Analisis Efisiensi Pengelolaan Dana Zakat Infak Sedekah (ZIS) di Baznas Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Repository - UNAIR REPOSITORY

ANALlSlS EFISIENSI PENGELOLAAN DANA ZAKAT INFAK
SEDEKAH (ZIS) DI BAZNAS KABUPATENI KOTA PROVINSI
JAWATIMUR
DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Azhar Alam, Tika Widiastuti

A BSTRAK
BAZNAS kabupatenlkota merupakan lembaga zakat pemerintah untuk
mengurusi pengelolaan >akat, infaq dan sedekah di daerah. BAZNAS
kabupatenlkota di bawah koordinasi BAZNAS Provinsi bertugas
mengupayakan pengelolaan zakat yang elisien. Tujuan penelitian ini untuk
mengukur dan menganalisis elisiensi BAZNAS kabupatenlkota di Provinsi
Jawa Timur berdasarkan laporan penerimaan dan penyaluran dana zakat,
infaq, dan sedekah yang telah dikumpulkan oleh BAZNAS Provinsi Jawa
Timur di tahun 2014.
Pengukuran elisiensi BAZNAS kabupatenlkota pada penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitaif deskriptif dengan metode DEA
(Data Envelopment Analysis). Hasil elisiensi dengan teknik DEA dalam
asumsi CRS menunjukkan bahwa dari total 12 unit BAZNAS
kabupatenlkota terdapat 7 BAZNAS kabupatenlkota tergolong elisien.

Terdapat 5 BAZNAS kabupatenlkota yang memiliki elisiensi di bawah
100% atau inelisien dalam asumsi CRS (Constant Return to Scale) yaitu
Kota Madiun (86,3%), Kabupaten Sumenep (84,3%). Kota Lumajang
(68,5%), Kota Malang (57,8%), dan Kabupaten Lamongan.

Kata Kunci : Elisiensi Teknis, BAZNAS kabupatenl kota, DEA (Data
Envelopment Analysis)

2t9

PENDAIiULUAN
Lalar Belakang
Jumlah penduduk miskin pada September 2014 dengan pengeluaran per
bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 27, 73 juta orang
at au 10.93 persen dari 10lal penduduk (Biro Pusal Slalistik, 2015). Keadaan
ini diperparah oleh kesenjangan ekonomi yang melebar anlara golongan
kaya dan miskin di negara dengan populasi penduduk terbesar keempal di
dunia. Salah satu inslrumen yang dinilai belum maksimal yaitu peran zakat

dalam mernerangi kc:miskinan. Zakat merupakan instrumen yang mendasar

dalam ekonomi Islam. Zakal menjadi bagian dari rukun Islam dan
disebulkan berulang-ulang sebanyak 34 kali di dalam sumber ulama kajian
ekonomi Islam yailu AI-Qur'an.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim
lerbesar di dunia. POlensi penerimaan zakal diperkirakan memiliki jumlah
yang fanlali s untuk mendukung tujuan sosial ekonomi. Wacana pengelolaan
manajemen yang elisien untuk dapal mengelola dana zakal nasional lelah
menjadi pokok pembahasan nasional bahkan inlemasiona!. Selisih anlara
pOlensi wkal dan realisasi yang dieapai menunjukkan adanya elisiensi yang
kurang maksimal dan masih minimnya sosialisasi pengelolaan zakal yang
elisien. Perkembangan pengelolaan zakal oleh lembaga zakal di Jawa Timur
220

mengalami penmgka tan dari tahun ke tahun meskipun masih Illcmiliki
banyak kekurangan. Studi tentang efisiensi lembaga zakat merupakan kaj ian
penting dalam ekonomi Islam . Lembaga zakat tennasuk lembaga yang
mengelola dana masyarakat dan bertanggung jawab terhadap segala bentuk
penggunaannya. Studi efisiensi menjadi salah satu alat kontrol terhadap
kinerja lembaga zakat. Kajian studi efisiensi lembaga zakat juga ditujukan
untuk menjaga kepercayaan masyarakat peillbayar zakat (muzakki) dan

menjalin komunikasi yang baik terhadap mereka.
Metode Data Envelopment Analysis Illerupakan salah satu metode
pemrogarnan linear yang mengukur efisiensi unit pengalllbil keputusan
dalam mendayagunakan

input dan output. Metode ini banyak digunakan

untuk meneliti efisiensi kinelja lombaga publik atau pemerintahan. Metode
ini dianggap sebagai sebuah teknik yang dapat digunakan untuk Illembantu
dalarn mengidentifikasi perfortTIa prnktek terbaik dalan! menggunakan
sumberdaya dan menyoroti dimana keuntungan terbesar yang bisa dibuat
dari peningkatan elisiensi serta membantu suatu unit meneapai tahapan
potensial (Stering Committee for the Review of Commonwealth, 1997: I).
Penelitian efisiensi dengan metode DEA terhadap unit-unit lembaga zakat
yang memiliki

afiliasi

dan


aturan yang sarna diharapkan

22t

mampu

mel11 berikan saran dan gambaran spesifik yang dapal digunakan oleh
lem baga zakal pusal dal.m pemelaan dan eyaluasi.

Rumusan Masalah
Dengan lalar belakang di alas maka rumusan masalah dalam penelilian ini
disimpulkan sebagai berikul :
I. Bagaimana etisiensi pengelolaan dana ZIS di BAZNAS kabupalenlkola
Prayinsi Jawa Timur berdasarkan laparan pengumpulan dan penyaluran?
2. Apa yang menjadi sumber inetisiensi pada lembaga ukal BAZNAS
kabupalenlkola Proyinsi Jawa Timur ?

T INJAUAN PUSTAKA
Elisions; D. lom Pengelolao n Zakal
Lembaga ukal yaitu LAZ dan BAZNAS merupakan organisasl yang

benindak selaku amil uka!. Dalam menjalankan tugasnya lersebul, lembaga
ukat membutuhkan dana operasional yang tidak kedl karena terdiri dari
gaji amil, biaya sosialisasi, dan biaya operasionallainnnya. Oleh karena itu
Islam memberikan hak kepada para arnilin atau lembaga ukal untuk
menerima sebagian dari hana ukat sebagai bentuk imbalan alas kerja
mereka.

222

BAZNAS yang menggunakan sumber pembiayaa n dari APBN, dan
LAZ yang menggunakan sumber pembiayaan dari sebagian dana zakat
masyarakal yang terkumpul, menuntut mereka untuk menggunakannya
seeara elisien dan tidak melakukan pemborosan.

AI-Qur' an melarang

terjadi nya suatu pembelanjaan yang berlebihan. Berlebihan berart i tidak
elisien atau terjadi suatu pemborosan.

Zakat akan memiliki peranan


maksimal jika pengelolaannya elisien. Salah satu hal yang perlu ditekankan
setiap lembaga zakat yaitu perhatian terhadap kesederhanaan serta
ekonomis dalam pembelanjaan operasional manajemen lembaga zakat.
Lembaga zakat

perlu mengupayakan

untuk

memperkeeil

tambahan

pengeluaran dan meneoba meneapai tujuan dengan jalan kbih pendek
(sederhana). Singkatnya operasional manajemen yang elisien dapat
menyukseskan peranan zakat. Contohnya ialah memil ih pegawai lembaga
zakat dar i penduduk daerah tersebut (Qardhawi, 200 I :78).
Kajian tentang kadar zakat yang diberikan kepada ami I, terdapat
dua pandangan ulama yang berbeda. Menurut riwayat dari Syali'i, amil

diberi zakat sebesar bagian kelompok lain, yakni 12,5 %, karena didasarkan
pad. pendapatnya yang menyamakan bagian semua golongan mustahiq
zakat. Kalau upah itu lebih besar dari bagian tersebut, haruslah diambilkan
dari harta di luar zakat (Qardhawi, 1973 :590). Pendapatnya lainnya menurut
223

,
lumhur (mayoritas/banyak ulama), pendistribusian hana zakal lidak harus
dilakukan seeara merala kepada delapan "'inaf muslalllq zakat.
Kadar zakal yang hendaknya dilerima oleh lembaga zakat adalah
kadar yang seeukupnya, lidak lerlalu keeil dan lidak juga berlebihan. Tidak
ada ketentuan restriklifyang menelapkan kadar 12,5% dari total zakat, tapi
disesuaikan dengan kadar kebutuhan dan kadar kepentingan. Namun,
seyogyanya kita mengambil pendapat Imam Syafi ' i dalam menentukan
bagian maksimal untuk diberikan kepada para pelugas zakat, baik yang
benugas dalam mengumpulkan maupun yang mendistribusikannya. Imam
Syafi'l telah menentukannya dengan ukuran yang tidak lebih dari
seperde lapan harta zakat (Qardhawi, 1973:590).

METODE PENELITIAN

Pend.k3tan Penelitan
Penelilian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
pengukuran nonparametrik metode Data Envelopmeent Analysis (DEA).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode DEA
karena mampu untuk mengukur elisiensi relatif terhadap obyek BAZNAS
kabupatenlkota.

224

Obyek Peoelilao
Penelilian ini mengambil obyek penelitian utama yailu lem b.ga-Iembaga
zak.l BAZNAS kabupalen/kol' di provinsi Jaw. Timur. Penelilian elisiensi
dalam penelilian ini mengambil rentang waktu salu tahun dari laporan yang
diperoleh dari BAZNAS kabup'len/kota di Provinsi Jaw. Timur pada tahun
2014. BAZNAS Jawa Timur memHiki 38 cabang BAZNAS kabupalen/kota
yang lerdiri dad 29 kabupaten dan 9 kota, sehingga menjadikan provinsi
lersebut sebagai

provinsi


dengan junllah BAZNAS

kabupaten/kota

terbanyak di Indonesia. Dalam proses penelitian diketahui bahwa tidak
semua BAZNAS kabupaten/kota memberikan laporannya kepada BAZNAS

Provinsi Jawa Timur.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder
yaitu laporan penghimpunan dan penyaluran dad Lembaga Zakat BAZNAS
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Sumber data yang diperoleh
melalui website resmi alau dengan pengajuan izin terhadap pihak terkait
untuk mendapalkan jenis data yang dibutuhkan.

225

Teknik Ana lisa
Metodologi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Data

Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan software Banxia
Frontier Analyst 4. Kelebihan metode ini adalah adanya kemungkinan untuk
mengukur eCisiensi relatif terhadap nilai terbaik dari unit/produsen terbaik
di dalam sampel.

Data Envelopment Analysis
Metodologi

DEA

adalah

teknik

dan

progam

matematis


yang

memungkinkan penentuan eCisiensi unit berdasarkan pada input-input dan
output·outputnya dan membandingkannya dengan unit lainnya (Martie,

Novakovic, dan Baggia : 2009).
Secara matematis formulasi DEA dikutip dari Mansoury dan Salehi (20 II)
dapat dirumuskan sebagai berikut :

t.V,Y.
ᆪ ヲゥDャセ

ヲuャ@

= セ@

I., v. x,

... Rumus Formulasi DEA

Keterangan :
Eftsiensi Unit

= Unit Pengambilan Keputusan (UPK)

m

= input-input yang berbeda

226

S

= output-output yang berbeda

Ur

= Bobot output

Vi

= Bobot input i yang dihasilkan oleh UPK

Xij

= jumlah

r yang dihasilkan oleh UPK

input i yang digunakan atau dikonsulllsi oleh

UPKj
Yrj

= jUllllah output r yang diproduksi oleh UPKj

Model-Model DEA
Model awal dalam DEA dikenalkan penallla kali oleh Chames, Cooper, dan
Rhodes pada tahun 1978. Model ini dinamakan CCR yang merupakan nilai
maksimum rasio antara bobot output dan input. Model selanjutnya
dikembangkan oleh Banker, Chames, dan Cooper atau BCR pada tahun
1984 dengan perubahan asumsi yang ada pada CCR (Wahab dan Rahman,
2012). Perbedaan utama dalam kedua model lersebut terletak pada asumsi
yang digunakan CCR dengan CRS (Constant Returns to Scale) sedangkan
BCR menggunakan VRS (Variable Returns to Scale). Asumsi CRS
memberikan gambaran bahwa seluruh unit berada dalam skala optimal.
Pada penelilian ini digunakan kedua model DEA yaitu CCR dan
BCR. Kedua model tersebut dianggap penting dalan, menilai elisiensi unit
lembaga zakat bail< dalam skala optimal atau tidak optimal. Tidak
227

optimalnya perfonna sebuah lembaga zakat dapat saja terjad i akibat
kurangnya pegawai ataupun gangguan terhadap kondisi ekonomi wilayah
lembaga zakat terse but. Penjelasan tentang 2 model DEA yaitu sebagai
berikut :
I . Model CCR
Model ini mengasumsikan bahwa penambahan input sebesar n kali akan
meningkatkan output sebesar n kali juga atau desebut juga dengan asumsi
Constant Returns to Scale (CRS). Contoh apabila input bertambah dua kali
lipat, maka output juga bertambah sarna banyaknya dua kali lipat.
(Mansoul)' dan Salehi, 20 II :3208).
Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap DMU
atau Unit Pengambil Keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang optimal.
Dengan demik ian, etisiensi dengan model ini juga disebut etisiensi overall,
yakni etisien seeara teknis dan skala (Akbar, 2009:771).
Rumus CRS sebagaimana dikutip (Mansoury dan Salehi, 20 II :3208) dapat

dituliskan

SI

tu.r" (ut :
B B iu

N Mセ

セ^ セ ク N@
セ@

t il.,..
• .!:I......-

Subject to

SI

I v,x,
セ@

228

Dimana maksim isasi di atas merupakan nilai efisiensi teknis (CCR). Xij
adalah banyaknya input tipe ke-l dari UPK ke-j dan Yrj adalah jumlah
output tipe ke-s dari UPK ke-j . Nilai efisiensi selalu kurang atau sama
dengan I. UPK yang nilai efisiensinya kurang dari I berarti inefisiensi,
sedangkan UPK yang nilai efisiensinya sanla dengan satu berarti UPK

tersebut efisien.
2. Model BCC
Kondisi skala optimal pad a kenyataannya merupakan hal yang eukup sulit
ditemukan. Model BCC yang dikembangkan oleh Banker, Chames dan
Cooper (1984) berfungsi untuk menutupi kekurangan model CCR . Murillo
dan Zamorano (2004) menyatakan: "Di dunia nyata, bagai manapun, kondisi
skala optimal sering dihaJangi dengan berbagai macam

keadaan sepeni

perbedaan tipe kekuatan pasar, keterbatasan keuangan, faktor ekstemal,
persaingan tidak sempuma, dan seterusnya."
Asumsi dalarn DEA model BCC yaitu Vanabel Relums

10

Scale (VRS).

Asumsi terse but berarti bila ada penarnbahan input sebesar n kali , maka
tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar meningkat n kali. Bisa
lebih besar atau lebih keeil. Efisiensi yang dihitung dengan asumsi VRS
inilah juga disebut sebagai efisiensi teknis "mumi" atau Pure Tehnieal
Effieency (Akbar, 2009:771).
229

Mode l Bee dengan input-output oriented untuk sebuah unit pongambilan
kepllt usan (UPK) dapal c'· · ,. "
Ma:c :

dikutip oleh Karimzadeh Hセu@

samaan matematis sebagaimana

LU,Y.o +C,

1.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

8 76 81

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

6 107 98

Analisis Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Daerah Di Provinsi Jawa Timur Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) The Analysis the Efficiency Of Local Government Expenditure In East Java Province With Approach Data Envelopment Analysis (DEA)

1 24 6

Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Pascakrisis Finansial Global 2008 Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)

0 27 18

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Pengukuran Tingkat Efisiensi Pelayanan Unit Hemodialisis di Rumah Sakit H1 dan H2 dengan Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Syariah - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 18

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 8

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 13