PENJELASAN ATAS UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1994

PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1994
TENTANG
PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI KEANEKARAGAMAN HAYATI)
I.

UMUM

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ant ara lain menggariskan agar Pemerint ah Negara Republik
Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh t umpah darah Indonesia dan unt uk
memaj ukan kesej aht eraan umum, mencerdaskan kehi dupan bangsa, ikut melaksanakan ket ert iban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain it u pasal 33 ayat
(3) Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan bahwa "bumi dan air dan kekayaan alam yang t erkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan unt uk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ".
Ket et apan Maj elis Permusyawarat an rakyat Republik Indonesia Nomor II/ MPR/ 1993 t ent ang Garis-garis
Besar Haluan Negara khususnya t ent ang Lingkungan Hidup dan Hubungan Luar Negeri, ant ara lain
menegaskan sebagai berikut :
a. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian pent ing dari ekosist em yang berf ungsi
sebagai penyangga kehidupan seluruh mahluk hidup di muka bumi diarahkan pada t erwuj udnya

kelest arian f ungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan
perkembangan kependudukan agar dapat menj amin pembangunan nasional yang berkelanj ut an.
Pembangunan lingkungan hidup bert uj uan meningkat kan mut u, memanf aat kan sumber daya alam
secara berkelanj ut an, merehabilit asi kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran dan
meningkat kan kualit as lingkungan hidup.
b. Sumber daya alam di darat , di laut maupun di udara dikelola dan dimanf aat kan dengan memelihara
kelest arian f ungsi lingkungan hidup agar dapat mengembangkan daya dukung dan daya t ampung
lingkungan yang memadai unt uk memberikan manf aat bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat , baik
bagi generasi masa kini maupun bagi generasi masa depan.
Kesadaran masyarakat mengenai pent ingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia t erus
dit umbuhkembangkan melalui penerangan dan pendidikan dalam dan luar sekolah, pemberian
rangsangan, penegakan hukum, dan disert ai dengan dorongan peran akt if masyarakat unt uk menj aga
kelest arian lingkungan hidup dalam set iap kegiat an ekonomi sosial.
a. Konservasi kawasan hut an nasional t ermasuk f lora dan f aunanya sert a keunikan alam t erus
dit ingkat kan unt uk melindungi keanekaragaman plasma nut f ah, j enis species dan ekosist em.
penelit ian dan pengembangan pot ensi manf aat hut an bagi kepent ingan kesej aht eraan bangsa,
t erut ama bagi pengembangan pert anian, indust ri dan kesehat an t erus dit ingkat kan. Invent arisasi,
pemant auan dan penghit ungan nilai sumber daya alam dan lingkungan hidup t erus dikembangkan
unt uk menj aga keberlanj ut an pemanf aat annya.
b. Kerj asama regional dan int ernasional mengenai pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup,

dan peran sert a dalam pengembangan kebij aksanaan int ernasional sert a kemaj uan ilmu
penget ahuan dan t eknologi t ent ang lingkungan hi dup perlu t erus dit ingkat kan bagi kepent ingan
pembangunan berkelanj ut an.
c. Hubungan luar negeri merupakan kegiat an ant ar bangsa baik regional maupun global melalui
berbagai f orum bilat eral dan mult ilat eral yang diabdikan pada kepent ingan nasional, dilandasi
prinsip polit ik luar negeri bebas akt if dan diarahkan unt uk t urut mewuj udkan t at anan dunia baru

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sert a dit uj ukan unt uk lebih
meningkat kan kerj asama int ernasional, dengan lebih memant apkan dan meningkat kan peranan
Gerakan Nonblok.
d. Peranan Indonesia di dunia int ernasional dalam membina dan mempererat persahabat an dan
kerj asama yang saling mengunt ungkan ant ar bangsa-bangsa t erus diperluas dan dit ingkat kan.
Perj uangan bangsa Indonesia di dunia int ernasional yang menyangkut kepent ingan nasional, sepert i
upaya lebih memant apkan dasar pemikiran kenusant araan, memperluas ekspor dan penanaman
modal dari luar negeri sert a kerj asama ilmu penget ahuan dan t eknologi, perlu t erus dit ingkat kan.
e. Langkah bersama ant ar negara berkembang unt uk mempercepat t erwuj udnya perj anj ian
perdagangan int ernasional dan meniadakan hambat an sert a pembat asan yang dilakukan oleh negara
indust ri t erhadap ekspor negara berkembang, dan unt uk meningkat kan kerj asama ekonomi dan
kerj asama t eknik ant ar negara berkembang, t erus dilanj ut kan dalam rangka mewuj udkan t at a
ekonomi sert a t at a inf ormasi dan komunikasi dunia baru.

A. Perat uran Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia yang Berkait an dan Mendukung Konvensi
Indonesia t elah memiliki perat uran perundang-undangan yang berkait an dan mendukung unt uk
merat if ikasi Konvensi dan pelaksanaannya. Perat uran perundang-undangan yang berlaku ant ara lain:
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 t ent ang ket ent uan-ket ent uan Pokok Kehut anan (Lembaran
Negara Tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823);
b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1973 t ent ang Landas Kont inen Indonesia (Lembaran Negara Tahun
1973 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2994), j o Pengumuman Pemerint ah Republik
Indonesia t ent ang Landas Kont inen Indonesia t anggal 17 Pebruari 1969;
c. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3215);
d. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1983 t ent ang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3260);
e. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 t ent ang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);
f . Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 t ent ang Pengesahan Unit ed Nat ions Convent ions on t he
Law of t he Sea (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3319);
g. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan
Ekosist emnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3419);
h. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budi Daya Tanaman (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
i. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992);

j . Keput usan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 t ent ang Pengesahan Convent ion on Int ernat ional Trade
in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (Lembaran Negara Tahun 1978 Nomor 51);
k. Keput usan Presiden Nomor 26 Tahun 1989 t ent ang Pengesahan Convent ion Concering t he
Prot ect ion of t he World Cult ural and Nat ural Herit age (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 17);
l. Keput usan Presiden Nomor 48 Tahun 1991 t ent ang Pengesahan Convent ion on Wet lands of
Int ernat ional Import ance Especially as Wat erf owl Habit at (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor
73);
Ket ent uan-ket ent uan dalam Undang-undang yang t elah berlaku dan Konvensi-konvensi yang t elah
disahkan t ersebut sej alan dengan isi Unit ed Nat ions Convent ion on Biological Diversit y. Dengan
demikian, pengesahan Konvensi ini t idak bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
B. Lat ar Belakang Lahirnya Konvensi
Konvensi keanekaragaman Hayat i yang selanj ut nya disebut Konvensi, dalam bahasa aslinya bernama
Unit ed Nat ions Convent ion on Biological Diversit y. Konvensi ini t elah dit andat angani oleh 157 kepala
negara dan/ at au kepala pemerint ahan at au wakil negara pada wakt u naskah Konvensi ini diresmikan

di Rio de Janeiro, Brazil.
Penandat anganan ini t erlaksana selama penyelenggaraan Uni t ed Nat ions Conf er ence on envi r onment
and Devel opment (UNICED) , pada t anggal 3 sampai dengan 14 Juni 1992. Indonesia merupakan
negara kedelapan yang menandat angani Konvensi di Rio de Janeiro, Brazil, pada t anggal 5 Juni
1992.
Tanggal inilah yang t ercant um pada naskah Konvensi sebagai t anggal peresmiannya. Naskah akhir
Konvensi t erbent uk set elah melalui beberapa t ahap perundingan yang dilakukan di berbagai t empat
dengan melibat kan berbagai kelompok kepakaran.
Konf erensi di rio de Janeiro, Brazil yang sebelumnya didahului oleh t iga pert emuan kepakaran t eknis
dan t uj uh sidang, diselenggarakan ant ara Nopember 1988 sampai dengan Mei 1992. Pert emuan dan
sidang t ersebut selalu dihadiri oleh delegasi Indonesia.
Sebagai t indak lanj ut keput usan Gover ni ng Counci l No. 14/ 17 t anggal 17 Juni 1987, dibent uk Ad Hoc
Wor ki ng Gr oup of Exper t s on Bi ol ogi cal Di ver si t y, yang kemudian diselenggarakan t iga sidang dalam
masa ant ara Nopember 1988 hingga Juli 1990.
Berdasarkan laporan akhir Ad Hoc Wor king Gr oup Exper t s, Gover ni ng Counci l , dengan keput usan No.
15/ 34 t anggal 25 Mei 1989, membent uk Ad Hoc Wor ki ng Gr oup of Legal and Techni cal Exper t s. Ad
Hoc Wor ki ng Gr oup ini mempunyai kewenangan merundingkan perangkat hukum int ernasional unt uk
pelest arian dan pemanf aat an berkelanj ut an keanekaragaman hayat i. Ad Hoc Wor ki ng Gr oup ini
menyelenggarakan sidang-sidang sebagai berikut :
a. Fi r st Sessi on Ad Hoc Wor ki ng Gr oup of Legal and Techni cal Exper t s on Bi ol ogi cal Di ver sit y di

Nairobi, Kenya pada t anggal 19 sampai dengan 23 Nopember 1990;
b. Second Session Ad Hoc Wor ki ng Gr oup of Legal and Techni cal Exper t s on Biol ogi cal Di ver si t y di
Nairobi, Kenya pada t anggal 25 Pebruari sampai dengan 6 Maret 1991;

c. Thi r d Sessi on on Int er gover nment al Negot i at i ng Commi t ee f or a Convent i on on Bi ol ogi cal
Di ver si t y (INC-CBD) di Madrid, Spanyol pada t anggal 24 Juni sampai dengan 3 Juli 1991. Dalam
sidang ini disaj ikan dan dibahas konsep (draf t ) Konvensi Keanekaragaman Hayat i;
d. Four t h Session INC-CBD di Nairobi, Kenya pada t anggal 23 Sept ember sampai dengan 2 Okt ober
1991;
e. Fi f t h Sessi on of INC-CBD di Geneva, Swiss pada t anggal 25 Nopember sampai dengan 4 Desember
1991;
f . Si xt h Session of INC-CBD di Nairobi, Kenya pada t anggal 6 sampai dengan 15 Pebruari 1992;
g. Sidang t erakhir diadakan di Nairobi, Kenya pada t anggal 11 sampai dengan 22 Mei 1992. Pada
sidang t erakhir ini disusun Nair obi Fi nal Act of t he Conf er ence f or t he adopt i on of t he agr eed
t ext of t he Convent ion on Bi ol ogical Di ver si t y. Semua negara diundang unt uk berpart isipasi
dalam pert emuan pengesahan t ext Konvensi yang t elah diset uj ui. Selain negara-negara ini, ikut
hadir pula Masyarakat Ekonomi Eropa dan beberapa badan dalam Perserikat an Bangsa-bangsa dan
Lembaga Swadaya Masyarakat int ernasional sebagai peninj au.
Sesudah pengesahan ini dikeluarkan empat Resolut ion Adopt ed by t he Conf erence f or t he Adopt ion
of t he Agreed Text of t he Convent ion on Biological Diversit y. Semuanya disahkan pada t anggal 22

Mei 1992. Keempat resolusi t ersebut adalah:
a. Int er i m Financi al Agr eement ;
b. Int er nat i onal Cooper at ion f or t he Concer vat ion of Bi ol ogical Di ver si t y and t he Sust ai nabl e Use
of i t s Component s Pendi ng t he Ent r y i nt o For ce of t he Convent ion on Biol ogical Di ver si t y;
c. The Int er r el at i onshi p bet ween t he Convent ion on Bi ol ogical Di ver si t y and t he Pr omot ion of
Sust ai nabl e Agr i vul t ur e;
d. Tribut e t o t he Government of t he Republic of Kenya.
Selain it u, dikeluarkan j uga Decl ar at i on Made at t he Ti me of Adopt i n of t he Agr eed Text of t he
Convent i on on Bi ol ogical Di ver si t y, yang diant aranya berisi saran, keberat an, usul perubahan dan
penyempurnaan.
C. Naskah Konvensi
Naskah Konvensi t erdiri at as :
a. Bat ang Tubuh yang berisi pembukaan dan 42 pasal, yait u:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Tuj uan;
Pengert ian;
Prinsip;
Lingkup Kedaulat an;
Kerj asama Int ernasional;
Tindakan Umum bagi Konservasi dan Pemanf aat an Secara Berkelanj ut an;
Ident if ikasi dan Pemant auan;
Konservasi In-Si t u ;
Konservasi Ex-Si t u ;

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

37.
38.
39.
40.
41.
42.

Pemanf aat an secara berkelanj ut an Komponen-komponen Keanekaragaman Hayat i;
Tindakan Insent if ;
Penelit ian dan Pelat ihan;
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat ;
Pengkaj ian Dampak dan Pengurangan Dampak yang merugikan;
Akses pada Sumber Daya genet ik;
Akses pada Teknologi dan Alih Teknologi;
Pert ukaran Inf ormasi;
Kerj asama Tekhnis dan Ilmiah;
Penanganan Biot eknologi dan Pembagian Keunt ungan;
Sumber Dana;
Mekanisme pendanaan;
Hubungan dengan Konvensi Int ernasional yang lain;

Konf erensi Para Pihak;
Sekret ariat ;
Badan Pendukung unt uk Nasehat -nasehat ilmiah, Teknis dan Teknologis;
Laporan;
Penyelesaian sengket a;
Pengesahan Prot okol;
Amandemen Konvensi at au Prot okol;
Pengesahan dan Lampiran Amandemen;
Hak Suara;
Hubungan ant ara Konvensi dan Prot okolnya;
Penandat anganan;
Rat if ikasi, Penerimaan at au Perset uj uan;
Aksesi;
Hal Berlakunya;
Keberat an-keberat an (Reservasi);
Penarikan diri;
Pengat uran Pendanaan Int erim;
Pengat uran Sekret ariat Int erim;
Deposit ari;
Teks Asli.

b. Lampiran :
Lampiran I :
Ident if ikasi dan Pemant auan (Ident if icat ion and Monit oring);
Lampiran II :
Bagian 1. Arbit rase (Arbit rat ion) dan
Bagian 2. Konsiliasi (Consilit iat ion).

Uraian secara lengkap naskah Konservasi t ersebut di at as dapat dilihat pada salinan naskah asli
Konvensi dalam bahasa Inggris dan t erj emahannya dalam bahasa Indonesia t erlampir.
D. Manf aat Konvensi
Dengan merat if ikasi konvensi, Indonesia akan memperoleh manf aat berupa:

1. Penilaian dan pengakuan dari masyarakat int ernasional bahwa Indonesia peduli t erhadap masalah
lingkungan hidup dunia, yang menyangkut bidang keanekaragaman hayat i, dan ikut
bert anggungj awab menyelamat kan kelangsungan hidup manusia pada umumnya dan bangsa
Indonesia pada khususnya.
2. Penguasaan dan pengendalian dalam mengat ur akses t erhadap alih t ekhnologi, berdasarkan asas
perlakuan dan pembagian keunt ungan yang adil dan t idak bert ent angan dengan perat uran
perundang-undangan nasional.
3. Peningkat an kemampuan pemanf aat an dan pengembangan t eknologi yang diperlukan unt uk
memanf aat kan secara lest ari dan meningkat kan nilai t ambah keanekaragaman hayat i Indonesia
dengan mengembangkan sumber daya genet ik.
4. Peningkat an penget ahuan yang berkenaan dengan keanekaragaman hayat i Indonesia sehingga
dalam pemanf aat annya Indonesia benar-benar menerapkan asas Ilmu penget ahuan dan
Tekhnologi sepert i yang diamat kan dalam GBHN 1993.
5. Jaminan bahwa Pemerint ah Indonesia dapat menggalang kerj asama dibidang t ekhnik ilmiah baik
ant ar sekt or pemerint ah maupun dengan sekt or swast a, di dalam dan di luar negeri, memadukan
sej auh mungkin pelest arian dan pemanf aat an keanekaragaman hayat i kedalam rencana, program,
dan kebij akan baik secara sekt oral maupun lint as sekt oral.
6. Pengembangan dan Penanganan biot eknologi sehingga Indonesia t idak dij adikan aj ang uj i coba
pelepasan organisme yang t elah direkayasa secara biot eknologi oleh negara-negara lain.
7. Pengembangan sumber dana unt uk penelit i an dan pengembangan keanekaragaman hayat i
Indonesia.
8. Pengembangan kerj asama int ernasional unt uk peningkat an kemampuan dalam konservasi dan
pemanf aat an keanekaragaman hayat i, meliput i:
a. Penet apan dan pemanf aat an keanekaragaman hayat i baik i n-si t u maupun ex-si t u ;
b. Pengembangan pola-pola insent if baik secara sosial budaya maupun ekonomi unt uk upaya
perlindungan dan pemanf aat an secara lest ari;
c. Pert ukaran inf ormasi;
d. Pengembangan pendidikan, pelat ihan, penyuluhan dan peningkat an peran sert a masyarakat .
Dengan merat if ikasi konvensi ini, kit a t idak akan kehilangan kedaulat an at as sumber daya alam
keanekaragaman hayat i yang kit a miliki karena konvensi ini t et ap mengakui bahwa negara-negara,
sesuai dengan piagam Perserikat an Bangsa- Bangsa dan prinsip hukum int ernasional, mempunyai hak
berdaulat unt uk memanf aat kan sumber daya alam keanekaragaman hayat i secara berkelanj ut an
sej alan dengan keadaan lingkungan sert a sesuai dengan kebij akan pembangunan dan t anggung
j awab masing-masing sehingga t idak merusak lingkungan.
II.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Apabila t erj adi perbedaan penaf siran t erhadap t erj emahannya dalam bahasa Indonesia, maka
dipergunakan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris.

Pasal 2
Cukup j elas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3556