Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
1
SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP TINGKAT
STRES PADA LANSIA
(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
NIMAS AJENG TRISTIANTI
14.321.0085
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIKTERHADAP TINGKAT STRES
PADA LANSIA
(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
NIMAS AJENG TRISTINTI
14.321.0085
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Jombang 18 April 1996. Peneliti merupakan anak dari pasangan Bapak Janji Sutrisno dan Ibu Suciati.
Pada tahun 2008 peneliti lulus dari SD Negri Kauman 1 Kabupaten Jombang, pada tahun 2011 peneliti lulus dari SMP Negri 2 Kabupaten Jombang, pada tahun 2014 peneliti lulus dari SMK PGRI 1 kabupateng Jombang dan pada tahun 2014 peneliti lulus seleksi masuk STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur regular. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar – benarnya.
Jombang, 4 Juli 2018 Nimas Ajeng Tristianti
NIM : 14.321.0085
MOTTO
“Kesuksesanmu tak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan dirimu sebelumnya”.
PERSEMBAHAN
Seiring dengan do’a dan puji syukur peneliti persembahkan skripsi ini untuk :
1. Allah SWT, yang selalu member kemudahan disetiap langkah, member petunjuk, membuka pintu kesabaran, dan selalu membimbing ke jalan yang Engkau ridhoi.
Tidak lupa sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada kehadirat Rasullah Muhammad S.A.W.
2. Ibu Suciati dan Bapak Janji Sutrisno tercinta. Tak ada kata yang pantas ananda ucapakan selain beribu
- – ribu “Terima Kasih” Karena telah mendo’akan penulis dalam pengharapan
- – pengharapan yang pasti. Kesabaran dalam do’amu menjadi suksesnya penulis dikemudian hari. Tidak ada do’a yang terkabulkan selain do’a dari orang tua yang tulus dan ikhlas. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang telah berusaha susah payah banting tulang untuk merawat dan membesarkan penulis sampai saat ini dengan penuh cinta dan kasih sayang walaupun penulis sebagai anaknya sering melakukan
- – hal yang bisa membuat hatinya terluka.
3. Kakak tercinta Ferry Setiawati sutrisno dan Priyo Agung Tristianto, Terima kasih atas do’a dan semangatnya selama ini. Terima kasih atas canda tawa kita selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat adik persembahkan. Maaf adik belum bisa menjadi adik yang terbaik, tapi adik akan selalu berusaha menjadi yang terbaik, agar bisa menjadi sosok berbakti, sholehah bermanfaat dan dapat menjadi kebanggan bagi kedua orang tua.
4. Dosen
- – dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang dan Almamater saya yang selalu memberi bimbingannya. Khusunya kepada Ibu Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M. Kepada Ibu Nining Mustika Ningrum, SST.,M.Kes yang telah sabar memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Teman
- – teman seperjuangan Angkatan 2014 Prodi S1 Keperawatan khususnya kelas 8B, Terima kasih untuk kekompakkan dan kerjasama serta selalu mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan.
6. Teman
- – teman terbaikku Merita Ayu Lestari, Nirwana Dewi, Ria Aprilia, Lismiati, Lailatul Fitrika, Neva Aprilia, Ismi Sulaika, Ellin Puji Aprillia terima kasih untuk semua dukungan kalian, selalu membantu kapanpun saya membutuhkan bantuan, semoga tahun ini kita lulus menjadi perawat professional dan menjadi orang sukses..
7. Teman mainku Tia Prasetia terima kasih untuk do’a – do’a kalian yang telah mendo’akan penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini sesuai target, semoga kalian cepat menyusul wisuda dan menjadi orang sukses. Kekasihku Caca Setyawan Andi terima kasih sudah menemaniku selama 3 tahun ini, terima kasih atas semangat dan supportmu dan terima kasih atas semua kebaikanmu untukku, kupersembahkan karya kecilku ini untukmu dan semoga kamu selalu menemaniku disampingku selamanya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat salam selalu tercurahkan kepada Rasullah SAW atas segala petunjuk dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Stres pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang” skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Peneliti menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan berbagai pihak skripsi ini tidak akan terwujud. Untuk itu dengan rasa bangga perkenankan peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar
- – besarnya kepada Allah SWT dan junjungan Nabi Muhammad SAW, karena atas ridhonya saya dapat menyelesaikan pendidikan ini. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Inayatur Rosyidah.S.Kep.NS selaku ketua prodi S1 Keperawatan STIKES
ICME Jombang, Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan Nining Mustika N.SST.,M.kes selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada peneliti serta telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga hingga terselesaikannya skripsi ini. Kedua orang tua dan sahabat yang selalu memberi dukungan dan semangat baik materi maupun spiritual selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselaikannya skripsi ini. Serta semua pihak yang tidak bisa penelti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam menyusun proposal ini. Oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi semua.
Jombang, 04 Juli 2018 Peneliti
ABSTRAK
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP
TINGKAT STRES PADA LANSIA
(Studi Di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
Oleh :
Nimas Ajeng Tristianti
14.321.0085
Stres merupakan suatu kondisi umum lansia yang terjadi pada kondisi sosial, kejadian
hidup, dan lingkungan. Stres muncul pada lansia disebabkan karena adanya tekanan atau
gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat
ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya alam yang dimiliki Tujuan
penelitian ini adalah untuk Menganalisis pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat stres
pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.Desain penelitian ini adalah Pre Experimental dengan menggunakan pendekatan metode
One Group Pre Post Test Design . Populasi dalam penelitian ini adalah 32 seluruh lansia di
Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang sehat
jasmani dan rohani dengan jumlah sampel 30 lansia dengan teknik Simple Random Sampling.
Variabel Independent yaitu terapi musik klasik serta variabel Dependent yaitu tingkat stres
pada lansia. Pengumpulan data menggunakan skala Depression Anxiety Scale. Teknik
pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating serta uji statistiknya
menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres sebelum diberikan terapi musik berupa
stres normal 6.7% stres ringan 23.3% stres sedang 46,7% stres berat 23.3% dan setelah
diberikan terapi musik terjadi perubahan tingkat stres menjadi stres normal 20.0% stres
ringan 40.0% stres sedang 36.7% stres berat 3.3%. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test
diterima. menunjukkan bahwa nilai ρ = 0,001 < α 0,05 sehingga H 1 Kesimpulannya adalah ada pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat stres pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.Kata Kunci : Terapi musik klasik, Stres, Lansia
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THERAPY CLASSICAL MUSIC ON
THE LEVEL OF STRESS ON ELDERLY
(The Study in posyandu elderly village denanyar in Jombang district Jombang )
By:
Nimas Ajeng Tristianti
14.321.0085
Stress is a the general condition of a senior citizens that occurs on the social conditions, the
incident life, and the environment .Stress appear on senior citizens because there was pressure or
disorder that usually created an unpleasant when senior citizens were to see not same between the
shrouds of and the system of natural resources that owned the purpose of this research is to analyze
the influence of classical music therapy on the level of stress on senior citizens at the posyandu elderly
denanyar village, in Jombang district JombangA design of this study is pre experimental by adopting both a method of one group pre post
test drives in including on the instrument types .Percent of the population in 32 this research is that an
entire kind of rheumatoid arthritis at the posyandu of rheumatoid arthritis village denanyar
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang who and physical and spiritual health with 30 percent of
the sample of rheumatoid arthritis by applying a technique simple random sampling .Variables
reaches as high as independent promised to supply therapy classical music as well as variables
reaches as high as dependent namely the levels of the stress on of rheumatoid arthritis .The collection
of data using the scale of depression anxiety scale doubles .The technique of data processing using
editing , coding , of its scoring , tabulating and then to the road statistic use statistical tests wilcoxon
signed the rank test drives in.The research results show that their level of stress before it was given in the form of music
therapy normal stress 6.7 % a little stress 23.3 % stress being 46,7 % heavy stress 23.3 % and having
given music therapy rate change the level of stress be normal stress 20.0 % a little stress 40.0 % stress
being 36.7 % heavy stress 3.3 % .Wilcoxon testing shows signed rank test shows that the total amount
ρ = 0,001 < α 0.05 so that h1 acceptedThe conclusion is there an effect therapy classical music on the stress on elderly are elderly denanyar village in jombang district jombang .
Keywords: therapy classical music, stress, elderly
DAFTAR ISI
HALAMAN DALAM . .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii
SURAT BEBAS PLAGIAT…………………………………………………. iv
SURAT PERNYATAAN…………………………………………………… v
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN. ....................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. viii
MOTTO………………………………………………………………………. ix
PERSEMBAHAN .......................................................................................... x
KATA PENGANTAR………………………………………………………. xii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
ABSTRACT ................................................................................................... xv
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xxii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. .1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... .
3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... .
4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ .
36 4.5 Kerangka Kerja ..............................................................................
47 5.2 Pembahasan ....................................................................................
46 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... ...........................................................................
40 4.9 EtikaPenelitian. ..............................................................................
39 4.8 Pengumpulan Dan Analisa Data .................................................. .
39 4.7 Definisi Operasional .......................................................................
38 4.6 Identifikasi Variabel .......................................................................
36 4.4 Populasi, Sampel, Sampling ...........................................................
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Lansia .................................................................... .
35 4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................... ....
35 4.2 Rancangan Penelitian .....................................................................
34 BAB 4 METOE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ...............................................................................
33 3.2 Hipotesis .........................................................................................
24 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual .....................................................................
13 2.3 Konsep Dasar Terapi Musik Klasik ...............................................
6 2.2 Konsep Dasar Tingkat Stres ......................................................... ..
51 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ...................................................................................
59 6.2 Saran ...............................................................................................
59 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
61 LAMPIRAN ...................................................................................................
63
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................39 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018 ................................................................
48 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Pada Bulan April 2018 ...................................................................................
48 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018 ...............................................
48 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan lingkungan di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018 ...............................................
49 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres sebelum diberikan terapi musik klasik di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018
49 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres setelah diberikan terapi musik klasik di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018
50 Tabel 5.7 Tabulasi silang Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Tingkat Stres pada Lansia usia 60-74 tahun di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Pada Bulan April 2018 ..................................................................................
50
DAFTAR GAMBAR No. Daftar Gambar Halaman 3.1 Kerangka konseptual ..............................................................................
33 4.1 Kerangka kerja ........................................................................................
38
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................
63 Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden ..................................
64 Lampiran 3 SOP Terapi Musik Klasik ..........................................................
65 Lampiran 5 Kisi
- – kisi Terapi Musik ............................................................ 67 Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Stres .............................................................
69 Lampiran 6 Kisi
- – kisi Kuesioner Tingkat Stres ........................................... 71 Lampiran 7 Lembar Pernyataan dari Perpustakanan .....................................
72 Lampiran 8 Lembar Surat Studi Pendahuluan ..............................................
73 Lampiran 9 Lembar Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan ...........................
74 Lampiran 10 Lembar Surat Balasan ................................................................
75 Lampiran 11 Lembar Tabulasi ........................................................................
77 Lampiran 12 Output SPSS ...............................................................................
78 Lampiran 13 Lembar Penyusunan Skripsi .......................................................
83 Lampiran 14 Lembar Konsultasi ......................................................................
84
DAFTAR LAMBANG
1. H1/Ha : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3. : alfa (tingkat signifikansi)
4. X : perlakuan 5. 01 : Pretes (tes awal) 6. 02 : post test (tes akhir)
7. N : jumlah populasi 8. n : jumlah sampel
2
9. d : Tingkat signifikan/tingkat kesalahan yang dipilih 10. > : lebih besar 11. < : lebih kecil
DAFTAR SINGKATAN
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika DASS : Depression Anxiety Scale
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia adalah seseorang berusia 60 - 95 tahun yang mengalami perubahan fisiologis, fisik, dan sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan. Pada masa lanjut usia secara bertahap seseorang mengalami berbagai kemunduran, baik fisik, mental, dan social (Azizah, 2011). Orang yang berusia lanjut akan menjadi sangat rentan terhadap gangguan kesehatan, termasuk stres yang biasanya ditemui dengan gejala seperti gelisah, murung, kesepian, nafsu makan berkurang, kepercayaan diri berkurang dan konsentrasi berkurang. Stres muncul pada lansia disebabkan karena adanya tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya alam yang dimiliki (Nur Hidayah, 2006). Data WHO pada tahun 2017 menunjukan lansia berjumlah 13,5% dari total populasi (WHO, 2017). Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk Indonesia berstruktur lanjut usia (aging structured populations) karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas semakin meningkat. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Di Indonesia sendiri jumlah lansia mencapai 11,6% yang mengalami stres (Kemensos, 2016). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 jumlah lansia
2
di Jawa Timur mencapai 12,25% lansia dari jumlah penduduk di Jawa Timur yang tercatat. Di Jawa Timur angka kejadian stres pada lansia mencapai 7,81%, stres menjadi salah satu problem gangguan mental yang sering ditemukan pada lansia (Kaplan, 2016). Data di Jombang menyebutkan bahwa 30% dari jumlah kategori lansia yang berusia 60
- – 74 tahun (Radar Jombang, 2018). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang diketahui 10 lansia yang mengalami stres. Secara umum kemunduran fisiologis yang terjadi pada lansia baik secara fisik maupun mental menyebabkan lansia kurang peka terhadap berbagai rangsangan baik internal maupun eksternal sehingga seorang lansia rentan mengalami gangguan mental seperti stres. Seseorang yang mengalami stres dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi fisiknya. Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dari gejala stres itu sendiri yaitu dapat berupa murung, berperilaku lambat, mengabaikan penampilan dan tanggung jawab, kehilangan nafsu, gelisah, aktivitas dan ingatan menurun, tidak mampu berkonsentrasi, cepat marah dan sering mengeluh tentang hal-hal yang dikerjakan. Disamping itu, akibat yang lain yang berpengaruh dengan perasaan dan cara pandang yaitu emosi, tidak mampu menemukan kesenangan, merasa putus asa, dan kehilangan harga diri serta terkadang memiliki pikiran untuk bunuh diri. Jika dilihat dari keluhan fisik, stres akan berakibat pada gangguan tidur, kelelahan, kekurangan energi, sakit kepala, sakit pinggang, gangguan pencernaan seperti perut mual, perubahan kebiasaan buang air besar dan lain-lain (Mufti, 2010).
3
Metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres pada lansia salah satunya yaitu berupa Terapi Musik Klasik. Musik merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi stres. Musik klasik memiliki pengaruh besar pada kondisi psikologi sosial lansia karena musik klasik memiliki efek yang besar terhadap ketegangan dan kondisi rileks pada diri seseorang. Musik klasik juga menimbulkan rasa aman dan sejahtera, serta melepaskan rasa gembira dan sedih (Musbikin, 2009). Selain itu terapi musik dapat membangkitkan gelombang otak alfa yang menimbulkan rasa relaksasi sehingga perilaku individupun akan menjadi tenang sehingga bisa menurunkan timbulnya dampak dari tingkat stressor pada lansia(Hartin Saidah, Eko Agus Cahyono, 2016). Pemberian Terapi Musik klasik yaitu dalam seminggu dua kali dalam durasi musik 30 menit. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang Pengaruh Musik Klasik terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat stres pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat stres lansia sebelum dilakukan terapi musik klasik di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
2. Mengidentifikasi tingkat stres pada lansia setelah dilakukan terapi musik klasik di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
3. Menganalisis pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat stres pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan digunakan sebagai kajian pustaka untuk menambah keilmuan dalam bidang keperawatan gerontik.
5
1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat secara umum khususnya bagi klien, keluarga, dan bagi perawat untuk dijadikan informasi sebagai salah satu terapi komplementer untuk mengatasi tingkat stres pada lansia.
6
BAB 2 PENDAHULUAN
2.1 Konsep Lansia
2.1.1 Definisi Lansia Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan fisiologis, fisik, dan sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan. Pada masa lanjut usia secara bertahap seseorang mengalami berbagai kemunduran, baik fisik, mental, dan sosial (Azizah, 2011). Lansia ialah periode organism telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukan kemunduran sejalan dengan waktu (WHO, 2009).
2.1.2 Batasan
- – Batasan Lanjut Usia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut Usia meliputi : 1. Usia pertengahan (Middle Age), adalah usia 45 sampai 59 tahun.
2. Lanjut Usia (eldery) yaitu antara 60 – 74 tahun.
3. Lanjut Usia tua (old) yaitu antara 75 – 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) yaitu di atas 90 tahun Menurut Prof Dr.Ny.Sumiati Ahmad Mohamad guru besar Universitas Gajah Mada Pada Fakultas Kedokteran, membagi periodisasi perkembangan manusia sebagai berikut 1. 0 = masa bayi
- – 1 tahun
7
2. 1 = masa prasekolah
- – 6 tahun 3. 6 = masa remaja
- – 10 tahun 4.
- – 20 tahun = masa pubertas 5. 40
- – 65 tahun = masa dewasa (Prasenium) 6. 65 tahun ke atas = masa lanjut usia (Senium) Menurut Dra.Ny.Joss Masdani (Psikolog UI) mengatakan Lanjut Usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian, meliputi :
1. Fase iuventus, yaitu fase di antara 25 – 40 tahun.
2. Fase verilitas, yaitu fase antara 40 – 50 tahun.
3. Fase prasenium, yaitu fase antara 55 – 65 tahun.
4. Fase senium, yaitu fase antara 65 hingga tutup usia. Menurut Prof Dr.Koesoemato Setyonegoro, pengelompokan lanjut usia sebagai berikut
1. Usia dewasa muda (early adullhood) : 18 atau 20 - 25 tahun.
2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas : 25 – 60 atau 65 tahun.
3. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun
4. Umur 70
- – 75 tahun (young old)
5. Umur 75
- – 80 tahun (old)
6. Umur lebih dari 80 tahun ke atas (very old) Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yaitu Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang No. 13
8
Tahun 1998 tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia ialah seseorang yang berusia 60 tahun keatas (Suardiman, 2011) Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa batasan lanjut usia (khususnya secara umum di Indonesia) dapat dimulai dari usia kronologis setelah dewasa akhir, yang dimulai dari usia 60 tahun.
2.1.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan Menurut Bandiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaanadalah :
1. Keturunan
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
2.1.4 Perubahan
- – perubahan pada lanjut usia Perubahan – perubahan fisik
1. Sel a. Lebih sedikit jumlahnya.
b. Lebih besar ukurannya.
c. Kurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intraseluler.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme.
g. Otak menjadi atrofis berkurang menjadi 5-10%.
2. Sistem pernafasan
9
a. Berat otak menurun menjadi 10-20% (setiap orang berkurang dalam setiap harinya).
b. Menurunnya sistem persyarafan.
c. Lembar respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d. Kecilnya saraf panca indra.
e. Kurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
f. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
a. Hilangnya kemampuan mendengar pada telinga dalam terutama terhadap bunyi atau suara-suara nada tinggi, suara yang tidak jelas yaitu terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
b. Membrane timpani menjadi atrofi penyebab otot sklerosis.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan a. Stringter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon pada sinar.
b. Kornea lebih berbentuk bola.
c. Kekeruhan pada lensa menjadi katarak, dapat menyebabkan gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah untuk melihat cahaya dalam gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.
10
f. Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandanganya.
g. Menurunnya daya membedakan warna.
(Bandiyah, 2009).
2.1.5 Ciri
- – Ciri Lansia Menurut Hurlock (2010) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,yaitu:
1. Usia lanjut ialah periode kemunduran Kemunduran lansia datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, jika motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia oleh pendapat - pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise yaitu pada lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran itu dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas keinginan sendiri bukan dari tekanan lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
11
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan perilaku yang buruk. Perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
2.1.6 Proses Menua
1. Definisi Menua ialah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua ialah proses sepanjang hidup yang dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua ialah proses alamiah yang berarti seseorang melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).
2. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua Perubahan pada proses menua dan usia biologis, maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fungsional atas organ - organnya makin besar. Hukum 1% yang menyatakan bahwa fungsi organ-organ akan menurun sebanyak satu persen setiap tahunnya setelah usia 30 tahun walaupun penelitian oleh Svanborg menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak sedramatis seperti di atas, tetapi memang terdapat penurunan yang fungsional dan nyata setelah usia 70 tahun (Andres dan Tobi Kane, 2010). Sebenarnya bila dikatakan bahwa penurunan anatomik dan fungsi organ tersebut tidak dikaitkan dengan umur kronologik melainkan umur biologinya.
Bahwa seseorang dengan usia kronologi baru 55 tahun menunjukkan
12
berbagai penurunan anatomi dan fungsional yang nyata akibat umur biologiknya yang lanjut usia sebagai akibat tidak baiknya faktor nutrisi, pemeliharaan kesehatan, dan kurangnya aktivitas. Penurunan anatomik dan fungsional dari organ-organ tersebut dapat menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pada seorang lanjut usia, perbedaan penting dengan perkataan lain: pertanda penuaan ialah bukan pada tampilan organ atau organisme saat istrahat, akan tetapi bagaimana organ atau organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap stres dari luar (Kane, 2010).
2.2 Konsep Tingkat Stres
Stres adalah suatu kondisi umum yang terjadi pada lansia dan terjadinya alasan kondisi ini dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia (Roger & Watson, 2003). Stres merupakan gangguan suasana perasaan yang menurun, dengan gejala utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata cukup banyak dijumpai dengan angka prevalensi 4-5 % populasi, dengan derajat gangguan bertaraf ringan, sedang, atau berat. Ditinjau dari aspek klinis, stres dapat berdiri sendiri, merupakan gejala dari penyakit lain, mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi bersama dengan penyakit lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan penatalaksanaan (Sudiyanto, 2010).
2.2.2 Epidemiologi
13
Menurut Jain, 2004 dan Manning, 2003 (dalam Himawati, 2010) stres adalah penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2020, stres akan naik dari nomor empat menjadi nomor dua dibawah penyakit jantung iskemik sebagai penyebab disabilitas.
Gangguan stres berat merupakan kelainan umum dengan prevalensi sepanjang umur sekitar 15% dan sekitar 25% pada wanita. Insiden gangguan stres berat sebesar 10% pada pasien rawat jalan dan 15% pada pasien rawat inap (Kaplan, Sadock, 2010).
Usia rerata gangguan stres berat sekitar 40 tahun, dimana sekitar 50% pasien berkisar antara 20-50 tahun. Inseden meningkat pada usia < 20 tahun (Andreasen, 2001, dalam Himawati, 2010)
2.2.3 Penyebab stres Faktor-faktor penyebab stres menurut Durand & Barlow (2010) sebagaiBerikut : a. Dimensi Biologis
Prevalensi keluarga yang memiliki anggota pernah mengalami stres ada kemungkinan dialami oleh anggota keluarga yang lain.
b. Dimensi Psikologis
1. Peristiwa lingkungan yang stress full
2. Learned Helpnessless, orang menjadi cemas dan depresi ketika membuat atribusi bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stres dalam kehidupanya.
14
3. Negative Cognitive Style, adanya pikiran negatif atas suatu fenomena yang sudah terpola atau menjadi gaya hidup.
c. Dimensi Sosial Kultural Meliputi berbagai masalah sosial misalnya hubungan interpersonal, hubungan dengan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh budaya setempat.
Pada dasarnya faktor penyebab stres dapat ditinjau dari berbagai segi baik fisik (biologis), psikologis, ataupun sosial (lingkungan/kultural) yang ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi terbentuknya stres.
2.2.4 Gejala Stres Gejala stres meliputi trias stres, yang terdiri dari mood stres, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang ditandai dengan keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Gejala tambahan lainnya meliputi :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f. Tidur terganngu
g. Nafsu makan berkurang
15
Tingkat stres yang muncul merupakan gambaran dari banyaknya gejala trias stres serta gejala tambahannya (Hawari, 2011). Orang yang rentan terkena stres menurut Hawari (2011) biasanya mempunyai ciri-ciri:
1. Pemurung, sukar untuk bisa merasa bahagia
2. Pesimis menghadapi masa depan
3. Memandang diri rendah
4. Mudah merasa bersalah dan berdosa
5. Mudah mengalah
6. Enggan bicara
7. Mudah merasa haru, sedih, dan menangis
8. Gerakan lamban, Lemah, Lesu, Kurang energik
9. Keluhan psikosomatik
10. Mudah tegang, agitatif, gelisah
11. Serba cemas, khawatir, dan takut
12. Mudah tersinggung
13. Tidak ada percaya diri
14. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna
15. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun studi
16. Suka menarik diri, pemalu, dan pendiam
17. Lebih suka menyisih diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat
18. Terbatas
19. Lebih suka menjaga jarak, menghindar keterlibatan dengan orang
20. Suka mencela, mengkritik, konvensional
16
21. Sulit mengambil keputusan
22. Tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif-agresif
23. Pengendalian diri terlampau kuat, menekan dorongan/impuls diri
24. Menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan
25. Lebih senang berdamai untuk menghindari konflik atau konfrontasi
2.2.5 Tipe Stres Kategori stres menurut Durand & Barlow (2010) berdasarkan berat tidaknya gangguan ada dua yaitu; a. Stres berat disebut episode depresi mayor Merupakan stres yang paling sering didiagnosis dan paling berat.
Mengindikasikan keadaan suasana ekstrem yang berlangsung paling tidak salama 2 minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif (perasaan tidak berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu (seperti perubahan pola tidur, perubahan pola makan, dan berat badan yang signifikan atau kehilangan banyak energi). Episode ini biasanya disertai dengan hilangnya interes secara umum terhadap berbagai hal dan ketidakmampuan mengalami kesenangan apapun dalam hidup.
b.
Mania
Periode kegirangan atau eforia eksesif yang tidak normal yang berhubungan pada beberapa gangguan suasana perasaan.
c.
Hypomanic Episode
Versi episode hipomanik yang tidak begitu berat yang tidak menyebabkan terjadinya hendaya berat pada fungsi sosial atau okupasional.
17
Episode manik tidak selalu bersifat problematik, tetapi memberikan kontribusi pada penetapan beberapa gangguan suasana perasaan.
d. Episode Manik Campuran Suatu kondisi di mana individu mengalami kegirangan dan depresi atau kecemasan di waktu yang sama. Juga dikenal dengan sebutan episode manik disforfik.
2.2.4 Tahapan Stres Tahapan stres dibagi menjadi 6 tahapan sebagai berikut (Priyoto, 2014)
1. Stres tahap I Tahap ini merupakan tahap yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan
- – perasaan sebagai berikut : a. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
b.
Pelinghatan “tajam” tidak sebagaimana biasa.
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai gugup yang berlebihan.
d. Merasa senang dengan pekerjaannya itu semakin bertambah semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
2. Stres tahap II Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan
- – keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi
18