PERAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI PERIZINAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (Studi Kasus Pemberian Rekomendasi Perizinan Pasir Laut di Wilayah Pesisir Utara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang) - FISIP Unti

  

PERAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI

BANTEN DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI PERIZINAN

PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

(Studi Kasus Pemberian Rekomendasi Perizinan Pasir Laut di Wilayah Pesisir

Utara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang)

  

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh

Jumhari

NIM 6661130194

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

SERANG, September 2017

  

ABSTRAK

Jumhari. NIM. 6661130194. 2017. PERAN DINAS PERTAMBANGAN DAN

ENERGI PROVINSI BANTEN DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI

PERIZINAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (Studi

Kasus Pemberian Rekomendasi Perizinan Pasir Laut Di Wilayah Pesisir

Utara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang). Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Leo Agustino, Ph.D; Dosen

Pembimbing II, H. Oman Supryadi, S.Sos. M.Si.

  Pemberian rekomendasi perizinan pasir laut merupakan kewenangan Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada Undang- Undang No 4 Tahun 2009 tentang Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Permasalahan penelitian ini, belum adanya Peraturan Daerah yang mendukung UU No 23 Tahun 2014, rendahnya pengawasan, dan pengendalian dan kurangnya keterpaduan dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji tatacara permohonan perizinan pertambangan yang sesuai dengan aturan. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori Peran dari Biddle dan Thomas (dalam sarwono 2008:216) yang memiliki lima indikator yaitu: Harapan (expektation), Norma (Norm), Wujud Perilaku (performance), Penilaian (evaluation), dan Sanksi (sanction). Penelitian menggunakan mrtode kualitatif teknik deskriptif. Hasil nya menunjukan peran dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten kurang baik, karena kurang sosialisasi (Norma), kurang profesional, kurang transparan, minimnya pengawasan, lemahnya koordinasi (Wujud Perilaku), dan tidak tegas (Sanksi). Saran dari penelitian ini adalah pemerintah harus profesional, tegas, transparan dan meningkatkan pengawasan; pemerintah harus melibatkan peran Pemerintahan Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, mahasiswa dan masyarakat; pemerintah harus membuat sanksi yang tegas terhadap pelanggar aturan, dan pemerintah harus memperhatikan masyarakat yang terkena dampak dari pertambangan tersebut.

  Kata Kunci : Peran , Pertambangan, Rekomendasi perizinan

  

ABSTRACT

Jumhari. 6661130194. THE ROLE OF MINES AND ENERGY OF BANTEN

PROVINCES IN GIVING THE RECOMMENDATION LICENSES OF

MINERAL AND COAL MINING (Case Study of Licensing of Sand Sea Permits

in North Coastal Area of Tirtayasa District of Serang Regency). State

Administration Science Program. Faculty of Social Science and Political Science.

University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Leo Agustino, Ph.D;

Supervisor II, H. Oman Supryadi, S.Sos. M.Si.

  The granting of sea sand permit recommendation is the authority of Mining and Energy Office of Banten Province based on Law No 23 of 2014 on Regional Government based on Law No. 4 Year 2009 regarding Mineral and Coal Mining and Government Regulation No. 23 of 2010 on Implementation of Activities Mining Business of Mineral and Coal. The problem of this study, there is no Regional Regulation that supports Law No. 23 of 2014, low supervision, and control and lack of integration of government, private and public. The purpose of this study is to examine the procedures for mining permit applications in accordance with the rules. The theory used to analyze this research is the role theory of Biddle and Thomas (in Sarwono 2008:216) which has five indicators: Expectation, Norm, Performence,

  

Evaluation, and Sanction. The research used qualitative method of descriptive

  technique. The results showed the role of Mining and Energy Office of Banten Province is not good, because less socialization (Norm), less professional, less transparent, lack of supervision, lack of coordination (Performence), and not firm (Sanctions). Suggestion from this research is government must be professional, firm, transparent and improve supervision; the government should involve the role of Village Governments, Non-Governmental Organizations, students and communities; the government must make strict sanctions against violators of the rules, and the government should pay attention to the communities affected by the mine workings.

  Keywords: Role, Mining, Recommendation Licenses.

  Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita. Mohammad Hatta

  “

Jiwa seorang pemenang tidak akan berhenti untuk berusaha

dan orang yang berhenti untuk berusaha tidak akan menjadi

seorang pemenang ”

  Skripsi ini saya persembahkan ,,,, Untuk orangtua, keluarga dan orang-orang tersayang yang telah banyak membantu dan memberi dukungannya selalu

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi kemudian solawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi besar

  Muhammad S.A.W yang telah mengiringi doa dan harapan penulis untuk mewujudkan terselesaikannya proposal penelitian skripsi ini yang berjudul Peran

  

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dalam Pemberian

Rekomendasi Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara (Studi Kasus

Pemberian Rekomendasi Perizinan Pasir Laut di Wilayah Pesisir Utara

Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang). Proposal penelitian skripsi ini dibuat

  sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara. Sekalipun penulis menemukan hambatan dan kesulitan dalam memperoleh informasi akurasi data dari para narasumber namun disisi lain penulis juga sangat bersyukur karena banyak mendapat masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada bidang yang sedang diteliti oleh penulis.

  Untuk terwujudnya penulisan penelitian skripsi ini banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan motifasi baik waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuannya.

  Maka dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta atas curahan perhatian dan kasih sayangnya dan juga doa yang tak henti serta motivasi dalam pengerjaan skripsi ini. Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Bapak Leo Agustino, Ph.D dosen pembimbing I yang telah senantiasa memberikan arahan dan bimbingan secara sabar dan juga dukungan selama proses penyusunan skripsi, serta dosen pembimbing akademik yang telah membimbing sejak awal masuk.

  9. Bapak H.Oman Supryadi, S.Sos., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

  10. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;

  12. Pihak Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten yang telah memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis;

  13. Bapak Nana selaku Kepala Wasdal di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten yang telah berkenan menjadi informan dan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis.

  14. Bapak Aji Wijaya Pengawas di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten yang telah menjadi informan dan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis serta ilmu pengetahuannya mengenai fokus penelitian pada skripsi ini;

  15. Bapak H.Junali, Moch Pendi, Fahruri, Masayad Jeni dan Ibu sanah Selaku masyarakat Kecamatan Tirtayasa yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi;

  16. Kepada orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak Karna (alm) dan Ibu Sanah yang telah menjadi motivator terbesar selama perjalanan hidupku. Terimakasih atas segala doa, bimbingan, kasih sayang, penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang tidak ada henti- hentinya yang selalu diberikan untukku.

  17. Kepada Kakak-kakak tercinta yang memberikan warna dalam hidup dan memberikan semangat serta motivasi.

  18. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi semangat dan motivasi.

  19. Kepada sahabat Wulan Resti Fauziah, Apriadalista N P, Asep Saripudin, Fardan Kamil, Moch. Rifki, Mohamad Delki, Satrio, Hanni yang telah memberikan dukungan serta keceriaan dan kebahagiaan;

  20. Kepada sahabat Habibi Z.A, M. Rizky. M. Irfan, Nazmul, Hengky, Dicky, Arif , Rodyansah yang selalu menyemangati penulis.

  21. Teman-teman kelas A angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua kenangan selama empat tahun perkuliahan kalian luar biasa .

  22. Kawan-kawan KKM Kependudukan 13 yang juga memberikan pengalaman hidup serta motivasi dan semangat kepada penulis.

  Dengan ini penelitian skripsi telah selesai disusun. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam pembuatan skripsi ini. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi berikutnya. Penulis pun berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti sendiri.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Serang, September 2017

  Penulis Jumhari

  DAFTAR ISI

  ABSTRAK

  ABSTRACT

  LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................

  1

  1.2. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 8 1.3. Batasan Masalah ...............................................................................

  19 1.4. Rumusan Masalah ..................................................................................

  19 1.5. Tujuan Penelitian ..........................................................

  19 1.6. Manfaat Penelitian .........................................................

  20 1.7. Sistematika Penulisan .................................................

  20 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR 2.1. Landasan Teori .......................................................................

  25

  2.1.2.Definisi Rekomendasi Perizinan ...................................

  34 a. Rekomendasi .............................................................

  34 b. Izin ............................................................................

  35 2.1.3.Wilayah Pertambangan ..................................................

  52 2.1.4.Pertambangan Pasir Laut ...............................................

  57 2.2. Penelitian Terdahulu ...............................................................

  59 2.3. Kerangka Berfikir ...................................................................

  61 2.4. Asumsi Dasar ..........................................................................

  63 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ....................................................................

  65 3.2 Fokus Penelitian ......................................................................

  66 3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................

  67 3.4 Instrumen Penelitian ................................................................

  68 3.5 Informan Penelitian ................................................................

  69 3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ........................

  71 3.7 Uji Keabsahan Data .................................................................

  78 3.8 Jadwal Penelitian .....................................................................

  80 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................

  81 4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten ...............................

  81 4.1.2 Deskrifsi Wilayah Kecamatan Tirtaysa ........................

  84

  4.1.3 Profil Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

  4.2 Deskripsi Data .......................................................................

  95 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................

  95 4.2.2 Data Informan Penelitian ..............................................

  97

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 100

  4.4 Pembahasan ............................................................................ 164

  4.4.1 Gambaran Perkembangan Pertambangan Pasir laut di Kecamatan Tirtayasa ................................................. 165

  4.4.2 Harapan (expektation) .................................................. 166

  4.4.3 Norma (Norm) .............................................................. 168

  4.4.4 Wujud Perilaku (performance) ...................................... 170

  4.4.5 Penilaian (evaluation) dan Sanksi (scantion) ................ 174

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ............................................................................. 184

  5.2 Saran ....................................................................................... 187

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertambangan Pasir Laut di Provinsi Banten 2012-2015 ............

  4 Tabel 1.2 Rekapitulasi IUP di Kabupaten serang 2016 ...............................

  6 Tabel 1.3 Desa yang berada di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Provinsi Banten................................................................................

  9 Tabel 2.1 Jasa pelayanan dan penerbitan WIUP .........................................

  42 Tabel 3.1 Informan Penelitian .....................................................................

  70 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ..................................................................

  73 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .........................................................................

  80 Tabel 4.1 Luas Wilayah Provinsi Banten berdasarkan Kabupaten/Kota .....

  82 Tabel 4.2 Desa yang berada di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Provinsi Banten ...............................................................

  85 Tabel 4.3 Informan Penelitian .....................................................................

  98 Tabel 4.4 Jumlah Rumah Tangga Sasaran/ Penduduk Miskin (RSTPM) kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang ..................................... 103

Tabel 4.5 Data Perusahaan Penambang Pasir Laut di Wilayah Perairan

  Kabupaten Serang (Lokasi Kantor Cabang Yang Berada di Kecamatan Tirtayasa) .................................................................. 105

Tabel 4.6 Temuan Lapangan penelitian ....................................................... 177

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Zonasi Wilayah Pertambangan di Kabupaten Serang .....

  14 Gambar 2.1 Alur Permintaan IUP Eksplorasi..............................................

  45 Gambar 2.2 Alur Permintaan IUP Oprasi Produksi .....................................

  48 Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................

  62 Gambar 3.1 Analisis Data ............................................................................

  77 Gambar 4.1 Susunan Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten ........................................................................

  92 Gambar 4.2 Alur Permintaan IUP Eksplorasi-Oprasi Produksi ................. 131

Gambar 4.3 Skema Pemberian Rekomendasi Perizinan Pertambangan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten ......... 140

DAFTAR LAMPIRAN

  Lamiran Surat Ijin Penelitian Lampiran Dokumentasi Penelitian Lampiran Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hasil sumber daya alam biasa disebut “Bahan Galian”. Semua bahan galian tersebut dikuasai oleh negara, seperti halnya dalam Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Bumi dan Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Hak penguasaan Negara berisi wewenang untuk mengatur, mengurus, dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan Negara ini diselenggarakan oleh pemerintah.

  Berbagai data dapat dirujuk untuk membenarkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Pertama, pada tahun 2002 Bank Dunia (World Bank) menampilkan laporan khusus yang ditulis oleh Monika Weber- Fahr, Ekonomi Senior di Departemen Pertambangan Bank Dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menampilkan jumlah produksi barang tambang mineral dan batubara Indonesia dari Tahun 1996-2010. Jumlah produksi yang ada menunjukan betapa kayanya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Data terakhir menunjukan, bahwa pada tahun 2010 produksi mineral dan batubara yakni bauksit 440.000 ton dan batubar25.325.793 ton. Jumlah ini mengalami peningkatan dari setiap tahunya, akan tetapi Indonesia hanya bisa sebagai negara sebagai pengeksport barang mentah saja dan tidak berjaya sebagai negara yang mampu mengasilkan final goods dari barang tambang yang melimpah yang tersedia di Tanah Air. Melainkan negara yang resource-poor yang membeli barang tambang dari negara yang resoure-rich seperti dari Indonesia.

  10/2016).

  Bukti ketergantungan Bangsa Indonesia kepada alam dapat dilihat dari pemanfaatan sumber daya alam yang besar-besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya. Pada masa Sentralisasi Pemerintahan, kegiatan exploitasi terhadap sumber daya alam yang tidak berwawasan lingkungan masih terbatas pada pemanfaatan wilayah-wilayah yang strategis saja, namun dewasa ini setiap daerah saling belomba-lomba mengeksploitasi dan memanfaatkan kekayaan alam masing-masing.

  Setiap usaha pertambangan yang dilakukan selain instansi pemerintah seperti kontaktor atau perorangan harus memiliki izin. Izin ini diberikan oleh pemerintah salah satunya berupa kuasa pertambangan. Kuasa pertambangan merupakan wewenang yang diberikan kepada badan/perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Kuasa pertambangan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

  1. Kuasa pertambangan penyelidikan umum;

  2. Kuasa pertambangan eksplorasi;

  4. Kuasa pertambangan pengolahan dan pemurnian; dan

  5. Kuasa pertambangan pengangkutan dan penjualan. (Salim H, 2010:51)

  Sejak awal perencanaan usaha atau kegiatan sudah harus diperkirakan perubahan rona lingkungan hidup akbat pembentukan suatu kondisi lingkungan hidup yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang timbul sebagai akibat diselenggarakannya usaha atau kegiatan. Pasal 15 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap rencana usaha atau kegiatan memungkinkan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

  Provinsi Banten diperkirakan 1/3 bagian wilayahnya terdiri dari lautan dengan luas perairan Provinsi Banten sekitar 11.134,224 km² dengan panjang pantai sekitar 501 km. Kekayaan alam kelautan dan sumberdaya pesisir yang dimiliki Banten antara lain berupa sumberdaya perikanan, sumberdaya hayati seperti mangrove (hutan bakau), terumbu karang, padang lamun, dan termasuk bahan tambang lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. (Mukhtar,2013).

  Berikut ada beberapa tabel mengenai jumlah, luas dan produksi pertambangan pasir di Provinsi Banten.

Tabel 1.1 Pertambangan Pasir Laut di Provinsi Banten Pada 2012-2015 No Jenis Bahan Tambang 2012 2013 2014 2015

  1

  7

  12

  12

  60 Jumlah

  Pertambangan

  

2 23.047,83 26.523.26 26.521.26 709.822,70

  Luas wilayah (Ha)

3 Ton Ton

  Produksi M3 Ton M3 Ton M3 M3

  9 6 -

  41

  16

  41 - 3 884

  pertambangan

  783 711 416 042 416 042 958 936 340 936 340 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (Banten dalam Angka, Tahun 2015)

  Data pertambangan pasir laut di Provinsi Banten pada Tahun 2015 menunjukan jumlah pertambangan pasir laut yaitu sebanyak 60 titik pertambangan yang seluruhnya tersebar di wilayah perairan Kabupaten Serang. Namun, angka terakhir menunjukan Jumlah pertambangan pasir laut di Provinsi Banten pada Tahun 2016 berdasarkan wawancara dengan Bapak Aji Wijaya selaku Pengawas di Bagian Perizinan menjelaskan bahwasanya jumlah pertambangan pasir laut di Provinsi Banten berjumlah sebanyak 79 titik/blok pertambangan pasir laut, yang semuanya tersebar di dua wilayah yaitu Kabupaten Lebak dengan jumlah sebanyak 1 titik pertambangan pasir laut dan sisanya berjumlah sebanyak 78 titik pertambangan pasir laut berada di wilayah Kabupaten Serang.

  Jika dilihat dari tabel di atas dalam setiap tahunnya jumlah pertambangan juga ditandai dengan meningkatnya luas wilayah dan produksi pertambangan pasir laut tersebut. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan bangunan dan urugan sangat meningkat di setiap tahunnya.

  Hal tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwasannya Pemerintah Daerah Provinsi Banten menfokuskan wilayah pertambangan pasir laut berada di dua wilayah yaitu Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak. Namun, yang menjadi fokus sorotan adalah seberapa mudahkah peurusahaan pertambangan mendapatkan Rekomendasi Perizinan dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sehingga dapat melakukan kegiatan pertambangan di wilayah Banten.

  Pemerintah Daerah Kabupaten Serang sejak tahun 2003 telah mengusahakan penambangan pasir laut di wilayahnya dalam merespon permintaan pasir urug untuk pembukaan lahan baru ke arah pesisir di berbagai wilayah. Salah satu sisi penambangan pasir laut dapat dilihat sebagai sumber pendapatan daerah, namun disisi lain salah satunya di Kecamatan Tirtayasa di duga telah mengakibatkan kerusakan lingkungan, sehingga merugikan warga setempat, antara lain penambangan pasir laut telah mempengaruhi daratan daerah Kecamatan Tirtayasa melalui adanya perubahan parameter oseanografi, khususnya arah arus, yang semakin mengitensifkan proses abrasi di sepanjang pantai Kecamatan Tirtayasa.

  Di Kabupaten Serang sendiri terdapat 78 area titik blok pertambangan pasir laut yang sudah memili izin pertambangan dengan jenis izin yang berbeda di

  31 perusahaan dengan Izin Eksplorasi, dan 39 perusahaan sudah mengantongi Izin Operasi Produksi. Sumber: Distamben Provinsi Banten.

  24 Jetstar 3 PT 2949 Oprasi Produksi

  18 Hasta Mandiri 1 PT 1678 Oprasi Produksi

  19 Hasta Mandiri 2 PT 839 Oprasi Produksi

  

20 Jasa Tama Buana Raya PT 807 Eksplorasi

  21 Jasara Jaya Mandiri PT 796 WIUP

  22 Jetstar 1 PT 969 Oprasi Produksi

  23 Jetstar 2 PT 977 Oprasi Produksi

  25 Jetstar 4 PT 787 Oprasi Produksi

  

16 Gema Banda Samudra PT 992 Eksplorasi

  26 Kaosa Anugrah Sentosa PT

  Mandir 753 Eksplorasi

  

27 Karya Karsa Bersama PT 1000 Eksplorasi

  28 Karyadwinusa Maju PT Sentosa

  PT 1000 Eksplorasi

  29 Koprasi Pantura Madani PT 822 Oprasi Produksi

  30 Koptasi Tirta Niaga Pantura 1

  17 Hamparan Laut Sejahtera PT 998 Oprasi Produksi

  

15 Gahan Lautan Prina PT 717 Eksplorasi

Tabel 1.2 Rekapitulasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Pasir Laut di Kabupaten

  6 Banten Sumber Daya Mineral 2

  

Serang Per Oktober 2016)

No Nama Perusahaan Luas (Ha) Tahapan Kegiatan

  

1 Asri Bumi Energi PT 1766 Eksplorasi

  

2 Bunda Alam Lautan PT 1697 Eksplorasi

  

3 Banda Samudera PT 500 Eksplorasi

  

4 Banten Baru Perkasa PT 721 Eksplorasi

  5 Banten Sumber Daya Mineral PT 1000 Oprasi Produksi

  PT 928 Oprasi Produksi

  

14 Dwi Sena Jaya PT 937 Eksplorasi

  

7 Baruna Cakra Sejati PT 1248 Eksplorasi

  

8 Bintan Asia Fortune PT 2520 Eksplorasi

  

9 Biru Samudra Raya PT 1830 Eksplorasi

  

10 Cakra Kerta Banten PT 714 Eksplorasi

  

11 Citra Putri Bahari PT 913 Eksplorasi

  

12 Daya Swasta Cipta PT 998 Eksplorasi

  

13 Dirham Alam Lestari PT PT 625 Eksplorasi

  482 Oprasi Produksi

  31 Koprasi tirta Niaga Pantura 2 PT 981 Oprasi Produksi

  64 Putra Bangsa Mandiri PT 1216 Eksplorasi

  56 Pasir Sentosa Jaya PT 1000 Oprasi Produksi

  57 Pantapilindo Dayajaya PT 1000 Oprasi Produksi

  58 Permata Sumber E PT 1000 Oprasi Produksi

  59 Permata Sumber E PT 1000 Oprasi Produksi

  60 Prima Maju Investama PT 720 Eksplorasi

  61 Samudra Arta Mara PT 1025 WIUP

  62 Sarana Inti Tambang PT 581 WIUP

  63 Segara Banten Samudra PT 996 WIUP

  65 Resources Celebes International

  54 Pandhu Khatulistiwa PT 954 Oprasi Produksi

  PT 720 Eksplorasi

  66 Rizki Bahtera Jaya 1025 Eksplorasi

  67 Sakti Mandiri Perkasa 581 Eksplorasi

  68 Samudera Chandra Persada

  Inonesia PT 968 WIUP

  69 Sapta Pilar Energi PT 772 Eksplorasi

  70 Sentra Usaha Sukses PT 1615 Eksplorasi

  71 Sinar serang PT 1000 Oprasi Produksi

  55 Pasir Sentosa Jaya PT 352 Oprasi Produksi

  53 Navagaro Indonesia PT 952 WIUP

  32 Koprasi Tirta Niaga Pantura 3 PT 1000 Oprasi Produksi

  41 Moga Cemerlang Abadi PT 800 Oprasi Produksi

  33 Krakatau Banten Sejahtera 1 PT 1034 Oprasi Produksi

  34 Krakatau banten Sejahtera 2 PT 929 Eksplorasi

  35 Labitha Ardhu Syakirah PT 1160 Oprasi Produksi

  36 Lima Jaya Angkasa PT 1253 WIUP

  37 Loka Kencana Samudera PT 994 WIUP

  38 Losari Wisesa Abadi PT 470 Eksplorasi

  39 Mineralindo Sukses Mandiri PT 954 Eksplorasi

  40 Moga Cemerlang Abadi PT 1000 Oprasi Produksi

  42 Moga Cemerlang Abadi PT 954 Oprasi Produksi

  52 Moga Cemerlang Abadi PT 992 Eksplorasi

  43 Moga Cemerlang Abadi PT 1000 Oprasi Produksi

  44 Moga Cemerlang Abadi PT 800 Oprasi Produksi

  45 Moga Cemerlang Abadi PT 1000 Oprasi Produksi

  46 Moga Cemerlang Abadi PT 986 Oprasi Produksi

  47 Moga Cemerlang Abadi PT 964 Oprasi Produksi

  48 Moga Cemerlang Abadi PT 986 Oprasi Produksi

  49 Moga Cemerlang Abadi PT 999 Oprasi Produksi

  50 Moga Cemerlang Abadi PT 806 Oprasi Produksi

  51 Moga Cemerlang Abadi PT 928 Oprasi Produksi

  72 Sumber Rizki Mulia Abadi PT 1000 Oprasi Produksi

  

74 Trimitra Wisesa Abadi PT 1003 Eksplorasi

  75 Tunas Wira Mandiri PT 1000 Oprasi Produksi

  76 Tunas Wira mandiri PT 650 Oprasi Produksi

  

77 Tunas Wira mandiri PT 508 Eksplorasi

  

78 Windhu Banten Sentosa PT 1566 Eksplorasi

Sumber: Distamben Provinsi Banten.

  Jika di bandingkan, jumlah pertambangan pasir laut di Provinsi Banten pada Tahun 2016 yang berjumlah 79 titik pertambangan pasir laut yang tersebar di Kabupaten Serang dengan jumlah sebanyak 78 titik pertambangan dengan di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah sebanyak 1 titik pertambangan sangat jauh perbedaan jumlah titik pertambangannya. Pembentukan Lahan Reklamasi di Jakarta salahsatunya menjadi alasan kenapa jumlah pertambangan pasir di wilayah Kabupaten Serang ini menjadi meningkat, karena akses untuk menjualnya sangat dekat dengan wilayah yang akan dijadikan Lahan Reklamasi di Jakarta dan juga ke wilayah lain di Indonesia.

  Kecamatan Tirtayasa adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Serang yang memiliki 14 Desa dimana 6 Desa diantaranya merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah pesisir/pantai yaitu Desa Sujung, Desa Lontar, Desa Susukan, Desa Wargasara, Desa Tengkurak, dan Desa Alang-alang.

  • √ √ √ √

  6. Sujung

  √

  √

  14. Wargasara 4,15 2,30 2,31 1,55 2,21 9,45 2,45 2,18 1,80 3,22 9,10 4,65 5,45 2,37

  13. Lontar

  12. Alang-alang

  11. Susukan

  10. Pontang Legon

  9. Kemanisan

  8. Kebuyutan

  7. Kebon

  4. Puser

  5. Samparwadi

  3. Laban

  2. Tirtayasa

  1. Tengkurak

   Nama Desa Uraian Luas Wilayah (KM²) Pantai/Pesisir Dataran

  Hal tersebut di atas adalah sebuah fakta yang perlu dicermati. Posisi Indonesia yang demikian salah satu penyebabnya karena tidak adanya ketentuan

  Secara administratif Kecamatan Tirtayasa yang letaknya dijalur Pantura, mempunyai nilai strategis karena mempunyai luas laut yang memadai. Desa Lontar, Tengkurak, Susukan, Alang-alang, Lontar, Wargasara merupakan daerah yang berada di Kecamatan Tirtayasa yang letaknya berbatasan langsung dengan pantai.

  

Banten

(Sumber: Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, 2015)

Tabel 1.3 Desa yang berada di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Provinsi

  • √ √ √ √

  √ √ √ √

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang di dalam Pasal 102-103 diatur mengenai kewajiban melakukan pengolahan dan pemurnian. Lebih lanjut Pasal 169 huruf b menegaskan ketentuan yang tercantum dalam pasal kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara disesuaikan selambat- lambatnya 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan kecuali mengenai penerimaan negara. Dimana renegosiasi tersebut juga mencakup persoalan kewajiban melakukan pengolahan pertambangan sampai ke final

  

goods. Dengan demikian dalam mengelola sumber daya alam diperlukan

  penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis, agar perolehannya dapat optimal (Prodjosoemanto dalam Ahyani, 2011).

  Sedangkan berdasarkan asas dan tujuan nya pertembangan mineral dan batubara berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009, yaitu:

  a) Manfaat keadilan dan keseimbangan

  b) Keberpihakan kepada kepentingan bersama

  c) Partisipatif, transparan, dan akuntabilitas

  d) Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomer 23 Tahun 2014 tentang

  Pemerintahan Daerah, dalam pasal 9 ayat 3 menegaskan bahwasannya urusan Pemerintah konkuen sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah urusan pemerintah yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi dan Daerah kabupaten/Kota. Urusan pemerintah pilihan sebagaimana yang dimaskud dalam UU No 23 Tahun 2014 pasal 11 ayat 1, sebagai berikut: a. Kelautan dan perikanan

  b. Pariwisata

  c. Pertanian

  d. Kehutanan

  e. Energi dan sumberdaya mineral f. Perdagangan

  g. Perindustrian, dan

  h. Transmigrasi Pada UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahaan Daerah, salahsatunya semua wewenang dan kekuasaan mengenai Pertambangan Energi dan

  Sumberdaya Mineral yang tercantum dalam Pasal 11 Ayat 1 adalah menenai pertambangan itu berada di tangan Pemerintah Puasat (Mentri ESDM) dan Pemerintah Provinsi (Gubernur dan yang ditugaskan langsung kepada DISTAMBEN) yang awalnya dikelola oleh Pemerintah Kota/Kabupaten. Berikut adalah kegiatan Pertambangan yang dikelola oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Pasal 66 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara antara lain:

  a. Pertambangan mineral logam

  b. Pertambangan mineral bukan logam

  c. Pertambangan batuan dan/atau

  d. Pertambangan batubara Dalam hal ini kegiatan Pertambangan yang berada di wilayah Provinsi

  Banten sepenuhnya dikelola oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten tanpa terkecuali (berdasarkan Peraturan Daerah No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah), salahsatunya adalah mengenai Pertambangan Pasir Laut yang termasuk kedalam kegiatan pertambangan non-mineral yang juga termasuk kedalam ranah pengelolaan Dinas Pertambangan dan Energi.

  Pertanyaannya, sanggupkah Pemerintah Daerah Provinsi Banten dapat mengelolanya? Akan tetapi, sampai saat ini semenjak di terbitkan Undang- Undang 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah Provinsi Banten belum mempunyai peraturan daerah mengenai peraturan tentang Energi dan Sumberdaya Mineral dalam hal ini mengenai Peraturan Pertambangan.

  Untuk mendapatkan Rekomendasi Perizinan Dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten harus melalui beberapa tahapan yang harus dipenuhi.

  Berikut tahapan-tahapan permintaan rekomendasi perizin pertambang pasir laut berdasarkan PP No 23 Tahun 2010 , yaitu:

  1. Wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang sering disebut WIUP, adalah wilayah yang diberikan kepada pernegang Izin Usaha Pertambangan.

  2. Izin usaha pertambangan Eksplorasi (IUP Eksplorasi)

  IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan unium, eksplorasi, dan studi kelayakan.

  3. Izin usaha pertambangan Oprasi produksi (IUP OP)

  IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.

  4. Izin Usaha Pertambangan Oprasi Produksi Perpanjangan (IUP OP Perpanjangan)

  IUP OP Perpanjangan ini tidak akan di berikan kepada perusahaan pertambangan yang berkelakuan tidak baik dan perpanjangan ini memperoleh paling banyak sebanyak 2 kali. Jika tahapan 1 sampai dengan 3 ini lolos atau telah memenuhui syarat yang di tentukan, maka perusahan sudah bisa melakukan eksplorasi dan memproduksi bahan tambangnnya dengan memenuhi peraturan yang sudah ditentukan. Dan untuk poin 4 adalah khusus perusahan yang melakukan perpanjangan dengan syarat tidak boleh lebih dari duakali dan tidak pernah melakukan pelanggaran. Untuk besaran biaya dan lama izin kontraknya sesuai dengan kontrak atau kespakatan/perjanjian penambang dengan Dinas terkait. kendala-kendala dan kekurangan yang terjadi di wilayah tambang pasir laut di wilayah kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Selain dai internal kendala juga terjadi di lingkungan eksternal. Bila di jabarkan ada beberapa kendala-kendala dan masalah yang di hadapi antara lain:

  Pertama, belum terdapatnya Peraturan Daerah yang mengatur mengenai

  pertambangan, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nana selaku Kepala Seksi Wasdal Pertambangan dan Energi Provinsi Banten mengungkapkan bahwa sampai saat ini setelah dilimpahkannya wewenang dan kekuasaan dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah pusat sampai saat ini belum ada aturan daerah yang menentukan tentang energi dan sumberdaya mineral dalam hal ini adalah pertambangan, namun sampai saat ini masih dalam proses perampungan perda tersebut.

  Hal serupa juga disampaikan oleh perwakilan dari bagian Bidang Usaha dan Perizinan yaitu ibu Arini mengungkapkan bahwasannya Peraturan Daerah mengenai pertambangan Mineral dan Batubara masih dalam tahap perampungan, untuk waktu kapan disahkan masih belum tahu dan kami dengan pihak yang terlibat akan bergerak cepat.

  Sejak dilimpahkannya wewenang dan kekuasaan kepada pemerintah Provinsi dan Pusat pada Tahun 2014 sampai saat ini Pemerintah Provinsi Banten belum saja merampungkan Perda yang mengatur tentang Energi dan Sumberdaya mineral. Jika Pemerintah Daerah bergerak cepat dalam proses pembuatan Perda tersebut maka dalam waktu secepatnya satu tahun dan paling lambat dua tahun Perda tersebut harus sudah selesai diterbitkan dan buktinya sampai saat ini Perda tersebut masih dalam proses perampungan.

  Kedua, rendahnya pengawasan dan pengendalian dari Dinas pertambangan

  dan Energi Provinsi Banten terhadap pertambangan pasir di wilayah utara Kecamatan Tirtayasa. Salahsatunya mengenai area blok-blok pertambangan pasir laut berada di titik krusial dalam hal ini, hampir di semua area blok-blok pertambangan pasir laut tersebut terlintasi oleh pipa bawah laut dan kabel bawah laut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tabel di bawah ini

Gambar 1.1 Peta Zona Wilayah Pertambangan Pasir Laut di Kabupaten Serang Banten

  Sumber :Distamben Provinsi Banten Tahun 2016

  Berdasarka Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwasannya hampir semua area titik blok berada pada titik krusial, area blok pertambangan berada di perlintasan jalur pipa gas yang bertanda garis merah putus-putus, jalur kabel bawah laut yang bertanda garis bergelombang dan juga jalur perlintasan kapal- kapal kecil yang melintas melewati area pertambangan pasir laut.

  Selain itu juga, wilayah tersebut juga dipergunakan untuk kegiatan latihan militer dilakukan berdasarkan jadwal yang ditentukan oleh Tentara Nasional Indonesia-Angkatan laut (TNI-AL) berkordinasi dengan pihak perusahaan pertambangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aji Wijaya selaku Pengawas menyampaikan bahwa, “wajar apabila kegiatan penambangan

  

diberhentikan beberapa jam saja, karena latihan militer itu tidak dilakukan rutin

setiap hari kadang-kadang seminggu sekali, sebulan sekali yang penting tidak

terlalu banyak merugikan”.

  Terlebih lagi kegiatan pengambilan pasir tambang itu tidak dilakukan selama satu hari penuh. Melainkan ada jadwal tertentu, biasanya dimulai pada pukul 18.00 sampai dengan pukul 6.00 dengan hasil yang didapat sebanyak 2-6 kapal bangker.

  Sedangkan untuk minimnya pengendalian yang dilakuakan oleh Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten terhadap pertambangan pasir di Wilayah Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Salahsatunya sering terjadinya

  

overlapping pada saat proses pengambilan pasir laut antar perusahaan penambang

  di area blok. Kejadian ini terjadi bukan tanpa alasan, pertama karena jarak antar blok yang sangat berdekatan sehingga pada saat kapal pengeruk pasir melintas di area blok lain pun bisa saja sambil melakukan penyedotan. Terlebih lagi tidak ada larangan bagi kapal dari perusahaan lain untuk melintas di area blok pertambangan perusahaan lainnya. Kedua, hasil pertambangan yang tidak menentu karena kondisi air laut sedang pasang sehingga pasir yang ada tidak mementu.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Aji Wijaya selaku pengawas di DISTAMBEN menyampaikan: