Kecerdasan mental adalah kemampuan mental yang mencakup sejumlah kemampuan

  Kecerdasan mental adalah kemampuan mental yang mencakup sejumlah kemampuan, sepertikemampuanmenalar,merencanakan,memecahkan masalah,berpikirabstrak,memahami gagasan, menggunakanbahasa,danbelajar. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kecerdasan, yaitu:

  

  Faktor Bawaan atau BiologisDimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan ataukecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktorbawaan.

  Faktor Minat dan Pembawaan yang KhasDimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan doronganbagi perbuatan itu.

  

  Faktor Pembentukan atau LingkunganDimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhiperkembangan inteligensi.

  Faktor KematanganDimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

  

  Faktor KebebasanHal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yangdihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalahyang sesuai dengan kebutuhannya. Share this document 9 cara mudah melatih emosional Untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan kehidupan pribadi, kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Anda juga harus pandai dalam membangun dan mengelola relasi yang positif dengan orang lain. Hal itu tentunya dimulai dari diri sendiri. Anda perlu mengantongi kepribadian yang positif agar Anda bisa menghadapi situasi sesulit apa pun. Itulah mengapa Anda membutuhkan kecerdasan emosional. Namun, melatih kecerdasan emosional bukan sesuatu yang bisa Anda lakukan dalam waktu semalam. Anda perlu membentuknya perlahan- lahan. Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir karena mengasah kecerdasan emosional pada dasarnya sangat sederhana. Ikuti saja panduan mudahnya berikut ini.

  Apa itu kecerdasan emosional?

  Sebelum melatih kecerdasan emosional Anda, sebaiknya pahami dulu apa itu kecerdasan emosional yang juga sering disebut emotional intelligence atau emotional quotient (EQ). Menurut para pakar psikologi dan perkembangan mental, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi yang dirasakan Anda sendiri maupun orang lain. Seperti halnya keterampilan berhitung, berbahasa, dan bekerja, kemampuan ini juga perlu diasah. Memahami emosi orang lain dan menanggapinya dengan tepat adalah kemampuan yang berguna supaya Anda bisa bernegosiasi dan bekerja sama dengan rekan kerja. Selain itu, kepekaan emosional juga sangat berguna dalam kehidupan sosial, keluarga, atau saat menjalin asmara bersama dengan pasangan. Melatih kecerdasan emosional Ada prinsip-prinsip utama yang perlu dipenuhi untuk melatih kecerdasan emosional.

  Silakan simak 9 tips yang bisa Anda contek berikut ini.

  1. Kenali emosi yang Anda rasakan Selalu tanyakan pada diri Anda sendiri apa yang sedang Anda rasakan. Baik saat Anda mengalami kejadian tak mengenakkan, mendapat kabar baik, bahkan ketika Anda sedang bosan dan tidak bersemangat. Jangan menyepelekan proses ini.

  Mengenal perasaan Anda sendiri bisa membantu Anda memprediksi tindakan apa yang akan Anda lakukan ketika menghadapi situasi tertentu. Anda pun jadi bisa mengendalikan diri dan mencegah perbuatan-perbuatan yang akan Anda sesali di kemudian hari.

  Misalnya ketika Anda baru saja ditegur oleh atasan. Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri apakah yang Anda rasakan secara dominan adalah kecewa pada diri sendiri, marah pada anggota tim yang lain, atau Anda justru tidak merasakan apa pun. Dari sini, Anda bisa mencari tahu langkah selanjutnya dan memastikan kejadian ini tak terulang lagi.

  2. Minta pendapat orang lain Kadang, Anda butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri Anda sendiri. Tak masalah, Anda bisa mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan mereka terhadap diri Anda. Misalnya saat Anda kelelahan, apa yang biasanya Anda lakukan atau keluhkan? Bagaimana hal tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar Anda? Ini akan membantu Anda mengenali pola perilaku Anda sendiri sekaligus memahami perasaan orang-orang yang dekat dengan Anda.

  3. Mengamati setiap perubahan emosi dan mood Anda Biasakan untuk mengamati dan merasakan setiap perubahan emosi, suasana hati, atau pola perilaku Anda. Anda pun tak akan lagi mengalami mood swing yang tidak jelas asal-usulnya. Dengan begitu, Anda jadi bisa mengatasi masalah-masalah yang tadinya tidak begitu Anda sadari. Sebagai contoh, Anda tiba-tiba bangun pagi dalam keadaan uring-uringan. Jika Anda terbiasa untuk mengamati dinamika perasaan dan peristiwa dalam hidup Anda, Anda mungkin menyadari bahwa penyebabnya adalah

  4. Menulis jurnal atau buku harian Supaya Anda lebih cepat menguasai berbagai teknik untuk mengelola emosi, catat segala aktivitas dan perasaan Anda dalam sebuah jurnal atau buku harian. Dengan begitu, Anda akan semakin mahir mendeteksi emosi yang Anda rasakan, penyebabnya, dan cara menangani emosi tersebut. Hal ini juga berlaku bagi emosi yang dirasakan orang lain. Dengan menuliskan dinamika ketika berhubungan dengan orang lain, Anda akan melatih diri untuk mencari tahu apa yang orang lain rasakan, penyebabnya, dan cara terbaik menghadapi orang tersebut.

  5. Berpikir sebelum bertindak Untuk melatih kecerdasan emosional Anda, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Anda perlu waktu untuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Selain itu, Anda juga jadi bisa melihat dampak yang ditimbulkan tindakan Anda bagi diri sendiri dan orang lain. Kesannya memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi triknya adalah dengan belajar lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dengan begitu, Anda akan terbiasa untuk mengendalikan diri sebelum mengatakan atau berbuat sesuatu.

  6. Gali akar permasalahannya Kadang, tantangan tersulit dalam melatih kecerdasan emosional adalah memahami orang lain. Maka, yang perlu Anda lakukan adalah mengasah empati. Anda bisa mengembangkan empati dengan menanyakan empat pertanyaan penting ini: Perasaan apa yang sedang dia sampaikan lewat tindakan atau kata-katanya? Mengapa dia merasa demikian? Apa yang mungkin dialami atau dipikirkan olehnya tapi tidak kuketahui? Mengapa aku tidak merasakan apa yang dia rasakan? Dengan memahami orang lain, Anda pun bisa menggali akar permasalahan yang dihadapi oleh Anda dan orang lain tersebut. Karena itu, penyelesaian masalah akan jadi lebih mudah dan lancar.

  7. Berintrospeksi saat menerima kritik Melatih kecerdasan emosional juga penting untuk dilakukan saat Anda mengalami kejadian yang kurang mengenakkan seperti dikritik orang lain. Tanpa Anda sadari, kritik adalah hal yang Anda perlukan untuk mengembangkan diri. Maka, daripada berkecil hati atau marah-marah, sebaiknya gunakan kesempatan ini untuk berintrospeksi. Meskipun Anda dikritik dengan cara yang kurang sopan atau tidak menghargai, usahakan untuk fokus pada isi kritiknya, bukan cara penyampaiannya.

  Tanyakan pada diri Anda sendiri apa yang kira-kira membuat orang lain mengkritik diri Anda sedemikian rupa? Cobalah untuk mengesampingkan sejenak rasa sakit hati atau malu yang menyelimuti Anda dan pikirkan apakah kritik tersebut ada benarnya. Setelah itu, pikirkan juga bagaimana cara untuk memperbaiki diri Anda.

  8. Memahami tubuh Anda sendiri Kecerdasan emosional berkaitan langsung dengan kondisi tubuh Anda. Ini karena setiap saraf dan sel dalam tubuh Anda saling berpengaruh. Jika Anda stres, Anda bisa jadi kehilangan selera makan atau sulit tidur. Atau jangan-jangan Anda merasa mual karena sedang gugup. Belajar untuk memahami tubuh Anda sendiri akan membantu Anda menyadari perasaan dan reaksi Anda terhadap situasi tertentu.

  9. Terus melatih kebiasaan tersebut Cara terbaik untuk melatih kecerdasan emosional adalah dengan terus mempraktekkan langkah-langkah di atas. Proses melatih kecerdasan emosional bisa berlangsung sepanjang hidup Anda. Namun, semakin Anda giat berusaha, hasilnya pun akan semakin baik dan terasa dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya. Anda juga tak perlu susah-susah mengikuti terapi atau seminar pengembangan diri yang harganya tidak murah. Jika Anda memang percaya bahwa kemampuan mengelola emosi mampu meningkatkan kualitas hidup, Anda hanya butuh satu kunci sederhana, yaitu terus mendorong diri sendiri untuk melatih kecerdasan emosional.

  Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Intelektual adalah Cara Menjadi Sukses Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Intelektual adalah Cara Menjadi Sukses Bagaimana kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan intelektual bisa menjadi kunci sukses? Menjadi sukses, tentu saja merupakan impian setiap orang. Di antara cara menjadi sukses adalah tidak hanya dengan meningkatkan kecerdasan intelektual saja, namun juga mengasah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Bagaimana agar ketiga kecerdasan itu dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan kita? Rubrik Finansialku Rubrik Finansialku Start It Up Kecerdasan Intelektual Kecerdasan intelektual atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan kecerdasan matematik, dan logis sistematis. Kecerdasan ini menghasilkan pola pikir yang berdasarkan logika, tepat, akurat, dan dapat dipercaya. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu memiliki analisis yang tajam dan memiliki kemampuan untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Namun, kecerdasan intelektual tidak melibatkan emosi dalam memproses informasi.

  Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional menjadikan seseorang mampu mengelola emosi dan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain. Termasuk di antaranya kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi pribadi, dan kemampuan berinteraksi sosial.

  Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mampu secara tepat mengelola ekspresi wajah seperti tersenyum cemberut, gembira dan sedih, serta mampu mengatur volume dan intonasi suara sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan.

  Penerapan kecerdasan emosional dapat menjadi salah satu cara menjadi sukses jika diterapkan dalam empat aspek kecerdasan emosional, yaitu: Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Intelektual adalah Cara Menjadi Sukses 02 - Finansialku [Baca Juga: Kunci Rahasia Sukses dalam Membangun Bisnis Startup] #1 Kesadaran Diri Kesadaran diri tidak hanya tentang mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri saja, tapi juga mampu memahami pemikiran dan perasaan orang lain dan menjadikannya pertimbangan dalam membangun strategi yang baik. Kesadaran diri yang baik, secara lebih lanjut dapat mempengaruhi pandangan lawan bicara atau klien secara positif terhadap sesuatu yang ditawarkan.

  #2 Pengaturan Diri Semakin Anda memahami apa yang Anda rasakan dalam berbagai macam kondisi, Anda akan semakin mampu mengelola emosi Anda dan memberikan respon secara tepat dalam berbagai kondisi yang anda hadapi.

  Mengelola emosi berbeda dengan menahan emosi. Berinteraksi dengan orang lain menggunakan senyum palsu tidak dapat dikatakan sebagai pengelolaan emosi. Mengelola emosi adalah meningkatkan kepekaan terhadap kata hati, menunda kenikmatan untuk meraih sasaran yang diharapkan, serta kemampuan untuk pulih dari tekanan emosi yang dirasakan.

  5 Cara Mengendalikan Pikiran Kita agar Dapat Membantu Menghemat Uang 01 - Finansialku [Baca Juga: 5 Cara Mengendalikan Pikiran Kita agar Dapat Membantu Menghemat Uang] #3 Empati Empati kadangkala disebut sebagai kesadaran sosial, yaitu kemampuan memahami perasaan orang lain. Dengan adanya empati, seseorang dapat terhubung dengan orang lainnya. Di samping itu, memiliki empati juga membantu anda untuk mengantisipasi perubahan emosi orang lain.

  Pada dasarnya, empati merupakan sesuatu yang dapat dilatih dengan meningkatkan interaksi dan membaca kondisi emosi dari orang-orang yang berada di sekitar Anda. Salah satu cara berlatih memahami perasaan orang lain adalah dengan mengkonfirmasi pemahaman anda dngan menanyakan langsung kepada orang tersebut.

  #4 Keterampilan Sosial Setelah Anda menguasai tiga aspek kecerdasan emosional tersebut, Anda akan

  Keterampilan sosial dapat dilatih dengan meningkatkan rasa ingin tahu terhadap alasan seseorang melakukan sesuatu, mempercayai maksud baik yang dimiliki orang lain, dan terbuka terhadap perasaan dan pemikiran orang lain. Meskipun tidak selamanya lawan bicara anda memiliki keterampilan sosial yang sama, atau kadangkala Anda bisa saja menemukan orang yang hanya mencari keuntungan saja, namun memiliki pikiran positif terhadap orang lain membuat Anda menjadi orang yang lebih baik.

  50 Gaya Kepemimpinan yang Harus Dimiliki Setiap Pebisnis UMKM - Perencana Keuangan Independen Finansialku [Baca Juga: 50 Gaya Kepemimpinan yang Harus Dimiliki Setiap Pebisnis UMKM] Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan mengerti dan memberikan makna spiritual atas kehidupan Anda. Dengan memiliki kecerdasan spiritual yang baik, Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai persoalan yang Anda alami. Kecerdasan spiritual juga membuat Anda menjadi orang yang memiliki tekad, semangat, keyakinan, dan memiliki kepribadian yang positif dan jujur.

  Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik mampu bersikap tenang dan mengambil keputusan secara bijak yang didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selain itu, dengan kecerdasan spiritual yang baik, seseorang akan memiliki tekad yang kuat sehingga memiliki keberanian untuk melawan arus atau tradisi selama hal itu sejalan dengan apa yang menjadi keyakinannya. Mereka juga berani mengambil risiko karena kesabaran dan keteguhan hati yang diiringi kepercayaan kepada Tuhannya.

  Ini 7 Hal yang Perlu Dilakukan oleh Pebisnis Agar Booth di Pameran Ramai 01 - Finansialku [Baca Juga: Ini 7 Hal yang Perlu Dilakukan oleh Pebisnis Agar Booth di Pameran Ramai] Seorang pemimpin atau manager dengan kecerdasan spiritual yang tinggi akan menyenangkan bagi karyawannya karena memiliki kesadaran yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya, memiliki sifat sabar dan tenang, serta tidak bersikap sombong atau arogan.

  Kecerdasan spiritual dapat diasah dan ditingkatkan dengan beberapa cara, di antaranya dengan meningkatkan pemahaman terhadap ajaran agama, melakukan perenungan terhadap berbagai peristiwa kehidupan, mengenali tujuan hidup dan tantangan yang dihadapinya, menumbuhkan kasih sayang, meningkatkan kepekaan terhadap intuisi, serta dengan melayani orang lain dengan sikap rendah hati Apakah Anda melibatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sebagai cara Anda menjadi sukses? Bagikan pengalaman Anda meraih sukses di kolom komentar dan bagikan informasi yang tertera di atas kepada rekan dan kenalan untuk meraih sukses bersama mereka, terima kasih.

  Peranan OSIS dalam membentuk karakter siswa: (1) sebagai wadah yaitu tempat bagi siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan, (2) sebagai penggerak yaitu untuk membantu sekolah menjalankan kegiatan tertentu dan (3) sebagai sarana menghindarkan siswa untuk berbuat menyimpang dengan mengikuti kegiatan OSIS. Selain itu peranan OSIS juga terletak pada peranan pembina OSIS dalam menjalankan kegiatan OSIS sebagai pembimbing, motivator, pengontrol dan melakukan evaluasi kegiatan. Kegiatan OSIS tersebut telah dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa, walaupun kegiatan OSIS ini belum sepenuhnya mampu menarik minat seluruh siswa SMP Negeri di Kabupaten Magelang. Karakter yang dapat terbentuk melalui OSIS adalah percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, menepati janji, berinisiatif, disiplin, visioner, pengabdian/dedikatif, bersemangat dan demokratis. Hambatan OSIS dalam membentuk karakter siswa adalah: (1) munculnya pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus OSIS sendiri dan (2) sebagian pengurus OSIS mengeluh karena sering tertinggal pelajaran di kelas. Upaya dalam mengatasi hambatan adalah (1) memberikan sanksi secara tegas kepada pengurus OSIS yang melanggar peraturan dan (2) pengurus OSIS harus pandai membagi waktu dan memanajemen waktu antara kegiatan di kelas dengan kegiatan organisasi. Kata Kunci: Peranan, Karakter, OSIS, SMP Neger Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS Article with 327 Reads Ari Sinta Abstract

  09E00674 Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan kecerdasan emocional pada remaja pengurus OSIS dengan remaja anggota OSIS. Kecerdasan emosional berperan penting untuk mencapai kesuksesan hidup. Kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kemampuan dalam memahami perasaan diri sendiri dan orang lain, mampu mengendalikan emosi dan mampu berhubungan dengan orang lain sehingga dapat berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: lingkungan tempat tinggal, orang tua dan keluarga, sekolah, variasi aktivitas dan variasi teman sebaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling dengan jumlah subjek sebanyak 341 orang berusia 15-18 tahun Alat ukur pada penelitian ini adalah skala kecerdasan emosional. Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan komponen kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Bar-On (Goleman, 2000) yaitu kemampuan interpersonal, kemampuan intrapersonal, penyesuaian diri, penanganan stres, dan suasana hati. Validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas muka dan logia. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha cronnbach. Hasil uji coba yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS 15 for windows menunjukkan reliabilitas skala kecerdasan emosional sebesar 0,921 dengan validitas bergerak dari -0,036 sampai dengan 0,594. data diolah dengan menggunakan perhitungan statistic independent sampel t-test. Diperoleh skor t-test (t=3,568, p=0,000) dengan mengacu pada nilai signifikansi (p=0,000) yang lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional pada remaja pengurus OSIS dan remaja anggota OSIS. Hasil tambahan diperoleh bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan kecerdasan emosional berdasarkan usia dan ada perbedaan kecerdasan emosional remaja pengurus OSIS berdasarkan jabatan. Etti Rahmawati, M.Si PENGURUS OSIS DAN TIDK PENGURUS OSIS BRDAsarkan kecerdasan emosional

  1 PENDAHULUAN Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya maka untuk menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif (Mu’ tadin, 2002). Peranan IQ hanya sekitar 20 % untuk menopang kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80 % lainnya ditentukan oleh faktor lain, diantaranya kecerdasan emosional. Beberapa ahli dalam bidang tes kecerdasan menemukan bahwa seseorang yang memiliki IQ tinggi dapat mengalami kegagalan dalam bidang akademis, karir dan kehidupan sosial. Banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya. (Goleman, 2001). Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati (Goleman,2001).

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang seperti: lingkungan tempat tinggal, orang tua dan keluarga, sekolah dan variasi teman

  Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) Terhadap Partisipasi Pengurus OSIS SMK PGRI

  2 Malang Dewi Puspitasari Abstrak ABSTRAK Puspitasari, Dewi. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Partisipasi Pengurus OSIS SMK PGRI 2 Malang. Skripsi, Jurusan Manajemen Program Studi Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu S.Pd, M.M, (II) Drs. Agus Hermawan M.Si, M.Bus.

  Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Partisipasi Pengurus OSIS

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai peranan penting dalam mengantarkan kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik sesuai dengan yang dicita-citakan. Sekolah dapat membangun manusia pembelajar yang merupakan pekerjaan pendidikan yang paling khas, didalamnya terkandung perbuatan mengajar, mendidik, melatih, memberikan contoh dan membangun keteladanan. Ragam perbuatan itu bukan semata-mata dimaksudkan agar peserta didik mengetahui apa yang diajarkan dan dilatihkan, melainkan bagaimana mereka sadar mengenai makna belajar, dapat belajar untuk belajar, dan lebih penting lagi, mereka menjadi manusia pembelajar. Pembelajaran dalam lingkup sekolah tidak hanya melalui materi didalam kelas yang disampaikan seorang guru, suatu organisasi yang terdapat dalam sekolah pun bisa dijadikan suatu pembelajaran dalam berorganisasi dan bersosialisasi.

  Hal tersebut secara tidak langsung menuntut siswa-siswi pengurus OSIS untuk belajar berorganisasi, karena dalam kehidupan masyarakat luas memiliki keterampilan berorganisasi. Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi seseorang dalam berorganisasi. Untuk itu diperlukan upaya khusus dalam mencapai tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yaitu peningkatan kecerdasan emosional, tidak terkecuali siswa-siswi pengurus OSIS SMK PGRI 2 Malang.

  Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh unsur kecerdasan emosional (kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi intrinsik, empati, keterampilan sosial) yang dirasakan oleh pengurus OSIS, bagaimana pengaruh partisipasi pengurus OSIS, dan bagaimana pengaruh kecerdasan emosional secara parsial dan simultan terhadap partisipasi pengurus OSIS. Jumlah populasi sebanyak 39 responden, teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel bebas kecerdasan emosional yang terdiri dari kesadaran diri (X1), pengaturan diri (X2), motivasi intrinsik (X3), empati (X4), dan keterampilan sosial (X5), variabel terikat adalah partisipasi pengurus OSIS. Untuk menentukan besar pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari variabel kecerdasan emosional dan partisipasi pengurus OSIS menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan signifikansi 0,05. Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap partisipasi pengurus OSIS baik secara parsial ataupun simultan.

  Hasil perhitungan pada pengujian simultan di peroleh bahwa Fhitung (8,158) > dari Ftabel (2,503), sedangkan signifikansi (0,000)< dari alpha pada taraf 5% atau 0,05 artinya variabel kecerdasan emosional (X) berpengaruh secara simultan terhadap partisipasi pengurus OSIS (Y). Sedangkan untuk koefisien determinan (Adjusted R variabel kesadaran diri (X1) memiliki thitung 2,791 > ttabel 2,034 berpengaruh secara parsial. variabel pengaturan diri (X2) thitung 0,235 > ttabel 2,034 tidak memiliki pengaruh secara parsial, variabel motivasi inrinsik (X3) thitung 1,565 > ttabel 2,034 tidak memiliki pengaruh secara parsial, variabel empati (X4) thitung 3,254 > ttabel 2,034 berpengaruh secara parsial, variabel keterampilan sosial (X5) thitung 2,144 > ttabel 2,034 berpengaruh secara parsial. Variabel kecerdasan emosional (X) memiliki pengaruh sebesar 48,5% terhadap partisipasi pengurus OSIS.

  Selanjutnya hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan yang ditujukan oleh kecerdasan emosional secara simultan terhadap partisipasi pengurus OSIS. Dari hasil penelitia ini, disarankan kepada pengurus OSIS SMK PGRI 2 Malang agar lebih ditingkatkan lagi kecerdasan emosional agar hubungan antara sesama pengurus serta pembina dapat berjalan baik yang nantinya akan berdampak baik pula pada produktifitas program OSIS. Seanjutnya untuk mencapai kecerdasan emosional dalam OSIS perlu adanya pelatihan yang diberikan oleh pihak sekolah khususnya pembina OSIS kepada pengurus OSIS.

  Permasalahan Psikologi Remaja – Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang memiliki beragam perkembangan di semua aspek ataupun fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini pun biasanya dibedakan menjadi tiga, yaitu 12 sampai dengan 15 tahun yang bisa disebut juga dengan masa remaja awal, 15-18 tahun, yang bisa juga disbut dengan masa remaja pertengahan, dan yang terakhir adalah masa dewasa akhir yang memiliki rentang 18-21 tahun.

  Masih Canggung Dan Kaku Dalam Menjalani Pergaulan Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Permasalahan Psikologi Remaja yang pertama adalah canggung dalam pergaulan.

  Sebagian dari anak yang beranjak ke masa dewasa tentu pernah merasa perasaan seperti ini. Masa remaja yang memiliki keidentikan dengan pencarian identitas diri guna menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya, apakah dia masih kanak-kanak atau telah menajadi orang dewasa, dan lain sebagainya, pada akhrinya hal tersebut membuat mereka merasakan kecanggungan dalam bergaul kembali pada teman- teman kecilnya.

  Emosi Tidak Stabil Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Perubahan-perubahan fisik yang biasanya dialami oleh remaja juga menyebabkan adanya suatu perubahan psikologis. Oleh Hurlock (2002) dalam rahmat, disebutkan sebagai suatu periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan kondisi emosi nampak lebih tinggi atau nampak lebih intens dibanding dengan keadaan yang normal. Emosi yang biasanya tinggi tersebut pada akhirnya dapat termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti halnya bingung, emosi berkobar kobar ataupun mudah meledak, bertengkar, tidak bergairah, pemalas, dan juga membentuk self-defense mechanism . Emosi tinggi tersebut tak berlangsung terus- menerus selama pada masa remaja. Dengan bertambahnya umur para remaja, maka emosi yang tinggi pun akan mulai mereda ataupun menuju pada kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada fase remaja sebaiknya tidaklah dibiarkan begitu saja, Akan tetapi perlu kiranya untuk mendapatkan penyaluran atau penanganan yang baik, agar nantinya tak menimbulkan hal hal yang merugikan.

  Adanya Perasaan Kosong Akibat Adanya Pedoman dan Pandangan Baru Mengenai Hidup Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja

  Permasalahan Psikologi Remaja yang ketiga adalah adanya perasaan kosong. Perasaan kosong tersebut dikarenakan, seorang yang baru saja bernajak dewasa akan dituntut untuk berubah dalam bersikap maupun memposisikan dirinya dalam masyarakat. Sehingga akhirnya hal tersebut menjadikan remaja mengalami kebingungan. Salah satu contohnya adalah ketika sang anak di harapkan untuk bersikap dewasa, namun di sisi lain ketika ia sedang mencoba melakukan suatu hal seperti layaknya orang dewasa ia justru dilarang. Dan dianggap masih terlalu kecil untuk ikut campur dalam urusan orang dewasa.

  BACA JUGA 5 PERMASALAHAN REMAJA YANG SERING TERJADI DI SEKITAR KITA Munculnya Sikap Menentang dan Menentang Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Munculnya sikap pertentangan pada remaja tersebut biasanya dikarenakan karena apa yang diidam-idamkan tak sesuai dengan ekspektasinya. Pertentangan pada remaja tersebut menurut Mollenhauer ada 6 macamnya seperti; Pertentangan antara integrasi dan juga partisipasi kritis: Agar sistem di masyarakat mampu berfungsi dengan baik, maka warganya perlulah untuk memikul sebuah tanggung jawab bersama dan para remaja perlu untuk dipersiapkan pada hal tersebut. Namun sebaliknya banyak ditemukan sebuah hambatan dan juga rintangan bagi para remaja unuk dapat ikut berpartisipasi secara kritis di dalam berbagai institusi seperti keluarga, kehidupan usaha, dan juga sekolah. Pertentangan antara kesempatan dan juga usaha kearah peningkatan status social Pertentangan antara sebuah perhatian mengenai faktor ekonomi dan pembentukan kepribadian Pertentangan antara fungsi politis dalam pembentukan kepribadian dengan sifat sebenarnya yang tidak politis Pertentangan antara tuntutan rasionalitas dengan kenyataan yang irrasional Pertentangan Di Dalam Dirinya

  Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Masa transisi remaja dari masa anak menuju masa dewasa tersebut memiliki beragam tuntutan dari keluarga, masyarakat, lingkungan tempat ia belajar hingga diri sendiri. Pada akhirnya tuntut tersebut menjadikan remaja mengalami kebingungan dalam mengikuti sebuah tuntutan. Kebingungan tersebut pada akhirnya memunculkan pertentangan dalam dirinya. Kegelisahan Karena Banyak Hal Yang Diinginkan Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Inginnya mencapai sebuah eksistensi, ingin diperhatikan, menjadi popular, meraih prestasi, serta memiliki sebuah prestise menjadikan ia gelisah. Kegelisahan tersebut tergambar daripada sikap berontak yang terkadang tergambar dari perilaku, karena apa yang diinginkannya terebut ditentang oleh lingkungan sekitarnya. Senang Bereksperimen Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Keinginan yang menggebu-gebu disertai rasa penasaran yang tinggi pada akhirnya membuat para remaja senang sekali untu melakukan eksperimen-eksperimen. Maka tak heran jika tak di arahkan dengan baik, eksperimen yang dilakukan pera remaja ini cenderung kea rah negative. Salah satunya adalah merokok, narkoba, minum-minuman keras, hingga pergaulan bebas. Masa remaja yang suka melakukan eksperimen ini akan sangat baik jika para orang tua, atau pendidik di tempat sekolahnya menerapkan pengarahan dengan kreatif yang menuntut anak remaja mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ranah saintis sebeneranya sangat berpotensi berkembang, karena banyak hal yang dapat di eksplore melalui karya ilmiah.

  Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi RemajaMasa remaja merupakan masa yang senang untuk bereksplorasi. Hal tersebut disebabkan oleh ciri seorang remaja, dimana masa yang diidentikan dengan pencarian sebuah jati diri. Pada akhirnya hal tersebut menyebabkan ia mencoba beragam cara ataupun mencocokkan cara yang pas untuk bersikap di tengah lingkungannya. Salah satu cara untuk menampilkan identitas diri agar diakui oleh teman tersebut dapat dillakukan dengan menggunakan symbol status, bentuk kemewahan atau kebanggaan yang dapat ditampilkan agar berbeda dari individu lainnya.

  Ingin berbeda pun dapat pula terlihat dari cara ia menyukai ataupn menjalani hobi, maupun interestnya pada suatu bidang.

  Mempunyai Banyak Fantasi dan Khayalan Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Berkhayal dan memiliki tingkat fantasi menjadi salah satu hal yang umumnya terjadi pada remaja. Meskipun hal tersebut terjadi pula pada orang dewasa, namun fantasi atau khayalan dari remaja ini lebih tinggi tingkat terjadinya. Suka Membentuk Kelompok Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi Remaja Di usia remaja kesukaan untuk membuat kelompok ini terjadi karena di fase ini, kebutuhan untuk pengakuan, perhatian, dan kasih sayang dari orang lain sangat tinggi. Sehingga hal tersebut membuat remaja suka terlibat di beberapa grup ataupun kelompok pertemanan. Jika di kaitkan dengan fitrah manusia sebagai makhluk social maka hal tersebut sesuai dengan kodratnya, bahwa remaja membutuhkan dukungan-dukungan lingkungan social di luar dirinya untuk berkembang dan memuaskan hasratnya sebagai manusia yang sedang berkembang.

  Itulah beberapa hal yang dapat kita ketahui seputar problematika karakteristik psikologi remaja dan juga seputar Permasalahan Psikologi Remaja. Dengan harapannya sebagai para pendidik, ataupun orang tua dapat lebih mengerti tentang kondisi dariada anak. Karena jika kita salah dalam memahami Permasalahan Psikologi Remaja akan banyak sekali dampak yang merugikan di masa depannya kelak, sebagai anak maupun generasi penyokong peradaban bangsa ini. By: Muhamad Fadhol Tamimy Kategori: Perkembangan Tags: Karakteristik Dan Permasalahan Psikologi RemajaPermasalahan RemajaPsikologi RemajaRemaja admin Pencinta Psikologi, percandu kata, hidup Psikologi Indonesia

  8 Komentar Komentar ditutup.

  Perkembangan Emosi Psikologi Remaja Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi.

  Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah

  1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya Baca juga : Kenakalan Remaja, Salah Siapa? 2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi : 1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain- lainnya 2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak d. Pekembangan Moral Psikologi Remaja Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). psikologi remaja

  e. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya. f. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah : 1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula 2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru 3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita- citanya 4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis 5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri Tindakan antisipasi remaja akhir adalah: 1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya 2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan 3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman- temannya

g. Perkembangan Kesadaran Beragama Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan- kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.

  Demikian perkebangan psikologi remaja, mudah-mudahanan dapat bermanfaat.

  Berikut adalah ciri-ciri gambaran sikap dan perilaku remaja usia 12 sampai dengan usia 18 tahun :

  • Cenderung bersikap pemurung. Hal ini disebabkan adanya perubahan biologis berkait dengan kematangan seksual yang dialaminya.
  • Sering marah-marah dan berprilaku kasar Ledakan kemarahan yang acap kali ditunjukan adalah sebagai pelampiasan ketegangan psikologis dan ketidakstabilan biologis. Kurang tidur, terlalu banyak kerja, di samping pola makan yang tidak tepat. Prilaku kasar yang ditunjukan semata-mata adalah untuk menutupi kelemahan dan kekurangpercayaan dirinya dalam menyikapi sesuatu.
  • Egoistis dan tidak toleran

  Sikap egoistis mau menang sendiri, tidak toleran kepada orang lain lebih dominan, yang benar adalah pendapatnya sendiri. Pendapat orang lain meskipun lebih benar tidak mau diterimanya.

  • Bersikap lebih kritis Pengatannya terhadap orang lain terutama orang tua dan guru lebih kritis sehingga apabila melihat orang tua atau penampilan guru yang seakan serba tahu dan serba benar akan segala hal, spontan akan menunjukkan ketidaksenangannya.
  • Suka memberontak Keadaan semacam ini sebagai ekspresi perubahan dari masa remaja ke masa dewasa.
  • Ingin selalu diperhatikan Keinginannya lebih bebas dan keberadaannya ingin diakui. Remaja diusia 15 sampai 18 tahun selalu ingin diperhatikan baik dari orang tua, guru dan teman- temannya serta lingkungan sosialnya.
  • Sering melamun memikirkan masa depanya Bagaimana mengendalikan emosi? Ini adalah suatu proses yang sangat sederhana. Saat ini, para ilmuwan mengatakan bahwa ada suatu bagian dalam otak manusia yang dapat mengendalikan emosi dan perasaan manusia, bahkan mampu mengendalikan berbagai tindakan. Namun, hal ini tidak disadari secara langsung karena berada di bawah sadar atau tersembunyi. Langkah selanjutnya dan juga sangat penting serta sebagai komplementer untuk yang pertama adalah mencoba memberikan pesan kepada dirinya dengan mengatakan kepadanya: “Aku harus menghentikan emosi, karena ini merupakan tindakan salah dan mengakibatkan hasil yang tidak baik.” Anda harus memiliki kemampuan untuk mentolerir dan memaafkan orang-orang yang menyakiti, menyinggung atau mengganggu Anda. Karena tanpa langkah ini, Anda tidak akan mampu memperbaiki diri dan emosi akan tetap mengendalikan diri

  Anda. Sikap pemaaf atau toleran begitu urgen dan penting karena keduanya akan menjadi sarana penyembuh emosi dari akarnya, karena alasan utama yang ada di balik setiap emosi adalah perasaan bahwa orang lain telah menyakitinya dan kemudian mencoba bereaksi secara emosional terhadap mereka dalam bentuk balas dendam. Anda harus yakin dan sangat yakin bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menyembuhkan emosi sehingga penyakit ini akan hilang dengan mudah dan gampang. Namun, Anda harus mengomunikasikan diri dan terus-menerus mendorongnya untuk menghilangkan sikap emosi ini dan tidak keras kepala.

  Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi yang baik akan turut menyumbang kehidupan yang baik pula. Tetapi, sikap kita lah yang dapat membuat kita malas untuk berkomunikasi. Yang salah adalah cara kita berkomunikasi, bukan komunikasi itu sendiri. Jadi, tidak ada alasan untuk akhirnya tidak mau membicarakan masalah.

  Tujuan dari membicarakan masalah adalah agar tercipta suatu solusi yang dapat menghilangkan masalah tersebut. Setelah berbicara, Anda akan lebih mengetahui apa masalah yang sebenarnya terjadi. Kini, buat solusi agar masalah tidak berlarut- larut.

  Komunikasi adalah hal vital. Maka, upayakan terus menjalin komunikasi dengan lancar dan harus diupayakan dengan itikad baik. Membicarakan masalah bukan seperti pertempuran. Ingat, bahwa tujuan Anda adalah mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah tanpa menggunakan emosi.

  Pemecahan masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi diamati kemudian bila ditemukan ada masalah dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau menghilangkan masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi.