PENERAPAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT UNTUK MENINGKATKAN SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

PENERAPAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT UNTUK MENINGKATKAN
SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG
KABUPATEN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun oleh :
Ayunda Hepy Rismaya Jati
A01401864

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
i

HALAMAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah yang saya
ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Gombong, Juni 2017

Ayunda Hepy Rismaya Jati

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Ayunda Hepy Rismaya Jati, NIM: A01401864, dengan
judul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan Sirkulasi
Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Hari/ Tanggal : 6 Agustus 2017
Tempat

: STIKES Muhammadiyah Gombong


Pembimbing

(Bambang Utoyo, S. Kep., Ns., M. Kep)

iii

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ayunda Hepy Rismaya Jati, NIM: A01401864,
dengan judul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan
Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal 7 Agustus 2017

Dewan Penguji

Penguji Ketua
Podo Yuwono, S. Kep.,Ns.,M.Kep, CWCS (............................................)
Penguji Anggota
Bambang Utoyo, S. Kep., Ns., M. Kep


(............................................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong

(Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep)

iv

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
KTI, Agustus 2017
Ayunda Hepy Rismaya Jati 1), Bambang Utoyo, M.Kep2)
ABSTRAK

PENERAPAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT UNTUK MENINGKATKAN
SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG
KABUPATEN KEBUMEN

Latar Belakang: Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2016), terdapat
422 juta penduduk di dunia yang mengalami DM. Prevalensi DM tahun 2015 di Indonesia yaitu
sekitar 10 juta jiwa. Komplikasi DM dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan komplikasi
kronik. Komplikasi akut berupa hipoglikemia dan ketoasidosis, sedangkan komplikasi kronik
terjadi melalui adanya perubahan pada sistem vaskular berupa mikroangiopati dan makroangiopati
Tujuan Penulisan: Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah
kaki pada pasien diabetes melitus
Metode: Penelitian ini adalah diskriptif analitik menggunakan pendekatan metode studi kasus
(Case Study). Partisipan penelitian ini berjumlah 2 orang pasien diabetes melitus. Instrumen dalam
studi kasus ini berupa SOP rendam kaki dengan air hangat dan lembar pengukuran Ankle Brachial
Index (ABI).
Hasil: Setelah dilakukan penerapan rendam kaki dengan air hangat masalah resiko gangguan
perfusi jaringan perifer teratasi.
Kesimpulan: Penerapan penerapan rendam kaki dengan air hangat efektif meningkatkan sirkulasi
darah kaki pada pasien diabetes melitus.
Kata Kunci: rendam kaki air hangat, sirkulasi darah kaki, diabetes melitus
1. Mahasiswa
2. Dosen

v


DIII PROGRAM OF NURSING DEPARTMENT
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Scientific Paper, August 2017
Ayunda Hepy Rismaya Jati 1), Bambang Utoyo , M.Kep2)
ABSTRACT
THE APPLICATION OF FOOT-SOAK IN WARM WATER TO IMPROVE FOOT BLOOD
CIRCULATION OF DIABETUS MELITUS PATIENTS AT KLOPOGODO, GOMBONG,
KEBUMEN
Background: Data of International Diabetes Federation (2016) shows that there are 422 million
people in the world suffer from diabetes melitus (DM). In 2015 the DM prevalence of Indonesia is
about 10 million people. DM complications are divided into two, namely acute complication and
chronic complication. Acute complication includes hypoglycemia and ketoacidosis, whereas
chronic complication occurs through the changes in vascular system of microangiopathy and
macroangiopathy
Objective: Applying foot soak in warm water to increase the foot blood circulation of DM
patients.
Method: The scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The
participants were 2 DM patients. The instrument was Procedural Operation Standard of foot-soak
into warm water and an Ankle Brachial Index (ABI) measurement sheet.

Result: After having the application of foot-soak in warm water peripheral tisuue perfusion
disorder were sovable.
Conclusion: Application of foot soak in warm water can effectively improve foot blood
circulation of DM patients.
Keywords: Foot soak, foot blood circulation, diabetes mellitus
1. Student .
2. Lecturer

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang berjudul “Penerapan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Untuk Meningkatkan
Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus” dengan sebaik-baiknya. KTI
ini penulis susun sebagai persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
Dalam proses penyusunan KTI ini tidak terlepas bantuan dari berbagai

pihak, sehingga KTI ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Sugiyatno, S.Pd, MM. Pd dan Ibu Sunarti, S.Pd selaku orangtua yang
telah membiyayai, mendoakan dan memberikan semangat sehingga KTI ini
berjalan lancar.
2. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
3. Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong
4. Bambang Utoyo, S. Kep., Ns.,

M. Kep, selaku pembimbing yang telah

berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa KTI ini masih terdapat banyak kekurangan baik
isi maupun penyusunanya. Penulis berharap semoga KTI ini bermanfaat bagi
penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.


Gombong, Juni 2017
Penulis

vii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN ORISINALITAS .........................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................


iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................

v

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Rumusan Masalah........................................................................


4

C. Tujuan Penulisan ........................................................................

4

D. Manfaat Penulisan .......................................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

6

A. Landasan Teori ...........................................................................

6

B. Kerangka Konsep ........................................................................


23

BAB III METODE STUDI KASUS ................................................................

24

A. Desain Studi Kasus ......................................................................

24

B. Subyek Studi Kasus .....................................................................

25

C. Fokus Studi Kasus .......................................................................

25

D. Definisi Operasional ....................................................................

25

E. Instrumen Studi Kasus ................................................................

25

F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

26

G. Etika Penelitian Studi Kasus .......................................................

28

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ..............................

31

A. Hasil Studi Kasus .........................................................................

31

B. Pembahasan ..................................................................................

39

C. Keterbatasan Studi Kasus.............................................................

44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

45

A. Kesimpulan .................................................................................

45

B. Saran ............................................................................................

45

LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu
penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan yang secara progresif menurun
dari waktu ke waktu karena usia dan pilihan gaya hidup (Hadibroto, 2009).
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2016), terdapat
422 juta penduduk di dunia yang mengalami DM. Sedangkan prevalensi DM
tahun 2015 di Indonesia yaitu sekitar 10 juta jiwa, sehingga dari hasil survei
tersebut menempatkan Indonesia berada peringkat ke- 7 dari 10 negara dengan
pasien DM terbesar di seluruh dunia. Angka penderita DM menurut RISKESDAS
(2013) didapatkan hasil 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% tahun 2013. Data
tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 1% dalam rentang enam
tahun. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Kebumen 2015, penemuan
kasus baru DM sejumlah 2.216 kasus.
DM dapat berdampak terhadap permasalahan seperti masalah psikologis,
sosial maupun ekonomi. Dampak psikologis yang dapat muncul akibat diabetes
mellitus yaitu berupa beban psikologis (stres) bagi klien maupun keluarganya.
Respon emosional negatif terhadap diagnosa penyakit DM dapat berupa
penolakan atau tidak mau mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa,
dan depresi. Masalah sosial yang dapat muncul akibat DM yaitu berkurangnya
interaksi social dan hubungan interpersonal terganggu akibat perasaan putus asa
yang dialami oleh klien akibat penyakit yang di deritanya. Sedangkan masalah
ekonomi yang muncul dapat berupa penurunan produktifitas kerja yang akan
berdampak terhadap pendapatan selain itu pengendalian DM dilakukan dalam
jangka waktu lama dan kompleks sehingga membutuhkan biaya yang besar
sehingga berdampak pada ekonomi keluarga (Price & Wilson, 2010)
Selain masalah psikologis, sosial maupun ekonomi, DM juga dapat
menyebabkan komplikasi. DM disebut dengan the silent killer karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam

1

2

keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata,
katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan
membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke. Tidak
jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh
karena terjadi pembusukan (Depkes, 2010).
Komplikasi DM dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. Komplikasi akut berupa hipoglikemia dan ketoasidosis,
sedangkan komplikasi kronik terjadi melalui adanya perubahan pada sistem
vaskular berupa mikroangiopati dan makroangiopati (Smeltzer & Bare, 2010).
Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya
komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisensi dan neuropati,
yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan
dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun
anaerob.
Komplikasi mikroangiopati maupun makroangiopati akan menyebabkan
hambatan aliran darah ke seluruh organ sehingga mengakibatkan nefropati,
retinopati, neuropati, dan penyakit vaskular perifer (Sudoyo, 2011). Salah satu
komplikasi yang menimbulkan permasalahan yang besar pada penderita DM
adalah munculnya permasalahan pada kaki. Permasalahan yang timbul di kaki
dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian jika tidak dilakukan pencegahan
sejak penderita terdiagnosa DM (Desalu, 2011).
Gangguan sirkulasi pada pasien DM terjadi karena peningkatan glukosa
darah

sehingga

meningkatkan

peradangan

yang

berhubungan

dengan

arterosklerosis yang merupakan penumpukan plak di pembuluh darah sehingga
saluran menyempit dan aliran darah tidak lancar. Angka amputasi berkisar 1530%. Sementara angka kematian 1 tahun pasca amputasi sebesar 14,8%. Jumlah
itu meningkat pada tahun ketiga menjadi 37%. Rata-rata umur pasien hanya 23,8
bulan pasca amputasi. Data di Ruang Perawatan Penyakit Dalam RS
Ciptomangunkusumo tahun 2007 menunjukan, dari 111 pasien diabetes yang
dirawat dengan masalah kaki diabetik, angka amputasi mencapai 35%, terdiri atas
30% amputasi mayor dan 70% amputasi minor. Jumlah angka kematian akibat

3

amputasi tersebut sekitar 15%. Sayangnya, data 2010-2015 justru memperlihatkan
peningkatan angka amputasi menjadi 54%. Sebagian besar merupakan amputasi
minor, yakni bagian bawah pergelangan kaki sebanyak 64,7%, dan amputasi
mayor sejumlah 35,3% (RS Ciptomangunkusumo, 2016)
Prosentase amputasi ekstremitas bawah nontraumatik berhubungan dengan
DM seperti neuropati sensori dan otonom, penyakit vaskular perifer, peningkatan
risiko dan laju infeksi dan penyembuhan yang tidak baik (Black & Hawks, 2008).
Pencegahan kaki DM dapat dilakukan dengan cara kontrol metabolik yang
menekankan pada status nutrisi dan kadar glukosa darah, kontrol vaskular dengan
cara melakukan latihan kaki dan pemeriksaan vaskular non-invasif seperti
pemeriksaan ankle brachial index, toe pressure, dan ankle pressure secara rutin,
serta modifikasi faktor risiko seperti berhenti merokok dan penggunaan alas kaki
khusus (Sudoyo, 2011).
Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus dikenal 4 pilar penting dalam
mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi. Empat pilar tersebut adalah
edukasi, terapi nutrisi, aktifitas fisik dan farmakologi (Lind M, 2009). Selama ini
penatalaksanaan pencegahan komplikasi pada pasien DM hanya sebatas pada halhal yang biasa. Salah satu contohnya penyuluhan. Oleh karena itu, disini penulis
ingin memberikan satu solusi dalam penatalaksanaan pencegahan komplikasi
yaitu intervensi secara langsung berupa rendam kaki dengan air hangat atau sering
disebut

hydrotherapy.

Hydrotherapy

adalah

penggunaan

air

untuk

menyembuhkan dan meringankan berbagai keluhan. Untuk tujuan ini, air bisa
digunakan dalam banyak cara dan kemampuannya sudah diakui sejak dahulu,
terutama di kerajaan Yunani, kekaisaran Romawi dan Kebudayaan Turki juga
oleh masyarakat Eropa dan Tiongkok kuno. Masyarakat umum juga menyadari
bahwa manfaat air hangat adalah untuk membuat tubuh lebih rileks,
menyingkirkan rasa pegal-pegal dan kaku di otot, dan mengantar agar tidur bisa
lebih nyenyak (Hadibroto, 2009). Air hangat membuat kita merasa santai,
meringankan sakit dan tegang pada otot dan memperlancar peredaraan darah.
Maka dari itu, berendam air hangat bisa membantu menghilangkan stres dan
membuat kita tidur lebih mudah. Suhu air hangat yang dipakai berkisar 30-37oC.

4

Praktek merendam kaki dengan air hangat adalah satu metode perawatan
kesehatan yang populer di kalangan masyarakat Tiongkok. Pengobatan
Tradisional Tiongkok (PTT) merekomendasikan rendam kaki dengan air hangat
setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kemungkinan
demam.
Menurut Kusumastuti dalam Wijayanti (2009) mengungkapkan bahwa air
adalah media terapi yang tepat untuk pemulihan cedera, karena secara ilmiah air
hangat berdampak fisiologis bagi tubuh. Pertama, berdampak pada pembuluh
darah yaitu membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan
di dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendisendi tubuh. Selain itu, suhu air yang hangat akan meningkatkan kelenturan
jaringan. Air dimanfaatkan sebagai pemicu untuk memperbaiki tingkat kekuatan
dan ketahanan terhadap penyakit. Terapi air adalah cara yang baik untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan peredaran darah dan memicu
pembuangan racun (Wijayanti, 2009).
Air dengan suhu antara 30 sampai 37oC mempunyai manfaat bagi tubuh.
Manfaat air hangat antara lain, meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang
mengalami cedera, meningkatkan pengiriman nutrisi dan pembuangan zat sisa,
mengurangi kongesti vena di dalam jaringan yang mengalami cedera,
meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotic ke daerah luka, meningkatkan
relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, meningkatkan
aliran darah, memberi rasa hangat lokal (Safiyirrahman, 2008).
Terapi rendam kaki dengan air hangat mencapai serangkaian perawatan
kesehatan yang efisien melalui tindakan pemanasan, tindakan mekanis dan
tindakan kimia air serta efek penyembuhan dari uap obat dan medis pengasapan.
Dipaparkan juga oleh Flona (2010) bahwa berendam dengan air hangat yang
bersuhu 38°C selama minimal 10 menit dengan menggunakan aromatherapy
mampu meredakan ketegangan otot dan menstimulus produksi kelenjar otak yang
membuat tubuh terasa lebih tenang dan rileks. Raisanen (2010) juga
mengungkapkan ada enam keuntungan dari air hangat yaitu mengurangi stres,
mendetoksifikasi, membuat tidur nyenyak, merelaksasikan otot dan meredakan

5

sakit dan nyeri di otot dan sendi, meningkatkan kerja jantung, melawan penyakit
dan meredakan kesesakan.
Pengobatan Tradisional Tiongkok menyebut kaki adalah jantung kedua
tubuh manusia, barometer yang mencerminkan kondisi kesehatan badan. Ada
banyak titik akupunktur di telapak kaki. Enam meridian (hati, empedu, kandung
kemih, ginjal, limpa dan perut) ada di kaki (Arnot, 2009). Berdasarkan latar
belakang yang sudah dipaparkan maka penulis merasa perlu untuk melakukan
penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki
pada pasien diabetes melitus

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “ Apakah penerapan rendam
kaki dengan air hangat efektif meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien
diabetes melitus ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan

penerapan

rendam

kaki

dengan

air

hangat

untuk

meningkatkan sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus sebelum
dilakukan rendam kaki dengan air hangat
b. Mengetahui sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus setelah
dilakukan rendam kaki dengan air hangat.

D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Penulisan ini dapat dijadikan media informasi bagi masyarakat
tentang sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus sehingga
masyarakat yang mengalami DM dapat menerapkan rendam kaki dengan
air hangat guna menangani permasalah tersebut.

6

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan

yang berkaitan dengan komplikasi DM dan cara

penanganannya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu
yang telah diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data
dan informasi-informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisis,
dan disusun dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif dan
bermanfaat.

1

DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2011). Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetes Care, 34
Ananda, Dwi Putri. (2010). Gambaran Ankle Brachial Index (ABI) Penderita
Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit
Immanuel Bandung. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha.
Arnot, dkk (2009). Pustaka kesehatan Populer Pengobatan Praktis: Perawatan
Alternatif dan Tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: DEPKES
RI.
Black & Hawks. (2008). Medical Surgical Nursing Clinical Management for
Positive Outcomes. St. Louis: Missouri Elsevier Saunders
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2008). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis Untuk Hasil yang Diaharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Boulton AJ, Armstrong DG, Albert SF, et al. (2008). Comprehensive Foot
Examination and Risk Assessment. Diabetes Care. 31: 1679-85.
Brito-Zurita, Olga R, Ortega-Lovez, Salvador., Del Castillo-Shanchez, David
Lopez., (2012). Ankle brachial index associated with diabetic foot: casecontrol study.
Depkes. (2010). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes
Desalu,O.,Salawu,F.K.,Jimoh, A.K.,Adekoya,A.O.,Busari,O.A, and Olokoba,A.B.
(2011). Diabetic Foot Care: Self Reported Knowledge and Practice
Among Patients Attendind Three Tertiary Hospital in Nigeria. Ghana
Medical Journal Vol.45, Number 2
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2008). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Flona. (2010). Terapi Aromatic Mendongkrak Gairah Bercinta. Jakarta: Gramedia
Granner, Daryl K., (2013). Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestina. In:
Murray, R.K., Daryl K. Granner, Peter A. Meyes, Victor W. Rodwell.
Biokimia Harper Ed 25. Jakarta: EGC. 581-597.

2

Hadibroto, I. (2009). DIABETES: Informasi Lengkap Untuk Penderita &
Keluarga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hans, T. (2007). Diabetes. Jakarta : PT Gramedia.
Hidayat, S. (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
IDF. (2016). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
2016
Joshua A. Beckman. Mark A. Creager. Peter Libby. (2012) Diabates and
aterosclerosis epidemiologi, patophysiology, and management. JAMA, vol
287, No 19.
Lind M, and Sridhar GR, (2009). Menstruation in Diabetes Mellitus: A Study from
South India, Journal of Diabetes Research and Therapy
Magliacci, R., Nasorri, R., Ricciarini, P., Gresele, P., (2008). Ankle–brachial index
measured by palpation for the diagnosis of peripheral arterial disease.
Misnadiarly. (2006). Gangren, ulcer, infeksi: mengenal gejala, menanggulangi,
dan mencegah komplikasi, [e-book],
Misnadiarly. (2006). Gangren, ulcer, infeksi: mengenal gejala, menanggulangi,
dan mencegah komplikasi, [e-book], diakses tanggal 12 Oktober 2013,
dari http:// books.google.com/books?isbn=9794616117.
Permady (2015). Pengaruh Merendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Astanalanggar
Kecamatan Losari Cirebon Jawa Barat. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Powers, A.C., (2010). Diabetes Mellitus. In: Jameson J.L. Harrison
Endocrinology Ed 2. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 267-31
Price, SA, Wilson, LM. (2010). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Purnamasari, D., (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Di Dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbit
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI,
Raisanen, Hannele Kauppinen. (2010). “The Impact of Extrinsic and Package
Design Attributes on Preferences for Non-Prescription Drugs”.
Management Research Review, Vol. 33, 2010
Safiyirrahman (2008) dalam Ningtiyas (2014). Pengaruh rendam kaki dengan air
hangat terhadap kualitas tidur usia lanjut di dusun mangiran trimurti

3

srandakan bantul. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah
Yogyakarta
Sidartawan Soegondo dkk. (2005). Diabetes Mellitus Penatalaksanaan Terpadu.
Jakarta: FKUI
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2.
Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, (2010). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.
Soegondo, S, Soewondo, P, & Subekti, I, (2011). Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K., M., & Setiati, S. (2011).
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Wijayanti, D. (2009). Sehat Denga Yuanita, L. A. (2011) Penatalaksanaan Ulkus
kaki Diabetik Secara Terpadu, Jurnal Biomedik, vol 3, No. 2, Juli 2011,
hal 95-101.
Xu, D., Li, J., Zou, L., Xu, Y., Hu, D., Pagoto, SL., Ma, Y., (2010). Sensitivity and
Specificity of The Ankle – Brachial Index to Diagnose Peripheral Artery
Disease. VM. 15 (5): 361-69.
Yuanita, L. A. (2011) Penatalaksanaan Ulkus kaki Diabetik Secara Terpadu,
Jurnal Biomedik, vol 3, No. 2, Juli 2011, hal 95-101.

1

Lampiran

2

Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth………………
Di
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong :
Nama : Ayunda Hepy Rismaya Jati
NIM

: A01401864
Saat ini sedang mengadakan penelitian studi kasus dengan judul

“Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah kaki
pada pasien diabetes melitus”. Prosedur penelitian studi kasus ini tidak akan
menimbulkan risiko atau kerugian kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan
yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Atas kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti

Ayunda Hepy Rismaya Jati

3

Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama

:

Umur

:

Alamat

:
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian studi kasus

dengan judul “Penerapan rendam kaki dengan air hangat untuk meningkatkan
sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus”, yang diteliti oleh :
Nama : Ayunda Hepy Rismaya Jati
NIM

: A01401864
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada

paksaan dari pihak manapun.

Gombong, …….…………2017
Peneliti,

(Ayunda Hepy Rismaya Jati)

Yang Membuat Pernyataan

(

)

4
Lampiran 3

PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN
(MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT)

1.

Persiapkan alat dan bahan
o

Thermometer

o

Basin/Baskom

o

2 buah handuk

o

Wadah air atau termos yang berisi air panas

2.

Bawa peralatan mendekati tempat tidur.

3.

Mencampurkan air dingin dan air panas, lalu ukur suhunya dengan
thermometer (suhu 30 o C - 37o C), isi baskom setengah penuh.

4.

Letakkan basin atau baskom di dekat tempat tidur, atau di bawah tempat tidur.

5.

Duduk di tempat tidur dengan kaki menggantung ke bawah, dan pastikan
tempat tidur aman.

6.

Jika kaki nampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu.

7.

Celupkan dan rendam kaki sampai betis lalu biarkan selama 10 menit.

8.

Tutup baskom dengan handuk untuk menjaga suhu.

9.

Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air panas
sampai suhu sesuai kembali.

10. Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk.
11. Rapikan peralatan.

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Dokumen yang terkait

PENGARUH RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL HIPERTENSI

0 4 6

View of PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI DESA PAKUSAMBEN KECAMATAN BABAKAN KABUPATEN CIREBON

0 0 14

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI DESA ARGOPENI KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN

0 0 17

PENGARUH SUHU RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP SIRKULASI DARAH PERIFER DENGAN ANKLE BRACHIAL INDEX PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS 1 CILONGOK

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA JALAN KAKI PAGI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA BUMIREJO KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 1 51

PENERAPAN LATIHAN FISIK: JALAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETIK UNTUK MELIHAT NILAI CRT DAN KADAR GULA DARAH PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository

1 5 97

PENERAPAN SENAM HIPERTENSI PADA KELUARGA YANG MENDERITA HIPERTENSI UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH DI DESA KLOPOGODO RT 04 RW 01 KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 69

PENERAPAN LATIHAN SENAM DIABETES MELITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA KELUARGA YANG MENGALAMI DM TIPE 2 DI DESA KLOPOGODO RT 05 RW 01 KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 104

PENERAPAN RANGE OF MOTION (ROM) PADA KELUARGA YANG MENGALAMI STROKE UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT DI DESA KLOPOGODO RT 02 RW 08 KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 74

PENERAPAN SENAM DIABETES MELLITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG 2 KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 55