Index of /ProdukHukum/kehutanan

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

NOMOR

: 15/ KPTS- IV/ 1999

TANGGAL : 18 Januari 1999

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN

INDUSTRI DENGAN SISTEM SYLVIKULTUR TEBANGPILIH DAN TANAM JALUR A/ n.

PT. ERNA DJULIAWATI DI PROPINSI DATI I KALIMANTAN TENGAH

KETENTUAN

I

:

TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

DENGAN SISTEM TEBANG PILIH DAN TANAM JALUR

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri bert uj uan :

1.

Meningkat kan produkt if it as lahan dan kualit as lingkungan

hidup.

2.

Pengamanan kawasan hut an t erhadap kegiat an

perambahan.

3.

Menunj ang pengembangan indust ri hasil hut an dalam

negeri guna meningkat kan nilai t ambah dan devisa.

4.

Memperluas lapangan kerj a dan lapangan usaha.

Unt uk mencapai t uj uan t ersebut , maka pengusahaan

hut an t anaman indust ri dengan Sist em Tebang Pilih Dan

Tanam Jalur dengan kegiat an-kegiat an yang meliput i

penanamanan, pemeliharaan, pemungut an, pengolahan dan

pemasaran hasil hut an sesuai dengan Rencana Karya

Pengusahaan hut an t anaman indust ri menurut ket ent

uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan asas manf aat , azas

kelest arian hut an dan azas perusahaan.

KETENTUAN II

: PELAKSANAAN

PT. ERNA DJULIAWATI sebagai pemegang Hak Pengusahaan

hut an Tanaman Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan

Tanam Jalur yang unt uk selanj ut nya disebut “ PERUSAHAAN”

melaksanakan pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan

Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur pada areal kerj a yang

t elah dit et apkan sesuai perat uran perundang-undangan yang

berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan berikut :

A.

BIDANG PERENCANAAN

1.

Potret Udara/ Landsat, Invent arisasi Hut an Dan

Pengaturan Tat a Ruang HTI.

a.

Pot ret Udara atau Citra Landsat.

PERUSAHAAN diwaj ibkan menyerahkan ke

Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya

dalam wakt u 18 (delapan belas) bulan set elah

dit erbit kan


(2)

Keput usan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam

Jalur (HPHTI-TPTJ) :

1)

Pot ret udara skalai 1 : 20. 000 at au Cit ra

Spot skala 1 : 50. 000/ Cit ra Landsat 1:

100. 000 yang meliput i seluruh areal

kerj anya.

2)

Indeks pot ret udara di at as draf t ing f ilm

skala 1 : 250. 000 at au lebih besar (apabila

t ersedia pot ret udara).

3)

Hasil penaf siran pot ret udara at au cit ra

landsat berupa :

a)

Buku laporan hasil penaf siran

b)

Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000 dan pet a

veget asi kompilasi (gabungan) skala 1 :

50. 000 – 1 : 100. 000 yang diberi warna

sesuai keadaan hut annya;

c)

Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000

(apabila t ersedia pot ret udara);

d)

Pet a kelas lereng skala 1 : 50. 000 – 1 :

100. 000 (apabila t ersedia pot ret udara).

b.

Inventarisasi Hut an

1) PERUSAHAAN waj ib unt uk melaksanakan

invent arisasi hut an yang meliput i

paramet er-paramet er lingkungan di

dalam dan sekit ar wilayah kerj anya unt uk

memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat

dan t erbaru mengenai keadaan lahan ,

f lora dan f auna, sert a sosial budaya

masyarakat di dalam dan sekit arnya.

2) Dalam Melaksanakan invent arisasi hut an

PERUSAHAAN harus berpedoman kepada

ket ent uan perat uran perundang-undangan

yang berlaku.

2.

Rencana Karya Pengusahaan

a.

PERUSAHAAN waj ib membuat dan

meyampaikan Rencana Karya Pengusahaan

yang meliput i Rencana Karya Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust ri (RKP-HTI) dan

Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman

Indust ri (RKT-HTI) yang harus disahkan oleh

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.


(3)

b.

RKP-HTI diserahkan kepada Depart emen

Kehut anan dan Perkebunan selambat

-lambat nya 18 (delapan belas) bulan sej ak

dit erbit kannya Surat Keput usan Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan

Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur.

c.

RKT-HTI diserahkan kepada Kant or Wilayah

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan

set empat selambat -lambat nya bulan

Nopember sebelum dimulainya t ahun anggaran

t ersebut .

3.

Penataan Hutan

a.

PERUSAHAAN waj ib mengelola seluruh areal

kerj anya dan membent uk unit -unit kelest arian

pengusahaan hut an/ kelas perusahaan

berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust ri dengan Sist em Tebang

Pilih dan Tanam Jalur.

b.

Pada areal yang akan dit anami, PERUSAHAAN

diwaj ibkan unt uk membuat blok kerj a

t ahunan, pet ak-pet ak dan anak pet ak.

B. BIDANG PEMBINAAN

1. Persemaian

a. PERUSAHAAN harus menyediakan benih dan

bibit melalui persemaian yang baik pada areal

hut an t anaman indust ri, dimana saat

penanaman selalu t ersedia bibit dengan

j umlah cukup, t epat wakt u dan berkualit as

t inggi.

b.

PERUSAHAAN harus membuat persemaian

menet ap (permanen) pada sat u lokasi at au

lebih. Memiliki suat u organisasi yang mapan

dengan personil pelaksana t et ap dan

memungkinkan pelaksanaan pekerj aan

dilakukan secara ef ekt if dan ef isien.

Persemaian dapat digunakan selama j angka

wakt u rot asi t anaman sert a dapat mendukung

produksi bibit dalam j umlah besar unt uk

pemenuhan kebut uhan penanaman dengan

skala yang luas dan berkesinambungan.


(4)

c.

PERUSAHAAN dapat menyiapkan benih dan

bibit dengan cara bekerj asama dengan

Pemerint ah melalui Pusat Persemaian

Permanen yang let aknya t ersebar diseluruh

Indonesia. At au PERUSAHAAN dapat

mengadakan benih unggul dari yang berlabel

dan at au benih yang berasal dari pohon plus.

d. PERUSAHAAN dalam awal kegiat an dari

pembuat an persemaian harus

mempert imbangkan perencanaan yang

mant ap, meliput i :

1).

Pemilihan at au penent uan lokasi

persemaian harus mempert imbangkan :

sumber air, sumber media, kondisi

t empat , sarana j alan, luas persemaian,

luas penanaman dan lain-lainnya.

2). Penat aan ruang persemaian dalam areal

kerj a hut an t anaman harus dapat

mencipt akan kegiat an yang ef isien dan

ef ekt if sert a secara langsung akan ikut

menent ukan kualit as bibit yang

dihasilkan.

2. Penanaman

a. PERUSAHAAN harus melaksanakan sist em

silvikult ur Tebang Pilih dan Tanam Jalur (TPTJ)

pada areal bekas t ebangan dan Tebang Habis

Permudaan Buat an (THPB) pada areal hut an

t idak produkt if .

b. Jat ah penanaman dit et apkan sesuai Rencana

Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri

yang dibuat PERUSAHAAN, set elah disahkan

oleh Depart emen Kehut anan dan Perkebunan

yang dit et apkan dengan mempert imbangkan

sist em silvikult ur yang dit et apkan, kemampuan

sert a realisasi PERUSAHAAN dalam

melaksanakan pembuat an t anaman,

pemungut an t ahun sebelumnya, j enis t anaman

pokok, rot asi t ebangan, pot ensi (st anding

st ock) dan pert umbuhan volumenya

(riap/ growt ).

c.

Pembangunan hut an t anaman indust ri dengan

sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur dengan

j enis andalan dilaksanakan pada j alur t anam

yang disiapkan sebelumnya.


(5)

d. PERUSAHAAN harus melaksanakankegiat an

pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan

sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur dengan

mempergunakan cara-cara

penanaman(pemasangan aj ir, j arak t anam,

ukuran lobang t anaman) sesuai dengan

keadaan wilayah kerj anya sert a t idak

meninggalkan azas manf aat , kelest arian dan

lingkungan.

e. Semua kegiat an izin pengusahaan hut an

t anaman indust ri dilaksanakan dengan cara

yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan

dan kerugian-kerugian sumber daya alam.

f .

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis

kayu yang dilindungi t anpa izin khusus dari

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.

g.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan membuka lahan

(Land Clearing) melampaui j at ah penanaman,

pemugut an yang t elah dit et apkan di dalam

Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman

Indust ri yang t elah disahkan.

h. Perusahaan dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land

clearing) diluar areal yang t elah dit et apkan

didalam Rencana Karya Tahunan Hut an

Tanaman Indust ri yang t elah disahkan.

i.

PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land

clearing) dengan cara dibakar.

j . PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI diluar areal Hak Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust rinya.

k. PERUSAHAAN t idak diperkenankan unt uk

menanam/ menggant i j enis t anaman yang t elah

dit et apkan dalam at au Rencana Karya

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri

(RKP-HTI) dan at au Rencanan Karya Tahunan

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri

(RKT-HTI) t anpa seij in Ment eri Kehut anan dan

Perkebunan.


(6)

3. Pemeliharaan

a. PERUSAHAAN

harus

melaksanakan

pemeliharaan t anaman dengan cara penerapan

at au t indakan sist em silvikult ur unt uk

menst imulasikan pert umbuhan t anaman

dengam menent ukan t empat t umbuh dan

ruang t umbuh yang opt imal, mencegah

serangan hama dan penyakit .

b.

PERUSAHAAN waj ib melaksanakan

pemeliharaan t anaman pada t ahun

berj alan/ t ahun ke 1 (sat u) dengan cara

penyulaman, penyiangan, pendangiran,

pencegahan hama penyakit , t ahun ke 2 (dua),

t ahun ke 3 (t iga) dengan kegiat an penyiangan,

pendangiran, pencegahan hama penyakit dan

pemeliharaan selanj ut nya dengan j enis

kegiat an disesuaikan dengan j enis t anaman

sesuai ket ent uan yang berlaku.

c.

Perusahaan waj ib melaksanakan pemeliharaan

pohon diant ara j alur yang diharapkan

menghasilkan pada rot asi yang akan dat ang.

C. BIDANG

PEMANFAATAN

1. Pemungut an

Hasil :

a.

Kegiat an pemungut an hasil dilaksanakan

dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya

pemborosan dan kerugian-kerugian sumber

daya alam.

b.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang kayu

pada areal dengan t uj uan konservasi/ lindung.

c.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan

pemungut an hasil melampaui j at ah

pemungut an yang t elah dit et apkan dalam

Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dan Rencana Karya Tahunan Hut an

Tanaman Indust ri.

d.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan melaksanakan

kegiat an budidaya yang dapat mengganggu

f unsi lindung di areal kawasan lindung.

e.

PERUSAHAAN dapat memanf aat kan :

1)

Pohon-pohon dengan diamet er lebih besar

at au sama dengan 40 cm pada areal j alur

ant ara 15 met er.


(7)

2)

Pohon-pohon dengan diamet er lebih besar

at au sama dengan 30 cm at au t inggi 15

met er pada areal j alur penerang 3, 5 met er.

3)

Pohon-pohon dengan sist em Tebang Pilih

Habis pada j alur t anam 3, 0 met er.

2. Pengolahan

Hasil :

PERUSAHAAN berperan sert a dalam penyediaan

bahan baku indust ri pengolahan dan menj adi Bapak

angkat bagi indust ri pendukung/ t erkait .

D.

BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN DAN

PERALATAN.

1. Investasi

a. Unt uk memenuhi Kewaj iban-kewaj iban dalam

kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri

dengan Sist em Tebang pilih dan Tanam Jakur,

PERUSAHAAN akan menginvest asikan dannya

sebesar ± Rp. 90. 632. 513. 302 (Sembilan Puluh

Milyar enam rat us t iga puluh dua j ut a lima

rat us t iga belas ribu t iga rat us dua rupiah )

b. PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan

kegiat an invest asi set iap t ahun dalam bent uk

isian yang t elah dit ent ukan dan laporan

keuangan akhir t ahun yang diaudit oleh

Akunt an Publik dengan berpedoman kepada

Pedoman St andar Akut ansi Keuangan (PSAK)

No. 32 sesuai Keput usan Ment eri Kehut anan

dan Perkebunan No. 581/ Kpt s-II/ 1994 t anggal

16 Desember 1994 Kepada Depart emen

Kehut anan dan Perkebunan selambat

-lambat nya pada akhir semest er pert ama t ahun

berikut nya.

c.

Tanaman dalam Jalur adalah merupakan aset

perusahaan.

2. Ket enagakerj aan

a.

PERUSAHAAN diwaj ibkan mempekerj akan

t enaga t eknis dan t enaga ahli lainnya sesuai

kebut uhan.


(8)

b.

PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

mempekerj akan t enaga-t enaga ahli kehut anan

yang memenuhi persyarat an di bidang

Perencanaan Hut an, Silvikult ur dan

Pengelolaan Hut an sesuai Perat uran

Perundang-undangan yang berlaku.

c. PERUSAHAAN diwaj ibkan menyelenggarakan

Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a Indonesia

sesuai kebut uhan, disamping it u PERUSAHAAN

diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a

pada set iap Pendidikan dan Lat ihan yang

dilakukan oleh Pemerint ah sepanj ang

menyangkut bidang kegiat annya.

d. Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan

kerj a, karyawan harus diperlakukan sesuai

dengan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

3. Peralatan

a.

Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal

kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

membuat rencana pengadaan/ pemanf aat an

dan laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah

sert a keadaan per j enis alat berat yang ada di

Lapangan kepada Depart emen Kehut anan dan

Perkebunan.

b.

Set iap pemindahan peralat an yang digunakan

ket empat lain diluar areal kerj anya perlu

mendapat perset uj uan Depart emen Kehut anan

dan Perkebunan.

c.

Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi

dan direncanakan unt uk dihapuskan agar

dibuat Berit a Acara sebagai penghapusan

peralat an.

E. BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN

ALAM

1.

Perlindungan Hutan

a.

Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an

PERUSAHAAN waj ib:


(9)

1)

Menyediakan sarana Pemant au, Pencegah

dan Pemadan Kebakaran yang memadai

baik dalam j umlah maupun kualit asnya

disesuaikan dengan luas dan kondisi areal

kerj anya dalam bent uk sekat bakar (j alur

kuning, j alur hij au at au kombinasi) menara

pengawas kebakaran dan lain-lain.

2)

Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di dalam dan

disekit ar areal kerj anya ant ara lain dengan

mengamankan semua kegiat an sert a

mengamankan penyimpanan bahan-bahan

yang mudah t erbakar.

3)

Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan

dan perkebunan set iap t erj adinya

kebakaran di areal kerj anya.

b.

PERUSAHAAN waj ib mencegah dan

menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran

oleh karyawan at au pihak lain yang

menyebabkan kerusakan hut an at au lahan

hut an dalam areal kerj anya, ant ara

perladangan berpindah, perambahan lahan

hut an dan pencegahan erosi.

c.

PERUSAHAAN waj ib melaksanakan

t erselenggaranya f ungsi lindung dari areal

konservasi.

d. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap

t erj adinya gangguan keamanan hut an dan at au

kerusakan akibat bencana, hama dan at au

penyakit t erhadap t egakan di areal kerj anya.

2. Pelest arian

Alam

a. Perlindungan

Flora

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang

pohon-pohon dan memungut t

umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai j enis

yang dilindungi sesuai dengan ket ent

uan-ket ent uan yang berlaku

b. Perlindungan

Fauna.

1). PERUSAHAAN waj ib mencegah terj adinya

perburuan t erhadap sat wa liar baik yang

dilindungi maupun sat wa liar di areal

kerj anya kecuali dengan izin.

2). PERUSAHAAN perlu menyediakan f asilit as

koridor unt uk pergerakan sat wa.


(10)

c.

Perlindungan obyek-obyek bernilai ilmiah dan

budaya.

1). PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya

kerusakan t erhadap obyek-obyek yang

bernilai ilmiah dan at au budaya yang

t erdapat di areal kerj anya.

2). PERUSAHAAN waj ib segera melaporkan

kepada inst ansi yang t erkait apabila

menemukan obyek yang bernilai ilmiah

dan/ at au budaya.

d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan

Pelest arian Alam dan Kawasan Suaka Alam.

1). Unt uk pengamanan obyek-obyek t ersebut

PERUSAHAAN waj ib membuat daerah

penyangga dengan lebar

sekurang-kurangnya 500 (lima rat us) met er dari

bat as persekut uan/ bat as areal kerj anya.

2).

Sarana pengusahaan hut an yang

diperbolehkan diadakan pada daerah

penyangga hanyalah pembuat an j alan

angkut an set elah mendapat kan izin

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.

3. Upaya-upaya penanggulangan dampak lingkungan

harus dilaksanakan sesuai hasil AMDAL yang t elah

disetuj ui.

4. Lain-lain.

Tenaga dan sarana perlindungan hut an dan

pelest arian alam lain yang harus disediakan oleh

PERUSAHAAN, ant ara lain :

a.

Tenaga Sat pam dalam j umlah yang memadai.

b.

Pos j aga dan port al dij alan masuk areal kerj a.

c.

Rambu-rambu larangan dan peringat an.

F. BIDANG

PENELITIAN

Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negat if

yang mungkin t imbul , dan meningkat kan dampak posit if

dari kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri,

PERUSAHAAN waj ib menyediakan pet ak permanen

(permanen plot ) unt uk pengamat an pert umbuhan

t egakan (kualit as dan kuant it as) dan erosi.

KETENTUAN III

: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

A.

BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(11)

1.

PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil

langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin

kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan

at au orang lain yang berada di dalam areal

kerj anya.

2.

Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang

menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain

yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada

mereka harus diperlakukan sesuai perat uran

perundangan yang berlaku.

B. BIDANG

PEMBANGUNAN

MASYARAKAT

1.

Fasilit as Pembangunan Masyarakat .

PERUSAHAAN diwaj ibkan membant u Pemerint ah

dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di

dalam dan di sekit ar areal kerj anya yang ant ara lain

meliput i :

a.

Pengadaan t empat -t empat ibadah.

b.

Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.

c.

Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.

2. Kesempat an

Kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a dan

pelat ihan kepada masyarakat , baik di dalam

maupun di sekit ar areal kerj anya.

3. Fasilit as

Pengobat an.

a.

PERUSAHAAN harus mendirikan klinik dengan

kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur

lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a

penuh unt uk PERUSAHAAN.

b.

PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan

pengobat an kepada seluruh karyawannya dan

ist erinya.

c.

Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan

karyawan PERUSAHAAN dapat t urut

menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan

biaya seringan mungkin.

d.

PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos

pert olongan pert ama pada t empat -t empat

yang diperlukan.


(12)

4. PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan

masyarakat yang ada di dalam/ sekit a areal kerj a

HPHTI-nya sesuai ket ent uan yang berlaku.

5.

PERUSAHAAN diwaj ibkan membina dan

mengembangkan Koperasi Karyawan dan at au KUD

dan at au Koperasi Primer lainnya yang ada

disekit arnya.

C. BIDANG

FASILITAS

TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN

KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI.

1. Base Camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,

PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan

:

1)

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan

harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang

sehat .

2)

Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan

Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan

3)

Pembangunan Base Camp di areal Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri lain

harus ada perset uj uan t ert ulis dari Pemegang

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri yang

bersangkut an.

2.

Tempat penimbunan Kayu/ hasil HPHTI.

Tempat penimbunan kayu/ hasil HPHTI harus

t erpisah dari t empat Base Camp.

3. Bangunan

Lainnya.

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan

didirikan di dalam areal kerj anya harus

mendapat kan izin Depart emen Kehut anan dan

Perkebunan.

D.

BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan ket ent uan perat uran

perndang-undangan yang berlaku.


(13)

E. BIDANG

HAK-HAK

LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa

yang t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi dan

kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah

meliput i hak pengolahan at as t anah hut an, hak-hak at as

mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia,

bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan

sumber-sumber alam lainnya.

KETENTUAN IV : P E N G A W A S A N

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap kegiat an

PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan

hut an t anaman indust ri maupun semua

administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat pengelolaan

PERUSAHAAN.

KETENTUAN V

: PELANGGARAN/ SANKSI

1.

PENGERTIAN PELANGGARAN

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan/ at au t idak

memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana

t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang

berlaku dan/ at au Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi besert a dokumen

kelengkapannya.

2.

PENGENAAN SANKSI

Pelanggaran sepert i t ersebut ayat 1 bab ini akan

dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran

perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN

VI :

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN

TANAMAN INDUSTRI DENGAN SISTEM TEABANG PILIH DAN

TANAM JALUR

A.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah hapusnya Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan Sist em

Tebang Pilih dan Tanam Jalur.

Dalam hal hapusnya Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam

Jalur, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj

iban-kewaj iban :

1.

Melunasi seluruh kewaj iban pembayaran iuran

kehut anan.


(14)

2.

Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan

oleh Ment eri Kehut anan sebagai akibat hapusnya

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) PP

No. 7 Tahun 1990.

B.

Pada saat hapusnya Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur

karena habis masa berlakunya dan at au perpanj angannya

at au penyerahan kembali sebelum j angka wakt u yang

diberikan berakhir, at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan dan Perkebunan, maka :

1.

Segala prasarana dan sarana t idak bergerak yang

t elah dibangun PERUSAHAAN didalam areal

kerj anya, sepert i j alan angkut an, j embat an,

bendungan air, dermaga, base camp, gudang,

perkant oran, rumah kaca dan sebagainya pada saat

hapusnya Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri

menj adi milik negara t anpa adanya gant i rugi.

2.

Tanaman yang ada menj adi milik Negara t anpa

danya gant i rugi.

3.

Barang-barang persediaan yang berada di dalam

gedung dan Barang-barang bergerak yang

dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan

kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik

PERUSAHAAN.

C.

Jika Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan

Sist em Tebang pilih dan Tanam Jalur berakhir karena

habis wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh

PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan dan Perkebunan, maka :

1.

Segala hak yang dimiliki pemegang Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan

Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur berakhir.

2.

Areal Hut an yang dibebani hak pengusahaan hut an

kembali kepada negara.

3.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dengan sist em Tebang pilih dan Tanam

Jalur diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan

bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar ukuran

t anah dansebagainya yang


(15)

bersangkut an dengan pengusahaan hut an kepada

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan dengan

t idak menerima gant i Rugi.

Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan sist em Tebang

Pilih dan Tanam Jalur sebelumnya harus sudah menyelesaikan

dan memenuhi semua kewaj iban-kewaj iban baik t eknis

maupun f inansial sebagaimana t ercant um dalam Keput usan

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri.

MENTERI KEHUTANAN,

t t d


(1)

c.

Perlindungan obyek-obyek bernilai ilmiah dan

budaya.

1). PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya

kerusakan t erhadap obyek-obyek yang

bernilai ilmiah dan at au budaya yang

t erdapat di areal kerj anya.

2). PERUSAHAAN waj ib segera melaporkan

kepada inst ansi yang t erkait apabila

menemukan obyek yang bernilai ilmiah

dan/ at au budaya.

d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan

Pelest arian Alam dan Kawasan Suaka Alam.

1). Unt uk pengamanan obyek-obyek t ersebut

PERUSAHAAN waj ib membuat daerah

penyangga dengan lebar

sekurang-kurangnya 500 (lima rat us) met er dari

bat as persekut uan/ bat as areal kerj anya.

2).

Sarana pengusahaan hut an yang

diperbolehkan diadakan pada daerah

penyangga hanyalah pembuat an j alan

angkut an set elah mendapat kan izin

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.

3. Upaya-upaya penanggulangan dampak lingkungan

harus dilaksanakan sesuai hasil AMDAL yang t elah

disetuj ui.

4. Lain-lain.

Tenaga dan sarana perlindungan hut an dan

pelest arian alam lain yang harus disediakan oleh

PERUSAHAAN, ant ara lain :

a.

Tenaga Sat pam dalam j umlah yang memadai.

b.

Pos j aga dan port al dij alan masuk areal kerj a.

c.

Rambu-rambu larangan dan peringat an.

F. BIDANG

PENELITIAN

Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negat if

yang mungkin t imbul , dan meningkat kan dampak posit if

dari kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri,

PERUSAHAAN waj ib menyediakan pet ak permanen

(permanen plot ) unt uk pengamat an pert umbuhan

t egakan (kualit as dan kuant it as) dan erosi.

KETENTUAN III

: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

A.

BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(2)

1.

PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil

langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin

kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan

at au orang lain yang berada di dalam areal

kerj anya.

2.

Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang

menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain

yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada

mereka harus diperlakukan sesuai perat uran

perundangan yang berlaku.

B. BIDANG

PEMBANGUNAN

MASYARAKAT

1.

Fasilit as Pembangunan Masyarakat .

PERUSAHAAN diwaj ibkan membant u Pemerint ah

dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di

dalam dan di sekit ar areal kerj anya yang ant ara lain

meliput i :

a.

Pengadaan t empat -t empat ibadah.

b.

Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.

c.

Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.

2. Kesempat an

Kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a dan

pelat ihan kepada masyarakat , baik di dalam

maupun di sekit ar areal kerj anya.

3. Fasilit as

Pengobat an.

a.

PERUSAHAAN harus mendirikan klinik dengan

kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur

lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a

penuh unt uk PERUSAHAAN.

b.

PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan

pengobat an kepada seluruh karyawannya dan

ist erinya.

c.

Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan

karyawan PERUSAHAAN dapat t urut

menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan

biaya seringan mungkin.

d.

PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos

pert olongan pert ama pada t empat -t empat

yang diperlukan.


(3)

4. PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan

masyarakat yang ada di dalam/ sekit a areal kerj a

HPHTI-nya sesuai ket ent uan yang berlaku.

5.

PERUSAHAAN diwaj ibkan membina dan

mengembangkan Koperasi Karyawan dan at au KUD

dan at au Koperasi Primer lainnya yang ada

disekit arnya.

C. BIDANG

FASILITAS

TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN

KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI.

1. Base Camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,

PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan

:

1)

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan

harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang

sehat .

2)

Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan

Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan

3)

Pembangunan Base Camp di areal Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri lain

harus ada perset uj uan t ert ulis dari Pemegang

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri yang

bersangkut an.

2.

Tempat penimbunan Kayu/ hasil HPHTI.

Tempat penimbunan kayu/ hasil HPHTI harus

t erpisah dari t empat Base Camp.

3. Bangunan

Lainnya.

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan

didirikan di dalam areal kerj anya harus

mendapat kan izin Depart emen Kehut anan dan

Perkebunan.

D.

BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan ket ent uan perat uran

perndang-undangan yang berlaku.


(4)

E. BIDANG

HAK-HAK

LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa

yang t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi dan

kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah

meliput i hak pengolahan at as t anah hut an, hak-hak at as

mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia,

bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan

sumber-sumber alam lainnya.

KETENTUAN IV : P E N G A W A S A N

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap kegiat an

PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan

hut an t anaman indust ri maupun semua

administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat pengelolaan

PERUSAHAAN.

KETENTUAN V

: PELANGGARAN/ SANKSI

1.

PENGERTIAN PELANGGARAN

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan/ at au t idak

memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana

t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang

berlaku dan/ at au Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi besert a dokumen

kelengkapannya.

2.

PENGENAAN SANKSI

Pelanggaran sepert i t ersebut ayat 1 bab ini akan

dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran

perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN

VI :

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN

TANAMAN INDUSTRI DENGAN SISTEM TEABANG PILIH DAN

TANAM JALUR

A.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah hapusnya Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan Sist em

Tebang Pilih dan Tanam Jalur.

Dalam hal hapusnya Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam

Jalur, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj

iban-kewaj iban :

1.

Melunasi seluruh kewaj iban pembayaran iuran

kehut anan.


(5)

2.

Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan

oleh Ment eri Kehut anan sebagai akibat hapusnya

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) PP

No. 7 Tahun 1990.

B.

Pada saat hapusnya Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur

karena habis masa berlakunya dan at au perpanj angannya

at au penyerahan kembali sebelum j angka wakt u yang

diberikan berakhir, at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan dan Perkebunan, maka :

1.

Segala prasarana dan sarana t idak bergerak yang

t elah dibangun PERUSAHAAN didalam areal

kerj anya, sepert i j alan angkut an, j embat an,

bendungan air, dermaga, base camp, gudang,

perkant oran, rumah kaca dan sebagainya pada saat

hapusnya Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri

menj adi milik negara t anpa adanya gant i rugi.

2.

Tanaman yang ada menj adi milik Negara t anpa

danya gant i rugi.

3.

Barang-barang persediaan yang berada di dalam

gedung dan Barang-barang bergerak yang

dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan

kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik

PERUSAHAAN.

C.

Jika Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan

Sist em Tebang pilih dan Tanam Jalur berakhir karena

habis wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh

PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan dan Perkebunan, maka :

1.

Segala hak yang dimiliki pemegang Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan

Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur berakhir.

2.

Areal Hut an yang dibebani hak pengusahaan hut an

kembali kepada negara.

3.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri dengan sist em Tebang pilih dan Tanam

Jalur diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan

bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar ukuran

t anah dansebagainya yang


(6)

bersangkut an dengan pengusahaan hut an kepada

Depart emen Kehut anan dan Perkebunan dengan

t idak menerima gant i Rugi.

Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dengan sist em Tebang

Pilih dan Tanam Jalur sebelumnya harus sudah menyelesaikan

dan memenuhi semua kewaj iban-kewaj iban baik t eknis

maupun f inansial sebagaimana t ercant um dalam Keput usan

Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri.

MENTERI KEHUTANAN,

t t d