DAKWAH MELALUI TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI PESAN DAKWAH TENTANG MATERI SOLUSI KDRT DALAM PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI PADA TAHUN 2017) - Test Repository

  

Dakwah Melalui Tayangan Televisi

(Analisis Isi Pesan Dakwah tentang Materi Solusi KDRT dalam

Program Mamah dan Aa beraksi PadaTahun 2017)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

  

Oleh :

  SRI WAHYUNINGSIH NIM:117-13-007

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

Sampaikanlahdarikuwalauhanyasatuayat

(HR. Bukhari)

  

KualitashidupAndaadalahkualitaskomunikasiAnda

(Tony Robbins, 1960)

  

PERSEMBAHAN

Skripsiinipenulispersembahkankepadakedua orang tuapenulis

BapakSuryonodanIbuWarsiti

AdiktercintaDewiRatna

  

Orang terkasih yang selalumensupportDiyan Ahmad

Teman yang selalumeluangkan waktu untuk

membantuTaufanArdiansyah, S.Sos, M Sulhi Mahbub, S.H

Teman-teman terdekat

  “KPI” Setiati Prihatini, Ainiyati, Rina, A’yun,

Fiti, Ari, Adit, Huda, Teguh, Bagus, Noval, danteman-teman yang

tidakbisapenulissebutkansatupersatu

RekankerjaRirin, MbakZulaikha, Ibu Ida Julian, danMbakCecila

  

Terimakasih

Atasdoadan support yang telahdiberikan

  

ABSTRAK

DAKWAH MELALUI TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI PESAN Wahyuningsih, Sri. 2017. DAKWAH TENTANG MATERI SOLUSI KDRT DALAM PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI PADA TAHUN 2017)

  . Skripsi Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan

  Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra Sri Suparwi, M.A Kata Kunci: Dakwah, Pesan Dakwah, KDRT.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pesan dakwah tentang materi solusi KDRT dalam program Mama dan AA di Yotube. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah (1) Apa isi secara umum program Mamah dan Aa Beraksi ? (2) Apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam program Mamah dan Aa Beraksi ? (3) Bagaimana analisis pesan dakwah tentang solusi KDRT dalam program Mamah dan Aa Beraksi ?

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Dengan analisis video di Youtube mengenai KDRT dalam program Mamah dan Aa Beraksi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Data yang terkumpul, dipaparkan berdasarkan klasifikasi sehingga tergambar pola atau struktur dari fokus masalah yang dikaji kemudian diinterpretasikan sehingga mendapatkan jawaban dari fokus penelitian tersebut.

  Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan bahwa isi secara umum Program Mamah dan Aa Beraksi adalah Program Mamah dan Aa tersebut memberi kesempatan kepada pemirsa Indonesia untuk mencurahkan perasaan dan emosinya akan permasalahan yang sesuai dengan topik yang dibawakan acara tersebut. Sedangkan pesan dakwah yang terkandung dalam Program Mamah dan Aa Beraksi Pesan dakwah yang terkandung dalam materi solusi kdrt diatas yang pertama adalah nilai akidah, seperti uang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa akidah adalah beriman. Dalam setiap pembahasan tema diatas, Mamah Dedeh selalu memberikan solusi yang merujuk dalam Al-Quran dan hadis.

  Pesan dakwah yang kedua yaitu pesan syariah, yang membahas mengenai hukum-hukum Allah. Dalam tayangan Mamah dan Aa Berakasi dengan tema solusi kdrt diatas Mamah Dedeh menjelaskan hukuman bagi pelaku kdrt menurut islam yang dirujuk dari Al-quran dan al hadis, Mamah Dedeh juga mencontohkan hukuman bagi pelaku kekeran fisik hukumanya yaitu membayar diyat. Pesan dakwah yang ketiga yaitu pesan akhlak, dalam materi solusi kdrt Mamah dan Aa Beraksi pesan akhlak yang terkandung didalamnya yaitu kewajiban berbuat baik antara suami dan isteri, saling pengertian sehingga tidak menimbulkan hal yang tidka diharapkan semacam kdrt.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul " DAKWAH MELALUI TAYANGAN TELEVISI (ANALISIS ISI PESAN DAKWAH TENTANG MATERI SOLUSI KDRT DALAM PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI PADA TAHUN 2017) ".

  Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya. Semoga kita semua mendapatkan syafa'atnya di hari kiamat kelak. Amiin.

  Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.

  Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dekan sekaligus dosen pembimbing akademik Fakultas Dakwah IAIN Salatiga 3. Dra. Maryatin, M. Pd selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 4. Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku pembimbing skripsi yang telah sudi meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan hingga bisa menyelesaikan skripsi

  Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senatiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon petunjuk dan berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.

  Salatiga, 20 September 2017 Penulis, Sri Wahyuningsih

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i NOTA PEMBIMBING .................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... iv MOTTO.......................................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii PENGANTAR................................................................................................ viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 7 D. Tinjauan Pustaka ............................................................. 8 E. Metode Penelitian ............................................................ 9 F. Sistematika Penulisan ...................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Dakwah dan Pesan Dakwah ............... 13 B. Unsur-Unsur Dakwah ...................................................... 18 C. Dasar Hukum dan Tinjauan Dakwah .............................. 21 D. Media Dakwah ................................................................ 24

  E.

  Metode Dakwah .............................................................. 26 F. Tinjaun Tentang Televisi ................................................. 27 G.

  Dakwah Melalui Televisi ................................................ 30 H. Kekerasan dalam Rumah Tangga .................................... 33

  BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Program Mamah dan Aa Beraksi ....... 46 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pesan Dakwah Tentang Solusi KDRT dalam Program Mamah dan Aa Beraksi .................................... 55 B. Hasil Analisis Pesan Dakwah Tentang Solusi KDRT ..... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................... 70 B. Saran ................................................................................ 71 C. Kata Penutup ................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit atau satuan masyarakat terkecil yang sekaligus

  merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungnnya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan

  

primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai

macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

  Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Para anggota keluarga biasanya hidup berasama-sama dalam satu rumah yang saling berinteraksi dan berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, dan anak. Dalam satu keluarga biasanya mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas (Anwar, 2013: 171). mengalami kesalah pahaman dan perselisihan. Baik antara suami dengan istri, anak dengan orang tuanya atau sebaliknya yang disebabkan karena berbagai hal, seperti ekonomi/keuangan, status sosial, kepuasan batin, dan perhatian serta kasih sayang. Dengan kondisi yang demikian, tak heran bila dalam sebuah rumah tangga sering terjadi pertengkaran, pelecehan, kekerasan dan bahkan berakhir dengan perceraian.

  Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT) seringkali menimpa perempuan yang berperan sebagai istri. Kekerasan terhadap istri yang terjadi pada umumnya sulit diketahui pihak luar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya istri yang menjadi korban merasa takut akan terjadi kekerasan yang berkepanjangan jika ia berani melaporkan atau meminta bantuan kepada pihak lain.

  Membicarakan masalah kekerasan dalam rumah tangga mengingatkan pada gambaran tentang istri yang teraniaya atau istri yang terlantar akibat tindakan suami yang sewenang-wenang kepada mereka. Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderita secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan yang melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004). KDRT merupakan masalah yang tercakup sebagai salah satu bentuk diskriminasi, khususnya terhadap perempuan, sekaligus menjadi salah satu fenomena

  Hak Asasi Manusia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri manusia. Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia yang bersifat universal. Oleh karena itu harus dihormati, dilindungi dan dipertahankan serta tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapa pun.

  Secaraumum,perempuan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan rumah tangganya meskipun ia mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

  Kekhawatiran perempuan yang paling ditakuti adalah jika dicerai dan menjadi janda. Hal ini menimbulkan dampak munculnya sikap pasrah menerima tindak kekerasan tersebut. Selain itu, pihak luar keluarga, kebanyakan tidak mau ikut campur dalam urusan suami istri karena sudah berada dalam lingkup rumah tangga yang sensitif terhadap campur tangan dari luar (Sukri, 2004: 9).

  Islam memandang kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindakan melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Tindak kekerasan bisa menimpa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Sanksi pun akan dijatuhkan tanpa melihat apakah pelakunya laki-laki maupun perempuan.

  Namun kecenderungan yang terjadi di Indonesia, korban KDRT lebih didominasi oleh kaum perempuan. Pada kenyataannya, perempuan secara umum lebih cenderung menjadi korban. Kedudukan perempuan dalam pembinaan rumah tangga menurut Islam menempati posisi yang signifikan.Banyak ayat al-

  Qur‟an dan hadis Nabi SAW yang mengajarkan apa dan bagaimana tugas dan tanggung jawab kaum perempuan dalam pembinaan rumah tangga. Kesuksesan kaum memudahkan terwujudnya rumah tangga yang sakinah (Yanggo, 2010: 38).

  Peran perempuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah secara umum belum semuanya terwujud dengan baik terutama dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga bila mengikuti pola yang digariskan oleh syari‟at Islam. Untuk itu, di sini perlu dijelaskan bagaimana peranan kaum perempuan dalam pembinaan rumah tangga, khususnya dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga.

  Kasus pertengkaran yang sering terjadi antara suami istri yang berkaitan dengan penentuan siapa yang berhak mengelola ekonomi keluarga tidak jarang sampai melibatkan anggota keluarga dari kedua belah pihak. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi jika masing-masing pihak memahami konsepsi Islam, seperti kewajiban mencari nafkah bagi suami sebagai kepala keluarga, serta peran perempuan sebagai pengelolaan ekonomi rumah tangga agar nafkah cukup dan sesuai dengan penghasilan suami (Yanggo, 2010: 40).

  Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, kriminalitas dan pelecehan terhadap sesama apalagi di dalam kehidupan rumah tangga. Kehidupan dalam rumah tangga hendaknya dipenuhi dengan cinta, kasih sayang, perhatian, saling menjaga dan menghormati serta saling memiliki sehingga kebahagiaan dan kehangatan akan dapat dirasakan oleh setiap anggota dalam keluarga. Selain itu, dari kasus KDRT bisa diambil pelajaran agar tidak melakukan kekerasan, kriminalitas atau pelecehan terhadap sesama baik itu perempuan maupun laki-laki. sulit tersentuh oleh publik karena sifatnya yang privasi dan terdapat dinding pembatas agama untuk tidak mempublikasikan permasalahan tersebut kepada publik. Dengan kondisi yang demikian, maka cukup sulit untuk orang lain mengambil pelajaran dari kasus KDRT bila kasus tersebut tidak disampaikan kepada pihak lain. Dibutuhkan media komunikasi yang pas dan tepat untuk membantu memberikan solusi kepada masyarakat. Salah satunya adalah tayangan program talk show.

  Secara umum, penikmat media antara radio dan televisi saat ini cenderung lebih banyak kepada media televisi. Selain lebih menarik untuk dinikmati, penyampaian pesan melalui media televisi cenderung lebih mudah dipahami dan memiliki efek yang lebih besar daripada radio. Selain itu, tayangan di media televisi terdokumentasi di dalam internet. Jadi kapan pun dapat diakses oleh penikmat media. Inilah argumentasi yang menjadi alasan penulis memilih program talk show di media televisi sebagai bahan penelitian.

  Dalam hal ini, penulis tertarik mengkaji talk show Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh yang disiarkan di media televisi.

  Program acara Mamah dan Aa beraksi bersama Mamah Dedeh merupakan salah satu tayangan talk show live religi dengan durasi tayang enam puluh menit yang disiarkan di INDOSIAR.

  Acara “mamah dan Aabersama Mamah Dedeh”, menyuguhkan beragam perbincangan seputar dunia Islam, yakni membahas tentang berbagai permasalahan yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-

  Keunggulan program Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh adalah mengupas sebuah kasus atau permasalahan yang umum terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan audience, kemudian berusaha menjawab permasalahan yang ditanyakan melalui pendekatan keislaman berupa dalil-dalil al-

  Qur‟an dan Hadits, sehingga penjelasan atau jawaban yang diberikan lebih meyakinkan karena bersumber langsung dari pedoman umat Islam. Dialog yang dibangun dalam program ini tidak hanya dilakukan oleh narasumber dan pembawa acaranya saja, melainkan juga dialog interaktif. Dialog interaktif dihadirkan antara kedua pelakon program dengan para pemirsa yang berada di studio maupun di rumah melalui via telephone. Hal ini menunjukkan bahwa adanya respon (feedback) dari pemirsa.

  Latar belakang p enulis memilih program “Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh” dengan tema KDRT sebagai objek penelitian. Gaya (style) Mamah Dedeh dalam menyampaikan materi menggunakan bahasa yang cukup lugas dan tidak basa-basi, serta mudah ditangkap audience. Ditambah posisi Mamah Dedeh sebagai perempuan sekaligus merangkap ibu rumah tangga tentu akan memberikan nilai yang berbeda dalam menjawab permasalahan KDRT.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang penyampaian pesan dakwah Mamah Dedeh berupa materi solusi KDRT. Video tayangan talk show acara tersebut akan penulis dengan judul:

  “DakwahMelaluiTayanganTelevisi (Analisis Isi Pesan Dakwah

tentang Materi Solusi KDRT dalam Program Mamah dan Aa

beraksiPadaTahun 2017)

   Rumusan Masalah B.

  Apa isi secara umum progam acara MamahdanAaberaksi? 1.

  2. Apa saja pesan – pesan dakwah yang terkandung dalam acara Mamah dan Aa beraksi?

  3. Bagaimana analisis pesan dakwah tentang solusi KDRT dalam progam acara Mamah dan Aa beraksi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Berdasarkanrumusanmasalahdiatasmaka tujuan penelitian ini adalah

  a. mengetahui isi secara umum progam acara Untuk MamahdanAaberaksibersama Mamah Dedeh.

  b.

  Untukmengetahuipesan–pesan dakwah yang terkandung dalam acara Mamah dan Aa beraksi beraksibersama Mamah Dedeh.

  c.

  Untukmengetahuipesan dakwah tentang solusi KDRT dalam progam acaraMamah dan Aa beraksi.

2. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian ini secara umum ada dua, di antaranya: a.

  Manfaat Teoritis terhadap Program Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) jurusan Dakwah dan komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menilai dan memastikan bahwa materi-materi solusi KDRT dalam acara Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh sejalan dengan syariat Islam.

  b.

  Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini memberikan pemahaman, baik pada penulis maupun pembaca tentang materi-materi solusi KDRT yang disampaikan dalam talk show Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh.

D. Tinjauan Pustaka

  Sebagai bahan telaah pustaka pada penelitian ini, penulis mengambil beberapa judul-judul skripsi yang ada kaitannya dengan skripsi yang penulis bahas, diantaranya adalah:

  Pertama, skripsi Nurul Sayidah (2005) yang berjudul “Dakwah Melalui Televisi (Studi Analisis Program Acara Indahnya Kebersamaan di SCTV Bulan Juli Sampai Desember 2004)”. Dalam penelitiannya, Nurul Sayidah menitikberatkan permasalahan pada tiga hal, yakni karakteristik program acara “Indahnya Kebersamaan” di SCTV, keunggulan dan kekurangan program acara “Indahnya Kebersamaan” di SCTV, dan materi dakwah yang disajikan dalam program acara “Indahnya Kebersamaan” di SCTV.

  Kedua, skripsi Rini Sulistiya na (2011) yang berjudul “Kepercayaan Diri dan Penyesuaian Sosial Remaja Korban Kekerasan Rumah Tangga”. Penelitian ini menitikberatkan pada dua hal, yakni keadaan kepercayaan diri remaja yang mengalami kekerasan rumah tangga dan kondisi kepercayaan diri remaja akibat dari kekerasan rumah tangga dalam penyesuaian sosial di Desa Wonosari Kecamatan Ngaliyan Semarang.

  Ketiga, skripsi Lismaiyah (2009) berjudul “Pengaruh Menonton Acara Mamah dan Aa di Indosiar Terhadap Pemahaman Keagamaan Masyarakat Kecamatan Wedung Kabupaten Demak”. Dalam penelitiannya, Lismaiyah menitikberatkan pada Adakah pengaruh menonton acara Mamah dan Aa di Indosiar terhadap pemahaman keagamaan masyarakat Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode survei serta menggunakan analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis dalam analisis datanya.

  Padadasarnyapenelitianiniberbedadenganpenelitianterdahulukarenadalamp enelitianini yang akandibahasadalahisipesandakwah yang terkandungdalamsuatu program acara.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Menurut Wazer dan Winer dalam Andi Bulaeng,

  Analisis isi adalah suatu prosedur sitematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam, sedangkan menurut Krippendorf mendefinisikan analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moloeng (2013: 56), menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

  2. Sumber dan Jenis Data Penulis menggunakan model kualitatif dalam penelitian ini. Satu- satunya sumber dan jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian adalah video talk showMamah dan Aa beraksidi Indosiar yang diambil dari youtube edisi 2017 dengan tema KDRT, pasangan yang kasar, perselingkuhan, ditalak istri, yang penulis lengkapi dengan data dari internet dan buku sebagai referensinya.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi. Metode ini digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku buku, majalah, surat kabar, catatan harian dan sebagainya (Soewadji, 2012: 32). Penulis menggunakan dokumen berupa video yang diambil dari youtube yang ditranskrip ke dalam bentuk skrip Progam acara Mamah dan Aa beraksi di Indosiar yang di unduh pada tanggal 4.

  Teknik Analisis Data Analisis data merupakan pencandraan dan penyusunan transkip interview serta material yang lain yang telah terkumpul (Danim, 2002: 209).

  Pengolahan atau analisis data dilakukan setelah adanya data terkumpul dari hasil pengumpulan data. Analisis data sering disebut sebagai pengolahan data.

  Ada yang menyebut data preparation, ada pula data analysis (Arikunto, 2002:209).

  Selanjutnya, peneliti melakukan pengumpulan data dan meneliti terhadap informasi yang kurang jelas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut : a.

  Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, proses ini berlangsung terus menerus. Reduksi data meliputi: meringkas data, memberi kode, menelusuri tema.

  b.

  Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif, dapat berupa teks naratif, maupun matriks, grafik, jaringan, dan bagan. (Miles dan Huberman, 1992:32).

F. Sistematika Penulisan dengan beberapa sub bab di dalamnya.

  Berikut sistematika penyusunan skripsi:

  BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan akan penulis kemukakan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan penulisan skripsi, tinjauan pustaka, metode penulisan skripsi dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang pengertian analisis ini, tinjauan tentang pesan dakwah, ruang lingkup dakwah yang terdiri dari pengertian, unsur-unsur dakwah, media dakwah dan ruang lingkup televisi yang terdiri dari pengertian televisi, sejarah dan perkembangannya, serta televisi sebagai media dakwah.

  BAB III : GAMBARAN UMUMBerisi deskripsi program acara Mamah dan Aa beraksi bersama Mamah Dedeh di Youtube, profil Mamah Dedeh, dan Pesan dakwah Mamah Dedeh tentang KDRT dalam program acara Mamah dan Aa beraksi

  BAB IV :ANALISIS PESAN DAKWAH Berisikan analisis pesan dakwah dengan TemaKDRT dalam Program Mamah dan Aa beraksibersama Mamah Dedeh di Youtube.

  BAB V : PENUTUPBerisikan tentang kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Isi dan Pesan Dakwah 1. Pengertian dakwah Secara etimologi, dakwah berasal dari akar kata

  da’aa-yad’uu yang

  mengandung arti mengajak, menyeru, mengundang, mendorong ataupun memohon (Bahri, 2008:17).

  Begitu banyaknya, makna “dakwah” secara bahasa yang disebutkan dalam Al- Qur‟an, namun secara keseluruhan memiliki makna yang sama yakni mengajak, menyeru, memanggil, terhadap jiwa-jiwa yang fitrah untuk kembali ke agama Islam yang disebarluaskan dengan cara damai.

  Adapun secara terminologi, dakwah merupakan segala aktivitas yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau lebih kepada jalan yang lurus (ash shiroth al mustaqiim) (Abdillah, 2012:2). ragam. Beberapa ahli ilmu dakwah memberikan definisi terhadap istilah dakwah tergantung pada sudut pandang mereka masing-masing. Sehingga antara definisi menurut ahli satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat persamaan dan perbedaan. Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa pakar keilmuan, diantaranya : (Bahri, 2008:20) a.

  Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil mendefinisikan, “Dakwah ialah mengajak dan mengumpulkan manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk dengan cara ber-amar makruf

  nahi munkar

  .” b. Dakwah menurut H. M. Arifin, M.Ed. mengandung pengertian sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi oran lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.

  c.

  Menurut Drs. H. Masyhur Amin, dakwah adalah suatu aktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat).

  Sementara itu Jamaludin Kafie berpendapat, “Dakwah adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, dan doa, yang disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode, sistem, dan teknik tertentu, agar mampu menyentuh qalbu dan fitrah supaya dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  Kata “dakwah” mencakup aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar. Karena kegiatan

  amar ma’ruf merupakan praktek dakwah untuk mengajak orang melakukan dan mengikuti kebaikan, sedang kegiatan nahi munkar merupakan pelaksanaan dakwah untuk mengajak orang menjauhi dan meninggalkan segala perbuatan munkar dan jelek.

  Pada dasarnya, dakwah bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya (Bambang, 2010:26)

  Dakwah juga bertujuan untuk mempertegas fungsi hidup manusia di muka bumi ini, yang tidak lain adalah untuk mengabdi dan menyembah Allah semata, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran :

  “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

  Menyembah kepada Allah berarti memusatkan penyembahan hanya kepada Allah semata, dengan menjalani segala sesuatu yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan kata lain, semua kegiatan seorang hamba, baik yang berupa ibadah terhadap Ilahi ataupun yang berupa mu‟amalah (amal perbuatan terhadap sesama manusia), semua itu dilakukan dalam rangka persembahannya kepada Allah dan semata-mata mengharap keridhaan dari-Nya.

  Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan, dakwah yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan- larangan-Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang mencerminkan suatu perubahan pada perilaku kehidupan terhadap orang yang di ajak.

2. Pengertian pesan dakwah

  Pesan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti perintah, nasehat, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain, baik individu maupun kelompok (Poerwadarminto, 2006: 883). Pesan di sini merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang memiliki perasaan, nilai, gagasan, maksud sumber tadi. Pesan itu sendiri memiliki tiga komponen yaitu makna simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk, atau organisasi pesan (Ilahi, 2010: 97).

  Pesan umumnya disampaikan dalam bentuk simbol, yaitu berupa verbal (lisan) atau nonverbal (non-lisan). Simbol lisan berupa kata-kata, sedangkan simbol nonverbal disampaikan dalam bentuk nada suara atau gerak memainkan jari-jemari atau sikap badan (postures) dan penampilan (appearance), atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan warna (Arifin, 2011: 249).

  Pesan yang dimaksud dalam komunikasi dakwah adalah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u. Istilah komunikasi pesan juga disebut dengan message, content, atau informasi. Berdasarkan penyampaiannya, pesan dakwah dapat disampaikan lewat tatap muka atau menggunakan sarana media (Ilahi, 2010: 98).

  Pesan dakwah merupakan isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad‟u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri (Munir dan Ilaihi, 2006: 24).

  Sementara Toto Tasmara berpendapat bahwa pesan dakwah ialah semua pernyataan yang bersumber dari al- Qur‟an dan Sunnah, baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut (Tasmara, 1997: 43).

  Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah berpendapat bahwa pesan dakwah merupakan isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah (Aziz, 2004: 318).

  Beberapa argumentasi tentang pesan dakwah tersebut diperkuat dengan pendapat Hafi Anshari yang menyatakan, bahwa pesan dakwah merupakan segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam. Al-

  Qur‟an dan Hadis adalah sumber 3 kelompok, akidah, sya ri‟ah, dan akhlak (Anshari, 1992: 146). Secara substansi, segala pesan yang berupa amar ma‟ruf dan nahi munkar, yang bersumber dari al-

  Qur‟an dan Hadis dan tidak bertentangan dengan keduanya adalah pesan dakwah. Nilai-nilai ajaran Islam secara implisit maupun eksplisit tertuang dalam kedua sumber tersebut. Materi dakwah (maddah ad da‟wah) harus disampaikan subjek kepada objek dakwah. Hal ini harus diekspresikan melalui penyebarluasan agama Islam. Pesan atau materi dakwah harus disampaikan secara menarik dan tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk menerima dan mengamalkannya (Amin, 2009: 88).

B. Unsur-Unsur Dakwah

  Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur- unsur tersebut adalah da‟i (pelaku dakwah), mad‟u (jama‟ah atau pemirsa), materi dakwah.

1. Da’i

  Secara umum kata da‟i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.

  Nasarudin Latif mendefinisikan da‟i adalah seorang muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas

  Orang yang melakukan seruan ataupun ajakan disebut dengan da‟i, yakni orang yang menyeru. Akan tetapi, karena proses memanggil atau menyeru adalah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan tertentu, maka pelakunya disebut juga dengan istilah muballigh (Siti Mariah, 2000:12) 2.

  Mad’u Mad‟u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia, baik laki- laki ataupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi objek kegiatan dakwah. Semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah. (Bahri, 2008:230) Syaikh Muhammad Abduh, dalam Tafsir Al-Manar menyimpulkan, bahwa dalam garis besarnya, umat yang dihadapi oleh seorang pembawa dakwah ( da‟i) itu dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yang masing- masingnya harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda pula. Ketiga golongan tersebut adalah : (Bahri, 2008:231) a.

  Golongan cerdik-cendikia yang cinta akan kebenaran, dan dapat berpikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan. Mereka ini harus dipanggil hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dengan dalil-dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh akal mereka b.

  Golongan orang awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan dengan ajaran yang mudah untuk dipahami.

  c.

  Golongan yang tingkat kecerdasannya berada di antara kedua golongan tersebut. Golongan ini belum dapat dicapai dengan hikmah, juga tidak akan sesuai jika dilayani seperti golongan awam. Salah satu ciri mereka adalah suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup secara mendalam. Kepada mereka ini yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya mereka mampu berpikir secara sehat, dan pada praktiknya dilakukan dengan cara yang lebih baik.

3. Materi atau Pesan Dakwah

  Unsur lain yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah atau pesan dakwah. Maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi pesan dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri (Azis, 2004:94). Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari Al- Qur‟an dan Al-Hadits. Karena lua snya ajaran Islam itu maka setiap da‟i harus selalu berusaha dan tidak bosan-bosannya mempelajari Al-

  Qur‟an, Hadits, dan kitab-kitab lainnya. Semakin kaya seorang da‟i dengan materi atau pesan dakwahnya, semakin segar dan mempesona pesan yang disampaikan (Azis, 2004:104). Sebagaimana yang tertuang dalam Al-

  Qur‟an surah An-Nissa ayat 58:

  ۗ ۚ

  Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nissa: 58).

  Ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada umatnya ini meliputi aspek duniawi dan ukrawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas sekali. Adapun di antara materi-materi tersebut dapat diringkas menjadi beberapa pokok bahasan, diantaranya : (Bahri, 2008:235) d.

  Akidah Islam, yang meliputi tauhid dan keimanan.

  e.

  Pembentukan pribadi yang sempurna, dengan berpondasikan pada nilai- nilai akhlaqul karimah.

  f.

  Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur.

  g.

  Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat Sumber dari keseluruhan materi yang didakwahkan, pada dasarnya merujuk pada Al-

  Qur‟an, Hadits Rasulullah SAW, ra‟yu para ulama, serta beberapa sumber lainnya.

C. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah 1.

  Dasar Hukum Dakwah Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban dakwah ini tercermin ma‟ruf nahi munkar, yaitu perintah untuk mengajak kebaikan dan menmencegah kemungkaran. Dasar pijakan hukum dakwah adalah Alqur‟an dan Hadits.

  Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl: 125).

  Artinya: “Dari „Abdullah bin „Umar ra dituturkan, bahwasanya

  Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” [HR. Bukhari] Berdasarkan ayat-ayat al-

  Qur‟an dan hadis, seluruh ulama sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib. Namun yang masih menjadi perdebatan adalah apakah kewajiban itu dibebankan kepada setiap individu Muslim (fardu

  „ain) atau kewajiban itu hanya dibebankan pada sekelompok orang saja dari umat Islam secara keseluruhan (fardu kifayah). Perbedaan pendapat mengenai hukum berdakwah disebabkan perbedaan cara pemahaman mereka terhadap dalil-dalil nakli (al-

  Qur‟an dan hadits) di samping adanya kenyataan kondisi tiap muslim yang berbeda-beda pengetahuan dan kemampuan (Aziz, 2004: 42).

2. Tujuan Dakwah

  Tujuan diturukan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi guna mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa dan siapa pun (Aziz, 2004: 60).

  Syukir (1983: 51) menambahkan bahwa tujuan dakwah terdiri atas tujuan umum (major objetive) dan tujuan khusus (minor objective). Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin atau orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Arti umat disini menunjukan seluruh alam. Sedangkan yang berkewajiban berdakwah kepada seluruh umat adalah Rasullulah SAW dan utusan-utusan yang lain, sebagaimana yang tertulis dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 67 disebutkan:

  Artinya: “Wahai Rasul, sampaikan apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjagamu dari bahaya manusia, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang- orang yang kafir” (Q.S. Al-Maidah: 67)

  Tujuan khusus dakwah merupakan rumusan tujuan sebagai rincian daripada tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan, apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah.

  Dengan cara yang bagaimana dengan cara terperinci. Sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lainnya disebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai (Syukir, 1983: 54).

D. Media Dakwah

  Kata “media” merupakan jamak dari bahasa Latin yaitu medium, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan (Asmuni, 1993:163) Dakwah memang tidak cukup bila hanya disampaikan secara lisan belaka.

  Ia harus didukung oleh keberadaan media, yang menjadi saluran pengubung antara ide dengan umat, yang menjadi elemen vital serta urat nadi dalam totalitas dakwah itu sendiri. Adapun media dakwah yang dapat dimanfaatkan antara lain : (Bahri, 2008:236) 1.

  Lisan

  Da’wah bil lisan yaitu penyampaian informasi atas pesan dakwah

  melalui lisan. Termasuk dalam bentuk ini adalah ceramah, khutbah, tausyiah, seminar, nasihat, dan lain sejenisnya.

2. Tulisan

  Da’wah bil qalam yaitu penyampaian materi dakwah dengan

  menggunakan media tulisan. Termasuk dalam jenis ini adalah buku-buku, majalah, surat kabar, risalah, buletin, brosur, dan lain sejenisnya. Dalam memanfaatkan media ini, hendaknya ia ditampilkan dengan gaya bahasa yang lancar, mudah dicerna, dan menarik minat publik, baik mereka yang awam maupun kaum terpelajar.

  3. Audio Visual Dakwah dengan menggunakan media audio visual merupakan suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan serta pendengaran audience.

  Yang termasuk dalam jenis ini adalah televisi, film, sinetron, sandiwara, drama, teater, dan lain sebagainya. Terkadang, pesan yang disampaikan melalui media ini, cenderung lebih mudah diterima oleh audience, bahkan dapat membentuk karakter mereka. Materi dakwah yang dikemas dalam bentuk hiburan akan cenderung lebih disukai daripada dakwah yang disampaikan melalui ceramah keagamaan yang kaku, apalagi membosakan.

  4. Uswah dan Qudwah Hasanah Yaitu cara penyampaian dakwah yang dilakukan dalam bentuk perbuatan nyata. Ia tidak banyak berbicara, namun langsung mempraktikkannya. Ia tidak menganjurkan, tetapi langsung memberi contoh kepada

  mad’u-nya. Termasuk dalam bentuk ini adalah bergaul bersama

  untuk membantu orang lain, turut serta dalam meramaikan masjid, dan lain sebagainya.

  Penggunaan media dakwah disesuaikan dengan situasi dan kondisi si penerima pesan dakwah (mad‟u) agar lebih memahami pesan dakwah yang disampaikan agar tidak menimbulkan keraguan dari pesan dakwah yang diterimanya.

E. Metode Dakwah

  Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang merupakan gabungan dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, mengikuti, atau sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, arah, atau cara. Jadi , metode bisa diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang ditempuh. (Bahri, 2008:238). Pengertian metode dakwah adalah metode yang dilalui seorang da‟i dalam menyampaikan dakwahnya, atau metode yang dipakai dalam penerapan pendekatan dakwah.

  Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam QS An- Nahl ayat 125 :

  ۖ ۖ ۚ

  Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl:125)

  Secara garis besar dari ayat tersebut terdapat tiga pokok metode dakwah, yaitu :

  1. Bil hikmah, berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

  2. Mauizatul hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan dapat menyentuh hati mereka.