POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK INTROVERT DAN EKSTROVERT (STUDI KASUS PADA KELUARGA ANAK INTROVERT DAN EKTROVERT DI DESA BRANGSI).

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK INTROVERT DAN
EKSTROVERT
(Studi Kasus Pada Keluarga Anak Introvert dan Ekstrovert di Desa Brangsi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :
Nazrianul Azizi
NIM : B96212120

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK

Nazrianul Azizi, B96212120, 2016. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan

Ekstrovert (Studi Kasus Pada Keluarga Anak Introvert dan Ekstrovert di Desa Brangsi).
Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi universitas
islam negeri sunan ampel Surabaya.
Kata Kunci : Pola Komunikasi, Anak Introvert dan Ekstrovert.
Penelitian ini mengkaji dua hal, yaitu : (1) Bagaimana pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert, (2) Apa saja bentuk komunikasi orang tua terhadap anak
introvert dan ekstrovert.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam
penelitian ini digunakanlah metode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk
memberikan fakta dan data mengenai pola dan bentuk komunikasi anak introvert dan ekstrovert,
dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : Pertama, pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert adalah pola komunikasi primer, sekunder dan linier, sedangkan pola
komunikasi orang tua terhadap anak ekstrovert adalah primer, sekunder, linier dan sekular.
Kedua, bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert adalah interpersonal.
Peneliti juga menemukan bahwa pendekatan komunikasi yang tepat untuk menghadapi anak
introvert adalah komunikasi persuasif, begitu juga agar tercapainya komunikasi yang efektif
sangat terpengaruh oleh hubungan interpersonal antara komunikator dan komunikan, adapula
faktor ekonomi yang menjadi pengaruh kepribadian anak introvert.
Bertitik tolak dari penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk peneliti berikutnya

yakni untuk lebih mengungkap faktor-faktor yang lain yang mengakibatkan pembentukan type
kepribadian anak, seperti faktor keluarga, faktor lingkungan begitu juga faktor yang lainnya.

 
viii 
 
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..…….…. i
PERNYATAAN KEASLIAN DATA…………………………………..……….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………….……………….…….……. iii
PENGESAHAN PENGUJI …………..…………………….………...….…….... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………….………………….. v
KATA PENGANTAR ……………………………………….………………….. vi
ABSTRAK ………………………….………………………………….………… viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………..……………………… xii
DAFTAR GAMBAR …………………………….……………………………… xiii
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………........................
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu……………………………………..
F. Definisi Konsep…………………………………………………………..
G. Kerangka Pikir Penelitian……………………………………………. ..
H. Metode Penelitian………………………………………………………..
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………………….
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian……………………………....
3. Jenis dan Sumber Data………………………………………………
4. Tahap-tahap Penelitian………………………………………………
5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..
6. Teknik Analisis Data…………………………………………………
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………...
I. Sistematika Pembahasan……………….……………………………….

1
4
4

5
5
7
16
17
17
19
19
22
24
25
25
26

BAB II : KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka…………………………………………………………
1. Ruang Lingkup Komunikasi………………………………….……
a. Pengertian Komunikasi……………………………………..…...

28

28
28

ix 
 
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Tujuan dan Fungsi Komunikasi…………………………..……
30
c. Proses Komunikasi………………………………………...…....
33
d. Sifat-sifat Komunikasi………………………………….….…....
34
2. Bentuk dan Pola Komunikasi………………………………….......
35
a. Bentuk Komunikasi…………………………………….…….....
35
b. Pola Komunikasi……………………………………………...… 36
c. Persamaan dan Perbedaan Bentuk dan Pola Komunikasi………… 40
3. Anak Introvert dan Ekstrovert…………………………………….

41
a. Anak Introvert…………………………………………………... 41
b. Anak Ekstrovert…………………………………………………
42
4. Bentuk dan Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert........................................................................................... 47
a. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert………………………………………………….…….. 47
b. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert…………..……………………………………………. 47
B. Kajian Teori……………………………………………………………. 48
1. Teori Persuasif……………………………………………………..... 48
2. Teori Interpersonal……………………………..…………................ 50
BAB III : PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Subyek, Obyek Dan Lokasi Peneliti.............................................
1. Deskripsi Subyek…………………...……………………………….
2. Deskripsi Obyek…………………………………………..…………..
3. Deskripsi Lokasi Penelitian……………..……………………………
B. Deskripsi Data Penelitian………..……….……………………................
1. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak

Introvert...............................................................................................
2. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak
Ekstrovert……......…………………………………...……………….

56
56
59
59
61
61
71

BAB IV : ANALISIS DATA
A. Temuan Penelitian…………………………………………………………
1. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert…………………………………………………………….
2. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap anak introvert dan
ekstrovert………………………………………………….………….
B. Konfirmasi Teori Dengan Temuan…………………..………….………....


80
81
84
85

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan…..…………………………….………………………………… 94


 
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert.……………………………………..……………………. . 94
2. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert.……………………………………………………...….... . 97
B. Rekomendasi……………...……………………………………………… 98
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

 

xi 
 
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah proses simbolik, salah satu kebutuhan pokok
manusia, simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satusatunya yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia
dengan mahluk lainnya. Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan
manusia atas mahluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal
symbolicum.1
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek maknanya di
sepakati bersama, misalnya memasang bendera bendera di halaman rumah
untuk


menyatakan

Kemampuan

penghormatan

manusia

menggunakan

atau

kencintaan

lambang

verbal

kepada


Negara.

memungkinkan

perkembangan bahasa dan menanggani hubungan antara manusia dan objek
(baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
Pentingnya proses komunikasi antara orang tua dengan anak agar
tercapainya komunikasi yang efektif menjadikan suatu hal yang menarik
untuk diteliti, tidak semua anak mampu berkomunikasi dengan baik, yang
1

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 92

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

ditemui banyak anak yang pendiam dan cuek dengan orang tuanya kadang
dengan orang di lingkungannya juga, akan tetapi ada anak juga yang suka
membicarakan semua hal dengan orang tuanya karena anak seperti itu pasti
memeliki kepribadian yang baik dengan didikan dari orang tuanya.
Hubungan interpersonal yang baik antara anak dengan orang tua
sangat dibutuhkan dalam hal komunikasi keduanya karena untuk terciptanaya
komunikasi yang baik diharuskan ada hubungan interpersonal antara
komunikan dan komunikator yang baik pula sehingga akan tercipta feedback
yang baik. Terkadang konflik timbul dari masalah-masalah kecil yang didasari
hubungan yang kurang baik.
Kembali keindivu yang banyak ditemui mudah terprovokasi oleh
lingkungannya dengan isu-isu yang belum tentu benar secara pasti, begitu
juga banyaknya individu yang menutup diri dari lingkungan terutama pada
konteks anak yang terkadang dibatasi oleh orang tuanya untuk tidak bermain
dengan teman sebayanya maupun dengan orfang di lingkungannya, di sini
peran orang tua dalam mendidik karakter anak sangatlah besar karena anak
banyak menghabiskan waktu dengan orang tua di rumah, faktor tertentu pasti
akan mempengaruhi karakter anak seperti faktor orang tua, ekomoni maupun
lingkungan juga sangat berpengaruh besar.
Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan pokok manusia agar dapat
berinteraksi dengan satu sama lain, agar mencapai komunikasi yang efektif
seharusnya ada komunikator yakni orang yang menyampaikan pesan dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

komunikan yakni orang yang menerima pesan. Tetapi tidak semua orang
mampu melakukan komunikasi dengan baik karena setiap manusia juga
memliki tipe kepribadian yang berbeda.
Kepribadian dan kehidupan psikologis setiap anak memang berbedabeda. Sebagian anak mungkin tumbuh dengan kepercayaan diri dan
keberanian yang tinggi, sementara sebagian lain mungkin lahir dengan
kecenderungan pribadi yang introvert. Kepribadian introvert bukanlah sebuah
penyakit, melainkan kondisi psikologis dimana seorang anak lebih pendiam
dan cenderung menutup dan menarik diri dari lingkungannya. Biasanya anak
introvert memiliki kesulitan dalam kehidupan bersosialisasi karena mereka
tidak memiliki keberanian dan kepercayaan yang tinggi, selain itu anak
introvert juga cenderung menjawab pertanyaan dengan singkat, enggan
mengungkapkan isi hatinya dan cenderung lebih pendiam jika di bandingkan
dengan anak ekstrovert.
Dalam anak ekstrovert terdapat banyak perbedaan yakni dengan cara
bergaul maupun cara berkomunikasi dengan lingkungan, anak ekstrovert lebih
terbuka dengan orang lain sehingga mudah bergaul. Tapi ada juga kekurangan
dalam anak ekstrovert yakni sulit untuk menerima nasihat dari orang lain
karena wataknya yang keras kepala.
Dalam konteks komunikasi keluarga, orang tua seharusnya bisa
memahami tipe kepribadian anak mereka, setiap anak di lahirkan dengan tipe
kepribadian yang berbeda, ada anak yang bertipe introvert maupun ekstrovert.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Terkadang banyak di temui beberapa anak yang tertutup dan pendiam ada
juga anak yang berlawanan yakni mudah bergaul dengan siapa saja dan
mudah di ajak komunikasi, dari sana peran keluarga sangatlah penting dalam
mendidik atau membentuk tipe kepribadian seorang anak, cara komunikasi
orang tua dalam lingkungan keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap
anak. Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam
keluarga.2 Tanpa komunikasi sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan
berbicara, berdialog, bertukar pikiran, dan sebagainya. Dilatarbelakangi
kondisi diatas maka peneliti tertarik untuk mengenal dan memahami pola
komunikasi anak introvert dan ekstrovert.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert ?
2. Apa saja bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan bentuk-bentuk komunikasi orang
tua terhadap anak introvert dan ekstrovert.

2

Syaiful bahri djamarah, pola komunikasi orang tua dan anak dalam kelurga. (Jakarta : rineka cipta,
2004) hlm 38

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis


Secara teoritis hasil penelitian ini akan dapat mengembangkan
kajian studi keilmuan dalam Ilmu Komunikasi, khususnya dalam
hal penelitian kualitatif tentang pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert.

2. Secara Praktis


Secara praktis hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk semua
orang tua agar mengerti apakah anaknya tergolong anak introvert
atau anak ekstrovert.



Untuk memenuhi syarat tugas akhir kelulusan yakni skripsi.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
1. Skripsi Yunita Hariyani mahasiswa institute agama islam negeri sunan
ampel Surabaya tahun 2013 dengan judul “POLA KOMUNIKASI
ORANG TUA DENGAN ANAK INDIGO” menggunakan

metode

penelitian deskriptif kualitatif, hasil temuan penelitian pola komunikasi
orang tua terhadap anak indigo adalah komunikasi primer, linear dan
sirkuler.

Dan

orang

tua

menggunakan

teori

persuasife

dalam

berkomunikasi dan dalam mengatasi hambatan – hambatannya. Peneliti
juga menemukan karakteristik komunikasi interpersonal atau komunikasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

antarpribadi yang di gunakan oleh orang tua dan menyikapi hambatan
yang terjadi dalam komunikasi dengan anaknya yang indigo.
Sedangkan perbedaannya dalam penelitian skripsi ini adalah tentang
anak indigo untuk peneliti sendiri tentang anak introvert dan extrovert
tetapi sama-sama meneliti tentang anak, dan tujuan untuk penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola dan bentuk komunikasi orang tua terhadap
anak introvert dan ekstrovert pada keluarga anak introvert dan ekstrovert
di desa brangsi.
2. Skripsi Farhan Ladilillah, mahasiswa institute agama islam negeri sunan
ampel Surabaya tahun 2010 dengan judul “POLA KOMUNIKASI ANAK
JALANAN : ;STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI PADA LEMBAGA
SWADAYA

MASYARAKAT

AREK

LINTANG

SURABAYA”

menggunakan metode deskriptif kualitatif, hasil temuan penelitian di
temukan bahwa dalam melakukan hubungan komunikasi, anak jalanan
lebih cenderung menggunakan simbol – simbol verbal sebagai sandi.
Kode atau isyarat ketika berkomunikasi dengan sesama anggota
komunitas apabila ada pembicaraan dengan hal – hal yang penting atau
sifatnya rahasia yang itu bagi orang lain tidak boleh mengetahuinya.
Selain itu terdapat pola komunikasi yang harmonis dan dinamis antara
anak jalanan dengan sesama komunitasnya dan dengan relawan
pendamping yang ada di LSM alit Surabaya, hal itu di karenakan adanya
hubungan emosional yang dekat antar mereka.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Sedangkan perbedaan penelitian dalam skripsi ini yakni tentang anak
jalanan dan anak sedangkan peneliti sendiri tentang anak introvert
ekstrovert, tetapi meliki kesamaan meneliti tentang anak, dan tujuan
penelitian skripsi peneliti ini yakni untuk mengetahui pola dan bentuk
komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert pada keluarga
anak introvert dan ekstrovert di desa brangsi.
F. Definisi Konsep
1. Pola Komunikasi
Pola diartikan sebagai bentuk struktur yang tetap. Sedangkan
komunkasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
di sampaikan. Komunikasi juga dapat di artikan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami; hubungan;
kontak. Dengan demikian pola komunikasi adalah pola hubungan anatara
dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan
cara yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami.3
Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi,
sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian
dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah
digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses
3

Syaiful Bahri Djamarah, pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga, (Jakarta : RINEKA
CIPTA, 2004), hal 1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses
komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas
menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan.
Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga bagianbagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Di sini akan
diuraikan proses komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola
komunikasi yaitu:
a) Pola Komunikasi Primer
Merupakan

suatu

proses

penyampaian

pikiran

oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu symbol
(symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi
dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang nob verbal.
Lambang verbal yaitu bahas sebagai lambang verbal yaitu paling
banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu
mengungkapkan pikiran komunikator.4 Lambang non verbal yaitu
lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa,
merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala,
bibir, tangan. Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi
non verbal, sehingga dengan memadukan keduanya maka proses
komunikasi dengan pola ini akan lebih efektif. Pola komunikasi ini

4

Ibid. hal. 33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

dinilai sebagai model klasik, karena model ini merupakan model
pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles.
b) Pola Komunikasi Sekunder
Proses

penyampaian

pesan

oleh

komunikator

kepada

komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator
menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran
komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam
proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin
efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi komunikasi yang
semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana
yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell,
seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model
komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada tahun 1984.
c) Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai
titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi
dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya
komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum
melaksanakan komunikasi.5
d) Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling.
Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu
utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti
ini proses komunikasi berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara
komunikator dan komunikan.
Dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi di sini ialah tata
cara berkomunikasi agar mampu tercipta komunikasi yang baik
dengan proses penyampaian pesan antara komunikan dengan
komunikator, baik secara verbal maupun non verbal,

antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan mampu dipahami
oleh penerima pesan begitu juga yang terpenting adalah feedback
respon hubungan timbal balik antara komunikan dan komunikator.
2. Anak Introvert dan Ekstrovert
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa
atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan
orang kedua, di mana kata “anak” merujuk pada lawan dari orang tua,

5

Dasrun Hidayat, Komunikasi Abtarpribadi dan Medianya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 43.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka meskipun mereka telah
dewasa.
a. Anak Introvert
Menurut Jung orang dengan sikap introvert berdasarkan
pemikiran yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak
ramah serta kurang bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki
kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak di bandingkan
orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan
memperhatikan pemikirannya tanpa mempedulikan apakah ide mereka
di terima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala,
sombong, dan berpendirian. Contoh orang dari kepribadian ini adalah
Philosophers.6
Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia
subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama
tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya
terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Penyesuain dengan
dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain.
Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik.7
b. Anak Ekstrovert
6
7

Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm. 34
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : bumi aksara, 1997), hlm 70

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Ekstrovert memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri,
dingin, dan sombong.8 Orang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh
dunia okyektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju
keluar : pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama di
tentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan non sosial. Dia bersikap positif pada masyarakat : hatinya
terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar.
Menurut jung tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terbagi
menjadi empat fungsi yaitu pemikiran, perasaan, sensasi dan intuitif.
Pertama pemikiran introvert seperti rekannya yang ekstrovert,
orang yang introvert juga sangat dipengaruhi ide-ide, walaupun ide
orisinilnya bukan merupakan data yang objektif tetapi dalam fondasi
subjektifnya. Dia akan mengikuti ide-idenya seperti ekstrovert, dalam
dalam arah yang sebaliknya, kedalam bukan ke luar.9
Fondasi subjektif pemikirannya yang introversi ini merupakan
ketidaksadaran kolektif. Ide-ide kreatif muncul dari sumber ini dan
bukan dari sumber lain, seperti otoritas moral tradisionalsebagai akibat
pemusatan perhatian internal itu, pemikiran introversi tampak dingin,
menjauhkan diri dan tidak mudah bergabung dengan orang lain. Dia
8
9

Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm. 34
Jung, 1923, hlm. 383

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

juga menjadi orang yang susah mengartikulasikan ide-idenya.
Pemikiran ekstrovert untuk sepanjang hidupnya bergantung pada
kesimpulan intelektual, yang hasil akhirnya selalu berorientasi pada
objektif, jenis orang ini (hidup dengan suatu) formula intelektual.
Dengan formula inilah baik dan jahat diukur dan cantik atau jelek
ditentukan jika formulanya cukup lebar, tipe ini bisa berguna bagi
kehidupan social tetapi formulanya lebih sempit, dia akan lebih
berkembang menjadi penggerutu dan pengkritik yang merasa serba
benar.10
Kedua Perasaan introvert, mereka sangat pendiam, dan sangat
sukar menegerti, seringkali mereka bersembunyi di balik sikap
kekanak-kanakan, dan bertemperamen melankolis. Mereka tidak
tampak cerah atau spontan.11
Perasaan ekstrovert orang ini hidup dalam situasi objektif dan
nilai-nilai umum, dengan kata lain perasaan dan perilaku mereka
dikontrol oleh norma-norma sosial yaitu sesuatu yang justru
diinginkan orang lain. sebagai konsekuensinya perasaan mereka dapat
berubah dari situasi satu ke situasi yang lain dan dari satu orang ke
lain orang.

10
11

Jung, 1923, hlm 346-347
Jung , 1923, hlm 383

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Jung mengatakan bahwa wanita adalah contoh terbaik tipe ini.
Sesorang wanita misalnya menentukan pertunangan karena orang
tuanya menunjukan calon suaminya. Perasaan cinta pada tunangannya
didasarkan atas pertimbangan orang tuanya, jika orang tua
menyukainya berarti baik, tetapi jika mereka tidak suka, dia akan
menolak. Tipe orang seperti ini pemikirannya sangat terepresi.12
Ketiga Sensasi introvert, menurut teori psikonalisis dari jung,
orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk
mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan.
Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, selfcontrolled, tetapi mereka juga membosankan dan kurang bisa
berkomunikasi.13
Sensasi ekstrovert orang dengan tipe ini biasanya adalah
bisnismen, mereka biasanya realistis, praktis, dan pekerja keras.
Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini,
menikmati cinta, dan mencari kegairahan. Mereka mudah di pengaruhi
oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.

12

Paulus budiraharjo, mengenal teori kepribadian mutakhir, (Yogyakarta : kanisius, 1997), hlm. 51
Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm.
35
13 13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Keempat Intuitif Introvert, orang dengan tipe ini memiliki
intensitas intuitif yang tinggi. Akibatnya mereka terpisah dari realitas
eksternal. Orang demikian sangat misterius di mata sahabatnya, karena
sukar dip ahami orang lain dan mereka tidak mampu berkomunikasi
secara efektif. Adapula segi positifnya yakni mereka berpandangan
luas dan mistis.
Intuitif ekstrovert orang yang selalu mencari hal baru, mereka
sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Mereka tidak
dapat bertahan dengan satu ide, pekerjaan, maupun lingkungan karena
sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Berdasarkan dari rangkaian definisi konsep di atas dapat di
tarik benang merah bahwa pola komunikasi anak introvert dan
ekstrovert memilki perbedaan karena anak introvert yang cenderung
tertutup dan anak ekstrovert yang cenderung terbuka, perbedaan watak
antara anak introvert dan ekstrovert yakni cenderung menerima dan
mudah di atur untuk anak introvert, sedangkan anak ekstrovert yakni
susah diatur dan keras kepala dengan perbedaan watak tersebut akan
memiliki keistimewaan tersendiri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

G. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam konteks penelitian di atas, peneliti menggambarkan kerangka
pikir penelitian Pola komunikasi anak introvert dan ekstrovert adalah sebagai
berikut :
POLA KOMUNIKASI

KOMUNIKASI PERSUASIF
ORANG TUA

KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ORANG TUA DAN ANAK

TEORI PERSUASIF

TEORI INTERPERSONAL

POLA DAN BENTUK
KOMUNIKASI

Dalam bagan skematik tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi dapat
di lakukan di mana saja di lingkungan luar rumah maupun lingkungan
keluarga, ketika orang tua berkomunikasi dengan anak introvert maupun
ekstrovert menggunakan bentuk komunikasi interpersonal sedangkan sifat
komunikasi tersebut ialah komunikasi persuasif karena sangat efektif.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Komunikasi persuasif ialah komunikasi yang di lakukan dengan cara halus
dan membujuk komunikan.14
komunikasi interpersonal atau di sebut juga dengan komunikasi
antarpribadi ialah komunikasi antara seseorang dengan orang lain, bisa
berlangsung secara tatap muka maupun dengan bantuan media.15 Pengertian
yang sangat sederhana dari komunikasi antarpribadi atau komunikasi
interpersonal adalah proses penyampain dan

penerimaan pesan antara

pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) baik secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi di katakan secara langsung (primer)
apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi
tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder)
dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.16
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
melakukan pemerikasaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau
kejadian yang di sebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi, dan pelaporan hasilnya, sebagai hasilnya akan di peroleh
14

Suranto AW, komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 14
Suranto AW, komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 13
16
Suranto AW, Komunikasi interpersonal, (Yogyakarta : Graha ilmu, 2011), hal. 5
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya.
Jadi pendekatan studi kasus yakni memusatkan diri secara intensif
pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai kasus dan data
yang diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan dengan kata lain data
dikumpulkan dari berbagai sumber, pendekatan ini merupakan bagian dari
jenis pendekatan deskriptif karena penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci dalam mendalam pada suatu individu, lembaga atau
gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.
Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, di gunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.17

17

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : ALFABETA, 2014), Hlm. 9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keluarga ibu Hentik Elfiyah dan ibu Sus
Ainiyah yang mempunyai anak introvert sedangkan keluarga ibu Siti dan
ibu Suafa yang mempunyai anak ekstrovert.
Objek dalam penelitian ini adalah ilmu komunikasi dalam kajian pola
dan bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert
Lokasi penelitian adalah di desa brangsi, tempat dimana peneliti
tinggal dan menetap.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk
statistik atau dalam bentuk lainnya guna penelitian dimaksud.
1) Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data pendukung. Data yang digunakan
dalam penelitian dikumpulkan peneliti yang berupa studi
kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari melalui internet dan
buku-buku referensi tentang penelitian ini.
2) Data Primer
Data Primer adalah data utama yang diperoleh melalui
observasi atau pengamatan pada obyek penelitian serta wawancara
secara langsung atau tanya jawab pada informan, karena informan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

adalah orang-orang yang benar-benar mengetahui dan memahami
kondisi yang ada pada subyek penelitian. Dalam menentukan data
dan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam penulisan, penulis
mengacu pada poin-poin tujuan penulisan.18
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh langsung di lapangan dengan metode
observasi dan wawancara kepada informan. Informan adalah orang
yang benar-benar tahu dan terlibat dalam subyek penelitian tersebut,
peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang yang dapat
memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab
pertanyaan penelitian Sumber data yang berupa informan. Peneliti
memperoleh dari subyek penelitian yang ditentukan dengan pola
purposive sampling. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lainnya.19
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang ahli
makanan, karena penelitian ini tentang pola komunikasi orang tua

18

19

Sugiyono. op. cit., h. 46.
Ibid, 56.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

terhadap anak introvert dan ekstrovert maka sampel dan sumber
datanya adalah keluarga yakni orang tua dan anak introvert dan
ekstrovert.
c. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data
atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Wawancara yang di lakukan dengan frekuensi tinggi (berulangulang) secara intensif.20 Informan pada penelitian kali ini di ambil
dari sumber data primer, yaitu orang tua yang memiliki anak
introvert dan ekstrovert di desa brangsi dengan criteria peneliti.
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh leterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka atara pewawancara dengan informan atau orang yang di
wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial relatif lama.
2) Pengamatan

20

Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta : Perdana Media Group, 2006) hlm.
100

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Kegiatan pengamatan di lakukan selama berada di sekolah
maupun di kehidupan sehari-hari. Dengan di lakukan pengamatan
seperti ini maka peneliti akan lebih paham dengan subjek dan
objek yang di teliti.
3) Observasi Partisipatif
Observasi

adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain
panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Oleh Karena itu, observasi adalah kemampuan seorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata
yang di bantu dengan panca indra lainnya.
4) Telaah Pustaka
Berupa pengumpulan data dari informan dari sumber tertulis
yang memiliki hubungan dengan masalah yang sedang di teliti
berupa buku, majalah, Koran, jurnal, dan sebagainya. Telaah
pustaka juga di gunakan untuk memadukan data yang di peroleh
dari lapangan dan dari perspektif ilmiah.
4. Tahap-Tahap Penelitian
Ada 4 tahapan dalam proses penelitian21 ini yakni :

21

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), Hlm. 157.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Pertama tahapan pra lapangan merupakan tahapan dimana peneliti
menyiapkan konsep yang akan di gunakan dan juga mencari informan
yang bisa di wawancarai dan juga menentukan lokasi yang dapat
menunjang kelancaran peneliti agar mampu mendapatkan data yang
tepat dan akurat.
Kedua tahapan lapangan melakukan observasi dengan interaksi
langsung di tempat tinggal mereka, melakukan wawancara kepada
orang tua anak introvert dan juga anak ekstrovert. Dan focus peneliti
di lapangan ini yakni mengumpulkan data dari informan berupa tulisan
tangan hasil wawancara maupun pengamatan langsung dan juga
rekaman audio visual di saat wawancara ke informan.
Ketiga tahapan analisis data peneliti melakukan pengumpulan
seluruh data yang di dapat di lapangan dan di urutkan mulai data dari
wawancara, pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi kemudian
data di klasifikasi dan di analasis menggunakan analisa induktif
Keempat tahapan penulisan laporan tahapan terakhir di mana
peneliti melakukan penulisan beerbentuk laporan dengan system
penulisan sesuai ketentuan yang berlaku, yakni di mulai dengan latar
belakang masalah sampai analisis data yang di dukung oleh ke
absahan data yang di ambil dari hasil wawancara maupun obversai
langsung ke lapangan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode ini dapat di lakukan secara langsung dalam menjajaki dan
mengenal obyek penelitian terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan :
1) Place yaitu tempat yang di observasi di desa brangsi.
2) Actor yaitu anak introvert dan ekstrovert.
3) Activity yaitu segala aktifitas yang di lakukan orang tua terhadap
anak introvert dan ekstrovert.
observasi ini di lakukan untuk mengetahui pola komunikasi
orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert.
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan yang di lakukan peneliti
dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan terstruktur agar
memperoleh data yang sistematis. Dengan maksud pewawancara
memeperoleh data yang di perlukan dan juga peneliti di harapkan
mampu menegetahui pola komunikasi orang tua terhadap anak
introvert dan ekstrovert. Wawancara akan dilakukan kepada orang tua
anak introvert dan ekstrovert pada kelas delapan di SMP
muhammadiyah 21 Brangsi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data berkaitan dengan bagaimana peneliti akan
menerapkan prosedur penyelesaian masalah untuk menjawab perumusan
masalah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah
jenis analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ini bersifat induktif yaitu
peneliti membiarkan permasalah muncul dari data atau dibiarkan terbuka
untuk interpretasi.
Peneliti ini akan menggali dan menggabungkan dari sumber data
yang tersedia yaitu:
a. Sumber kepustakaan, maksudnya adalah memperoleh data
teoritis dengan cara membaca, mempelajari literature-literatur yang
ada hubungannya dengan permasalahan dalam penelitian.
b. Sumber lapangan, maksudnya adalah mencari data dengan cara
terjun langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh data
yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu yang diselidiki.
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data memiliki empat criteria yang
digunakan,

yaitu

(transferrability),

derajat

kepercayaan

kebergantungan

(credibility),

(dependibility),

dan

keteralihan
kepastian

(confirmability).22

22

Ibid., h. 324.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Teknik penelitian dilapangan untuk memperoleh derajad kepercayaan,
ada dua langkah yang ditempuh yaitu:
a. Perpanjangan keikutsertaan yang berararti peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
b. Ketekunan Pengamatan yang berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
yang konstan atau tentatif.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih mempermudah pemahaman dalam pembahasan ini,
berikut peneliti akan menjelaskan sistematika pembahasan yang terdiri dari :
BAB I (Pendahuluan)
Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai konteks penelitian, focus
penelitian,manfaat penelitian, definisi konsep serta sistematika pembahasan.
BAB II (Kajian Teoritis)
Kerangka teoritik, dalam kajian teoritik peneliti menyajikan dua poin
yang menya`ngkut tentang pembahasan.. Poin pertama adalah kajian pustaka,
poin kedua adalah kajian teoritik.
BAB III (penyajian Data)
Penyajian data dalam bab ini mencakup. Deskripsi penelitian,
penyajian data, pembahasan yang menjelaskan dua hal yaitu deskripsi subyek,
obyek dan lokasi penelitian yang kedua deskripsi data penelitian.
BAB IV (Analisis Data)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Analisis data dalam bab ini membahas tentang temuan penelitian dan
konfirmasi temuan dengan teori.
BAB V (Penutup)
Pada bagian terakhir penyajian ini diakhiri dengan penutup yang berisi
kesimpulan dari semua uraian bab-bab sebelumnya dan jawaban dari
pertanyaan yang dipaparkan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Ruang Lingkup Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang
namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara
bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi
secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang
menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam
kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah
makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu
bentuk kongkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut.
Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya communication,
berasal dari bahasa latin comunnicatio dan bersumber dari kata
comunnis yang berarti: sama; sama di sini maksudnya adalaha: sama
makna.1 Artinya ide atau lambang yang di sampaikan sama dengan

1

Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Karya, Bandung, 1985, hal. 11

28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

pikiran. Atau memindahkan gagasan melalui lambang-lambang yang
di mengerti orang lain, dengan tujuan agar orang lain memahami
ayang yang dimaksudkan.
Komunikasi sering di namakan juga sebagai sistem informasi,
yaitu segenap unsur yang saling berhubungan dan tidak dapat di
pisahkan dalam upaya membuat, menerima dan memberikan sesuatu
pada orang lain dengan maksud tertentu. Kaitannya dengan ini, dalam
ilmu komunikasi di kenal juga istilah publistik. Banyak yang berbeda
pendapat mnegenai kedua istilah tersebut, tetatpi banyak ahli
komunikais yang menyamakannya. Perbedaan itu hanya pada aspek
historis dan leksikon saja. Mereka sepakat pada arti terminologinya.2
Menurut Onong Uchjana Efendi dalam bukunya Yoyon
Mudjiono, Komunikasi adalah :
“Proses penyampain suatu pernyataan yang di lakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial”.
Komunikasi berarti proses penyampain sesuatu mengandung
arti, lewat media mauput tidak yang berupa gagasan, ide, perasaan,

2

Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, Jaudar Press, Surabaya 2012, hal 3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

pernyataan dan seabagainya dalam upaya menpengaruhi orang lain
agar bertindak sesuai dengan aapa yang di kehendaki.3
b. Tujuan dan Fungsi komunikasi
1) Tujuan Komunikasi

Pada intinya tujuan komunikasi yaitu untuk integrasi sosial.
Dengan kata lain, di mana ada komunikasi maka dapat di katakan
ada satuan sosial, atau sebaliknya.
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan komunikasi adalah
yang di kemukakan oleh Colin Cherry (1964), mengatakan
“Komunikasi tujuannya pada pembentukan satuan sosial yang
terdiri dari individu-individu melalui pengunaan bahasa dan tanda.
Memliki kebersamaan dalam peraturan-peraturan, untuk mencapai
aktifitas pencapaina tujuan.” Harnack dan Fest (1964) yang
menuliskan tentangpengambilan keputusan dalam kelompok,
memakai istilah “proses interaksi untuk mencapai tujuan
pengintegrasian baik antar individu dalam kelompok tadi maupun
di luar kelompok tersebut.” Di samping itu, Edwin Newman (1948)
telah memberikan alternatif, “Komunikasi di upayakan sebagai

3

Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, Jaudar Press, Surabaya 2012, hal 7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

suatu proses ketika sejumlah orang di ubah menjadi kelompok
yang berfungsi.”4
2) Fungsi Komunikasi

Secara luas fungsi komunikasi tidak hanya di artikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, namun sebagai kegiatan
individu dan kelompok mengenai tukar menukar fakta, data dan
ide, dalam sistem sosial, fungsi komunikasi terbagi menjadi
beberapa bagian, sebagai berikut :
a) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini
dan komentar yang dibutuhkan agar dapat di mengerti
dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan,
masyarakat, nasional, internasional dan sebagainya serta
orang lain dan agar dapat dimanfaatkan sebagai
pengambilan keputusan yang tepat (decision making).
b) Sosialisasi : Penyedian sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai
anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan

4

B. Aubrey Fisher, op. cit, hal 11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

fungsi sosialnya dan akhirnya dapat aktif di dalam
masyarakat.
c) Motivasi : Menyediakan tujuan setiap masyarakat
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan
dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan di
kejar.
d) Perdebatan dan Diskusi : Menyediakan dan saling
bertukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan
persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik; menyediakan bukti-bukti
yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum
dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam
masalah yang menyangkut kepentingan bersama di
tingkat internasional mondial, nasional dan lokal.
e) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga
mendorong perkembangan intelektual, pembentukan
watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang
diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f) Memajukan

Kebudayaan

:

Penyebarluasan

hasil

kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
wawasan masa lalu; perkembangan kebudaya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Pada Keluarga Pemulung Di Desa Tapian Nauli Lingkungan Ix Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

3 87 113

Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert

0 3 28

PERBEDAAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT TERHADAP KETRAMPILAN BERBICARA PADA ANAK Perbedaan Antara Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Terhadap Ketrampilan Berbicara Pada Anak TK Idola Shiraathal Mustaqiim Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 14

PEMEROLEHAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI UNTUK ANAK EKSTROVERT DAN INTROVERT: Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Anak Ekstrovert dan Introvert di RA Al-Khairiyah Pontang Kecamatan Pontang Kabupaten Serang-Ban

2 5 44

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 12

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS BALAPAN LIAR (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Yang Bekerja Dengan Anak Pada Kasus Balapan Liar di Surabaya).

3 7 106

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 100

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS BALAPAN LIAR (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Yang Bekerja Dengan Anak Pada Kasus Balapan Liar di Surabaya)

0 0 18

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya)

0 0 18