STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL BERBASIS ETOS KERJA QUR’AN

  

J-PAI: Jurnal Pendidikan Agam a Islam p-ISSN 2355-8237

Vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2016 e-ISSN 2503-300X

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK PROFESIONAL

BERBASIS ETOS KERJA QUR’ANI

  

Rosidin

  Univer sitas Islam Lamongan (UNISLA), Jl. Veter an 53A Lamongan, Jaw a Timur e-mail: mohammed_r osidin@yahoo.co.id

  

Abstr act: This paper is the text of the Kor an studies aimed at

finding Qur anic ethos of the key concepts that could potent ially

impr ove the quality of pr ofessional educator s four th competence, if

implemented optimally. In the pr ocess, this ar ticle r efer s to the steps

of methodological-applicative inter pr etation Tar baw i pr actical: to

deter mine the theme, identify the passages r elevant, then analyze

the data par agr aph w ith thr ee analytical techniques, namely

language (lughaw i), content (tahlili) and education (Tar baw i ).

Ther e ar e thr ee main findings of this study. Fir st, the "self-

aw ar eness" is a key concept w or k ethic Qur 'ani in improving the

per for mance of pr ofessional educator s. Details, impr ovement of

pr ofessional competence thr ough basic aw ar eness of the obligations

of educator s; impr ovement of pedagogical competence thr ough an

aw ar eness of the human r ights of lear ner s; incr ease aw ar eness of

per sonal competence thr ough for my ow n shortcomings;

impr ovement of social competence thr ough aw ar eness of the

advantages of other s. Second, the implementation str ategy of self-

aw ar eness in impr oving the per for mance of pr ofessional educator s

ar e theological (faith), theor et ical (science), pr actical (char ity) and

mor alistic (mor als). Thir dly, ther e ar e thr ee levels of quality

implementation of self-aw ar eness, w hich is below the standar d

(w r ongdoer s); accor ding to the standar d (muqtashid); and above

standar d (Sabiq).

  

Keywords: Self-Aw ar eness, Qur 'anic Per for mance, Professional

Educator s

Abstrak: Tulisan ini adalah studi teks al-Qur ’an yang ber tujuan

menemukan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani yang ber potensi

meningkatkan kualitas keempat kompetensi pendidik profesional,

jika diimplementasikan dengan optimal. Dalam pr osesnya, tulisan

  

ini mengacu pada langkah-langkah metodologis-aplikatif tafsir

tar baw i pr aktis: menentukan tema, mengidentifikasi ayat-ayat

yang r elevan, kemudian menganalisis data ayat dengan tiga teknik

analisis, yaitu kebahasaan (lughawi), isi (tahlili) dan kependidikan

(tar bawi). Ada tiga temuan utama penelitian ini. Per tama,

“kesadaran dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani

dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Detailnya,

peningkatan kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas

kew ajiban asasi pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik

melalui kesadar an atas hak asasi peser ta didik; peningkatan

kompetensi kepr ibadian melalui kesadaran atas kekur angan dir i

sendir i; peningkatan kompetensi sosial melalui kesadar an atas

kelebihan or ang lain. Kedua, strategi implementasi kesadar an diri

dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat

teologis (iman), teor etis (ilmu), pr aktis (amal) dan mor alistis

(akhlak). Ketiga, ada tiga tingkatan kualitas implementasi

kesadaran dir i, yaitu di bawah standar (zhalim); sesuai standar

(muqtashid); dan di atas standar (sabiq).

  

Kata-Kata Kunci: Kesadaran Dir i, Kiner ja Qur ’ani, Pendidik

Pr ofesional

  Pendahuluan

  Mendidik mer upakan pr ofesi yang ter hor mat. Namun pr ofesi mendidik selalu r entan untuk dikr itik (McNer gney, 1981: 7). Inilah pr olog untuk membuka bahasan tentang pr ofesi pendidik yang selalu dibutuhkan, namun ker ap dijadikan kambing hitam atas pr oblematika yang melanda pendidikan.

  Demi meminimalisasi kr itik ter hadap pr ofesi pendidik, maka diper lukan upaya sungguh-sungguh untuk menyiapkan tenaga didik yang ber kualitas. Secar a umum, kualitas ter sebut mencakup kompetensi pedagogik, kepr ibadian, sosial dan pr ofesional, sebagaimana ketentuan Per atur an Menter i Pendidikan Nasional (Per mendiknas) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gur u dan Dosen.

  

Tabel 1

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gur u dan Dosen

( Muhaimin, 2011: 191 – 192)

  No Kompetensi Inti A Kompetensi Pedagogik

  1 Menguasai kar akter istik peser ta didik dar i aspek fisik, mor al, spir itual, sosial, kultur al, emosional dan intelektual.

  2 Menguasai teor i belajar dan pr insip-pr insip pembelajar an yang mendidik.

  3 Mengembangkan kur ikulum yang ter kait dengan mata pelajar an yang diampu.

  4 Menyelenggar akan pembelajar an yang mendidik.

  5 Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajar an.

  6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan ber bagai potensi yang dimiliki.

  7 Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan sopan dengan peser ta didik.

  8 Menyelenggar akan penilaian dan evaluasi pr oses dan hasil belajar .

  9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajar an.

  10 Melakukan tindakan r eflektif untuk peningkatan kualitas pembelajar an.

  B Kompetensi Kepr ibadian

  11 Ber tindak sesuai dengan nor ma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.

  12 Menampilkan pr ibadi yang jujur , ber akhlak mulia dan teladan bagi peser ta didik dan masyar akat.

  13 Menampilkan dir i sebagai pr ibadi yang mantap, stabil, dew asa, ar if dan ber w ibaw a.

  14 Menunjukkan etos ker ja, tanggung jaw ab yang tinggi, r asa bangga menjadi gur u dan r asa per caya dir i.

  15 Menjunjung tinggi kode etik pr ofesi gur u.

  C Kompetensi Sosial

  23 Mengembangkan kepr ofesionalan secar a ber kelanjutan dengan melakukan tindakan r eflektif.

  upgr ade

  dan di

  updat e

  Kompetensi pendidik sehar usnya selalu di

  

out side , sehingga dapat dir asakan or ang lain yang ber inter aksi sosial

dengan pendidik.

  24 Memanfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi untuk mengembangkan dir i Jika dilihat dar i sudut pandang lain, kompetensi profesional dan kepr ibadian ber dimensi inside , dalam ar tian melekat pada jati-diri pendidik; sedangkan kompetensi pedagogik dan sosial ber dimensi

  22 Mengembangkan mater i pembelajar an yang diampu secar a kr eatif.

  16 Ber sikap inklusif, ber tindak objektif ser ta tidak diskr iminatif kar ena per timbangan jenis kelamin, agama, r as, kondisi fisik, latar belakang keluar ga dan status sosial ekonomi.

  21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajar an yang diampu.

  20 Menguasai mater i, str uktur , konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajar an yang diampu.

  D Kompetensi Profesional

  19 Ber komunikasi dengan komunitas pr ofesi sendir i dan pr ofesi lain secar a lisan dan tulisan atau bentuk lain.

  18 Ber adaptasi di tempat ber tugas di selur uh w ilayah Republik Indonesia yang memiliki ker agaman sosial budaya.

  17 Ber komunikasi secar a efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, or ang tua dan masyar akat.

  mengingat layanan pendidikan yang ber mutu memposisikan pendidik sebagai komponen esensial dalam pr oses pembelajar an. Hal ini dikar enakan pendidik adalah agen per ubahan yang menjadi faktor kunci untuk mengembangkan potensi peser ta didik, yang pada akhir nya meningkatkan mutu pendidikan. Lebih dar i itu, tuntutan masyar akat ter hadap layanan pendidikan yang ber mutu semakin mendor ong pendidik untuk menggubah pr oses pembelajar an kr eatif, inovatif, ber pusat pada peser ta didik serta dilandasi nilai-nilai r eligius dan kear ifan local (Uno &Mohamad, 2013: 152).

  Adapun kar akter istik pendidik yang dinilai ber hasil mengembangkan pembelajar an yang efektif adalah: Per t ama , r espek, memahami dir i sendir i dan mampu mengontr ol dir i. , antusias

  Kedua

  dan ber gair ah dalam pr oses pembelajar an. Ket iga , ber bicar a dengan jelas dan komunikatif. Keempat , memper hatikan per bedaan individual peser ta didik. Kelima , memiliki banyak pengetahuan, inisiatif dan kr eativitas. Keenam , menghindar i sar kasme dan ejekan ter hadap peser ta didik. Ket ujuh , tidak menonjolkan dir i dan menjadi teladan bagi peser ta didik (Mulyasa, 2013: 44).

  Agar menjadi pendidik yang ber kualitas, sejumlah teor i sudah ditaw ar kan oleh pakar . Misalnya Munif Chatib (2014: 64) yang menjelaskan bahw a syar at mendasar menjadi pendidik adalah: ber sedia untuk selalu belajar , secar a ter atur membuat r encana pembelajar an sebelum mengajar , ber sedia diobser vasi, selalu ter tantang untuk meningkatkan kr eativitas, dan mempunyai kar akter yang baik.

  Demikian halnya dengan Richar d I. Ar ends yang menyebutkan empat atr ibut tingkat tinggi yang har us dimiliki pendidik efektif.

  

Per t ama , memiliki kualitas per sonal yang memungkinkan seor ang

  pendidik mengembangkan inter aksi sosial yang otentik dengan peser ta didik, w ali mur id dan sesama pendidik; ser ta mengkr easi kelas yang positif ter hadap pengetahuan. Paling tidak menguasai pengetahuan yang luas menyangkut mater i pelajar an, per kembangan manusia dan pembelajar an, ser ta pedagogi. Ket iga , memiliki koleksi daftar pr aktik pengajar an yang ber fungsi membangkitkan motivasi, meningkatkan keter ampilan dasar , mengembangkan kemampuan ber pikir tingkat tinggi dan r egulasi dir i peserta didik. Keempat , memiliki kemampuan r efleksi dan pemecahan masalah. Di a juga memandang pembelajar an sebagai pr oses seumur hidup ( lifelong pr ocess ) dan mampu mendiagnosa ber bagai situasi, lalu menggunakan pengetahuan pr ofesional yang tepat untuk meningkatkan pembelajar an peser ta didik dan memper baiki lembaga pendidikan (Ar ends, 2007: 19).

  Meskipun ber bagai taw ar an ide sudah ber munculan ter kait upaya peningkatan kompetensi pendidik pr ofesional, baik ber dasar kan telaah teor etis maupun pr aktis, namun masih jar ang ditemui telaah konseptual yang mengacu pada al-Qur ’an sebagai sumber pr imer pendidikan Islam. Pada r uang kosong inilah penulis mengajukan gagasan menyangkut upaya peningkatan kualitas pendidik melalui studi teks al-Qur ’an. Fokus kajiannya adalah peningkatan kiner ja pendidik pr ofesional. Oleh sebab itu, tulisan ini ber tujuan menemukan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani yang ber potensi meningkatkan kualitas keempat kompetensi pendidik pr ofesional sebagaimana yang diamanatkan Per mendiknas No. 16 Tahun 2007.

  Ada tiga r umusan masalah yang akan ditelaah. Per t ama , bagaimana konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional? Kedua , bagaimana implementasi konsep kunci ter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional?

  , bagaimana tingkatan kualitas implementasi konsep kunci

  Ket iga

  ter sebut dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional? Signifikansi tulisan ini paling tidak hadir pada tiga hal. Per t ama , menghadir kan gagasan bar u ter kait upaya peningkatan kiner ja pendidik, kar ena didasar kan pada hasil studi teks al-Qur ’an yang r elatif jar ang digunakan. Kedua , memopuler kan implementasi metode tafsir tar baw i (tafsir pendidikan) yang ber potensi menjadi metode bar u dalam studi Islam, ter utama ter kait pendidikan Islam. ,

  Ket iga

  peningkatan kiner ja pendidik pr ofesional di Indonesia yang mayor itas ber agama Islam.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskr iptif. Mengingat penelitian ini termasuk studi teks al- Qur ’an dengan mener apkan metode tafsir tar baw i, maka langkah- langkah metodologis-aplikatif yang penulis tempuh adalah:

  a.

  Menetapkan topik yang dikaji secar a tematik, yaitu Str ategi Peningkatan Kiner ja Pendidik Pr ofesional Ber basis Etos Ker ja Qur ’ani. Kemudian menyusun topik ter sebut dalam out line yang pas, sistematis, sempur na dan utuh dalam bentuk r umusan masalah dan desain penelitian.

  b.

  Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang ber kaitan dengan topik yang ditetapkan; lalu menentukan kategor i ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah. Selanjutnya menyusun ayat-ayat ter sebut secar a r untut sesuai kr onologi masa tur unnya, diser tai pengetahuan asbab al-

  nuzul dan munasabah .

  c.

  Mempelajar i ayat-ayat ter sebut secar a tematik dan menyelur uh dengan car a menghimpun ayat-ayat yang mengandung penger tian ser upa, mengompr omi-kan antar a ‘am dan khas , mut hlaq dan

  muqayyad

  , mensinkr onkan ayat-ayat yang tampaknya kontr adiktif, menjelaskan nasikh-mansukh , sehingga semua ayat ber temu pada satu muar a, tanpa per bedaan dan kontr adiksi atau tindak pemaksaan ter hadap sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenar nya tidak tepat. Bila dipandang per lu, pembahasan dan ur aian dilengkapi dengan Hadis, sehingga penjelasan menjadi semakin sempur na dan jelas (Rosidin, 2015: 27 – 28).

  Sumber data pr imer penelitian ini adalah kitab tafsir al-Qur ’an dan liter atur tentang pendidik, sedangkan sumber sekunder ber upa liter atur yang r elevan dengan topik.

  Dalam aplikasi metode tafsir tar baw i, ada tiga teknik analisis yang digunakan.

  Per t ama

  , analisis kebahasaan (

  lughawi

  ). Yaitu memahami makna linguistik dar i suatu ter m dan der ivasinya secar a Qur ’an. Kedua , analisis isi ( t ahlili ). Yaitu memahami makna suatu ayat ber dasar kan kitab tafsir yang r elevan. Ket iga , analisis kependidikan ( t ar bawi ). Yaitu memahami nilai-nilai pendidikan yang ter kandung dalam suatu ayat dengan melibatkan sumber data pr imer maupun sekunder .

  Hasil dan Pembahasan Ada tiga kategor i ayat yang dijadikan sebagai data penelitian.

  

Per t ama , ayat-ayat yang secar a eksplisit memuat ter m ‘allama yang

  ber ar ti pengajar an. Jumlahnya ada 41 ayat sebagai mana tabel ber ikut ini (Al-Baqi, 2007: 576 – 591):

  

Tabel 2

Ayat-ayat yang Memuat Term ‘Allama ( Pengajaran)

No Term Frekuensi Surat – Ayat

  1 al-Baqar ah: 102

  3 al-Baqar ah: 151 (2x); 282

  ْﻢُﻜُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

  17

  1 Yusuf: 6

  َﻚُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

  16

  ِنﺎَﻤﱢﻠَﻌُﯾ

  ُﮫُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

  15

  1 Yusuf: 21

  ُﮫَﻤﱢﻠَﻌُﻨِﻟَو

  14

  1 al-Mai’dah: 4

  ﱠﻦُﮭَﻧْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ

  18

  2 Ali ‘Imr an: 48; al-Nahl: 103

  2 Ali ‘Imr an: 79; al-Hujur at: 16

  22

  Kedua , ayat-ayat yang secar a eksplisit memuat ter m yang r elevan

  1 al-Naml: 16

  ﺎَﻨْﻤﱢﻠُﻋ

  23

  1 al-An‘am: 91

  ْﻢُﺘْﻤﱢﻠُﻋ

  1 al-Kahfi: 66

  19

  َﺖْﻤﱢﻠُﻋ

  21

  1 al-Baqar ah: 102

  َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﯾ

  20

  3 al-Baqar ah: 129; Ali ‘Imr an: 164; al- Jumu‘ah: 2

  ﱢﻠَﻌُﯾ ْﻢُﮭُﻤ

  13

  َنْﻮُﻤﱢﻠَﻌُﺗ

  1

  ْﻢُﺘْﻤﱠﻠَﻋ

  ْﻲِﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ

  5

  1 al-Baqar ah: 32

  ﺎَﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ

  4

  1 al-Mai’dah: 4

  3

  6

  1 al-Mai’dah: 110

  َﻚُﺘْﻤﱠﻠَﻋ

  2

  5

  4 al-Baqar ah: 31; al-Rahman: 2; al-‘Alaq: 4;

  َﻢﱠﻠَﻋ

  1 Yusuf: 101

  َﻚَﻤﱠﻠَﻋ

  12

  1 Yusuf: 37

  1 al-Kahfi: 66

  ِﻦَﻤﱢﻠَﻌُﺗ

  11

  4 al-Baqar ah: 251; 282; al-Najm: 5; al- Rahman: 4

  ُﮫَﻤﱠﻠَﻋ

  10

  ْﻲِﻨَﻤﱠﻠَﻋ

  1 al-Nisa’: 113

  9

  4 Yusuf: 68; al-Kahfi: 65; al-Anbiya’: 80; Yasin: 69

  ُهﺎَﻨْﻤﱠﻠَﻋ

  8

  4 al-Baqar ah: 239; al-Mai’dah: 4; Thaha: 71; al-Syu‘ar a’: 49;

  ْﻢُﻜَﻤﱠﻠَﻋ

  7

  konteks pembelajar an. Misalnya: ter m “membaca” dan “pena” dalam

  Sur at al-‘Alaq [96]: 1-5, ter m “nasihat” dan “debat” dalam Sur at al-Nahl [16]: 125, dan sebagainya. Ket iga , ayat-ayat yang secar a eksplisit maupun implisit r elevan dengan empat kompetensi inti pendidik, yaitu pr ofesional, pedagogik, kepr ibadian dan sosial. Misalnya per intah taat kepada Ulil Amr i yang r elevan dengan kompetensi pr ofesional dalam Sur at al-Nisa’ [4]: 59; per siapan lahir dan batin sebelum member ikan pendidikan yang r elevan dengan kompetensi pedagogik dalam Sur at al-Muddatstsir [74]: 1-7; etos ker ja ker as yang r elevan dengan kompetensi kepr ibadian dalam Sur at al-Insyir ah [94]: 5-7; per intah ber inter aksi sosial yang r elevan dengan kompetensi sosial dalam Sur at al-Nisa’ [ 4]: 36.

  Setelah melalui tiga tahap analisis data yang ter diri dar i analisis kebahasaan, isi dan kependidikan, maka hasil penelitian dibahas sesuai dengan r umusan masalah.

  a. Kesadar an Dir i sebagai Konsep Kunci Etos Ker ja Qur ’ani Hasil analisis ter hadap data ayat sampai pada simpulan bahw a

  “kesadar an dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Intinya, peningkatan kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui kesadar an atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. Ber ikut penjelasan lebi h

  1)

  Kompetensi Pr ofesional: Kesadar an Dir i atas Kew ajiban Asasi Pendidik Kesadar an dir i atas kew ajiban asasi pendidik ber angkat dar i keyakinan bahw a setiap amanat yang diemban meniscayakan tanggung jaw ab. Tanggung jaw ab tersebut ber upa pelaksanaan amanat dengan penuh totalitas, tidak setengah- setengah, apalagi ber tolak-belakang dengan amanat yang diemban (Q.S. al-Nahl [ 16]: 90-92).

  Amanat yang diemban pendidik inilah yang disebut kew ajiban asasi. Adapun standar kew ajiban asasi pendidik diatur oleh pihak yang ber w enang atau Ulil Amr i. Menur ut Qur aish Shihab (2011: 461), Ulil Amr i adalah pihak yang mew akili masyar akat dalam ber bagai kelompok dan pr ofesinya. Wew enang yang dimiliki oleh Ulil Amr i bisa ber sumber dar i masyar akat maupun melalui pemer intah yang sah, yang menunjuk kelompok or ang atau or ang ter tentu untuk menangangi suatu ur usan. Jadi, dalam konteks pendidik di Indonesia, Ulil Amr i yang ber sumber dar i pemer intah yang sah adalah Kemenag, Kemdikbud dan Kemr istek. Kebijakan- kebijakan Ulil Amr i har us ditaati, sepanjang tidak ber tentangan dengan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW (Q.S. al- Nisa’ [4]: 59).

  Di antar a kebijakan yang har us ditaati pendidik adalah per undang-undangan yang mengatur pr ofesi pendidik, misalnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Gur u dan Dosen. Di antar a Pasal yang r elevan dengan topik kew ajiban asasi pendidik adalah:

  Pasal 1 ayat 1: Gur u adalah pendidik pr ofesional dengan tugas utama mendidik, mengajar , membimbing, mengar ahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peser ta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan for mal, pendidikan dasar , dan pendidikan menengah.

  Pasal 1 ayat 2: Dosen adalah pendidik pr ofesional dan ilmuw an dengan tugas utama mentr ansfor masikan, mengembangkan, dan menyebar luaskan i lmu pengetahuan, pengabdian kepada masyar akat.

  Pasal 6: Kedudukan gur u dan dosen sebagai tenaga pr ofesional ber tujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mew ujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu ber kembangnya potensi peser ta didik agar menjadi manusia yang ber iman dan ber takw a kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, sehat, ber ilmu, cakap, kr eatif, mandir i, ser ta menjadi w ar ga negar a yang demokr atis dan ber tanggung jaw ab.

  Hemat penulis, kew ajiban asasi pendidik tidak lepas tiga hal yang dikenal sebagai Tr idhar ma Per gur uan Tinggi. Yaitu pelaksanaan pendidikan dan pengajar an, penelitian dan penulisan kar ya ilmiah, ser ta pengabdian pada masyar akat. Tiga kew ajiban asasi inilah yang akan ditelaah lebih jauh.

  Kew ajiban asasi ber upa pelaksanaan pendidikan dan pengajar an har us ber konotasi positif, bukan negatif (Q.S. al- Baqar ah [2]: 102). Pelaksanaan penelitian dan penulisan kar ya ilmiah mer upakan bagian dar i aktivitas baca-tulis untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan yang belum ter ungkap sebelumnya (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1-5). Pengabdian pada masyar akat adalah bukti nyata per an ser ta pendidik untuk menyebar -luaskan r ahmat (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107).

  Lebih dar i itu, per paduan ketiga kew ajiban asasi ter sebut mer epr esentasikan konsep besar pendidikan Islam yang ter cer min dalam Tar biyah , Ta’lim dan Ta’dib . Tar biyah mer epr esentasikan pelaksanaan pendidikan dan pengajar an,

  

Ta’lim mer epr esentasikan penelitian dan penulisan kar ya ilmiah,

sedangkan mer epr esentasikan pengabdian masyar akat.

  Ta’dib

  Dar i tiga kew ajiban asasi di atas, penelitian dan penulisan kar ya ilmiah memegang per anan sentr al. Maksudnya, hasil penelitian dan penulisan kar ya ilmiah dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajar an maupun pengabdian masyar akat. Ber ikut ini ilustr asinya:

  

Gambar 1

Per an Sentr al Penelitian dan Penulisan Kar ya I lmiah

  2)

  Kompetensi Pedagogik: Kesadar an Dir i atas Hak Asasi Peser ta Didik Hak asasi peser ta didik dalam Undang-Undang RI No. 20

  Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pada Bab V Pasal 12 adalah: a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajar kan oleh pendidik yang seagama; b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya;

  c) Mendapatkan beasisw a bagi yang ber pr estasi yang or ang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; d) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mer eka yang or ang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; e) Pindah ke pr ogr am pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setar a; f) Menyelesaikan pr ogr am pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dar i ketentuan batas w aktu yang ditetapkan.

  Selain hak asasi yang diamanatkan undang-undang di atas, hak asasi peser ta didik sehar usnya diar ahkan pada pemenuhan lima kebutuhan utama manusia menur ut

  Maqashid Syar iah

  (tujuan-tujuan syar iat Islam), yaitu kebutuhan spir itual (

  hifzh al- sosial ( hifzh al-nasl ) dan vokasional ( hifzh al-mal ).

  

Gambar 2

Pendidikan yang Menjadi Hak Asasi Peser ta Didik

  Misalnya: Pendidikan spiritual diar ahkan pada pengamalan nilai-nilai al-Qur ’an dan al-Hikmah (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 2). Pendidikan jasmani-r uhani diar ahkan pada sehat jasmani (Sur at al-Najm [53] : 5) dan suci r uhani (Q.S. Ali ‘Imr an [3]: 164]. Pendidikan intelektual diar ahkan pada penguasaan konsep-konsep utama yang dapat dikembangkan secar a mandir i diar ahkan pada keter ampilan komunikasi yang dibutuhkan dalam inter aksi sosial (Q.S. al-Rahman [ 55]: 4) . Pendidikan vokasional diar ahkan pada keter ampilan yang ber guna untuk menunjang kemandir ian ekonomi (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 80).

  Utamanya pendidikan dan pengajar an ditujukan pada hal- hal yang masih belum diketahui oleh peser ta didik (Q.S. al-‘Alaq [96]: 5; Sur at al-Nisa’ [4]: 113; Sur at al-Baqar ah [ 2]: 151, 239). Hal ini w ajar kar ena

  3)

  Kompetensi Kepr ibadian: Kesadar an Diri atas Kekur angan Dir i Sendiri Jika mengacu pada r incian kompetensi kepribadian yang ter tuang dalam Per mendiknas, maka kesadar an atas kekur angan dir i sendiri dapat dior ientasikan pada empat komponen utama yang disor ot oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin , yaitu ibadah, adat kebiasaan, akhlak ter cela dan akhlak ter puji. Pendidik dituntut untuk ter us-mener us memper baiki kekur angan dir i pada empat hal ter sebut, sehingga layak menjadi teladan bagi peser ta didik.

  Komponen ibadah ditujukan pada per baikan dimensi iman dan Islam. Baik yang ber status w ajib maupun sunah. Misalnya memper baiki kualitas shalat, dar i level “lalai” (Q.S. al-Ma’un [107]: 5) menuju level “r ajin” (Q.S. al-Ma’ar ij [ 70]: 23) hingga akhir nya “khusyu’” (Q.S. al-Baqar ah [2]: 45).

  Komponen adat istiadat ditujukan pada r ealisasi ‘ur f dalam kehidupan sehar i-har i. ‘Ur f adalah kebaikan yang memadukan nilai-nilai univer sal Islam dengan nilai-nilai tempor al kebudayaan masyar akat. Komponen ini meliputi etika makan- minum, hubungan dengan law an jenis, ker ja, hingga inter aksi sosial dalam skala luas. Misalnya ber gaul dengan kedua or ang tua, sanak fami li, tetangga, r ekan dan sesama manusia sesuai dengan adat istiadat yang ber laku di masyar akat setempat, sehingga membuatnya tidak dilabeli sebagai or ang yang anti- sosial atau sombong (Q.S. al-Nisa’ [ 4]: 36).

  Komponen akhlak ter cela ditujukan pada upaya

  t azkiyyah

  atau pember sihan penyakit-penyakit hati (Q.S. al-Jumu’ah [62]: menjaga dir i dar i kebur ukan-kebur ukan lisan, seper ti ber dusta dan ghibah; mer edam sikap mar ah, hasud dan dendam; menghilangkan sikap tamak dan kikir ; tidak ter buai oleh pangkat dan popular itas; dan lain-lain.

  Komponen akhlak ter puji ditujukan pada upaya mer aih kebijaksanaan ( hikmah ) dar i segenap akhlak-akhlak ter puji (Q.S. Ali ‘Imr an [3]: 164). Mulai dar i taubat; sabar -syukur ; r aja’-khauf ; zuhud- t awakkal ; mahabbah-r idha ; muhasabah mur aqabah ; - tafakkur -dzikir ; hingga ikhlas semata-mata kar ena Allah SWT.

  

Gambar 3

Dimensi-Dimensi Per baikan Kekur angan Diri Pendidik

4)

  Kompetensi Sosial: Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang Lain Kesadar an dir i atas kelebihan or ang lain diw ujudkan melalui K4P, yaitu Komunikasi, Kolabor asi, Kompetisi,

  Kontr ibusi dan Pr estasi.

  Komunikasi dilakukan dengan tiga kategor i bahasa. yang lebih dew asa (atasan), qaulan ma’r ufan kepada or ang yang seusia (r ekan sejaw at), dan qaulan layyinan kepada or ang yang lebih muda (peser ta didik). Kedua , ber bahasa estetis, melalui yang secar a intr insik ber upa bahasa yang

  qaulan t saqilan

  r ingkas, namun kaya makna (ber nas) dan yang

  qaulan balighan

  secar a ekstr insik ber upa bahasa yang dapat dipahami oleh mitr a bicar a. Ket iga , ber bahasa saintis, melalui pembiasaan qaulan

  

sadidan ketika menyampaikan ilmu pengetahuan kepada or ang

lain.

  Kolabor asi dior ientasikan pada hal-hal yang ber nuansa ketakw aan dan kebaikan sosial ( al-bir r ), bukan pada hal-hal yang ber nuansa dosa dan per musuhan (Q.S. al-Ma’i dah [5]: 2). Kompetisi ditujukan pada hal-hal yang ber nuansa kebaikan univer sal (Q.S. al-Baqar ah [2]: 148). Kontr ibusi diar ahkan pada upaya pember ian manfaat dan pencegahan mudar at melalui mekanisme Amar Ma’r uf Nahy Munkar (Q.S. Ali ‘Imr an [3]: 104) . Pr estasi membidik ter ciptanya kondisi masyar akat ideal yang memadukan antar a kesejahter aan hidup dengan kualitas spir itual tingkat tinggi (Q.S. Saba’ [34]: 15).

  Gambar 4 Manifesitasi Kesadar an Dir i atas Kelebihan Or ang Lain

  b. Implementasi Kesadar an Dir i dalam Meningkatkan Kiner ja Pendidik Pr ofesional Str ategi implementasi kesadar an dir i dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu), pr aktis (amal) dan mor alistis (akhlak).

  1)

  Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an Teologis Pada tatar an teologis, pendidik dituntut untuk memahami hakikat Allah SWT, manusia dan alam semesta; ser ta r elasi antar a ketiganya dalam konteks kehidupan dunia dan akhir at.

  Dalam teologi pendidikan Islam disebutkan bahw a tujuan utama pendidikan Islam adalah mencetak insan kamil (manusia par ipur na). Indikator nya adalah: dalam r elasinya dengan Allah SWT, dia menjadi hamba Allah yang r ajin ber ibadah (Q.S. al- Dzar iyat [51] : 56); dalam r elasinya dengan sesama manusia (dir i sendiri maupun or ang lain), dia mampu mengaktualisasikan selur uh potensi ter baiknya yang ber sifat jasmani maupun r uhani (Q.S. al-Tin [95]: 4); dalam r elasinya dengan alam semesta, dia menjadi khalifah Allah yang ber tanggung-jaw ab melestar ikan dan memakmur kan alam semesta (Q.S. al-Baqar ah [2]: 30). Tiga hal itulah yang menjamin ter w ujudnya kehidupan yang ber kualitas, baik di dunia maupun di akhr iat (Q.S. al-Baqar ah [2]: 201).

  Relevan dengan itu, agama member ikan dua kategor i petunjuk kehidupan. Per t ama , petunjuk yang ber sifat per manen dan ter per inci yang tidak dibutuhkan campur tangan pemikir an manusia untuk pengatur annya dan tidak akan mengalami per ubahan dalam kondisi dan situasi apapun. , petunjuk

  Kedua

  yang ber sifat global atau umum dan dalam hal ini manusia diber i w ew enang untuk memikir kannya sesuai dengan kondisi dan situasi masyar akat. Inilah yang disebut spir itualisasi kehidupan, yaitu menyelar askan nilai-nilai agama (Islam) dengan per kembangan budaya manusia (Shihab, 2013: 367) .

  Teor etis member dayakan salur an-salur an ilmu pengetahuan yang dimiliki, yaitu pancaindr a, akal dan hati. Wujudnya adalah p eningkatan kualitas keilmuan melalui pengalaman empir is, logis dan intuitif (Q.S. al-Nahl [16]: 78).

  Pengalaman empir is diper kaya melalui obser vasi (Q.S. al- An’am [6]: 11) Pengalaman logis dikembangkan melalui liter asi, yaitu membaca dan menulis (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1-5). Sedangkan pengalaman intuitif diasah melalui amal-amal yang mencer minkan ketakw aan kepada Allah SWT (Q.S. al-Baqar ah [2]: 282). Per paduan antar a kelima pengalaman itulah yang membuat seseor ang ber hak menyandang status sebagai Ulama (Q.S. Fathir [35]: 28)

  Dalam bahasa ilmi ah, pancaindr a mer upakan sensor atau

  input , sedangkan baik-bur uknya out put ter gantung pada

  pemr osesnya, yaitu hati. Adapun akal hanyalah asisten. Hati ber fungsi menentukan mana yang benar dan mana yang salah, sedangkan akal membedakan mana yang baik dan mana yang bur uk. Lebih dar i itu, al-Ghazali menyatakan bahw a manusia ber ger ak dengan tiga per timbangan yang meliputi kualitas baik (r asional), kualitas benar (spir itual) dan kualitas nyaman (emosional). Pembelajar yang ideal adalah yang mendudukkan kualitas spir itual (hati) sebagai r aja, kualitas r asional (akal) sebagai asisten, sedangkan kualitas emosional (nafsu) sebagai petugas.

  3)

  Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an Pr aktis Implementasi kesadar an dir i dalam tatar an pr aktis mengacu pada r ealisasi etos ker ja ker as ( ), etos ker ja

  har d wor k

  cer das ( ), etos ker ja ber kualitas ( ) dan

  smar t wor k qualit y wor k etos ker ja ikhlas ( ikhlas wor k ).

  Etos ker ja ker as diw ujudkan melalui sikap gigih tak kenal lelah (Q.S. al-Insyir ah [94]: 5-7). Etos ker ja cer das diw ujudkan dengan melakukan segenap aktivitas ber dasar kan ilmu pengetahuan yang ber sifat empir is, logis, atau intuitif; bukan mengacu pada taklid buta, meskipun sudah mentradisi (Q.S. al- ker ja dengan memadukan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan (Q.S. Yusuf [12]: 22). Etos ker ja ikhlas dilakukan dengan car a “mengatas-namakan Allah”, baik pada saat pr a, pr oses maupun pasca peker jaan (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1).

  Secar a gar is besar , al-Qur ’an memer intahkan manusia agar memanfaatkan w aktu semaksimal mungkin. Bahkan al-Qur ’an tidak hanya memer intahkan asal ker ja, melainkan har us beker ja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Sur at al-‘Ashr dan dua ayat ter akhir Sur at al-Insyir ah mengur aikan secar a gamblang mengenai tuntunan ter sebut. Rasulullah SAW juga mengingatkan agar umatnya meneladani Allah SWT dalam sifat dan sikap-Nya sesuai dengan kemampuannya sebagai makhluk. Salah satu yang patut diteladani adalah “Setiap saat, Dia (Allah) ber ada dalam kesibukan (Q.S. al-Rahman [ 55]: 29) (Shihab, 2014: 731 – 737).

  4)

  Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i dalam Tatar an Mor alistis Implementasi kesadar an dir i pada tatar an mor alistis mengacu pada konsep Tilawah , Tazkiyah , Hikmah dan Uswah .

  Tilawah fokus pada ter laksananya kew ajiban asasi

  pendidik (Q.S. al-Jumu’ah [ 62]: 2). Kekur angan dir i dalam melaksanakan kew ajiban asasi ter sebut diper baiki melalui upaya penyucian r uhani atau (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 2).

  Tazkiyyah

  Melalui Tazkiyyah , akan muncul Hikmah (kebijaksanaan) yang mer upakan intisar i dar i pengalaman teor etis dan praktis (Q.S. al- Baqar ah [ 2]: 251). Pada saat itulah seor ang pendidik layak mendapat status sebagai Uswah (teladan yang ter puji) bagi par a peser ta didik maupun sesama pendidik (Q.S. al-Ahzab [33]: 21).

  Bagi umat muslim, teladan utama ( ) adalah

  uswah hasanah

  Rasulullah SAW. Beliau telah melakukan Tilawah dengan membacakan ayat-ayat Allah SWT yang menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Nya. Lalu beliau melakukan member sihkan umatnya dar i keper cayaan yang r usak dan menggantinya dengan pemikir an yang benar dan matang hingga membentuk sebuah per adaban. Selanjutnya beliau mengajar kan al-Qur ’an dan al- pemimpin dan pakar pakar di ber bagai cabang ilmu pengetahuan dan per adaban. Jadi, melalui kombinasi cahaya Islam, ilmu al- Qur ’an dan pengetahuan kehidupan, Rasulullah SAW ber hasil mengantar kan umat muslim menjadi umat yang ber per adaban unggul dibanding umat-umat lainnya (Al-Zuhaili, 1991: 139). Selur uh str ategi implementasi kesadar an dir i di atas, dapat divisualisasikan dengan patr on tiga komponen pendukung yang dibutuhkan untuk mer ealisasikan kesadar an dir i pada tingkatan ter tinggi. Ber ikut visualisasinya:

  Gambar 4 Pola Str ategi Implementasi Kesadar an Dir i Pendidik

  c. Tingkatan Kualitas Implementasi Kesadar an Dir i dalam Meningkatkan Kiner ja Pendidik Pr ofesional Ada tiga tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional, yaitu di baw ah standar

  ( zhalim ); sesuai standar ( muqt ashid ); dan di atas standar ( sabiq ) (Q.S. Fathir [35]: 32).

  1)

  Tingkatan Kualitas di Baw ah Standar Pendidik yang menempati tingkatan kualitas di baw ah standar adalah pendidik yang tidak memenuhi kew ajiban asasinya, sedikit maupun banyak. Misalnya: Pendidik member ikan pendidikan dan pengajar an tidak sesuai dengan dur asi w aktu yang menjadi kew ajiban asasinya dalam jadw al mengajar , semisal telat masuk kelas atau cepat pulang sebelum w aktunya, tanpa ada alasan atau uzur yang dapat ditoler ansi.

  2)

  Tingkatan Kualitas Sesuai Standar Pendidik yang menempati kualitas sesuai standar adalah pendidik yang memenuhi kew ajiban asasinya sesuai dengan standar nor mal. Misalnya: Pendidik yang mengadakan penelitian dan penulisan kar ya ilmiah sesuai dengan standar minimal yang diminta oleh pihak pemer intah. Jika pemer intah menuntut dua kar ya ilmiah per semester , dia pun hanya menghasilkan dua kar ya ilmiah saja.

  3)

  Tingkatan Kualitas di Atas Standar Pendidik yang menempati kualitas di atas standar adalah pendidik yang “selalu ter depan” dalam pelaksanaan kew ajiban asasinya. Misalnya: Pendidik yang mengadakan pengabdian masyar akat melampaui standar nor mal yang diminta oleh masyar akat, melainkan sudah pada tingkatan menjadi agen tr ansfor masi masyar akat melalui mobi litas sosial. Seper ti meningkatkan level liter asi anggota masyar akat yang semula mayor itas hanya puas mengenyam pendidikan tingkat menengah, ber tr ansfor masi menjadi antusias untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

  Evaluasi tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i pendidik tidaklah ber sifat global, melainkan spesifik. Misalnya: Seor ang pendidik memiliki kualitas di baw ah standar pada kompetensi pedagogik, namun memiliki kualitas di atas standar pada kompetensi sosial. Demikian halnya, seor ang pendidik memiliki kualitas di atas standar pada tatar an teor etis, namun memiliki kualitas di baw ah standar pada tatar an pr aktis. Oleh sebab itu, penulis mengajukan contoh evaluasi tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i ber dasar kan pada indikator -indikator yang dibahas pada subbab sebelumnya.

  

Tabel 3

Tabel Evaluasi Tingkatan Kualitas I mplementasi Kesadar an Dir i

TATARAN TATARAN TATARAN TATARAN TEOLOGIS TEORETIS PRAKTIS MORALISTIS Insan Ulama Ikhlas Uswah Kamil

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 TINGGI

  SEDANG RENDAH Keterangan:

  4. Pengalaman

  1. Rajin Ibadah

  7. Ker ja Ker as

  10. Ti law ah Empir is

  2. Aktualisasi

  5. Pengalaman 11.

  8. Ker ja Cer das Dir i Logis Tazkiyyah

  3. Pelestar i

  6. Pengalaman

  9. Ker ja

  12. Hikmah Alam Intuitif Ber kualitas

  Kesimpulan

  Ada tiga simpulan penelitian ini. Per t ama , “kesadar an dir i” mer upakan konsep kunci etos ker ja Qur ’ani dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional. Detailnya, peningkatan kompetensi pr ofesional melalui kesadar an atas kew ajiban asasi pendidik; peningkatan kompetensi pedagogik melalui kesadar an atas hak asasi peser ta didik; peningkatan kompetensi kepr ibadian melalui kesadar an atas kekur angan dir i sendir i; peningkatan kompetensi sosial melalui kesadar an atas kelebihan or ang lain. , strategi implementasi

  Kedua

  kesadar an dir i dalam meningkatkan kiner ja pendidik pr ofesional ber sifat teologis (iman), teor etis (ilmu), pr aktis (amal) dan mor alistis

  (akhlak). Ket iga , ada tiga tingkatan kualitas implementasi kesadar an dir i, yaitu di baw ah standar ( zhalim ); sesuai standar ( muqt ashid ); dan di atas standar ( sabiq ).

  

DAFTAR PUSTAKA

Ar ends, R.I. 2007. Lear ning t o Teach . New Yor k: Mc-Gr aw Hill.

  al-Baqi , M.F.A. 2007.

  .

  al-Mu’jam al-Mufahr as li Alfazh al-Qur ’an al-Kar im Kair o: Dar al-Hadits.

  Chatib, M. 2014. Gur unya Manusia . Bandung: Kaifa. McNer gney, R. F. & Car r ier , C. A. 1981. Teacher Development . New Yor k: McMillan Publishing.

  Muhaimin. 2011. Pemikir an dan Akt ualisasi Pengembangan Pendidikan Islam . Jakar ta: Rajaw ali Per s. Mulyasa, E. 2013.

  .

  Pengembangan dan Implement asi Kur ikulum 2013 Bandung: PT. Remaja Rosdakar ya.

  Rosidin. 2015. Met odologi Tafsir Tar bawi . Jakar ta: Amzah. Shihab, M.Q. 2011. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keser asian al- [Volume 2]. Jakar ta: Lenter a Hati.

  Qur ’an dalam Kehidupan Ber masyar akat . Bandung: Mizan.

  Shihab, M.Q. 2014. Waw asan al-Qur ’an: Tafsir Temat ik At as Pelbagai Bandung: Mizan.

  Per soalan Umat .

  Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB. 2014. Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma . Bandung: Mizan. Uno, H.B. & Mohamad, N. 2013. Belajar dengan Pendekat an Pailkem: Pembelajar an Akt if, Inovat if, Lingkungan, Kr eat if, Menar ik .

  Jakar ta: Bumi Aksar a. al-Zuhaili, W. 1991. al-Tafsir al-Munir : fi al-‘Aqidah wa al-Syar i’ah wa al-Manhaj. Beir ut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir .