SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA TUNANETRA DI SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PELAJARAN 20152016

  

SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA TUNANETRA DI SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh SITI MASITOH NIM 111 11 197 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  

MOTTO

  

           

   

  Artinya:

  “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al- Mujadillah: 11)”.

  

PERSEMBAHAN

  Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Bapak Asrodin dan Ibu Surati, karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya lah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita.

  2. Adiku Tini yang senantiasa memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  3. Sahabatku Ria Winarni, Nurul Fadlilah, Ika Khusnul Fadhilah, , Usriya Hidayati, Dwi Silvia, Yuli Hastuti yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

  4. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI E angkatan tahun 2011, teman-teman PPL, KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Muna Erawati, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Bapak Sigit Margono selaku kepala sekolah di SLB-AD Wantuwirawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Huru Tryasti sebagai guru PAI di SMPLB Wantuwirawan yang telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb Salatiga, 7 September 2015 Penulis

  SITI MASITOH NIM: 111 11 197 ABSTRAK Masitoh, Siti. 2015. Promblematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di SMPLB Wantuwirawan Tahun Pelajaran 2015/2016 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr Muna Erawati, M.Si

  Kata kunci: Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Siswa Tunanetra Siswa Tunanetra merupakan anak yang mengalami hambatan pada indera penglihatanya, walaupun telah diberi alat-alat bantu khusus mereka masih memerlukan pendidikan khusus. Kunci keberhasilan proses pembelajaran tersebut ditentukan oleh beberapa komponen, diantaranya guru, metode yang digunakan,dan kurikulum. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini diharapakan dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dan masukan kepada semua pihak terutama guru dan lembaga pendidikan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, Sedangkan analisis data dilakukan dengan klasifikasi data, penyaringan data dan Penyimpulan.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pembalajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di SMPLB Wantuwirawan berpedoman pada kurikulum KTSP dengan modifikasi guru. Pembelajaran PAI di SMPLB Wantuwirawan pada siswa penyandang tunanetra adalah (1) Materi yang disampaikan ditekankan pada materi yang bersifat dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, metode tanya jawab dan metode praktek. (2) upaya guru PAI memberikan materi yang sesuai dengan kemampuan siswa. (3) hasil pembelajaran PAI menunjukan bahwa siswa tunanetra sudah menjalan ritual keagamaan dalam keseharian dan berperilaku seperti tuntunan agama. Yaitu melakukan wudhu dan shalat wajib. Kendala yang dialami guru PAI diantaranya target materi tidak selesai, kurangnya jumlah guru PAI, kurang disiplinya siswa, dan tata ruang kelas yang tidak kondusif.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................

  I LEMBAR BERLOGO ............................................................... Ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING .......................................... Iii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. Iv DEKLARASI........................................... ...................................

  V MOTTO ..................................................................................... Vi PERSEMBAHAN....................................................................... Vii KATA PENGANTAR ............................................................... Viii ABSTRAK ................................................................................

  X DAFTAR ISI ............................................................................. Xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. Xiv BAB I PENDAHULUAN ........................................................

  1 A.

  Latar Belakang Penelitian ....................................................

  1 B.

  Fokus Penelitian...................................................................

  3 C.

  Tujuan Penelitian .................................................................

  4 D.

  Manfaat Penelitian ...............................................................

  4 1.

  Manfaat Teoritik ...........................................................

  5 2.

  Manfaat Praktik ..............................................................

  5 E.

  Penegasan Istilah..................................................................

  5 1.

  Pembelajaran pendidikan Agama Islam.........................

  5 2.

  Penyandang Tunanetra....................................................

  7 F.

  Metode Penelitian.................................................................

  8 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................

  8 1.

  Kehadiran Peneliti ...........................................................

  8 2.

  Lokasi Penelitian .............................................................

  8 3.

  Sumber Data....................................................................

  9 4.

  Prosedur Pengumpulan Data...........................................

  9 5.

  Analisis Data ...................................................................

  11 6.

  Pengecekan Keabsahan Data...........................................

  12 7.

  Tahap-tahap Penelitian....................................................

  12 G.

  Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................

  13 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  15 A.

  Problematika Pembelajaran ..................................................

  15 1.

  Kesulitan Belajar......... .....................................................

  15 2.

  Faktor Kesulitan Belajar................................................

  16 3.

  Problem Pembelajaran.....................................................

  20

  4. Faktor-fakor Problem Pembelajaran ...............................

  67 1.

  53 4.

  Data Guru dan Karyawan............................................................

  54 5.

  Sarana dan Prasarana.................................................................

  54 B.

  Temuan Penelitian...................................................................

  57 1.

  Sistem Pembelajaran PAI..........................................................

  57 2.

  Kendala yang di Alami Guru PAI................................................

  64 BAB IV PEMBAHASAN............................................................

  67 A.

  Sistem PembelajaranPAI..........................................................

  Perencanaan Pembelajaran PAI...............................................

  51 3.

  66 2.

  Pelaksanaan Pembelajaran PAI..................................................

  73 3.

  Evaluasi Pembelajaran PAI............................................................

  77 B.

  Kendala yang di alami Guru PAI..............................................

  80 BAB V PENUTUP.......................................................................

  82 A.

  Kesimpulan............................................................................

  81 B.

  Saran....................................................................................

  83 .DAFTAR PUSTAKA.................................................................

  85 .LAMPIRAN.................................................................................

  Struktur Organisasi Sekolah...................................................

  Identitas Sekolah......................................................................

  20 B.

  32 C.

  Pendidikan Agama Islam.......................... ..........................

  26 1.

  Pengertian Pendidikan Agama Islam..............................

  26 2.

  Tujuan Pendidikan Agama Islam......................................

  28 3.

  Fungsi Pendidikan Agama Islam.......................................

  30 4.

  Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.........................

  31 5.

  Sumber Pendidikan Agama Islam.....................................

  6. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.....................................................................

  32

  Penyandang Tunanetra...........................................................

  50 2.

  1. Pengertian Tunanetra....................... ...............................

  2. Faktor Penyebab Ketunanetraan......................................

  3. Karakteristik Anak Tunanetra..........................................

  4. Ciri-ciri Anak Tunanetra...................................................

  35

  35

  36

  41

  46 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.........................................................................

  50 A.

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................

  50 1.

  Sejarah Singkat SLB Wantuwirawan..........................

  87

  

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.

  Surat Keterangan Penelitian....................................

  10. SKK...........................................................................

  Kurikulum untuk Siswa Tunanetra............................

  103 9.

  Sumber Belajar........................................................

  102 8.

  Lembar Konsultasi.....................................................

  101 7.

  100 6.

  Verbatim.............................................................................

  Surat Ijin Penelitian...............................................

  99 5.

  Riwayat Hidup.............................................................

  97 4.

  Pedoman observasi.....................................................

  95 3.

  Pedoman Wawancara...........................................................

  87 2.

  11. Arsip Foto....................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugrah Allah SWT yang wajib disyukuri. Kelahiran anak harus diterima sebagai berkah, baik ia dilahirkan dalam

  keadaan sempurna maupun kurang sempurna. Sebagai wujud rasa syukur,orang tua hendaknya memberikan pelayanan kepada putra-putrinya sesuai dengan kebutuhan mereka. Orang tua mengupayakan hal terbaik untuk perkembangan anak , dengan harapan cita-cita yang mungkin belum bisa terwujud dapat terealisasi.

  Namun, bagaimana jika anak yang terlahir memiliki beberapa keterbatasan atau lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus? Pertanyaan ini mengingatkan kepada semua pihak mengenai pentingnya pendidikan yang sesuai dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus.

  Untuk itu, seharusnya orang tua membimbing dan mengarahkan anak secara tepat adalah memberikan kesempatan kepada anak belajar di sekolah luar biasa (SLB). Bentuk dukungan ini menjadikan anak menjadi pribadi yang mandiri.

  Pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) menyatakan : (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental intelektual, dan sosial berhak mendapatkan pendidikan khusus.

  Anak tunanetra merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki ketunaan dalan indera penglihatan,sehingga telah jelas undang-undang tersebut pada pasal 5 ayat (2), menunjukan bahwa anak tunanetra berhak mendapatkan pendidikan. Untuk itu dukungan perkembangan dan kemajuan anak tunanetra dapat dibekali lewat sekolah luar biasa (SLB).

  Pendidikan adalah sarana utama untuk menumbuh-kembangkan kepribadian anak, baik secara fisiologis maupun psikologis. Pendidikan artinya memberi pelajaran kepada anak didik, yang mencakup fungsi kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan psikomotor (perubahan tingkah laku). Demikian pula dengan pendidikan dalam islam, bertujuan untuk membentuk pribadi yang utuh, sehat jasmani dan rohani (Surviani, 2004: 24).

  Pendidikan Agama Islam secara khusus adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Darajat, 1998: 88). Dalam pandangan Islam setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), semua tergantung pada orang tuanya, kemana mereka hendak mengarahkanya (Muslim, tt: 458). Oleh sebab itu, orang tua berkewajiban mendidik anaknya, kearah yang digariskan dalam syari‟at Islam, yang dalam sitem pendidikan dikenal dengan istilah Pendidikan Agama Islam (PAI).

  Pendidikan luar biasa adalah pendidikan dengan cara yang khusus yang disesuaikan dengan jenis dan taraf kelainannya. Dengan demikian dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam, pendidik atau guru PAI menggunakan metode khusus, alat khusus, dan kurikulum yang khusus pula (Ihsan, 2001: 128).

  Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) adalah suatu lembaga pendidikan atau sekolah lanjutan yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan untuk mencerdaskan anak didik yang berkebutuhan khusus.

  Terutama dalam proses pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus, para pengajar kemungkinan besar akan menghadapi banyak masalah.Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, agar berbagai permasalahan yang timbul dapat diatasi, sehingga Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus dapat terlaksana secara maksimal dan tepat guna. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA DENGAN TUNANETRA DI SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016”.

B. Fokus Penelitian

  Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun

  pelajaran 2015/2016? 2. Apa saja kendala yang di hadapi guru PAI dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang tunanetra di Wantuwirawan tahun pelajaran 2015/2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas , tujuan penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun pelajaran 2015/2016?.

2. Mengetahui kendala yang di hadapi guru PAI dalam pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam baik proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai beriut:

  1. Manfaat teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu yang didapatkkan dalam Pendidikan Agama Islam bagi penyandang tunanetra dilembaga pendidikan formal.

  2. Manfaat praktis Memberikan rujukan bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran khususnya bagi siswa penyandang tunanetra.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul tersebut, maka perlu dijelaskan maksud istilah yang dipakai. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Istilah pengajaran, berbeda dengan pembelajaran. Pengajaran adalah upaya pendidik dalam mengajarakan suatu materi berupa pengetahuan, perasaan, dan tingkah laku kepada peserta didiknya. Dalam hal ini subjek utamanya adalah pendidik, sementara pembelajaran adalah suatu proses perubahan tigkah laku individu akibat interaksi dengan lingkungannya. Lebih jelasnya, menurut Rusyan, dkk, istilah pembelajran berasal dari kata dasar „belajar‟ yang mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟ yang berarti suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkunganya (Rusyan, dkk.,1989:7). Oleh karena itu, pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha guru dalam dalam mengubah tingkah laku anak didiknya ke arah yang lebih baik.

  Pendidikan Agama Islam (PAI), menurut Zakiyah Daradjat, adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu, ia dapat memahami, mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya, demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidupnya .

  Jadi penulis memberikan pengertian pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang memenuhi atau sesuai ajaran- ajaran Islam.

2. Penyandang Tunanetra

  Mengenai apa arti dari tunanetra itu sendiri, banyak versi yang menyebutkan arti dari istilah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat melihat, buta. Menurut persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni (2004) mendefenisikan ketunanetraan sebagai berikut :

  Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas).

  Ini berarti orang tunanetra mungkin tidak mempunyai penglihtan sama sekali meskipun hanya membedakan antara terang dan gelap. Orang dengan kondisi penglihatan seperti ini kita katakan sebagai “buta total”. Di pihak lain, ada orang tunanetra yang masih mempunyai sedikit sisa penglihatan sehingga mereka masih dapat menggunakan sisa penglihatanya untuk melakukan kegiatan sehari- hari. Orang tunanetra yang masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional seperti ini kita sebut sebagai orang “kurang awas” atau lebih dikenal dengan sebutan “low vision” ( Widjaya, 2012: 11-12).

  Anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatanya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan seperti halnya orang awas (Somantri, 2006: 65).

  Tunanetra merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indera penglihatan. Pada dasarnya, tunanetra dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buta total dan kurang penglihatan (low vision ) (Smart, 2012: 36).

  Oleh karena itu, yang dimaksud sebagai penyandang tunanetra merupakan siswa yang mengalami gangguan dalam indera penglihatanya. Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam pnglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan.

F. Pendekatan Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Sugiyono menjelaskan penelitian kualitaif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek secara alamiah, dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008:9).

  Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-faktayang ditemukan dilapangan, foto, memo, dan dokumen resmi lainya.

  2. Kehadiran Penelitian Kehadiran peneliti sebagai pengamat, dalam hal ini yakni melakukan fungsi pengamatan (Moleong, 2007: 77).

  Dalam penelitian ini, peneliti ikut berperan serta sebagai pengamat guru dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunanetra di Wantuwirawan tahun pelajaran 2015.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Wantuwirawan, tepatnya berada di

  Jl. Argobogo No.282 Ledok, Salatiga. Kec. Argomulyo 50732 Jawa Tengah. Adapun strata pendidikan mencakup: TKLB (Taman Kanak- Kanak), SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa),dan SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa). Subjek yang digunakan peneliti adalah SMPLB Wantuwirawan.

  4. Sumber Data

  Menurut Sugiyono (2014: 308), teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data yang langsung meberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, baik melalui dokumen maupun orang lain.

  Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan, Sedangkan informanya adalah Guru Pendidikan Agama Islam, kepala sekolah dan guru lain.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah : a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi,

  1987:142).

  Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi sekolah, interaksi guru dengan siswa dan kegiatan pembelajaran dikelas.

  b.

  Wawancara

  Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematisdan berdasar pada tujuan penelitian (Hadi, 1989:193).

  Metode ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, dan juga teman sejawat guru di sekolah. untuk mengumpulkan informasi mengenai pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Lebih lanjut, peneliti akan menanyakan tentang metode yang diterapkan untuk siswa penyandang tunanetra dan menanyakan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, dan sebagainya (Arikunto,

  1998:236).

  Metode ini peneliti gunakan untuk meperoleh data mengenai informasi sekolah yang meliputi struktur organisasi,sarana dan prasarana, data guru dan data siswa.

6. Teknik Analisis Data

  Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh peneliti. Di dalam buku-buku lain sering disebut pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula data

  analysis (Arikunto, 2010: 278

  Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data meliputi klasifikasi data, penyaringan data, dan penyimpulan. Pada tahap klasifikasi data dilakukan pengelompokan data berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan. Pada tahap penyaringan data dilakukan pemilahan data yang berguna dan tidak berguna, dan data yang tidak dibuang. Pada tahap penyimpulan dilakukan penelaahan data yang berguna dihubungkan dengan masalah penelitian yang dirumuskan kemudian dipadukan dengan teori-teori yang ada dalam konteks pembelajaran PAI.

  Setelah data diperoleh secara utuh, seluruh data dianalisis secara detail dan mendalam. Hal ini dilakukan untuk mengindari adanya kesalahandalam penyajian data dan untuk menjaga keutuhan penelitian. Kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam penelitian metode analisis data yang digunakan yaitu triangulasi (keabsahan), triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari data itu, untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.

  Triangulasi dengan sumber dan metode membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam metode kualitatif hal ini dicapai dengan jalan: a.

  Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara. b.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait.

  c.

  Membandingkan apa yang dikatakan key person(informan) dengan informan.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Penelitian Pendahulan Penelitian pendahuluan ini mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam pada siswa penyandang tunanetra.

  b.

  Tahap Penelitian di Lapangan Setelah mengetahui kurikulum yang dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak penyandang tunanetra berdasarakan buku-buku yang telah dikaji kemudian peneliti juga wawancara langsung kepada kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam.

  c.

  Tahap Analisis dan Pelaporan Peneliti mengkaji antar informasi yang terdapat dalam buku mengenai pembelajaran pendidikan agama Islam dengan data yang diperoleh di lapangan.

  Setelah data terkumpul maka dilakukan penelaian secara selektif dan disesuaikan dengan permaslahaan yang diangkat dalam penelitian.Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk mempermudah jalan pikiran memahami secara keseluruhan isi skripsi.

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, penegasaan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam meleputi : pengertian perencanaan, fungsi perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan. Pelaksanaan materi pendidikan agama Islam: Pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, materi pendidikan agama Islam. Evalusai pembelajaran: Pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, dan prinsip-prinsip evaluasi. Penyandang tunanetra: Pengertian tunanetra, Jenis /karakteristik tunanetra , faktor penyebab tunanetra.

  Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi: paparan data SLB Wantuwirawan, sistem pembelajaran Pendidikan Agam Islam pada siswa penyandang tuannetra di SMPLB Wantuwirawan dalam tahap perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi, kendala yang yang dialami guru PAI dalam proses perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Bab IV merupakan analisis data meliputi sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan yang meliputi perancaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Pendidkan Agama Islam, kendala yang dialami guru PAI dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Problematika Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan (Sukardi, 1980: 17).Sementara mengajar adalah suatu proses menanamakan pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, menyampaikakan suatu kebudayaan,dan membimbing kegiatan anak untuk mencapai suatu perubahan (Mansyur, 1982: 35-36).

  Suatu proses pembelajaran, tidak dilakukan dengan semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan waktu dan usaha sungguh-sungguh. Banyak problem yang harus dihadapai dan diselesaikan dengan baik. Problem-problem pembelajaran itu, tentu saja berkaitan dengan proses transfer ilmu pengetahuan dan pembentukan tingkah laku. Dalam kesempatan ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai problem belajar, yang sering dialami oleh siswa/peserta didik. Problem ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran. Berikut faktor-faktor yang mempengarahui:

1. Kesulitan Belajar

  Kesulitan belajar pada anak atau sering disebut dengan

  

learning disorders sangat erat kaitanya dengan pencapaian hasil

  akademik dan aktivitas sehari-hari. Karena itu, tak jarang orang tua begitu menghawatirkan masalah ini.

  Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau menghitung.

  Selain itu, kesulitan belajar merupakan kondisi di mana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan. Proses belajar yang ditandai dengan hambatan- hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar (Subini, 2013: 12).

  Ada beberapa problem belajar, yang terdiagnosa oleh para ahli dari berbagai sepesialisasi, pendidikan, pengajaran, dan ilmu jiwa baik dari kalangan Islam maupun non Islam. Problem-problem tersebut antara lain motivasi, penugasan, konsentrasi, pemahaman, lupa, biaya, dan kepercayaan diri (Syahatah, 2004: 92-113).

  a.

  Motivasi Seringkali motivasi menjadi persoalan dalam proses belajar dan mengajar. Kurangnya motivasi dalam belajar, yang disebabkan oleh berbagai macam alasan, tentu akan sangat mempengaruhi hasil pembelajaran, meskipun berbagai sarana dan prasarana telah dilengkapi. Demikian juga motivasi dalam mengajar, kurangnya motivasi dalam mengajar, akan mengakibatkan proses transfer ilmu pnegetahuan kepada anak didik tidak berhasil dengan sempurna. Oleh karena, antara pengajar dan objek ajar ( pendidik dan peserta didik) harus memiliki motivasi yang kuat untuk keberhasilan dalam belajar dan mengajar.

  b.

  Penugasaan Akumulasi tugas dan pelajaran yang cukup banyak, sementara dalam kehidupan sehari-hari seseorang bisa saja ada persoalan waktu dan kondisi. Karena banyaknya tugas, atau karena sakit, seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, sementara tugas-tugas lainnya sudah menunggu sehingga tidak bisa mengejar ketertinggalan. Hal ini sering kali menyebabkan kehilangan semangat, atau permasalahan-permasalahan lainya. Solusinya, seseorang harus menerbitkan dan mengevaluasi jadwal dengan cermat, menggunakan kembali motivasi, meminta bantuan orang lain (teman atau guru) dan menghilangkan keputusasaan.

  c.

  Konsentrasi Kesulitan belajar juga dipengaruhi oleh daya konsentrasi pada anak yang sedang belajar. Anak dengan dengan konsentrasi tinggi untuk belajar akan tetap belajar meskipun banyak faktor yang mempengaruhi seperti kebisingan, acara lebih menarik dan sebagainya. Namun sebaliknya jika seseorang tidak bisa memiliki konsentrasi untuk belajar,hal yang mudah pun akan terasa sulit untuk dipelajari , apalagi pelajaran yang sulit tentu akan terasa lebih berat lagi. Tekanan dan permasalahan tertentu dapat mengakibatkan seseorang kehilangan konsentrasi. Solusinya, mencari tempat yang tepat sesuai yang diinginkan, mencatat poin- poin penting, belajar bersama, dan menggunakan sarana-sarana yang dapat membantu berkonsentrasi.

  d.

  Pemahaman Bagi peserta didik, persoalan pemahaman berkaitan dengan tingkat intelektual (IQ) dan tingkat interest terhadap suatu materi pelajaran. Meskipun bukan sebagai satu-satunya yang menentukan kecerdasaan seseorang, inteligensi juga memberi pengaruh pada kseulitan belajar seseorang. Inteligensi merupakan kemampuan umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir.

  Sementara guru, lebih diarahkan pada tingkat kemauanya dalam memahami peserta didiknya dan bagaimana ia dapat memahami arti dari tugas dantangggung jawabnya sebagai pendidik. Solusinya, instropeksi diri, menyembuhkan penyakit fisik maupun mental yang diderita, menambah jam belajar, dan belajar di tempat tenang.

  e.

  Lupa

  Daya ingat rendah sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Anak yang sudah belajar dengan keras namun mempunyai daya ingat dibawah rata-rata hasilnya akan kalah dengan anak yang mempunyai daya ingat tinggi. Hasil usaha belajarnya tidak sepadan dengan prestasi yang didapatkanya. Solusinya, refreshing, konsisten dengan jadwal, mengkosongkan pikiran dari hal-hal yang membebani,mengulang-ulang pelajaran, mamanfaatkan catatan, dan membuat ringkasan.

  f.

  Biaya Faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar pada anak. Keluarga dengan ekonomi pas-pasan cenderung sulit memenuhi kebutuhan anak terutama dalam hal fasilitas yang mendukung kegiatan belajar. Hal ini tentu berpengaruh pada kesulitan belajarnya. Solusinya, Manajemen yang baik, memaksimalkan penggunaan waktu belajar, dan mencari donasi.

  g.

  Kepercayaan diri Rasa percaya diri merupakan modal belajar yang sangat penting. Bagaimana tidak? Seseorang yang merasa dirinya mampu mempelajari sesuatu maka keyakinannya itu yang akan menuntunya menuju keberhasilan. Berbeda jika tidak memiliki kepercayaan bahwa ia mampu maka dalam perjalanan belajar pun tidak ada semangat untuk meraih apa yang diinginkan. Pelajaran sesulit apapun, jika diyakini sebagai sesuatu yang dapat diraih, ia akan dapat meraihnya. Solusinya banyak berlatih menumbuhkan keyakinan bahwa sesungguhnya manusia itu sama, yaitu hanya berhak berusha sementara Tuhan yang menentukan.

2. Problem Pembelajaran

  Untuk permasalahan pembelajaran yang terfokus pada pendidik, selain permasalahan pribadi yang menyangkut abilitas dan kapabilitas, biasanya mengikuti permasalahan peserta didik. Keadaan peserta didik menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, masih banyak faktor-faktor penting yang mendukung keberhasilan, faktor lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kesulitan belajar anak, menurut Subini (2013: 34-38) sebagai berikut : a.

  Guru Disekolah, guru merupakan orang yang mendidik anak dalam segala hal. Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya dan turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

  Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perananya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian, cara mengajar guru harus efektif dan mengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, teknik, ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar.

  Sulit tidaknya suatu pelajaran dimata anak-anak tergantung pada bagaimana gurunya mengungkapkan. Terkadang ada guru yang selalu meremehkan siswanya. Guru yang tidak bisa memotivasi anak untuk belajar lebih giat lagi. Bahkan, sering kita temukan guru yang membiarkan anak yang tidak mengerjakan PR, tidak memberi sanksi terhadap anak yang terlambat ataupun membolos. Oleh karena itu, sangat penting memperhatikan guru demi mengatasi kesulitan belajar pada anak.

  b.

  Metode mengajar Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan mengajar hakikatnya adalah suatu proses, yaitu mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar anak sehingga dapat menumbuhkan dan mendorongnya untuk melakukan proses belajar.

  Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Banyak sekali metode mengajar yang dapat digunakan guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tergantung masing-masing menyukai yang mana.

  Metode yang monoton, begitu-begitu saja kadang juga bisa menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar pada anak. Mungkin anak merasa tidak cocok dengan metode yang digunakan gurunya sehingga tidak tertarik menyimak materi yang diajarkan. Dapat juga anak merasa bosan.Oleh, karena itu, bagi para guru alangkah baiknya menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

  c.

   Instrumen/ fasilitas Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran maka alat mempunyai fungsi sebagai pelengkapuntuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, meskipun hanya berfungsi sebagai pelengkap namun dapat menyebabkan kesulitan belajar pada anak.

  Misalnya saja komputer. Untuk belajar ilmu grafis, seorang anak membutuhkan seseuatu untuk menggambar. Memang menggambar bisa dilakukan diatas kertas atau apapun, namun akan lebih mudah lagi jika melakukanya didalam komputer. Hal ini menunjukan bahwa instrumen atau fasilitas yang ada disekolah juga menjadi faktor kesulitan belajar.

  d. kurikulum sekolah

  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

  Relasi guru dengan anak.

  Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan anak. Oleh karena itu, cara belajar anak juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru yang bersangkutan. Anak akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari dengan sebaik- baiknya. Namun, jika hubungan antara guru dan anak kurang baik, seperti ada jarak karena takut, tidak akrab, anak menjuluki guru galak, dan sebagainya maka akan berpengaruh pada kelancaran belajar mengajarnya.

  e.

  Relasi antarsiswa Selain dengan guru, hubungan antarsiswa disekolah juga menentukan tingkat kecerdasan siswa. siswa yang pendiam, mengurung diri, dan tidak mau bergaul dengan teman lainya tentu kesulitan bertanya jika ada materi yang belum dipahaminya. Siswa akan cenderung diam daripada mencari tahu penyelesaian masalahnya. Apabila dengan sesama teman saja hubungan tidak baik, dengan guru pun kemungkinan juga jauh. Anak akan merasa lebih takut dan akhirnya membiarkan dirinya tidak paham dengan apa yang disampaikan gurunya. f.

  Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain. Sebagai contoh, jika ada siswa yang tidak mengerjakan PR dibiarkan saja tanpa diberi hukuman, selamanya jika ada tugas rumah ia tidak akan mengerjakan. Berbeda dengan guru yang memberi sanksi pada siswa yang lupa mengerjakan tugasnya, siswa akan berusaha mengerjakan apa yang menjadi pekerjaan rumahnya.

  h.

  Pelajaran dan waktu Waktu sekolah adalah saat terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar anak. Anak yang sekolahnya masuk pagi tentu berbeda semangat belajarnya dengan yang siang. Pagi hari tubuh masih fresh, lingkungan sekitar masiih mendukung karena tidak terlalu panas,dan kebanyakan orang sibuk dengan dengan aktivitasnya masing-masing. Berbeda dengan sekolah yang masuk siang hari. Tubuh anak lebih lelah, keadaan sekitar pun lebih ramai. Tentu proses belajar mengajar lebih terganggu. Begitu juga di malam hari, tubuh terasa capek karena telah beraktivitas seharian.

  Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa setiap orang setiap harinya mempunyai jumlah waktu sama, yakni 24 jam.

  Oleh karena waktu yang sama maka anak berhasil dalam belajar tanpa mengalami kesulitan tidak lain karena kemampuanya dalam mengatur waktu. i.

  Standar pelajaran Standar pelajaran yang terlalu tinggi juga dapat menyulitkan belajar anak. Apalagi, kemampuan anak juga berbeda-beda. Anak akan merasa sulit memahami pelajaran karena standar pelajaran yang dipatok diatas kemampuan mereka. Meskipun standar pelajaranya biasanya ditentukan oleh dinas pendidikan, namun guru dapat mengakali dengan memberikan materi dasar dari standar yang ada.

  Hal ini tentu akan mengurangi kesulitan anak dalam memahami yang diajarkan guru. j.

Dokumen yang terkait

PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI OLEH GURU BIOLOGI DI SMP SE KECAMATAN SINGOSARI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006

0 21 1

PROBLEMATIKA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MTs MUHAMMADIYAH I TLOGOMAS MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 20

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG

0 10 29

ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN

0 3 108

REFLECTIVE LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN 2012 Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA

0 0 9

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENDEKATAN PAIKEM DI SDN-1 SAMUDA KECIL KECAMATAN MENTAYA HILIR SELATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN AJARAN 20152016

0 0 15

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

0 4 15

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118