A-01-005 OPTIMALISASI PERAN DUNIA USAHA DAN INDUSTRI (DUDI) DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMK SECARA BERKELANJUTAN
Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Konvensi Nasional VIII dan Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO) dan Temu Karya XIX FT/FPTK-JPTK se Indonesia. dengan Tema:
PERANAN PENIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN DALAM MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA) X, 2323 halaman, 28 Cm Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Copyright @ 2016ISBN: Steering Committee :
1. Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si
6. Dr. Andoko, ST, MT 2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.
7. Dr.Widarto
3. Dr. Syahril, M.Eng
8. Prof.. Dr. henry Sumual, M.Si 4. Dr. Riadi, M.Pd., MT.
9. Dr. Muh yahya, M.Eng.
5. Dr. Nur Qudus, MT
10. Prof. Eko Hariadi, M.Si
Penyunting: 1.
5. Dr. Nathanael Sitangang, ST, M.Pd. Dr. R Mursid, M.Pd.
2.
6. Dr. Putri Lynna A. Luthan, M.Sc. Dr. Arif Rahman, M.Pd.
3.
7. Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd. Janter P. Simanjunntak, MT, Ph.D.
4. Dr. Eka Daryanto, MT.
Diterbitkan Oleh: Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Alamat Penerbit: Jln. Willem Iskandar, Psr V Medan 20222; Telp (061) 6636757; Fax. (061) 6613319-6614002 Website: http//www.aptekindo.unimed.ac.id
ii
DAFTAR ISI
Prakata .................................................................................................................................. i
Susunan Panitia ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ v
Sub Tema1 : Pengembangan Kapasitas Guru Teknik dan Kejuruan A-01-024 USULAN MODEL PENDIDIKAN PROFESI GURU KEJURUAN DI INDONESIA
Bernardus Sentot Wijanarka, Universitas Negeri Yogyakarta
A-01-008 PENDIDIKAN (GURU VOKASIONAL) TEKNIK ARSITEKTUR: SEBUAH JALAN TENGAH
M. Syaom Barliana, Universitas Pendidikan Indonesia
A-01-022 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL TERHADAP KINERJA GURU
SMKN KOTA MANADOHenny Mokoginta, Universitas Negeri Manado
A-01-013 KESIAPAN PESERTA PROGRAM SARJANA MENGAJAR DALAM MELAKSANAKAN
LAYANAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF SMKMaftuchin Romlie,
A-01-009 RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PENGALAMAN
LAPANGAN (PPL) DALAM UPAYA PEMENUHAN GURU SEKOLAH MENENGAHKEJURUAN DI DAERAH TERPENCIL
Dedi Supriawan, dan Wowo K Sunaryo,Universitas Pendidikan Indonesia
A-01-012 MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN
GURU PRODUKTIF DI SMK PARIWISATARizkie Julian, Ellis Endang Nikmawati, dan Sri Subek, Universitas Pendidikan Indonesia
A-01-005 OPTIMALISASI PERAN DUNIA USAHA DAN INDUSTRI (DUDI) DALAM
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMK SECARA BERKELANJUTANPutu Agus Mayuni, dan Ni Wayan Sukerti, Universitas Pendidikan Ganesha
A-01-033 PELAKSANAAN TEACHING FACTORY MELALUI PEMBELAJARAN MANAJEMEN
USAHA MODISTE PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANAEsin Sintawati, Universitas Negeri Malang
A-01-026 PENGARUH TEKAD DIRI TERHADAP KINERJA ADAPTIF KEPALA SMK KOTA MEDAN
Rosnelli, Universitas Negeri Medan
A-01-004 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING (CBT) A-04-008 PENILAIAN PERFORMANCE CHARACTER BIDANG BUSANA Emy Budiastuti, Universitas Negeri Yogyakarta
EI-04-024 Building Ethos Performance through Vocational Education: as Realize Mental
RevolutionE. Titiek Winanti, State University of Surabaya
Sub Tema 5 : Inovasi dalam Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
A-05-001 KARAKTERISTIK BATU BATA DAN MORTAR UNTUK PASANGAN DINDING PASCA
SOSIALISASI MEMBANGUN RUMAH YANG LEBIH AMAN TERHADAP GEMPA DIPESISIR PANTAI KOTA PADANG Totoh Andayono, Universitas Negeri Padang
A-05-002 PENGARUH TEMPERATUR AUSTEMPERED PADA BESI COR NODULAR TERHADAP
SIFAT MEKANIS DAN MACHINABILITY Triyono, Universitas Negeri Jakarta
A-05-003 TINGKAT PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS: JALAN RAYA BANDAR BUAT
PADANG-SUMATERA BARAT) Oktaviani & Endang Sulistiowati, Universitas Negeri Padang
A-05-004 PEMBELAJARAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN BERBASIS KEARIFAN
LOKAL BANGUNAN TRADISIONAL SUNDA Johar Maknun, Irawan Surasetja, dan Tjahyani Busono, Universitas Pendidikan Indonesia
A-05-005 PENDIDIKAN, MULTI BUDAYA, KOMPETENSI DAN DUNIA KERJA DALAM PROSES
PEMBENTUKAN DIRI MANUSIA/SUMBERDAYA SOSIAL Sitti Nursetiawati, Universitas Negeri Jakarta
A-05-006 PENGGUNAAN TEKNOLOGI AIR BRUSH PADA TATA RIAS WAJAH PENGANTIN
SEBAGAI INOVASI DALAM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN BIDANG TATARIAS PENGANTIN GAYA EROPA /BARAT
Mari Okatini Armandari, Universitas Negeri Jakarta A-05-007 MANFAAT PEMBELAJARAN “PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN” DALAM
PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI Sri Subekti, Universitas Pendidikan Indonesia
A-05-008 PEMETAAN POTENSI DAN PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
PARIWISATA BAWAH LAUT DI KOTA GORONTALO Abd Azis Bouty, Moh Yusuf Tuloli, & Rochmad Mohammad Thohir Yassin, Universitas Negeri Gorontalo
A-05-051 INOVASI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) BERBASIS MODULAR INTERACTIVE TUTORIALHasanah dan Muhammad Nasir Malik, Universitas Negeri Makassar
A-05-052 ANALISA PERBANDINGAN AKURASI AVOMETER LABORATORIUM INSTALASI
LISTRIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DENGAN AVOMETER KONTRAKTORINSTALASI LISTRIK TERHADAP MC-5
Massus Subekti, Parjiman, Universitas Negeri Jakarta
A-05-053 STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN REDUKSI PRESSURE DROP SALURAN SEMPIT
BERPENAMPANG BUJUR SANGKAR DENGAN KONFIGURASI SILINDER SIRKULARDENGAN DISTURBANCE BODY BERBENTUK CIRCULAR DAN SQUARE Nuzul Hidayat, Donny Fernandez, Universitas Negeri Padang
A-05-054 ANALISIS PENGGUNAAN ECU RACING (ELECTRONIC CONTROL UNIT) TERHADAP
KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR INJEKSI Toto Sugiarto, Dwi Sudarno Putra, Universitas Negeri Padang
A-05-055 PENGARUH PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI CNG
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK (SFC)PADA MESIN DIESELSISTEMDUAL FUELSOLAR-CNG
Ahmad Arif, Erzeddin Alwi, Universitas Negeri Padang
A-05-056 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI UNIMA MELALUI KOMITMEN KERJA
Christine Takarina Meitty Manoppo, Universitas Negeri Manado
A-05-057 INOVASI STRATEGI PEMBELAJARAN VAK MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN
KREATIVITAS PEMBELAJARAN CIPTA KARYA BOGANi Desak Made Sri Adnyawati, Universitas Pendidikan Ganesha
A-05-058 PENGEMBANGAN MEDIA GIZI BERBASIS JEJARING SOSIAL UNTUK REMAJA
DENGAN ORANG TUA PENDERITA DIABETES MELITUSRusilanti, Ari Istiany, dan Yeni Yulianti, Universitas Negeri Jakarta
A-05-059 PERANCANGAN SEKSI UJI TEROWONGAN ANGIN SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN DI JURUSAN TEKNIK MESIN UNJCatur Setyawan K., Universitas Negeri Jakarta A-05-060 PIPA KALOR PEMINDAH PANAS KAPASITAS BESAR DAN CEPAT
Nugroho Gama Yoga, Universitas Negeri Jakarta
A-05-061 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN
DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK DI SMK N 1 BUKITTINGGIHabibullah, Onil Adrian, Universitas Negeri Padang
A-05-055
PENGARUH PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI
INJEKSI CNG TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK
(SFC)PADA MESIN DIESEL SISTEMDUAL FUELSOLAR-CNG
Ahmad Arif, Erzeddin Alwi
Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri PadangJl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171 e-mail: [email protected]
ABSTRAK : Manfaat potensial penggunaan CNG pada mesin diesel dual fuel adalah lebih ekonomis dan
ramah lingkungan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh pengaturan start of injection dan durasi
injeksi CNG padamesin dieselsingle cylinderdual fuel tipe LPIG berbahan bakar minyak solar dan CNG.
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menginjeksikan CNG melalui injektor ke intake manifold
yang dikontrol menggunakan ECU. Metode yang digunakan untuk mengetahui nilai pengaturan optimum
adalah dengan mapping start of injectiondan durasi injeksi CNG melalui software VEMSTUNE pada komputer.
Start of injectiondiatur pada 35°, 40° dan 45°ATDC dan durasi injeksi sebesar 25, 23 dan 21ms. Pengujian
dilakukan dengan putaran mesin konstan 1500rpm dan pembebanan dari 500 sampai 4000watt dengan interval
500watt. Hasil yang didapatkan dari penelitian menunjukkan bahwa pengaturan paling optimal terjadi pada
start of injection45° ATDC dan durasi injeksi 25 ms, yaitu CNG dapat menggantikan porsi bahan bakar solar
hingga 47,15% dan SFC solar rata-rata mengalami penurunan sebesar 52,17%, tetapi SFC dual fuel rata-rata
meningkat hingga 55,64% dibandingkan SFC single fuel.Kata kunci:Diesel dual fuel,start of injection, durasi injeksi, dan konsumsi bahan bakar spesifik.
I. PENDAHULUAN
Jumlah kendaraan setiap tahunnya terus bertambah, hal ini mengakibatkan konsumsi dan harga bahan bakar minyak bumi juga terus mengalami peningkatan, sedangkan persediaannya semakin menipis. Di sisi lain, masih tersedia cadangan bahan bakar gas yang cukup melimpah dengan harga yang relatif murah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Compressed natural gas (CNG) merupakan salah satu jenis bahan bakar gas paling potensial yang tersedia untuk internal combustion 1)
engine karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan . Sebuah teknologi yang menjanjikan untuk
2) digunakan pada motor pembakaran dalam adalah sistem dual fuel atau bahan bakar ganda .Mesin diesel dual fuel adalah mesin diesel yang ditambahkan bahan bakar gas pada intake
manifold atau langsung ke ruang bakar dan penyalaan pembakaran dilakukan oleh semprotan minyak
3)solar. Menurut Tamam saat ini terdapat tiga tipe sistem dual fuel yang digunakan pada mesin diesel, yaitu Low Pressure Injected Gas (LPIG), High Pressure Injected Gas (HPIG) dan Combustion Air
Gas Integration (CAGI).Secara teoritis tipe sistem dual fuel yang lebih efisien digunakan pada adalah
LPIG, karena tipe ini dapat mengurangi potensi gas terbuang karena gas hanya disuplai setelah katup isap terbuka dan katup buang tertutup sehingga penyuplaian bahan bakar gas lebih efisien. Selain itu, tipe LPIG juga membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan tipe HPIG.
Untuk meningkatkan performa mesin diesel dual fuel, salah satunya adalah konsumsi bahan bakar maka dibutuhkan pengaturan beberapa parameter dalam penyuplaian bahan bakar gas,
injection sangat menentukan proses pembakaran di dalam selinder sehingga akanmempengaruhi
konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh mesin diesel, termasuk yang menggunakan dual fuel.Untuk itu, dibutuhkan sudut start of injection yang tepat dalam menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar agar didapatkan pembakaran yang sempurna sehingga akan meningkatkan performa 4) mesin . Adapun durasi injeksiadalah suatu proses lamanya injektor menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Lamanya durasi injeksi menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar.Pada bahan bakar gas yang mempunyai nilai density yang rendah maka perlu 5) dilakukan pengaturan durasi injeksi dari keadaan standarnya .
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan pengujian konsumsi bahan bakar spesifik pada mesin diesel dual fuel dengan pengaturan start of injection dan durasi injeksi bahan bakar gas (CNG) sehingga didapatkan pengaturan yang optimal pada setiap kondisi pembebanan mesin.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental. Pengujian dilakukan pada mesin diesel generator set dengan poros utama yang telah terkopel langsung dengan
generator listrik. Mesin ini telah dimodifikasi menjadi dual fueldengan menggunakan bahan bakar
minyak solar dan CNG.Metode pengujianpada penelitian ini dibagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu: kelompok kontrol, yaitu motor diesel menggunakan single fuel dengan bahan bakar minyak solar dan kelompok uji, adalah motor diesel menggunakan sistem dual fueldengan bahan bakar kombinasi minyak solar dan CNG.
Mesin diesel generator setyang digunakan sebagai mesin uji adalah mesin diesel 4 (empat) langkah, single cylinder, dengan kapasitas mesin 411 cc dan daya maksimum 6000 watt. Pembebanan yang dilakukan menggunakan beban lampu pijar sebanyak 8 buah dengan konsumsi daya masing- masing lampu sebesar 500 watt. Bahan bakar minyak solar yang digunakan adalah minyak solar yang didapatkan dari pasaran yang diproduksi oleh Pertamina, sedangkan CNG adalah yang diproduksi oleh PT. PGN.
Proses pemasukan CNG dengan sistem dual fuel menggunakan tipe LPIG (Low Pressure
Injected Gas ). Tipe ini bekerja dengan melakukan injeksi CNG pada saluran isap (intake manifold)
melalui injektoryang dikontrol menggunakan sistem Electronic Control Unit (ECU). Metode yang digunakan untuk mengetahui nilai pengaturan optimum adalah dengan mapping start of injection dan durasi injeksi CNG melalui softwareVEMSTUNE pada komputer. Start of injection yang digunakan adalah 35°, 40° dan 45° after top dead center (ATDC) dan durasi injeksi sebesar 25, 23 dan 21 ms (milisecond) serta tekanan CNG yang keluar dari pressure reducer dijaga konstan pada tekanan 2 bar.
Gambar 1. Skema Penelitian
Proses modifikasi mesin dan seluruh rangkaian pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar (TPBB), Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada bulan Oktober 2015.Pengujian dilakukan dengan putaran mesin konstan 1500 rpm dan pembebanan bervariasi dari 500 watt sampai 4000 watt dengan interval 500 wattdan setiap tahap pembebanan dilakukan pengambilan data. Data yang diambil antara lain laju alir udaradan CNG, waktu konsumsi minyak solar setiap 25 ml dan temperatur mesin.Sebelum dilakukan pengujian dengan sistem dual fuel maka terlebih dahulu dilakukan pengujian dengan single fuel minyak solar, hal ini dimaksudkan agar didapatkan data awal sebagai acuan/standar guna melihat perubahan parameter-parameter yang terjadi saat penerapan sistem dual fuel.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan bakar untuk memperoleh daya efektif. Besar kecilnya SFC bergantung pada sempurna atau tidaknya campuran udara dan bahan bakar yang terbakar di dalam ruang bakar.
1.00
Single Dual SOI 35 DI 25 Dual SOI 35 DI 23 Dual SOI 35 DI 21 Dual SOI 40 DI 25 Dual SOI 40 DI 23 Dual SOI 40 DI 21 Dual SOI 45 DI 25 Dual SOI 45 DI 23 Dual SOI 45 DI 21
Beban (%)
SFC Dual Fungsi Beban
75 87.5 100 SFC Du al (kg/HP .ja m )
62.5
50
37.5
25
12.5
1.10
0.90
Gambar 2. Grafik SFC dual fuel fungsi beban
0.80
Specific fuel consumtion atau konsumsi bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai laju aliran
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Pada gambar 2 secara umum menunjukkan bahwa SFC semakin turun seiring dengan penambahan beban yang semakin tinggi, hal ini karena semakin besar beban maka mesin akan semakin banyak memerlukan konsumsi bahan bakar pada putaran motor yang konstan. Setelah beban
0.70 nilai minimum. Kemudian pada beban 87,5-100%, nilai SFC mengalami peningkatan. Nilai SFC terbaik adalah yang memiliki nilai paling rendah. Nilai SFC terendah terjadi pada penggunaan bahan bakar dual fuel dengan pengaturan start of injection 45° ATDC dan durasi injeksi 25 ms yaitu naik sebesar 55,64% dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar single fuel. Hal ini disebabkan besar laju aliran massa CNG proporsional dengan laju aliran udara dan bahan bakar solar yang masuk ke ruang bakar sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya peningkatan daya mesin dan mengkonsumsi bahan bakar lebih efektif.
Bahan bakar solar tersubstitusi adalah jumlah bahan bakar solar yang tergantikan oleh bahan bakar CNG. Efisiensi konsumsi bahan bakar solar semakin baik apabila semakin banyak bahan bakar solar yang tergantikan oleh CNG.
Solar Tersubstitusi Fungsi Beban
Dual SOI 35 DI 2555.00
50.00 Dual SOI 35 DI 23 )
45.00 Dual SOI 35 DI 21
40.00 s (%
Dual SOI 40 DI 25 b
35.00 Dual SOI 40 DI 23 Su
30.00 r
Dual SOI 40 DI 21 a
25.00 Dual SOI 45 DI 25 Sol
20.00
15.00 Dual SOI 45 DI 23
10.00 Dual SOI 45 DI 21
12.5
25
37.5
50
62.5
75 87.5 100 Beban (%)
Gambar 3. Grafik solar tersubstitusi fungsi beban
Pada gambar 3 dapat dilihat jumlah persentase minyak solar yang digantikan oleh CNG setiap penambahan beban listrik. Setiap penambahan durasi injeksi yang keluar dari pressure regulator melalui injektor CNG, maka terjadi kenaikan laju aliran massa CNG yang masuk ke dalam ruang bakar. Setiap kenaikan laju aliran massa CNG, maka besarnya jumlah persentase minyak solar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar untuk menjaga putaran mesin konstan akan semakin turun. Sehingga jumlah persentase minyak solar yang digantikan akan semakin besar. Saat beban listrik semakin besar, jumlah minyak solar semakin banyak untuk menjaga putaran konstan sehingga persentase pergantian semakin kecil. Pada grafik tersebut terlihat bahwa jumlah persentase penggantian minyak solar rata-rata yang terbesar terjadi pada start of injection 45° ATDC dengan durasi injeksi 25 ms dengan solar tersubstitusi rata-rata sebesar 47,15%. Hal ini disebabkan meningkat jumlah laju aliran massa CNG yang masuk ke ruang bakar dan menggantikan porsi bahan bakar solar.
SFC Solar Fungsi Beban
0.38 Single )
0.33 Dual SOI 35 DI 25 m
Dual SOI 35 DI 23 .ja
0.28 Dual SOI 35 DI 21
0.23 Dual SOI 40 DI 25 (kg/HP r
0.18 Dual SOI 40 DI 23 a
Dual SOI 40 DI 21
0.13 Sol Dual SOI 45 DI 25
0.08 SFC Dual SOI 45 DI 23
0.03 Dual SOI 45 DI 21
12.5
25
37.5
50
62.5
75 87.5 100 Beban (%)
Gambar 4. Grafik SFC solar fungsi beban
Pada gambar 4 menunjukkan perbandingan konsumsi bahan bakar spesifik minyak solar saja untuk single fuel dan pada saat dual fuel dioperasikan. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa secara umum konsumsi minyak solar mengalami penurunan dengan adanya penambahan CNG yang masuk ke dalam ruang bakar melalui variasi durasi injeksi. Ini berarti bahwa jumlah CNG yang masuk ke ruang bakar dapat menggantikan sejumlah bahan bakar minyak solar untuk mendapatkan daya yang dibutuhkan untuk mengatasi beban listrik.
Dari grafik terlihat bahwa SFC tertinggi pada saat beban terendah dan terus mengalami penurunan dengan bertambahnya beban hingga paling rendah rata-rata pada beban 75%, kemudian SFC untuk minyak solar naik kembali. Daya mesin naik seiring dengan kenaikan beban listrik sementara waktu konsumsi bahan bakar minyak solar semakin singkat. Pada kisaran beban 75-87,5% adalah kondisi optimal dimana waktu dan daya yang dihasilkan memberikan nilai SFC paling rendah. Fenomena yang ditampilkan dalam kondisi ini adalah AFR pada pengujian mesin putaran stasioner selalu berubah berdasarkan beban yang diberikan. Namun tidak setiap nilai AFR dapat menghasilkan pembakaran yang optimal.
Pada beban kecil, AFR yang terbentuk adalah campuran yang lebih miskin sehingga untuk menghasilkan daya efektif sebesar 1 hp selama 1 jam dibutuhkan lebih banyak campuran bahan bakar. Semakin besar beban maka AFR akan bergeser ke arah campuran yang lebih kaya, namun belum tentu setiap campuran yang kaya mampu menghasilkan daya efektif sebesar 1 hp. Pada grafik tersebut terlihat bahwa jumlah SFC minyak solar yang terkecil terjadi pada start of injection 45° ATDC dengan durasi injeksi 25 ms, yaitu naik sebesar 52,17% dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar single fuel.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Perancangan mekanisme pemasukan bahan bakar CNG sistem dual fuel pada mesin diesel Diamond Di 800 single cylinder dilakukan dengan memodifikasi pada saluran intakemanifold dan melakukan kalibrasi pada saat awal mesin akan dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar dual fuel solar-CNG.
2. Hasil yang didapatkan dari penelitian menunjukkan bahwa pengaturan paling optimal terjadi pada start of injection45° ATDC dan durasi injeksi 25 ms, yaitu CNG dapat menggantikan porsi bahan bakar solar hingga 47,15% dan SFC solar rata-rata mengalami penurunan sebesar 52,17%, tetapi SFC dual fuel rata-rata meningkat hingga 55,64% dibandingkan SFC single fuel.
Saran 1.
Density bahan bakar CNG lebih rendah dibandingkan bahan bakar solar. Sehingga diperlukan peralatan tambahan pada saluran intake (turbo) agar dalam penggunaan mesin diesel dual fuel didapatkan performa yang optimal. Menggingat mesin yang dipakai desain awal untuk kendaraan berbahan bakar solar standar.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang bahan bakar CNG yang lebih inovatif, mengingat semakin lama persediaan bahan bakar cair semakin menipis dan banyaknya produsen otomotif yang memproduksi kendaraan dengan bahan bakar CNG di produk barunya.
DAFTAR PUSTAKA
Lounici, M. Said. Loubar, Khaled. Tarabet, Lyes. Balistrou, Mourad. Niculescu, D. Catalin. and Tazerout,
Mohand. (2014). Towards Improvement of Natural Gas-Diesel Dual Fuel Mode: An Experimental Investigation on Performance and Exhaust Emissions, Energi, 64, 200-211.
Korakiantis, T. Namasivayam, A.M & Crookies, R.J. (2011). Natural-Gas Fueled Spark-Ignition (SI) and
Compression-Ignition (CI) EnginePerformance and Emissions, Progress in Energy and Combustion Science, 37, 89-112.
Tamam, Zuhri. (2015). Karakterisasi Unjuk Kerja Mesin Diesel Generator Set Sistem Dual Fuel Solar dan
Syngas Batubara, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Warsita, Aris. (2012), Pengaruh Injection Timing dan Prosentase Campuran Minyak Diesel dengan Bahan Bakar Biodiesel terhadap Karateristik Mesin dan Emisi Gas Buang, TRAKSI, 12, 1-15.Aminuddin, Achmad. (2014). Uji Performa Mesin Sinjai Berbahan Bakar Bi-Fuel (Premium-Compressed
Natural Gas) dengan Pengaturan Durasi Injeksi dan Air Fuel Ratio, Tesis Magister, Institut TeknologiSepuluh Nopember, Surabaya.