Going Concern Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 10562 21040 1 SM

Vol. 11 No. 1, Maret 2016

ISSN. 1907-9737

JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK
NO.14 PADA PT. GATRACO INDAH MANADO
Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur, Herman Karamoy, Winston Pontoh
PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA
Daniela Ribka Frida Mandang, Agus Poputra, Meily Kalalo
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI
KABUPATEN MINAHASA
Pingkan Lapian, Grace B. Nangoi, Steven J. Tangkuman
EVALUASI PERENCANAAN DAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA
Ferina M A. Saraun, Lidia Mawikere

PENGADAAN

ASET


PADA

BPKBMD

ANALISIS KOREKSI FISKAL DALAM RANGKA PERHITUNGAN PPH BADAN
PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA UTARA
Brilliant Joy Leonardo Kalangie, Grace B. Nangoi, Inggriani Elim
EVALUASI BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA UD.KAREMA
Rivo Jeaner Mangare, Jenny Morasa, Sherly Pinatik
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PEKERJAAN
UMUM (PU) PROVINSI SULAWESI UTARA
Akhyar Tipan, David Paul Elia Saerang, Robert Lambey
ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DI KOTA
TOMOHON (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota
Tomohon)
Christo A. Sualang, Ventje Ilat, Anneke Wangkar
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR PENGUKURAN LIKUIDITAS
PADA PERUSAHAAN “UNICARE” CABANG MANADO

Chintia Debby Mogi, Agus.T.Poputra, Stanly. W. Alexander
PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI “KALENG” PADA PT. DEHO BITUNG
Inria Rumopa, Ventje Ilat, Inggriani Elim

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Vol.11,No.1,Maret 2016

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN
JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN
Pelindung

Rektor Universitas Sam Ratulangi

Penanggung Jawab


Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT

Pemimpin Redaksi

Prof. DR. David. P.E. Saerang,SE,M.Com(Hons)

Redaksi Pelaksana

Harijanto Sabijono,SE,MSi,Ak
Lidia Mawikere,SE,MSi,Ak
Hendrik Manossoh,SE,MSi,Ak
Imelda Najoan,SE,MSi,Ak

Dewan Redaksi

DR. Grace Nangoy,SE,MSAc,Ak,CPA
Sifrid S. Pangemanan,SE,MSA
DR. Jullie J. Sondakh,SE,MSi,Ak,CPA

DR.Ventje Ilat,SE,MSi
DR. Herman Karamoy,SE,MSi,Ak
DR. Jenny Morasa,SE,MSi,Ak
DR. Agus T. Poputra,SE,MM,MA,Ak
Victorina Tirayoh,SE,MM,Ak
Linda Lambey,SE,MBA,MA,Ak
Margaretha Bolang,SE,MA,Ak
Peter Kapojos,SE,MSi,Ak

Administrasi & Sirkulasi

DR. Jantje Tinangon,SE,MM,Ak
DR. Lintje Kalangi,SE,ME,Ak
Winston Pontoh,SE,MM,Ak
Christian Datu,SE,MSA,Ak

Alamat Redaksi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Kampus Bahu – Manado, Sulawesi Utara

Telp. (0431) 847472, Fax. (0431) 853584

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, dimaksudkan sebagai media
pertukaran informasi, penelitian dan karya ilmiah antara pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jurnal ini terbit empat kali setahun
yaitu bulan Maret, Juni, September, Desember.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media dan tinjauan atas buku-buku akuntansi terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta
catatan/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini.
Surat menyurat mengenai naskah yang akan diterbitkan langganan, keagenan, dan lainnya dapat dialamatkan langsung ke alamat redaksi atau melalui email
: goingconcern2013@yahoo.com

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT

i

Vol.11,No.1,Maret 2016

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN
JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

DAFTAR ISI
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK NO.14
PADA PT. GATRACO INDAH MANADO
Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur, Herman Karamoy, Winston Pontoh ................1-9
PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA
Daniela Ribka Frida Mandang, Agus Poputra, Meily Kalalo.............................................10-20
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI
KABUPATEN MINAHASA
Pingkan Lapian, Grace B. Nangoi, Steven J. Tangkuman .................................................21-28
EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET PADA BPKBMD
KABUPATEN MINAHASA UTARA
Ferina M A. Saraun, Lidia Mawikere .................................................................................29-38
ANALISIS KOREKSI FISKAL DALAM RANGKA PERHITUNGAN PPH BADAN PADA
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA UTARA
Brilliant Joy Leonardo Kalangie, Grace B. Nangoi, Inggriani Elim ..................................39-48
EVALUASI BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA UD.KAREMA
Rivo Jeaner Mangare, Jenny Morasa, Sherly Pinatik .........................................................49-56
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PEKERJAAN

UMUM (PU) PROVINSI SULAWESI UTARA
Akhyar Tipan, David Paul Elia Saerang, Robert Lambey..................................................57-65
ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DI KOTA
TOMOHON (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota
Tomohon)
Christo A. Sualang, Ventje Ilat, Anneke Wangkar.............................................................66-75
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR PENGUKURAN LIKUIDITAS
PADA PERUSAHAAN “UNICARE” CABANG MANADO
Chintia Debby Mogi, Agus.T.Poputra, Stanly. W. Alexander ...........................................76-82
PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT
SENDIRI ATAU MEMBELI “KALENG” PADA PT. DEHO BITUNG
Inria Rumopa, Ventje Ilat, Inggriani Elim..........................................................................83-90

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT

ii

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK NO.14
PADA PT. GATRACO INDAH MANADO
Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur1

Herman Karamoy2
Winston Pontoh3
1,2,3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi
Email : 1rachelanly@gmail.com

ABSTRACT
Inventories are assets owned by the company that are available for sale or goods that will be
used in the production of the company’s product. With inventory, the company can sustain their
sustainability. Companies often experienced problems in recording and assessment the inventories
itself. Aim to make this observation on PT Gatraco Indah is to determine the suitability on the
application of the inventory recording method and inventory valuation method of manufacture
inventory in the PT Gatraco Indah with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 14
about Inventory. PT Gatraco Indah is a company engaged in food and beverages for airline
companies in Indonesia, especially in North Sulawesi. The Methods that was used in this research is
descriptive research method with qualitative analysis techniques outline, describe and compare the
data. The Result of this research shows that the company has applied the PSAK No.14 on their
inventories.

Keywords: inventory recording method, inventory valuation methods
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan berusaha memanfaatkan semua sumber
daya yang dimilikinya seefektif dan seefisien mungkin, sumber daya tersebut di antaranya adalah
persediaan yang informasinya sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan persediaan. Masalah persediaan
merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pengambil keputusan dalam proses produksi,
pencatatan persediaan dilakukan untuk menjamin adanya kepastian bahwa pada saat dibutuhkan
barang-barang tersebut tersedia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (Ikatan Akuntan Indonesia,
2015:14.2) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam
proses produksi penjualan tersebut atau dalam bentuk bahan atau dalam bentuk perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pembelian jasa. Persediaan termasuk dalam aktiva lancer
dikarenakan jumlah kas akan bertambah seiring dengan penjualan barang secara tunai.
Tetapi terkadang dalam pencatatan ataupun perlakuan akuntansi suatu perusahaan belum di
lakukan dengan baik atau belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.Hal ini di
karenakan beberapa faktor di antaranya kekurangan informasi terhadap metode pencatatan dan
penilaian persediaan, kurangnya pengetahuan dari pihak perusahaan untuk menerapkan metode yang
layak, ataupun perusahaan sudah merasa cocok dengan metode yang telah diterapkan dan digunakan

selama ini sehingga perusahaan enggan untuk mengganti metode lama dengan metode baru yang
sesuai dengan standar yang berlaku sebenarnya.
Dalam PSAK No.14 dijelaskan mengenai perlakuan akuntansi untuk persediaan, ruang lingkup
yang dapat di golongkan sebagai persediaan, pengukuran persediaan, biaya-biaya yang mempengaruhi
persediaan, dan juga mengenai pengungkapan persediaan.PT. Gatraco Indah Manado merupakan
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang food and baverages khusus untuk maskapai Garuda
Indonesia dibagian Manado.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kesesuaian penerapan standar
akuntansi persediaan yang diatur dalam PSAK No.14 dengan PT. Gatraco Indah Manado.
1

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Akuntansi
Belkaoui (2006:50) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang berfungsi
untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan
dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan
pilihan di antara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada. Reeve (2009:9) menyatakan
akuntansi secara umumnya dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk
para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Konsep Laporan Keuangan
Ardiyos (2010:414) Laporan keuangan merupakan proses berkala yaitu menampilkan datadata keuangan tentang posisi suatu perusahaan, kinerja operasi, dan aliran dana-dana selama periode
akuntansi untuk pihak-pihak di luar organisasi bisnis. Urutan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang disusun secara sistematis
tentang pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan atau organisasi untuk menunjukkan
adanya laba atau kerugian untuk suatu periode tertentu.
b. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) merupakan suatu pernyataan atau
laporan keuangan yang menunjukkan perubahan modal pemilik selama periode tertentu.
c. Neraca (Balance Sheet) merupakan suatu pernyataan tertulis yang mencerminkan mengenai
aktiva, kewajiban dan juga modal suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Disebut neraca di
karenakan kenyataannya terjadi keseimbangan antara aktiva di satu pihak dengan kewajiban dan
modal pihak lain.
d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) merupakan sebuah laporan yang menggambarkan
penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan ini memaparkan
secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu.
Laporan arus kas juga menunjukan besarnya kenaikan ataupun penurunan bersih kas dari seluruh
aktivitas dalam periode berjalan serta jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan sampai dengan
akhir periode.
Definisi Persediaan
Menurut Hongren dkk diterjemahkan oleh Muhamad (2009:216) persediaan merupakan
seluruh barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan dan diharap dapat dijual dalam jalur normal
operasi perusahaan.Ikatan Akuntan Indonesia (2015:14.2)persediaan meliputi barang yang dibeli dan
dimiliki untuk dijual kembali.Seperti contoh, barang dagang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual
kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mancakupi
barang yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas serta
termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Jenis-jenis Persediaan
Terdapat beberapa golongan untuk pembagian jenis persediaan. Keown (2010:312)
menjelaskan beberapa tipe umum persediaan beerdasarkan proses produksi sebagai berikut:
A. Persediaan Bahan Mentah (Raw Materials)
Terdiri dari bahan dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi
produksi perusahaan.
B. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work-in-Process)
Mencakup barang setengah jadi yang membutuhkan kerja tambahan atau proses lanjutan sebelum
menjadi barang jadi.
C. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)
Mencakup barang yang telah selesai proses produksinya tetapi belum dijual oleh perusahaan, dan
masih berada di dalam gudang
Metode Pencatatan Persediaan
Dalam akuntansi dikenal ada dua macam metode dalam pencatatan persediaan yang dikenal dengan
metode perpetual dan metode periodik.
a. Metode perpetual
2

b.

Reeve (2009:282) setiap pembelian dan penjualan barang dicatat dalam akun persediaan dan juga
pada akun harga pokok penjualan.Dengan demikian jumlah barang yang tersedia untuk dijual dan
jumlah yang terjual dilaporkan dalam catatan persediaan secara terus-menerus.
Metode periodik
Reeve (2012:282) Pencatatan dalam metode fisik atau yang disebut juga dengan metode periodik,
akun harga pokok penjualan dihitung dengan mengurangkan sisa barang pada akhir periode dari
barang tersedia untuk dijual selama periode tersebut.Sisa barang pada akhir periode dihitung
dengan melakukan perhitungan fisik terhadap sisa persediaan yang ada.Pada metode periodik
catatan persediaan tidak menunjukan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah terjual salama
periode tertentu.

Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan (HPP) terkait langsung dengan penerimaan penjualan.Penjualan
dalam suatu periode akuntansi merupakan jumlah unit yang terjual dikalikan dengan harga jual,
sedangkan harga pokok penjualan merupakan jumlah unit yang sama dikalikan dengan biaya per unit.
Supriyono (2008 : 16) mengartikan harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam
satuan uang, dalam bentuk kas yang dibayarkan atau nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan
perusahaan, baik pada masa lalu maupun pada masa mendatang.
Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan ini mengalokasikan total biaya persediaan yang tersisa dan yang dijual.
Metode ini terdiri dari empat metode paling umum yaitu:
a. Identifikasi Khusus
Pontoh (2013:312) metode ini memiliki keunggulan dalam menentukan secara tepat biaya
persediaan per unit yang terjual, dan menentukan secara tepat nilai persediaan akhir yang tersisa
dalam gudang.Hal ini disebabkan karena unit persediaan yang akan dijual dapat diidentifikasi
terpisah secara tepat.Akan tetapi, metode ini menjadi tidak praktis ketika diterapkan dalam
organisasi bisnis yang bergerak di bidang usaha perdagangan besar dan eceran.
b. Metode Biaya Rata-rata
Pontoh (2013:317) metode ini mengasumsikan bahwa harga beli sebuah persediaan yang dibeli
terakhir akan menjadi beban pokok penjualam terlebih dahulu, pada saat terjadinya transaksi
penjualan. Nilai persediaan yang akan dilaporkan adalah berdasarkan harga beli persediaan pada
awal persediaan.
c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)
Libby (2008:342) metode ini berasumsi bahwa barang yang pertama kali dibeli merupakan
barang yang pertama kali dijual, dan barang yang terakhir kali dibeli merupakan barang yang
tersisa sebagai persediaan.Menurut metode ini, harga pokok penjualan dan persediaan akhir
dihitung seolah-olah barang tersebut keluar masuk.Saat metode FIFO digunakan selama periode
inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, biaya unit yang lebih awal akan lebih rendah
dibandingkan dengan biaya unit paling terakhir.Oleh karena itu metode ini akan menghasilkan
laba kotor lebih tinggi.Akan tetapi, persediaan perlu diganti dengan harga yang lebih tinggi dari
pada yang ditunjukan oleh harga pokok penjualan.
d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)
Reeve (2009:356) metode ini berasumsi bahwa barang yang dibeli paling terakhir merupakan
barang yang pertama kali dijual, unit paling tua tetap berada dalam persediaan akhir. Ketika
metode LIFO ini digunakan selama peiode inflasi atau kenaikan harga-harga, hasilnya adalah
berkebalikan dengan metode-metode yang lain.Metode LIFO akan menghasilkan jumlah yang
lebih tinggi untuk harga pokok penjualan (HPP), jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor dan
jumlah yang lebih rendah untuk persediaan akhir.Alasan pengaruh ini adalah biaya perolehan
unit yang paling akhir akan kurang lebih sama dengan biaya penggantinya. Dalam periode
inflasi, biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya unit yang lebih
awal.

3

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 (PSAK No.14) tentang Persediaan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK adalah standar yang harus diikuti dalam
pencatatan dan pelaporan akuntansi di Indonesia.PSAK ini merupakan aturan-aturan yang harus
ditaati oleh para akuntan agar pelaporan akuntansi di Indonesia lebih efektif.
a. Persediaan
Dalam PSAK No.14, Ikatan Akuntansi Indoensia mengkhususkan pernyataannya mengenai
persediaan. Ini terdiri dari bagian pendahuluan, penjelasan dan pengungkapan mengenai
persediaan barang dagangan.
b. Pendahuluan
Dalam pendahuluan PSAK No.14 memuat tentang tujuan pernyataan, ruang lingkup pernyataan
dan definisi persediaan.Pendahuluan ini terdiri dari paragraf 1 sampai dengan paragraf 4.
c. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk merumuskan perlakuan akuntansi untuk persediaan menurut
system biaya historis.Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah jumlah biaya yang
harus diakui sebagai aktiva dan konversi selanjutnya sampai pendapatan yang bersangkutan
diakui.
d. Ruang Lingkup
Dalam paragraph 1 PSAK No.14 mengatakan bahwa: pernyataan ini harus diaplikasikan dalam
penyusunan laporan keuangan dalam konteks system biaya historis tentang akuntansi persediaan
selain:
1) Pekerjaan dalam proses yang timbu dalam kontrak konstruksi
2) Instrumen keuangan; dan
3) Persediaan yang dimiliki oleh produsen peternakan, produk pertanian dan kehutanan, dan
hasil tambang sepanjang persediaan tersebut dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih sesuai
dengan kelaziman praktek yang berlaku dalam industry tertentu.
Penelitian Terdahulu
1. Djanegara (2004) dalam penelitiannya tentang : Evaluasi Metode Penilaian Persediaan
Kaitannya Dengan Harga Pokok Penjualan, bertujuan untuk mengetahui dasar penilaian
persediaan pada perusahaan serta penerapan metode penilaian persediaan berdasarkan PSAK
No.14 yang berlaku di Indonesia PT.CLI. Jenis Penelitian ini adalah deskripstif kualitatif.
Peneliti belum memberikan contoh pencatatan persediaan yang sesuai dengan PSAK No.14.
2. Sambuaga (2013) dalam penelitiannya tentang : Evaluasi Akuntansi Persediaan pada PT. Sukses
Era Niaga Manado, bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi persediaan pada PT. Sukses
Era Niaga Manado apakah sudah sesuai dengan PSAK No.14 mengenai persediaan. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Peneliti telah memberikan contoh pengungkapan
persediaan yang sesuai dengan PSAK No.14.
3. Anwar (2014) dalam penelitiannya tentang : Analisis Penerapan Metode Pencatatan Dan
Penilaian Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK No.14 Pada PT. Tirta Investama Dc
Manado, bertujuan untuk mengetahui adanya kesesuaian penerapan metode pencatatan dan
penilaian persediaan barang di PT. Tirta Investama dengan PSAK NO.14 tentang Persediaan.
Peneliti telah memberikan contoh pengungkapan persediaan yang cukup sesuai dengan PSAK
No.14.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam Penilitian ini, Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif;
dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau
menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk
mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami metode pencatatan serta
penilaian persediaan barang yang diterapkan oleh PT. Gatraco Indah.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Gatraco Indah Manado, yang terletak di Jalan A.A Maramis
No 245 Paniki Dua, Mapanget – Suawesi Utara.Penelitian dimulai pada bulan Agustus 2015.
4

Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi untuk mengetahui gambaran umum tentang persediaan yang ada di
PT. Gatraco Indah.
2. Mengetahui struktur organisasi PT. Gatraco Indah, serta tugas dan tanggung jawab masingmasing.
3. Mengetahui bagian-bagian yang bertanggungjawab dalam setiap hal yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan terutama berkaitan dengan persediaan barang yang berada di PT. Gatraco
Indah.
4. Menelusuri proses pencatatan dan penilaian persediaan barang yang ada di PT. Gatraco Indah.
5. Membandingkan hasil yang diperoleh dari perusahaan dengan PSAK No.14 untuk dijadikan
dasar acuan dalam menganalisa permasalahan yang ada.
6. Menarik kesimpulan.
Metode Pengumpulan Data
Jenis Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan.Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Kuncoro (2011:27) data dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka (numerik) yang dapat diperoleh dari
rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data Kualitatif.Data kualitatif yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan, dalam hal ini yang berhubungan dengan pencatatan persediaan yang
dihasilkan oleh PT.Gatraco Indah.
Sumber Data
Sumber data terdiri atas dua jenis yaitu sebagai berikut:
a. Data primer merupakan data yang didapat/dikumpulkan langsung dari sumbernya.
b. Data sekunder merupakan data sekunder merupakan data yang didapat/dikumpulkan peneliti dari
semua sumber yang telah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data
primer yang diperlukan peneliti diperoleh dengan cara wawancara.Sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan merupakan data laporan keuangan PT.Gatraco Indah Manado.
Metode Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang diwujudkan dengan cara menggambarkan
kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu obyek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan
keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
prosedur pengumpulan data yang dilakukan terdiri atas dua tahap, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang menggunakan data yang diperoleh dari tulisan tulisan ilmiah yang ada,
buku-buku literature lain yang diperlukan sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini terutama
yang berhubungan dengan akuntansi persediaan baik pada perusahaan dagamh maupun
manufaktur dan PSAK No.14 tentang persediaan dengan revisi terbaru (2014).
2. Penelitian Lapangan
5

Yaitu penelitian langsung yang dilakukan pada perusahaan yang bersangkutan dimana ada yang
diambil sebagian besar diperoleh dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara dan
observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
a. Metode Pencatatan Persediaan Barang
1) Pembelian Persediaan Barang
PT Gatraco Indah membeli sebagian besar produknya di pasar tradisional, pasar swalayan,
dan juga berkerjasama dengan beberapa distributor sehingga perusahaan mendapatkan harga
yang murah dengan kualitas yang dapat dijamin.Persediaan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi (tanpa menggunakan pengolahan) Untuk
mencatat persediaan bahan baku secara tunai perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:
Persediaan Bahan Baku
Rp xxx
Kas
Rp xxx
Sedangkan untuk mencatat persediaan barang jadi (seperti contoh air mineral, jus, dan lainnya),
perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
Persediaan Barang Jadi
Rp xxx
Kas
Rp xxx
2)

Penggunaan Persdiaan Bahan Baku
PT Gatraco Indah sangat menjaga keluar masuknya persediaan yang terdapat didalam
gudang penyimpanan dan gudang persediaan. Untuk penggunaan bahan baku yang jangka waktu
penyimpanannya tidak lama, PT Gatraco melakukan pencatatan dan mencek bahan baku dengan
rutin. Untuk penggunaan persediaan bahan baku, perusahaan melakukan pencatatan sebagai
berikut:
Barang dalam proses
Rp xxx
Persediaan Bahan Baku
Rp xxx
3)

Pemindahan Barang Dalam Proses ke Gudang Penyimpanan
PT Gatraco Indah melakukan pencatatan terhadap barang yang masuk kedalam gudang
penyimpanan.Gudang penyimpanan merupakan tempat dimana persediaan barang jadi
disimpan.Saat pemindahan barang dalam proses ke gudang penyimpanan (Sudah menjadi barang
jadi dan siap di sajikan), penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Persediaan Barang Jadi
Rp xxx
Barang dalam Proses
Rp xxx
4)

Persediaan Barang Jadi Dikirim
Saat barang jadi atau siap saji telah keluar dari gudang penyimpanan, maka pihak
perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:
Piutang Dagang
Penjualan

Rp xxx
Rp xxx

5)

Beban Tenaga Kerja
Beban pegawai pabrik atau beban tenagakerja juga turut menjadi terhitung dalam
perhitungan biaya produksi dalam PT Gatraco Indah.Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
Gaji Pegawai
Rp xxx
Utang Gaji
Rp xxx
6)

Biaya Listrik dan Air
Selain beban gaji, biaya yang termasuk dalam biaya produksi dalam perusahaan manufaktur
ini adalah biaya listrik dan juga air.Pembayaran selalu dilakukan secara tunai.Biaya-biaya ini
dicatat dalam jurnal sebagai berikut:
6

Biaya Listrik

Rp xxx
Kas

Rp xxx

Biaya Air

Rp xxx
Kas

Rp xxx

7)

Biaya Angkut/Biaya Transportasi
Pencatatan Biaya angkut atau biaya transportasi yang digunakan oleh PT Gatraco Indah
didalam laporan keuangannya diakui sebagai piutang dagang perusahaan, dengan menggunakan
FoB Shipping Point.Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Biaya Transportasi
Piutang Dagang

Rp xxx
Rp xxx

8)

Pembayaran
Produk yang dijual oleh PT Gatraco Indah semua dibayar pada awal bulan sesuai dengan
tagihan yang diberikan oleh PT Gatraco Indah.Untuk pembayaran, PT. Gatraco Indah
mempunyai term of payments yaitu 7 hari dimulai saat invoice dicetak.Untuk pembayaran,
dijurnalkan sebagai berikut:
Kas
Rp xxx
Piutang Dagang
Rp xxx
b.

Metode Penilaian Persediaan Barang
Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan barang PT. Gatraco Indah Manado
menggunakan metode FIFO (First In, First Out) yang berarti barang yang pertama masuk
kedalam gudang penyimpanan atau gudang persediaan, barang tersebut yang pertama keluar dari
gudang.
Sebagaimana yang ditulis dan dijelaskan pada PSAK No.14 (Revisi 2014) Paragraf 26 bahwa
metode FIFO mengasumsikan bahwa barang persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
akan digunakan terlebih dahulu.Dikarenakan asumsi ini, barang yang tertinggal didalam gudang
penyimpanan dan gudang persediaan adalah barang yang dibeli atau diproduksi dikemudian hari.

c.

Pengakuan Sebagai Beban
PT. Gatraco Indah melakukan pengakuan beban pada saat terjadi penjualan barang, yang
dicatat dalam jurnal sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rp xxx
Persediaan barang jadi
Rp xxx

d.

Pengungkapan
Pengungkapan persediaan barang dagang yang diterapkan pada PT. Gatraco Indah Manado
Tabel 1. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah
PT. Gatraco Indah
Neraca
Per 31 Desember 2014
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Operasional

Rp

Kas Dalam Bank

Rp 1.095.648.000

Piutang Dagang

Rp

340.000.000

Persediaan Bahan Baku

Rp

57.709.000

Persediaan Barang Jadi

Rp

16.629.000

Total Aktiva Lancar

Rp 1.757.986.000

Sumber : PT. Gatraco Indah

7

248.000.000

Tabel 2. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah
PT. GATRACO INDAH
Laporan Laba-Rugi
Per 31 Desember 2014
Penjualan Bersih

Rp xxx

Persediaan Akhir Tahun

Rp xxx

Harga Pokok Penjualan

(Rp xxx)
Laba Bruto

BIAYA ADMINISTRASI & UMUM

Rp xxx
Rp xxx

BIAYA PRODUKSI
1.

Pembelian Persediaan

Rp xxx

2.

Biaya Angkut

Rp xxx

3.

Gaji Pegawai

Rp xxx

4.

Biaya Listrik

Rp xxx

5.

Biaya Air

Rp xxx

TOTAL

Rp xxx

RUGI/LABA

Rp xxx

PAJAK

Rp xxx

LABA BERSIH SETELAH PAJAK

Rp xxx

Sumber : PT. Gatraco Indah

Pembahasan
PT. Gatraco Indah merupakan supplier makanan untuk maskapai Garuda Indonesia. Barang
yang disajikan sebagian besar merupakan hasil olahan bahan baku yang PT. Gatraco Indah beli dari
distributor, walaupun demikian tetap ada barang siap saji dari distributor. Tidak seperti penelitian
yang dilakukan Anwar (2014) dan Sambuaga (2013) yang meneliti perusahaan dagang.
Metode pencatatan yang digunakan PT. Gatraco Indah adalah metode Perpetual, sedangkan
untuk metode penilaian persediaan perusahaan menggunakan metode FIFO (First in, First Out).Untuk
teknik pengukuran biaya PT. Gatraco Indah telah menerapkan metode eceran sebagai teknik
pengukuran persediaan yang digunakan perusahaan, yang merupakan metode yang seringkali
digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah
dengan cepat, dam memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode
penetapan biaya lainnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pencatatan yang diterapkan pada PT. Gatraco Indah Manado dalam mencatat persediaan
barang adalah sistem pencatatan perpetual. Sedangkan metode yang digunakan untuk penilaian
persediaan adalah metode FIFO (First In, First Out) atau MPKP (Masuk Pertama, Keluar
Pertama).
2. Pengukuran persediaan pada PT. Gatraco Indah Manado yang merupakan perusahaan manufaktur
khusus untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia membebankan seluruh biaya yang terlibat
dalam menghasilkan barang jadi dan siap diangkut.
3. Pengungkapan persediaan yang disajikan dalam laporan keuangan pada PT. Gatraco Indah
Manado telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

8

4.

Secara keseluruhan PT. Gatraco Indah Manado telah sesuai dengan PSAK No. 14 (Revisi 2014),
baik dalam metode pencatatan, penilaian, persediaan, pengukuran maupun pengungkapan
persediaan.

Saran
Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pencatatan dan penilaian persediaan barang yang diterapkan oleh PT. Gatraco Indah
Manado telah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku,
sehingga harus dipertahankan.
2. Dalam rangka pengembangan sistem informasi, disarankan agar perusahaan memiliki aplikasi
yang di design khusus untuk pencatatan akuntansi perusahaan, agar memudahkan perusahaan
serta meminimalisir adanya kesalahan pencatatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Nurul F. 2014.Analisis Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Terhadap Persediaan
Barang Menurut PSAK No.14 pada PT. Tirta Investama Manado . Jurnal EMBA. ISSN 23031174 No.2. Vol.2. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4715/4238.Tanggal akses
14 Maret 2015.Hal. 1296-1305
Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi.Cetakan kelima, Citra Harta Prima. Jakarta.
Belkaoui, 2011.Accounting Theory.Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta.
Djanegara, H. 2004. Evaluasi Metode Penilaian Persediaan Kaitannya Dengan Harga Pokok
Penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.4 No.1.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan kedua. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty J William dan Scoot Jr, David F., 2010. Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan.Jilid 2. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks, Jakarta.
Kuncoro, Mudjarad. 2011. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.YPKN,
Yogyakarta.
Pontoh, Winston.2013. Akuntansi : Konsep dan Aplikasi, Halaman Moeka. Jakarta
Reeve, James R., Warren, dkk.2009. Pengantar Akuntansi – Adaptasi IndonesiaBuku 1. Salemba
Empat, Jakarta Selatan.
Sambuaga, Reinhard S. 2013. Evaluasi Akuntansi Persediaan pada PT. Sukses Era Niaga
Manado.Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 No.4. Vol.1. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan
Bisnis
Universitas
Sam
Ratulangi.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3349/2899.Tanggal akses 14 Maret
2015.Hal. 1697-1705
Supriyono. 2008. Akuntansi Biaya. Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya Edisi Kelima.
Cetakan Sebelas, Yogyakarta.

9

PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA
Daniela Ribka Frida Mandang1
Agus Poputra2
Meily Kalalo3
1,2,3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Email : 1danielamandang@gmail.com

ABSTRACT
One of the bank’s biggest revenue is comes from credit. However in distributing
credit to society, there is usually an obstacles of the payment of credit to the bank. The bigger
the load of bank to make a reserve fund, bank loss itself will reduce the capital. The goal of
this research is to understand the differences of the application of SAK and PSAK 50 and 55
on the declining of the receivable. The object of this thesis research is Bank Perkreditan
Rakyat Millenia. The method that is used in this research is descriptive method. The result of
this research shows that the company used the impairment of receivable align with SAK
ETAP and there are differences between SAK ETAP and PSAK 50 and 55 on impairment of
receivable.
Keywords : Impairment of Receivable, SAK ETAP, PSAK 50 and 55
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari aliran uang, dimana industri
perbankan memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam sistem perekonomian.
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa fungsi
utama perbankan indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Pendapatan terbesar bank berasal dari bunga, imbalan atau pembagian hasil usaha atas kredit
yang disalurkan. Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan berarti potensi pendapatan semakin
besar. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa
disalurkan dengan baik sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada
masyarakat biasanya mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank dan
nyaris semua bank yang beroperasi di Indonesia mengalami kredit bermasalah. Semakin besar kredit
macet yang dihadapi, maka makin menurun pula tingkat kesehatan bank tersebut atau menurunnya
profitabilitas yang diharapkan. Semakin besar jumlah kredit bermasalah, makin besar pula jumlah
cadangan yang harus disediakan serta makin besar pula tanggungan bank untuk mengadakan dana
cadangan tersebut karena kerugian bank akan mengurangi modal sendiri.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu pendukung perkembangan
perekonomian indonesia, terutama untuk kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah serta sektor
informal. Peran BPR dalam pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah ini dapat
membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan
berusaha di Indonesia.
Salah satu ruang lingkup kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Millenia adalah memberikan
fasilitas kredit kepada sektor usaha, dimana kredit tersebut bersumber dari dana yang dihimpun dari
giro, deposito, dan tabungan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai BPR, kebijaksanaan perkreditan
Bank Perkreditan Rakyat Millenia senantiasa diarahkan pada semua sektor usaha dengan pemberian
kredit jangka pendek dan menengah serta prioritas sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Saat ini standar akuntansi keuangan sedang dalam proses konvergensi dengan IFRS, sehingga
penyusunan laporan keuangan menjadi lebih kompleks dan banyak menggunakan fair value,
10

professional judgment. Kondisi demikian cukup menyulitkan bagi sebagian besar perusahaan di
Indonesia, terutama bagi perusahaan mikro, kecil, dan menengah. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan
Indonesia mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP). SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik
yang signifikan. Namun, regulator dapat menetapkan entitas yang mempunyai akuntabilitas publik
yang signifikan untuk menggunakan SAK ETAP.
Sistem akuntansi baru ini memperkenalkan “impairment” atau penurunan atas nilai piutang.
Penurunan nilai yaitu suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang
merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit.
Penurunan nilai piutang data dihitung dengan dua cara yaitu secara individu dan dihitung secara
kolektif.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana perbedaan penerapan penurunan
nilai berdasarkan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan 55 pada PT. BPR Millenia?”
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan penerapan SAK-ETAP dan PSAK
50 dan 55 atas penurunan nilai (impairment) piutang pada PT. BPR Millenia Manado.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang
bagaimana perbandingan penerapan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan PSAK 55 atas penurunan nilai
piutang pada PT BPR Millenia Manado.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai peneurunan
nilai piutang (kredit yang diberikan) berdasarkan SAK-ETAP dan memberi pengetahuan tambahan
berupa penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk
mendapatkan dan mengetahui pengukuran, pengakuan, serta penyajian penurunan nilai piutang dalam
laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan standar akuntansi yang tepat dan berguna jika
perusahaan ingin menjadi go public dan menjadi perusahaan yang lebih besar dalam hal ini menjadi
bank umum.
TINJAUAN PUSTAKA
Kredit
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Pokok-Pokok Perbankan,
pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
A line of credit is a commitment in which a borrower receives a promise from a bank to
provide a loan over a set period at predetermined terms. Theory suggests that credit lines provide the
borrower insurance against future liquidity shocks and thus play a key liquidity role. (Demiroglu &
James, 2010)
Menurut Taswan (2008 : 215) Pengertian kredit adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar
sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit
bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam
kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). (Fitria & Sari, 2012)
Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target
yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari
bagi bank dalam arti luas, juga mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik
dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda keterlambatan serta
11

ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. Kredit bermasalah adalah suatu
keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada
bank seperti yang telah diperjanjikan. (Kuncoro dan Suharjono, 2002).
Akuntansi
Menurut Ismail (2014:2), akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran, yang mana hasil akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh
aktivitas keuangan perusahaan. Tujuan akuntansi yang digambarkan dalam laporan keuangan adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan para pemakai.
Menurut Committee on Terminology of The American Institute of Certified Public
Accountants yang dikutip oleh Belkaoui (2011 : 50), akuntansi adalah seni mencatat, menggolongan,
dan mengikhtisarikan transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan suatu cara yang
bermakna dan dalam satuan uang serta menginpretasikan hasil-hasilnya.
Perbankan
Menurut (UU) RI Nomor 10 Tahun 1998 dalam buku Kasmir (2012 : 24), bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Menurut (UU) RI Nomor 10 Tahun 1998 dikutip oleh Kasmir (2012 : 33), Bank Perkreditan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK-ETAP merupakan
standar akuntansi keuangan yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. ETAP adalah
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit. (Sumendap, 2015)
Penurunan Nilai terjadi ketika nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh
kembali. Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa ada aset
yang turun nilainya. Penurunan nilai pinjaman dan Piutang yang diberikan dibentuk sebesar estimasi
kerugian yang tidak dapat ditagih.
PSAK 50 dan PSAK 55
PSAK 50 Tentang Instrumen Keuangan : Penyajian
PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32 Financial Instrument: presentation. Dalam Paragraf
02 dinyatakan tujuan pernyataan ini adalah menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai
liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pernyataan ini
diterapkan untuk klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan,
liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; klasifikasi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang
terkait; dan keadaan dimana aset keuangan dan liablitas keuangan saling hapus. Pernyataan ini
melengkapi prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
PSAK No. 55 Tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
Dalam paragraf 01 dinyatakan tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip dasar
pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan
item non keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen
keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai.
Pengakuan awal dalam paragraf 14 entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan
dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. PSAK 55 (revisi 2015) paragraf 43. “Pada saat pengakuan
12

awal aset keuangan dan liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset
keuangan dan liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan
aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. Keempat kategori diterapkan pada pengukuran dan
pengakuan laba rugi”.
PSAK 55 (revisi 2015) paragraf 58. “ Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas
mengevaluasi apakah terdapat bukti efektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai”. Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat aset melebihi
nilai yang dapat diperoleh kembali.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat
dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa merugikan),
dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Sulit untuk
mengidentifikasi satu peristiwa tertentu yang menyebabkan penurunan nilai.
Penurunan nilai pada dasarnya disebabkan oleh kombinasi dari beberapa peristiwa masa
depan tidak dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi. Bukti objektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai termasuk data yang dapat
diobservasi yang menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut.
Penelitian Terdahulu
1. Inggrid (2012) mengenai Analisis Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan atas
Pendapatan Bunga Kredit Pada PT. Bank Sinarmas Tbk. Penelitian ini, data yang digunakan
bersifat kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari objek penelitian. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif. Bila
dibandingkan penelitian penulis, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya
terletak pada jenis dan teknik pengumpulan data serta analisis data yaitu analisis deskriptif.
Perbedaannya, penelitian ini dilakukan di perusahaan berbeda dalam penelitian ini.
2. Emanuela (2012) mengenai Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) atas Impairment
Piutang Pada Perusahaan Multifinance. Penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif
yaitu berupa angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Analisis di lakukan dengan metode deskriptif komperatif. Bila di bandingkan dengan penelitian
penulis, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah melakukan penelitian
tentang perlakuan akuntansi Impairment piutang. Perbedaannya, penelitian ini dilakukan di
beberapa perusahaan multifinance sedangkan peneliti pada perbankan dan membandingkan
antara SAK ETAP dan PSAK.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Penelitian ini menekankan pada deskripsi
data yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan sesuatu (Sugiyono, 2011)
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Bank Perkreditan Rakyat Millenia Jl. Bethesda No.
42 Manado - Sulawesi Utara. Penelitian di lakukan pada bulan Agustus – September 2015.
Metode Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan kepustakaan (library research)
Pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang digunakan sebagai landasan
teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk data yang sifatnya kuantitatif, pengumpulan
datanya pertahun (akhir tahun). Dalam melakukan pengambilan data, menggunakan sumber data
sekunder yang merupakan data yang sudah di publikasikan melalui website bank indonesi. Data
tersebut berupa laporan keuangan triwulan yang didalamnya terdapat laporang keuangan (financial
statement) serta informasi tambahan lainnya atas perusahaan.
13

2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihakpihak yang terkait dengan PT. BPR Millenia Manado khususnya divisi kredit dan divisi akuntansi.
Jenis Data
1. Data kualitatif, yaitu data yang terdiri dari kumpulan data non angka yang sifatnya deskriptif yang
terdiri dari berikut ini.
a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, dan sebagainya.
b. Buku pedoman perusahaan yang berisi pelaksanaan perlakuan akuntansi dan pelaksanaan proses
pemberian kredit pada tepat penilitian.
c. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang ditetapkan oleh BPR Millenia.
2. Data kuantitatif, data berupa angka-angka yang diambil adalah Laporan Keuangan dan Catatan
atas Laporan Keuangan PT BPR Millenia.
Sumber Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari perusahaan terkait melalui wawancara dengan petugas yang
bertugas pada divisi kredit khususnya yang menangani masalah kredit.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber di luar bank, yaitu Bank Indonesia dalam bentuk literatur-literatur
perbankan dan IAI yang berhubungan dengan penilitian ini. Situs resmi Bank Indonesia yaitu
www.bi.go.id
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif
yaitu dengan menganalisis dan membandingkan antara penerapan perlakuan akuntansi penurunan
nilai piutang (Impairment Piutang) serta penyajiannya dalam laporan keuangan sesuai den