UJI INVIO INVITRO CAIRAN SERVIK DAN KAPASITASI SPERMA

(1)

Curriculum Vitae KMA

Curriculum Vitae KMA

Curriculum Vitae KMA

Curriculum Vitae KMA

Education :Education :

1.

1. FoM Unsri 1977FoM Unsri 1977 2.

2. FoM Unair 1982FoM Unair 1982 3.

3. FoM Monash Univ. 1983FoM Monash Univ. 1983

Post :Post :

1.

1. Professor Andrology & MBProfessor Andrology & MB 2.

2. Former Dean FoM UnsriFormer Dean FoM Unsri 3.

3. WHO Temporary AdvisorWHO Temporary Advisor 4.

4. Members Executive Members Executive council PANDI

council PANDI 5.

5. President PANDIPresident PANDI 6.

6. President PERSANDIPresident PERSANDI 7.

7. Member of Indonesian Member of Indonesian Andrology Collegium Andrology Collegium 8.

8. Dean FoM Muhammadiyah Dean FoM Muhammadiyah University Palembang

University Palembang

Education :Education :

1.

1. FoM Unsri 1977FoM Unsri 1977 2.

2. FoM Unair 1982FoM Unair 1982 3.

3. FoM Monash Univ. 1983FoM Monash Univ. 1983

Post :Post :

1.

1. Professor Andrology & MBProfessor Andrology & MB 2.

2. Former Dean FoM UnsriFormer Dean FoM Unsri 3.

3. WHO Temporary AdvisorWHO Temporary Advisor 4.

4. Members Executive Members Executive council PANDI

council PANDI 5.

5. President PANDIPresident PANDI 6.

6. President PERSANDIPresident PERSANDI 7.

7. Member of Indonesian Member of Indonesian Andrology Collegium Andrology Collegium 8.

8. Dean FoM Muhammadiyah Dean FoM Muhammadiyah University Palembang


(2)

UJI IN-VIVO DAN IN-VITRO

UJI IN-VIVO DAN IN-VITRO

CAIRAN SERVIKS DAN KAITAN

CAIRAN SERVIKS DAN KAITAN

DENGAN RESPON IMUN DAN

DENGAN RESPON IMUN DAN

KAPASITASI SPERMA

KAPASITASI SPERMA


(3)

Pokok bahasan

Pokok bahasan

1.

1.

Pendahuluan

Pendahuluan

2.

2.

Faktor Imunologik

Faktor Imunologik

Infertilitas

Infertilitas

3.

3.

Fertilisasi dan

Fertilisasi dan

implantasi

implantasi

4.

4.

Kapasitasi Sperma

Kapasitasi Sperma

5.


(4)

1. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Faktor Etiologi PIA :

Faktor Etiologi PIA :

1.

1.

Suami, 23 %

Suami, 23 %

2.

2.

Istri, 49 %

Istri, 49 %

3.

3.

Unexplained,

Unexplained,

28 %

28 %

Dari 28 % unexplained ,

Dari 28 % unexplained ,

10 – 15 %

10 – 15 %

disebabkan oleh faktor

disebabkan oleh faktor

immunologik,


(5)

Faktor Immunologik Infertilitas

Faktor Immunologik Infertilitas

In infertile women

In infertile women

・  Autoimmunity to ovaries Autoimmunity to ovaries

― ― autoimmune autoimmune

oophoritis

oophoritis

  ― ― antibodies to zona antibodies to zona

pellucida

pellucida

・ 

・  Isoimmunity to spermIsoimmunity to sperm

― ― antibodies to spermantibodies to sperm

autoimmune diseasesautoimmune diseases

― autoimmune autoimmune

thyroiditis

thyroiditis ― ―

antiphospholipid antibody

antiphospholipid antibody

syndrome

syndrome

・ 

・  EndometriosisEndometriosis

― ― inflammatory cytokines inflammatory cytokines

and chemokines

and chemokines

In infertile men

In infertile men

     

     

・ 

・  Autoimmunity to testis Autoimmunity to testis

― ― autoimmune autoimmune

orchitis

orchitis

― ― antibodies to antibodies to

sperm


(6)

KATEGORI RESPON IMUN PADA

KATEGORI RESPON IMUN PADA

WANITA

WANITA

Di dalam tubuh wanita ada 5

Di dalam tubuh wanita ada 5

kategori Respon imune :

kategori Respon imune :

1.

1.

HLA (Human Leukocyte Antigen)

HLA (Human Leukocyte Antigen)

2.

2.

APA (Antiphospholipid Antibodies)

APA (Antiphospholipid Antibodies)

3.

3.

ANA (Antinuclear Antibodies)

ANA (Antinuclear Antibodies)

4.

4.

ASA (Antisperm Antibodies)

ASA (Antisperm Antibodies)


(7)

(8)

(9)

3 FASE PENETRASI Oocyte OLEH

3 FASE PENETRASI Oocyte OLEH

SPERMA

SPERMA


(10)

REAKSI ACROSOME


(11)

REAKSI ACROSOME


(12)

(13)

PEMERIKSAAN INTERAKSI

PEMERIKSAAN INTERAKSI

SPERMA DAN LENDIR

SPERMA DAN LENDIR

SERVIKS

SERVIKS

Pemeriksaan interaksi

Pemeriksaan interaksi

spermatozoa dengan lendir

spermatozoa dengan lendir

serviks ada 2

serviks ada 2

:

:

IN VIVO

IN VIVO

Uji pasca senggama

Uji pasca senggama

IN VITRO

IN VITRO

Simplified slide test

Simplified slide test


(14)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

TUJUAN :TUJUAN :

1. Menentukan jumlah spermatozoa aktif dan1. Menentukan jumlah spermatozoa aktif dan

menilai sperm survival di dalam lendir menilai sperm survival di dalam lendir serviks

serviks

(Sobrero & Mc Leod, 1962),(Sobrero & Mc Leod, 1962),

2. Meevaluasi perilaku sperma beberapa jam 2. Meevaluasi perilaku sperma beberapa jam

setelah coitus (peran resevoir lendir servisk setelah coitus (peran resevoir lendir servisk

(Moghissi, 1976).(Moghissi, 1976).

3. Penilaian adanya antibodi sperma pada pria3. Penilaian adanya antibodi sperma pada pria

atau wanita.atau wanita.


(15)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

WAKTU :WAKTU :

Waktu pemeriksaan Uji Pasca Senggama Waktu pemeriksaan Uji Pasca Senggama

dilakukan sedekat mungkin dengan waktu

dilakukan sedekat mungkin dengan waktu

Ovulasi tetapi tetap sebelum ovulasi

Ovulasi tetapi tetap sebelum ovulasi..

Penentuan didasarkan pada :Penentuan didasarkan pada :

Siklus haid , BBT, Perubahanan cairan Siklus haid , BBT, Perubahanan cairan

serviks,

serviks,

Sitologi vaginal, Pemeriksaan Hormon LH Sitologi vaginal, Pemeriksaan Hormon LH

dan Estrogen .

dan Estrogen .

Cairan serviks diperiksa di lab antara 9 – Cairan serviks diperiksa di lab antara 9 –

14 jam setelah senggama


(16)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

INSTRUKSI UNTUK PIA :

INSTRUKSI UNTUK PIA :

1.

Abstinensia seksualis 2 hari,

2.

Senggama dilakukan pada

malam sebelum tanggal

pemeriksaan,


(17)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

PROSEDUR PEMERIKSAAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN

:

:

Masukkan speculum tanpa pelicin ke

Masukkan speculum tanpa pelicin ke

dalam vagina,

dalam vagina,

Ambil sebanyak mungkin cairan semen

Ambil sebanyak mungkin cairan semen

di fornix posterior vagina dengan : spuit

di fornix posterior vagina dengan : spuit

tuberclin tanpa jarum, ataupipet pasteur

tuberclin tanpa jarum, ataupipet pasteur

Dengan pipet atau spit lain diisap

Dengan pipet atau spit lain diisap

secukupnya cairan seviks dari canalis

secukupnya cairan seviks dari canalis

endocervicalis,

endocervicalis,

Teteskan cairan serviks ke atas objek

Teteskan cairan serviks ke atas objek

glass dan tutup dengan gelas penutup

glass dan tutup dengan gelas penutup


(18)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

YANG DIPERIKSA

YANG DIPERIKSA

;

;

1.

1.

Vaginal pool semen sample

Vaginal pool semen sample

2.

2.

Lendir seviks

Lendir seviks

3.


(19)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

YANG DIPERIKSA ;

YANG DIPERIKSA ;

1.

1.

Vaginal pool semen sample

Vaginal pool semen sample

- spermatozoa mati dalam

- spermatozoa mati dalam

waktu 2 jam di dalam vagina

waktu 2 jam di dalam vagina

- periksa preparat basah dari

- periksa preparat basah dari

vaginal pool untuk memeriksa

vaginal pool untuk memeriksa

adanya spermatozoa


(20)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

• YANG DIPERIKSA ;YANG DIPERIKSA ;

2. Lendir seviks

2. Lendir seviks

- jumlah spermatozoa dibagian - jumlah spermatozoa dibagian bawah canalis cervicalis yang

bawah canalis cervicalis yang

dinyatakan per ul

dinyatakan per ul

- jumlah spermatozoa per x 400 - jumlah spermatozoa per x 400

HPF = 10 spermatozoa /20 nl lendir

HPF = 10 spermatozoa /20 nl lendir

serviks atau = 500 spermatozoa /ul

serviks atau = 500 spermatozoa /ul

- Motilitas spermaatozoa di dalam - Motilitas spermaatozoa di dalam lendir serviks di rangking sbb:

lendir serviks di rangking sbb:

PR = progressive motilityPR = progressive motility


(21)

UJI PASCA SENGGAMA

UJI PASCA SENGGAMA

Hasil uji pasca senggama

Hasil uji pasca senggama

Interpretasi :

Interpretasi :

Uji negatif jika tidak dijumpai

Uji negatif jika tidak dijumpai

spermatozoa,

spermatozoa,

Jika dijumpai PR spermatozoa di

Jika dijumpai PR spermatozoa di

endocervik AB (-) (Oei et al, 1995)

endocervik AB (-) (Oei et al, 1995)

Jika dijumpai NP spermatozoa dengan

Jika dijumpai NP spermatozoa dengan

shaking phenomenon > AB (+) di

shaking phenomenon > AB (+) di

cairan serviks atau di spermatozoa


(22)

FORM UJI PASCA

FORM UJI PASCA

SENGGMA


(23)

PEMERIKSAAN IN -

PEMERIKSAAN IN -

VITRO

VITRO

Uji In vitro dilakukan jika Uji In vitro dilakukan jika

Uji Psaca Senggama Negatif,

Uji Psaca Senggama Negatif,

Menjadi lebih informatif jika di Menjadi lebih informatif jika di

lakukan dengan uji silang

lakukan dengan uji silang

memakai sperma donor dan lendir

memakai sperma donor dan lendir

serviks donor,

serviks donor,

Memakai lendir serviks tengah Memakai lendir serviks tengah

siklus

siklus


(24)

PEMERIKSAAN IN -

PEMERIKSAAN IN -

VITRO

VITRO

Tujuan pemeriksaan in-vitro :Tujuan pemeriksaan in-vitro :

1.

Untuk membandingkan berbagai

kualitas berbagai macam lendir

serviks,

2.

Untuk menilai berbagai kualitas

sample sperma

Ada 2 :Ada 2 :

1.


(25)

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

Prosedur :Prosedur :

Teteskan lendir servikke atas objek glas Teteskan lendir servikke atas objek glas

kemudian t berutup dengan gelas penutup agar kemudian t berutup dengan gelas penutup agar

lendir merata di bawah glas ppenutup, lendir merata di bawah glas ppenutup,

Teteskan semen di tiap sisi gelas penutup Teteskan semen di tiap sisi gelas penutup

sehingga semen bis berkontak dengan lendir sehingga semen bis berkontak dengan lendir

servik servik

Masukkan ke dalam inkubator selama 3 ment Masukkan ke dalam inkubator selama 3 ment pada temperatur 37 C ( gelas objek di taruh pada temperatur 37 C ( gelas objek di taruh

pada pada

Petri dish di alaskertas basah dan di tutupPetri dish di alaskertas basah dan di tutup


(26)

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

Pengamatan :

Pengamatan :

Penetrasi semen ke lendir servik

Penetrasi semen ke lendir servik

Penetrasi semen ke lendir serviks

Penetrasi semen ke lendir serviks

tetap terjadi meskipun Azoospermia,

tetap terjadi meskipun Azoospermia,

Spermatozoa masuk ke dalam lendir

Spermatozoa masuk ke dalam lendir

serviks melalaui penetrasi ini yang

serviks melalaui penetrasi ini yang

berbentuk phalanges

berbentuk phalanges


(27)

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

Interpretasi :

Interpretasi :

Normal jika spermatozoa yang

Normal jika spermatozoa yang

menembus lendir serviks 90% motil,

menembus lendir serviks 90% motil,

Buruk : jika spermatozoa tidak

Buruk : jika spermatozoa tidak

mampu menembus lendir

mampu menembus lendir

serviksepanjang 500u, ini

serviksepanjang 500u, ini

menujukkan adanya masala pada

menujukkan adanya masala pada

interaksi semen dan lendir serviks,


(28)

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

1. SIMPLIFIED SLIDE TEST

Interpretasi :Interpretasi :

Abnormal :Abnormal :

1. spermatozoa berhasil menembus lendir 1. spermatozoa berhasil menembus lendir

servikstetapi segera menjadi immotile

servikstetapi segera menjadi immotile

atau shaking phenomenon, atau

atau shaking phenomenon, atau

2. spermatozoa tidak menembus semen- 2. spermatozoa tidak menembus semen-

lendir servisk interfase dan phalanges

lendir servisk interfase dan phalanges

tidak terbentuk. Ini menunjukka adanya

tidak terbentuk. Ini menunjukka adanya

Anti bodi antisperm I lendir servis atau di


(29)

CAPILLARY TUBE TEST

CAPILLARY TUBE TEST

Capilary tube test aslinya didesain oleh Kremer (1965), dan saat ini ada banya modifikasinya

Tes ini mengukur kemampuan spermatozoa untuk menembus colum lendir serviks yang ada dalam tabung kapiler..

Prosedur terdiri dari : 1.

1. PeralatanPeralatan 2.

2. Teknis pemeriksaanTeknis pemeriksaan 3.

3. ObservasiObservasi 4.


(30)

2. CAPILLARY TUBE

2. CAPILLARY TUBE

TEST

TEST


(31)

2. CAPILLARY TUBE

2. CAPILLARY TUBE

TEST

TEST

2. Prosedur :

2. Prosedur :

1. Masukkan 100ul semen yang telah likuefaksi

1. Masukkan 100ul semen yang telah likuefaksi

1 jam setelah ejakulasi ke dalam reservoar ,

1 jam setelah ejakulasi ke dalam reservoar ,

2. Isap lendir serviks ke dalam kapiler, dan

2. Isap lendir serviks ke dalam kapiler, dan

tutup salah satu ujungnya dengan dempul

tutup salah satu ujungnya dengan dempul

3. Masukkan ujung kapiler yang terbuka ke

3. Masukkan ujung kapiler yang terbuka ke

tabung reservoar dengan jarak 0,5 cm

tabung reservoar dengan jarak 0,5 cm

4. letakkan dalam posisi horizontal dalam

4. letakkan dalam posisi horizontal dalam

inkubator dengan suhu 37o C selama 2 jam,

inkubator dengan suhu 37o C selama 2 jam,

5. Amati pipa kapiler dengan mikroskop

5. Amati pipa kapiler dengan mikroskop

pembesaran 100 x

pembesaran 100 x

6 . Masukkan kembali keinkubator dan amati

6 . Masukkan kembali keinkubator dan amati

kembal setelah 24 jam


(32)

2. CAPILLARY TUBE

2. CAPILLARY TUBE

TEST

TEST

3. Pengamatan :

3. Pengamatan :

Setelah 2 jam periksa jarak migrasi Setelah 2 jam periksa jarak migrasi

kepadatan penetrasi, pengurangan migrasi

kepadatan penetrasi, pengurangan migrasi

dan spermatozoa dengan forward motility,

dan spermatozoa dengan forward motility,

a. Jarak migrasi : catat jarak dari ujung a. Jarak migrasi : catat jarak dari ujung kapiler yang ada dalam reservoar sampai

kapiler yang ada dalam reservoar sampai

jarak terjauh spermatozoa di dalam

jarak terjauh spermatozoa di dalam

kapiler,

kapiler,

b. Kepadatan penetrasi : ukur di 1 dan 4,5 b. Kepadatan penetrasi : ukur di 1 dan 4,5 cm dari ujung kapiler dalam reservoar.

cm dari ujung kapiler dalam reservoar.

Pada tiap jarak tersebut catat jumlah


(33)

2. CAPILLARY TUBE

2. CAPILLARY TUBE

TEST

TEST

3. Pengamatan :


(34)

2. CAPILLARY TUBE

2. CAPILLARY TUBE

TEST

TEST

4. Interpretasi :


(35)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Adanya respon imun dari wanita pada

Adanya respon imun dari wanita pada

lendir servik dapat mencegah penetrasi

lendir servik dapat mencegah penetrasi

spermatozoa melalaui lendir serviks untuk

spermatozoa melalaui lendir serviks untuk

proses fertilisasi di tuba,

proses fertilisasi di tuba,

Adanya antibodi pada sperma

Adanya antibodi pada sperma

menyebabkan sperma tidak dapat

menyebabkan sperma tidak dapat

menembus lendir serviks

menembus lendir serviks

Kegagalan dalam proses penetrasi sperma

Kegagalan dalam proses penetrasi sperma

karena tidak baiknya proses reaksi

karena tidak baiknya proses reaksi

acrosome

acrosome


(36)

KESIMPULAN


(37)

KESIMPULAN


(38)

S A R A N

S A R A N

UJI REAKSI SPERMA LENDIR

UJI REAKSI SPERMA LENDIR

SERVIKS PADA PIA HARUS

SERVIKS PADA PIA HARUS

DILAKUKAN UNTUK MENCARI

DILAKUKAN UNTUK MENCARI

FAKTOR IMUN SEBAGAI

FAKTOR IMUN SEBAGAI

PENYEBAB,

PENYEBAB,

UJI YANG DIANJURKAN :

UJI YANG DIANJURKAN :

1.


(39)

(40)

(1)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Adanya respon imun dari wanita pada Adanya respon imun dari wanita pada lendir servik dapat mencegah penetrasi lendir servik dapat mencegah penetrasi

spermatozoa melalaui lendir serviks untuk spermatozoa melalaui lendir serviks untuk

proses fertilisasi di tuba, proses fertilisasi di tuba,

• Adanya antibodi pada sperma Adanya antibodi pada sperma

menyebabkan sperma tidak dapat menyebabkan sperma tidak dapat

menembus lendir serviks menembus lendir serviks

Kegagalan dalam proses penetrasi sperma Kegagalan dalam proses penetrasi sperma karena tidak baiknya proses reaksi

karena tidak baiknya proses reaksi acrosome


(2)

KMA, HIGERI SURABAYA ,2011

KESIMPULAN


(3)

KESIMPULAN


(4)

KMA, HIGERI SURABAYA ,2011

S A R A N

S A R A N

UJI REAKSI SPERMA LENDIR

UJI REAKSI SPERMA LENDIR

SERVIKS PADA PIA HARUS

SERVIKS PADA PIA HARUS

DILAKUKAN UNTUK MENCARI

DILAKUKAN UNTUK MENCARI

FAKTOR IMUN SEBAGAI

FAKTOR IMUN SEBAGAI

PENYEBAB,

PENYEBAB,

UJI YANG DIANJURKAN :

UJI YANG DIANJURKAN :

1.

1.

UJI PASCA SENGGAMA DAN

UJI PASCA SENGGAMA DAN

2.


(5)

(6)

KMA, HIGERI SURABAYA ,2011