Going Concern Vol. 10 No.2 Juni 2015 | Concern | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 8374 16575 1 SM

Vol. 10 No. 2, Juni 2015

ISSN. 1907-9737

JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN
PENERAPAN PSAK NO. 2 TENTANG LAPORAN ARUS KAS DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA PERUM BULOG DIRVE SULUT DAN GORONTALO
Fanesa Isalia Minanda Syaefudin, Jenny Morasa, Stanly W. Alexander
PENGARUH PENERAPAN e-SPT TERHADAP EFISIENSI PEMROSESAN DATA
PERPAJAKAN (Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Kota Tomohon)
Debbie Deborah. S. Mokolinug, Novi S. Budiarso
EVALUASI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
ATAS UANG PERSEDIAAN (UP) PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
Betriana Frisly Polii, Lidia Mawikere
ANALISIS POTENSI dan EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH ATAS RUMAH KOS di KOTA
MANADO
Marsion Immanuel Kant Simangunsong, David Paul Elia Saerang, Inggriani Elim
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA) PADA
DINASS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KOTA
KOTAMOBAGU

Veybie Komaling, Stanley Kho Walandow
PENERAPAN PSAK NO. 30 TENTANG PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA AKTIVA
TETAP PADA PT. SINAR KARYA MEGA PERSADA
Revine Marni Pangkerego, Novi S Budiarso
ANALISIS DIFFERENTIAL COST DAN OPPORTUNITY COST DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMPRODUKSI SENDIRI PADA INDUSTRI RUMAH
PANGGUNG WOLOAN
Romeo Fersi Mongdong, Jenny Morasa, Heince Wokas
PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA
Leonardo Kumambow, Jantje J. Tinangon, Victorina Z. Tirayoh
PENERAPAN PP NO.71 TAHUN 2010 DALAM PELAPORAN AKUNTANSI BELANJA
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU TAHUN ANGGARAN 2014
Dedy Kurniawan Kiay Demak, Jullie J. Sondakh, Steven Tangkuman
EVALUASI PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA
MANADO
Theo Rudolf Waney, Jenny Morasa

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


Vol.10,No.2,Juni 2015

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN
JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN
Pelindung

Rektor Universitas Sam Ratulangi

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT

Pemimpin Redaksi

Prof. DR. David. P.E. Saerang,SE,M.Com(Hons)


Redaksi Pelaksana

Harijanto Sabijono,SE,MSi,Ak
Lidia Mawikere,SE,MSi,Ak
Hendrik Manossoh,SE,MSi,Ak
Imelda Najoan,SE,MSi,Ak

Dewan Redaksi

DR. Grace Nangoy,SE,MSAc,Ak,CPA
Sifrid S. Pangemanan,SE,MSA
DR. Jullie J. Sondakh,SE,MSi,Ak,CPA
DR.Ventje Ilat,SE,MSi
DR. Herman Karamoy,SE,MSi,Ak
DR. Jenny Morasa,SE,MSi,Ak
DR. Agus T. Poputra,SE,MM,MA,Ak
Victorina Tirayoh,SE,MM,Ak
Linda Lambey,SE,MBA,MA,Ak
Margaretha Bolang,SE,MA,Ak
Peter Kapojos,SE,MSi,Ak


Administrasi & Sirkulasi

DR. Jantje Tinangon,SE,MM,Ak
DR. Lintje Kalangi,SE,ME,Ak
Winston Pontoh,SE,MM,Ak
Christian Datu,SE,MSA,Ak

Alamat Redaksi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Kampus Bahu – Manado, Sulawesi Utara
Telp. (0431) 847472, Fax. (0431) 853584

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, dimaksudkan sebagai media
pertukaran informasi, penelitian dan karya ilmiah antara pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jurnal ini terbit empat kali setahun
yaitu bulan Maret, Juni, September, Desember.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media dan tinjauan atas buku-buku akuntansi terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta
catatan/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini.
Surat menyurat mengenai naskah yang akan diterbitkan langganan, keagenan, dan lainnya dapat dialamatkan langsung ke alamat redaksi atau melalui email

: goingconcern2013@yahoo.com

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT

i

Vol.10,No.2,Juni 2015

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN
JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN
DAFTAR ISI
PENERAPAN PSAK NO. 2 TENTANG LAPORAN ARUS KAS DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA PERUM BULOG DIRVE SULUT DAN GORONTALO
Fanesa Isalia Minanda Syaefudin, Jenny Morasa, Stanly W. Alexander ............................................ 1-9
PENGARUH PENERAPAN e-SPT TERHADAP EFISIENSI PEMROSESAN DATA
PERPAJAKAN (Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Kota Tomohon)
Debbie Deborah. S. Mokolinug, Novi S. Budiarso ......................................................................... 10-19
EVALUASI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS

ATAS UANG PERSEDIAAN (UP) PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
Betriana Frisly Polii, Lidia Mawikere ............................................................................................. 20-28
ANALISIS POTENSI dan EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH ATAS RUMAH KOS di KOTA
MANADO
Marsion Immanuel Kant Simangunsong, David Paul Elia Saerang, Inggriani Elim ..................... 29-37
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA) PADA
DINASS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KOTA
KOTAMOBAGU
Veybie Komaling, Stanley Kho Walandow .................................................................................... 38-44
PENERAPAN PSAK NO. 30 TENTANG PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA AKTIVA
TETAP PADA PT. SINAR KARYA MEGA PERSADA
Revine Marni Pangkerego, Novi S Budiarso .................................................................................. 45-55
ANALISIS DIFFERENTIAL COST DAN OPPORTUNITY COST DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMPRODUKSI SENDIRI PADA INDUSTRI RUMAH
PANGGUNG WOLOAN
Romeo Fersi Mongdong, Jenny Morasa, Heince Wokas ................................................................ 56-65
PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA
Leonardo Kumambow, Jantje J. Tinangon, Victorina Z. Tirayoh................................................... 66-76
PENERAPAN PP NO.71 TAHUN 2010 DALAM PELAPORAN AKUNTANSI BELANJA

DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU TAHUN ANGGARAN 2014
Dedy Kurniawan Kiay Demak, Jullie J. Sondakh, Steven Tangkuman .......................................... 77-84
EVALUASI PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA
MANADO
Theo Rudolf Waney, Jenny Morasa ................................................................................................ 85-92

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT

ii

PENERAPAN PSAK NO. 2 TENTANG LAPORAN ARUS KAS DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA PERUM BULOG DIRVE SULUT DAN GORONTALO
APPLICATION FSAS NO. 2 ABOUT CASH FLOW STATEMENT IN DECISION MAKING
ON BULOG DIVISION NORT SULAWESI AND GORONTALO
Oleh:
Fanesa Isalia Minanda Syaefudin¹
Jenny Morasa²
Stanly W. Alexander³
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi

Email: ¹fanesasyaefudin@yahoo.com
Abstrak: Laporan Keuangan dalam perusahaan merupakan alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan
sehingga, komponen–komponen dalam Laporan Keuangan haruslah benar dan tepat. Dalam pengambilan
keputusan perusahaan, sebaiknya menggunakan Laporan Arus Kas karena terkadang Laporan Laba Rugi dan
Neraca tidak menampilkan keadaan sesungguhnya dari keuangan perusahaan.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui penerapkan laporan arus kas berdasarkan PSAK No. 2 dalam pengambilan keputusan
perusahaan.Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, kas bersih yang
diperoleh perusahaan selama tahun berjalan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penelitian
ini menggunakan analisis rasio dalam pengambilan keputusan perusahaan.Rasio Arus Kas Operasi Terhadap
Total Kewajiban dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam melunasi kewajiban totalnya
selama satu tahun operasinya.Rasio Arus Kas Terhadap Kewajiban Lancar dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus
kas operasi bersih.Rasio Arus Kas Terhadap Penjualan perusaaan mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh kas dari penjualan.Sebaiknyapimpinan perum Bulog khususnya bagian keuangan perlu
menerapkan Laporan Arus Kas sebagai dasar analisisnya, sehingga perusahaan dapat mengetahui keadaan
keuangannya dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan.
Kata Kunci: penerapan, arus kas, pengambilan keputusan

Abstact: In the company’s Financial Statements is a means of consideration in decision making so that,
componentsin the financial statements must betrue and correct. In thedecision making companies should use

the cash Flow Statement because sometimes the income and balance sheet does not show the real state of
corporate finance. The purposeof this study to determine the application of the Cash Flow Statement in
accordance with SFAS No. 2 in corporate decision. This type of research is quantitative descriptive. The results
showed, net cash provided by the company during the year has decreased compared to the previous year. This
study uses the ratio analysisin corporate decision making. The Ratio of Operating Cash Flow to Total
Liabilities can be used as basis for decision making in the company repay its total Liability for one year of
operation. The Ratio of Cash Flow to Current Liabilities can be used as the basis of the decision making
companies when measuring the company’s ability to pay Current Liabilities by Net Operating Cash Flow. The
Ratio of Cash Flow to Sales companies measure the company’s ability to measure the company’s ability to
obtain cash from to sale. Leaders should Perum Bulog particularly the finance department needs to implement
the Cash Flow Statement as the basis of its analysis so that can know the financial situation and can be used as
a basis for decision making of the company.
Keywords: implementation, cash flow, decision making

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang semakin pesat seiring perkembangan zaman membuat dunia bisnis dan
pelaku-pelaku bisnis di zaman ini bergerak lebih aktif.Mampu membaca setiap situasi yang terjadi dan melihat

peluang-peluang yang muncul serta cepat dalam bertindak guna perluasan usaha. Jika tidak, maka akan
membuat kertertinggalan dalam bisnis itu sendiri.
Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat.Sebagai cabang dari ilmu
ekonomi, akuntansi menyediakan informasi mengenai perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi
keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi tersebut.Jika informasi yang dilaporkan dapat
diandalkan dan bermanfaat, maka sumber daya yang terbatas itu dapat dialokasikan secara optimal, dan
sebaliknya alokasi sumber daya menjadi kurang optimal jika informasi kurang andal dan tidak
bermanfaat.Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.Untuk menyampaikan informasi-informasi
tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Bagi suatu perusahaan, Laporan Keuangan merupakan media paling penting untuk menilai prsetasi dan
kondisi ekonomi perusahaan. Seorang manajer tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan.
Oleh karena itu, yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi
bahan sarana informasi bagi manajer dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang menjadi
bahan pertimbangan manajer dalam pengambilan keputusan, diperlukan analisis yang tepat dalam suatu laporan
keuangan.Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang terdapat dalam suatu
laporan keuangan.Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua

aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan sesuai, maka dapat membawa suatu perusahaan di
situasi yang akan sangat menguntungkan. Laporan keuangan dapat mengambarkan posisi keuangan perusahaan,
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu.
Laporan arus kas disajikan untuk melengkapi kesenjangan informasi yang tidak termuat dalam
informasi lain. Laporan arus kas memainkan peranan komplementer bagi neraca dan laporan laba rugi dalam
penjabaran secara lengkap mengenai asset dan stuktur keuangan (kewajiban dan ekuitas pemilik) perusahaan
serta bagaimana asset, kewajiban, dan ekuitas tersebut berubah dalam periode tertentu.
Salah satu alasan dilakukannya penerapan terhadap laporan arus kas adalah sebagai salah satu alat bantu
dalam pengambilan keputusan. Dimana dalam laporan arus kas dapat dilihat laporan kas masuk dan keluar
selama periode tertentu.Selain itu, informasi yang terdapat pada laporan arus kas lebih mencerminkan posisi kas
yang sebenarnya yang ada di perusahaan.Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan
sangatlah tepat bila digunakan informasi yang disajikan dalam laporan arus kas.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan Laporan Arus Kas pada suatu perusahaan yang

didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 dalam pengambilan keputusan
pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Akuntansi
Robert, Patricia, dan Daniel (2007:4), mengungkapkan bahwa akuntansi merupakan sebuah sistem yang
mengumpulkan dan memroses (menganalisis, menghitung, dan mencatat) informasi keuangan mengenai sebuah
organisasi dan melaporkan informasi keuangan mengenai sebuah organisasi dan melaporkan informasi tersebut
kepada pengambil keputusan. Warsono (2009:3), mengungkapkan bahwa akuntansi adalah proses sistematis
untuk mengelolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya. Akuntansi
professional bekerja dalam banyak peran serta lingkungan yang berbeda.Oleh karena itu, dalam prakteknya

2

akuntansi dapat dibedakan dengan skope atau ruang lingkup yang tercakup di dalamnya yang meliputi akuntansi
public yang bekerja secara independen serta akuntan intern perusahaan.
Laporan Keuangan
Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang
digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing. Laporan akuntansi disiapkan untuk
memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan mampu
memberikan banyak informasi yang dapat dipakai oleh para pengguna dalam membuat keputusan ekonomis
perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan infromasi kuantitatif tentang posisi
keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.Laporan keuangan
memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber
kekayaan itu didapat. PSAK No. 1 mengatur bahwa laporan keuangan lengkap harus mencakup komponenkomponen berikut:Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, Laporan laba rugi komprehensif,
Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas dan Kebijakan akuntansi serta catatan atas laporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
Hery (2012:4), mengungkapkan bahwa tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan
lain dalam posisi keuangan. Standar akuntansi keuangan (SAK) dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan
yang isinya: “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan Arus Kas
Hery (2012:9), mengungkapkan bahwa laporan arus kas (statement of cash flows) adalah sebuah laporan
yang menggambarkan aus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu
mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/ pembiayaan untuk satu
periode tertentu.Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikkan/ penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas
selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode. Skousen
(2001:8), bahwa sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan lainnya, laporan arus kas pada dasarnya adalah
sebuah laporan yang melaporkan, untuk interval tertentu, jumlah kas yang ditimbulkan dikonsumsikan oleh
suatu perusahaan melalui tipe - tipe aktivitas berikut, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
keuangan.Honrngren (2007:148) laporan arus kas melaporkan arus kas penerimaan dan pengeluaran kas selama
suatu periode.Laporan ini menunjukkan dari mana asal kas dan bagaimana kas dibelanjakan.Laporan ini
menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam kas selama suatu periode tertentu.
Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
PSAK No. 2 mengungkapkan bahwa Laporan Arus Kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas. Informasi Arus Kas
berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
dari berbagai entitas.Bambang (2014:41), mengungkapkan bahwa manfaat informasi arus kas setidaknya ada
tiga. Pertama, sebagai indokator jumlah arus kas dimasa yang akan datang dan menilai kecermatan taksiran arus
kas yang telah dibuat sebelumnya. Kedua, laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas
masuk dan arus kas keluarselama periode pelaporan.Ketiga, laporan arus kas memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih, ekuitas, dan struktur
keuangan perusahaan termasuk likuiditas dan solvabilitas.
Laporan Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan
Wahjono (2010:241) mengungkapkan bahwa proses pengambilan keputusan strategis adalah proses
yang terjadi di tingkat organisasi yang melibatkan serangkaian aktivitas organisasi dalam formulasi misi
starategis dan tujuan. Proses ini melibatkan proses analisis, perencanaan, pengambilan aspek seperti budaya
organisasi, system nilai, dan visi perusahaan. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari prosesmental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan

3

dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan. Informasi yang terdapat dalam laporan arus
kas dapat memberikan gambaran untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban,
melakukan investasi, menghasilkan laba dan arus kas dimasa yang akan datang. Hal ini karena dalam laporan
arus kas terlihat penggunaan kas yang ada dalam perusahaan dan juga arus kas selama periode tertentu.Dalam
memprediksi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan Laporan Arus Kas, perusahaan
dapat menggunakan analisis Rasio Arus Kas Terhadap Penjualan. Untuk memprediksi kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajibannya dapat dilakukan dengan analisis beberapa rasio yang masih berkaitan dengan arus
kas yaitu rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban dan rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar.
Penelitian Terdahulu
Sutarti (2012) dengan judul Penyajian laporan arus kas menurut PSAK 2 guna mendukung pengambilan
keputusan investasi pada PT. Pan Brothers Tbk. Tujuannya untuk mengetahui penyajian laporan arus kas yang
sesuai dengan PSAK serta peran laporan arus kas dalam pengambilan keputusan pada PT. Pan Brothers, Tbk.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada PT. Pan
Brothers, Tbk telah menyusun laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK 2. Laporan arus kas yang disusun
digunakan oleh manajemen sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan investasi.
James (2013) dengan judul Analisis laporan arus kas sebagai alat ukur menilai kinerja pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Manado Timur. Tujuannya untuk mengetahui penggunaan Laporan arus kas
sebagai alat ukur menilai kinerja keuangan menilai kinerja keuangan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Manado Timur. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Manado Timur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan gadai. Aktivitas
perusahaan dalam hal ini adalah baik karena sumber kas yang terbesar berasal dari aktivitas operasi yaitu laba
bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahaan. Pembelian Pembangkit Listrik dan Pemeliharaanya
berpotensi mengurangi harta perusahaan, serta jumlah kas yang menganggur pada perusahaan selama 2 tahun
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisis
faktor-faktor terjadinya atau munculnya fenomena tertentu, dimana peneliti melakukan penelitian
langsung ke objek penelitian kemudian mengumpulkan data-data dan menganalisis data-data tersebut
berdasarkan fakto-faktor yang sudah ditentukan.Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio-rasio
yang berhubungan dengan laporan arus kas dalam pengambilan keputusan perusahaan.Rasio-rasio
yang digunakan adalah rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban, rasio arus kasterhadap
kewajiban lancar, dan rasio arus kas terhadap penjualan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo yang beralamat di jalan
Diponegoro nomor 8-9 Manado.Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret tahun 2015.
Prosedur Penelitian
Tahap penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut.
1. Mengsurvei objek penelitian, yaitu turun langsung ke lapangan untuk mengamati kejadian-kejadian yang
terjadi dalam tempat penelitian. Dalam penelitian ini tempat yang akan dijadikan objek penelitian adalah
Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo.
2. Mengumpulan data-data atau informasi yang diperlukan. Dalam pengumpulan data ini, dapat dilakukan
dengan cara mewawancarai karwayan/ staff perusahaan. Selain itu dalam penelitian ini juga memperoleh
data melalui media internet yaitu www.bulog.co.id.
3. Menganalisis data tersebut dan dimasukkan dalam laporan.
4. Melaporkan hasil analisis yang sudah dituangkan dalam satu laporan.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variable atau konstrak dengan cara
memberikan arti atau menspesifikasi kegiatanataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut. Definisi operasional didasarkan atas sifat-sifat variabel yang
diamati.Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Dalam
penelitian ini, variable yang digunakan adalah:
a. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan.Pengambil keputusan dapat lebih
tinggi.Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari
data.Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
b. Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini memiliki satu variable bebas (X1) adalah Penerapan PSAK No. 2 tentang Laporan
Arus Kas. Penerapan Laporan arus kas oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang
telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan
Arus Kas dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas dimasa yang akan datang, untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba dan melunasi kewajibannya. Jadi, laporan
ini sangat diperlukan seorang manajer perusahaan sebelum mengambil keputusan yang akan berdampak
bagi perusahaan dimasa yang akan datang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup
bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap
mengemban tugas publik dari pemerintah, Bulog tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian
untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan
pengelolaan stok pangan.
Visi Perusahaan yaitu: Menjadi perusahaan yang unggul dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Visi ini
juga mencerminkan misi yang diamanatkan oleh Pemerintah, khususnya berkaitan dengan keberhasilan dan
ketahanan pangan nasional. Posisi Bulog sebagai lembaga pangan yang handal mencakup pemantapan
kesejahteraan pangan nasional, professional dan kompetitif dalam bidang usaha pangan serta senantiasa
memiliki rasa dan nilai kepekaan atas tanggungjawabnya bagi kepentingan masyarakat serta taat dan
menjunjungtinggi nilai-nilai etika dalam melaksanakan bisnis
Perum Bulog memiliki tiga misi yaitu:
1. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan pangan pokok.
2. Mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
3. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Misi yang berfokus pada kompentendesian tujuan/ makna utama (one common purpose) dari keberadaan
perum Bulog diharapkan dapat mencerminkan keyakinan atau nilai organisasi serta memberikan makna pada
setiap karyawan Bulog sehingga mampu menyatukan organisasi dan membangun komitmen bersama.
Kebijakan Akuntansi Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun oleh Perum Bulog dibuat berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang dikembangkan dalam aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) untuk kantor
pusat, dengan melakukan penggabungan antara database Kantor Pusat dengan database Divre Selindo, sehingga
seluruh transaksi tergabung dalam satu database. Laporan Keuangan Perusahaan Umum (Perum) Bulog disusun
mengacu kepada SAK yang penerapannya dituangkan dalam Kebijakan Akuntansi Bulog (KAB) sesuai
Keputusan Direksi Perum Bulog nomor: Kep 257/Dir/12/2003 tanggal 24 Desember 2003.
Dasar Pengambilan Keputusan Perusahaan

5

Dasar pengambilan keputusan yang di terapkan oleh Perusahaan Umum Bulog adalah menganalisis
laporan keuangan secara keseluruhan.Berdasarkan laporan keuangan tersebut maka ditariklah kesimpulan
sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan perusahaan pada masa yang akan datang. Karena
perusahaan belum menerapkan Laporan Arus Kas dalam komponen laporan keuangannya, maka dasar
pengambilan keputusan perusahaan belum melibatkan Laporan Arus Kas.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerapan arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas operasi Perum Bulog melibatkan penerimaan kas dari
pelanggan, pembayaran kepada pemasok, pembayaran beban usaha, dan pembayaran pajak penghasilan.
1. Penerimaan kas dari pelanggan dihitung sebagai berikut:
Penjualan
= Rp. xxx
Dikurangi kenaikan piutang usaha
= Rp. xxx
= Rp. xxx
2. Pemabayaran kas kepada pemasok dan karyawan dihitung sebagai berikut:
Harga pokok penjualan
= Rp. xxx
Ditambah kenaikan persediaan
= Rp. xxx
Pembelian
= Rp. xxx
Ditambah pengurangan hutang usaha
= Rp. xxx
Pembayaran kepada pemasok
= Rp. xxx
3. Pembayaran beban usaha dihitung sebagai berikut:
Beban operasi
= Rp. xxx
Ditambah kenaikan pembayaran dimuka
= Rp. xxx
Pembayaran beban usaha
= Rp. xxx
4. Pembayaran pajak penghasilan dihitung sebagai berikut:
Tagihan pajak
= Rp. xxx
Ditambah penurunan hutang pajak
= Rp. xxx
= Rp. xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penerapan arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas investasi melibatkan uang muka yang diberikan
perusahaan, biaya yang ditanggunghkan, dan pembelian aktiva tetap.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerapan arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas pendanaan melibatkan penerimaan pinjaman bank jangka
pendek,
Pinjaman bank jangka pendek dihitung sebagai berikut:
Hutang Bank tahun 2014 (akhir)
= Rp. xxx
Hutang Bank tahun 2013 (akhir)
= Rp. xxx
= Rp. xxx
Tabel 1
Laporan Arus Kas
Perusahaan Umum Bulog
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Rp. xxx
Pembayaran kepada pemasok
Rp. xxx
Pembayaran beban usaha
Rp. xxx
Pembayaran pajak penghasilan
Rp. xxx
Kas Bersih Yang Di Peroleh Dari Aktivitas Operasi
Rp. xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan Uang Muka
Rp. xxx
Biaya ditangguhkan
Rp. xxx
Pembelian Aktiva TetapRp. xxx
Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
Rp. xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

6

Penerimaan pinjaman bank jangka pendek
Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan
Penurunan Bersih Kas Dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun

Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx

Sumber: Hasil Olahan Data

Analisis Rasio Laporan Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan
Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Total Kewajiban
Arus Kas Bersih Operasi
RAKOTK
=
x 100%
Total Kewajiban Rata - rata
Rasio ini dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam melunasi kewajiban totalnya selama
satu tahun operasinya. Semakin tinggi rasio ini, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Rasio Arus Kas Terhadap Kewajban Lancar
Arus Kas Bersih Operasi
RAKOKL
=
x 100%
Kewjiban Lancar
Rasio ini, dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih.Semakin tinggi rasio ini, semakin besar
kemampuan perusahaan dalam menutup hutang lancar dari arus kas operasi.
Rasio Arus Kas Terhadap Penjualan
Arus Kas Operasi
Cash Flow to Sales =
x 100%
Penjualan
Rasio ini, dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh kas dari penjualan.Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kas yang diperoleh dari penjualan
serta semakin efiien kegiatan operasi atau penjualan perusahaan.
Pembahasan
Penerapan Laporan Arus Kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting karena Laporan Arus Kas tersaji
pengelolaan arus kas keluar dan arus kas masuk pada suatu perusahaan selama periode tertentu.Laporan arus kas
biasanya disajikan dalam satu halaman laporan. Tidak ada bentuk atau format baku yang harus diikuti oleh
semua perusahaan dalam penyajian laporan arus kasnya. Dengan demikian, sejauh mana perincian yang
disajikan tergantung kebutuhan perusahaan.Sebagai catatan penting yang harus disediakan adalah jika laporan
arus kas harus bisa menjadi alat yang efektif untuk menjawab berbagai pertanyaan sehubungan dengan aliran
kas perusahaan.
Laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan juga setara
kas (equivalent cash).Laporan jenis ini dianggap lebih informative dari pada laporan perubahan posisi keuangan
karena dapat memberikan informasi tentang arus kas historis suatu perusahaan sehingga dapat diketahui arus kas
masuk dan arus kas keluar pada masa lalu.Dalam PSAK No. 2 Arus kas adalah arus masuk atau arus keluar kas
atau setara kas.Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas penyajian Arus Kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Informasi yang terdapat dalam laporan
arus kas dapat memberikan gambaran untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban,
melakukan investasi, menghasilkan laba dan arus kas dimasa yang akan datang. Hal ini karena dalam laporan
arus kas terlihat penggunaan kas yang ada dalam perusahaan dan juga arus kas selama periode tertentu.
Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan
yaitu: rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan
dalam melunasi kewajiban totalnya selama satu tahun operasinya, rasio arus kas terhadap kewajiban lancar
dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih, dan rasio arus kas terhadap penjualan dapat

7

dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
kas dari penjualan.
Laporan arus kas dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah
berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Dengan
membandingkan laporan arus kas selama beberapa periode, dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus
kas dimasa yang akan datang dan juga untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Jadi, laporan ini sangat diperlukan seorang manajer perusahaan sebelum mengambil keputusan yang
akanberdampak bagi perusahaan dimasa yang akan datang.
Penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh James (2013) yaitu analisis laporan
arus kas sebagai alat ukur menilai kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Manado Timur. Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian kali ini adalah sama-sama menggunakan perhitungan rasio arus kas,
sedangkan perbedaannya pada penelitian tersebut perusahaan sudah menggunakan laporan arus kas, sedangkan
pada penelitian kali ini baru menerapkan arus kas.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dalam PSAK No. 2 salah satu komponen dalam Laporan Keuangan adalah Laporan Arus Kas.PSAK No. 2
menjelaskan bahwa dalam menerapkan Laporan Arus Kas perlu diketahui komponen - komponen
penting yang terdapat dalam Laporan Arus Kas, yaitu Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas
dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan. Melalui ketiga komponen utama
dalam arus kas ini, perusahaan dapat melihat lebih rinci mengenai pengeluaran-pengeluaran dan
pendapatan-pendapatan perusahaan selama periode aktivitas tertentu pada perusahaan.
2. Penerapan Laporan arus kas oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah
berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan Arus
Kas dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas dimasa yang akan datang dan juga untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi, laporan ini sangat diperlukan
seorang manajer perusahaan sebelum mengambil keputusan yang akan berdampak bagi perusahaan dimasa
yang akan datang.
Saran
Saran penelitian ini adalah:
1. Pimpinan Perum Bulog khususnya bagian keuangan perlu menerapkan Laporan Arus Kas untuk perusahaan
sebagai dasar analisisnya. Hal ini dilihat karena laporan laba rugi dan neraca terkadang tidak menampilkan
keadaan sesungguhnya dari keuangan perusahaan.
2. Rasio-rasio yang berhubungan dengan arus kas, ada baiknya dilakukan analisis secara terus-menerus agar
perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangannya dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang
nantinya akan berdampak bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Horngren 2007, Akuntansi – Jilid Satu Edisi Kesepuluh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hery 2012, Analisis Laporan Keuangan– Edisi Pertama. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia.PSAK No. 1 Tentang Penyusunan Laporan Keuangan – edisi revisi 2013. Penerbit
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia.PSAK No. 2 Tentang Laporan Arus Kas– edisi revisi 2013. Penerbit Dewan Standar
Akuntansi Keuangan.

8

Indrawan Rully dan Yaniawati Poppy (2014), Metodologi PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan Campuran
Untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan. Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.
Kaunang, James M. 2013. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja Pada PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Manado Timur. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal Emba. Vol. 1. No. 3.
(2013) http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108758&val=1025. Diakses Maret, 15,
2015. Hal.455-464.
Robert, Patricia, dan Daniel 2007, Akuntansi Keuangan.–edisi kelima. Penerbit Andi, Yogyakarta
Sutarti. 2012. Penyajian Laporan Arus Kas Menurut PSAK 2 Guna Mendukung Pengambilan Keputusan
Investasi Pada PT. Pan Brothers Tbk. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Bogor. Jurnal Ilmiah
Kesatuan. Vol. 14. No. 1. (2012) http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/index.php/jik/article/viewFile/282/307.
Diakses Maret, 15, 2015. Hal.87-92
Skousen 2001, Akuntansi Keuangan Menengah– Buku Satu. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Warsono, Darmawan dan Ridha 2009, Akuntansi Ternyata Logis dan Mudah.Penerbit Asgard Chapter,
Yogyakarta.
Wahjono Imam Sentot 2010, Perilaku Organisasi – Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wahyudiono Bambang 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Penerbit Raih Asa Sukses, Jakarta.
www.bulog.co.id

9

PENGARUH PENERAPAN e-SPT TERHADAP EFISIENSI
PEMROSESAN DATA PERPAJAKAN
(Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Kota Tomohon)
E-SPT EFFECT OFAPPLICATIONOFEFFICIENCYTAXDATAPROCESSING
(Survey AgainstTaxable Personon STOTomohon)

Oleh :
Debbie Deborah. S. Mokolinug1
Novi S. Budiarso2
1,2

FakultasEkonomidanBisnis, JurusanAkuntansi
Universitas Sam Ratulangi
email :1debbiemoko@gmail.com
2
novi.sbudiarso@yahoo.com

Abstrak: Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi Teknologi Informatika dalam kegiatan perpajakan
pun terus dilakukan guna memudahkan, meningkatkan serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada Wajib
Pajak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan teknologi informasi yang diterapkan. Hal tersebut
terkait dengan penelitian ini yang juga menganalisis kesuksesan teknologi informasi yang dibentuk oleh
Direktorat Jendral Pajak (DJP) yaitu e-SPT. Penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi kesuksesan sistem eSPT yang digunakan oleh pengusaha kena pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kepraktisan, kemudahan perhitungan, kemudahan pelaporan dan keandalan e-SPT terhadap efisiensi
pemrosesan data perpajakan.Metode analisis yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kepraktisan dan kemudahan perhitungan berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi
pemrosesan data perpajakan pada pengusaha kena di Kota Tomohon sedangkan kemudahan pelaporan dan
kepraktisan e-SPT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan pada
pengusaha kena di Kota Tomohon.
Kata Kunci: kepraktisan, kemudahan perhitungan, kemudahan pelaporan keandalan,
pemrosesan data dan perpajakan

e-SPT, efisiensi

Abstract:Breakthroughs related to the application of Information Technology in taxation activity continues to
be done in order to facilitate, improve and optimize the service to taxpayers. There are many factors that
influence the success of applied information technology. It is associated with a recent study also analyzes the
success of information technology established by the Directorate General of Taxation (DGT) is an e-SPT This
study was conducted to verify the success of e-SPT system used by employers taxable. The purpose of this study
was to determine the effect of practicality, ease of calculation, the ease of reporting and reliability of e-tax
return on tax data processing efficiency. The analytical method used is multiple regression analysis. The results
showed that the practicality and ease of calculation significantly affect the efficiency of data processing tax on
taxable employers in Tomohon while reporting the ease and convenience of e-SPT does not significantly affect
the efficiency of data processing tax on taxable employers in Tomohon

Keywords: practicality, ease of calculation, the ease of reporting reliability, e-SPT, the efficiency of data
processing and taxation

10

PENDAHULUAN
LatarBelakang
Modernisasi administrasi perpajakan dilakukan oleh DJP sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan
perpajakan terhadap wajib pajak salah satunya dikembangkannya pelaporan pajak terutang dengan
menggunakan elektronik SPT (e-SPT).Pelaporan pajak terutang melalui SPT manual dinilai masih memiliki
kelemahan khususnya bagi wajib pajak yang melakukan transaksi cukup besar harus melampirkan dokumen
(hardcopy) dalam jumlah cukup besar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sementara proses perekaman data
memakan waktu cukup lama sehingga pelaporan SPT menjadi tertunda dan terlambat serta menyebabkan denda.
Selain itu dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang perekaman data secara manual oleh fiskus.
Sementara itu pelaporan menggunakan e-SPT lebih dinilai lebih efisien tetapi, kurangnya pemahaman wajib
pajak mengenai sistem pelaporan digital (e SPT) menyebabkan masih banyaknya wajib pajak yang tidak mau
menggunakan e-SPT dan lebih memilih menggunakan SPT manual, padahal penggunaan e-SPT mengurangi
terjadinya penumpukan data yang harus direkam oleh Kantor Pelayanan Pajak. Selain itu penggunaan e-SPT
pada dasarnya membantu wajib pajak dalam menyampaikan SPT lebih cepat, aman dan efisien karena lampiran
dalam bentuk CD/flash disk.
Penting untuk mengetahui bagaimana persepsi para Wajib Pajak mengenai penerapan aplikasi e-SPT
karena secara tidak langsung berkaitan dengan kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap niat baik
pemerintah untuk menyelenggarakan penghimpunan dan pemanfaatan dana hasil pajak secara jujur, transparan
dan adil. Apabila persepsi wajib pajak mengenai penerapan e-SPT selama ini dianggap telah membantu dalam
pemrosesan data perpajakan maka dapat dikatakan bahwa penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi
pemrosesan data perpajakan.
Agar target penerimaan pajak tercapai harus didukung oleh fasilitas-fasilitas pajak dan kepatuhan wajib
pajak dalam membayar kewajibannnya. Salah satu fasilitas pajak dalam rangka modernisasi administrasi
perpajakan adalah e-SPT yang merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh wajib
pajak untuk kemudahan dalam penyampaian SPT. Penggunaan e-SPT dimaksudkanagar semua proses kerja dan
pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat serta mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak diharapkan akan meningkat
Pemrosesan data perpajakan merupakan salah satu fasilitas pajak dalam rangka modernisasi
administrasi perpajakan yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh wajib pajak untuk kemudahan dalam
penyampaian SPT agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat serta
mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak
diharapkan akan meningkat.
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada Badan/Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengingat PKP
yang dalam satu masa pajak melakukan transaksi lebih dari 25 transaksi diwajibkan untuk menggunakan e-SPT
sebagaimana tercantum dalam PER-45/PJ/2010 tentang bentuk, isi dan tata cara pengisian serta penyampaian
SPT Masa PPN bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan
pajak masukan yang menerbitkan nota retur atau nota pembatalan dengan jumlah lebih dari 25 dokumen dalam
1 masa pajak, diwajibkan menggunakan e-SPT sesuai dengan PER-45/PJ/2010. Penggunaan e-SPT diharapkan
dapat mengurangi kesalahan dalam pemasukan (input) data dan mempercepat pembentukan database pajak
keluaran dan pajak masukan sehingga dapat dijadikan bahan referensi (optimalisasi pemanfaatan data pajak).
Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi Teknologi Informatika dalam kegiatan perpajakan pun
terus dilakukan guna memudahkan, meningkatkan serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada Wajib Pajak.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan teknologi informasi yang diterapkan.Hal tersebut terkait
dengan penelitian ini yang juga menganalisis kesuksesan teknologi informasi yang dibentuk oleh Direktorat
Jendral Pajak (DJP) yaitu e-SPT Penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi kesuksesan sistem e-SPT yang
digunakan oleh pengusaha kena pajak.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kepraktisan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan perhitungan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan pelaporan e-SPT berpengaruh terhadapefisiensi pemrosesan data
perpajakan.
4. Untuk mengetahui pengaruh keandalan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan.

11

TINJAUAN PUSTAKA
KonsepAkuntansi
Simamora (2013:1) mendefinisikan akuntansi sebagai seni untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan,
mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) baik pihak di dalam perusahaan ataupun pihak di luar perusahaan.
AkuntansiPajak
Simamora (2013:35) mendefinisikan akuntansi pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan
perhitungan perpajakan dan mengacu pada peraturan dan perundang-undangan perpajakan beserta aturan
pelaksanaannya.
Pajak
Bohari (2006:23-24) mendefiniskan pajak adalah prestasi pemerintah yang terhutang melalui
norma-norma umum yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan.
Wajib Pajak
Wajib pajak menurut undang-undang No. 16 Tahun 2000 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan (selanjutnya ditulis dengan singkatan Undang-Undang KUP) pasal 1 ayat (1) adalah orang
pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.
Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) menurut undang-undang No.16 tahun 2009 mengenai KUP Pasal 1 angka
11 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Fungsi SPT
Fungsi SPT dapat dilihat dari sisi Wajib Pajak, Pengusaha Kena Pajak, dan dari sisi Pemotong atau
Pemungut Pajak (Lingga, 2012 : 37), yaitu sebagai berikut:
1. Wajib Pajak Penghasilan
a. Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang sebenarnya terutang.
b. Melapor pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan/pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak/bagian tahun pajak.
c. Melaporkan pembayaran dari pemotong/pemungut tentang pemotongan/ pemungutan pajak orang pribadi
atau badan lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku.
2. Pengusaha Kena Pajak
a. Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang sebenarnya terutang.
b. Melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
c. Melaporkan tentang pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau
melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
3. Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong/ dipungut dan disetorkannya.
Jenis SPT
SPT dapat berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-SPT. Berdasarkan waktu pelaporan, SPT dibedakan
menjadi dua (Lingga, 2012:47) yaitu:
1. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak.
2. SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.

12

Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)
Pandiangan, Liberti (2008:35) menyatakan e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke
KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP
adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara
elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Tata Cara Pelaporan e-SPT
Tata cara pelaporan e-SPT adalah sebagai berikut:
1. Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan
administrasi perpajakannya.
2. Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan,
antara lain:
a. Data identitas wajib pajak pemotong/pemungut dan identitas wajib pajak yang dipotong/dipungut
seperti NPWP, nama, alamat, kode pos, nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format nomor bukti
potong/pungut, nomor awal bukti potong/pungut, kode kurs mata uang yang digunakan.
b. Bukti pemotongan/pemungutan PPh.
c. Faktur Pajak
d. Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
e. Data Surat Setoran Pajak (SSP) seperti masa pajak, tahun pajak, tanggal setor, Nomor Transaksi
Penerimaan Negara (NTPN), Kode Akun Pajak/Kode Jenis Setoran (KJS) dan jumlah pembayaran
pajak.
3. Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses
impor data dari sistem yang dimiliki wajib pajak kedalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format
data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT.
4. Wajib pajak mencetak bukti potong/pungut dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya
kepada pihak yang dipotong/dipungut.
5. Wajib pajak menandatangani SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
6. Wajib pajak menandatangani SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
7. Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam me