Silvers. Lima merek yang bernaung
dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah
memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food
chain terbesar dan terbaik di dunia dalam
memberikan berbagai pilihan restoran ternama,
sehingga memastikan kepemimpinannya dalam
bisnis multi-branding. Untuk kategori produk
daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
2.5
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
1.
Visi Perusahaan
“Mempertahankan kepemimpinan KFC dalam
industry
restoran
cepat
saji
dan
selalu
menjadibrand Nomor 1”
2.
Misi Perusahaan
“Memperkokoh citra brand KFC dengan strategistrategi dan ide-ide yang inovatif, meningkatkan
suasana bersantap yang tak terlupakan dengan
terus
memberikan
produk,
layanan,
serta
fasilitas restoran.”
2.6
Marketing Mix Perusahaan KFC
1. Product
Produk yang dijelaskan pada perusahaan KFC
merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan pada
pasar untuk kepuasan yang diinginkan atau
dibutuhkan. Keutaman pada perusahaan ini
adalah produk penjualan ayam goreng yang
ditawarkan dalam berbagai bentuk. Produk
utama
KFC
adalah
bagaimana
cara
penggorengan yang digoreng sesuai dengan
resep asli. Dan menawarkan extra crispy yang
menggunakan
melumuri
bumbu
bumbu
bawang
pada
ayam
putih
serta
sebelum
di
goreng pada standar mesin industry dapur
KFC.
Posisi pasar KFC menggunakan atribut
untuk
positioning
produk
(ayam
goreng)
benteng produk untuk menempati tempat
yang
jelas,
khas
dan
diinginkan
relatif
terhadap produk bersaing dalam benak target
konsumen "di kfc umpan balik diambil dari
pelanggan
untuk
pelanggan
dan
mengetahui
kemudian
permintaan
perbaikan
yang
dibuat dalam produk”. KFC berfokus pada
makanan yang murni dan segar dalam rangka
menciptakan posisi yang berbeda dan jelas
dalam pikiran pelanggan kfc memiliki nama
merek yang kuat dan mereka memimpin pasar
dalam ayam goreng.
Produk-produk
KFC
dikategorikan
dalam
beberapa kategori, yaitu sesuai waktu, harga ,
cemilan, ataupun makan besar. Salah satu
contoh produk KFC adalah paket Goceng :
*paket ini diperuntukan untuk pelajar sehingga
paket ini di buat dengan harga Rp 5000 agar
dapat di jangkau oleh para pelajar
2. Price
Harga
adalah
jumlah
uang
yang
setiap
pelanggan harus membayar saat membeli
produk. lebih luas, harga adalah jumlah dari
semua nilai-nilai yang konsumen pertukaran
untuk manfaat memiliki atau menggunakan
produk atau jasa. Faktor demografis:
usia; pada umumnya tidak ada batas usia
fokus oleh kfc. Target dan fokus pada
setiap
individu
dalam
suatu
society.
KFC menemukan demografis terbesar di
setiap masyarakat muda.
gender: baik laki-laki dan perempuan
yang difokuskan oleh kfc, jenis kelamin
tidak memainkan peran apa pun di sini.
Ukuran rumah tangga, ini memainkan
peran penting dalam faktor demografi
kfc.
Umumnya
mereka
menargetkan
seluruh keluarga bukan orang tunggal. Ini
menjadi alasan untuk makan keluarga
mereka
yang
pada
dibundel
disajikan
yang lebih murah.
di
dasarnya
tingkat
item
nominal
2.7
Produk
Gambar Produk KFC
2.8
Struktur Organisasi
2.9
Strategi Pemasaran
Berikut beberapa strategi pemasaran KFC :
• Kesempurnaan resep masakan
• Fasilitas yang lengkap
• Pemilihan Lokasi
• Strategi harga
• Partnership dengan perusahaan lainnya
2.10
1.
Analisi Eksternal Perusahaan
Perumusan Strategi (Analisa SWOT)
A. Kekuatan
1. Sebagai pelopor penyedia makanan cepat
saji.
2. Memiliki cabang di seluruh
Indonesia,sehingga daerah pemasarannya
cukup luas.
3. Memiliki manajemen produksi yang cukup
baik.
4. Memiliki brand resmi yang terkenal di
seluruh dunia.
5. Pelayanan yang cepat dan ramah.
6. Disukai oleh banyak kalangan
masyarakat.
7. Rasa yang khas dan lezat.
8. Dibuat dari ayam kualitas terbaik.
B. Kelemahan
1. Harga yang kurang terjangkau bagi
kalangan masyarakat bawah.
2. Kurang memperhatikan nilai gizi.
C. Peluang
1. Mengembangkan jenis varian yang
lain,antara lain dalam bentuk penyajian
dan rasa yang baru.
2. Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa
menjadi pemasukan dari menjual brand
dan sistem manajemennya.
D. Ancaman
1. Banyak pesaing lain yang menciptakan
jenis makanan cepat saji lain seperti
burger,pizza,dll.
2. Kelangkaan bahan baku ayam
berkualitas.
3. Masyarakat merasa takut
mengkonsumsi ayam akibat
merebaknya virus flu burung.
4. Banyak masyarakat yang beralih ke
jenis makanan yang lebih sehat dan
mulai meninggalkan mengkonsumsi
“junk food”.
5. Pedagang kaki lima yang menjual fried
chicken dengan harga yang lebih
terjangkau.
6. Banyak bermunculan produk tepung
bumbu ayam goreng yang
memungkinkan masayarakat lebih suka
membuat fried chicken sendiri daripada
membeli.
2.11
Analisis SWOT
A. Strength (Kekuatan)
1.
saji.
Sebagai pelopor penyedia makanan cepat
2.
Memiliki
Indonesia,sehingga
cabang
daerah
di
seluruh
pemasarannya
cukup luas.
3.
Memiliki manajemen produksi yang cukup
baik.
4.
Memiliki brand resmi yang terkenal di
seluruh dunia.
5.
Pelayanan yang cepat dan ramah.
6.
Disukai oleh banyak kalangan masyarakat.
7.
Rasa yang khas dan lezat.
8.
Dibuat dari ayam kualitas terbaik.
B. Weakness (Kelemahan)
1.
Harga
yang
kurang
terjangkau
bagi
kalangan masyarakat bawah.
2.
Kurang memperhatikan nilai gizi.
C. Opportunity (Peluang)
1.
Mengembangkan jenis varian yang
lain,antara lain dalam bentuk penyajian dan
rasa yang baru.
2.
Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa
menjadi pemasukan dari menjual brand dan
sistem manajemennya.
D. Threat (Ancaman)
1.
Banyak pesaing lain yang menciptakan
jenis
makanan
cepat
saji
lain
seperti
burger,pizza,dll.
2.
3.
Kelangkaan bahan baku ayam berkualitas.
Masyarakat merasa takut mengkonsumsi
ayam akibat merebaknya virus flu burung.
4.
Banyak masyarakat yang beralih ke jenis
makanan
yang
lebih
sehat
dan
mulai
meninggalkan mengkonsumsi “junk food”.
5.
Pedagang kaki lima yang menjual fried
chicken dengan harga yang lebih terjangkau.
6.
Banyak bermunculan produk tepung
bumbu
ayam
goreng
yang
memungkinkan
masayarakat lebih suka membuat fried chicken
sendiri daripada membeli.
C.
Perbankan
2.12
Profil BCA
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21
Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia
NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya
itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada
keseluruhan sistem perbankan di Indonesia.
2.13
Visi Misi
VISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang
berperan sebagai pilar penting perekonomian
Indonesia
MISI
•
Membangun
institusi
yang
unggul
di
bidang penyelesaian pembayaran dan solusi
keuangan
bagi
nasabah
bisnis
dan
perseorangan
•
Memahami beragam kebutuhan nasabah
dan memberikan layanan finansial yang tepat
demi
tercapainya
kepuasan
optimal
bagi
nasabah
•
Meningkatkan
nilai
francais
dan
stakeholder BCA
2.14
Produk
Kredit Pemilikan Rumah BCA (KPR BCA)
Kredit Pemilikan Rumah Xtra (KPR BCA Xtra)
Refinancing
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA BCA)
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB BCA)
Kredit Sepeda Motor (KSM BCA)
nilai
2.15
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK
2.16
ANALISIS
INTERNAL
DAN
EKSTERNAL
PERUSAHAAN
Kerja keras, kebijakan, pengelolaan yang baik,
komitmen dan peraturan kepada regulasi membawa
BCA menjadi Bank dengan prestasi dan reputasi yang
membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal
sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan
mendapat nilai bagus dari berbagai pihak sebagai
institusi finansial yang dikelola secara profesional. Hal ini
terbukti dari berbagai penghargaan yang diterima oleh
BCA, antara lain :
1. Best Domestic Bank Indonesia
2. The Biggest Profitable Bank
3. Best CEO, dll
Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas BCA
tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable
dengan keuangan yang sehat dan nilai asset yang terus
bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik.
2.17
ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk
Kekuatan (Strength) :
1.
Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung
national
payment
systemyang
sulit
tersaingi
oleh
kompetitornya.
2.
Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan
melakukan proses edukasi sistematis dalam pemakaian
layanan ATM dan internet banking.
3.
Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank –
bank pesaingnya bukan hanya di produk layanan, tetapi
untuk penambahan jenis electronic delevery channel nya
menjadi benchmark bagi para pesaing.
4.
BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar
negeri sebagai bank yang selalu mengambil keputusan tepat
dalam pemilihan teknologi dan waktu penerapannya.
5.
Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu
mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan nasional dan
internasional ;
6.
Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih baik dan
berorientasi pada pelayanan bagi nasabah
7.
Rangkaian produk dan jasa yang inovatif dan
memenuhi kebutuhan yang aktual .
8.
9.
Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat .
Upaya yang terus-menerus dalam mempertahankan
tingkat pengamanan perbankan yang paling tinggi .
10. Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang
pembantu di seluruh Indonesia ;
Kelemahan (Weakness):
Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau
kendala-kendala yang menyebabkan perusahaan sulit untuk
berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya.
Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama
dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya
tenaga kerja yang tidak terampil, tidak cukupnya modal
usaha, dan kapasitas mesin yang tidak memadai.
Kelemahan pada Bank BCA yaitu :
1.
Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti
perkembangan
teknologi
informasi
masih
perlu
disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan
dari para nasabah.
2.
Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada
korporasi perusahaan menengah keatas, sehingga sangat
rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim
ekonomi sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang
fluktuatif.
3.
BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian
masyarakat
Indonesia
yang
mampu
mengakomodasi
sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan.
Kesempatan (Opportunity):
1.
Sejalan
dengan
tekad
pemerintah
yang
terus
mengembangkan perekonomian Indonesia
2. Pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi
perbankan
bagi
masyarakat,
memungkinkan
dunia
perbankan bertarung secara kompetitif untuk berebut
nasabah.
3. Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif,
merupakan salah satu peluang yang perlu dicermati untuk
meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan
kualitas pelayanan bagi nasabah.
4. Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat
mendukung
komitmen
BCA
untuk
mempermudah
pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.
Hambatan (Threat) :
1.
Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan
tingkat
persaingan
yang
tinggi
ditengah
kondisi
perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat
inflasi yang cukup tinggi.
2.
Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan
yang simple dan menawarkan berbagai macam fleksibilitas
serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan.
3.
Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat
masyarakat untuk menyimpan uang di bank.
D.
Pendidikan
2.18
IFE Matrix
IFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
internal perusahaan. Dalam hal ini faktor internal termasuk
kepada
persoalan
production,
management,
research
&
finance,
marketing,
development,
dan
managementinformationsystem (MIS). Faktor-faktor internal
ini yang selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor
tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan dalam suatu
perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam IFE Matrix
mengindikasikan
sebagai
kekuatan
dan
kelemahan
perusahaan.
2.19
EFE Matrix
EFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-
faktor eksternal perusahaan. Dalam hal ini faktor eksternal
termasuk kepada persoalan demographic, social, cultural,
political,
governmental,
environmental,
technological,
economic, dan competitive. Faktor-faktor eksternal ini yang
selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor tersebut
dapat menjadi peluang atau menjadi ancaman bagi
perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam EFE Matrix
mengindikasikan apakahperusahaan sudah responsif terhadap
faktor eksternal atau belum.
2.20
Competitive Profile Matrix
Adalah matriks yang dibuat untuk mengidentifikasi
pesaing utama perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan
mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari
perusahaan.
Dalam
CPM,
analisa
dilakukan
secara
keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.
Hal ini berbeda dengan penilaian kondisi internal dan
eksternal perusahaan melalui IFE dan EFE Matrix dimana
masing-masing hanya manganalisa faktor internal dan
eksternal saja. Terdapat komponen penting yang ada dalam
CPM yaitu criticalsuccessfactors (CSF). CSF atau faktor
penentu keberhasilan adalah faktor-faktor terpenting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Faktor-faktor
tersebut digambarkan secara luas tanpa perlu memasukkan
data yang spesifik dan faktual. CSF yang memiliki peringkat
lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya menunjukkan
bahwa strategi perusahaan terhadap faktor-faktor penentu
keberhasilan tersebut telah berhasil dengan baik dan menjadi
kekuatan dalam perusahaan, dan berlaku sebaliknya jika
peringkat lebih rendah berarti strategi perusahaan dalam
mendukung faktor-faktor tersebut masih kurang atau menjadi
kelemahan dalam perusahaan.
2.21
Porter’s
Five
Forces
Model
Industry
Competition
Porter’sFiveForces
merupakan
analisis
yang
dikembangkan untuk memahami seperti apa kompetisi di
suatu bisnis yang dilihat berdasarkan 5 sudut padang yaitu:
a. Threatof new entrants
Atau disebut juga dengan ancaman dari perusahaan
baru. Merupakan analisis yang mengkaji tentang
seberapa besar tingkat kekuatan perusahaan baru
dalam hal mempengaruhi kompetisi di lingkungan
bisnisnya. Bisnis yang memiliki pasar yang besar
tentunya akan menarik banyak perusahaan baru untuk
ikut berkompetisi mendapatkan keuntungan.
b. Bargainingpower of buyers
Disebut
juga
dengan
daya
tawar
pelanggan,
merupakan analisis tentang kekuatan tawar pelanggan
pada suatu bisnis. Pasar dengan potensi pelanggan
yang rendah cenderung memiliki kendali yang relatif
lebih kuat terhadap pasar.
c. Bargainingpower of suppliers
Atau daya tawar oleh pemasok, merupakan analisis
untuk memahami tingkat kekuatan tawar pemasok
terhadap perusahaan. Berbeda dari daya tawar
pelanggan,
daya
tawar
pemasok
menganalisis
berbagai aspek terkait tingkat ketersediaan pasokan
yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi oleh
perusahaan.
d. Threatof substitute products and services
Merupakan suatu ancaman produk atau layanan jasa
pengganti. Produk baru dan layanan jasa baru akan
selalu muncul dan keberadaannya mampu membuat
pelanggan beralih merk. Seperti contoh penggantian
produk
komputer
desktop
dengan
munculnya
teknologi tablet.
e. Intensityof rivalry among competitors in an industry
Bertujuan
untuk
memahami
seberapa
ketatnya
persaingan bisnis. Faktor ini merupakan faktor utama
yang harus dipertimbangkan sebelum memasuki
persaingan dalam bisnis.
2.22
Strategi
a. Integrationstrategy
-
Forwardintegration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas
distributor atau pengecer.
-
Backwardintegration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas
pemasok perusahaan.
-
Horizontalintegration
Integrasi
yang
bertujuan
untuk
mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol akan
pesaing.
b. IntensiveStrategy
-
Marketpenetration
Bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar
produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran
yang lebih besar.
-
Market development
Market development melibatkan produk atau jasa
saat ini ke area geografi yang baru.
-
Product development
Adalah strategi yang mencari pengingkatan
penjualan
dengan
memperbaiki
atau
memodifikasi produk atau jasa saat ini.
c. DiversificationStrategy
-
Concentric diversification
Dijalankan dengan menambah produk baru yang
masih terkait dengan produk yang ada saat ini
baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi,
pemanfaatan
fasilitas
bersama,
ataupun
jaringan pemasaran yang sama.
-
Conglomerate diversification
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada
pasar baru yang tidak terkait dengan yang
ada saat ini.
-
Horizontal diversification
Adalah
strategi menambah
atau menciptakan produk baru yang tidak terkait
dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini
d. DefensiveStrategy
-
Retrenchment
Mengelompokkan ulang melalui pengurangan
asset dan biaya untuk mengembalikan penjualan
dan laba yang sudah menurun. Seperti dengan
melakukan
penjualan
tanah
dan
gedung,
mengurangi jumlah karyawan, dll.
-
Divestiture
Atau divestasi adalah keputusan yang diambil
untuk menjual atau membuang suatu divisi atau
bagian dari suatu organisasi. Divestasi dapat
menjadi
bagian
retrenchment
dari
untuk
keseluruhan
menyingkirkan
strategi
bisnis
perusahaan yang tidak menguntungkan, yang
membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang
tidak cocok dengan aktivitas perusahaan secara
keseluruhan.
-
Liquidation
Atau pengakuan atas kekalahan yang berakibat
kepada bangkrutnya perusahaan dalam aktivitas
bisnisnya.
e. Michael Porter’s GenericStrategy
-
Cost leadership
Adalah
berusaha
suatu
strategi
dimana
meningkatkan
perusahaan
keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan
harga antara produk-produknya dibandingkan
perusahaan lainya. Terdapat keadaan dimana
strategi ini akan lebih efektif jika diterapkan pada
target pelanggan yang tergolong sebagai yang
sensitif terhadap harga. Strategi ini dapat tercapai
dengan memiliki harga termurah pada segmen
pasar, maupun memiliki perbandingan harga
terhadap nilai produk yang paling rendah
(perbandingan antara harga dengan apa yang
diterima pelanggan).
-
Differentiation
Adalah
suatu
berusaha
strategi
dimana
meningkatkan
perusahaan
keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan
antara produk dari perusahaan dengan produkproduk dari perusahaan saingan. Ada juga
keadaan dimana strategi ini akan lebih baik
diterapkan jika target pelanggan merupakan
golongan-golongan yang tidak sensitif dengan
harga, pelanggan memiliki kebutuhan yang sangat
spesifik sehingga tidak dapat dipenuhi perusahaan
lainnya, dan sebagainya.
-
Focus
Adalah
suatu
strategi
yang
meningkatkan
keunggulan kompetitif dengan menerapkan kedua
strategi sebelumnya bukan pada pasar secara
umum, namun untuk segmen pasar yang lebih
kecil dan spesifik.
2.23
SWOT Matrix
Matriks SWOT adalah sebuah tools yang dapat
membantu perusahaan untuk mengambangkan 4 strategi yang
dilihat berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Keempat
strategi
tersebut
adalah
strategi
SO
(strengthsopportunities), strategi ST (strengths threats),
strategi WO (weaknesses opportunities), dan strategi WT
(weaknesses threats).
-
Strategi SO
Strategi ini akan memanfaatkan kekuatan internal
dari perusahaan untuk menarik keuntungan dari
adanya peluang eksternal.
-
Strategi ST
Strategi ST akan menggunakan kekuatan internal
sebuah perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak yang akan ditimbulkan dari
adanya ancaman eksternal.
-
Strategi WO
Strategi
ini
bertujuan
untuk
memperbaiki
kelemahan internal perusahaan dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
-
Strategi WT
Merupakan taktif defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman eksternal pada waktu yang bersamaan.
BAB III
Contoh Kasus
BAB III
CONTOH KASUS
3.1 Contoh Kasus Di Bidang Transportasi Uber vs GoJek
Persaingan Ketat Bisnis Transportasi Umum: Uber vs GoJekDua modus transportasi
baru bersaing ketat di metropolitan Jakarta. Uber dan GoJek menggoyang strategi
perusahaan-perusahaan lama yang sudah ada puluhan tahun.Bagi Taksi Uber yang
berhasil membahana di metropolitan Amerika dan Eropa, pasar Asia bukan medan
yang mudah. Persaingan bisnis transportasi umum sangat ketat. Kebanyakan lahan
bisnis dikuasai pemain domestik yang sudah lama beroperasi. Tapi persaingan paling
keras justru muncul dari bisnis gaya baru: GoJek."Ojek" adalah jasa transportasi yang
sudah ada dan hampir bisa disebut tradisional di Indonesia. GoJek menambahkan satu
dimensi baru: pelayanan prima. Para pengemudi GoJek mendapat seragam dan
mendapat pelatihan khusus untuk berhadapan dengan pelanggan. Dengan aplikasi
khusus untuk smartphone, GoJek memberi berbagai kemudahan bagi pelanggan,
tanpa perlu berlama-lama negosiasi tarif dengan pengemudi. Selain itu, GoJek
menuntut pengemudinya tampil rapih, dan menyediakan helm motor yang bersih dan
wangi.
Lebih mudah, lebih murah
Direktur Utama GoJek Sheran Gunasekera menerangkan, perusahaannya punya
kelebihan dibanding Taksi Uber, karena bisa melakukan pembayaran elektronik
melalui fasilitas mobile wallet electronic payment. Ini dilakukan, karena penggunaan
kartu kredit belum begitu umum.
Kondisi lalu lintas Jakarta yang selalu macet, membuat GoJek menjadi pilihan utama
bagi mereka yang mengejar waktu. Apalagi, pelayanganan GoJek dengan motor jauh
lebih murah daripada biaya taksi.
Lain negara, lain cara
Di Singapura, situasinya berbeda. Sebab pengaturan lalu lintas di metropolitan ini
jauh lebih teratur dibanding Jakarta. Apalagi, pemerintah Singapura membatasi
jumlah mobil yang ada di satu ruas jalan.
Untuk pasar Singapura, Taksi Uber terpaksa membeli mobil-mobil bekas, untuk
kemudian menyewakannya kepada pengemudi yang ingin masuk jaringan bisnisnya.
Jadi, perusahaan ini terjun juga ke bisnis penyewaan mobil atau car rental.
Adrian Lee, pendiri situs penyewaan mobil cars.sg mengatakan, tiga bulan lalu, Uber
sudah punya 300 kendaraan yang disewakan. Jumlah izu bisa bertambah dengan
cepat. Dalam dua atau tiga tahun mendatang, kata Adrian Lee, Uber bisa menjadi
perusahaan car rental Uber yang dinamakan Lion City Rentals bisa menjadi
perusahaan penyewaan mobil terbesar di Singapura.
3.2
Contoh Studi Kasus Di Bidang Pendidikan
Metode pembelajaran di Indonesia, lebih mengedepankan sisi teoritis (text
book) dibandingkan sisi aplikatif. Alhasil, para siswa lebih sering menghafal materi,
tanpa berusaha diajarkan dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Menurut saudara,
bagaimanakah metode pembelajaran yang yang seharusnya sehingga mampu
memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswanya?
Jawab;
Permasalahan teori belajar text book sebenarnya sudah menjadi kebiasaan umum
masyarakat Indonesia. Peserta didik dibiasakan untuk terus menghafal sudah menjadi
strategi pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Alasan keabsahan dan
ketepatan jawaban selalu menjadi senjata utama staf pengajar apabila dipertanyakan
permasalahan ini oleh peserta didik itu sendiri. Sistem peninggalan pendidikan
pondok pesantren berpuluh-puluh tahun ini dirasa sudah cukup kuno dan tidak sesuai
dengan kebutuhan pendidikan Indonesia) .Ketika sistem ini terus diterapkan,akan
menyebabkan pendeknya rentang waktu pemahaman peserta didik akan suatu materi,
peserta didik hanya menghafal tanpa adanya catatan cenderung hanya mengingat 30
detik- 1 jam saja. Sudah pasti akan menimbulkan opini bahwa anak tersebut terlihat
bodoh dan tidak mengerti apa apa.
Ridho Falah Adhi menyarankan 10 metode belajar efektif
dalam Okezone.com tanggal 13 Februari 2015, yang saya perkecil menjadi 7
poin.diantaranya adalah :
1.Menandai bagian penting : Teknik menandai bagian paling penting dari apa yang
sudah kita baca ini adalah salah satu tips belajar paling sederhana dan banyak dipakai.
Baca teks dengan komprehensif terlebih dahulu, kemudian tandai kata-kata kunci
atau kalimat utama. Dengan begitu, kita bisa mengolah informasi tersebut dengan
kata-kata sendiri saat dibutuhkan.
2.
Buatlah catatan :Pada dasarnya tujuan mencatat adalah untuk meringkas
bahan kuliah atau artikel dalam kata-kata sendiri, sehingga dapat dengan
mudah mengingat hasil pemikiran yang ditulis. Kuncinya adalah
meringkas konten secepat mungkin sementara tidak meninggalkan
informasi yang penting. Kita bisa membuat catatan di secarik kertas, di
bagian belakang buku teks atau menggunakan smartphone.
3.
Pemetaan pikiran : Keuntungan dari pemetaan pikiran atau mind map
adalah kita dapat menghemat banyak waktu belajar dan lebih memperkuat
pengetahuan untuk ujian. Peta pikiran adalah alat yang sangat serbaguna.
Ia dapat digunakan untuk berdebat, menguraikan esai atau topik penelitian
dan untuk persiapan ujian umum. Bila sudah terbiasa, kemampuan kita
dalam membuat peta pikiran akan semakin cepat dan mudah, sehingga
metode ini akan menjadi alat yang ideal untuk menghadapi ujian.
4.
Studi Kasus :Studi kasus dapat membantu kita memvisualisasikan teori
dan menempatkannya dalam konteks yang lebih familiar dan realistis.
Studi kasus biasa digunakan untuk memahami implikasi dari beberapa
teori. Hal ini sangat berguna dalam mata pelajaran bisnis atau hukum.
Dengan cara ini kita dapat lebih memahami penerapan teori dan apakah
teori itu benar-benar menyatakan tesis.
5.
Brainstorming : Ini adalah teknik belajar lain yang ideal untuk dilakukan
bersama teman-teman atau teman sekelas.Brainstorming adalah cara yang
bagus untuk memperluas setiap ide yang mungkin keluar dari topik apa
pun. Tidak ada jawaban yang salah saat melakukan brainstorming, yang
dilakukan hanya berargumen dan menangkap ide-ide, sehingga kita dapat
meninjau jawaban-jawaban itu sesudahnya.
6.
Mengatur waktu belajar :Proses belajar akan lebih tertata dengan jadwal
belajar. Jadwal studi memberikan kita gambaran waktu dan tujuan yang
harus dicapai. Banyak aplikasionlinegratis yang berguna untuk mengatur
jadwal belajar menjadi jauh lebih mudah.
7.
Menggambar :Banyak orang merasa lebih mudah untuk mengingat
gambar daripada teks. Itulah sebabnya mereka lebih mampu menghafal
konsep jika diilustrasikan dengan foto atau gambar.
3.3 Contoh Kasus Di Bidang Perbankan
Kasus Emas Palsu, BRI Ajukan Banding
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dihukum membayar ganti rugi kepada salah
satu nasabahnya, Ratna Dewi sebesar Rp 37 miliar.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan BRI terbukti melakukan perbuatan
melawan hukum atas sengketa jaminan kredit berupa logam mulia 59 Kilogram.
Putusan yang dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Suprapto, Rabu (2/10) itu
memerintahkan membayar ganti rugi materiil sebesar Rp31.860.000 dan imateriil
sebesar Rp5 miliar.
Selain itu, pengadilan memerintahkan BRI harus menunda pelaksanaan proses kredit
termasuk pembayaran angsuran, bunga dan segala yang berkaitan pelaksanaan dari
Akta Perjanjian Suplesi dan Perjanjian Jangka Waktu Kredit Modal Kerja, Akta
Nomor 42 tertanggal 27 Juli 2012 dan Akta Jaminan gadai Nomor 43 tanggal 27 Juli
2012.
Atas putusan ini, BRI langsung menyatakan banding ke Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta. "Kami bersama tim kuasa hukum akan memanfaatkan upaya hukum yang
tersedia dalam hal ini mengajukan banding," kata corporate secretary BRI,
Muhammad Ali, Kamis (3/10/2013).
Ali menegaskan pihaknya akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk
menyusun memori banding. "Kami punya waktu pengajuan selama 14 hari. Ini kita
manfaatkan untuk menyusun pertimbangan," ujarnya.
Sementara itu, Partahi Sihombing selaku kuasa hukum Ratna Dewi mengaku
menghormati langkah hukum BRI. Pihaknya pun sudah siap meladeni upaya banding
BRI. "Kami akan sampaikan kontra memori banding," katanya.
Meski demikian, Partahi menilai upaya banding ini tidak lain langkah BRI untuk
menunda-nunda putusan. Padahal, BRI sudah terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum. "Sudah jangan lama-lama, walaupun putusan ini di tingkat pertama,"
jelasnya.
Selain itu, putusan perdata ini memperkuat proses pidana yang menyeret beberapa
pimpinan BRI sehubungan perubahan fisik emas milik Ratna Dewi. "Ini berhubungan
nama baik BRI. Emasnya berubah menjadi emas palsu," katanya.
Sebelumnya, nasabah Ratna Dewi mengajukan gugatan perdata terhadap BRI ke PN
Jakarta Selatan dengan Nomor Perkara : 187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel. Pihaknya
menyeret kantor pusat BRI selaku tergugat I dan BRI Wilayah II Jakarta selaku
tergugat 2.
Awalnya Ratna Dewi yang menginvestasikan logam mulia seberat 59 kilogram
senilai Rp32 miliar dalam bentuk "safety box" sebagai jaminan gadai pinjaman pada
BRI. Ratna Dewi berencana memindahkan kreditnya ke bank lain, namun pimpinan
BRI Wilayah 2 Jakarta mempertahankan dan menyuruh mengajukan permohonan
kredit tambahan.
BRI menyetujui permohonan kredit ta
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Informasi dan Proses Bisnis ini. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Rismayani S.Kom M.T selaku Dosen Informasi dan Proses Bisnis yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan mengenai pembahasan tentang analisa proses bisnis di bidang
transportasi, pendidikan, restaurant, dan perbankan
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diinginkan sehingga kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Makassar 2 Juni 2017
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala hormat kami penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
Ibu Rismayani,S.Kom,M.T selaku Dosen pada mata kuliah ini yang
telah memberi arahan dan bimbingan kepada kami.
Pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Serta semua teman-teman STMIK DIPANEGARA MAKASSAR kelas
F (Sistem Informasi).
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................
.........................i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang........................................................................
............1
1.2 Tujuan Analisa Proses
Bisnis…….....................................................2
1.3 Rumusan
masalah……...................................................................
....3
1.4 Tujuan............................................................................
.....................3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perusahaan
Transportasi...................................................................
.4
2.1 Profil
Perusahaan....................................................................
..4
2.2 Visi dan
Misi...........................................................................7
2.3
Produk............................................................................
..........8
2.4 Aset
Perusahaan....................................................................
...10
2.5 Struktur
Organisasi..................................................................11
2.6 Strategi PT. Kereta Api
Indonesia...........................................13
2.7
ANALISA.........................................................................
.......14
2.8 PERANGKAT
ANALISIS.....................................................16
B.
RESTORAN………….........................................................
............20
2.4
Profile.............................................................................
.........18
2.5 VISI DAN MISI
PERUSAHAAN…………………………..20
2.6 Marketing Mix Perusahaan KFC…...
………………………..20
2.7 Produk…...……………………………………………….
…..25
2.8 Struktur Organisasi……………………………………….
….25
2.10Analisi Eksternal
Perusahaan…………………………….….26
2.11Analisis SWOT…………………………….
………………...28
C.
Perbankan……………………………….……….…………….
…..30
2.12Profil BCA…….………………….……….……………..
…..30
2.13Visi Misi…………………………..……….…………….
…..30
2.14Produk…………………………..……….
……………….......31
2.15Struktur Organisasi……….……..……….…………….
….....32
2.16ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL………..
…......33
2.17ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk…..
….....................34
D.
Pendidikan…..
…..............................................................................38
2.18IFE Matrix…..
…................................................................ ....38
2.19EFE Matrix…..
…................................................................ ...38
2.20Competitive Profile
Matrix................................................ ....39
2.21Porter’s Five Forces Model Industry
Competition..................40
2.22
Strategi..........................................................................
..........42
2.23SWOT
Matrix.........................................................................46
BAB
III
CONTOH
KASUS....................................................................................48
3.1
Contoh
studi
kasus
di
bidang
transportasi.......................................48
3.2
Contoh studi kasus di bidang pendidikan
indonesia......... .......... ...49
3.3
Contoh
studi
kasus
di
bidang
perbankan………………………….51
3.4
Contoh studi kasus di bidang restorant
……………………….55
BAB IV PENUTUP
A.
B.
Kesimpulan...................................................................
...................62
Saran............................................................................
....................63
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makalah analisis proses bisnis memberikan
kita informasi mengenai bagaimana analisa yang
telah dilakukan tentang proses bisnis yang telah
dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam kurun
waktu tertentu.Dapat dikatakan bahwa analisa
proses bisnis ini sebuah usaha untuk muhasabah
atau mengoreksi keberadaan dari perusahaan itu
sendiri.
Muhasabah
adalah
kegiatan
melihat
dengan menyeluruh dan saksama pada diri
sendiri,
misalnya
adalah
manusia.
Proses
muhasabah ini digunakan untuk dapat menganali
sabagaimana
dan
apa
yang
sedang
dijalankan.Jika memang ditemukan hal yang baik
maka akan ditingkatkan dan di lain sisi, jika
memang
ada
hal
yang
kurang
baik
akan
berusaha untuk dicatat dan dibuat rencana untuk
membaliknya menjadi suatu hal yang baik. Di
dalam proses bisnis, memang sudah diluangkan
waktu dan periode untuk membuat sebuah
analisa akan proses bisnis yang telah dijalankan.
Proses bisnis adalah suatu rangkaian kegiatan
atau tugas yang dijalankan di dalam sebuah
institusi produksi tertentu yang memiliki tujuan
untuk menghasilkan input baik berupa barang
ataupun jasa yang nantinya akan di distribusikan
kepada
konsumen.Tentunya,
menjalankan
perusahaan
proses
akan
bisnis
memiliki
di
dalam
ini,
sebuah
rencana
kerja.
Kemudian rencana ini akan dijalankan dan pada
kurun waktu tertentu akan di analisa bagaimana
penjalanan atau penerapan rencana yang telah
dijalankan.Yang
menjadi
subjek
dari
proses
analisa yang dilakukan adalah dari pihak internal
perusahaan
seperti
seluruh
pihak
di
dalam
perusahaan serta input yang dihasilkan dan
pihak
eksternal
perusahaan
konsumen.
Tujuan Analisa Proses Bisnis
seperti
para
Semua
aspek
tujuan.Begitu
bisnis
juga
tentu
saja
dengan
harus
proses
ada
bisnis.
Tentunya di dalam melakukan analisa proses
bisnis ini akan diharapkan terwujudnya beberapa
hal yang menjadi tujuan dari perusahaan. Tujuan
tersebut yang tercantum di dalam makalah
analisis proses bisnis adalah:
1. Mengetahui bagaimana keadaan di dalam diri
konsumen. Tentunya, di setiap waktu akan
terjadi perubahan oleh konsumen. Dengan
mengetahui hal ini maka akan dapat untuk
disesuaikan
dengan
proses
bisnis
yang
dijalankan.
2. Mengetahui efektifitas proses bisnis. Proses
bisnis yang dijalankan haruslah dapat untuk
mencapai tujuanya itu diterimanya input
yang dihasilkan oleh konsumen yang ada di
pasar.
Maka
dari
itu,
perusahaan
harus
mampu untuk mengetahui hal ini.
Itu lah beberapa pembahasan yang ada di dalam
makalah analisis proses bisnis yang ada. Semoga
informasi ini dapat menambah wawasan bisnis
Anda.
1.2
Rumusan masalah
Menganalisis proses bisnis pada :
Perusahaan transportasi
1.3 Tujuan
Melalui
makalah
ini
diharapkan
dapat
memperluas
wawasan/pengetahuan tentang Analisis proses bisnis pada
perusahaan.
BAB 2
PENDAHULUAN
A. Perusahaan Transportasi
1.4
Profil Perusahaan
Kehadiran
kereta
api
di
Indonesia
ditandai
dengan pencangkulan pertama pembangunan
jalan kereta api di desa Kemijen Jum’at tanggal
17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele.
Pembangunan
diprakarsai
oleh
“Naamlooze
Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir.
J.P
de
Bordes
dari
Kemijen
menuju
desa
Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm.
Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada
Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan
perusahaan
swasta,
NV.
NISM
membangun jalan KA antara Kemijen hingga
Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10
Februari
1870
dapat
menghubungkan
kota
Semarang hingga Surakarta sepanjang (110 Km),
akhir-nya
mendorong
minat
investor
untuk
membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak
mengherankan,
kalau
pertumbuhan
panjang
jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh dengan
pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870
menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km,
tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun
1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga
dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886),
Sumatera
Barat
(1891),
Sumatera
Selatan
(1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah
dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara
Makasar
dilakukan
–
Takalar,
tanggal
Ujungpandang
diselesaikan.
–
yang
1
Juli
Maros
Sedangkan
pengoperasiannya
1923,
sisanya
belum
sempat
di
Kalimantan,
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA
Pontianak
–
Sambas
(220
Km)
sudah
diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan
Lombok,
juga
pernah
dilakukan
studi
pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di
Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada
tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910
km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan
karena dibongkar semasa pendudukan Jepang
dan diangkut ke Burma untuk pembangunan
jalan KA disana.
Jenis jalan rel kereta api di Indonesia semula
dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750
mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas
cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar
semasa
pendudukan
Jepang
(1942
–
1943)
sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang
dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83
km antara Bayah hingga Cikara dan 220 km
antara
Muaro
hingga
Pekanbaru.
Ironisnya,
dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api
Muaro
–
Pekanbaru
diprogramkan
pembangunannya
selama
memperkerjakan
27.500
diantaranya
adalah
15
bulan
orang,
Romusha.
selesai
yang
25.000
Jalan
yang
melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai
yang deras arusnya ini, banyak menelan korban
yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro –
Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan
pada
tanggal
17
Agustus
1945,
karyawan
perusahaan kereta api yang tergabung dalam
“Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil
alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28
September 1945, pembacaan pernyataan sikap
oleh
Ismangil
dan
sejumlah
anggota
AMKA
lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28
September
1945
kekuasaan
perkeretaapian
berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang
tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan
urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang
melandasi ditetapkannya 28 September 1945
sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta
dibentuknya
“Djawatan
Kereta
Api
Republik
Indonesia” (DKARI).
1.5
Visi dan Misi
Visi Perusahaan :
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik
yang
fokus
pada pelayanan
pelanggan
dan
perkeretaapian
dan
memenuhi harapan stakeholders.
Misi Perusahaan :
Menyelenggarakan
bisnis
usaha
bisnis
dan
memberikan
penunjangnya,
model
nilai
stakeholders
berdasarkan
bisnis
organisasi
tambah
dan
4
melalui
pilar
terbaik
yang
kelestarian
utama
praktek
:
tinggi
untuk
bagi
lingkungan
keselamatan,
ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
1.6
PT
Produk
Kereta
Api
Indonesia
memiliki
beberapa
produk unggulan, yaitu :
1) Kereta Api Penumpang
Yang terbagi menjadi 3 kelas ( Eksekutif, Bisnis
dan Ekonomi)
2) Kereta Wisata
Untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api
(Persero) memberikan pelayanan carter kereta
khusus wisata juga berbagai keperluan seperti :
rapat, pesta pernikahan, ulang tahun, dsb di atas
Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
3)
Kereta Barang
Kereta api khusus yang disesuaikan dengan
spesifikasi produk, yang mana PT. Kereta Api
(Persero)
memiliki
gerbong
yang
digunakan
untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil, BBM, Peti
Kemas, Parcel BHP, Over Night Service, Semen.
4)
Pengusahaan Aset
Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan
Barang,
PT.
memberdayakan
dikomersialkan
Kereta
Api
(Persero)
aset
non
produksi
ke
pihak
juga
untuk
eksternal.Beberapa
produk persewaan aset non produksi adalah
sebagai berikut :
Wilayah stasiun dan sarana :
Persewaan Gudang
Persewaan gedung/ ruangan untuk Retail,
Restaurant, Mini Market, Bookstrore, health
centre, ATM dll
Periklanan di lingkungan stasiun (Billboard,
TV Iklan, Iklan Megatron dll)
Perparkiran (Parkir umum,
Parkir Inap, dan Parkir moda transportasi lain)
Persewaan Kereta Makan
Periklanan di kereta (bodyprinting, iklan
interior, iklan TV dll)
Parkir
Taxi,
Wilayah
Right of
Way (ROW) yaitu
lahan
sepanjang kiri kanan jalur kereta api dan lahan
diluar stasiun :
Persewaan lahan ROW untuk utilitas: kabel
listrik,
kabel
telekomunikasi,
baik
yang
ditanam/di atas maupun crossing.
Periklanan di sepanjang ROW, perlintasan
kereta api, jembatan (flyover kereta api) dan di
lahan kereta api yang lain.
Persewaan tanah untuk usaha
Persewaan Gudang
Persewaan Gedung/Bangunan
Persewaan Tower
1.7
Aset Perusahaan
PT. Kereta Api Indonesia memiliki harta lancar
dan harta tetap, adapun asset bergerak di luar
kendaraan dinas yaitu :
Tabel 1
Harta Lancar
PT Kereta Api Indonesia Tahun per Tahun
2009
Sedangkan Harta Tetap Non Produksi diluar
bangunan yang telah jadi atau rumah dinas yang
diurai menjadi :
1.8
Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Kereta Api (Persero)
di tingkat Pusat terdapat Board of Directors
terdiri
dari
seorang
Direktur
Utama
dan
5
Direktur lainnya, yang mengepalai Direktorat.
Dimana setiap Direktorat dibantu oleh beberapa
Kepala Sub Direktorat atau Kepala Bidang.
Selain itu, juga terdapat dua Pusat, yaitu
Pusat Keselamatan & Manajemen Resiko dan
Pusat Perencanaan & Pengembangan, serta tiga
Divisi Tingkat Pusat, yaitu Divisi Sarana, Divisi
Pelatihan dan Divisi Properti.
Sedangkan di tingkat Daerah, terdapat 9
Daerah Operasi (DAOP) di Jawa serta 3 Divisi
Regional (DIVRE) Selain itu, PT Kereta Api juga
memiliki 3 Anak Perusahaan, yaitu PT Reska, PT
Railink dan PT. KA Komuter JABODETABEK.
Struktur Organisasi
PT Kereta Api Indonesia
2.6
Strategi PT. Kereta Api Indonesia
Tiga sasaran utama yang dikembangkan PT
Kereta
Api
dalam
upaya
penerapan
Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi, yaitu :
Memperbaiki efisiensi kerja dengan
melakukan otomasi berbagai proses yang
mengelola informasi.
Meningkatkan keefektifan manajemen
dengan memuaskan kebutuhan informasi
guna pengambilan keputusan.
Memperbaiki daya saing atau
meningkatkan keunggulan kompetitif
organisasi dengan merubah gaya dan cara
bertransaksi
2.7
ANALISA
A. Analisa Produk Layanan Ticketing
PT Kereta Api Indonesia memiliki beberapa
produk layanan dalam hal ticketing, diantaranya :
1. Pembelian ticket di setiap counter stasiun
2. Pembelian ticket di travel agent (untuk kelas
Eksekutif)
3. Pembelian ticket melalui Call Center
4. Pembelian ticket secara online
5. Pembelian ticket melalui ATM
Permasalahan yang dihadapi PT. Kereta Api
Indonesia saat ini tidak mudah diselesaikan. PT.
Kereta Api Indonesia menghadapi permasalahan
yang serius akibat terjadinya berbagai akumulasi
permasalahan baik dari dalam maupun luar
sistem. Selain itu PT. Kereta Api Indonesia juga
menghadapi
berbagai
tantangan
perubahan
lingkungan eksternal yang berkembang semakin
kompleks dan berlangsung cepat. Di sisi lain,
pesatnya perubahan lingkungan eksternal dan
perkembangan global baik dari aspek teknologi,
ekonomi, sistem informasi, dan desentralisasi,
menyebabkan
semakin
tingginya
tuntutan
terhadap akuntabilitas, efisiensi dan kualitas
pelayanan. Masalah kelembagaan yang dihadapi
PT. Kereta Api Indonesia terutama pada sistem
birokrasi
diantaranya
banyaknya
instansi
pemerintahan yang terlibat. Dari aspek finansial
dan ekonomi, masalah PT. Kereta Api Indonesia
umumnya
sama
yang
dihadapi
oleh
sistem
perkeretaapian negara lain. Kendala tersebut
pada umumnya terdiri dari defisit pendanaan,
kebutuhan subsidi yang semakin besar, serta
kebutuhan biaya investasi yang besar.
B. Analisa Kompetitor
Pada dasarnya
strategi
itu
dibuat karena
adanya pesaing. Tujuan dari dikembangkannya
teknologi informasi adalah untuk meningkatkan
kinerja perusahaan sehingga dapat menghasilkan
produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik,
dan lebih cepat dibandingkan dengan produk
atau jasa yang dihasilkan kompetitor. Sehingga
jelas bahwa tujuan diadakannya analisa terhadap
para
pesaing
bisnis
adalah
untuk
melihat
seberapa murah, seberapa baik, dan seberapa
cepat
produk
dan
jasa
yang
ditawarkan
perusahaan lain sehingga hal tersebut dapat
menjadi patokan target dari PT. Kereta Api
Indonesia.
Pesaing
transportasi
PT.
Kereta
masal,
Api
dari
kecepatan,
sisi
moda
kenyamanan,
pelayanan dan ketepatan waktu, yaitu :
2.8
Bis Antar Kota Antar Provinsi
Mobil Sewaan
Pesawat Terbang
PERANGKAT ANALISIS
A. Analisis SWOT
Pemindaian internal dan lingkungan eksternal
merupakan
bagian
penting
dari
proses
perencanaan strategis. Faktor-faktor lingkungan
internal
perusahaan
diklasifikasikan
biasanya
sebagai
kekuatan
dapat
atau
kelemahan, dan bagian luar dari perusahaan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
peluang
atau
ancaman.
Analisis
lingkungan
strategis
ini
disebut sebagai analisis SWOT.
Para analisis SWOT memberikan informasi dan
membantu perusahaan dalam mengolah sumber
daya dan kemampuan untuk lingkungan yang
kompetitif
di
mana
demikian,
perumusan
ia
beroperasi.
strategi
Dengan
dan
seleksi
sangatlah penting. Diagram berikut menunjukkan
bagaimana analisis SWOT tepat sebagai alat
pindai lingkungan.
Strength (Kekuatan)
Sudah berbentuk PT, dan bukan PERUMKA lagi,
artinya
di
seharusnya
sini
PT.
sudah
Kereta
Api
lebih
Indonesia
profesional
dibandingkan sewaktu PERUMKA dulu
Monopoli di bidang Perkeretaapian
Milik Pemerintah
Jaringan Jalan Akses yang Luas
Memiliki sarana yang tidak dimiliki oleh
kompetitor lain
Memiliki prasarana sinyal, telekomunikasi
dan listrik yang tergolong baik
Memiliki
aset
PEMERINTAH,
lain
TANAH
berupa TANAH
PT.
KA,
TANAH
POTENSIAL, TANAH TERKELOLA
Biaya transportasi murah, relatif cepat dan
bebas macet
WEAKNESS (Kelemahan)
Budaya kerja masih ada turunan dari
budaya kerja Perumka, sehingga belum
begitu professional
Informasi
dan
sosialisasi
masyarakat
tentang
produk
kepada
dan
jasa
layanan PT.KAI
SDM kurang profesional, struktur pegawai
dari tingkat pendidikan masih banyak yang
berlatar belakang SD
Masih ada
kereta api tua yang masih
beroperasi menjadikan rawan kecelakaan
Manajemen tidak professional
Fasilitas layanan yang kurang memadai
Kurangnya tempat akses untuk pembelian
tiket kerata api
Kesan negatif tentang restorasi kerata api
Tidak adanya jaminan ketepatan waktu
B. Perusahaan Restoran
2.4
PT
Profile
Fastfood
Indonesia
Tbk.
adalah
pemilik
tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh
Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak
pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk
Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran
pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan
Melawai, Jakarta, dan telah memperoleh sukses.
Kesuksesan outlet ini kemudian diikuti dengan
pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta
dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota
besar lain di Indonesia, antara lain Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan
Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam
pengembangan merek menjadikan KFC sebagai
bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan
dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang
saham
utama
telah
meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan
pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di
Bursa
Efek
semakin
Jakarta
sebagai
mendorong
langkah
untuk
pertumbuhannya.
Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini
adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8%
kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan
35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim
Group;
sementara
didistribusikan
saham
kepada
minoritas
Publik
dan
(20,4%)
Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari
Yum! Restaurants International (YRI), sebuah
badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah
perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga
pemilik waralaba dari empat merek ternama
lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan
Long John Silvers. Lima merek yang bernaung
dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah
memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food
chain terbesar dan terbaik di dunia dalam
memberikan berbagai pilihan restoran ternama,
sehingga memastikan kepemimpinannya dalam
bisnis multi-branding. Untuk kategori produk
daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
2.5
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
1.
Visi Perusahaan
“Mempertahankan kepemimpinan KFC dalam
industry
restoran
cepat
saji
dan
selalu
menjadibrand Nomor 1”
2.
Misi Perusahaan
“Memperkokoh citra brand KFC dengan strategistrategi dan ide-ide yang inovatif, meningkatkan
suasana bersantap yang tak terlupakan dengan
terus
memberikan
produk,
layanan,
serta
fasilitas restoran.”
2.6
Marketing Mix Perusahaan KFC
1. Product
Produk yang dijelaskan pada perusahaan KFC
merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan pada
pasar untuk kepuasan yang diinginkan atau
dibutuhkan. Keutaman pada perusahaan ini
adalah produk penjualan ayam goreng yang
ditawarkan dalam berbagai bentuk. Produk
utama
KFC
adalah
bagaimana
cara
penggorengan yang digoreng sesuai dengan
resep asli. Dan menawarkan extra crispy yang
menggunakan
melumuri
bumbu
bumbu
bawang
pada
ayam
putih
serta
sebelum
di
goreng pada standar mesin industry dapur
KFC.
Posisi pasar KFC menggunakan atribut
untuk
positioning
produk
(ayam
goreng)
benteng produk untuk menempati tempat
yang
jelas,
khas
dan
diinginkan
relatif
terhadap produk bersaing dalam benak target
konsumen "di kfc umpan balik diambil dari
pelanggan
untuk
pelanggan
dan
mengetahui
kemudian
permintaan
perbaikan
yang
dibuat dalam produk”. KFC berfokus pada
makanan yang murni dan segar dalam rangka
menciptakan posisi yang berbeda dan jelas
dalam pikiran pelanggan kfc memiliki nama
merek yang kuat dan mereka memimpin pasar
dalam ayam goreng.
Produk-produk
KFC
dikategorikan
dalam
beberapa kategori, yaitu sesuai waktu, harga ,
cemilan, ataupun makan besar. Salah satu
contoh produk KFC adalah paket Goceng :
*paket ini diperuntukan untuk pelajar sehingga
paket ini di buat dengan harga Rp 5000 agar
dapat di jangkau oleh para pelajar
2. Price
Harga
adalah
jumlah
uang
yang
setiap
pelanggan harus membayar saat membeli
produk. lebih luas, harga adalah jumlah dari
semua nilai-nilai yang konsumen pertukaran
untuk manfaat memiliki atau menggunakan
produk atau jasa. Faktor demografis:
usia; pada umumnya tidak ada batas usia
fokus oleh kfc. Target dan fokus pada
setiap
individu
dalam
suatu
society.
KFC menemukan demografis terbesar di
setiap masyarakat muda.
gender: baik laki-laki dan perempuan
yang difokuskan oleh kfc, jenis kelamin
tidak memainkan peran apa pun di sini.
Ukuran rumah tangga, ini memainkan
peran penting dalam faktor demografi
kfc.
Umumnya
mereka
menargetkan
seluruh keluarga bukan orang tunggal. Ini
menjadi alasan untuk makan keluarga
mereka
yang
pada
dibundel
disajikan
yang lebih murah.
di
dasarnya
tingkat
item
nominal
2.7
Produk
Gambar Produk KFC
2.8
Struktur Organisasi
2.9
Strategi Pemasaran
Berikut beberapa strategi pemasaran KFC :
• Kesempurnaan resep masakan
• Fasilitas yang lengkap
• Pemilihan Lokasi
• Strategi harga
• Partnership dengan perusahaan lainnya
2.10
1.
Analisi Eksternal Perusahaan
Perumusan Strategi (Analisa SWOT)
A. Kekuatan
1. Sebagai pelopor penyedia makanan cepat
saji.
2. Memiliki cabang di seluruh
Indonesia,sehingga daerah pemasarannya
cukup luas.
3. Memiliki manajemen produksi yang cukup
baik.
4. Memiliki brand resmi yang terkenal di
seluruh dunia.
5. Pelayanan yang cepat dan ramah.
6. Disukai oleh banyak kalangan
masyarakat.
7. Rasa yang khas dan lezat.
8. Dibuat dari ayam kualitas terbaik.
B. Kelemahan
1. Harga yang kurang terjangkau bagi
kalangan masyarakat bawah.
2. Kurang memperhatikan nilai gizi.
C. Peluang
1. Mengembangkan jenis varian yang
lain,antara lain dalam bentuk penyajian
dan rasa yang baru.
2. Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa
menjadi pemasukan dari menjual brand
dan sistem manajemennya.
D. Ancaman
1. Banyak pesaing lain yang menciptakan
jenis makanan cepat saji lain seperti
burger,pizza,dll.
2. Kelangkaan bahan baku ayam
berkualitas.
3. Masyarakat merasa takut
mengkonsumsi ayam akibat
merebaknya virus flu burung.
4. Banyak masyarakat yang beralih ke
jenis makanan yang lebih sehat dan
mulai meninggalkan mengkonsumsi
“junk food”.
5. Pedagang kaki lima yang menjual fried
chicken dengan harga yang lebih
terjangkau.
6. Banyak bermunculan produk tepung
bumbu ayam goreng yang
memungkinkan masayarakat lebih suka
membuat fried chicken sendiri daripada
membeli.
2.11
Analisis SWOT
A. Strength (Kekuatan)
1.
saji.
Sebagai pelopor penyedia makanan cepat
2.
Memiliki
Indonesia,sehingga
cabang
daerah
di
seluruh
pemasarannya
cukup luas.
3.
Memiliki manajemen produksi yang cukup
baik.
4.
Memiliki brand resmi yang terkenal di
seluruh dunia.
5.
Pelayanan yang cepat dan ramah.
6.
Disukai oleh banyak kalangan masyarakat.
7.
Rasa yang khas dan lezat.
8.
Dibuat dari ayam kualitas terbaik.
B. Weakness (Kelemahan)
1.
Harga
yang
kurang
terjangkau
bagi
kalangan masyarakat bawah.
2.
Kurang memperhatikan nilai gizi.
C. Opportunity (Peluang)
1.
Mengembangkan jenis varian yang
lain,antara lain dalam bentuk penyajian dan
rasa yang baru.
2.
Bisa dijadikan bisnis waralaba yang bisa
menjadi pemasukan dari menjual brand dan
sistem manajemennya.
D. Threat (Ancaman)
1.
Banyak pesaing lain yang menciptakan
jenis
makanan
cepat
saji
lain
seperti
burger,pizza,dll.
2.
3.
Kelangkaan bahan baku ayam berkualitas.
Masyarakat merasa takut mengkonsumsi
ayam akibat merebaknya virus flu burung.
4.
Banyak masyarakat yang beralih ke jenis
makanan
yang
lebih
sehat
dan
mulai
meninggalkan mengkonsumsi “junk food”.
5.
Pedagang kaki lima yang menjual fried
chicken dengan harga yang lebih terjangkau.
6.
Banyak bermunculan produk tepung
bumbu
ayam
goreng
yang
memungkinkan
masayarakat lebih suka membuat fried chicken
sendiri daripada membeli.
C.
Perbankan
2.12
Profil BCA
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21
Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia
NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya
itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada
keseluruhan sistem perbankan di Indonesia.
2.13
Visi Misi
VISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang
berperan sebagai pilar penting perekonomian
Indonesia
MISI
•
Membangun
institusi
yang
unggul
di
bidang penyelesaian pembayaran dan solusi
keuangan
bagi
nasabah
bisnis
dan
perseorangan
•
Memahami beragam kebutuhan nasabah
dan memberikan layanan finansial yang tepat
demi
tercapainya
kepuasan
optimal
bagi
nasabah
•
Meningkatkan
nilai
francais
dan
stakeholder BCA
2.14
Produk
Kredit Pemilikan Rumah BCA (KPR BCA)
Kredit Pemilikan Rumah Xtra (KPR BCA Xtra)
Refinancing
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA BCA)
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB BCA)
Kredit Sepeda Motor (KSM BCA)
nilai
2.15
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK
2.16
ANALISIS
INTERNAL
DAN
EKSTERNAL
PERUSAHAAN
Kerja keras, kebijakan, pengelolaan yang baik,
komitmen dan peraturan kepada regulasi membawa
BCA menjadi Bank dengan prestasi dan reputasi yang
membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal
sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan
mendapat nilai bagus dari berbagai pihak sebagai
institusi finansial yang dikelola secara profesional. Hal ini
terbukti dari berbagai penghargaan yang diterima oleh
BCA, antara lain :
1. Best Domestic Bank Indonesia
2. The Biggest Profitable Bank
3. Best CEO, dll
Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas BCA
tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable
dengan keuangan yang sehat dan nilai asset yang terus
bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik.
2.17
ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk
Kekuatan (Strength) :
1.
Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung
national
payment
systemyang
sulit
tersaingi
oleh
kompetitornya.
2.
Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan
melakukan proses edukasi sistematis dalam pemakaian
layanan ATM dan internet banking.
3.
Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank –
bank pesaingnya bukan hanya di produk layanan, tetapi
untuk penambahan jenis electronic delevery channel nya
menjadi benchmark bagi para pesaing.
4.
BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar
negeri sebagai bank yang selalu mengambil keputusan tepat
dalam pemilihan teknologi dan waktu penerapannya.
5.
Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu
mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan nasional dan
internasional ;
6.
Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih baik dan
berorientasi pada pelayanan bagi nasabah
7.
Rangkaian produk dan jasa yang inovatif dan
memenuhi kebutuhan yang aktual .
8.
9.
Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat .
Upaya yang terus-menerus dalam mempertahankan
tingkat pengamanan perbankan yang paling tinggi .
10. Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang
pembantu di seluruh Indonesia ;
Kelemahan (Weakness):
Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau
kendala-kendala yang menyebabkan perusahaan sulit untuk
berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya.
Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama
dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya
tenaga kerja yang tidak terampil, tidak cukupnya modal
usaha, dan kapasitas mesin yang tidak memadai.
Kelemahan pada Bank BCA yaitu :
1.
Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti
perkembangan
teknologi
informasi
masih
perlu
disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan
dari para nasabah.
2.
Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada
korporasi perusahaan menengah keatas, sehingga sangat
rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim
ekonomi sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang
fluktuatif.
3.
BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian
masyarakat
Indonesia
yang
mampu
mengakomodasi
sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan.
Kesempatan (Opportunity):
1.
Sejalan
dengan
tekad
pemerintah
yang
terus
mengembangkan perekonomian Indonesia
2. Pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi
perbankan
bagi
masyarakat,
memungkinkan
dunia
perbankan bertarung secara kompetitif untuk berebut
nasabah.
3. Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif,
merupakan salah satu peluang yang perlu dicermati untuk
meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan
kualitas pelayanan bagi nasabah.
4. Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat
mendukung
komitmen
BCA
untuk
mempermudah
pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.
Hambatan (Threat) :
1.
Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan
tingkat
persaingan
yang
tinggi
ditengah
kondisi
perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat
inflasi yang cukup tinggi.
2.
Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan
yang simple dan menawarkan berbagai macam fleksibilitas
serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan.
3.
Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat
masyarakat untuk menyimpan uang di bank.
D.
Pendidikan
2.18
IFE Matrix
IFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
internal perusahaan. Dalam hal ini faktor internal termasuk
kepada
persoalan
production,
management,
research
&
finance,
marketing,
development,
dan
managementinformationsystem (MIS). Faktor-faktor internal
ini yang selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor
tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan dalam suatu
perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam IFE Matrix
mengindikasikan
sebagai
kekuatan
dan
kelemahan
perusahaan.
2.19
EFE Matrix
EFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-
faktor eksternal perusahaan. Dalam hal ini faktor eksternal
termasuk kepada persoalan demographic, social, cultural,
political,
governmental,
environmental,
technological,
economic, dan competitive. Faktor-faktor eksternal ini yang
selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor tersebut
dapat menjadi peluang atau menjadi ancaman bagi
perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam EFE Matrix
mengindikasikan apakahperusahaan sudah responsif terhadap
faktor eksternal atau belum.
2.20
Competitive Profile Matrix
Adalah matriks yang dibuat untuk mengidentifikasi
pesaing utama perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan
mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari
perusahaan.
Dalam
CPM,
analisa
dilakukan
secara
keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.
Hal ini berbeda dengan penilaian kondisi internal dan
eksternal perusahaan melalui IFE dan EFE Matrix dimana
masing-masing hanya manganalisa faktor internal dan
eksternal saja. Terdapat komponen penting yang ada dalam
CPM yaitu criticalsuccessfactors (CSF). CSF atau faktor
penentu keberhasilan adalah faktor-faktor terpenting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Faktor-faktor
tersebut digambarkan secara luas tanpa perlu memasukkan
data yang spesifik dan faktual. CSF yang memiliki peringkat
lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya menunjukkan
bahwa strategi perusahaan terhadap faktor-faktor penentu
keberhasilan tersebut telah berhasil dengan baik dan menjadi
kekuatan dalam perusahaan, dan berlaku sebaliknya jika
peringkat lebih rendah berarti strategi perusahaan dalam
mendukung faktor-faktor tersebut masih kurang atau menjadi
kelemahan dalam perusahaan.
2.21
Porter’s
Five
Forces
Model
Industry
Competition
Porter’sFiveForces
merupakan
analisis
yang
dikembangkan untuk memahami seperti apa kompetisi di
suatu bisnis yang dilihat berdasarkan 5 sudut padang yaitu:
a. Threatof new entrants
Atau disebut juga dengan ancaman dari perusahaan
baru. Merupakan analisis yang mengkaji tentang
seberapa besar tingkat kekuatan perusahaan baru
dalam hal mempengaruhi kompetisi di lingkungan
bisnisnya. Bisnis yang memiliki pasar yang besar
tentunya akan menarik banyak perusahaan baru untuk
ikut berkompetisi mendapatkan keuntungan.
b. Bargainingpower of buyers
Disebut
juga
dengan
daya
tawar
pelanggan,
merupakan analisis tentang kekuatan tawar pelanggan
pada suatu bisnis. Pasar dengan potensi pelanggan
yang rendah cenderung memiliki kendali yang relatif
lebih kuat terhadap pasar.
c. Bargainingpower of suppliers
Atau daya tawar oleh pemasok, merupakan analisis
untuk memahami tingkat kekuatan tawar pemasok
terhadap perusahaan. Berbeda dari daya tawar
pelanggan,
daya
tawar
pemasok
menganalisis
berbagai aspek terkait tingkat ketersediaan pasokan
yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi oleh
perusahaan.
d. Threatof substitute products and services
Merupakan suatu ancaman produk atau layanan jasa
pengganti. Produk baru dan layanan jasa baru akan
selalu muncul dan keberadaannya mampu membuat
pelanggan beralih merk. Seperti contoh penggantian
produk
komputer
desktop
dengan
munculnya
teknologi tablet.
e. Intensityof rivalry among competitors in an industry
Bertujuan
untuk
memahami
seberapa
ketatnya
persaingan bisnis. Faktor ini merupakan faktor utama
yang harus dipertimbangkan sebelum memasuki
persaingan dalam bisnis.
2.22
Strategi
a. Integrationstrategy
-
Forwardintegration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas
distributor atau pengecer.
-
Backwardintegration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas
pemasok perusahaan.
-
Horizontalintegration
Integrasi
yang
bertujuan
untuk
mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol akan
pesaing.
b. IntensiveStrategy
-
Marketpenetration
Bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar
produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran
yang lebih besar.
-
Market development
Market development melibatkan produk atau jasa
saat ini ke area geografi yang baru.
-
Product development
Adalah strategi yang mencari pengingkatan
penjualan
dengan
memperbaiki
atau
memodifikasi produk atau jasa saat ini.
c. DiversificationStrategy
-
Concentric diversification
Dijalankan dengan menambah produk baru yang
masih terkait dengan produk yang ada saat ini
baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi,
pemanfaatan
fasilitas
bersama,
ataupun
jaringan pemasaran yang sama.
-
Conglomerate diversification
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada
pasar baru yang tidak terkait dengan yang
ada saat ini.
-
Horizontal diversification
Adalah
strategi menambah
atau menciptakan produk baru yang tidak terkait
dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini
d. DefensiveStrategy
-
Retrenchment
Mengelompokkan ulang melalui pengurangan
asset dan biaya untuk mengembalikan penjualan
dan laba yang sudah menurun. Seperti dengan
melakukan
penjualan
tanah
dan
gedung,
mengurangi jumlah karyawan, dll.
-
Divestiture
Atau divestasi adalah keputusan yang diambil
untuk menjual atau membuang suatu divisi atau
bagian dari suatu organisasi. Divestasi dapat
menjadi
bagian
retrenchment
dari
untuk
keseluruhan
menyingkirkan
strategi
bisnis
perusahaan yang tidak menguntungkan, yang
membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang
tidak cocok dengan aktivitas perusahaan secara
keseluruhan.
-
Liquidation
Atau pengakuan atas kekalahan yang berakibat
kepada bangkrutnya perusahaan dalam aktivitas
bisnisnya.
e. Michael Porter’s GenericStrategy
-
Cost leadership
Adalah
berusaha
suatu
strategi
dimana
meningkatkan
perusahaan
keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan
harga antara produk-produknya dibandingkan
perusahaan lainya. Terdapat keadaan dimana
strategi ini akan lebih efektif jika diterapkan pada
target pelanggan yang tergolong sebagai yang
sensitif terhadap harga. Strategi ini dapat tercapai
dengan memiliki harga termurah pada segmen
pasar, maupun memiliki perbandingan harga
terhadap nilai produk yang paling rendah
(perbandingan antara harga dengan apa yang
diterima pelanggan).
-
Differentiation
Adalah
suatu
berusaha
strategi
dimana
meningkatkan
perusahaan
keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan
antara produk dari perusahaan dengan produkproduk dari perusahaan saingan. Ada juga
keadaan dimana strategi ini akan lebih baik
diterapkan jika target pelanggan merupakan
golongan-golongan yang tidak sensitif dengan
harga, pelanggan memiliki kebutuhan yang sangat
spesifik sehingga tidak dapat dipenuhi perusahaan
lainnya, dan sebagainya.
-
Focus
Adalah
suatu
strategi
yang
meningkatkan
keunggulan kompetitif dengan menerapkan kedua
strategi sebelumnya bukan pada pasar secara
umum, namun untuk segmen pasar yang lebih
kecil dan spesifik.
2.23
SWOT Matrix
Matriks SWOT adalah sebuah tools yang dapat
membantu perusahaan untuk mengambangkan 4 strategi yang
dilihat berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Keempat
strategi
tersebut
adalah
strategi
SO
(strengthsopportunities), strategi ST (strengths threats),
strategi WO (weaknesses opportunities), dan strategi WT
(weaknesses threats).
-
Strategi SO
Strategi ini akan memanfaatkan kekuatan internal
dari perusahaan untuk menarik keuntungan dari
adanya peluang eksternal.
-
Strategi ST
Strategi ST akan menggunakan kekuatan internal
sebuah perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak yang akan ditimbulkan dari
adanya ancaman eksternal.
-
Strategi WO
Strategi
ini
bertujuan
untuk
memperbaiki
kelemahan internal perusahaan dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
-
Strategi WT
Merupakan taktif defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman eksternal pada waktu yang bersamaan.
BAB III
Contoh Kasus
BAB III
CONTOH KASUS
3.1 Contoh Kasus Di Bidang Transportasi Uber vs GoJek
Persaingan Ketat Bisnis Transportasi Umum: Uber vs GoJekDua modus transportasi
baru bersaing ketat di metropolitan Jakarta. Uber dan GoJek menggoyang strategi
perusahaan-perusahaan lama yang sudah ada puluhan tahun.Bagi Taksi Uber yang
berhasil membahana di metropolitan Amerika dan Eropa, pasar Asia bukan medan
yang mudah. Persaingan bisnis transportasi umum sangat ketat. Kebanyakan lahan
bisnis dikuasai pemain domestik yang sudah lama beroperasi. Tapi persaingan paling
keras justru muncul dari bisnis gaya baru: GoJek."Ojek" adalah jasa transportasi yang
sudah ada dan hampir bisa disebut tradisional di Indonesia. GoJek menambahkan satu
dimensi baru: pelayanan prima. Para pengemudi GoJek mendapat seragam dan
mendapat pelatihan khusus untuk berhadapan dengan pelanggan. Dengan aplikasi
khusus untuk smartphone, GoJek memberi berbagai kemudahan bagi pelanggan,
tanpa perlu berlama-lama negosiasi tarif dengan pengemudi. Selain itu, GoJek
menuntut pengemudinya tampil rapih, dan menyediakan helm motor yang bersih dan
wangi.
Lebih mudah, lebih murah
Direktur Utama GoJek Sheran Gunasekera menerangkan, perusahaannya punya
kelebihan dibanding Taksi Uber, karena bisa melakukan pembayaran elektronik
melalui fasilitas mobile wallet electronic payment. Ini dilakukan, karena penggunaan
kartu kredit belum begitu umum.
Kondisi lalu lintas Jakarta yang selalu macet, membuat GoJek menjadi pilihan utama
bagi mereka yang mengejar waktu. Apalagi, pelayanganan GoJek dengan motor jauh
lebih murah daripada biaya taksi.
Lain negara, lain cara
Di Singapura, situasinya berbeda. Sebab pengaturan lalu lintas di metropolitan ini
jauh lebih teratur dibanding Jakarta. Apalagi, pemerintah Singapura membatasi
jumlah mobil yang ada di satu ruas jalan.
Untuk pasar Singapura, Taksi Uber terpaksa membeli mobil-mobil bekas, untuk
kemudian menyewakannya kepada pengemudi yang ingin masuk jaringan bisnisnya.
Jadi, perusahaan ini terjun juga ke bisnis penyewaan mobil atau car rental.
Adrian Lee, pendiri situs penyewaan mobil cars.sg mengatakan, tiga bulan lalu, Uber
sudah punya 300 kendaraan yang disewakan. Jumlah izu bisa bertambah dengan
cepat. Dalam dua atau tiga tahun mendatang, kata Adrian Lee, Uber bisa menjadi
perusahaan car rental Uber yang dinamakan Lion City Rentals bisa menjadi
perusahaan penyewaan mobil terbesar di Singapura.
3.2
Contoh Studi Kasus Di Bidang Pendidikan
Metode pembelajaran di Indonesia, lebih mengedepankan sisi teoritis (text
book) dibandingkan sisi aplikatif. Alhasil, para siswa lebih sering menghafal materi,
tanpa berusaha diajarkan dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Menurut saudara,
bagaimanakah metode pembelajaran yang yang seharusnya sehingga mampu
memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswanya?
Jawab;
Permasalahan teori belajar text book sebenarnya sudah menjadi kebiasaan umum
masyarakat Indonesia. Peserta didik dibiasakan untuk terus menghafal sudah menjadi
strategi pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Alasan keabsahan dan
ketepatan jawaban selalu menjadi senjata utama staf pengajar apabila dipertanyakan
permasalahan ini oleh peserta didik itu sendiri. Sistem peninggalan pendidikan
pondok pesantren berpuluh-puluh tahun ini dirasa sudah cukup kuno dan tidak sesuai
dengan kebutuhan pendidikan Indonesia) .Ketika sistem ini terus diterapkan,akan
menyebabkan pendeknya rentang waktu pemahaman peserta didik akan suatu materi,
peserta didik hanya menghafal tanpa adanya catatan cenderung hanya mengingat 30
detik- 1 jam saja. Sudah pasti akan menimbulkan opini bahwa anak tersebut terlihat
bodoh dan tidak mengerti apa apa.
Ridho Falah Adhi menyarankan 10 metode belajar efektif
dalam Okezone.com tanggal 13 Februari 2015, yang saya perkecil menjadi 7
poin.diantaranya adalah :
1.Menandai bagian penting : Teknik menandai bagian paling penting dari apa yang
sudah kita baca ini adalah salah satu tips belajar paling sederhana dan banyak dipakai.
Baca teks dengan komprehensif terlebih dahulu, kemudian tandai kata-kata kunci
atau kalimat utama. Dengan begitu, kita bisa mengolah informasi tersebut dengan
kata-kata sendiri saat dibutuhkan.
2.
Buatlah catatan :Pada dasarnya tujuan mencatat adalah untuk meringkas
bahan kuliah atau artikel dalam kata-kata sendiri, sehingga dapat dengan
mudah mengingat hasil pemikiran yang ditulis. Kuncinya adalah
meringkas konten secepat mungkin sementara tidak meninggalkan
informasi yang penting. Kita bisa membuat catatan di secarik kertas, di
bagian belakang buku teks atau menggunakan smartphone.
3.
Pemetaan pikiran : Keuntungan dari pemetaan pikiran atau mind map
adalah kita dapat menghemat banyak waktu belajar dan lebih memperkuat
pengetahuan untuk ujian. Peta pikiran adalah alat yang sangat serbaguna.
Ia dapat digunakan untuk berdebat, menguraikan esai atau topik penelitian
dan untuk persiapan ujian umum. Bila sudah terbiasa, kemampuan kita
dalam membuat peta pikiran akan semakin cepat dan mudah, sehingga
metode ini akan menjadi alat yang ideal untuk menghadapi ujian.
4.
Studi Kasus :Studi kasus dapat membantu kita memvisualisasikan teori
dan menempatkannya dalam konteks yang lebih familiar dan realistis.
Studi kasus biasa digunakan untuk memahami implikasi dari beberapa
teori. Hal ini sangat berguna dalam mata pelajaran bisnis atau hukum.
Dengan cara ini kita dapat lebih memahami penerapan teori dan apakah
teori itu benar-benar menyatakan tesis.
5.
Brainstorming : Ini adalah teknik belajar lain yang ideal untuk dilakukan
bersama teman-teman atau teman sekelas.Brainstorming adalah cara yang
bagus untuk memperluas setiap ide yang mungkin keluar dari topik apa
pun. Tidak ada jawaban yang salah saat melakukan brainstorming, yang
dilakukan hanya berargumen dan menangkap ide-ide, sehingga kita dapat
meninjau jawaban-jawaban itu sesudahnya.
6.
Mengatur waktu belajar :Proses belajar akan lebih tertata dengan jadwal
belajar. Jadwal studi memberikan kita gambaran waktu dan tujuan yang
harus dicapai. Banyak aplikasionlinegratis yang berguna untuk mengatur
jadwal belajar menjadi jauh lebih mudah.
7.
Menggambar :Banyak orang merasa lebih mudah untuk mengingat
gambar daripada teks. Itulah sebabnya mereka lebih mampu menghafal
konsep jika diilustrasikan dengan foto atau gambar.
3.3 Contoh Kasus Di Bidang Perbankan
Kasus Emas Palsu, BRI Ajukan Banding
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dihukum membayar ganti rugi kepada salah
satu nasabahnya, Ratna Dewi sebesar Rp 37 miliar.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan BRI terbukti melakukan perbuatan
melawan hukum atas sengketa jaminan kredit berupa logam mulia 59 Kilogram.
Putusan yang dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Suprapto, Rabu (2/10) itu
memerintahkan membayar ganti rugi materiil sebesar Rp31.860.000 dan imateriil
sebesar Rp5 miliar.
Selain itu, pengadilan memerintahkan BRI harus menunda pelaksanaan proses kredit
termasuk pembayaran angsuran, bunga dan segala yang berkaitan pelaksanaan dari
Akta Perjanjian Suplesi dan Perjanjian Jangka Waktu Kredit Modal Kerja, Akta
Nomor 42 tertanggal 27 Juli 2012 dan Akta Jaminan gadai Nomor 43 tanggal 27 Juli
2012.
Atas putusan ini, BRI langsung menyatakan banding ke Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta. "Kami bersama tim kuasa hukum akan memanfaatkan upaya hukum yang
tersedia dalam hal ini mengajukan banding," kata corporate secretary BRI,
Muhammad Ali, Kamis (3/10/2013).
Ali menegaskan pihaknya akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk
menyusun memori banding. "Kami punya waktu pengajuan selama 14 hari. Ini kita
manfaatkan untuk menyusun pertimbangan," ujarnya.
Sementara itu, Partahi Sihombing selaku kuasa hukum Ratna Dewi mengaku
menghormati langkah hukum BRI. Pihaknya pun sudah siap meladeni upaya banding
BRI. "Kami akan sampaikan kontra memori banding," katanya.
Meski demikian, Partahi menilai upaya banding ini tidak lain langkah BRI untuk
menunda-nunda putusan. Padahal, BRI sudah terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum. "Sudah jangan lama-lama, walaupun putusan ini di tingkat pertama,"
jelasnya.
Selain itu, putusan perdata ini memperkuat proses pidana yang menyeret beberapa
pimpinan BRI sehubungan perubahan fisik emas milik Ratna Dewi. "Ini berhubungan
nama baik BRI. Emasnya berubah menjadi emas palsu," katanya.
Sebelumnya, nasabah Ratna Dewi mengajukan gugatan perdata terhadap BRI ke PN
Jakarta Selatan dengan Nomor Perkara : 187/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel. Pihaknya
menyeret kantor pusat BRI selaku tergugat I dan BRI Wilayah II Jakarta selaku
tergugat 2.
Awalnya Ratna Dewi yang menginvestasikan logam mulia seberat 59 kilogram
senilai Rp32 miliar dalam bentuk "safety box" sebagai jaminan gadai pinjaman pada
BRI. Ratna Dewi berencana memindahkan kreditnya ke bank lain, namun pimpinan
BRI Wilayah 2 Jakarta mempertahankan dan menyuruh mengajukan permohonan
kredit tambahan.
BRI menyetujui permohonan kredit ta