Presentation1.ppt 1081KB Mar 29 2010 04:55:26 AM

Perum Bumi Asri Sengkaling Selatan Tahap III Blok F. 15
Junrejo Batu 0341 468857 Hp. 08123352172
fauzik@umm.ac.id

Alasan diadakannya Evaluasi (pengertian umum):
Terjadinya perubahan-perubahan pada sistem
atau program terutama yang berkaitan dengan urusan
kesejahteraan sosial (pendidikan, kesehatan, sosial)
pasti disebabkan oleh:
1.Kurangnya informasi yang dapat diandalkan
tentang hasil dari program yang diaplikasikan.
2.Kurangnya suatu sistem yang standar untuk
memperoleh informasi aplikasi program.

Peran dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan itu hendaknya memberikan
informasi yang akan dijadikan referensi dalam:
1. Membuat kebijakan dan keputusan
2. Menilai hasil yang telah dicapai
3. Menilai program
4. Memberi kepercayaan kepada pelaksana

program
5. Memonitor dana yang telah diberikan
6. Memperbaiki materi dan program

Apakah pengertian evaluasi itu??
Apasih arti
evaluasi
itu??

Artinya….. Ya banyak…Karena banyak definisi.
Sekarang saya yang balik tanya, menurut siapa??
Nanya kog ndak sekalian, bikin bingung aja!!
Wow sombong juga lhu,
oke lah sekalian
belajar.. Tapi apa dia
tahu ya??!
Waduhh

makhluk ini
ngetes …. apa nanya

beneran ya…
gawat...

Yang umum dan gampang saja dulu…. em…menurut…
Cronbach, Stufflebeam dan Alkin…… Rasain lhu… he.. he
Ooo.. Kalau itu sih gampang man….
“menye- diakan informasi untuk pembuat
keputusan”, gitu lho…Ketiganya kebetulan
punya konsep yang sama tentang evaluasi

Iya.. bener … tapi ada lagi lho.. Seperti Maclcolm
dan Provus pencetus Discrepancy Evaluation
yang mendefinisikan evaluasi sebagai “perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apa ada selisih”.
Akhir-akhir ini telah dicapai sejumlah konsensus antara evaluator,
yaitu penilaian atas menfaat atau guna suatu program.

Hemmm… belum tahu dia
kalau evaluasi bisa berarti
penelitian yang sistematik
atau teratur tentang menfaat

atau guna beberapa objek
Perhatiaaaaaaann!!!!
Kelompok Konsorsium Evaluasi Standfort
menolak evaluasi yang menghakimi
(judmental definition of evaluation)

Menurut kelompok ini, evaluator bukan menentukan
apakah suatu program berguna atau tidak. Evaluator
tidak dapat bertindak sebagai wasit terhadap orang lain.

Kenapa sih kog pakek evaluasi segala…
bikin repot… nambah beban… puyeng
lagi…. Huh!!! Apa mereka ndak percaya
dengan kemampuan kita???? Kenapa…
gitu lho….
Hei teman…evaluasi itu gunanya untuk
membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program,
pertanggungjawaban, seleksi, motivasi,
menambah pengetahuan dan dukungan dari

yang terlibat… kog untuk apa…laghii
Evaluasi berdasar fungsinya dibedakan dalam dua: formative dan summative
evaluation. (Scriven: 1967). Formative Ev.: Evaluasi yang dipakai untuk
perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program,
orang, produk dan sebagainya). Sedangkan Summative Ev.: Evaluasi yang
dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan.

Apa sih Obyeknya Evaluasi itu??
Obyeknya adalah semua unit, program institusi, proyek yang ada
dan yang tengah dilaksanakan. Hal ini akan membantu pemfokusan
evaluasi dan menganalisisnya sehingga dapat menghindari salah
penafsiran atau salah paham.
Terus… aspek dan dimensi obyek apa yang akan di Evaluasi??
Evaluasi itu hendaknya berfokus pada tujuan dan
kebutuhan, desain training/kegiatan, implementasi,
transaksi dan hasil training/kegiatan.
Oo… kalau gitcu.. Evaluasi akan menilai:
manfaat tujuannya, mutu rencana, sampai
sejauhmana tujuan dijalankan dan mutu
hasilnya…… ya.. ya.. I know sekarang.


Kriteria Apa yang dipakai untuk Menilai Suatu
Obyek?

Nah… terus
gimana cara
qta
memilihnya??

Memilih kriteria yang
akan dipakai untuk
menilai obyek evaluasi
merupakan tugas yang
paling sulit dalam
evaluasi.
Tenang Friend. Apabila yang diacu
hanya pencapaian tujuan, maka ini jadi
pekerjaan yang mudah. Namun ini baru
sebagian dari isu kriteria yang
dievaluasi. Dan kriteria lainnya adalah

identifikasi kebutuhan klien yang
potensial, nilai-nilai sosial, mutu dan
efisiensi.

Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan kriteria penilaian suatu obyek
adalah: 1) kebutuhan, ideal dan nilai-nilai,
2) penggunaan yang optimal dari sumbersumber dan kesempatan, 3) ketepatan
efektifitas training, 4) pencapaian tujuan
yang telah dirumuskan dan tujuan
pentinglainnya.
Hai… jangan lupa kriteria
ganda (multiple) hendaknya
juga diperhatikan
keberfungsiannya.
Okaiiiiii…….
Iyha… betul…. Jangan lupa…
kalau kriteria ganda itu akan
membantu evaluator dalam
menjalankan tugasnya…..


Emangnya siapa sih yang harus dilayani oleh
evaluasi? kog ribet-ribet amat???? Bikin BT aja
nih
Supaya evaluasi betul-betul
bermanfaat atau berguna, maka
evaluasi itu harus berguna untuk
klien atau audiensi khusus. Namun
ada tiga hal yang perlu diusulkan
sehubungan hal di atas; 1) evaluasi
dapat mempunyai lebih dari seorang
audiensi, 2) masing-masing audiensi
mungkin punya kebutuhan yang
berbeda, 3) audiensi khusus
kebutuhannya harus dirumuskan
dengan jelas pada waktu memulai
rencana evaluasi.
Beberapa literatur evaluasi tidak menyarankan
siapa audiens yang tepat


Telus langkah dan plosedul apa aja yang
dilakukan dalam evaluasi temannn…
Begini sayang ku… dalam evaluasi harus
memasukkan ketentuan dan tindakan
sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu: 1)
memfokuskan evaluasi, 2) mendesain
evaluasi, 3) mengum- pulkan informasi, 4)
menganalisis informasi, 5) melaporkan
hasil evaluasi, 6) mengelolah evaluasi, dan
7) mengevaluasi evaluasi.
Haa??? Sayang…. Kemarin
bilang ke saya sayang
sekarang sama si toil
ngomong sayang… wah bikin
jeles aja tuh orang…

Dalam evaluasi qta khan harus punya
metode, metode apa sih yang yang akan
digunakan dalam evaluasi? Jadi pingin tahu
aq…….

Begini dinda q, kiranya pendekatan
eclectic (memilih berbagai metode
dari beberapa pilihan terbaik sesuai
dengan kebutuhan) merupakan cara
yang terbaik. Yang dipilih
hendaknya sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat
Provus (1971) dan Stufflebeam (1971)
memperkenalkan beberapa variasi metode dalam
evaluasi di samping desain eksperimen dan kuasi
eksperimen yang tradisional (Cambell dan Stanly,
1963) dengan metode Naturalistic (Guba dan Lincoln,
1981; Patton, 1980), Jury Trials (Wolf, 1975) dengan
analisis sistem dan banyak lainnya merupakan metode

Wow… siapa nih yang akan melakukan
evaluasi??
Nnnnahh… belum tahu dia…
untuk menjadi evaluator yang
profesional dan dapat

diandalkan. Ia harus mempunyai
kombinasi berbagai ciri al:
mengetahui dan mengerti teknik
pengukuran dan metode
penelitian, mengerti tentang
kondisi sosial dan hakikat obyek
evaluasi, mempunyai
kemampuan human relation,
jujur serta bertanggung jawab.
Karena sulit mencari orang yang mempunyai
begitu banyak kemampuan maka seringkali
evaluasi dilakukan oleh suatu tim.

Evaluasi itu adalah kegiatan
yang punya standar. Stufflebeam
mengemukakan standar evaluasi
yakni; Utility (bermanfaat dan
praktis, Accuracy (secara teknik
tepat), Feasibility (realistik dan
teliti), Proppriety (dilakukan

secara legal dan etik)
Tidak ada satu evaluasipun dapat diharapkan
mencapai standar tersebut dan sampai sejauh mana
kesepakatan evaluator akan kepentingan standar
evaluasi masih perlu ditentukan. Lee J. Cronbach
(1980) mengatakan bahwa standar yang digunakan
untuk melakukan evaluasi mungkin tidak sepenting
konsekuensinya. Ia mengatakan evaluasi yang baik
adalah yang memberikan dampak yang positif pada

Ada beberapa istilah yang
sering disebut dalam kegiatan
evaluasi.
Waduh Apa
O… ya?? Apaan
ya?
tuh
Nnnaah… ini nihhh istilah-istilah
tersebut adalah: program, yaitu
segala sesuatu yang dicobalakukan
dengan harapan akan mendatangkan
hasil atau pengaruh.
Suatu program hendaknya dirancang
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
pelaksana. Hal ini diperlukan supaya
program yang akan di laksanakan berjalan
efektif dan efisien. Seringkali program
tidak terlaksana karena adanya ketidak
seimbangan antar komponen program

Sponsor yaitu: orang atau organisasi yang
meminta evaluasi dan membayarnya.
Biasanya sponsor ini adalah pihak yang
berkepentingan langsung dengan program
sehingga kemanfaatan evaluasi dapat
berpenga ruh pada sikap atau kebijakan yang
akan ditentukan kemudian. Sponsor ini dapat
diistilahkan sebagai funding atau penyandang
dana program.
Selanjutnya adalah Audiensi, yaitu orang yang
secara langsung atau tidak langsung berurusan
dengan evaluasi
Peminat evaluasi seringkali adalah perencana
program, menejer dan staf yang melaksanakan
program. Namun adakalanya juga diminati oleh
masyarakat yang berke-pentingan langsung

Instrumen yaitu: alat yang digunakan dalam
evaluasi, bisa berupa angket, observasi,
wawancara, laporan dan atau sumber artikel
lain yang relevan.
Klien yakni: audiens khusus atau
orang/organisasi yang memesan
kepada evaluator untuk dievaluasi.
Data kuantitatif yakni: data berupa kata2,
keterangan kejadian, transkrip wawancara
dan dokumen tertulis
Data kuantitatif yaitu: data berupa
angka2, hasil analisis yang memiliki
ukuran pasti. Biasanya berupa data dari
biro statistik atau hasil penelitian
tentang pertumbuhan ekonomi,

Kedua macam data di atas sangat diperlukan
dalam evaluasi lengkap dimana masing-masing
saling mendukung dan melengkapi. Data kualitatif
sering ditransformasikan dalam data kuantitatif
dengan prosedur koding. Misalnya: untuk
mengukur sikap dapat dinyatakan dalam
kualiatatif dengan mendiskripsikan sedangkan
dalam kualitatif bisa dalam bentuk pilihan: sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
Apabila dalam penelitian/evaluasi ditentukan data
kuantitatif seringkali diperlukan iluminasi deskripsi
kualitatif dan studi kasus untuk membantu
memahami bagaimana hubungan itu terjadi dan
apa artinya.

Model evaluasi sangat beragam tergantung dari
kecenderungan para pakar evaluasi. Biasanya nama
model dalam evaluasi disesuaikan dengan nama
pakar yang menggagasnya.
Model Evaluasi CIPP (Stufflebeam & Shinkfield, 1985)
Model ini diorientasikan pada pemegang keputusan (a
dicision oriented evaluation approach structured)
untuk membantu administrator dalam membuat
keputusan.
Dalam model evaluasi dirumuskan sebagai suatu
proses menggambarkan, memperoleh dan

Stufflebeam membagi model evaluasi CIPP
menjadi empat macam:
1. Contect evaluation to serve planning decision.
Konteks evaluasi ini membantu merencanakan
keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh program dan merumuskan tujuan
program.
2. Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini
membantu mengatur keputusan, menentukan
sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
kebutuhan serta bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya.
3. Proces evaluation to serve implementing decision.
Evaluasi proses untuk membatu
mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh
mana rencana diterapkan? Apa yang harus direvisi?

Evaluasi Model UCLA (Alkin, 1969).
Model evaluasi ini hampir sama dengan model CIPP,
namun lebih pada teknis, dimana evaluasi sebagai
suatu proses meyakinkan keputusan, memilih
informasi yang tepat, mengumpulkan dan
menganalisis informasi untuk membuat keputusan.
Dalam model evaluasi UCLA ini terdapat lima macam
evaluasi:
1. Sistem Assessment, yang memberikan informasi
tentang keadaan atau posisi sistem.
2. Program Planning, membantu pemilihan program
tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi
kebutuhan program.

3. Program implementation, yang menyiapkan
informasi apakah program sudah diperkenalkan
kelapa kelompok sasaran sesuai dengan yang
direncanakan?
4. Program improvement, yang memberikan
informasi tentang bagaimana program berfungsi,
bagaimana program bekerja atau berjalan?
Apakah mencapai tujuan, adakah hal/masalah
baru yang muncul?
5. Program certification, yang memberi informasi
tentang nilai atau guna sebuah program.