PROBLEMATIKA DAKWAH ULAMA ANTARA PEKERJAAN DAN JIHAD (STUDI KASUS PADA PARA DA'I KOTA SALATIGA TAHUN 2007) - Test Repository
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone. 0298 323706 Salatiga 50721 Website : E-m ail: administrasi @stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
BismillahirrahmanirrahimDengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat mated atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggung mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 22 Agustus 2008 Peneliti
Widayanto NIM. I ll 03 014
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATJGA Jl. Station 03 Phone. 0298 323706 Salatiga 50721 Website : E-mail: administxasi @stainsalatiga.ac.id
Dra. Maryatin DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara Widayanto Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum, wr.wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Widayanto NIM : 111 03 014 Progdi : Tarbiyah / PAI Judul : Problematika Dakwah Ulama antara Pekerjaan dan Jihad Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, wr, wb
Salatiga, 20 Agustus 2008
Dra. Marvatig
NIP. 150 284 764
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JI. Stadion 03 Phone. 0298 323706 Salatiga 50721 Wcbsilc : E-mail: adininistrasi @stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi saudara : Widayanto dengan nomor induk mahasiswa : 111 03 014 berjudul: PROBLEMATIKA DAKWAH ULAMA ANTARA PEKERJAAN DAN JIHAD (Studi kasus atas pandangan para Kyai di Desa Ledok Argomulyo
Salatiga 2007) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa yang bertepatan dengan tanggal : 16 September 2008 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 16 September 2008 M
14 Ramadhan 1429 H Dewan Penguji
Ketua Sekertaris
>r. Imam Sutomo, M.Ag Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag
NIP. 150216814 NIP. 150247014 Penguji I Penguji II j
h jM / Fatchurrohman. M. Yeai Efriadi, M.Ag
IIP. 150303024 NIP. 150318023 NIP. 150284764
MOTTO
4
j
^ 1 j i L
Sampai^anCafi wa(au satu ayat
Sayyidina JACi raPERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
2. A21ah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
2. Nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.
3. Bapak dan Ibu tercinta yang tulus memberikan dukungan moral maupun materi dari awal sehingga studi ini berhasil.
- 4 . Teman satu angkatan PAI, TBI, PBA.
5. Teman seperjuangan gank PAI (Masyhuri, Saefiiddin Zumri, Amrina Bahauddin, Fitria Yuniati, Zuliatin)
6. Teman PPL (Winar, Amida, Teuku, Marfii', Andina, Istiqomah, Hazami)
7. Seseorang yang penulis sayangi yang memberikan semangat tinggi bagi penulis.
8. Firdaus Comp yang telah membantu dalam pengetikan skripsi terutama Raden Mas M. Abdul Ghofur yang telah membantu pagi, siang, sore dan malam.
KATA PEN GANTAR
Bismillahirrcihmcinirrahim
Fuji syukur alhamdulillah hanya kepada Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia kepada dienul islamiyah dan ukhuwah islamiyyah.
Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya skripsi sederhana yang beijudul Problematika dakwah ulama antara pekerjaan dan jihad dapat terselesaikan.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
- 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Ibu Dra. Mariyatin beserta keluarga, selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan perhatiannya kepada penulis.
3. Segenap dosen dan staf karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan akademik maupun non akademik kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu tercinta yang tulus memberikan dukungan moral maupun materi dari awal hingga studi ini berhasil.
5. Bapak KH. Muslimin b.eserta keluarga yang telah memberikan informasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak Kyai Muh. Daqo' Aminullah, Kyai Muzammil, dan Ustad Syamsul Huda yang telah memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis.
7. Teman-teman PAI, Gedung Putih, Gank PAl (Masyhuri, Saefuddin Zumri, Amrina Bahauddin, Fitria Yuniati, Zuliatin)
8. Teman-temanku KKN (Suparmo, Riyono, Harun A1 Rasyid, Nur Diana Linda Yulianti, Siti Nasihatul Azizah, Widiyatmoko, Amrina Bahauddin, Triyantini Titik, Sulis Nur Umiyanti, Lutfi Riyadoh)
9. Seseorang yang penulis sayangi yang memberikan semangat tinggi bagi penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu semoga jasa baik mereka diterima Allah SWT dan dicatat sebagai amal soleh, amin.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bcrsifat mcmbangun dari semua pihak demi kesempumaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca yang budiman pada umumnya.
A lhamdulillahi rabbil’alamin.
Salatiga, 22 Agustus 2008 Penuiis Widayanto NIM. I l l 03 OK
DAFTARISI
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
Semangat D ak w ah ...................................................
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
39
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan
DAFTAR PUSTAKA LAMP1RAN
BAB I PENDAHULUAN A-. LATAR BELAKANG MASALAH Dakwah sebagai agen perubahan, perbaikan, dan pembaharuan akhlaq
dan perilaku manusia adalah mutlak diperlukan. Sebagai agen maka dakwah benar-benar merupakan investasi dalam diri manusia. Disebut investasi disini, karena hasilnya tidak seketika dapat dipetik, namun diperlukan waktu cukup lama dalam memetik hasilnya.
Sebagai agen pembentuk dan perubah masyarakat, agar lebih baik, maka dakwah jelas mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Antara masyarakat dan dakwah akan selalu terlibat dalam hubungan yang pengaruh mempengaruhi. Seperti halnya dengan pendidikan, maka dakwah akan membentuk masyarakat yang bertanggung jawab, bahkan lebih dari itu dakwah akan membentuk masyarakat yang baik, yang berahlak mulia, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbakti kepada-Nya dan mengetahui fungsinya sebagai manusia.
Dakwah tidak hanya sebagai sarana komunikasi massa, yang hanya akan memberikan apa adanya saja, buruk maupun baik, akan tetapi dakwah akan berkomunikasi dengan masyarakat dengan ketegasan pandangan, bahwa yang baik hams dimenangkan dan yang tidak baik harus dikalahkan. Dakwah tentu tidak akan melarang “ Hiburan” asal hiburan itu sehat untuk
2
masyarakat, tidak merugikan orang lain atau kemanusiaan dan tertib alam semesta, sebab fitroh Tuhan harus terns dijaga oleh ajaran dakwah.1 Karena dakwah mempunyai tujuan merubah, memperbaharui dan memperbaiki objeknya, maka kesadaran manusia menjadi sasaran utama, sehingga kesadaran manusia tersebut akan menganut tuntunan dengan baik dan sukarela, setia, cermat, teratur bahkan kemudian menjadi way o f lifenya.
(pandangan hidup). Selain itu dakwah akan sekaligus menjadi sumber informasi, petunjuk tentang ketentuan cara hidup, berfikir, dan berbuat dengan cara melewati sistem sosial yang ditawarkan dakwah ini, hal itu akan membentuk pengetahuan, opini serta sikap dalam diri manusia.2
Di era globalisasi ini perkembangan zaman semakin maju, kebutuhan semakin meningkat. Bukan hanya kebutuhan dunia seperti makanan, pakaian, sarana transportasi, rumah yang harus dicukupi tetapi kebutuhan akhirat pula yang harus berimbang. Sebagai seorang muslim tentunya dapat membedakan antara kebutuhan dunia dengan kebutuhan akhirat, begitu pula dengan cara memperolehnya.
Begitu pula ulama menyikapi masalah tersebut, bagaimana ulama mencukupi kebutuhan baik kebutuhan dunia maupun akhirat. Ketika mencukupi kebutuhan dunia manusia pada umumnya dengan bekerja sebagai kewajiban, dan haknya orang yang bekerja adalah mendapat upah ataupun gaji. Sedangkan kebutuhan akhirat ataupun urusan ilcihiyyah manusia pada khususnya seorang muslim dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
1 M. Syafaat Habib, Duku Pedoman Dakwah, Widjaya Jakarta, Jakarta. 1982. hal 206
2 M. Syafaat Habib, ibid, hal 53-54
3
berhubungan dengan religi seperti puasa, shodaqoh, zakat, amal dan dakwah bahkan masih banyak lagi yang tidak dapat ditulis. Allah berfirman : l j u ! p
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya hanyalah ulama ’
(QS. A1 Fathir : 28).3
o j j o j j j j j j j j a j j j L
I L A
V I j l i p I * U
VI j l j ek m V l 4^ ( j l j
^)Sij .Jrirsj
1J J J J Z)o« sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan
dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang sempurna.
(H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi)4
Di zaman sekarang ini mencari pekerjaan sangat sulit, banyak pekerjaan yang tidak seimbang antara pekerjaan dan upah (gaji) yang diperoleh. Dengan masalah tersebut biasanya orang kurang bersyukur dan gelap mata. Tetapi kalau orang mensyukuri apa yang telah diberikan Allah cepat atau lambat orang tersebut akan ditinggikan derajatnya bahkan akan dilebihkan apa-apa yang di dapat sebelumnya. j ' ' ' i , > * - -
JLP
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamit, dan jika
3 A!-Qur'an dan Terjemahan, Lcmbaga Pcrcclakan A1 Qur'an Raja Falid, Saudi Arabia.
1419H, hal. 700
4 H. Bey Arifin dan A. Syinqithy Djamaluddin, Terjemah Sunan Abu Daud, CV. Asy Syifa, Semarang, 1992, hal. 277
4 kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesimgguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S.
Ibrahim: 7)5 Pada umumnya ulama mencukupi kebutuhan dunia dengan berdakwah seperti mengisi pengajian atau mendirikan TPQ, dan masih banyak lagi.
Dengan begitu secara tidak langsung mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ulama tidak bisa meninggalkan pekerjaan tersebut sebagai kewajiban baik kewajiban memenuhi kebutuhan keluarga maupun kebutuhan umat. Seperti yang dilakukan Wali Songo dakwahnya dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam budaya lokal untuk menarik simpati dari masyarakat. Wali Songo menyebarkan Islam di Indonesia tidak dengan pendekatan halal haram, melainkan memberi spirit dalam setiap upacara adat yang dilakukan masyarakat6
Berhubungan dengan masalah diatas, penulis bermaksud untuk melihat dan mendiskripsikan fakta yang ada pada masyarakat Salatiga, khususnya bagaimana seorang ulama saat ini apakah dalam berdakwah dijadikan pekerjaan sampingan yang mudah memperoleh uang, atau benar-benar lillahi
la'cilci. Dengan demikian penulis ingin meneliti permasalahan tersebut dengan
judul PROBLEMATIKA DAKWAH ULAMA ANTARA PEKERJAAN DAN JIHAD (Studi kasus atas pandangan para Kyai di Desa Ledok Argomulyo Salatiga 2007).
5 A1 Qur’an dan Teijemahan, Opcit, hal. 380
6 Abdullah Cholis Hafidz, Ahmad Syariful Waca, dkk. Dokwoh Tronsformotif PP LAKPESDAMNU,
Jakarta, 2006, hal. 3
5
B. PENJELASAN ISTILAH
Penegasan istilah dari judul PROBLEMATIKA DAKWAH ULAMA ANTARA PEKERJAAN DAN JIHAD (Studi kasus atas pandangan para Kyai di Desa Ledok Argomulyo Salatiga 2007) ialah sebagai berikut:
1. Problematika Problematika menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu perdebatan masih menimbulkan suatu masalah yang harus dipecahkan. g Problematika berbagai problem.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa problematika mempunyai arti segala sesuatu yang menimbulkan masalah-masalah yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga masalah tersebut masih harus dipecahkan maupun dicari solusinya.
2. Dakwah Dakwah adalah penyiaran agama dan pengundangan di kalangan umat
(masyarakat), propaganda, penyiaran seruan untuk meningkatkan amal
9 Kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan.
- ibadah bagi pemeluk beragama.7
Ditinjau dari segi bahasa Dakwah berarti : panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar,
7 E.M. Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publisher, hal 671 K Pius A Partanto M. Dahlan A1 Barry, Kamus Ilmiah Popular, Arkola Surabaya, hal 626 ? Ibid, Hal 232
6
sedang kata kerja ataufiil-nya adalah da'a - ya d ’u yang berarti memanggil, Dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah perbuatan melakukan sesuatu dari perbuatan biasa menjadi luar biasa baik dengan harta, benda, pikiran, dan apa-apa yang masih mampu dilakukan untuk meningkatkan ajaran agama ke jalan yang lurus, menyeru berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar.
Dan adakanlah diantara kamu segolongan yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang ma ’ru f dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.(AI Imron : 104)11
3. Ulama Syatibi al-Haqiriyyi kata ulama berasal dari Bahasa Arab, bentuk jamak dari
‘alim
orang yang tahu, orang yang memiliki agama, atau orang yang memiliki pengetahuan.
Secara terminologis ulama adalah orang yang tahu atau orang yang memiliki ilmu agama dan ilmu pengetahuan keulamaan yang dengan
10 Drs. A. Rasyad Shaleh, Management Dakwah Islam, Bulan Bintang. Jakarta, 1977. hal 17
11 Al Qur'an dun Tcrjcmahan, Opcit, hal. 93
12 Opcit, Hal 845
menyeru atau mengajak.10 Dalam Kamus Bahasa Indonesia ulama adalah orang yang berilmu
(beragama).12 Menurut K.H. Abdul Majid yang ditulis oleh Muhammad
7
pengetahuannya tersebut memiliki rasa takut dan tunduk kepada Allah SWT.13
Menurut A1 Munawar ulama adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas tentang ayat-ayat Allah, baik yang bersifat kauniyah (fenomena alam) maupun bersifat quraniyah yang mengantarkan manusia kepada pengetahuan tentang kebenaran Allah, takwa, tunduk dan takut padaNya.14
Orang yang mempunyai keahlian dalam bidang agama menguasai ayat al Qur’an dan hadis, sehingga orang tersebut memiliki rasa takut dan tunduk kepada Allah SWT dan keahlian itu digunakan dan dibutuhkan masyarakat.
4. Pekerjaan Pekerjaan berasal dari kata kerja “kerja” mendapat awalan pe- dan akhiran -an menjadi pekerjaan yang artinya suatu kegiatan manusia baik yang menghasilkan uang atau jasa ataupun yang lainnya. Setiap mahluk hidup mempunyai hak dan kewajiban. Kewajiban manusia mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan lainnya dengan itu manusia harus bekerja. Sedangkan hak manusia yang bekerja mendapat upah atau gaji. Sesuatu yang dikerjakan atau tugas dan kewajiban seseorang.15
Aktifitas atau kegiatan baik positif maupun negatif, baik menghasilkan uang atau jasa ataupun yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
13 Ensiklopedi Islam, 1994:120
14 Drs. H. Rosehan Anwar, Drs. .Andi Bahrudin Malik, Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khasanah Keagamaan, PT. Pringgondani Berseri, Jakarta, 2003, Hal 16-17.
15 Opcit, hal 458
8
5. Jihad Perjuangan membela agama Allah (Islam) dengan segenap harta dan jiwa, usaha menegakkan kebaikan dan membasmi kemungkaran sesuai dengan ajaran Islam.16
Jihad dalam pengertian bahasa adalah berlebih-lebihan dan meluangkan waktu pada perkara yang berada dalam kemampuan dan kekuatannya baik berupa ucapan dan perbuatan. Sedang dalam istilah agama, jihad adalah : penyerahan seorang muslim akan kekuatannya dan usahanya dalam memenangkan Islam unluk mencari ridho Allah. Karena itu jihad dalam Islam diberi catatan bahwa ia hams dilakukan f i sabilillah dengan alasan untuk menundukkan makna yang penting ini demi mensukseskan jihad syar’i.17 1
8 Secara umum jihad adalah kesungguhan untuk mengerahkan kekuatan atau potensi dirinya di dalam melaksanakan sesuatu dan meninggikan martabat dirinya sebagai manusia yang mengemban misi sebagai mhmcuan
HI
‘alamin}8 Usaha melakukan perbuatan dengan segenap jiwa, raga, harta, dan menegakkan kebaikan sesuai dengan ajaran agama Islam sesuai dengan kemampuan tanpa mengharap imbalan dari orang lain dikarenakan mengharap ridho ilahi.
16 Ibid.
Hal 401
1' Dr. Majdi al-Hilali, Rakaizud Dakwah, Media Insani Press, Surakarta, 2003, hai 217
18 K.H. Toto Tasmara, Membudi daydkan Etos Kerja I si ami, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, lial. 37
9
Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa problematika dakwah ulama antara pekerjaan dan jihad adalah masalah-masalah yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari perbuatan biasa menjadi luar biasa, karena mempunyai keahlian di bidang agama, sehingga menimbulkan kegiatan baik positif maupun negatif untuk menghasilkan uang dan jasa, bahkan tidak menghasilkan sesuatu apapun.
C. FOKOK PERMASALAHAN
1. Bagaimana pandangan para kyai tentang dakwah?
2. Bagaimana pandangan para kyai tentang imbalan dalam berdakwah?
3. Adakah pengaruh antara imbalan berdakwah terhadap semangat berdakwah para kyai? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui bagaiamana pandangan para kyai tentang dakwah.
2. Untuk mengetahui bagaiamana pandangan para kyai tentang imbalan dalam berdakwah.
3. Untuk mengetahui pengaruh imbalan berdakwah dengan semangat dakwah para kyai.
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi para pembaca yang budiman disamping itu para ulama
10
mengetahui apa yang mereka lakukan dan dapat membedakan antara pekerjaan dan jihad.
Dari aspek signifikasi, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dari segi ilmiah maupun segi sosial. Dari segi ilmiah diharapkan hasil penelitian dapat memperoleh penemuan di bidang dakwah Islam. Dari aspek signifikasi sosial penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi proses pelaksanaan dan pengembangan pendidikan terutama terhadap penulis dan pada masyarakat umum.
F. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian Metode Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Menurut pendapat penulis, pendekatan ini langsung menuju setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan; subjek penyelidikan, baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan.19
Melalui metode kualitatif penulis dapat mengenal orang (subjek) secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri tentang dunia ini. Penulis dapat merasakan apa yang mereka alami dalam pergulatan dengan masyarakat mereka sehari-hari, mempelajari
19 \ric f Fuchan. Pen nan tar Metode Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional. Surabava. 1992. aal. 21-22
11
kelompok-kelompok dan pengalaman-pengalaman yang mungkin belum penulis ketahui sama sekali. Yang terakhir metode kualitatif memungkinkan penulis menyelidiki konsep-konsep yang, dalam pendekatan penelitian lainnya, intinya akan hilang. Konsep-konsep seperti keindahan, rasa sakit, keimanan, penderitaan, frustasi, harapan, dan kasih sayang dapat diselidiki sebagaimana orang-orang yang sesungguhnya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Subjek Penelitian Subjek yang penulis teliti adalah para kyai di sekitar desa Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Para kyai tersebut adalah K.H.
Muslimin, K. Muzammil, K. Muh. Daqo' Aminullah, dan Ustad Syamsul Huda.
K.H. Muslimin dan Ustad Syamsul Huda adalah pengasuh dan pendiri Ponpes Sunan Giri yang bertempat tinggal di dusun Krasak desa Ledok Kecamatan Argomulyo. K. Muzammil dan K. Muh. Daqo'
Aminullah adalah pengasuh TPQ dan Madin Bismillah yang bertempat tinggal di dusun Ledok desa Ledok Kecamatan Argomulyo
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data para kyai di sekitar wilayah Ledok Argomulyo
Kota Salatiga maka penulis menggunakan beberapa metode yang berkaitan dengan metode penelitian ialah :
12
a. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena vang diselidiki.20 Metode Observasi adalah cara menghimpun bahan- bahan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan fenomena- fenomena yang dijadikan pengamatan 21 Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui para kyai di desa Ledok Kecamatan Argomulyo kota Salatiga.
b. Metode Interview Secara umum yang dimaksud interview atau cara penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan dan dengan arahan serta tujuan yang telah ditentukan.22 Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui dakwah yang dilakukan para kyai secara detail dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk pengembangan dakwah tersebut.
c. Metode Dokumentasi Adalah metode pengambilan data yang diperoleh dengan bahan- bahan yang tersimpan (arsip).23 Arti lain dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, notulen rapat, lagger, agenda dan sebagainya. Metode ini
20 Sutrisno Hadi. Metodologi Research. Audi Offset. Yogvakarta. 1995. hal. 1.36 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Peniiuiikan, PT Raja GraJindo Pcrsada, 1996. ha..
76 " Anas Sudiyono. Pengantar Evaluasi TVndidikan. PT Raja Grafindo Persada, 1996. hal
82
23 Sutrisno Hadi, Statistikll, Fak. Psikolog UGM. Yogyakarta, 1983. hal. 289
13
penulis gunakan untuk mencari data para kyai di sekitar desa Ledok Kecataman Argomulyo Kota Salatiga.
4. Analisa Data Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil obersevasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain24
G. SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Penjelasan Istilah
1. Problematika
2. Dakwah
3. Ulama
4. Pekerjaan
5. Jihad
C. Pokok Permasalahan
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Hasil Penelitian 24 Prof. DR. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Rake Sarasin, Yogvakarta.
1989, hal. 171
14
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Subyek Penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
a) Metode Observasi
b) Metode Interview
c) Metode Dokumentasi
4. Analisa Data
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN TEORI A. TeoriDakwah
1. Bentuk Metode
a) Al-Hikmah
b) Hikmah dalam Dakwah
2. Sumber Metode Dakwah
a) Al-Qur'an
b) Sunnah Rasul
c) Pengalaman
3. Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
a) Pendekatan Personal
b) Pendekatan Pendidikan
c) Pendekatan Diskusi
d) Pendekatan Penawaran
15
e) Pendekatan Misi
B. Teori Jihad
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Biodata Para Kyai
1. K.H. Muslimin
2. K. Muh. Daqo' Aminullah
3. K. Muzammil
4. Ustad Syamsul Huda
B. Hasil Penelitian
1. Pandangan K.H. Muslimin tentang
a) Dakwah
b) Imbalan dakwah
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
2. Pandangan K. Muh Daqo' Aminullah tentang
a) Dakwah
b) Imbalan dakwah
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
3. Pandangan K. Muzammil tentang
a) Dakwah
b) Imbalan dakwah
16
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
4. Pandangan Ustad Syamsul Huda tentang
a) Dakwah
b) Imbalan dakwah
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
BAB IV ANALISIS A. Pandangan Para Kyai
1. KH. Muslimin
a) Dakwah
b) Imbalan dakwah
c) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
2. K. Muh Daqo' Aminullah
a) Dakwah
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
3. K. Muzammil
a) Dakwah
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
17
4. Ustad Syamsul Huda
a) Dakwah
b) Pengaruh Imbalan Dakwah dengan Semangat Dakwah
B. Padangan K. Muh. Daqo' Aminullah, K. Muzammil, dan Ustad Syamsul Huda
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Dakwah Dakwah adalah penyiaran agama dan pengundangan di kalangan umat
(masyarakat), propaganda, penyiaran seruan untuk meningkatkan amal ibadah bagi pemeluk beragama.1 Kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan.
Ditinjau dari segi bahasa Dakwah berarti : panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar, sedang kata kerja ataufiil-nya. adalah da'a - yad'u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.
Berbicara soal dakwah sebenarnya setiap orang mampu melakukan dakwah, seperti presiden mengatur negaranya dengan benar, seorang dokter dengan memberikan resep, guru mendidik siswanya dengan baik, bahkan tukang becakpun bisa berdakwah dengan mengantar penumpangnya dengan selamat. Secara umum dakwah itu dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan yang baik dan benar tanpa merugikan orang lain dengan tidak meninggalkan hukum-hukum agama.
Islam disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tidak melalui kekerasan, pemaksaan atau kekuatan senjata.
1 Pius A Partanto M. Dahlan A1 Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya, hal 232
19
Islam tidak membenarkan pemeluk-pemeluknya melakukan pemaksaan terhadap umat manusia, agar mereka mau memeluk agama Islam, agar mereka mau memeluk agama Islam . Setidak-tidaknya ada dua alasan:
1. Islam adalah agama yang benar dan ajaran-ajaran Islam sama sekali benar dan dapat diuji kebenarannya secara ilmiah
2. Masuknya iman ke dalam kalbu sctiap manusia merupakan hidayah Allah swt, tidak ada seorangpun yang mampu dan berhak memberi hidayah ke dalam kalbu manusia kecuali Allah swt.
Dua macam alasan ini dapat dikembalikan kepada ayat-ayat Al-Qur'an sebagai berikut:
°J^') 'J^Cr? oytf (i N -' Terjemahannya : "Tidak ada alasan untuk (memasuki) agama (Islam).
Sungguh telah jelas jalan yang benar dari padajalan yang salah."
(QS. Al Baqarah,2:256).2 Karena Islam merupakan suatu kebenaran, maka Islam menurut fitrahnya harus tersebar luas, diperkenalkan dan diperlihatkan kepada umat manusia. Menyampaikan kebenaran ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia merupakan tanggung jawab kita yang telah menerima dan memeluk agama Islam . Umat Islam mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kebenaran
Islam dengan wajah yang menarik lagi mempesona, sesuai dengan missinya sebagai rahmatan lil alamiin.
2 Al-Qur'an dan Teijemahan, Op.cit, hal. 63
20
Umat manusia melihat kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka, sebagaimana anggapan keliru yang terdapat pada sementara orang, melainkan menerima kehadiran Islam sebagai pembawa kedamaian dan ketentraman perikehidupan mereka, pembawa missi
ruhmaniah dan kerahiman ilahi di tengah-tengah mereka dan pengantar
mereka menuju kesejahteraan dunia dan kebahagiaan akhirat. Tanggung jawab dakwah bagi umat Islam dan pujian bagi yang mau melaksanakannya dituturkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an sebagai khairu ummatin (sebaik-baiknya umat) dan man ahsanu qawlan (orang yang paling bagus perkataannya).
Mubaligh dalam menghadapi orang-orang kafir, tidak terikat pada sesuatu instansi untuk melaporkan usaha atau meresmikan pengislaman yang dilakukannya, demikian pula dia tidak menerima sanksi apabila salah dalam tindakannya, sebagaimana berlaku dalam Gereja. Oleh karena itu, betapa pun muluknya gambaran tersebut, sebagaimana telah sering diungkapkan, bahwa setiap Muslim adalah muballigh, namun dalam kenyataan memang demikianlah adanya, setiap muslim bisa saja menjadi muballigh, dan orang- orang Islam yang taat ini, -dalam pergaulan sehari-hari dengan orang-orang kafir, hanya sedikit yang melupakan pesan Rasulullah dan firman Tuhan :
"Ajaklah mereka kejalan Tuhan-mu dengan cam yang bijaksana dan bertnkar fikiranlah dengan mereka dengan earn yang lebih baik."
Bersama-sama dengan para muballigh - yaitu guru-guru agama yang sepenuhnya berjuang untuk menyebar-luaskan agama -, sejarah dakwah Islam
1 Drs. H.M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral. Cetakan ke-2. A1 Amin
Press. Jogajakaita, 1997, hal 1-221
penuh dengan catatan tentang pria dan wanita dari segala lapisan masyarakat, mulai dari pejabat hingga petani dan semua pedagang serta profesi lainnya.
Para pedagang Islam tidak seperti saudara-saudaranya yang beragama Kristen, memperlihatkan kegiatan yang aktif dalam tugas dakwah.
Daftar muballigh India yang diterbitkan dalam journal suatu perhimpunan keagamaan dan philantropi di Lahore, kita menemukan nama- nama guru, kepada sekolah, pegawai negeri, pedagang, (termasuk dealer grobak), redaktur surat kabar, penjilid buku, buruh percetakan. Orang-orang ini menggunakan jam-jam di luar kantor untuk berdakwah di jalan-jalan, di pasar kota-kota India, mencari penganut-penganut baru Islam , baik dari kalangan Kristen maupun Hindu.
Menarik untuk dicatat bahwa tugas dakwah hanya terbatas bagi kaum pria Muslim, tetapi juga kaum wanitanya tidak ketinggalan mengambil bagian dalam tugas suci ini. Beberapa Raja Mongol masuk Islam karena jasa isterinya yang beragama Islam , demikian jugalah yang terjadi dengan banyak orang Turki penyembah berhala pada waktu mereka menyerbu negeri-negeri Islam . Kegiatan madzab Sanusi yang bergerak di kalangan suku Tubu di Utara
Danau Chad membuka sekolah-sekolah puteri dan memanfaatkan pengaruh yang besar dari kaum wanita untuk menglslam kan ummat.4 Penyebaran dakwah Islam serta membuka mata umat terhadap dakwah merupakan salah satu inti dan bagian penting dari dakwah sekaligus sebagai faktor pokok untuk menyingkap hakikatnya. Tentang arti penting ini, telah 4 Drs. H. A. Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam, Penerbit Widjaya. Jakarta. 1981.
Cetakan ke-2, hal 356-357
22
diungkapkan oleh Allah SWT, yang kadang-kadang dengan menggunakan kata-kata penguat (ta'kid) dan kadang-kadang dengan menggunakan kata pembatas (al-qashr) ketika Dia berbicara kepada Rasul-Nya dalam rangka menugaskannya untuk menyampaikan dan menyiarkan dakwah.
Sejarah telah menceritakan kepada kita beberapa teladan cemerlang yang telah mengetahui berbagai rahasia dakwah Islam lalu berusaha dengan segera untuk menuntut ilmu, mereka tempuh jarak yang begitu jauh untuk memastikan benar tidaknya salah satu hadits Rasul SAW. Kisah Imam al- Thabari, Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya yang penuh pengorbanan untuk mencapai tujuan ini, mengisi sebagian besar hal buku-buku sejarah perjalanan yang terdiri dari berjilid-jilid buku.
Desakan agar berdakwah dapat dikatakan sudah sampai pada tingkat perintah wajib yang tegas, dan umat akan berdosa apabila mereka tidak mengajarkan dasar-dasar dakwah kepada sebagian putra-putrinya yang diharapkan kemudian hari akan menularkan pengetahuannya kepada bangsanya serta membimbing mereka.
Tak ada jawaban yang lebih jelas bahwa sesungguhnya informasi dakwah itu adalah penting dalam pandangan Islam , baik berdasarkan ayat- ayat yang telah ditunjukkan tadi maupun melalui ayat-ayat yang tidak ditunjukkan, yang diturunkan berhubungan langsung dengan Rasul SAW, dan ditujukan kepada beliau maupun yang diturunkan berkenaan dengan Rasul-
Rasul dan Nabi-Nabi selain beliau. Disebutkannya semua itu di dalam al- Qur'an, menunjukkan bahwa penyebaran dakwah dan penyampaiannya
23
merupakan inti dan hakikat dari dakwah; bahwa penegasan segenap kemampuan untuk menyebarkan dakwah Islam adalah sangat penting dalam setiap waktu dan tempat; bahwa masyarakat Islam akan berdosa apabila tidak memberikan perhatian penuh terhadap informasi Islam.'
Umat Islam pada lapisan bawah semakin tak sanggup menghubungkan secara tepat isi dakwah yang sering didengar (dakwah lisan) dengan realitas kehidupan sosial ekonomi sehari-hari. Sebab, metode dakwah "konvensional" memang tak mangajarkan, misalnya cara mengatasi inflasi moneter, cara memberantas AIDS atau cara ilmiah lainnya untuk memperoleh hasil pertanian yang memadai, memberantas hama, dan sebagainya.
Dakwah tidak menerangkan bagaimana cara ilmiah untuk menghindari "berbuat kerusakan di muka bumi" sebagai dosa besar. Itu berarti , dakwah
"modern" tidak Iagi semata-mata merupakan ajakan untuk "berfilsafat" tentang akhirat, tentang surga, neraka atau menunaikan ibadah wajib (fardhu), sunnah, dan sebagainya.
Dakwah sekarang dan di masa mendatang haruslah mencakup "dakwah penyuluhan" atau dakwah bil hikmalil hasanat, meskipun tidak perlu merupakan pendidikan keterampilan yang terlalu teknis. Ceramah-ceramah yang bertemakan kebutuhan nyata sosial ekonomi, tanpa meninggalkan aspek- aspek sakralitas.
Bolehlah dikatakan, kini muncul keperluan barn dalam kegiatan dakwah Islam iah, sebagai akibat meluasnya dan semakin kompleksnya 5
5 Dr. Muhammad Ibrahim Nashr, Informasi dan Penvaruhnva dalam Penvebaran da»
Pelestarian Nilai-Nilai Islam, Dina Utaina Scinarang, Scinarang, 1993, cclakan pcrlama, lull 9-ta
24
kebutuhan masyarakat yang perlu menerima dakwah. Dakwah pun tak lagi sekadar bermakna sebuah retorika di pusat-pusat kegiatan keagamaan; ia juga harus menjadi "komunikasi nonverbal" atau dakwah bil hal.
Lembaga dakwah tak hanya berpusat di masjid-masjid, di forum-forum diskusi, pengajian, dan semacamnya. Dalam pengertian demikian, dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan. Ia harus berada di bawah, di pemukiman kumuh, di rumah-rumah sakit, di teater-teater, di studio-studio film, musik, di kapal laut, kapal terbang, di pusat-pusat perdagangan, ketenaga-kerjaan, di pabrik-pabrik, di tempat-tempat pembangunan gedung pencakar langit, di bank-bank, di pengadilan dan sebagainya.
Dakwah harus mencakup perbuatan nyata (bil hal) berupa uluran tangan oleh si kaya kepada si miskin, pengayoman hukum, dan sebagainya.
Perluasan kegiatan dakwah (desentralisasi) yang dibarengi oleh diversifikasi mubalig (da'i), akan sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat kita, yang juga semakin beraneka ragam, serta meluasnya diferensiasi sosial.
Konsep dakwah masa depan idealnya adalah yang tidak menyempitkan cakrawala umat dalam emosi keagamaan dan keterpencilan sosial . dakwah yang diperlukan adalah dakwah yang mendorong perluasan partisipasi sosial.
Dakwah demikian juga akan memenuhi tuntutan individual misalnya untuk saling menolong dalam mengantisipasi perkembangan atau perubahan sosial yang kian cepat. Bukankah A1 Qur'an sendiri semua kejadian apa saja yang
25
bakal muncul? Namun, partisipasi sosiallah yang rnampu menerangkan hal itu secara konkret (menerjemahkannya dalam kenyataan hidup bersama).6
1. Bentuk metode dakwah
a) A1 Hikmah (1) Pengertian Bi al Hikmah
Kata "Hikmah" dalam al Qur'an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakirah maupun makrifat. Bentuk masdarnya adalah "hnkman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
b) Hikmah dalam dakwah Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan, strata sosial, dan latar belakang budaya, para da'i memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam rnampu memasuki ruang hati para mad'u yang tepat. Oleh karena itu, para da'i dituntut untuk rnampu mengerti dan memahami.
6 Prof. Dr. Andi Abdul Muis SH. Komunikasi Islam, PT Rcmaja Rosdakarya. Bandung,
26
2. Sumber Metode Dakwah
a) A1 Qur'an Di dalam al Qur'an banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Di antara ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan dengan kisah para rasul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad ketika beliau melancarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukkan metode yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim.
b) Sunnah Rasul Di dalam Sunnah Rasul banyak kita temui hadis-hadis yang berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dengan sejarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara yang dipakai beliau dalam menyiarkan dakwahnya baik ketika beliau berjuang di Makkah maupun di Madinah. Semua ini memberikan contoh dalam metode dakwahnya. Karena setidaknya kondisi yang dihadapi rasulullah ketika itu dialami juga oleh juru dakwah sekarang ini.
c) Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqaha' Dalam sejarah hidup para sahabat-sahabat besar dan para fuqaha' cukuplah memberikan contoh baik yang sangat berguna bagi juru dakwah. Karena mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama. Muadz bin Jabbal dan para sahabat lainnya merupakan figur
27
yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam mengembanekan misi dakwah.
d) Pengalaman
Experience is the best teacher,
itu adalah motto yang punya pengaruh besar bagi orang-orang yang suka bergual dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadang kala dijadikan reference ketika berdakwah.
3. Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
a) Pendekatan personal Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan cara individual yaitu antara da'l dan mad'u langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima dan biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh mad'u akan langsung diketahui.7 b) Pendekatan Pendidikan
Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan sahabat.
Begitu juga pada masa sekarang ini kita dapat melihat pendekatan pendidikan teraplikasi dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan yang bercorak Islam ataupun perguruan tinggi yang di dalamnya terdapat materi-materi keislaman.
7 q'ti Muriah. Metodoloei Dakwah KontemDorer. Yogvakarta. Mitra Pustaka. 2000, hal. 55
28
c) Pendekatan diskusi Pendekatan diskusi pada era sekarang sering dilakukan lewat berbagai diskusi keagamaan, da'I berperan sebagai nara sumber, sedangkan mad'u berperan sebagai audience. Tujuan dari diskuis ini adalah membahas dan menemukan pemecahan semua problematika yang ada kaitannya dengan dakwah sehigga apa menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya.
d) Pendekatan penawaran Salah satu falsafah pendekatan penawaran yang dilakukan