Pedoman Survei Karkas Unggas dan Aneka Ternak
(2)
(3)
PEDOMAN SURVEI KARKAS
UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
Pengarah :
Dr. Ir. Suwandi, Msi
Editor :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc Drh. Akbar, MP
Tim Penyusun :
Ir. Mochammad Chafid, Msi Ir. Dyah Riniarsi T., Msi Ir. Takariyana Hani A, MM Dra. P. Hanny Muliany, MM Ir. Roch Widaningsih, Msi Dra. Retno Suryani Titin Agustina, Ssi
Desain dan Layout :
Suyati, S.Kom
Bramantyo Indra, SP Tarmat
Victor Saulus Bonavia
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA ©2016
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya maka telah tersusun buku Pedoman Survei Karkas Unggas dan Aneka Ternak.
Buku pedoman ini menjadi acuan bagi petugas lapang dalam melakukan listing dan pencacahan pada saat pelaksaan survei ini. Buku ini diharapkan mudah dipahami sehingga melancarkan pelaksanaan pengumpulan data. Buku ini juga menjadi acuan untuk menyamakan persepsi baik petugas pusat maupun daerah dalam melakukan survei. Salah satu manfaat buku ini adalah menjadi bahan pedoman bagi petugas daerah untuk melakukan survei karkas unggas dan aneka ternak secara mandiri.
Penyusunan buku pedoman merupakan hasil kerjasama dengan Setditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak dan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. Kepada semua pihak yang memberikan bantuan, kami mengucapkan terima kasih.
Keberhasilan studi sangat ditentukan oleh kesungguhan dan kesadaran petugas akan pentingnya data yang dikumpulkan, diharapkan petugas dapat melaksanakan survei ini dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, Maret 2016 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
(6)
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
BAB. 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. LATAR BELAKANG ... 1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN ... 2
1.3. RUANG LINGKUP ... 2
1.4. WAKTU PELAKSANAAN ... 3
BAB. 2 METODOLOGI ... 5
2.1 KONSEP DAN DEFINISI ... 5
2.2 CAKUPAN DATA ... 8
2.3 PERANCANGAN SURVEI ... 8
2.4 KUESIONER YANG DIGUNAKAN ... 9
2.5 PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI SAMPEL ... 10
2.6 TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL ... 12
2.7 PENCACAHAN ... 12
2.8 ANALISIS DAN PEMODELAN ... 13
BAB. 3 ORGANISASI LAPANG ... 15
3.1. PETUGAS LAPANG ... 15
3.2. PETUGAS LISTING ... 15
3.3. PETUGAS PENGAWAS/PEMERIKSA ... 15
3.4. PETUGAS PENCACAH ... 16
BAB. 4 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ... 17
4.1. DAFTAR SKK16-L (DAFTAR NAMA RESPONDEN PERUSAHAAN/RT USAHA/PETERNAK) ... 17
(8)
4.2. DAFTAR SKK16-DP (DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/RT
USAHA/PETERNAK) ... 18
4.3. DAFTAR SKK16-S (DAFTAR PERTANYAAN INFORMASI TERNAK SEBELUM DAN SESUDAH DIPOTONG) ... 18
DAFTAR TABEL
TABEL 1. JADWAL KEGIATAN SURVEI KARKAS ... 4DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL ... 11GAMBAR 2. AYAM BURAS ... 39
GAMBAR 3. AYAM RAS PETELUR ... 40
GAMBAR 4. AYAM RAS PEDAGING ... 41
GAMBAR 5. BEBEK/ITIK ... 42
GAMBAR 6. ITIK MANILA ... 43
GAMBAR 7. KELINCI ... 45
GAMBAR 8. BURUNG PUYUH ... 46
GAMBAR 9. KARKAS AYAM ... 47
GAMBAR 10. KARKAS ITIK ... 47
GAMBAR 11. KARKAS KELINCI ... 48
GAMBAR 12. KARKAS BURUNG PUYUH ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. KUESIONER SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK ... 27FORM SKK16-L ... 27
FORM SKK16-DP ... 34
FORM SKK16-S ... 35
LAMPIRAN 2. GAMBAR TERNAK UNGGAS ... 39
LAMPIRAN 3. GAMBAR ANEKA TERNAK ... 45
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Metode pengumpulan data peternakan yang selama ini menjadi acuan para pengelola data peternakan di daerah maupun di pusat difokuskan pada data pokok populasi dan produksi. Khusus data produksi daging, baik untuk perhitungan produksi daging ternak besar, ternak kecil, unggas maupun aneka ternak, metode yang digunakan merupakan hasil perkalian antara jumlah ternak yang dipotong secara
tercatat dan tidak tercatat (unregistered) dengan parameter berat
karkas ditambah dengan berat jeroan serta daging variasi. Data pemotongan ternak secara reguler dapat dikumpulkan dengan menggunakan formulir yang diisi oleh petugas di daerah yang berasal dari tempat-tempat pemotongan ternak.
Parameter karkas untuk masing-masing jenis ternak tidak seragam disesuaikan dengan karakteristik komoditas ternak. Sebagai contoh,
parameter karkas ternak besar diperoleh dari persentase
pengukuran/penimbangan sapi potong yang masuk ke RPH terhadap berat badan ternak yang telah disembelih setelah dikurangi kulit (dikuliti), isi perut (jeroan), kaki bagian bawah serta kepalanya. Sedangkan karkas unggas dan aneka ternak adalah seluruh daging dan tulang yang telah mengalami pemisahan leher, kepala, bulu dan kaki (lutut hingga jari-jari dan bagian jeroannya). Data parameter karkas yang digunakan oleh para petugas di daerah dalam rangka melakukan estimasi produksi daging merupakan parameter hasil survei beberapa tahun yang lalu.
(10)
Berdasarkan kondisi tersebut, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2016 ini melakukan kajian parameter karkas ternak unggas dan aneka ternak. Kegiatan survei ternak tersebut dilakukan di wilayah
sentra ternak sebagai angka pembaruan (updating) terhadap data
karkas yang ada saat ini. Kegiatan survei karkas unggas dan aneka ternak ini merupakan kelanjutan dari survei sebelumnya dimana pada tahun 2014 sudah dilakukan studi lapang untuk perbaikan parameter karkas ternak unggas dan aneka ternak.
1.2.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Penyusunan Buku Pedoman ini, adalah :
a. Menentukan besaran parameter karkas untuk ternak unggas
dan aneka ternak.
b. Membuat model estimasi parameter karkas dari komoditas
ternak unggas dan aneka ternak.
Sasaran Penyusunan Buku Pedoman ini, adalah :
a. Tersedianya data hasil survei yang mencerminkan variabel
karkas dari komoditas ternak unggas dan aneka ternak.
b. Tersedianya model estimasi parameter karkas dari
masing-masing komoditas.
1.3.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi:
a. Pendekatan metodologi perhitungan karkas dilakukan dengan
(11)
Rumah Potong Hewan (RPH)/Rumah Potong Unggas
(RPU)/Pedagang/Rumah Tangga Usaha dan atau tempat pemotongan lainnya seperti sentra pemotongan milik masyarakat. Selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap berat karkas ternak setelah dipotong, dan berat jeroan bersih. Persentase perbandingan berat karkas terhadap berat hidup merupakan parameter karkas.
b. Unit terkecil dari sampel yang digunakan pada studi lapang ini
adalah rumah tangga peternak atau kelompok peternak atau perusahaan peternakan.
c. Cakupan komoditas, meliputi unggas (ayam buras, ayam ras
pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik manila) dan aneka ternak (burung puyuh dan kelinci).
d. Cakupan lokasi studi lapang adalah ke beberapa wilayah sentra
ternak tersebut. Masing-masing wilayah akan dipilih sejumlah RPH/RPU/pasar/tempat pemotongan milik peternak yang dianggap mewakili potret wilayah sentra. Alokasi sampel masing-masing komoditas sebesar 30 - 60 ekor, sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 320 ekor.
e. Hasil studi tersebut selanjutnya akan menjadi angka referensi
dan pelengkap dari angka yang tersedia dan digunakan untuk estimasi berat karkas.
1.4.
WAKTU PELAKSANAAN
Jadwal terperinci kegiatan survei karkas tahun 2016 tersaji pada Tabel 1.
(12)
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Survei Karkas
NO URAIAN KEGIATAN PETUGAS WAKTU
1 Koordinasi Persiapan Tim Februari 2016
2 Penyusunan Kuesioner Pusdatin, Ditjen PKH Maret 2016
3 Penyusunan Draft Buku
Pedoman Survei
Pusdatin, Ditjen PKH Maret 2016
4 Workshop Buku
Pedoman
Pusdatin, Ditjen PKH, Provinsi Sampel
Maret – April
2016
5 Finalisasi Buku
Pedoman
Tim Maret – April
2016
6 Pengumpulan Data Pusdatin, Ditjen PKH April - Agustus
2016
7 Pengolahan Data Hasil
Survei
Tim Agustus –
September 2016
8 Workshop Hasil Survei Pusdatin, Ditjen PKH,
Provinsi Sampel
September 2016
9 Analisis dan
Interpretasi Data
Tim September -
November 2016
10 Penyusunan Laporan
Akhir
Tim November –
(13)
BAB 2
METODOLOGI
2.1.
KONSEP DAN DEFINISI
a) Rumah Pemotongan Unggas/RPU adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong unggas bagi konsumsi masyarakat umum.
b) Keurmaster adalah aparat Dinas Peternakan/Pemda, khususnya yang tidak langsung menangani/tidak bertugas di RPH tetapi mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
- Mencatat pemotongan ternak oleh RPH berdasarkan laporan,
- Memeriksa kelayakan daging ternak potong untuk dikonsumsi.
c) Karkas adalah tubuh ternak potong sehat yang telah disembelih, utuh atau dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, setelah dikuliti, isi perut dikeluarkan tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin ternak jantan atau ambing ternak betina yang telah melahirkan dipisahkan dengan atau tanpa ekor. Kepala dipotong
diantara tulang ociptal (os occipitale) dengan tulang tengkorak
pertama (os atlas). Kaki depan dipotong diantara carpus dan meta
carpus, kaki dipotong diantara tarsus dan metatarsus. Jika diperlukan dengan memisahkan ekor, maka paling banyak dua ruas
tulang belakang coccygeal (os caudalis) terikut karkas.
d) Karkas unggas adalah bagian tubuh yang diperoleh dengan cara disembelih secara halal dan benar, dicabuti bulunya dan dikeluarkan jeroan dan abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua
(14)
kakinya sehingga aman, lazim dan layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
e) Karkas kelinci adalah bagian dari tubuh non ruminansia sehat yang telah disembelih secara halal, dikuliti, dikeluarkan jeroannya, dipisahkan kepalanya, kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih.
f) Berat hidup/bobot potong adalah berat ternak yang diukur sebelum dilakukan pemotongan.
g) Jeroan (edible offal) adalah hati setelah kantong empedu dilepas, jantung, ampela, usus dan bagian-bagian organ lainnya yang berada di dalam rongga dada dan perut yang menurut kebiasaan dimakan di satu daerah setelah mengalami proses pembersihan dan pencucian. h) Kulit adalah lapisan pada bagian paling atas dari daging yang
menutupi badan ternak, tempat tumbuhnya rambut dan hanya bagian kulit yang dipisahkan dari karkas.
i) Ayam buras adalah ayam kampung yang biasa dipelihara oleh masyarakat, yang ditujukan untuk produksi telur atau daging. Tidak termasuk ayam hias atau ayam buras yang dipelihara untuk tujuan tertentu, selain untuk memproduksi telur dan daging (kalkun, ayam bekisar, ayam cemani dan Iainnya).
j) Ayam ras pedaging adalah ayam ras yang mempunyai sifat pertumbuhan yang cepat dan dipelihara untuk tujuan memproduksi daging.
k) Ayam ras petelur adalah ayam ras yang karena sifatnya memproduksi telur dalam jumlah yang banyak, dipelihara untuk tujuan produksi telur.
l) Itik Manila adalah sejenis unggas yang termasuk keluarga itik. Nama lain dari itik manila adalah entok.
(15)
m) Puyuh adalah unggas yang berbadan kecil dengan kemampuan berlari yang menakjubkan dan terbang dengan arah vertikal dengan jangka waktu tidak lama, yang dapat diambil daging dan telur.
n) Itik adalah jenis unggas air, yang meliputi semua jenis itik lokal dan itik impor yang ada di Indonesia. Itik lokal, antara lain itik Mojosari, Alabio, Tegal, Pitalah, Kerinci, Talang Benih, Bayang, Rabon, Magelang, dan Bali. Itik impor, antara lain itik Peking.
o) Kelinci adalah binatang mamalia pengerat yang mempunyai telinga panjang dan ekor pendek.
p) Puncak produksi adalah perhitungan produksi telur ayam yang tertinggi, biasanya dihitung perminggu atau rata-rata 1 minggu.
q) Hen Day Production (HDP) adalah cara menghitung produksi telur harian, perhitungannya adalah jumlah telur dibagi jumlah ayam saat itu dikali 100% biasa dihitung rata-rata selama 1 minggu, atau dapat dirumuskan:
Hen Day (%) = Jumlah produksi telur yang diperoleh x 100% Jumlah ayam yang dipelihara
r) Hen Housed Production (HHP) adalah menghitung produksi telur jumlah ayam yang dikandangkan, perhitungannya adalah jumlah produksi telur hari tertentu dibagi jumlah ayam yang dikandangkan awal produksi dikali 100%, biasa dihitung selama 1 minggu (rata-rata selama 1 minggu).
s) Egg mash adalah cara menghitung produksi telur harian (HDP) hubungannya dengan berat telur; perhitungannya adalah Hen Day Production dikali berat telur, biasa dihitung selama 1 minggu (rata-rata selama 1 minggu).
(16)
2.2.
CAKUPAN DATA
Survei pemotongan ternak dilakukan di
RPU/Pedagang/Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak yang
terdapat di provinsi yang terpilih sebagai sampel. Pada prinsipnya secara statistik, semakin banyak sampel akan semakin akurat data yang diperoleh. Responden pada survei ini adalah rumah tangga usaha/peternak terpilih.
Dengan jumlah sampel yang cukup, diharapkan akan diperoleh estimasi data persentase karkas yang lebih tepat. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini meliputi data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden sebagai narasumber dan dilakukan pengukuran langsung/penimbangan untuk memperoleh data
karkas. Sumber data sekunder adalah dari instansi terkait Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Teknik pengumpulan data pada survei ini adalah dengan menggunakan metode pencatatan dan pengukuran secara langsung pada kegiatan yang terjadi di RPU/ Pedagang/ Perusahaan/ Rumah Tangga Usaha/ Peternak. Pencatatan dan pengukuran meliputi jenis ternak, jenis kelamin, umur ternak, berat hidup ternak, berat produk ternak pasca pemotongan (berat karkas) serta produk ikutannya seperti jeroan, kulit basah, kaki bawah, kepala dan ekor.
2.3.
PERANCANGAN SURVEI
Survei parameter karkas diawali dengan pemilihan
RPU/Pedagang/Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak dengan kriteria tertentu (kooperatif untuk dilakukan survei). Setiap provinsi dipilih 2 (dua) kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota akan dipilih sejumlah ternak unggas yang potensial untuk dijadikan sampel pada
(17)
survei ini. Mengingat informasi yang akan diperoleh dalam survei ini adalah berat hidup, berat karkas dan berat produk ikutan maka diperlukan alat timbangan yang akurat untuk keperluan survei ini
(timbangan digital). Metode penarikan contoh
RPU/Pedagang/Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak
menggunakan purposive sampling. Sedangkan untuk pemilihan sampel
ternak unggas dan aneka ternak menggunakan metode simple random
sampling.
2.4.
KUESIONER YANG DIGUNAKAN
Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan meliputi :
a. Daftar SKK16-L adalah daftar nama peternak/perusahaan ternak/kelompok ternak di wilayah survei (kabupaten/kota). Daftar SKK16-L dibagi berdasarkan jenis ternak, yaitu: ayam buras/ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik/bebek, itik manila, burung puyuh, dan kelinci.
b. Daftar SKK16-DP adalah daftar sampel peternak/perusahaan ternak/kelompok ternak yang terpilih yang diambil dari daftar SKK16-L. Daftar SKK16-DP ini merupakan daftar seluruh sampel
rumah tangga usaha/perusahaan/peternak/kelompok ternak
terpilih.
c. Daftar SKK16-S adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai ternak sebelum (ante mortem)
dan sesudah dipotong (post mortem), antara lain berat hidup, berat
karkas, berat jeroan,berat kepala dan leher, berat kaki, dan lain –
(18)
2.5.
PENYUSUNAN KERANGKA SAMPEL DAN ALOKASI
SAMPEL
Kerangka sampel yang digunakan pada survei ini meliputi
kerangka contoh untuk pemilihan Rumah Tangga
Usaha/Perusahaan/Kelompok Ternak, merupakan daftar nama Rumah
Tangga Usaha/Perusahaan/Kelompok Ternak yang ada di
kabupaten/kota terpilih.
Pada masing-masing wilayah sampel yang terpilih, akan diambil secara acak antara 30 - 60 ekor unggas dan aneka ternak sebagai sampel, untuk selanjutnya ditimbang berat hidup dan berat karkas setelah pemotongan. Sehingga total sampel dari 4 provinsi terpilih sebanyak 320 ekor unggas dan aneka ternak. Lihat keterangan gambar 1.
(19)
Gambar 1. Penyusunan Kerangka Sampel
Provinsi: Jawa Timur Kalsel Sulsel NTB Pilih 2 Kabupaten/Kota Survei n sampel unggas/aneka ternak Listing Peternak/ Perusahaan/ Ruta Usaha/Kelompok ternak Pilih Kecamatan Potensi Survei n sampel unggas/aneka ternak Survei n sampel unggas/aneka ternak Pilih Kecamatan Potensi Pilih Kecamatan Potensi Listing Peternak/ Perusahaan/ Ruta Usaha/Kelompok ternak Listing Peternak/ Perusahaan/ Ruta Usaha/Kelompok ternak
(20)
2.6.
TAHAPAN PENARIKAN SAMPEL
Tahapan penarikan sampel yang dilakukan adalah:
1. Tahap pertama, memilih kecamatan sampel dari kabupaten terpilih
secara purposive.
2. Tahap kedua, memilih Rumah Tangga Usaha/Perusahaan/Kelompok
Ternak yang mengusahakan unggas dan aneka ternak.
3. Tahap ketiga, memilih sampel unggas atau aneka ternak secara acak
sampai memenuhi target sampel yang ditetapkan.
2.7.
PENCACAHAN
Pencacahan dilakukan melalui penimbangan terhadap sampel
ternak sebelum (ante mortem) dan sesudah dilakukan pemotongan
(post mortem). Penimbangan sebelum pemotongan bertujuan untuk memperoleh berat hidup ternak, sedangkan penimbangan sesudah pemotongan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh berat produk utama ternak yaitu karkas dan berat produk ikutannya (kulit basah, jeroan, kepala, kaki bawah, dan ekor).
Pelaksanaan pencacahan oleh petugas pencacah dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan dilakukan di tempat pemotongan ternak. Setiap pencacahan dilaksanakan dan diawasi oleh petugas pusat/provinsi/ kabupaten/kota.
(21)
2.8.
ANALISIS DAN PEMODELAN
Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan survei ini, selanjutnya akan dianalisis dengan berbagai metode, diantaranya :
(1) Membuat analisis deskriptif jenis ternak, umur, jenis kelamin,
varietas, berat hidup ternak, berat karkas, berat jeroan, berat kepala, dan berat kaki bawah.
(2) Membuat model pendugaan berat karkas.
Perhitungan dan model pendugaan berat karkas :
a. Menghitung Parameter Karkas
Analisis yang dilakukan pada kegiatan survei ini adalah menghitung rata-rata parameter karkas, dengan model matematika sebagai berikut: i n j ij ij i n % L C
μ
1 100 dengan:
µi = rata-rata parameter karkas ternak i (%)
Cij = berat karkas ternak i sampel ke-j (kg)
Lij = berat hidup ternak i sampel ke-j (kg)
ni = banyaknya sampel ternak i
i = jenis ternak (1, 2, ..., 7)
(22)
b. Model Pendugaan Berat Karkas
Pendugaan berat karkas berdasarkan berat hidup dapat dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda rumus:
1 2 1 2 3 4
ˆ a bX cX dD eD fD gD
Y
dengan:
Yˆ = berat karkas (kg)
X1 = berat hidup (kg)
X2 = umur ternak (minggu)
D1 = dummy jenis kelamin ternak
D2 = dummy varietas ternak (unggul/lokal)
D3 = dummy lokasi (Jawa/Luar Jawa)
D4 = dummy skala usaha (Rumah
Tangga/Perusahaan)
a = konstanta
b, c, d, e, f, g = koefisien regresi ε = error/residu
(23)
BAB 3
ORGANISASI LAPANG
3.1.
PETUGAS LAPANG
Petugas lapang yang terlibat dalam Survei Karkas Unggas dan Aneka Ternak meliputi :
a. Petugas listing adalah petugas Dinas/Lembaga yang membidangi
fungsi Peternakan dan Kesahatan Hewan kabupaten/kota di masing-masing wilayah survei.
b. Petugas penarikan sampel adalah atasan petugas listing di
kabupaten yang melakukan penarikan sampel.
c. Petugas pencacah adalah petugas pusat/provinsi/kabupaten yang
melakukan wawancara/pencatatan di RPU/Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Kelompok Peternak.
3.2.
PETUGAS LISTING
a. Melakukan pendaftaran Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak
/Kelompok Peternak dengan menggunakan Daftar SKK16-L di kecamatan terpilih.
b. Menyerahkan hasil listing kepada pengawas/pemeriksa.
3.3.
PETUGAS PENARIKAN SAMPEL
a. Mengawasi pelaksanaan listing dan pencacahan.
b. Memilih sampel Perusahaan/Rumah Tangga
Usaha/Peternak/Kelompok Ternak dengan menggunakan Daftar SKK16-L.
(24)
d. Memeriksa kelengkapan dokumen dan kewajaran isian.
e. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
3.4.
PETUGAS PENCACAH
a. Melakukan pencacahan terhadap Perusahaan/Rumah Tangga
Usaha/Peternak/Kelompok Ternak berdasarkan Daftar SKK16-DP dengan menggunakan Daftar SKK16-S.
b. Mengedit hasil pencacahan untuk meyakinkan bahwa tidak ada
pertanyaan yang terlewat atau isian yang salah.
c. Memperbaiki isian hasil pencacahan yang masih salah atau kurang
lengkap.
d. Melaksanakan pencacahan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Menyelesaikan pencacahan sesuai dengan target sampel yang telah
ditetapkan.
f. Menandatangani dokumen hasil pencacahan yang telah lengkap.
(25)
BAB 4
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR
4.1.
DAFTAR SKK16-L
Daftar SKK16-L adalah daftar nama responden
Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak/Kelompok Ternak di masing-masing wilayah survei.
Isikan nama provinsi, kabupaten, kecamatan, nama petugas listing dan nomor telepon/HP pada baris pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima.
Kolom (1) : Isikan nomor urut nama responden.
Kolom (2) : Isikan nama peternak/perusahaan.
Kolom (3) : Isikan alamat usaha dari masing-masing responden.
Kolom (4) : Isikan nomor telepon/HP Peternak atau perusahaan.
Kolom (5) : Isikan jumlah ternak yang diusahakan (ekor).
Pada bagian kanan bawah isikan tempat/tanggal dan tanda tangan pada tempat yang telah tersedia setelah seluruh kegiatan listing selesai.
Lakukan pemilihan sampel responden secara purposive.
Responden yang terpilih sebagai sampel adalah yang kooperatif untuk dilakukan survei. Lingkari nomor urut responden yang terpilih sebagai sampel. Salin data responden yang terpilih ke dalam Daftar SKK16-DP.
(26)
4.2.
DAFTAR SKK16-DP
Daftar SKK16-DP adalah daftar sampel Perusahaan/Rumah Tangga Usaha/Peternak/kelompok ternak yang dipilih dari daftar SKK16-L.
Isikan nama provinsi, kabupaten, nama petugas dan nomor telepon/HP pada baris pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Isikan tabel daftar SKK16-DP sesuai dengan nama responden yang terpilih dari daftar SKK16-L.
Kolom (1) : Isikan nomor urut nama peternak/perusahaan.
Kolom (2) : Isikan nama peternak/perusahaan.
Kolom (3) : Isikan alamat usaha responden.
Kolom (4) : Isikan nomor telepon/HP responden.
Kolom (5) : Isikan jenis ternak yang diusahakan (unggas dan aneka ternak)
Kolom (6) : Isikan target sampel ternak (ekor).
Isikan tempat/tanggal dan tanda tangan pada tempat yang telah tersedia setelah seluruh kegiatan selesai.
4.3.
DAFTAR SKK16-S
Daftar SKK16-S adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai ternak sebelum dan sesudah dipotong.
a.
BLOK I. IDENTITAS RESPONDENRincian 1 s.d. 4: Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa.
Rincian 5 s.d. 6: Isikan nama responden, dan alamat usaha responden.
(27)
Isikan pada kotak yang tersedia: kode (1) jika perusahaan, kode (2) jika rumah tangga usaha/peternak, dan kode (3) jika lainnya.
Rincian 8: Isikan jumlah ternak yang diusahakan dalam satuan ekor.
Rincian 9: Isikan tujuan utama pemeliharaan.
Isikan pada kotak yang tersedia: kode (1) jika tujuan utama pemeliharaan untuk pembibitan, kode (2) jika tujuan utama pemeliharaan untuk menghasilkan telur, kode (3) jika tujuan utama pemeliharaan untuk menghasilkan daging, dan kode (4) jika tujuan utama untuk kepentingan lainnya.
Rincian 10 : Isikan rata-rata jumlah siklus pemeliharaan selama setahun (jika isian rincian 9 adalah tujuan pemeliharaan untuk menghasilkan daging (berkode 3).
Rincian 11 s.d. 12: Isikan nomor, dan telepon/HP responden.
Rincian 13: Fasilitas Timbangan Ternak.
Isikan pada kotak yang tersedia: kode (1) jika ada fasilitas timbangan dan lingkari kode (2) jika tidak ada fasilitas timbangan.
b.
BLOK II. IDENTITAS PENCACAHRincian 1 s.d. 3: Isikan nama petugas pencacah, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan pencacah pada tempat yang disediakan.
c.
BLOK III. CATATANIsikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan kegiatan survei karkas unggas dan aneka ternak. Isian blok catatan ini berguna dalam pemeriksaan dan pengolahan.
(28)
d.
BLOK IV. KETERANGAN USAHA PETERNAKRincian 1 s.d. 3 : Isikan jenis usaha peternakan, jenis ternak dan varietas dalam satuan Mitra/Swadaya.
Rincian 4 : Isikan harga beli DOC dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 5 : Isikan populasi yang diusahakan saat ini dalam satuan ekor.
Rincian 6 : Isikan lama pemeliharaan sampai panen dalam satuan Hari/Minggu/Tahun.
Rincian 7 : Isikan rata-rata umur panen (siap dijual) dalam satuan Hari/Minggu/Tahun.
Rincian 8 : Isikan rata-rata biaya produksi per ekor dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 9 : Isikan harga jual saat ini dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 10 : Isikan rata-rata harga jual sebulan terakhir dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 11 : Isikan kepada siapa dijual.
Rincian 12 : Masalah yang dihadapi peternak.
Isikan: point (a) dilihat dari aspek budidaya dan (b) dilihat dari aspek pemasaran.
Rincian 13 : Isikan harapan yang diinginkan/usulan perbaikan ke depan.
e.
BLOK V. KETERANGAN PEDAGANG TERNAKRincian 1 s.d. 2 : Isikan jenis ternak dan varietas.
Rincian 3 : Isikan rata-rata jumlah yang dijual per hari dalam satuan ekor.
(29)
Rincian 4 : Isikan harga beli ternak dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 5 : Isikan harga jual ternak dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 6 : Isikan asal pembelian ternak dalam satuan peternak mandiri atau mitra.
Rincian 7 : Isikan tujuan penjualan ternak dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 8 : Isikan biaya transportasi dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 9 : Isikan biaya bongkar muat atau handling dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 10 : Isikan biaya-biaya lainnya dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor).
Rincian 11 : Masalah yang dihadapi peternak. Dilihat dari aspek pemasaran.
Rincian 12 : Isikan harapan yang diinginkan/usulan perbaikan ke depan.
f.
BLOK VI. KETERANGAN TERNAK YANG DIPOTONGRincian 1: Isikan jenis ternak beserta kodenya ke dalam kotak yang disediakan.
Rincian 2: Isikan varietas ternak yang dipotong.
Rincian 3: Isikan umur ternak yang dipotong ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan minggu.
Rincian 4: Isikan kode jenis kelamin ternak ke dalam kotak
yang disediakan. Kode (1) jika jantan dan kode (2) jika betina.
Rincian 5: Isikan berat hidup ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
(30)
g.
BLOK VII. PRODUKSI HASIL PEMOTONGANRincian 6a: Isikan berat karkas ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Rincian 6b: Isikan berat kulit/bulu basah/darah ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Rincian 6c: Isikan berat jeroan kotor ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Rincian 6d: Isikan berat jeroan bersih ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Rincian 6e: Isikan berat kaki bawah ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Rincian 6f: Isikan berat kepala dan leher ternak ke dalam kotak yang disediakan dalam satuan gram.
Berat berat kulit/bulu basah/darah merupakan hasil perhitungan berat hidup dikurangi komponen karkas dan nonkarkas, kecuali untuk kulit/bulu kelinci merupakan hasil penimbangan.
Jika ditemukan bakal telur bercangkang pada ayam betina, maka tidak dimasukkan ke Jeroan Bersih. Jika ditemukan bakal telur belum bercangkang pada ayam betina, maka dimasukkan ke Jeroan Bersih.
(31)
(32)
(33)
LAMPIRAN 1. KUESIONER SURVEI KARKAS UNGGAS DAN
ANEKA TERNAK
SKK16-L (AYAM BURAS)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : AYAM BURAS
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
DAFTAR NAMA PETERNAK
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
(2)
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(34)
SKK16-L (AYAM RAS PEDAGING)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : AYAM RAS PEDAGING
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(35)
SKK16-L (AYAM RAS PETELUR)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : AYAM RAS PETELUR
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(36)
SKK16-L (ITIK)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : ITIK
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(37)
SKK16-L (ITIK MANILA)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : ITIK MANILA
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(38)
SKK16-L (BURUNG PUYUH)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : BURUNG PUYUH
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(39)
SKK16-L (KELINCI)
Provinsi : : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... Nama Petugas Listing : ...
Telepon/HP : ... Jenis Ternak : KELINCI
No. Alamat Usaha Telepon/HP Jumlah Ternak yang
Diusahakan (Ekor)
(1) (3) (4) (5)
Keterangan:
1. Lingkari nomor urut peternak/perusahaan yang terpilih sebagai sampel. 2. Salin nama peternak/perusahaan yang terpilih ke dalam Formulir SKK16-DP.
..., ... 2016 Petugas Listing,
(...) NIP.
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
DAFTAR NAMA PETERNAK
Nama Peternak/Perusahaan 1)
(2)
(40)
SKK16-DP
Provinsi : ... Kabupaten : ... Nama Petugas : ... Telepon/HP : ...
No. Alamat Usaha Telepon/HP
Jenis Ternak (Unggas dan Aneka
Ternak)
Jumlah Sampel Ternak (Ekor)
(1) (3) (4) (5) (6)
Keterangan:
1. Isian menyalin dari Formulir SKK14-L yang sudah dilingkari.
..., ... 2016 Petugas Pengawas,
(...) NIP.
Halaman ke ... dari ...
SURVEI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
Nama Peternak/Perusahaan
(2)
DAFTAR SAMPEL PETERNAK (Dipilih dari DAFTAR SKK16-L)
(41)
SKK16-S
1. Provinsi ... 2. Kabupaten/Kota ... 3. Kecamatan ... 4. Desa ...
5. Nama responden ... 6. Alamat usaha ...
Perusahaan -1
Rumah tangga usaha/peternak -2
Lainnya (……….) -3
8. Jumlah ternak yang diusahakan ... Ekor Bibit -1
Petelur -2
Pedaging -3
Lainnya -4
10.
Jika rincian 9 ber kode (-3), tanyakan rata rata jumlah siklus setahun
...
11. Nomor responden ... 12. Telepon/HP responden ... 13. Fasilitas timbangan ternak Ada -1 Tidak -2 I
s
1. Nama pencacah
2. Tanggal pelaksanaan 3. Tanda tangan pencacah 7. Status usaha
BLOK III. CATATAN BLOK I. IDENTITAS RESPONDEN
BLOK II. IDENTITAS PENCACAH
KEMENTERIAN PERTANIAN
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN
KUESIONER
SURVEI KONVERSI KARKAS UNGGAS DAN ANEKA TERNAK
9. Tujuan utama pemeliharaan
(42)
LANJUTAN SKK16-S
1. Jenis usaha peternakan ... Mitra / Swadaya 2. Jenis ternak (i) ...
3. Varietas ...
4. Harga beli DOC ... Rp/ekor 5. Populasi yang diusahakan saat ini ... Ekor
6. Lama pemeliharaan sampai panen ... Hari / Minggu / Tahun 7. Rata-rata umur panen (siap dijual) ... Hari / Minggu / Tahun 8. Rata-rata biaya produksi per ekor ... Rp/ekor
9. Harga jual saat ini ... Rp/ekor
11. Kepada siapa dijual ...
a. Aspek Pemasaran :
13. Harapan yang diinginkan/usul perbaikan ke depan :
10. Rata-rata harga jual sebulan terakhir Rp/ekor
Satuan
BLOK IV. KETERANGAN USAHA PETERNAK
KETERANGAN
12. Masalah yang dihadapi peternak : a. Aspek Budidaya :
(43)
LANJUTAN SKK16-S
1. Jenis ternak (i) ...
2. Varietas ...
3. Rata-rata jumlah yang dijual per hari ... Ekor 4. Harga beli ternak ... Rp/ekor 5. Harga jual ternak ... Rp/ekor
... Rp/kg
6. Asal pembelian ternak ... Peternak: mandiri / mitra 7. Tujuan penjualan ternak ... Rp/ekor
8. Biaya transportasi ... Rp/ekor
10. Biaya- biaya lainnya
BLOK V. KETERANGAN PEDAGANG TERNAK
KETERANGAN NOMOR URUT TERNAK 1
9. Biaya bongkar muat/ handling Rp/ekor
11. Masalah yang dihadapi pedagang : . Aspek Pemasaran :
12. Harapan yang diinginkan/usul perbaikan ke depan :
(44)
LANJUTAN SKK16-S
1. Jenis ternak (i)
2. Varietas ... ... ... ... ... 3. Umur (minggu)
4. Jenis kelamin 1. Jantan 2. Betina 5. Berat hidup (gram) *)
a. Karkas
b. Kulit/bulu basah/darah c. Jeroan kotor d. Jeroan bersih e. Kaki bawah f. Kepala & leher Keterangan: (i). Jenis Ternak
1. Ayam buras 5. Burung puyuh 2. Ayam ras petelur 6. Itik manila 3. Ayam ras pedaging 7. Kelinci 4. Itik/bebek
Jika ditemukan bakal telur bercangkang pada ayam betina, maka tidak dimasukkan ke Jeroan Bersih. Jika ditemukan bakal telur belum bercangkang pada ayam betina, maka dimasukkan ke Jeroan Bersih. *) Penimbangan berat hidup sebaiknya ternak dipuasakan dahulu
BLOK VI. KETERANGAN TERNAK YANG DIPOTONG
NOMOR URUT TERNAK KETERANGAN
1 2 3 4 5
... ... ... ...
BLOK VII. PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN 6. Berat (gram)
(45)
LAMPIRAN 2. GAMBAR TERNAK UNGGAS
AYAM BURAS
(46)
AYAM RAS PETELUR
(47)
AYAM RAS PEDAGING
(48)
BEBEK/ITIK
(49)
ITIK MANILA
Gambar 6. Itik Manila
(50)
(51)
LAMPIRAN 3. GAMBAR ANEKA TERNAK
KELINCI
(52)
BURUNG PUYUH
(53)
LAMPIRAN 4. GAMBAR KARKAS UNGGAS DAN
ANEKA TERNAK
Gambar 9. Karkas Ayam sesuai SNI 3924-2009
(54)
Gambar 11. Karkas Kelinci
(55)
(56)
(1)
LAMPIRAN 3. GAMBAR ANEKA TERNAK
KELINCI(2)
- 46 -
BURUNG PUYUH
(3)
LAMPIRAN 4. GAMBAR KARKAS UNGGAS DAN
ANEKA TERNAK
(4)
- 48 -
Gambar 11. Karkas Kelinci
(5)
(6)