KISRUH DI BEKAS ASET SMPN 6 MATARAM
KISRUH DI BEKAS ASET SMPN 6 MATARAM
Aseti selalu saja menjadi masalah di Kota Mataram. Salah satu aset yang kini mencuat
adalah aset bekas SMPN 6 MATRAM di Jalan Langko yang menjadi temuanii BPK NTB.
Masalah aset di Kota Mataram tidak pernah ada ujungnya. Berdasarkan diagnosa Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) NTB, “penyakit” aset ini terus menyebar. terbaru pada Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)iii Kota Mataram 2013, bekas aset SMPN 6 MATARAM
menjadi temuan BPK NTB. Selama ini yang selalu muncul dipermukaan mengenai aset adalah
barang-barang rusak yang tercatat ataupun tanah milik Pemkot Mataram yang belum tersetifikat.
Informasi dari sumber di Sekertariet Daerah (Setda) Kota Mataram menyebutkan, temuan
aset SMPN 6 Mataram tersebut dijelaskan secara gamblang dalam laporan hasil pemeriksaan
(LHP)iv BPK NTB pada LKPD 2013. Disebutkan, Pemkot Mataram memiliki kendala pada
kelengkapan surat keterangan.
“Saat ini sedang diupayakan pembuatan surat penyerahan oleh masyarakat. Tapi ini sulit karena
itu kejadian lama dan saat pembongkaran juga ada Satpol PP yang mengamankan,”katanya.
Seperti diketahui, sebelum berada di Jalan Udayana, gedung SMPN 6 Mataram berada di
Jalan Langko. Saat pembangunan Islamic Center (IC) berlangsung, Pemerintah Provinsi NTB
meminta supaya lahan dan gedung milik SMPN 6 Mataram dihibahkan. Sayangnya, proses
kepindahan SMPN 6 Mataram ini tidak sesuai prosedurv.
Ada beberapa kejanggalan yang tidak disertai dokumen hibah maupun dokumen pinjam
pakai. Malahan beredar kabar, bongkaran sisa SMPN 6 Mataram diarahkan dihibahkan ke TK
Iqra di Jalan Udayana sesuai dengan arahan Sekda Kota Mataram HL Makmur Said yang
notabene merupakan pemilik sekolah tersebut.
Dikonfirmasi mengenai kondisi aset bekas SMPN 6 Mataran, Kepala Badan Pengelola
Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD) Kota Mataram Yance Hendradira mengatakan, untuk aset
bangunan dan tanah tidak ada yang bakal dihapuskan. Aset yang diusulkan untuk pengahpusan
hanya barang yang rusak berat. Mengenai aset bekas SMPN 6 Mataram, ia mengaku kurang
mengetahui detail.
“Itu yang lebih tahu sebenarnya Bagian Umum,”kelitnya.
Hanya saja, kata Yance, untuk kasus SMPN 6 Mataram yang saat ini masih bermasalah,
belum adanya surat yang masih dalam tahap pengurusan.
“Yang ini off the record dulu, biar Bagian Umum saja yang menjelaskan,”sambutnya.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 1
Sementara Kepala Bagian Umum Baiq Nelly Kusumawati yang ditanya soal kebenaran
informasi ini belum memberi tanggapan. Pesan Via Black Berry Messanger (BBM) yang terkirim
hanya di read, tanpa ada balasan.
Kabang Humas dan Protokol setda Kota Mataram Lalu Alwan basri yang ditanya
mengenai pembuatan surat kronologi penjarahan, mengaku belum tahu mengenai hal itu.
“Nanti saya cari tahu dahulu, biar tidak salah”katanya singkat.
Dari penelusuran koran ini, terdapat surat keterangan dari kepolisian mengenai
penjarahan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap bongkaran bekas SMPN 6 Mataram yang
ditaksir nilainya mencapai Rp 1,7 Miliar. Namun penanganannya baru dalam tahap kronologis ke
jadian. Pembuatan surat keterangan tersebut sampai pekan lalu masih mentok di pembahasan,
belum sampai ke Polres Mataram.
Masalah yang dihadapi selain keterangan saksi adalah kejadian yang sudah berlangsung
lama. Dari informasi Porles Mataram, hingga pekan lalu dalam permohonan surat dari Pemkot
Mataram.
Dibagian lain, Sekda Kota Mataram HL Makmur Said tidak menampik ada hibah yang
diberikan untuk TK Iqra. Dijelaskan, Pemkot Mataram memang menerima permintaan untuk
hibah tersebut dari semua pihak. Ada beberapa musala dan sekolah yang ada di Kota Mataram
menerima bantuan kusen dan kayu.
“Untuk TK Iqra hanya kusen dan ointu untuk dua kelas untuk pembangunan RKB di lantai 2.
Dari 40 kelas (bekas SMPN 6) yang dibongkar,”katanya.
Dikatakan, untuk besi yang ada di bekas bongkaran SMPN 6 hampir seluruhnya diambil
oleh masyarakat. Diungkapkan, begitu tukang mulai membongkar besi, masuklah masyarakat
yang mengambil besi tersebut. Pemkot Mataram sudah meminta Satpol PP dan Babinsa
melakukan pengamanan, namun tidak mampu mencegah aksi tersebut.
“Karenanya jumlah masyarakat yang datang banyak, aksi ini tidak bisa dicegah,”akunya.
Ditambahkan, dari beberapa kilogram besi bongkaran yang bisa dibayar sesuai dengan
perhitungan appraisal hanya masuk sekitar Rp 30-40 juta. Saat ini Pemkot Mataram pun tengah
mempersiapkan surat pernyataan dari lurah bawah benar terjadi penjarahan.
Keterangan Sekda Kota Mataram ini betolak belakang dengan hasil Audit vi BPK NTB
yang menyebutkan hasil bangunan dari SMPN 6 Mataram nilainya lebih dari 1,7 miliar.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 2
Petikan laporan LHP dari BPK NTB mengenai aset bekas SMPN 6 Mataram
menyebutkan, pembahasan status aset tanah Pemkot Mataram eks SMPN 6 Mataram belum
selesai dan bangunan gedung eks SMPN 6 yang tidak ada fisiknya masih dicatat. Berdasarkan
hasil pengujian KIB A dan KIB C, diketahui terdapat aset tanah seluas 5.819 meter persegi
senilai Rp 2.909.500.000 dan banguanan eks SMPN 6 Mataram senilai Rp 1.703.106.000 yang
berlokasi di Jalan Langko Nomor 2 Mataram.
Aset tanah dan banguanan eks SMPN 6 diminta oleh Pemerintah Provinsi NTB agar
dihibahkan untuk mendukung pembangunan IC sebagai pusat pengkajian dan pengembangan
Islam. Sebagai gantinya Pemprov NTB menyediakan lahan pembangunan gedung SMPN 6
dengan status pinjam pakai. Pada tahun 2013, tanah eks SMPN 6 telah digunakan sebagai lahan
pembangunan IC dan bangunannya telah dirobohkan. Namun penyerahan tanah dan gedung
bangunan bekas SMPN 6 di Jalan Langko secara hibah tidak berlanjut. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir, terhadap penggunaan Pemkot Mataram berupa tanah bekas SMPN 6 oleh
Pemprov NTB tidak dilengkapi dokumen baik hibah maupun dokumen pinjam pakai. Atas
bangunan SMPN 6 yang telah dirobohkan dilakukan koreksi dengan mereklas aset tersebut ke
aset-aset lain.
Sumber berita:
1. Metropolis, Kisruh Di Bekas Aset SMPN 6 Mataram, Selasa, 20 Januari 2015.
2. suarantb.co.id, Hibah Bangunan SMPN 6 Mataram, Walikota Persilahkan Kepolisian dan
Kejaksaan Turun, Rabu, 21 Januari 2015.
i
Assets/aktiva/kekayaan, semua pos pada jalur debet suatu neraca keuangan yang terdiri dari
harta, piutang, biaya yang dibayar terlebih dahulu, dan pendapatan yang masih harus diterima; properti
atau harta benda yang dimiliki seseorang atau badan hukum; modal, kekayaan atau kepemilikan; aset
negara dan sebagainya.
ii
Temuan pemeriksaan (TP), 1. himpunan dan sintetis dari data dan informasi yang dikumpulkan
dan diolah selama dilakukan pemeriksaan pada entitas tertentu dan disajikan sescara s istematis dan
analistis meliputi unsur kondisi, kriteria, akibat, dan sebab; 2. indikasi permasalahan yang ditemui di
dalam pemeriksaan lapangan.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 3
iii
Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah (LKPP/D), laporan pertanggungjawaban
pemerintah atas pelaksanaan APBN/APBD yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
iv
Laporan hasil pemeriksaan (LHP), Laporan tertulis mengenai hasil pelaksanaan pemeriksaan
yang dilakukan oleh tim pemeriksa dan disampaikan kepada DPR, DPD, dan DPRD.
V
Prosedur, 1. tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; 2. langkah-langkah yang secara
pasti dalam memecahkan suatu masalah.
vi
Audit, pemeriksaan keuangan, memeriksa pembukuan, suatu pemeriksaan resmi mengenai
perkembangan situasi keuangan dari perorangan atau suatu organisasi.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 4
Aseti selalu saja menjadi masalah di Kota Mataram. Salah satu aset yang kini mencuat
adalah aset bekas SMPN 6 MATRAM di Jalan Langko yang menjadi temuanii BPK NTB.
Masalah aset di Kota Mataram tidak pernah ada ujungnya. Berdasarkan diagnosa Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) NTB, “penyakit” aset ini terus menyebar. terbaru pada Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)iii Kota Mataram 2013, bekas aset SMPN 6 MATARAM
menjadi temuan BPK NTB. Selama ini yang selalu muncul dipermukaan mengenai aset adalah
barang-barang rusak yang tercatat ataupun tanah milik Pemkot Mataram yang belum tersetifikat.
Informasi dari sumber di Sekertariet Daerah (Setda) Kota Mataram menyebutkan, temuan
aset SMPN 6 Mataram tersebut dijelaskan secara gamblang dalam laporan hasil pemeriksaan
(LHP)iv BPK NTB pada LKPD 2013. Disebutkan, Pemkot Mataram memiliki kendala pada
kelengkapan surat keterangan.
“Saat ini sedang diupayakan pembuatan surat penyerahan oleh masyarakat. Tapi ini sulit karena
itu kejadian lama dan saat pembongkaran juga ada Satpol PP yang mengamankan,”katanya.
Seperti diketahui, sebelum berada di Jalan Udayana, gedung SMPN 6 Mataram berada di
Jalan Langko. Saat pembangunan Islamic Center (IC) berlangsung, Pemerintah Provinsi NTB
meminta supaya lahan dan gedung milik SMPN 6 Mataram dihibahkan. Sayangnya, proses
kepindahan SMPN 6 Mataram ini tidak sesuai prosedurv.
Ada beberapa kejanggalan yang tidak disertai dokumen hibah maupun dokumen pinjam
pakai. Malahan beredar kabar, bongkaran sisa SMPN 6 Mataram diarahkan dihibahkan ke TK
Iqra di Jalan Udayana sesuai dengan arahan Sekda Kota Mataram HL Makmur Said yang
notabene merupakan pemilik sekolah tersebut.
Dikonfirmasi mengenai kondisi aset bekas SMPN 6 Mataran, Kepala Badan Pengelola
Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD) Kota Mataram Yance Hendradira mengatakan, untuk aset
bangunan dan tanah tidak ada yang bakal dihapuskan. Aset yang diusulkan untuk pengahpusan
hanya barang yang rusak berat. Mengenai aset bekas SMPN 6 Mataram, ia mengaku kurang
mengetahui detail.
“Itu yang lebih tahu sebenarnya Bagian Umum,”kelitnya.
Hanya saja, kata Yance, untuk kasus SMPN 6 Mataram yang saat ini masih bermasalah,
belum adanya surat yang masih dalam tahap pengurusan.
“Yang ini off the record dulu, biar Bagian Umum saja yang menjelaskan,”sambutnya.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 1
Sementara Kepala Bagian Umum Baiq Nelly Kusumawati yang ditanya soal kebenaran
informasi ini belum memberi tanggapan. Pesan Via Black Berry Messanger (BBM) yang terkirim
hanya di read, tanpa ada balasan.
Kabang Humas dan Protokol setda Kota Mataram Lalu Alwan basri yang ditanya
mengenai pembuatan surat kronologi penjarahan, mengaku belum tahu mengenai hal itu.
“Nanti saya cari tahu dahulu, biar tidak salah”katanya singkat.
Dari penelusuran koran ini, terdapat surat keterangan dari kepolisian mengenai
penjarahan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap bongkaran bekas SMPN 6 Mataram yang
ditaksir nilainya mencapai Rp 1,7 Miliar. Namun penanganannya baru dalam tahap kronologis ke
jadian. Pembuatan surat keterangan tersebut sampai pekan lalu masih mentok di pembahasan,
belum sampai ke Polres Mataram.
Masalah yang dihadapi selain keterangan saksi adalah kejadian yang sudah berlangsung
lama. Dari informasi Porles Mataram, hingga pekan lalu dalam permohonan surat dari Pemkot
Mataram.
Dibagian lain, Sekda Kota Mataram HL Makmur Said tidak menampik ada hibah yang
diberikan untuk TK Iqra. Dijelaskan, Pemkot Mataram memang menerima permintaan untuk
hibah tersebut dari semua pihak. Ada beberapa musala dan sekolah yang ada di Kota Mataram
menerima bantuan kusen dan kayu.
“Untuk TK Iqra hanya kusen dan ointu untuk dua kelas untuk pembangunan RKB di lantai 2.
Dari 40 kelas (bekas SMPN 6) yang dibongkar,”katanya.
Dikatakan, untuk besi yang ada di bekas bongkaran SMPN 6 hampir seluruhnya diambil
oleh masyarakat. Diungkapkan, begitu tukang mulai membongkar besi, masuklah masyarakat
yang mengambil besi tersebut. Pemkot Mataram sudah meminta Satpol PP dan Babinsa
melakukan pengamanan, namun tidak mampu mencegah aksi tersebut.
“Karenanya jumlah masyarakat yang datang banyak, aksi ini tidak bisa dicegah,”akunya.
Ditambahkan, dari beberapa kilogram besi bongkaran yang bisa dibayar sesuai dengan
perhitungan appraisal hanya masuk sekitar Rp 30-40 juta. Saat ini Pemkot Mataram pun tengah
mempersiapkan surat pernyataan dari lurah bawah benar terjadi penjarahan.
Keterangan Sekda Kota Mataram ini betolak belakang dengan hasil Audit vi BPK NTB
yang menyebutkan hasil bangunan dari SMPN 6 Mataram nilainya lebih dari 1,7 miliar.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 2
Petikan laporan LHP dari BPK NTB mengenai aset bekas SMPN 6 Mataram
menyebutkan, pembahasan status aset tanah Pemkot Mataram eks SMPN 6 Mataram belum
selesai dan bangunan gedung eks SMPN 6 yang tidak ada fisiknya masih dicatat. Berdasarkan
hasil pengujian KIB A dan KIB C, diketahui terdapat aset tanah seluas 5.819 meter persegi
senilai Rp 2.909.500.000 dan banguanan eks SMPN 6 Mataram senilai Rp 1.703.106.000 yang
berlokasi di Jalan Langko Nomor 2 Mataram.
Aset tanah dan banguanan eks SMPN 6 diminta oleh Pemerintah Provinsi NTB agar
dihibahkan untuk mendukung pembangunan IC sebagai pusat pengkajian dan pengembangan
Islam. Sebagai gantinya Pemprov NTB menyediakan lahan pembangunan gedung SMPN 6
dengan status pinjam pakai. Pada tahun 2013, tanah eks SMPN 6 telah digunakan sebagai lahan
pembangunan IC dan bangunannya telah dirobohkan. Namun penyerahan tanah dan gedung
bangunan bekas SMPN 6 di Jalan Langko secara hibah tidak berlanjut. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir, terhadap penggunaan Pemkot Mataram berupa tanah bekas SMPN 6 oleh
Pemprov NTB tidak dilengkapi dokumen baik hibah maupun dokumen pinjam pakai. Atas
bangunan SMPN 6 yang telah dirobohkan dilakukan koreksi dengan mereklas aset tersebut ke
aset-aset lain.
Sumber berita:
1. Metropolis, Kisruh Di Bekas Aset SMPN 6 Mataram, Selasa, 20 Januari 2015.
2. suarantb.co.id, Hibah Bangunan SMPN 6 Mataram, Walikota Persilahkan Kepolisian dan
Kejaksaan Turun, Rabu, 21 Januari 2015.
i
Assets/aktiva/kekayaan, semua pos pada jalur debet suatu neraca keuangan yang terdiri dari
harta, piutang, biaya yang dibayar terlebih dahulu, dan pendapatan yang masih harus diterima; properti
atau harta benda yang dimiliki seseorang atau badan hukum; modal, kekayaan atau kepemilikan; aset
negara dan sebagainya.
ii
Temuan pemeriksaan (TP), 1. himpunan dan sintetis dari data dan informasi yang dikumpulkan
dan diolah selama dilakukan pemeriksaan pada entitas tertentu dan disajikan sescara s istematis dan
analistis meliputi unsur kondisi, kriteria, akibat, dan sebab; 2. indikasi permasalahan yang ditemui di
dalam pemeriksaan lapangan.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 3
iii
Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah (LKPP/D), laporan pertanggungjawaban
pemerintah atas pelaksanaan APBN/APBD yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
iv
Laporan hasil pemeriksaan (LHP), Laporan tertulis mengenai hasil pelaksanaan pemeriksaan
yang dilakukan oleh tim pemeriksa dan disampaikan kepada DPR, DPD, dan DPRD.
V
Prosedur, 1. tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; 2. langkah-langkah yang secara
pasti dalam memecahkan suatu masalah.
vi
Audit, pemeriksaan keuangan, memeriksa pembukuan, suatu pemeriksaan resmi mengenai
perkembangan situasi keuangan dari perorangan atau suatu organisasi.
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi NTB
Page 4