HALAMAN JUDUL - Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tuberkulosis (TB) paru para penderita TB rawat jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Kota Yogyakarta, Unit Minggiran periode Januari – Mei 2009 - USD Repository
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
TUBERKULOSIS (TB) PARU PARA PENDERITA TB RAWAT JALAN DI
BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) KOTA
YOGYAKARTA,UNIT MINGGIRAN
PERIODE JANUARI - MEI 2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
HALAMAN JUDUL
Oleh:
Ragil Sediyaning Utami
NIM : 058114052
HALAMAN JUDUL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
TUBERCULOSIS (TB) PARU PARA PENDERITA TB RAWAT JALAN DI
BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) YOGYAKARTA,
UNIT MINGGIRAN PERIODE JANUARI - MEI 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan skripsi berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ragil Sediyaning Utami NIM : 058114052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudulFAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
TUBERKULOSIS (TB) PARU PARA PENDERITA TB RAWAT JALAN DI
BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) KOTA
YOGYAKARTA,UNIT MINGGIRAN PERIODE JANUARI - MEI 2009beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya
sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Agustus, 2009Yang menyatakan
Tuhan Yesus Ibu Bapakku tercinta Semua orang yang aku sayangi Semua orang yang membutuhkanku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya dalam penyusunan skripsi ini. Cobaan dan tantangan memang sangat
besar tetapi cinta kasih-Nya jauh lebih besar, bahkan melebihi apa pun di dunia.
Pada akhirnya skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Timbulnya Tuberkulosis (TB) Paru Para Penderita Tb
Rawat Jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) KotaYogyakarta, Unit Minggiran Periode Januari - Mei 2009” dapat selesai
dengan baik.Skripsi ini terdiri dari 5 bab. Bab pertama berisi tentang latar belakang
mengapa TB perlu diprioritaskan dalam penelitian. Bab kedua berisi tentang
tanggapan-tanggapan peneliti terdahulu terhadap faktor-faktor penyebab TB. Babselanjutnya membahas metode yang digunakan dalam penelitian. Bab keempat
adalah pembahasan. Pembahasan disini menguraikan hasil penelitian yang
diperoleh dan dibandingkan dengan hasil penelitian yang telah ada di dalam bab-bab sebelumnya. Kemudian yang terakhir adalah bab kelima. Bab ini berisi
kesimpulan dan saran yang disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dalam
penelitian.Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dan dukungan dari berbagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku pembimbing pertama. Terima kasih atas
segala masukan dan canda tawa yang dapat mencairkan suasana.
2. Romo Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., M.Sc. selaku pembimbing kedua. Terima
kasih atas kesabaran dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.Segalanya perlu waktu, termasuk untuk berubah.
3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji. Terima kasih atas
saran dan masukan yang telah diberikan.
4. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. Selaku dosen penguji. Terima kasih atas
bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
5. Ibu Anna Adina Patriani atas segala kesempatan melakukan penelitian di BP4
Minggiran. Terima kasih telah dengan sabar membantu dalam penulisan skripsi.
6. Bapak Yuwono selaku pegawai Dinas Kesehatan Yogyakarta atas saran dalam
pemilihan judul skripsi. Judul yang sederhana namun dalam penyusunannya tidak semudah yang dibayangkan.
7. Ibu Endang, Ibu Jamilah, dan Ibu Sofi selaku petugas di BP4 atas bantuan
yang diberikan selama pengambilan data.
8. Bapak Ibu tercinta atas kasih sayang, doa, dan semangat yang tak henti-
hentinya diberikan. Kasih sayangmu tidak akan terbalas oleh apa pun.
9. Kakak-kakakku mas Bambang, mbak Rus, mbak Cicik, mbak Reni atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Mas Danang atas segala masukan, semangat, dan bantuan. Rencana Tuhan
memang indah. Teman-temanku Lini, Bambang, Fr. Suluh, Dewi. Terima kasih telah membesarkan hatiku.
11. Mas Handoko atas bantuan dalam masa-masa genting skripsi ini. Engkau
datang di saat yang tepat.12. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2005.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu per
satu.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Maka, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi yang sederhana ini dapat berguna bagi dunia kesehatan khususnya dalam
pemberantasan penyakit TB.Yogyakarta, 1 Agustus 2009 Penulis Ragil Sediyaning Utami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan seseungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 1 Agustus 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2004, sebanyak setengah juta orang
Indonesia tercatat sebagai penderita baru dan sekitar 101.000 kematian terjadi
setiap tahunnya. Di Yogyakarta tercatat 1141 kasus TB pada tahun 2008. Seorang pasien TB diperkirakan akan mengalami kerugian yang sebanding dengan 20-30%pendapatan rumah tangga setahun. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya TB dan bagaimana pengaruh antarfaktor. Faktor-faktor risiko yang diduga mempengaruhi timbulnya TB adalah
tingkat gizi rendah, tingkat kelembaban kamar tinggi, tingkat ekonomi rendah, dan tingkat pendidikan rendah.Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksprimental dengan rancangan
cross sectional. Pengambilan data dengan cara wawancara langsung kepada
penderita TB yang terdiagnosa antara periode Januari hingga Mei 2009. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan uji Z dengan α= 0,05.Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah tingkat gizi rendah berpengaruh terhadap timbulnya TB (Z=-4,153); tingkat kelembaban kamar yang
tinggi mempengaruhi timbulnya TB (Z=3,812), tingkat ekonomi rendah tidak
mempengaruhi timbulnya TB (Z=0,692), tingkat pendidikan rendah tidak
mempengaruhi timbulnya TB (Z=-1,038). Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tingkat ekonomi penderita TB (Z=0,441), tingkat ekonomi tidak
mempengaruhi tingkat gizi penderita TB (Z=0,779), tingkat ekonomi tidak mempengaruhi tingkat kelembaban kamar penderita TB (Z=-0,323), tingkat
pendidikan tidak mempengaruhi tingkat gizi penderita TB (Z=0,057), tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kelembaban kamar penderita TB (Z=2,256) Kata kunci : tuberkulosis paru, gizi, kelembaban kamar, ekonomi, pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
TB is a direct infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. In2004, approximately a half of million Indonesian people were recorded as new
patients and about 101,000 deaths happened each year. A sufferer of TB is
assumed to have a loss similar to 20-30% of household income in a year. This
research aims to find out what faktors influence the emergence of TB and how the
faktors influence each other. The risky faktors assumed to influence the
emergence of TB are low nutrient rate, high room humidity rate, low economic
rate, and low education rate.This is a non-experimental research with cross sectional design. The data
were obtained by direct interview with the patients of TB who were diagnosed
between the periods of January – May 2009. The data obtained were analyzed
with Z test, with α = 0.05.The results of the research are low nutrient rate influences the emergence
of TB (Z=-4.153); high room humidity rate influences the emergence of TB
(Z=3.812); low economic rate does not influence the emergence of TB (Z=0.692);
low education rate does not influence the emergence of TB (Z=-1,038). The
education rate does not influence the economic rate of the patient of TB
(Z=0.441), the economic rate does not influence the nutrient rate of the patient of
TB (Z=0.779), the economic rate does not influence the room humidity rate of the
patient of TB (Z=-0.323), the education rate does not influence the nutrient rate of
the patient of TB (Z=0.057), the education rate influences the room humidity rate
of the patient of TB (Z=2.256).
Key words: pulmonary tuberculosis, nutrient, room humidity, economic,
educationPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
PRAKATA ........................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. x
INTISARI ...............................................................................................................xi
ABSTRACT .. .......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI . ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR . ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 11. Permasalahan ........................................................................................ 4
2. Keaslian penelitian ................................................................................ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Tuberkulosis ................................................................................................ 9
1. Mycobacterium tuberculosis ................................................................. 9
2. Epidemiologi . ........................................................................................ 9
3. Gejala .................................................................................................. 10
4. Diagnosis ............................................................................................. 10
5. Klasifikasi penyakit ............................................................................. 11
6. Kategori penderita TB ......................................................................... 13
7. Regimen pengobatan TB ..................................................................... 14
B. Faktor-Faktor Risiko TB ........................................................................... 16
1. Status gizi ............................................................................................. 18
2. Lingkungan rumah ............................................................................... 21
3. Tingkat ekonomi ................................................................................. 24
4. Tingkat pendidikan .............................................................................. 24
C. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) ........................................... 26
D. Landasan Teori .......................................................................................... 27
E. Hipotesis .................................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 29 B. Variabel Penelitian . ................................................................................... 291. Variabel bebas ..................................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Populasi dan Besar Sampel ....................................................................... 31
F. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 32
G. Analisa Data .............................................................................................. 33
H. Kesulitan Penelitian .................................................................................. 34
I. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 35
A. Tingkat gizi ............................................................................................... 36 B. Tingkat kelembaban .................................................................................. 37 C. Tingkat ekonomi ....................................................................................... 381. Tingkat ekonomi dengan tingkat gizi ................................................. 41
2. Tingkat ekonomi dengan tingkat kelembaban kamar . ....................... 42
D. Tingkat pendidikan .................................................................................... 44
1. Tingkat pendidikan dengan tingkat gizi .............................................. 46
2. Tingkat pendidikan dengan tingkat kelembaban kamar ..................... 47
3. Tingkat pendidikan dengan tingkat ekonomi ....................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 51
A. Kesimpulan ............................................................................................... 51 B. Saran ......................................................................................................... 52DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Dosis untuk paduan OAT FDC kategori 1dan 3 (Manaf, 2006) .............15 Tabel II. Dosis untuk paduan OAT FDC kategori 2 (Manaf, 2006) ..................... 15 Tabel III. Delapan golongan bahan makanan dalam dan jumlahnya dalam urt, g, dan kkal ................................................................................................ 20
Tabel IV. Angka Kecukupan Gizi (AKG) orang Indonesia .................................. 21
Tabel V. Daftar BP4 propinsi DIY beserta unit pelayanannya ............................. 27
Tabel VI. Keterangan dan jumlah pasien yang tidak dapat dipakai dalam penelitian .............................................................................................. 32Tabel VII. Keterangan dan frekuensi penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran
periode Januari – Mei 2009 yang tidak dapat dipakai dalam penelitian .............................................................................................................. 35Tabel VIII. Distribusi tingkat gizi penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 .................................................................. 36 Tabel IX. Distribusi tingkat kelembaban kamar penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 ................................................ 37
Tabel X. Distribusi tingkat ekonomi penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran
Tabel XII Distribusi tingkat ekonomi dan gizi penderita TB rawat jalan di BP 4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 ................................................ 41 Tabel XIII Distribusi pekerjaan penderita TB rawat jalan di BP 4 Minggiran periode Januri – Mei 2009 ................................................................... 42
Tabel XIV Distribusi tingkat ekonomi dan tingkat kelembaban penderita TB rawat
jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 ........................... 43Tabel XV Diskat pendidikan penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode
Januari – Mei 2009 .............................................................................. 44 Tabel XVI Distribusi tingkat pendidikan penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 dalam perhitungan statistik .... 45 Tabel XVII Distribusi tingkat pendidikan dan tingkat gizi penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 .......................... 46 Tabel XVIII Distribusi tingkat pendidikan dan tingkat kelembaban kamar penderita TB rawat jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 ................................................................. 47Tabel XIX Distribusi tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi penderita TB rawat
jalan di BP4 Minggiran periode Januari – Mei 2009 .......................... 49PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori Timbulnya Penyakit (Azwar, 1979)……………………….…16
Gambar 2. Faktor Risiko Kejadian TB (Manaf, 2006)…………………………18
Gambar 3. Pengaruh antar faktor terhadap timbulnya TB….………………….25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Untuk Penderita TB…………………………….………56
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Tingkat Gizi Berdasarkan AKG 2004……......59
Lampiran 3. Perhitungan Uji Z Untuk Penilaian Tingkat Gizi, Tingkat
Kelembaban, Tingkat Ekonomi, dan Tingkat Pendidikan TerhadapTimbulnya TB Serta Untuk Melihat Hubungan Antar Faktor………………………………….………………….60 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Menggunakan SPSS………………………….…………………….74
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Yogyakarta…………….78
Lampiran 6. Surat Izin untuk Melakukan Validasi dari BP4 Pusat Yogyakarta…79
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Salah satu penyakit utama penyebab kematian oleh karena infeksi adalah Tuberculosis (TB). TB telah mengakibatkan kematian 100 juta jiwa pada awal
tahun 2000 lalu. Tercatat kira-kira sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB dan lebih dari 9 juta kasus baru ditemukan tiap tahunnya (Anonim, 2009). TB merupakan ancaman bagi penduduk Indonesia. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien di dunia. Pola penyakit di Indonesia setara dengan negara-negara lain yang berpenghasilan kurang lebih sama. Hal ini tampak jelas apabila ditelaah keadaan penyakit di berbagai negara. Negara tergolong miskin banyak menderita penyakit menular (Slamet, 1994).
Pada tahun 2004, sebanyak setengah juta orang tercatat sebagai penderita baru dan sekitar 101.000 kematian terjadi setiap tahunnya (Manaf dan Pranoto, 2006). Sebagian besar penderita TB adalah penduduk yang berusia produktif antara 15-55 tahun. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia (Umar dan Basri, 2005).
Apabila dikaitkan dengan pengaruh ekonomi, TB akan mempengaruhi tidak langsung untuk transportasi serta kerugian 3-4 bulan waktu kerja yang sebanding dengan 20-30% pendapatan rumah tangga setahun. Apabila seseorang meninggal karena TB, kerugian keluarga sebanding dengan kehilangan pendapatan rata-rata selama 15 tahun (Anonim, 2003).
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan tingkat kesehatan yang tinggi di Indonesia pun masih mempunyai angka kejadian TB yang cukup tinggi pula. Pada tahun 2006 jumlah penderita TB sebesar 2650 orang, pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi sebesar 2269 orang (Anonim, 2008). Pada tahun 2008 jumlah suspek mengalami penurunan namun jumlah kasus baru bertambah dari pada tahun 2007. Dari angka keseluruhan terlihat jumlah penderita yang masih tinggi. Dari jumlah 1141 kasus TB, sekitar 39,72%nya (453) pasien menjalani pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4). Sebagai BP4 pusat yang membawahi seluruh BP4 di Propinsi DIY, jumlah pasien di BP4 Minggiran di kota Yogyakarta adalah yang terbanyak yakni kurang lebih sebesar 31%.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Bakteri ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA) (Anonim, 2003).
Mycobacterium tuberculosis hanya dapat ditularkan oleh penderita yang droplet mengandung satu sampai tiga bakteri. Dari hasil penelitian, bila udara yang tercemar bakteri tersebut terkena radiasi sinar ultra violet maka marmut tidak akan terinfeksi TB (Peloquin, 2002). Bakteri ini dapat cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab (Anonim, 2003).
Menurut Peloquin (2002) presentasi klinis dari kejadian TB ini tergantung pada 3 faktor utama, yaitu jumlah bakteri yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh, virulensi dari bakteri itu sendiri, dan respon imun dari host. Di alveolus, bakteri yang masuk dimakan oleh makrofag sel paru. Jika makrofag dapat membunuhnya maka infeksi tidak berlanjut, namun jika tidak maka bakteri dapat meneruskan perkembangbiakannya. Pada akhirnya makrofag akan hancur, melepaskan banyak bakteri dan bakteri tersebut akan dimakan oleh makrofag lainnya. Siklus ini akan berjalan selama beberapa minggu sampai host menghasilkan respon yang cukup baik untuk menangkal bakteri tersebut. Pada tahap awal infeksi, Mycobacterium tuberculosis memperbanyak diri seturut deret logaritma.
Faktor kedua yang mempengaruhi presentasi klinis dari kejadian TB adalah respon imun dari host. Respon imun sangat dipengaruhi oleh tingkat gizi.
Menurut Good (1988) hubungan antara status gizi dan status imun telah menjadi faktor dari suatu usaha penelitian yang penuh semangat. Diet seimbang dapat mencegah timbulnya penyakit, tidak terkecuali penyakit TB paru. Suatu penelitian gizi rendah; lebih berpeluang untuk menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan status gizi tinggi. Hal tersebut bisa dijelaskan bahwa status gizi seseorang dapat berfungsi sebagai proteksi dan meningkatkan daya tahan tubuh (Arsin, 2008).
Daya tahan tubuh atau kekebalan tubuh dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kekebalan alami dan kekebalan didapat. Kekebalan didapat dibedakan pula menjadi 2 macam, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan aktif salah satunya karena mendapatkan imunisasi (Entjang, 1981). Secara khusus disebutkan Bacillus Calmette-Guerin (BCG) yaitu imunisasi untuk mencegah TB. Vaksin ini berisi bakteri hidup yang sudah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit dan pemberiannya cukup satu kali saja (Anonim, 2009). Akan tetapi imunisasi tidak menjamin seseorang kebal terhadap TB.
Banyak hal yang mempengaruhi, diantaranya karena efikasi dari BCG sendiri beragam dari 0 hingga 80% tergantung dari regionalnya (Anonim, 2009). BCG tidak bekerja pada semua TB. Bacillus Calmette-Guerin paling baik untuk mencegah bentuk lain TB misalnya TB meningitis (Rodrigues dan Diwan, 1993).
1. Permasalahan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diangkat beberapa permasalahan yaitu : a. Apakah faktor risiko tingkat gizi dapat mempengaruhi timbulnya
TB? c. Apakah faktor risiko tingkat ekonomi dapat mempengaruhi timbulnya TB ? d. Apakah faktor risiko tingkat pendidikan dapat mempengaruhi timbulnya TB ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh yang kami ketahui, penelitian berjudul ”Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Timbulnya Tuberkulosis (TB) Paru Para Penderita TB Rawat Jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) KotaYogyakarta, Unit Minggiran periode Januari - Mei 2009” belum pernah dilakukan khususnya di Universitas Sanata Dharma.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Nurhidayah, Lukman, Rakhmawati (2007) dengan judul “Hubungan Antara Karakteristik Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberculosis (TB) Paru Pada Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang”. Penelitian ini membahas tentang karakteristik lingkungan rumah meliputi kelembaban rumah, kepadatan penghuni rumah, ventilasi rumah, pencahayaan rumah, dan suhu rumah yang dihubungkan dengan kejadian TB. Subyek yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah penderita TB yang masih dikategorikan dalam usia anak yang berada di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Metode penelitian dengan case control study, prosedur pengumpulan datanya dengan cara observasi untuk mengukur luas ventilasi rumah, kelembaban rumah, suhu rumah, pencahayaan rumah, dan kepadatan penghuni rumah. Hasil anak di wilayah itu, namun tidak terdapat hubungan antara kejadian TB dengan suhu rumah.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi, kriteria subyek uji, desain penelitian, prosedur pengumpulan data dan tujuan dilakukannya penelitian.
Penelitian yang sedang kami lakukan berlokasi di Yogyakarta, sebagai subyek uji pasien TB usia produktif, dengan desain cross sectional, prosedur pengambilan data dengan cara wawancara kuesioner dan tidak hanya melihat karakteristik lingkungan rumah namun juga tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan status gizi yang dihubungkan dengan TB.
Penelitian yang lain adalah skripsi yang ditulis oleh Prastowo (2003) dengan judul : “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penularan TB Paru di BP4 Minggiran”. Penelitian deskriptif sederhana dengan jumlah sampel 21 orang penerita TB BTA+ ini menilai mengamati faktor-faktor yaitu usia, ada tidaknya agen di sekitar host, perilaku kesehatan penderita, tingkat gizi secara antropometri, pendidikan,pekerjaan, penghasilan, kepadatan hunian rumah, dinding rumah, lantai rumah, ventilasi dan jendela . Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagian besar penderita berusia antar 21-30 tahun, ada agen di sekitar host baik di dalam rumah, tetangga atau pun dalam pekerjaan. Perilaku penderita meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan kesemuanya sudah baik. Dari tingkat gizi secara antropometri sebagian besar penderita mempunyai indeks massa tubuh normal, hanya sebagain kecil yang kurus, dan tidak ada yang kelebihan berat pekerjaan sebagian besar dari mereka adalah sebagai wiraswastawan dan buruh, serta mempunyai penghasilan rata-rata Rp. 399.000,00 setiap bulannya. Nilai tersebut sudah berada di atas UMR propinsi DIY pada tahun 2003. Kemudian dalam hal hunian, sebagian besar penderita mempunyai kepadatan rumah yang seseuai ketentuan, berdinding semen, berlantai plester, dan mempunyai ventilasi atau jendela yang sering dibuka.
Perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah terletak pada periode pengambilan data, jumlah responden yang digunakan, faktor-faktor yang diteliti, dan metode yang digunakan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian tentang faktor risiko timbulnya TB dan pengaruh antar faktor ini berguna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit TB.
b. Manfaat metodologis. Penelitian-penelitian terdahulu tentang faktor- faktor risiko timbulnya TB dengan rancangan case control study, namun dalam penelitian ini dicoba untuk menilai faktor-faktor risiko dengan rancangan cross sectional.
c. Manfaat praktis. Penelitian ini berguna untuk : 1) Mengetahui pengaruh faktor tingkat gizi terhadap timbulnya TB 2) Mengetahui pengaruh faktor tingkat kelembaban kamar terhadap timbulnya TB
3) Mengetahui pengaruh faktor tingkat ekonomi terhadap timbulnya TB
4) Mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap timbulnya TB
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah: Mengetahui faktor –faktor yang dapat menimbulkan TB 1. Faktor tingkat gizi.
2. Faktor tingkat kelembaban kamar.
3. Faktor tingkat ekonomi.
4. Faktor tingkat pendidikan.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tuberkulosis
1. Mycobacterium tuberculosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis , yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang,
dinding selnya mengandung kompleks lipida glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia (Umar dan Basri, 2005) itu sebabnya maka pengobatan penyakit TB memerlukan waktu minimal 6 bulan dengan kombinasi beberapa antibiotik.
2. Epidemiologi
Survei prevalensi TB yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983- 1993 menunjukkan bahwa prevalensi TB di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TB Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TB pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Perkiraan prevalensi, insidensi dan kematian akibat TB dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu sakit, proporsi kasus BTA pengobatan, prevalensi dan insidensi HIV, angka kematian dan demografi (Anonim, 2007)
3. Gejala
Gejala umum yang terjadi adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri di dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Gejala-gejala tersebut dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, harus dianggap sebagai ”suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (Anonim, 2003)
4. Diagnosis
Diagnosis TB paru pada orang dewasa yakni dengan pemeriksaan sputum atau dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya 2 dari 3 spesimen ”sewaktu pagi sewaktu” (SPS) BTA hasilnya positif. Apabila hanya 1 spesimen yang positif maka perlu dilanjutkan dengan roentgen dada atau pemeriksaan SPS diulang.
Pada orang dewasa, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam diagnosis, hal ini disebabkan suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium tuberculosis. misalnya pada penderita HIV, malnutrisi berat, TB milier dan morbili (Umar dan Basri, 2005).
Diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai berikut :
a. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan foto toraks diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA positif.
b. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antobiotika non OAT.
c. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus, misalnya pneumotorak, efusi perikarditis, pleuritis eksudativa dan pasien yang mengalami hemoptosis berat.
5. Klasifikasi penyakit
a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena: 1) Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura dan kelenjar pada hilus.
2) Tuberkulosis ekstra paru kelenjar lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll.
b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB paru: 1) Tuberkulosis paru BTA positif
a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif
b) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis c) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif d) Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
2) Tuberculosis paru BTA negatif Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif meliputi : a) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
b) Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.
c. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit 1) TB paru BTA negatif foto toraks positif
Dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas dan atau keadaaan umum pasien buruk.
2) TB ekstra paru Dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
a) TB ekstra paru ringan, misalnya TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
b) TB ekstra paru berat, misalnya meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB salurang kemih dan alat kelamin (Manaf dan Pranoto, 2006).
6. Kategori penderita TB
Menurut Umar dan Basri (2005) Penderita TB digolongkan dalam 3 kategori untuk mempermudah dalam panduan pengobatannya, yaitu: a. Kategori 1 adalah penderita baru BTA positif, penderita baru TB b. Kategori 2 adalah penderita kambuh (relaps), penderita gagal (failure), dan penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).
c. Kategori 3 adalah penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan dan penderita TB ekstra paru ringan.
7. Regimen pengobatan TB
Penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) yang dipakai dalam pengobatan adalah antibiotik dan anti infeksi sintetis untuk membunuh bakteri penyebab TB. Aktifitasnya didasarkan pada 3 mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi dan aktifitas mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai adalah isoniazid (H), etambutol (E), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan streptomisin (S). Kelompok obat ini disebut sebagai kelompok obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang paling poten dalam membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan streptomisin. Rifampisin dan pirazinamid paling poten dalam mekanisme sterilisasi.
Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket Kombipak, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan pengobatan sampai selesai, 1 paket untuk 1 penderita dalam 1 masa pengobatan. Disamping Kombipak, saat ini tersedia juga OAT yang disebut Fix Dose Combination (FDC).
Obat ini pada dasarnya sama dengan obat Kombipak, yaitu rejimen dalam bentuk kombinasi namun di dalam tabelt yang ada sudah berisi campuran OAT dalam 1 a. Kategori 1 dan 3 (2HRZE/4H3R3).
Tabel I. Dosis untuk paduan OAT FDC kategori 1dan 3 (Manaf dan Pranoto,
2006) Berat badan (kg) Tahap intensifTiap hari selam 56 hari RHZE (150/75/400/275)
Tahap lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150/150)
30-37 2 tabelt 4 FDC 2 tabelt 2 FDC 38-54 3 tabelt 4 FDC 3 tabelt 2 FDC 55-70 4 tabelt 4 FDC 4 tabelt 2 FDC ≥ 71 5 tabelt 4 FDC 5 tabelt 2 FDC b. Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3).
Tabel II. Dosis untuk paduan OAT FDC kategori 2 (Manaf dan Pranoto, 2006) Berat badan (kg) Tahap intensif tiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap lanjutan 3 kali seminggu RH (150/150) + E (275) 56 hari 28 hari 20 minggu
30-37 2 tabelt 4 FDC +500 mg injeksi Streptomisin 2 tabelt 4 FDC 2 tabelt 2 FDC + 2 tabelt Etambutol
38-54 3 tabelt 4 FDC +750 mg injeksi Streptomisin 3 tabelt 4 FDC 3 tabelt 2 FDC + 3 tabelt Etambutol
55-70 4 tabelt 4 FDC +1000 mg injeksi Streptomisin 4 tabelt 4 FDC 4 tabelt 2 FDC + 4 tabelt Etambutol
≥ 71 5 tabelt 4 FDC +1000 mg injeksi Streptomisin 5 tabelt 4 FDC 5 tabelt 2 FDC + 5 tabelt Etambutol
Keterangan: FDC = Fix Dose Combination R = rifampisin H = isoniazid Z = pirazinamid E = etambutol
B. Faktor-Faktor Risiko TB
Dalam masyarakat dewasa ini berkembanglah teori tentang timbulnya penyakit yang menyebutkan sehat / tidaknya seseorang tergantung sekali dari ada atau tidaknya suatu proses yang dinamis yang merupakan hubungan timbal balik antara 3 faktor, yaitu penyebab penyakit (agent), penjamu (host), dan faktor lingkungan (environment).
HOST ENVIRONMENT AGENT
Gambar 1. Teori Timbulnya Penyakit (Azwar, 1979)
Menurut Entjang (1981) usaha – usaha kesehatan masyarakat ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan dari ketiganya sehingga setiap warga masyarakat dapat mencapai derajad kesehatan yang setinggi – tingginya.
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan exogen dan endogen. Golongan exogen. yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Sedangkan golongan endogen. yaitu golongan penyakit yang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat.
Faktor kedua yang mempengaruhi timbulnya penyakit adalah penjamu. dikenai sesuatu penyebab penyakit atau ditulari bibit penyakit, belum tentu akan menjadi sakit, karena masih tergantung pada beberapa hal. Salah satu diantaranya yaitu daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi, baik jasmani, rohani, mapun sosialnya dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit.