PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS 1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS 1
(Penelitian Tindakan Kelas di MAN Karanganyar)
Shinta Fadlilah Umury, Harini, dan Bambang Wasito Adi *
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi
peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar 2014/2015 melalui penerapan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 MAN
Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 36 peserta didik. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data
menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis teknik
deskriptif komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan hipotesis
telah diterima. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran tipe
Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi peserta didik Kelas XI IPS di
MAN Karangayar Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan pada siklus I dan siklus II bahwa
keaktifan peserta didik yang ditinjau dari indikator keaktifan meningkat (presentase pra siklus
30,02%, siklus I 75,23% dan siklus II 84,37%). Selain itu, hasil belajar peserta didik juga
meningat (presentase pra siklus 33% , siklus I 75% dan siklus II 81%)
Kata kunci: Think Talk Write (TTW), keaktifan, hasil belajar
ABSTRACT
The objevtive of this research is to improve activities and learning outcomes economic of
the students in grade XI IPS 1 of MAN In Academic Year Karanganyar 2014/2015 with
implementation of Think Talk Write (TTW) learning model. This research used the Classroom
Action Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of
planning, action, observation and reflection. The subjects were students of class XI IPS 1 of
MAN Karanganyar totaling 36 students. Data collection techniques are observation, testing,
documentation and interviews. Techniques for the validity of the data used triangulation of data
sources and triangulation technique. The data analysis technique used is descriptive comparative
analysis and critical analysis is used for analyzing the data. The results of research shows that the
hypothesis are accepted. The results of research shows that through the application of learning
model with type Think Talk Write (TTW) can improve activities and learning outcomes
economic at Grade XI IPS 1 of MAN Karanganyar In Academic Year 2014/2015. It proved in
the first cycle and the second cycle that the students activities that is viewed from the activities
indicator is increasing (percentage of pre cycle 30,02%, cycle I 75,23% and cycle II 84,37%).
Beside that, the students learning outcomes also increasing (percentage of pre cycle 33%, cycle I
75% and cycle II 81%).
Keywords: Think Talk Write (TTW), students’activities, learning outcomes
Undang-undang No.14 pasal 6
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pilar utama
terhadap pengembangan kualitas sumber
daya manusia dan masyarakat suatu bangsa.
Dalam dunia pendidikan perubahan demi
perubahan telah dilakukan dengan tujuan
menghasilkan
lulusan
pendidikan
yang
berkualitas. Fungsi Pendidikan Nasional
dalam pasal 3 UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003 adalah mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara.
Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
tersebut tentu saja tidak lepas dari peran
guru.
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk
melaksanakan
sistem
pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,
yaitu
berkembangnya
potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Peran
guru
dapat
dikatakan
berhasil apabila peserta didik telah dapat
mengembangkan diri dengan baik sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional melalui
jalur
sekolah.
Berdasarkan
penjelasan
mengenai undang-undang tersebut, dapat
dirumuskan bahwa guru bertanggung jawab
dalam
mengarahkan
dan
menciptakan
suasana yang kondusif sehingga proses
pembelajaran
dapat
berlangsung
secara
saat
proses
pembelajaran
berlangsung.
optimal dan pada akhirnya berdampak pada
Keaktifan peserta didik dikatakan rendah
tercapainya hasil belajar. Dengan adanya
dikarenakan berbagai macam faktor yang
peningkatan hasil belajar peserta didik dapat
menyebabkan hal tersebut, salah satunya
dikatakan bahwa tujuan pendidikan telah
model pembelajaran yang dilakukan oleh
tercapai.
guru kurang variatif. Dalam proses belajar
Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
mengajar, guru masih menerapkan model
Karanganyar adalah salah satu lembaga
konvensional.
Guru
pendidikan yang berbasis pendidikan Agama
menerangkan
pelajaran
Islam
kabupaten
didik. Peserta didik hanya mendengarkan
Karanganyar. Berikut ini merupankan tabel
penjelasan dari guru dan bertanya apabila
tentang hasil belajar pra penlitian:
ada pelajaran yang tidak dipahami. Di akhir
yang
berada
di
Tabel1.1.Daftar
Nilai
Rata-rata
dan
Presentase Ketuntasan Belajar Hasil Belajar
Pra Siklus Mata Pelajaran Ekonomi pada
Kelas XI IPS1 MAN Karangayar Tahun
Ajaran 2014/2015
Kelas
XI IPS1
Mata Pelajaran
Ekonomi
Batas KKM
78
Rata-Rata
Nilai
Ulangan 74.88
Harian
Presentase Ketuntasan Nilai 33%
Ulangan Harian
Presentase Tidak Lulus Nilai 67%
Ulangan Harian
(Sumber: Data Kuantitatif)
Keaktifan peserta didik berdasarkan
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
Ekonomi yang bersangkutan dan hasil
pengamatan di kelas XI IPS1 menujukkan
bahwa masih banyak peserta didik yang
pembelajaran,
30,02% tingkat keaktifan peserta didik pada
banyak
kepada
peserta
akan
memberikan
pekerjaan rumah sebagai tugas.
Penerapan
konvensional
model
menjadikan
pembelajaran
peserta
didik
kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga pembelajaran yang
diterapkan oleh guru belum menyentuh
secara
signifikan
pengembangan
dalam
ketrampilan
upaya
keaktifan
peserta didik. Jika proses pembelajaran
konvensional
menerus
berlangsung secara terus-
maka
kejenuhan
pada
akan
menimbulkan
peserta
didik
dan
berdampak pada hasil belajar yang rendah
karena daya serap peserta didik terhadap
pembelajaran kurang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, salah
belum aktif dan cenderung pasif dalam
proses pembelajaran di kelas. Sebesar
guru
lebih
satu
alternatif
permasalahan
untuk
tersebut
memecahkan
adalah
dengan
menerapkan model pembelajaran yang aktif,
meningkat karena peserta didik dituntut
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
untuk menuangkan ide maupun jawaban
sehingga pembelajaran dapat berlangsung
yang telah didapat secara individu ke dalam
dengan optimal. Pada penelitian ini, peneliti
kelompok dan didiskusikan bersama-sama.
memilih menggunakan model pembelajaran
Kemampuan menulis peserta didik pun juga
kooperatif untuk mengatasi permasalahan
meningkat karena peserta didik diajarkan
tersebut. Adapun salah satunya adalah
untuk dapat menuangkan hasil diskusi
model pembelajaran kooperatif tipe Think
kedalam lembar kegiatan peserta didik
Talk Write.
dengan
penelitian
yang
sistematis
Model pembelajaran tipe Think
meningkat, maka besar kemungkinan hasil
Talk Write adalah suatu model pembelajaran
belajar peserta didik akan meningkat karena
yang mengajak peserta didik untuk berpikir
peserta didik paham terhadap materi yang
terlebih dahulu secara individu kemudian
diberikan oleh guru. Keaktifan peserta didik
membahas dan mendiskusikan ke dalam
juga diharapkan meningkat karena ketika
suatu kelompok kecil (3-5 orang) mengenai
ada salah satu kelompok yang melakukan
suatu permasalahan maupun soal yang
presentasi hasil diskusi, kelompok lain
diberikan oleh guru. Setelah itu hasil diskusi
diharuskan menyampaikan pendapat baik
dituangkan
dalam hal bertanya maupun menyanggah.
ke
dalam
tulisan
dan
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan
Berdasarkan
latar
belakang
kelompok dan ditanggapi oleh kelompok
tersebut, maka dirumuskan permasalahan
yang lainnya.
sebagai
berikut
“(1)
Apakah
dengan
pembelajaran
penerapan model pembelajaran Think Talk
kooperatif tipe Think Talk Write pada mata
Write dapat meningkatkan keaktifan peserta
pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 1
didik pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
IPS1 di MAN Karanganyar? (2) Apakah
berpikir peserta didik secara individu. Hal
dengan
tersebut dapat terjadi karena peserta didik
Think Talk Write dapat meningkatkan hasil
secara individu diharuskan untuk berpikir
belajar peserta didik pada mata pelajaran
terlebih
Ekonomi
Penerapan
dahulu
model
mengenai
soal
yang
diberikan. Begitu juga dengan kemampuan
komunikasi peserta didik yang diharapkan
penerapan
kelas
Karanganyar?”
model
XI
IPS1
pembelajaran
di
MAN
Tujuan
yang
pembelajaran biasanya tertuang dalam suatu
untuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mengetahui adanya peningkatan keaktifan
di mana RPP tersebut digunakan oleh guru
peserta didik mata pelajaran Ekonomi kelas
sebagai pedoman dalam melakukan proses
XI IPS1 dengan menggunakan model
belajar mengajar.
dilakukan
dari
peneliti
penelitian
adalah
(1)
pembelajaran Think Talk Write, (2) Untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar
Model Pembelajaran Think Talk Write
Model pembelajaran Think Talk
peserta didik mata pelajaran Ekonomi kelas
XI IPS1 dengan
menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write.
Write
merupakan
pembelajanran
salah
satu
kooperatif.
model
Menurut
Kusumaningtyas (2014: 20) menyatakan
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa “Model Pembelajaran Think Talk
Pembelajaran
Write merupakan salah satu dari model
Proses
pembelajaran
dialami
pembelajaran kooperatif yang membangun
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
secara tepat untuk berpikir dan refleksikan
berlaku di manapun dan kapan pun. Pribadi
serta untuk mengkordinasikan ide-ide serta
(2011:
mengetes ide tersebut sebelum peserta didik
10)
mengatakan
bahwa
“Pembelajaran adalah proses yang sengaja
diminta untuk menulis”.
dirancang untuk menciptakan terjadinya
Menurut Suprihatiningrum (2013)
aktivitas belajar dalam diri inidividu”.
menyatakan bahwa Think Talk Write adalah
sedangkan Isjoni (2012: 14) berpendapat
pembelajaran yang dimulai dengan berpikir
bahwa “Pembelajaran adalah sesuatu yang
melalui
dilakukan oleh peserta didik bukan dibuat
mengkritisi dan alternatif solusi) di mana
untuk peserta didik”
hasil belajarnya dikomunikasikan melalui
bahan
bacaan
(menyimak,
Aqib (2013: 81) berpendapat bahwa
presentasi, diskusi kemudian dibuat laporan
“Proses belajar mengajar (pembelajaran)
hasil presentasi. Zulkarnaini (2011: 6)
adalah
yang
menjelaskan bahwa “Pembelajaran Think
dilakukan guru untuk mewujudkan proses
Talk Write adalah suatu tipe pembelajaran
pembelajaran berjalan secara efektif dan
kooperatif
efisien yang dimulai dari perencanaan,
anggota
pelaksanan, dan evaluasi”. Perancangan
bertanggung jawab atas penguasaan bagian
upaya
secara
sistematis
yang
dalam
terdiri
satu
dari
beberapa
kelompok
yang
materi belajar dan mampu mengajarkan
menyusun serta menguji ide-ide dalam
materi tersebut kepada anggota dalam
kegiatan
kelompoknya”.
komunikasi peserta didik akan terlihat pada
Berdasarkan
kelompok.
Kemajuan
model
dialognya dalam berdiskusi, baik dalam
pembelajaran Think Talk Write menurut
bertukar ide dengan orang lain ataupun
beberapa
refleksi mereka sendiri yang diungkapkan
ahli
di
pengertian
diskusi
atas
dapat
peneliti
simpulkan bahwa model pebelajaran Think
kepada orang lain dan terakhir
Talk Write adalah model pembelajaran yang
Tahap 3: Write yaitu pada tahap
mengajak peserta didik untuk berpikir
ini, peserta didik menuliskan ide-ide yang
terlebih dahulu secara individu kemudian
diperolehnya dalam kegiatan tahap pertama
membahas dan mendiskusikan ke dalam
dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan
suatu kelompok kecil (3-5) peserta didik
konsep yang digunakan, keterkaitan dengan
mengenai suatu permasalahan maupun soal
materi sebelumnya, strategi penyelesaian
yang diberikan oleh guru. Setelah itu hasil
dan solusi yang diperoleh.
diskusi dituangkan ke dalam tulisan dan
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan
Keaktifan Peserta Didik
kelompok dan ditanggapi oleh kelompok
Aktivitas
yang lainnya.
peserta
didik
merupakan kegiatan atau perilaku peserta
Sintak yang sesuai dengan urutan di
dalamnya
belajar
yaitu,
think
(berpikir),
talk
didik yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas peserta
(berbicara/ berdiskusi) dan write (menulis)
didik
Huda (2013) yaitu Tahap 1: Think dimana
pencapaian proses maupun hasil belajar
peserta didik membaca teks berupa soal.
peserta didik. Dalam aktivitas belajar,
Pada tahap ini peserta didik secara individu
dibutuhkan keaktifan peserta didik dalam
memikirkan
belajar.
kemungkinan
jawaban,
sangat
berpengaruh
terhadap
membuat catatan kecil tentang ide-ide yang
Secara harfiah keaktifan berasal
terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
dari kata aktif yang berarti sibuk, giat
dipahami. Tahap 2: Talk yaitu Peserta didik
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata
diberi kesempatan untuk membicarakan
“aktif”
hasil penyelidikannya pada tahap pertama.
sehingga
Pada tahap ini, peserta didik merefleksikan,
mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.
mendapat
menjadi
awalan ke- dan –an,
keaktifan
yang
Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau
diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktvitas
kesibukan peserta didik dalam kegiatan
proses
belajar mengajar di sekolah maupun di luar
berlangsung
sekolah
keberhasilan
Diederich dalam Sardiman (2014: 101)
belajar peserta didik. Dimyati & Mudjino
aktivitas peserta didik dapat dikelompokkan
(2010) berpedapat bahwa “Keaktifan adalah
sebagai berikut:
suatu dorongan untuk berbuat sesuatu,
1) Visual Activities
yang
menunjang
belajar
mengajar
dengan
tidak
baik.
akan
Menurut
mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri
Antara lain: membaca, memperhatikan
dalam
gambar
proses
pembelajaran”.
Sardiman
(2009: 97) mengemukakan kegiatan belajar,
subjek/peserta didik harus aktif berbuat.
Hamdani
(2011)
mengatakakn
demonstrasi,
percobaan,
pekerjaan orang lain.
2) Oral Activities
Seperti:
menyatakan,
merumuskan,
bahwa keaktifan adalah suatu upaya yang
bertanya, memberi saran, mengeluarkan
muncul dalam berbagai bentuk di mana
pendapat,
keaktifan dapat terwujud dengan adanya
diskusi, dan interupsi.
keterlibatan intelektual, emosional dalam
kegiatan
belajar
akomodasi
mengajar,
kognitif
dalam
asimilasi
pencapaian
pengetahuan, perbuatan serta pengalaman
mengadakan
wawancara,
3) Listening Activities
Sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4) Writing Activities
langsung terhadap umpan balik dalam
Misalnya: menulis cerita, karangan,
pembentukan keterampilan dan penghayatan
laporan, angket, menyalin
serta
internalisasi
nilai-nilai
dalam
5) Drawing Activities
pembentukan sikap dengan kata lain, dalam
Misalnya:
proses belajar mengajar sangat diperlukan
grafik, peta, diagram.
adanya aktivitas, tanpa aktvitas proses
menggambar,
membuat
6) Motor Activities
belajar mengajar tidak akan berlangsung
Antara lain: melakukan percobaan,
dengan baik.
membuat konstruksi model, mereparasi,
Sardiman (2009: 97) berpendapat
bahwa “kegiatan belajar, subjek/peserta
didik harus aktif berbuat”. Dengan kata lain,
dalam proses belajar
mengajar sangat
bermain, berkebun, berternak.
7) Mental Activities
belajar mengajar masih berlangsung,
Contohnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan.
b) Penilaian kinerja
Penilaian dengan mengamati kegiatan
8) Emotional Activities
Misalnya:
pada setiap akhir suatu satuan bahasa.
peserta didik dalam melakukan sesuatu.
menaruh
minat,
merasa
Penilaian ini cocok digunakan untuk
bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
menilai
berani, tenang dan gugup.
peserta didik dalam melakukan tugas
ketercapaian
kompetensi
tertentu.
c) Penilaian sikap
Hasil Belajar
Rusmono (2012:10) menyatakan
Penilaian sikap sangat menentukkan
bahwa “hasil belajar adalah perubahan
keberhasilan
peserta
perilaku individual yang meliputi ranah
mencapai
ketuntasan
kognitif,
pembelajaran. Secara umum Penilaian
afektif
dan
psikomotorik”.
didik
untuk
dalam
Suprijono (2011: 5) berpendapat bahwa
sikap
“hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
pembelajaran adalah sebagai berikut:
nilai-nilai,
penilaian
sikap,
pengertian-pengertian,
apresiasi
Pengertian
dan
penilaian
sikap-
keterampilan”.
autentik
menurut
yang
dinilai
sikap
dalam
terhadap
proses
materi
pelajaran, penilaian sikak terhadap guru,
penilaian
sikap
terhadap
proses
(Wiyono dan Sunarni (2009: 41) adalah
pembelajaran, penilaian sikap yang
“menunjukkan siswa dengan tugas-tugas
berkaitan dengan nilai dan norma.
yang bermakna bagi kehidupan”.
Menurut Suwandi (2009), jenis-
d) Penilaian portofolio
Pengertian penilaian portofolio menurut
jenis penilaian auntentik terdiri dari :
Suwandi (2009:33) adalah “kumpulan
a) Penilaian dengan tes
tugas atau pekerjaan seseorang”.
Tes adalah suatu bentuk pemberian
tugas atau pertanyaan
yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang di
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian
tes. Penilaian tes dilakukan dengan
ini dirumuskan sebagai berikut:
penilaian tes formatif. Penilaian tes
1. Melalui penerapan model pembelajaran
formatif dilakukan selama kegiatan
Think Talk Write dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik pada mata
Karanganyar. (b) Tempat dan Peristiwa
pelajaran Ekonomi kelas XI IPS1 di
Berlangsungnya
MAN Karanganyar
yaitu bertempat di Madrasah Aliyah Negeri
Aktivitas
Pembelajaran
2. Melalui penerapan model pembelajaran
Karanganyar. Pengamatan terhadap aktivitas
Think Talk Write dapat meningkatkan
yang dilakukan oleh guru dan peserta didik
hasil belajar peserta didik pada mata
dalam proses pembelajaran di kelas sangat
pelajaran Ekonomi kelas XI IPS1 di
penting. (c) Dokumen atau Arsip yang
MAN Karanganyar.
berupa silabus, daftar nilai hasil belajar
tahun ajaran 2014/2015, buku referensi
mengajar
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
di
Jalan
Ngaliyan
No.
silabus
pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar yang
beralamat
dan
Teknik pengumpulan data pada
4
penelitian ini melalui metode observasi,
Karanganyar. Penelitian ini termasuk dalam
metode tes, metode dokumentasi dan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
wawancara. Teknik yang digunakan untuk
penelitian tindakan adalah peserta didik XI
memeriksa validitas dalam penelitian ini
IPS1 dengan mata pelajaran di MAN
adalah
Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015
triangulasi teknik. Sumber data dalam
dengan jumlah peserta didik 36 terdiri dari
penelitian didapat dengan menggunakan
laki-laki 7 dan 29 perempuan.
teknik pengumpulan data yang dilakukan
Objek penelitian tindakan kelas ini
triangulasi
peneliti
yaitu
sumber
data
menggunakan
dan
teknik
adalah keaktifan dan hasil belajar peserta
observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
didik yang didapat dari proses pelaksanaan
Data yang diperoleh dari dokumentasi
pembelajaran
wawancara dan observasi mengenai hasil
menggunakan
ekonomi
model
dengan
pembelajaran
belajar
dan
keaktifan
peserta
didik
kooperatif tipe Think Talk Write. Sumber
dibuktikan
data primer dan sekunder dalam penelitian
peserta didik dan guru pada saat proses
ini diperoleh dari berbagai sumber antara
pembelajaran berlangsung serta tes untuk
lain: (a) Informan atau Narasumber yang
melihat hasil belajar peserta didik dan
diperoleh dari guru ekonomi dan peserta
wawancara pada setiap akhir siklus.
didik XI IPS1 di Madrasah Aliyah Negeri
dengan
observasi
terhadap
Teknik
analisis
data
yang
Hasil observasi tersebut adalah (a)
digunakan dalam penelitian tindakan kelas
Peserta
ini adalah Analisis data yang digunakan
memperhatikan penjelasan dari guru. Dalam
dalam
proses pembelajaran di kelas, sebagian besar
penelitian
tindakan
kelas
ini
didik
kurang
antusias
dan
menggunakan teknik deskriptif komparatif.
peserta
Teknik deskriptif komparatif digunakan
penjelasan dari guru. (b) Respon peserta
untuk
dengan
didik dalam menanggapi intrusksi dari guru
membandingkan hasil antar siklus (Suwandi,
masih rendah. Salah satunya terlihat pada
2009). Sedangakan data kualitatif dianalisis
saat guru masuk kelas dan menginstuksikan
menggunakan teknik analisis kritis. Teknik
peserta didik untuk segera siap dalam
analisis kritis adalah mencangkup kegiatan
menerima pelajaran, banyak peserta didik
untuk
dan
yang tidak segera menyiapkan diri. (c) Hasil
kelebihan kinerja peserta didik dan guru
belajar peserta didik belum menunjukan
dalam proses belajar mengajar (Suwandi,
hasil
2012).
dibuktikan dari data dokumentasi hasil
data
kuantitatif,
mengungkap
yaitu
kelemahan
didik
kurang
maksimal.
Hal
memperhatikan
tersebut
dapat
belajar peserta didik yang menunjukan
masih banyaknya peserta didik yang hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
belajarnya tidak tuntas. Hasil belajar peserta
dilakukan di MAN Karanganyar di kelas XI
didik didalam mengikuti pelajaran Ekonomi
IPS 1. Penelitian dilakukan secara sistematis
dirasa sangat kurang karena dari 36 peserta
dimulai dari tahap pra tindakan. Pada tahap
didik kelas XI IPS 1 hanya terdapat 12
pra
peserta
tidakan,
tindakan
peneliti
kelas
terlebih
dahulu
didik
dengan
persentase
33%
melakukan observasi dan wawancara baik
mencapai KKM, sedangkan 24 peserta didik
dari peserta didik maupun guru Ekonomi
dengan persentase 67% dikatakan tidak
yang bersangkutan dengan tujuan untuk
tuntas karena memperoleh nilai ≤ 78. Hasil
mengetahui keadaan nyata yang ada di
tes pratindakan menunjukkan hasil belajar
lapangan. Selain melakukan wawancara dan
peserta didik kelas XI IPS 1 MAN
obseravasi, peneliti juga mengumpulkan
Karanganyar pada mata pelajaran Ekonomi
data dokumentasi hasil belajar peserta didik
masih tergolong rendah, karena Ketuntasan
kelas XI IPS 1 khususnya pada mata
Kriteria Minimal (KKM) dari keseluruhan
pelajaran Ekonomi.
peserta didik belum mencapai indikator
ketercapaian hasil belajar sebesar 75%,
Berdasarkan data hasil observasi
maka dari itu perlu dilaksanakan suatu
pada siklus II, peningkatan keaktifan peserta
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
didik
peserta didik. (d) Peserta didik cenderung
75,35% menjadi 84,49%. Hasil belajar
pasif sebagai pendengar dalam proses
peserta didik juga mengalami peningkatan
pembelajaran. Kecenderungan peserta didik
dimana rata-rata hasil belajar peserta didik
pasif dikelas mengakibatkan rendahnya
pada siklus I 78,82 dengan persentase
keatifan
tersebut
tingkat keberhasilan peserta didik 75%
ditunjukan dari hasil pra observasi keaktifan
meningkat kembali menjadi 81.50, peserta
peserta didik yang rendah dengan presentasi
didik yang tuntas sebanyak 29 peserta didik
sebesar 30,02%.
dan peserta didik yang belum tuntas
peserta
didik.
Hal
terus
meningkat
dari
presentase
Berdasarkan data hasil observasi
sebanyak 7 peserta didik, dengan persentase
pada siklus I, dapat diketahui bahwa
tingkat keberhasilan peserta didik sebesar
penerapan model Think Talk Write dapat
81%.
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
Berdasarkan
data
pratindakan,
peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi
siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa
di kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar.
penerapan model pembelajaran Think Talk
Keaktifan peserta didik meningkat terbukti
Write yang dilakukan pada mata pelajaran
dari meningkatnya presentase keaktifan dari
Ekonomi kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar
30,02% menjadi 75,35%. Hasil belajar
berdampak positif. Dampak positif ini
peserta didik juga mengalami peningkatan
ditunjukan dari meningkatnya keaktifan dan
dimana rata-rata hasil belajar peserta didik
hasil belajar peserta didik pada setiap siklus.
pada pra siklus
Meningkatnya hasil belajar peserta didik
74,88 dengan persentase
tingkat keberhasilan peserta didik
33%
dipengaruhi
meningkatkan
kemampuan
kemudian pada siklus I meningkat menjadi
berfikir peserta didik secara individu. Hal
78.82, peserta didik yang tuntas sebanyak 27
tersebut dapat terjadi karena peserta didik
peserta didik dan peserta didik yang belum
secara individu diharuskan untuk berpikir
tuntas sebanyak 9 peserta didik, dengan
terlebih
persentase tingkat keberhasilan peserta didik
diberikan
sebesar 75%.
kelompok. Begitu juga dengan kemampuan
dahulu
mengenai
kemudian
soal
dianalisi
yang
bersama
komunikasi peserta didik yang meningkat
karena
peserta
didik
untuk
Proses pembelajaran yang berlangsung
menuangkan ide maupun jawaban yang
menjadi berpusat kepada peserta didik.
telah didapat secara individu ke dalam
Guru lebih berperan sebagai fasilitator
kelompok dan didiskusikan bersama-sama
yang
yang
peserta
diwujudkan
dituntut
dalam
kemampuan
bertanya maupun mengeluarkan pendapat.
Kemampuan menulis peserta didik
pun juga meningkat karena peserta didik
membantu
dan
didik
mengarahkan
dalam
proses
pembelajaran baik ketika proses diskusi
maupun presentasi.
2) Keaktifan peserta didik meningkat
diajarkan untuk dapat menuangkan hasil
Peserta
diskusi kedalam lembar kegiatan peserta
mengikuti proses pembelajaran baik
didik dengan penelitian yang sistematis.
dalam
Apabila kemampuan berfikir, berbicara dan
bertanya, mengeluarkan pendapat dan
menulis meningkat, maka hasil belajar siswa
memperhatikan
akan
mendengarkan penjelesan guru, menulis
meningkat
karena
siswa
paham
didik
diskusi
lebih
maupun
laporan,
Keaktifan peserta didik juga meningkat
permasalahan
karena ketika ada salah satu kelompok yang
mengikuti pembelajaran.
diskusi,
kelompok
lain
diharuskan
3) Kegiatan
variatif
guru,
menyelesaikan
dan
dari
suatu
antusias
pembelajaran
dalam
presentasi,
penjelsan
terhadap materi yang diberikan oleh guru.
melakukan diskusi dan presentasi hasil
aktif
yang
sebelumnya
dalam
lebih
membuat
menyampaikan pendapat baik dalam hal
suasana belajar lebih menyenangkan,
bertanya maupun menyanggah. Sehingga
tidak monoton dan santai. Hal tersebut
berdampak positif dalam proses belajar
terlihat dari antusias peserta didik dalam
Ekonomi. Hal ini terbukti pada peningkatan
mengikuti proses pembelajaran terlebih
keaktifan dan hasil belajar peserta didik
ketika proses diskusi berlangsung yang
yang ditemui dalam proses pembelajaran
semakin meningkat.
dengan
penerapan
model
pembelajaran
Think Talk Write.
Temuan
yang
4) Penerapan model pembelajaran Think
Talk
muncul
selama
proses
Write
dapat
meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar. Hasil belajar
pembelajaran:
dan keaktifan peserta didik mengalami
1) Pembelajaran tidak lagi berpusat pada
peningkatan dalam setiap siklus dan
guru (teacher center learning)
telah mencapai batas keberhasilan yang
telah mencapai batas ketuntasan 75%
memperhatikan
dan nilai rata-rata peserta didik juga
mendengarkan penjelasan guru, menulis
telah mencapai nilai di atas KKM yang
laporan,
telah ditetapkan sebesar 78. Oleh karena
permasalahan
itu,
mengikuti pembelajaran.
proses
pembelajaran
dengan
penerapan model pembelajaran Think
penjelasan
menyelesaikan
2. Penerapan
dan
antusias
guru,
suatu
dalam
model
pembelajaran
Write
(TTW) untuk
Talk Write dapat membuat peserta didik
Think Talk
memahami materi pelajaran dengan
meningkatkan hasil belajar peserta
baik sehingga hasil belajar peserta didik
didik
kelas XI IPS 1 telah tuntas dan berhasil.
Hal ini dibuktikan dari hasil rata-rata
hasil
belajar
peserta
didik
yang
KESIMPULAN
meningkat tiap siklusnya, yaitu pada pra
Kesimpulan
siklus sebesar 74.88 dengan persentase
Penelitian tindakan kelas
yang
tingkat
keberhasilan
peserta
didik
dilaksanakan di kelas XI IPS 1 ini dilakukan
sebesar 33% kemudian pada siklus I
dalam dua siklus. Simpulan hasil penelitian
meningkat
ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
dengan persentase tingkat keberhasilan
1. Penerapan
menjadi
sebesar
78.82
model
pembelajaran
peserta didik sebesar 75% dan pada
Write
(TTW) untuk
siklus II meningkat kembali menjadi
Think Talk
meningkatkan
keaktifan
peserta
didik
sebesar 81.50 dengan persentase tingkat
keberhasilan peserta didik sebesar 81%.
Hal tersebut terbukti dari hasil observasi
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang
Saran
menunjukan bahwa rata-rata keaktifan
1. Bagi Perserta Didik
peserta didik mengalami peningkatan
a) Peserta
didik
diharapkan
dapat
tiap siklusnya dari kategori kurang ke
memahami pentingnya bekerja sama
kategori baik yaitu, 30,02%, 75,35%,
dengan teman lain dalam kegiatan
dan 84,49%. Peserta didik lebih aktif
diskusi dan presentasi dikelas dalam
dalam mengikuti proses pembelajaran
memecahkah
baik dalam diskusi maupun presentasi,
dan saling membantu satu dengan
bertanya, mengeluarkan pendapat dan
yang lainya.
suatu
permasalahan
b) Peserta didik diharapkan aktif dan
memahami
pentingnya
Guru diharapkan dapat memberikan
interaksi
motivasi bagi peserta didik agar
dalam belajar kelompok sehingga
peserta didik termotivasi untuk aktif
akan memunculkan sikap percaya
di kelas. Hal ini dapat dilakukan
diri dalam menyampaikan pendapat,
dengan memutar suatu video atau
jawaban
menunjukan
maupun
selama
proses
pembelajaran berlangsung,
c) Peserta
didik
gambar.
Dengan
demikian maka peserta didik merasa
diharapkan
tidak
tertarik dan fokus mengikuti proses
mejadikan guru sebagai satu-satunya
pembelajaran serta terdorong untuk
sumber
aktif bertanya maupun mengeluarkan
informasi.
Peserta
didik
dapat mencari informasi melalui
referensi lain seperti buku, surat
kabar,
internet
maupun
sharing
dengan teman.
pendapat dengan percaya diri.
3. Bagi Sekolah
a) Sekolah diharapkan dapat berperan
serta untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi model
2. Bagi Guru
a) Guru
diharapkan
lebih
pembelajaran
dengan
melakukan
memperhatikan model pembelajaran
sosisalisasi dan pelatihan mengenai
yang mampu melibatkan peserta
variasi model pembelajaran yang
didik secara aktif dalam proses
berkaitan dengan strategi belajar
pembelajaran sehingga peserta didik
mengajar yang tepat serta menambah
tidak merasa jenuh dan dapat dengan
fasilitas buku di perpustakaan yang
mudah menerima dan memahami
mendukung
materi
mengajar, khususnya buku mengenai
sehingga
hasil
belajar
meningkat.
b) Apabila
kegiatan
model-model
guru
menerapkan
inovatif.
pembelajaran dengan menggunakan
b) Sekolah
model
pembelajaran
Write.
pada
Think
Talk
belajar
pembelajaran
diharapkan
yang
dapt
meningkatkan kualitas free hotspot
pembelajaran
dengan
selanjutnya maka diharapkan guru
internet
melakukan perencanaan yang baik
mempermudah peserta didik untuk
dan pengolahan waktu yang tepat.
memperoleh informasi pendukung
memperbaiki
yang
lambat
koneksi
sehingga
dalam
memperoleh
materi
serta
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama
Widya.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani,
(2011).
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasaan
Komunikasi Antar Peserta Didik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kusumanigtyas,
Yekti.Putri.
(2014).
Ekspermentasi Model Pembelajaraan
Think Talk Write (TTW) dan
Numbered Head Together (NHT)
Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VII di SMP Negeri SeKabupaten Blora. Skripsi Hasil
Penelitian Universitas Sebelas Maret
Tahun 2014. Progam Pasca Sarjana
UNS.
Pribadi, Benny A. (2011). Model Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT
Dian Rakyat.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran
dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi
Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. (2011). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwandi, Sawiji. (2009). Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Suwandi, Sawiji. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tim.2003.
Undang-undang
Replubik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
Wiyono, B & Sunarni. (2009). Evaluasi
Program
Pendidikan
dan
Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan.
Zulkarnaini. (2011). Model Kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW) untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi dan Berfikir
Keras. Jurnal Upi - Edisi Khusus:
No.2 ,Agustus ISSN: 1412-5
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS 1
(Penelitian Tindakan Kelas di MAN Karanganyar)
Shinta Fadlilah Umury, Harini, dan Bambang Wasito Adi *
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi
peserta didik kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar 2014/2015 melalui penerapan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 MAN
Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 36 peserta didik. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data
menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis teknik
deskriptif komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan hipotesis
telah diterima. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran tipe
Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi peserta didik Kelas XI IPS di
MAN Karangayar Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan pada siklus I dan siklus II bahwa
keaktifan peserta didik yang ditinjau dari indikator keaktifan meningkat (presentase pra siklus
30,02%, siklus I 75,23% dan siklus II 84,37%). Selain itu, hasil belajar peserta didik juga
meningat (presentase pra siklus 33% , siklus I 75% dan siklus II 81%)
Kata kunci: Think Talk Write (TTW), keaktifan, hasil belajar
ABSTRACT
The objevtive of this research is to improve activities and learning outcomes economic of
the students in grade XI IPS 1 of MAN In Academic Year Karanganyar 2014/2015 with
implementation of Think Talk Write (TTW) learning model. This research used the Classroom
Action Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of
planning, action, observation and reflection. The subjects were students of class XI IPS 1 of
MAN Karanganyar totaling 36 students. Data collection techniques are observation, testing,
documentation and interviews. Techniques for the validity of the data used triangulation of data
sources and triangulation technique. The data analysis technique used is descriptive comparative
analysis and critical analysis is used for analyzing the data. The results of research shows that the
hypothesis are accepted. The results of research shows that through the application of learning
model with type Think Talk Write (TTW) can improve activities and learning outcomes
economic at Grade XI IPS 1 of MAN Karanganyar In Academic Year 2014/2015. It proved in
the first cycle and the second cycle that the students activities that is viewed from the activities
indicator is increasing (percentage of pre cycle 30,02%, cycle I 75,23% and cycle II 84,37%).
Beside that, the students learning outcomes also increasing (percentage of pre cycle 33%, cycle I
75% and cycle II 81%).
Keywords: Think Talk Write (TTW), students’activities, learning outcomes
Undang-undang No.14 pasal 6
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pilar utama
terhadap pengembangan kualitas sumber
daya manusia dan masyarakat suatu bangsa.
Dalam dunia pendidikan perubahan demi
perubahan telah dilakukan dengan tujuan
menghasilkan
lulusan
pendidikan
yang
berkualitas. Fungsi Pendidikan Nasional
dalam pasal 3 UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003 adalah mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara.
Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
tersebut tentu saja tidak lepas dari peran
guru.
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk
melaksanakan
sistem
pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,
yaitu
berkembangnya
potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Peran
guru
dapat
dikatakan
berhasil apabila peserta didik telah dapat
mengembangkan diri dengan baik sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional melalui
jalur
sekolah.
Berdasarkan
penjelasan
mengenai undang-undang tersebut, dapat
dirumuskan bahwa guru bertanggung jawab
dalam
mengarahkan
dan
menciptakan
suasana yang kondusif sehingga proses
pembelajaran
dapat
berlangsung
secara
saat
proses
pembelajaran
berlangsung.
optimal dan pada akhirnya berdampak pada
Keaktifan peserta didik dikatakan rendah
tercapainya hasil belajar. Dengan adanya
dikarenakan berbagai macam faktor yang
peningkatan hasil belajar peserta didik dapat
menyebabkan hal tersebut, salah satunya
dikatakan bahwa tujuan pendidikan telah
model pembelajaran yang dilakukan oleh
tercapai.
guru kurang variatif. Dalam proses belajar
Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
mengajar, guru masih menerapkan model
Karanganyar adalah salah satu lembaga
konvensional.
Guru
pendidikan yang berbasis pendidikan Agama
menerangkan
pelajaran
Islam
kabupaten
didik. Peserta didik hanya mendengarkan
Karanganyar. Berikut ini merupankan tabel
penjelasan dari guru dan bertanya apabila
tentang hasil belajar pra penlitian:
ada pelajaran yang tidak dipahami. Di akhir
yang
berada
di
Tabel1.1.Daftar
Nilai
Rata-rata
dan
Presentase Ketuntasan Belajar Hasil Belajar
Pra Siklus Mata Pelajaran Ekonomi pada
Kelas XI IPS1 MAN Karangayar Tahun
Ajaran 2014/2015
Kelas
XI IPS1
Mata Pelajaran
Ekonomi
Batas KKM
78
Rata-Rata
Nilai
Ulangan 74.88
Harian
Presentase Ketuntasan Nilai 33%
Ulangan Harian
Presentase Tidak Lulus Nilai 67%
Ulangan Harian
(Sumber: Data Kuantitatif)
Keaktifan peserta didik berdasarkan
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
Ekonomi yang bersangkutan dan hasil
pengamatan di kelas XI IPS1 menujukkan
bahwa masih banyak peserta didik yang
pembelajaran,
30,02% tingkat keaktifan peserta didik pada
banyak
kepada
peserta
akan
memberikan
pekerjaan rumah sebagai tugas.
Penerapan
konvensional
model
menjadikan
pembelajaran
peserta
didik
kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga pembelajaran yang
diterapkan oleh guru belum menyentuh
secara
signifikan
pengembangan
dalam
ketrampilan
upaya
keaktifan
peserta didik. Jika proses pembelajaran
konvensional
menerus
berlangsung secara terus-
maka
kejenuhan
pada
akan
menimbulkan
peserta
didik
dan
berdampak pada hasil belajar yang rendah
karena daya serap peserta didik terhadap
pembelajaran kurang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, salah
belum aktif dan cenderung pasif dalam
proses pembelajaran di kelas. Sebesar
guru
lebih
satu
alternatif
permasalahan
untuk
tersebut
memecahkan
adalah
dengan
menerapkan model pembelajaran yang aktif,
meningkat karena peserta didik dituntut
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
untuk menuangkan ide maupun jawaban
sehingga pembelajaran dapat berlangsung
yang telah didapat secara individu ke dalam
dengan optimal. Pada penelitian ini, peneliti
kelompok dan didiskusikan bersama-sama.
memilih menggunakan model pembelajaran
Kemampuan menulis peserta didik pun juga
kooperatif untuk mengatasi permasalahan
meningkat karena peserta didik diajarkan
tersebut. Adapun salah satunya adalah
untuk dapat menuangkan hasil diskusi
model pembelajaran kooperatif tipe Think
kedalam lembar kegiatan peserta didik
Talk Write.
dengan
penelitian
yang
sistematis
Model pembelajaran tipe Think
meningkat, maka besar kemungkinan hasil
Talk Write adalah suatu model pembelajaran
belajar peserta didik akan meningkat karena
yang mengajak peserta didik untuk berpikir
peserta didik paham terhadap materi yang
terlebih dahulu secara individu kemudian
diberikan oleh guru. Keaktifan peserta didik
membahas dan mendiskusikan ke dalam
juga diharapkan meningkat karena ketika
suatu kelompok kecil (3-5 orang) mengenai
ada salah satu kelompok yang melakukan
suatu permasalahan maupun soal yang
presentasi hasil diskusi, kelompok lain
diberikan oleh guru. Setelah itu hasil diskusi
diharuskan menyampaikan pendapat baik
dituangkan
dalam hal bertanya maupun menyanggah.
ke
dalam
tulisan
dan
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan
Berdasarkan
latar
belakang
kelompok dan ditanggapi oleh kelompok
tersebut, maka dirumuskan permasalahan
yang lainnya.
sebagai
berikut
“(1)
Apakah
dengan
pembelajaran
penerapan model pembelajaran Think Talk
kooperatif tipe Think Talk Write pada mata
Write dapat meningkatkan keaktifan peserta
pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 1
didik pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
IPS1 di MAN Karanganyar? (2) Apakah
berpikir peserta didik secara individu. Hal
dengan
tersebut dapat terjadi karena peserta didik
Think Talk Write dapat meningkatkan hasil
secara individu diharuskan untuk berpikir
belajar peserta didik pada mata pelajaran
terlebih
Ekonomi
Penerapan
dahulu
model
mengenai
soal
yang
diberikan. Begitu juga dengan kemampuan
komunikasi peserta didik yang diharapkan
penerapan
kelas
Karanganyar?”
model
XI
IPS1
pembelajaran
di
MAN
Tujuan
yang
pembelajaran biasanya tertuang dalam suatu
untuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mengetahui adanya peningkatan keaktifan
di mana RPP tersebut digunakan oleh guru
peserta didik mata pelajaran Ekonomi kelas
sebagai pedoman dalam melakukan proses
XI IPS1 dengan menggunakan model
belajar mengajar.
dilakukan
dari
peneliti
penelitian
adalah
(1)
pembelajaran Think Talk Write, (2) Untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar
Model Pembelajaran Think Talk Write
Model pembelajaran Think Talk
peserta didik mata pelajaran Ekonomi kelas
XI IPS1 dengan
menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write.
Write
merupakan
pembelajanran
salah
satu
kooperatif.
model
Menurut
Kusumaningtyas (2014: 20) menyatakan
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa “Model Pembelajaran Think Talk
Pembelajaran
Write merupakan salah satu dari model
Proses
pembelajaran
dialami
pembelajaran kooperatif yang membangun
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
secara tepat untuk berpikir dan refleksikan
berlaku di manapun dan kapan pun. Pribadi
serta untuk mengkordinasikan ide-ide serta
(2011:
mengetes ide tersebut sebelum peserta didik
10)
mengatakan
bahwa
“Pembelajaran adalah proses yang sengaja
diminta untuk menulis”.
dirancang untuk menciptakan terjadinya
Menurut Suprihatiningrum (2013)
aktivitas belajar dalam diri inidividu”.
menyatakan bahwa Think Talk Write adalah
sedangkan Isjoni (2012: 14) berpendapat
pembelajaran yang dimulai dengan berpikir
bahwa “Pembelajaran adalah sesuatu yang
melalui
dilakukan oleh peserta didik bukan dibuat
mengkritisi dan alternatif solusi) di mana
untuk peserta didik”
hasil belajarnya dikomunikasikan melalui
bahan
bacaan
(menyimak,
Aqib (2013: 81) berpendapat bahwa
presentasi, diskusi kemudian dibuat laporan
“Proses belajar mengajar (pembelajaran)
hasil presentasi. Zulkarnaini (2011: 6)
adalah
yang
menjelaskan bahwa “Pembelajaran Think
dilakukan guru untuk mewujudkan proses
Talk Write adalah suatu tipe pembelajaran
pembelajaran berjalan secara efektif dan
kooperatif
efisien yang dimulai dari perencanaan,
anggota
pelaksanan, dan evaluasi”. Perancangan
bertanggung jawab atas penguasaan bagian
upaya
secara
sistematis
yang
dalam
terdiri
satu
dari
beberapa
kelompok
yang
materi belajar dan mampu mengajarkan
menyusun serta menguji ide-ide dalam
materi tersebut kepada anggota dalam
kegiatan
kelompoknya”.
komunikasi peserta didik akan terlihat pada
Berdasarkan
kelompok.
Kemajuan
model
dialognya dalam berdiskusi, baik dalam
pembelajaran Think Talk Write menurut
bertukar ide dengan orang lain ataupun
beberapa
refleksi mereka sendiri yang diungkapkan
ahli
di
pengertian
diskusi
atas
dapat
peneliti
simpulkan bahwa model pebelajaran Think
kepada orang lain dan terakhir
Talk Write adalah model pembelajaran yang
Tahap 3: Write yaitu pada tahap
mengajak peserta didik untuk berpikir
ini, peserta didik menuliskan ide-ide yang
terlebih dahulu secara individu kemudian
diperolehnya dalam kegiatan tahap pertama
membahas dan mendiskusikan ke dalam
dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan
suatu kelompok kecil (3-5) peserta didik
konsep yang digunakan, keterkaitan dengan
mengenai suatu permasalahan maupun soal
materi sebelumnya, strategi penyelesaian
yang diberikan oleh guru. Setelah itu hasil
dan solusi yang diperoleh.
diskusi dituangkan ke dalam tulisan dan
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan
Keaktifan Peserta Didik
kelompok dan ditanggapi oleh kelompok
Aktivitas
yang lainnya.
peserta
didik
merupakan kegiatan atau perilaku peserta
Sintak yang sesuai dengan urutan di
dalamnya
belajar
yaitu,
think
(berpikir),
talk
didik yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas peserta
(berbicara/ berdiskusi) dan write (menulis)
didik
Huda (2013) yaitu Tahap 1: Think dimana
pencapaian proses maupun hasil belajar
peserta didik membaca teks berupa soal.
peserta didik. Dalam aktivitas belajar,
Pada tahap ini peserta didik secara individu
dibutuhkan keaktifan peserta didik dalam
memikirkan
belajar.
kemungkinan
jawaban,
sangat
berpengaruh
terhadap
membuat catatan kecil tentang ide-ide yang
Secara harfiah keaktifan berasal
terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
dari kata aktif yang berarti sibuk, giat
dipahami. Tahap 2: Talk yaitu Peserta didik
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata
diberi kesempatan untuk membicarakan
“aktif”
hasil penyelidikannya pada tahap pertama.
sehingga
Pada tahap ini, peserta didik merefleksikan,
mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.
mendapat
menjadi
awalan ke- dan –an,
keaktifan
yang
Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau
diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktvitas
kesibukan peserta didik dalam kegiatan
proses
belajar mengajar di sekolah maupun di luar
berlangsung
sekolah
keberhasilan
Diederich dalam Sardiman (2014: 101)
belajar peserta didik. Dimyati & Mudjino
aktivitas peserta didik dapat dikelompokkan
(2010) berpedapat bahwa “Keaktifan adalah
sebagai berikut:
suatu dorongan untuk berbuat sesuatu,
1) Visual Activities
yang
menunjang
belajar
mengajar
dengan
tidak
baik.
akan
Menurut
mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri
Antara lain: membaca, memperhatikan
dalam
gambar
proses
pembelajaran”.
Sardiman
(2009: 97) mengemukakan kegiatan belajar,
subjek/peserta didik harus aktif berbuat.
Hamdani
(2011)
mengatakakn
demonstrasi,
percobaan,
pekerjaan orang lain.
2) Oral Activities
Seperti:
menyatakan,
merumuskan,
bahwa keaktifan adalah suatu upaya yang
bertanya, memberi saran, mengeluarkan
muncul dalam berbagai bentuk di mana
pendapat,
keaktifan dapat terwujud dengan adanya
diskusi, dan interupsi.
keterlibatan intelektual, emosional dalam
kegiatan
belajar
akomodasi
mengajar,
kognitif
dalam
asimilasi
pencapaian
pengetahuan, perbuatan serta pengalaman
mengadakan
wawancara,
3) Listening Activities
Sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4) Writing Activities
langsung terhadap umpan balik dalam
Misalnya: menulis cerita, karangan,
pembentukan keterampilan dan penghayatan
laporan, angket, menyalin
serta
internalisasi
nilai-nilai
dalam
5) Drawing Activities
pembentukan sikap dengan kata lain, dalam
Misalnya:
proses belajar mengajar sangat diperlukan
grafik, peta, diagram.
adanya aktivitas, tanpa aktvitas proses
menggambar,
membuat
6) Motor Activities
belajar mengajar tidak akan berlangsung
Antara lain: melakukan percobaan,
dengan baik.
membuat konstruksi model, mereparasi,
Sardiman (2009: 97) berpendapat
bahwa “kegiatan belajar, subjek/peserta
didik harus aktif berbuat”. Dengan kata lain,
dalam proses belajar
mengajar sangat
bermain, berkebun, berternak.
7) Mental Activities
belajar mengajar masih berlangsung,
Contohnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan.
b) Penilaian kinerja
Penilaian dengan mengamati kegiatan
8) Emotional Activities
Misalnya:
pada setiap akhir suatu satuan bahasa.
peserta didik dalam melakukan sesuatu.
menaruh
minat,
merasa
Penilaian ini cocok digunakan untuk
bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
menilai
berani, tenang dan gugup.
peserta didik dalam melakukan tugas
ketercapaian
kompetensi
tertentu.
c) Penilaian sikap
Hasil Belajar
Rusmono (2012:10) menyatakan
Penilaian sikap sangat menentukkan
bahwa “hasil belajar adalah perubahan
keberhasilan
peserta
perilaku individual yang meliputi ranah
mencapai
ketuntasan
kognitif,
pembelajaran. Secara umum Penilaian
afektif
dan
psikomotorik”.
didik
untuk
dalam
Suprijono (2011: 5) berpendapat bahwa
sikap
“hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
pembelajaran adalah sebagai berikut:
nilai-nilai,
penilaian
sikap,
pengertian-pengertian,
apresiasi
Pengertian
dan
penilaian
sikap-
keterampilan”.
autentik
menurut
yang
dinilai
sikap
dalam
terhadap
proses
materi
pelajaran, penilaian sikak terhadap guru,
penilaian
sikap
terhadap
proses
(Wiyono dan Sunarni (2009: 41) adalah
pembelajaran, penilaian sikap yang
“menunjukkan siswa dengan tugas-tugas
berkaitan dengan nilai dan norma.
yang bermakna bagi kehidupan”.
Menurut Suwandi (2009), jenis-
d) Penilaian portofolio
Pengertian penilaian portofolio menurut
jenis penilaian auntentik terdiri dari :
Suwandi (2009:33) adalah “kumpulan
a) Penilaian dengan tes
tugas atau pekerjaan seseorang”.
Tes adalah suatu bentuk pemberian
tugas atau pertanyaan
yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang di
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian
tes. Penilaian tes dilakukan dengan
ini dirumuskan sebagai berikut:
penilaian tes formatif. Penilaian tes
1. Melalui penerapan model pembelajaran
formatif dilakukan selama kegiatan
Think Talk Write dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik pada mata
Karanganyar. (b) Tempat dan Peristiwa
pelajaran Ekonomi kelas XI IPS1 di
Berlangsungnya
MAN Karanganyar
yaitu bertempat di Madrasah Aliyah Negeri
Aktivitas
Pembelajaran
2. Melalui penerapan model pembelajaran
Karanganyar. Pengamatan terhadap aktivitas
Think Talk Write dapat meningkatkan
yang dilakukan oleh guru dan peserta didik
hasil belajar peserta didik pada mata
dalam proses pembelajaran di kelas sangat
pelajaran Ekonomi kelas XI IPS1 di
penting. (c) Dokumen atau Arsip yang
MAN Karanganyar.
berupa silabus, daftar nilai hasil belajar
tahun ajaran 2014/2015, buku referensi
mengajar
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
di
Jalan
Ngaliyan
No.
silabus
pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar yang
beralamat
dan
Teknik pengumpulan data pada
4
penelitian ini melalui metode observasi,
Karanganyar. Penelitian ini termasuk dalam
metode tes, metode dokumentasi dan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
wawancara. Teknik yang digunakan untuk
penelitian tindakan adalah peserta didik XI
memeriksa validitas dalam penelitian ini
IPS1 dengan mata pelajaran di MAN
adalah
Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015
triangulasi teknik. Sumber data dalam
dengan jumlah peserta didik 36 terdiri dari
penelitian didapat dengan menggunakan
laki-laki 7 dan 29 perempuan.
teknik pengumpulan data yang dilakukan
Objek penelitian tindakan kelas ini
triangulasi
peneliti
yaitu
sumber
data
menggunakan
dan
teknik
adalah keaktifan dan hasil belajar peserta
observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
didik yang didapat dari proses pelaksanaan
Data yang diperoleh dari dokumentasi
pembelajaran
wawancara dan observasi mengenai hasil
menggunakan
ekonomi
model
dengan
pembelajaran
belajar
dan
keaktifan
peserta
didik
kooperatif tipe Think Talk Write. Sumber
dibuktikan
data primer dan sekunder dalam penelitian
peserta didik dan guru pada saat proses
ini diperoleh dari berbagai sumber antara
pembelajaran berlangsung serta tes untuk
lain: (a) Informan atau Narasumber yang
melihat hasil belajar peserta didik dan
diperoleh dari guru ekonomi dan peserta
wawancara pada setiap akhir siklus.
didik XI IPS1 di Madrasah Aliyah Negeri
dengan
observasi
terhadap
Teknik
analisis
data
yang
Hasil observasi tersebut adalah (a)
digunakan dalam penelitian tindakan kelas
Peserta
ini adalah Analisis data yang digunakan
memperhatikan penjelasan dari guru. Dalam
dalam
proses pembelajaran di kelas, sebagian besar
penelitian
tindakan
kelas
ini
didik
kurang
antusias
dan
menggunakan teknik deskriptif komparatif.
peserta
Teknik deskriptif komparatif digunakan
penjelasan dari guru. (b) Respon peserta
untuk
dengan
didik dalam menanggapi intrusksi dari guru
membandingkan hasil antar siklus (Suwandi,
masih rendah. Salah satunya terlihat pada
2009). Sedangakan data kualitatif dianalisis
saat guru masuk kelas dan menginstuksikan
menggunakan teknik analisis kritis. Teknik
peserta didik untuk segera siap dalam
analisis kritis adalah mencangkup kegiatan
menerima pelajaran, banyak peserta didik
untuk
dan
yang tidak segera menyiapkan diri. (c) Hasil
kelebihan kinerja peserta didik dan guru
belajar peserta didik belum menunjukan
dalam proses belajar mengajar (Suwandi,
hasil
2012).
dibuktikan dari data dokumentasi hasil
data
kuantitatif,
mengungkap
yaitu
kelemahan
didik
kurang
maksimal.
Hal
memperhatikan
tersebut
dapat
belajar peserta didik yang menunjukan
masih banyaknya peserta didik yang hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
belajarnya tidak tuntas. Hasil belajar peserta
dilakukan di MAN Karanganyar di kelas XI
didik didalam mengikuti pelajaran Ekonomi
IPS 1. Penelitian dilakukan secara sistematis
dirasa sangat kurang karena dari 36 peserta
dimulai dari tahap pra tindakan. Pada tahap
didik kelas XI IPS 1 hanya terdapat 12
pra
peserta
tidakan,
tindakan
peneliti
kelas
terlebih
dahulu
didik
dengan
persentase
33%
melakukan observasi dan wawancara baik
mencapai KKM, sedangkan 24 peserta didik
dari peserta didik maupun guru Ekonomi
dengan persentase 67% dikatakan tidak
yang bersangkutan dengan tujuan untuk
tuntas karena memperoleh nilai ≤ 78. Hasil
mengetahui keadaan nyata yang ada di
tes pratindakan menunjukkan hasil belajar
lapangan. Selain melakukan wawancara dan
peserta didik kelas XI IPS 1 MAN
obseravasi, peneliti juga mengumpulkan
Karanganyar pada mata pelajaran Ekonomi
data dokumentasi hasil belajar peserta didik
masih tergolong rendah, karena Ketuntasan
kelas XI IPS 1 khususnya pada mata
Kriteria Minimal (KKM) dari keseluruhan
pelajaran Ekonomi.
peserta didik belum mencapai indikator
ketercapaian hasil belajar sebesar 75%,
Berdasarkan data hasil observasi
maka dari itu perlu dilaksanakan suatu
pada siklus II, peningkatan keaktifan peserta
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
didik
peserta didik. (d) Peserta didik cenderung
75,35% menjadi 84,49%. Hasil belajar
pasif sebagai pendengar dalam proses
peserta didik juga mengalami peningkatan
pembelajaran. Kecenderungan peserta didik
dimana rata-rata hasil belajar peserta didik
pasif dikelas mengakibatkan rendahnya
pada siklus I 78,82 dengan persentase
keatifan
tersebut
tingkat keberhasilan peserta didik 75%
ditunjukan dari hasil pra observasi keaktifan
meningkat kembali menjadi 81.50, peserta
peserta didik yang rendah dengan presentasi
didik yang tuntas sebanyak 29 peserta didik
sebesar 30,02%.
dan peserta didik yang belum tuntas
peserta
didik.
Hal
terus
meningkat
dari
presentase
Berdasarkan data hasil observasi
sebanyak 7 peserta didik, dengan persentase
pada siklus I, dapat diketahui bahwa
tingkat keberhasilan peserta didik sebesar
penerapan model Think Talk Write dapat
81%.
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
Berdasarkan
data
pratindakan,
peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi
siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa
di kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar.
penerapan model pembelajaran Think Talk
Keaktifan peserta didik meningkat terbukti
Write yang dilakukan pada mata pelajaran
dari meningkatnya presentase keaktifan dari
Ekonomi kelas XI IPS 1 MAN Karanganyar
30,02% menjadi 75,35%. Hasil belajar
berdampak positif. Dampak positif ini
peserta didik juga mengalami peningkatan
ditunjukan dari meningkatnya keaktifan dan
dimana rata-rata hasil belajar peserta didik
hasil belajar peserta didik pada setiap siklus.
pada pra siklus
Meningkatnya hasil belajar peserta didik
74,88 dengan persentase
tingkat keberhasilan peserta didik
33%
dipengaruhi
meningkatkan
kemampuan
kemudian pada siklus I meningkat menjadi
berfikir peserta didik secara individu. Hal
78.82, peserta didik yang tuntas sebanyak 27
tersebut dapat terjadi karena peserta didik
peserta didik dan peserta didik yang belum
secara individu diharuskan untuk berpikir
tuntas sebanyak 9 peserta didik, dengan
terlebih
persentase tingkat keberhasilan peserta didik
diberikan
sebesar 75%.
kelompok. Begitu juga dengan kemampuan
dahulu
mengenai
kemudian
soal
dianalisi
yang
bersama
komunikasi peserta didik yang meningkat
karena
peserta
didik
untuk
Proses pembelajaran yang berlangsung
menuangkan ide maupun jawaban yang
menjadi berpusat kepada peserta didik.
telah didapat secara individu ke dalam
Guru lebih berperan sebagai fasilitator
kelompok dan didiskusikan bersama-sama
yang
yang
peserta
diwujudkan
dituntut
dalam
kemampuan
bertanya maupun mengeluarkan pendapat.
Kemampuan menulis peserta didik
pun juga meningkat karena peserta didik
membantu
dan
didik
mengarahkan
dalam
proses
pembelajaran baik ketika proses diskusi
maupun presentasi.
2) Keaktifan peserta didik meningkat
diajarkan untuk dapat menuangkan hasil
Peserta
diskusi kedalam lembar kegiatan peserta
mengikuti proses pembelajaran baik
didik dengan penelitian yang sistematis.
dalam
Apabila kemampuan berfikir, berbicara dan
bertanya, mengeluarkan pendapat dan
menulis meningkat, maka hasil belajar siswa
memperhatikan
akan
mendengarkan penjelesan guru, menulis
meningkat
karena
siswa
paham
didik
diskusi
lebih
maupun
laporan,
Keaktifan peserta didik juga meningkat
permasalahan
karena ketika ada salah satu kelompok yang
mengikuti pembelajaran.
diskusi,
kelompok
lain
diharuskan
3) Kegiatan
variatif
guru,
menyelesaikan
dan
dari
suatu
antusias
pembelajaran
dalam
presentasi,
penjelsan
terhadap materi yang diberikan oleh guru.
melakukan diskusi dan presentasi hasil
aktif
yang
sebelumnya
dalam
lebih
membuat
menyampaikan pendapat baik dalam hal
suasana belajar lebih menyenangkan,
bertanya maupun menyanggah. Sehingga
tidak monoton dan santai. Hal tersebut
berdampak positif dalam proses belajar
terlihat dari antusias peserta didik dalam
Ekonomi. Hal ini terbukti pada peningkatan
mengikuti proses pembelajaran terlebih
keaktifan dan hasil belajar peserta didik
ketika proses diskusi berlangsung yang
yang ditemui dalam proses pembelajaran
semakin meningkat.
dengan
penerapan
model
pembelajaran
Think Talk Write.
Temuan
yang
4) Penerapan model pembelajaran Think
Talk
muncul
selama
proses
Write
dapat
meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar. Hasil belajar
pembelajaran:
dan keaktifan peserta didik mengalami
1) Pembelajaran tidak lagi berpusat pada
peningkatan dalam setiap siklus dan
guru (teacher center learning)
telah mencapai batas keberhasilan yang
telah mencapai batas ketuntasan 75%
memperhatikan
dan nilai rata-rata peserta didik juga
mendengarkan penjelasan guru, menulis
telah mencapai nilai di atas KKM yang
laporan,
telah ditetapkan sebesar 78. Oleh karena
permasalahan
itu,
mengikuti pembelajaran.
proses
pembelajaran
dengan
penerapan model pembelajaran Think
penjelasan
menyelesaikan
2. Penerapan
dan
antusias
guru,
suatu
dalam
model
pembelajaran
Write
(TTW) untuk
Talk Write dapat membuat peserta didik
Think Talk
memahami materi pelajaran dengan
meningkatkan hasil belajar peserta
baik sehingga hasil belajar peserta didik
didik
kelas XI IPS 1 telah tuntas dan berhasil.
Hal ini dibuktikan dari hasil rata-rata
hasil
belajar
peserta
didik
yang
KESIMPULAN
meningkat tiap siklusnya, yaitu pada pra
Kesimpulan
siklus sebesar 74.88 dengan persentase
Penelitian tindakan kelas
yang
tingkat
keberhasilan
peserta
didik
dilaksanakan di kelas XI IPS 1 ini dilakukan
sebesar 33% kemudian pada siklus I
dalam dua siklus. Simpulan hasil penelitian
meningkat
ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
dengan persentase tingkat keberhasilan
1. Penerapan
menjadi
sebesar
78.82
model
pembelajaran
peserta didik sebesar 75% dan pada
Write
(TTW) untuk
siklus II meningkat kembali menjadi
Think Talk
meningkatkan
keaktifan
peserta
didik
sebesar 81.50 dengan persentase tingkat
keberhasilan peserta didik sebesar 81%.
Hal tersebut terbukti dari hasil observasi
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang
Saran
menunjukan bahwa rata-rata keaktifan
1. Bagi Perserta Didik
peserta didik mengalami peningkatan
a) Peserta
didik
diharapkan
dapat
tiap siklusnya dari kategori kurang ke
memahami pentingnya bekerja sama
kategori baik yaitu, 30,02%, 75,35%,
dengan teman lain dalam kegiatan
dan 84,49%. Peserta didik lebih aktif
diskusi dan presentasi dikelas dalam
dalam mengikuti proses pembelajaran
memecahkah
baik dalam diskusi maupun presentasi,
dan saling membantu satu dengan
bertanya, mengeluarkan pendapat dan
yang lainya.
suatu
permasalahan
b) Peserta didik diharapkan aktif dan
memahami
pentingnya
Guru diharapkan dapat memberikan
interaksi
motivasi bagi peserta didik agar
dalam belajar kelompok sehingga
peserta didik termotivasi untuk aktif
akan memunculkan sikap percaya
di kelas. Hal ini dapat dilakukan
diri dalam menyampaikan pendapat,
dengan memutar suatu video atau
jawaban
menunjukan
maupun
selama
proses
pembelajaran berlangsung,
c) Peserta
didik
gambar.
Dengan
demikian maka peserta didik merasa
diharapkan
tidak
tertarik dan fokus mengikuti proses
mejadikan guru sebagai satu-satunya
pembelajaran serta terdorong untuk
sumber
aktif bertanya maupun mengeluarkan
informasi.
Peserta
didik
dapat mencari informasi melalui
referensi lain seperti buku, surat
kabar,
internet
maupun
sharing
dengan teman.
pendapat dengan percaya diri.
3. Bagi Sekolah
a) Sekolah diharapkan dapat berperan
serta untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi model
2. Bagi Guru
a) Guru
diharapkan
lebih
pembelajaran
dengan
melakukan
memperhatikan model pembelajaran
sosisalisasi dan pelatihan mengenai
yang mampu melibatkan peserta
variasi model pembelajaran yang
didik secara aktif dalam proses
berkaitan dengan strategi belajar
pembelajaran sehingga peserta didik
mengajar yang tepat serta menambah
tidak merasa jenuh dan dapat dengan
fasilitas buku di perpustakaan yang
mudah menerima dan memahami
mendukung
materi
mengajar, khususnya buku mengenai
sehingga
hasil
belajar
meningkat.
b) Apabila
kegiatan
model-model
guru
menerapkan
inovatif.
pembelajaran dengan menggunakan
b) Sekolah
model
pembelajaran
Write.
pada
Think
Talk
belajar
pembelajaran
diharapkan
yang
dapt
meningkatkan kualitas free hotspot
pembelajaran
dengan
selanjutnya maka diharapkan guru
internet
melakukan perencanaan yang baik
mempermudah peserta didik untuk
dan pengolahan waktu yang tepat.
memperoleh informasi pendukung
memperbaiki
yang
lambat
koneksi
sehingga
dalam
memperoleh
materi
serta
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama
Widya.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani,
(2011).
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasaan
Komunikasi Antar Peserta Didik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kusumanigtyas,
Yekti.Putri.
(2014).
Ekspermentasi Model Pembelajaraan
Think Talk Write (TTW) dan
Numbered Head Together (NHT)
Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VII di SMP Negeri SeKabupaten Blora. Skripsi Hasil
Penelitian Universitas Sebelas Maret
Tahun 2014. Progam Pasca Sarjana
UNS.
Pribadi, Benny A. (2011). Model Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT
Dian Rakyat.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran
dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi
Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. (2011). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwandi, Sawiji. (2009). Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Suwandi, Sawiji. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tim.2003.
Undang-undang
Replubik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
Wiyono, B & Sunarni. (2009). Evaluasi
Program
Pendidikan
dan
Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan.
Zulkarnaini. (2011). Model Kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW) untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi dan Berfikir
Keras. Jurnal Upi - Edisi Khusus:
No.2 ,Agustus ISSN: 1412-5