3 pancasl sistem filsafat
PANCASILA
SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi istilah filsafat berasal dari
bahasa Yunani philein yang artinya “cinta” dan
sophos yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau wisdom.
Secara harfiah istilah filsafat mengandung
makna cinta kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dalam hubunganya dengan
lingkup bahasannya mencakup banyak bidang
bahasan, antara lain tentang manusia, alam,
pengetahuan, etika, logika, dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, muncul filsafat yang berkaitan
dengan bidang ilmu tertentu, seperti filsafat
Bahasan Kajian Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hakikat segala
sesuatu. Hakikat segala sesuatu berarti kebenaran
terdalam, kebenaran fundamental, atau kebenaran
hakiki. Apakah Kebenaran itu?: misalnya dikaji dalam
Epistemologi, atau terdapat dalam teori kebenaran
Dikatakan,filsafat adalah sebagai hasil berpikir yang
radikal (sampai keakar-akarnya), sistematis (saling
terkait), universal (hasil berpikir relatif tidak terbatas
ruang dan waktu).
Teori Kebenaran
1. Korespondensi: kesesuaian pernyataan dengan
kenyataan
2. Koherensi: keruntutan pernyataan satu dengan lainnya
3. Pragmatis: kebenaran berdasarkan kegunaan/manfaat
4. Konsesus: kebenaran berdasar kesepakatan yang
memenuhi syarat-syarat tertentu.
CABANG-CABANG FILSAFAT YANG
POKOK
Metafisika, yang membahas hal2 yang
bereksistensi di balik fisik, yang meliputi
bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi .
Epistimologi, yang berkaitan dengan
persoalan hakikat pengetahuan.
Metodologi, hakikat metode dalam ilmu
pengetahuan.
Logika, persoalan filsafat berfikir, yaitu
rumus-rumus dan dalil2 berfikir yang benar.
Etika, moralitas, tingkah laku manusia.
Estetika, persoalan hakikat keindahan.
SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Sistem lazimnay memiliki ciri-ciri:
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling
ketergantungan.
4. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai
tujuan tertentu.
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Sila Pancasila Bersifat O rganis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya
merupakan satu kesatuan, dan lima sila
itu masing-masing merupakan suatu
asas peradaban.
Sila-sila pancasila merupakan suatu
kesatuan dan keutuhan, yaitu setiap sila
merupakan unsur dari Pancasila.
Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang majemuk tunggal, dan
konsekuensinya setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri terlepas dari sila-sila
lainnya, serta di antara sila satu dan
Sususnan Pancasila H ierarkhis
dan Piram idal
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan
berbentuk piramidal.
Piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkhis sils-sila Pancasila
dalam urut-urutan luas (kuantitas) dan juga
dalam hal isi sifatnya (kualitas).
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis
dari sila lainnya, sebaliknya Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan.
Landasan Filsafat
Pancasila
Landasan antropologis, pancasila bukanlah asas
yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu
kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya
adalah manusia yang mempunyai hakikat mutlak
monopluralis, sehingga hakikat dasar ini juga
disebut sebagai dasar antropologis.
Jadi, yang melandasi pemikiran Pancasila
adalah adanya manusia Indonesia. Manusia
Indonesia sebagai titik tolak memahami
Pancasila atau subjek pendukung pokok silasila Pancasila adalah manusia Indonesia.
Landasan Epistimologis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan suatu sistem pengetahuan.
Dasar epistimologis Pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, yaitu
hakikat manusia.
Persoalan mendasar epistimologis adalah tentang
sumber pengetahuan manusia, teori kebenaran
manusia, watak pengetahuan manusia.
Jadi, yang melandasi proses pencarian dan
penggalian Pancasila adalah hasil berpikir manusia
Indonesia, dan sumber Pengetahuan Pancasila
adalah nilai-nilai, adat-istiadat, serta kebudayaan
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.
Landasan Aksiologis
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga
memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
(arah nilai-nilai), sehingga nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya juga merupakan
suatu kesatuan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai
kerokhanian yang juga mengandung
(mengakui) nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai material, vital,
kebenaran, keindahan atau estetis, kebaikan
atau moral, maupun nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematis dan
hirarkis.
SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi istilah filsafat berasal dari
bahasa Yunani philein yang artinya “cinta” dan
sophos yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau wisdom.
Secara harfiah istilah filsafat mengandung
makna cinta kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dalam hubunganya dengan
lingkup bahasannya mencakup banyak bidang
bahasan, antara lain tentang manusia, alam,
pengetahuan, etika, logika, dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, muncul filsafat yang berkaitan
dengan bidang ilmu tertentu, seperti filsafat
Bahasan Kajian Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hakikat segala
sesuatu. Hakikat segala sesuatu berarti kebenaran
terdalam, kebenaran fundamental, atau kebenaran
hakiki. Apakah Kebenaran itu?: misalnya dikaji dalam
Epistemologi, atau terdapat dalam teori kebenaran
Dikatakan,filsafat adalah sebagai hasil berpikir yang
radikal (sampai keakar-akarnya), sistematis (saling
terkait), universal (hasil berpikir relatif tidak terbatas
ruang dan waktu).
Teori Kebenaran
1. Korespondensi: kesesuaian pernyataan dengan
kenyataan
2. Koherensi: keruntutan pernyataan satu dengan lainnya
3. Pragmatis: kebenaran berdasarkan kegunaan/manfaat
4. Konsesus: kebenaran berdasar kesepakatan yang
memenuhi syarat-syarat tertentu.
CABANG-CABANG FILSAFAT YANG
POKOK
Metafisika, yang membahas hal2 yang
bereksistensi di balik fisik, yang meliputi
bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi .
Epistimologi, yang berkaitan dengan
persoalan hakikat pengetahuan.
Metodologi, hakikat metode dalam ilmu
pengetahuan.
Logika, persoalan filsafat berfikir, yaitu
rumus-rumus dan dalil2 berfikir yang benar.
Etika, moralitas, tingkah laku manusia.
Estetika, persoalan hakikat keindahan.
SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Sistem lazimnay memiliki ciri-ciri:
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling
ketergantungan.
4. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai
tujuan tertentu.
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Sila Pancasila Bersifat O rganis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya
merupakan satu kesatuan, dan lima sila
itu masing-masing merupakan suatu
asas peradaban.
Sila-sila pancasila merupakan suatu
kesatuan dan keutuhan, yaitu setiap sila
merupakan unsur dari Pancasila.
Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang majemuk tunggal, dan
konsekuensinya setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri terlepas dari sila-sila
lainnya, serta di antara sila satu dan
Sususnan Pancasila H ierarkhis
dan Piram idal
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan
berbentuk piramidal.
Piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkhis sils-sila Pancasila
dalam urut-urutan luas (kuantitas) dan juga
dalam hal isi sifatnya (kualitas).
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis
dari sila lainnya, sebaliknya Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan.
Landasan Filsafat
Pancasila
Landasan antropologis, pancasila bukanlah asas
yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu
kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya
adalah manusia yang mempunyai hakikat mutlak
monopluralis, sehingga hakikat dasar ini juga
disebut sebagai dasar antropologis.
Jadi, yang melandasi pemikiran Pancasila
adalah adanya manusia Indonesia. Manusia
Indonesia sebagai titik tolak memahami
Pancasila atau subjek pendukung pokok silasila Pancasila adalah manusia Indonesia.
Landasan Epistimologis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan suatu sistem pengetahuan.
Dasar epistimologis Pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, yaitu
hakikat manusia.
Persoalan mendasar epistimologis adalah tentang
sumber pengetahuan manusia, teori kebenaran
manusia, watak pengetahuan manusia.
Jadi, yang melandasi proses pencarian dan
penggalian Pancasila adalah hasil berpikir manusia
Indonesia, dan sumber Pengetahuan Pancasila
adalah nilai-nilai, adat-istiadat, serta kebudayaan
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.
Landasan Aksiologis
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga
memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
(arah nilai-nilai), sehingga nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya juga merupakan
suatu kesatuan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai
kerokhanian yang juga mengandung
(mengakui) nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai material, vital,
kebenaran, keindahan atau estetis, kebaikan
atau moral, maupun nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematis dan
hirarkis.