Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECAP MANIS PADA
PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN
KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi lain atau lembaga lain manapun. Sumber Informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso
NIM. H34090119
4
ABSTRAK
KUKUH PRAKOSO. Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Dibimbing oleh SUHARNO.
Industri pengolahan pangan di Indonesia telah berkembang. Salah satu
industri pengolahan pangan yang berkembang adalah industri pengolahan kecap.
Kecap merupakan produk olahan dari kedelai. Salah satu perusahaan kecap lokal
adalah Kecap Banyak Mliwis. Perusahaan Kecap BANYAK Mliwis memproduksi
kecap sejak tahun 1972 dan berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan
Kecap BANYAK Mliwis menghadapi beberapa masalah. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan,
merumuskan alternatif strategi, dan merekomendasikan prioritas yang lebih
strategis. Alat analisis yang cocok untuk tujuan penelitian adalah matriks IFE,
matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Matriks IFE
menghasilkan tujuh kekuatan dan lima kelemahan. Matriks EFE menghasilkan
tujuh peluang dan lima ancaman. Matrik IE menunjukkan bahwa Perusahaan
Kecap BANYAK Mliwis berada pada kuadran II, posisi ini digambarkan sebagai
posisi tumbuh dan membangun. Matriks SWOT menghasilkan enam alternatif
strategi bagi perusahaan. Berdasarkan Matriks QSPM, strategi terbaik adalah
untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam manajerial, akuntansi dan
teknologi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Kecap Banyak Mliwis, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks IFE
Matriks QSPM, Matriks SWOT dan Strategi Pengembangan Bisnis
ABSTRACT
KUKUH PRAKOSO. Business Development Strategy of Soysauce in Kecap
Banyak Mliwis Company, Kebumen Regency Central Java. Supervised by
SUHARNO.
Food processing industry in Indonesia has grown. One of growing food
processing industry is soy sauce processing industry. Soy sauce is a product
processed from soybeans. One of local company is Kecap Banyak Mliwis. Kecap
Banyak Mliwis producing soy sauce since 1972 and located in Kebumen, Central
Java. Kecap Banyak Mliwis company facing some problems. The purpose of this
study is to identify the internal and external environment, formulating strategic
alternatives, and recommends more strategic priorities. Analytical tool suitable for
research purposes is a matrix IFE, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix and
matrix QSPM. IFE matrix produced seven strengths and five weaknesses. EFE
matrix produced seven opportunities and five threats. IE matrix shows that Kecap
Banyak Mliwis company is in quadrant II, this position is described as a position
to grow and build. SWOT matrix produced six strategic alternatives for the
company. Based Matrix QSPM, the best strategy is to increase the ability of
employees in managerial, accounting and technology in order to improve the
performance of the company.
Keywords :
Business Development Strategy, EFE matrix, IFE matrix and IE
matrix, Kecap Banyak Mliwis, QSPM matrix, SWOT matrix
5
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECAP MANIS PADA
PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN
KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
`1INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
6
Judul Skripsi
Nama
NRP
: Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan
Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
: Kukuh Prakoso
: H34090119
Disetujui,
Pembimbing
Dr Ir Suharno M. Adev
NIP. 19610610 198611 1 001
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
7
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin
terbaik bagi umat manusia. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan
sejak bulan Februari sampai Juni 2013 ini adalah strategi pengembangan usaha,
dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap
Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M,Adev
selaku dosen pembimbing, Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM dan Ibu Tintin, SP,
MM selaku dosen penguji. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Gunawan
Sutanto dan Ibu Indraningsih selaku pemilik Perusahaan Kecap Banyak Mliwis.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, Mamah,
Bapak dan Kak Septi atas segala perhatian, doa, dukungan, dan kasih sayangnya
selama ini. Terakhir penulis sampaikan salam semangat dan terima kasih kepada
teman-teman Agribisnis 46, HIPMA IPB 2011-2012, Bina Desa BEM KM IPB
2010-2011 dan sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan
dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso
8
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
6
Manfaat Penelitian
6
Ruang Lingkup Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Deskripsi Kecap
6
Tahapan Umum Pembuatan Kecap
7
Kandungan Zat Gizi Kecap
9
Hasil Penelitian Terdahulu
9
KERANGKA PEMIKIRAN
12
Kerangka Pemikiran Teoritis
12
Kerangka Pemikiran Operasional
20
METODE PENELITIAN
23
Lokasi dan Waktu Penelitian
23
Jenis dan Sumber Data
23
Metode Pengumpulan Data
23
Metode Pengolahan dan Analisis Data
24
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
35
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
43
Identifikasi Faktor Internal Perusahaan
51
Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan
53
Formulasi Strategi
55
SIMPULAN DAN SARAN
65
Simpulan
65
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
68
9
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2010 – 2012
1
Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun
2008 – 2010
2
Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi permintaan
kecap tahun 2007 – 2010
3
Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 – 2011
3
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah
Kabupaten Kebumen tahun 2010
5
Kandungan zat gizi kecap
9
Faktor eksternal umum perusahaan
18
Penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternal
25
Matriks IFE ((Internal Factor Evaluation)
27
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
27
Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)
29
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
30
Daftar harga Kecap Banyak Mliwis
39
Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun
2008 – 2011
45
Pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo
dan Provinsi D.I Yogyakarta atas dasar harga konstan tahun 2008 – 2011 45
Pengeluaran rata-rata penduduk Provinsi Jawa Tengah per kapita dalam
sebulan pada tahun 2002 – 2011
46
Persentase pola konsumsi untuk makanan penduduk Provinsi Jawa
Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2011
46
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2007 – 2010
47
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di Kabupaten
Kebumen tahun 2010
49
Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak
Mliwis
53
Peluang dan ancaman yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 55
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
56
Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
58
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Alur Pembuatan Kecap Kedelai
Model Komprehensif Manajemen Strategis
Model Kekuatan Bersaing
Bagan Alur Pemikiran Opersional
5. Matriks IE (Internal – Eksternal)
6. Struktur organisasi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
7. Beberapa karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar
8
13
18
22
28
33
37
10
8.
9
10
11
Produk Kecap Banyak Mliwis siap untuk dipasarkan
Proses pemasakan kecap manis pada tungku besar
Teknologi sederhana yang digunakan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Matriks IE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
39
42
48
59
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
Tahapan proses produksi Kecap Banyak Mliwis
Rumusan Strategi Pengembangan Usaha Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan bobot faktor eksternal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan bobot faktor internal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan rating faktor internal dan eksternal Perusahaan Kecap Banyak
Mliwis
6. Matriks EFE dan Matriks IFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
7. Matriks SWOT
8. Matriks QSPM
68
69
72
74
76
77
78
80
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang mencapai 259
juta orang1 senantiasa berupaya melaksanakan pembangunan ekonomi yang
bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam beberapa tahun terakhir,
sektor industri pengolahan berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Berdasarkan kontribusinya menurut lapangan usaha, sektor industri pengolahan
merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDB atas dasar harga berlaku
selama kurun waktu 2010-2012. Data pada tahun 2010 menunjukan bahwa
industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 24.80 persen, berada diatas
sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang memberikan
kontribusi sebesar 15.29 persen (BPS 2012).
Tabel 1
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2010 – 2012a
Persentase Kontribusi PDB (%)
No
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
Pertanian, Peternakan,
1
15.29
14.70
14.44
Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
11.16
11.85
11.78
3
Industri Pengolahan
24.80
24.33
23.94
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0.76
0.77
0.79
5
Konstruksi
10.25
10.16
10.45
Perdagangan, Hotel dan
6
13.69
13.80
13.90
Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
6.56
6.62
6.66
Keuangan, Real Estat dan Jasa
8
7.24
7.21
7.26
Perusahaan
9
Jasa-jasa
10.24
10.56
10.78
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
Menurut Krishnamurthi (2000), dalam lingkungan industri pengolahan di
Indonesia, agribisnis tetap memiliki prospek yang baik karena beberapa alasan,
yaitu adanya pasar produk agribisnis yang sangat besar di dalam dan di luar
negeri, tersedianya potensi sumberdaya alam domestik yang berlimpah dan
banyaknya kegiatan agribisnis yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain.
1
Kompas. 2012. Jumlah Penduduk Indonesia. [internet]. [diacu 2012 Desember 20]. Tersedia dari
: http://nasional.kompas.com/read/2011/09/19/10594911/
2
Industri pengolahan merupakan salah satu industri berkembang yang ada
di Indonesia. Industri pengolahan dibagi menjadi 9 subsektor industri, antara lain
subsektor industri pengolahan makanan ,minuman dan tembakau; tekstil, barang
kulit dan alas kaki; barang kayu dan hasil hutan lain; kertas dan barang cetakan,
pupuk, kimia dan barang dari karet; semen dan barang lain bukan logam; logam
dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatan; serta barang lainnya (BPS
2010).
Tabel 2 Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun 2008
– 2010a
Jumlah Tenaga Kerja
No.
Subsektor
2008
2009
2010
1.
Makanan dan Minuman
721 457
714 824
715 648
2.
Tembakau
346 042
331 590
327 865
3.
Furniture
313 656
322 741
362 437
4.
Tekstil
484 732
498 005
525 470
5.
Pakaian Jadi
495 518
464 777
481 470
6.
Karet dan Barang Plastik
360 181
339 297
363 490
7.
Subsektor lainnya
1 736 346
1 673 940
1 724 765
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa diantara subsektor yang ada di
industri pengolahan, subsektor makanan dan minuman merupakan penyerap
tenaga kerja tertinggi. Jika terpisah dengan tembakau, subsektor makanan dan
minuman menyerap tenaga kerja sebesar 714 824 orang pada tahun 2009 dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi 715 648 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat melalui penyediaan lapangan pekerjaan.
Salah satu jenis industri yang termasuk kedalam subsektor makanan dan
minuman adalah industri kecap. Industri kecap merupakan salah satu industri
pangan dimana keberadaannya di Indonesia relatif sudah cukup lama. Awalnya
produksi kecap dilakukan oleh industri rumah tangga dan pada umumnya daya
jangkauan pemasarannya sangat kecil. Kecap merupakan hasil fermentasi atau
pengolahan lebih lanjut kedelai yang dicampurkan atau tidak dicampurkan dengan
bahan lain dan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan (Wisnu 2009).
Menurut Dicky Saelan, Manajer Pemasaran Kecap Bango (2008),
pertumbuhan bisnis kecap di Indonesia luar biasa cepat. Setiap tahunnya secara
nasional terjadi peningkatan sebesar 10 persen sampai dengan 15 persen2.
Pertumbuhan bisnis kecap dan banyaknya perusahaan kecap baru di Indonesia
disebabkan oleh permintaan terhadap kecap yang masih cukup tinggi.
2
Agrina. 2013. Pertumbuhan Bisnis Kecap di Indonesia. [internet]. [diacu 2013 Januari 15].
Tersedia dari : http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1115.htm.
3
Tabel 3
Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi
permintaan kecap tahun 2007 - 2010a
Total permintaan
Permintaan
Proyeksi permintaan
Tahun
kedelai (Ton)
(kg/kap/th)
kecap (Ton)
2007
1 601 323
7.12
80 066
2008
1 555 731
6.83
77 787
2009
1 510 644
6.55
75 532
2010
1 461 569
6.26
73 078
a
Sumber : Komalasari (2008)
Perhitungan proyeksi kecap didapat dari 5 persen (persentase kedelai yang
diolah menjadi kecap) total permintaan kedelai. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
bahwa total permintaan kedelai sejak tahun 2007 hingga 2010 mengalami
penurunan namun masih cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan masih
banyaknya perusahaan kecap baru yang bermunculan di Indonesia untuk ikut
bersaing meraih konsumen kecap yang masih potensial.
Menurut Komalasari (2008), Indonesia merupakan salah satu negara
produsen terbesar kedelai di dunia setelah Cina, Jepang, Thailand dan Vietnam.
Sebagai komoditas pangan, kedelai memiliki tingkat komsumsi yang cukup tinggi
di Indonesia setelah menjadi produk olahan. Sebanyak 50 persen dari konsumsi
kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40 persen dalam bentuk tahu
dan 10 persen dalam bentuk produk olahan lain (seperti kecap, tauco dan lainlain).
Tabel 4 Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 - 2011a
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
a
Provinsi
Jawa Timur
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat
DI Yogyakarta
Aceh
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Provinsi Lainnya
2007
252.03
123.21
68.42
29.69
19.02
17.44
18.97
63.75
Produksi (000 ton)
2008
2009
2010
277.28 355.26 339.49
167.34 175.16 187.99
95.11
95.85
93.12
34.99
40.28
38.24
43.88
63.54
53.35
32.92
60.26
55.82
29.12 41.279
35.71
95.05 142.89 103.30
2011
366.99
112.27
88.09
32.79
50.01
56.17
33.72
111.23
Sumber : BPS dan Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2008)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah
merupakan daerah dengan produksi kedelai terbesar di Indonesia dengan 366 990
ton dan 112 270 ton pada tahun 2011. Jika dilihat secara keseluruhan nasional
dapat disimpulkan bahwa Pulau Jawa merupakan wilayah sentra produksi kedelai
pada tahun 2011 dengan tingkat kontribusi sebesar 67 persen dari total produksi
kedelai nasional.
Keberadaan perusahaan-perusahaan kecap tersebar di seluruh wilayah
Indonesia namun sebagian besar perusahaan kecap tersebut berada di Pulau Jawa.
4
Jumlah perusahaan dalam industri kecap di Pulau Jawa mencapai 278 perusahaan
atau 69.67 persen dari jumlah total yang ada di Indonesia. Faktor kedekatan
dengan daerah sentra produksi kedelai menjadi salah satu penentu banyaknya
jumlah perusahaan kecap yang ada di Pulau Jawa (Indocomercial 1995).
Sebagai daerah sentra produksi kedelai, Jawa Tengah juga didukung oleh
beberapa wilayah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi gula kelapa.
Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah merupakan satu daerah penghasil gula
merah dengan kualitas baik yang cocok digunakan untuk tambahan olahan
pembuat kecap. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya perusahaan kecap lokal
di Kabupaten Kebumen.
Banyaknya perusahaan kecap lokal yang terdapat didaerah Jawa Tengah
dan sekitarnya menyebabkan setiap perusahaan kecap tersebut harus menghadapi
persaingan yang ketat. Peluang pasar dan permintaan yang tinggi juga
menyebabkan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan. Oleh sebab itu,
sebuah perusahaan kecap dituntut untuk selalu peka terhadap kondisi faktor
lingkungan baik secara internal maupun eksternal. Dalam kondisi lingkungan
yang cepat berubah, perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan
pemasarannya secara efektif serta menerapkan strategi pengembangan usaha yang
tepat agar dapat bertahan dan bersaing di industri kecap.
Perumusan Masalah
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis merupakan salah satu perusahaan yang
turut meramaikan industri kecap skala kecil di Jawa Tengah. Perusahaan ini telah
berdiri sejak tahun 1972 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kecap Banyak
Mliwis didirikan dan diusahakan oleh keluarga Bapak Gunawan Sutanto. Sejak
awal berdiri hingga saat ini perusahaan dikelola oleh manajemen keluarga.
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis menghasilkan produk kecap yang memiliki
potensi untuk dapat dikembangkan, antara lain (1) jumlah konsumen kecap
banyak mliwis tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Kebumen tetapi juga
diluar wilayah Kabupaten Kebumen, antara lain Jogjakarta, Jawa Timur hingga
daerah Jawa Barat; (2) kualitas produk yang dihasilkan cukup baik karena
perusahaan hanya memproduksi kecap dari bahan alami (non GMO) dan telah
memiliki aspek legalitas yang lengkap dari Standar Nasional Indonesia (SNI), Hak
Paten serta sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI); (3) adanya
budaya memberikan oleh-oleh yang melekat di masyarakat saat pulang ke
kampung halaman; (4) trend konsumsi produk olahan kedelai termasuk kecap
yang terus mengalami peningkatan; (5) produk kecap yang dihasilkan PT KBM
hanya satu varian rasa, yakni kecap manis namun dengan lima ukuran kemasan
yang berbeda.
Dengan potensi tersebut, maka dapat dimanfaatkan oleh
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk mengembangkan usahanya.
Selain potensi dan peluang yang dimiliki untuk pengembangan usaha,
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis juga dihadapkan pada beberapa kendala baik
internal maupun eksternal perusahaan. Dalam lingkungan eksternal, peluang pasar
yang cukup besar menyebabkan banyak bermunculan usaha-usaha sejenis yang
memproduksi kecap kedelai. Kondisi tersebut berpotensi untuk menciptakan
persaingan usaha yang cukup tinggi. Persaingan yang terjadi diantaranya dalam
5
perebutan daerah pemasaran karena pasar yang dituju relatif sama, persaingan
produk hingga harga jual.
Saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis harus berkompetisi dengan
perusahaan-perusahaan kecap berskala nasional maupun perusahaan lokal di
wilayah Kabupaten Kebumen. Persaingan dalam industri kecap ini sangat
kompetitif dengan hadirnya perusahaan-perusahaan baru. Berdasarkan data dinas
perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Kebumen tahun 2010,
terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi kecap kedelai. Daftar
perusahaan yang memproduksi kecap kedelai dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah
Kabupaten Kebumen tahun 2010a
No
Perusahaan
Produksi / Tahun (liter)
1 Kecap Sami Rasa
150 000
2 Makmur Jaya
1 200
3 Kurnia Sari
1 450
4 Kecap Banyak Mliwis
180 000
5 Kecap Kentjana
750 000
a
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kebumen (2010)
Dari sisi manajemen sumberdaya manusia, terjadi tumpang tindih
pekerjaan antara pemilik perusahaan dan para karyawan. Pemilik perusahaan
disamping berkewajiban untuk memimpin perusahaan juga bertindak terhadap
proses produksi dan pendistribusian produk. Pembagian tugas karyawan di
perusahaan juga belum diatur secara baik dan tidak adanya unit kelompok atau
divisi didalam perusahaan.
Hingga saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum memiliki
perencanaan dan formulasi strategi dalam menjalankan usahanya. Dengan relatif
stagnannya kinerja perusahaan tersebut, maka dirasa perlu untuk menyusun
strategi pengembangan usaha perusahaan dengan membuat prioritas strategi mana
saja yang mungkin untuk dijalankan untuk dapat bersaing di industri kecap yang
semakin berkembang di Kabupaten Kebumen. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
menyelaraskan perusahaan dengan perubahaan lingkungan eksternal yang ada saat
ini apabila perusahaan ingin bertahan dalam persaingan yang semakin kompetitif.
Untuk membantu dalam menganalisis variable-variabel yang
mempengaruhi perusahaan serta merumuskan dan menghasilkan strategi yang
tepat hingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi Perusahaan Kecap
Banyak Mliwis, maka dibuatlah suatu perumusan masalah.
Terdapat beberapa perumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian
ini,yaitu :
1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa yang mempengaruhi PT KBM?
2. Perumusan strategi seperti apa yang dapat diterapkan pada PT KBM
berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan?
3. Apa alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh PT KBM dalam
menghadapi persaingan?
6
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi usaha PT KBM.
2. Merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT KBM berdasarkan
kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
3. Memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT KBM untuk
menghadapi persaingan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi perusahaan, penelitian berguna sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Selain itu bagi perusahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi
pengembangan yang lebih baik sehingga dapat menguntungkan pihak
perusahaan.
2. Bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait, sebagai media informasi dalam
menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan usaha industri
kecil dan menengah.
3. Bagi masyarakat atau mahasiswa dan pihak lainnya yang membutuhkan
informasi mengenai strategi pengembangan agribisnis dapat dijadikan sebagai
literatur referensi untuk menambah wawasan dan bahan untuk penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengenai strategi pengembangan perusahaan kecap banyak
mliwis kebumen ini hanya dibatasi pada tahap formulasi strategi yaitu mengkaji
kondisi lingkungan bisnis perusahaan kecap banyak mliwis yang terdiri dari
lingkungan eksternal dan internal. Tahap formulasi terdiri dari tiga tahap yaitu
input stage (tahap input), matching stage (tahap pencocokan) dan decision stage
(tahap keputusan). Hasil formulasi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
perencanaan atau penyusunan strategi bagi perusahaan, sedangkan tahap
implementasi dan tahap evaluasi merupakan kewenangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Kecap
Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa
penambahan gula kelapa dan bumbu. Diduga bahwa RRC merupakan Negara asal
pembuatan kecap. Sedangkan di Indonesia sulit diketahui sejak kapan untuk
7
pertama kalinya nenek moyang kita membuat kecap kedelai ini. Kenyataannya
sampai sekarang kecap merupakan salah satu jenis makanan kesukaan kita, baik di
pedesaan maupun di perkotaan (Santoso 1994).
Penggunaan kecap sebagai pelengkap dan peningkat rasa pada makanan
telah lama dikenal di masyarakat Indonesia. Banyak menu makanan Indonesia
yang memanfaatkan kecap sevagai bumbu penyadap andalannya. Sehingga
keberadaan kecap menjadi salah satu yang paling dinanti di meja makan keluarga
Indonesia. Terdapat beberapa jenis kecap atau Soy Sauce yang ada di dunia,
namun secara umum kecap di Indonesia dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu kecap asin dan kecap manis3.
Tahapan Umum Pembuatan Kecap
Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu dengan cara fermentasi,
hidrolisis asam dan kombinasi kedua cara tersebut. Pembuatan kecap di Indonesia
pada umumnya dilakukan secara fermentasi. Dibandingkan dengan cara hidrolisis,
kecap yang berasal dari proses fermentasi biasanya mempunyai cita rasa dan
aroma yang lebih baik. Pembuatan kecap secara fermentasi pada prinsipnya
adalah memecah protein, lemak dan karbohidrat oleh aktifitas enzim dari kapang,
ragi (khamir) dan bakteri menjadi fraksi-fraksi yang lebih yang lebih sederhana.
Fraksi-fraksi tersebut menentukan cita rasa, aroma dan komposisi kecap.
Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan
besar, yaitu proses perebusan biji kedelai yang telah disortir, penjemuran (mold
fermentation), penggaraman dan perebusan akhir. Secara terstruktur dan rinci,
pembuatan kecap menempuh beberapa langkah. Alur pembuatan kecap kedelai
secara lengkap tersaji dalam bentuk Gambar 1.
Tahapan proses pembuatan kecap kedelai dimulai dengan mencuci dan
merendam kedelai dalam 3 liter selama satu malam. Kemudian rebus hingga kulit
kedelai menjadi lunak, lalu ditiriskan diatas tampah dan didinginkan. Tahap
selanjutnya adalah memberikan jamur tempe pada kedelai. Aduk hingga merata
dan simpan pada suhu rungan (25o-30oC) selama 3-5 hari. Setelah kedelai
ditumbuhi jamur yang berwarna putih, tambahkan larutan garam. Tempatkan
dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25o-30oC).
Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan.
3
Okto Magazine. 2013. Penggolongan Jenis Kecap. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia
dari : http://www.oktomagazine.com/oktofamily/dapur_resep/5740/berbagai-jenis-kecap-danmanfaat-manfaatnya.htm.
8
KEDELAI
Dicuci dan direndam (1 malam)
Direbus
Jamur Tempe
Diragikan I (3-5 hari)
Larutan Garam
Diragikan II (3-4 minggu)
Air
Dimasak hingga mendidih
Bungkil
Disaring
Hasil Saringan
Dimasak II hingga mendidih
Ampas
Disaring
KECAP
Gambar 1 Alur Pembuatan Kecap Kedelai
Sumber: Menegristek (2000)
Tahap selanjutnya setelah proses penggaraman adalah menuangkan air
bersih dan masak hingga mendidih lalu saring. Tambahkan gula dan bumbubumbu (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) kedalam hasil saringan. Setelah
semua bumbu dicampurkan kedalam hasil saringan, proses dilanjutkan dengan
memasak hingga mendidih dan terus diaduk. Perebusan akan dihentikan apabila
sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi. Tahap terakhir setelah adonan
masak adalah proses penyaringan dengan kain saring dan hasil saringan yang
diperoleh inilah merupakan kecap yang siap dibitilkan4.
Sebagai catatan dalam penambahan gula merah sebagai bahan tambahan.
Kecap manis: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah sedangkan
untuk kecap asin: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2½ ons gula merah.
Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak
menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. Setelah direbus dan ditiriskan,
kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bahan baku untuk pembuatan kecap,
selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan
yang sama (Menegristek 2000)
4
Menegristek. 2013. Cara Pembuatan Kecap Kedelai. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia
dari : http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/kecap_kedelai.pdf
9
Kandungan Zat Gizi Kecap
Dilihat dari kandungan gizinya, kecap kedelai ternyata masih memiliki
protein dan kadar abu yang cukup tinggi. Sementara itu, komposisi asam amino
pada kecap kedelai sebagian besar didukung ole asam glutamate, prolin, asam
asportat dan leusin. Dengan demikian mengkonsumsi kecap bukanlah sekedar
menikmati rasa asin atau manis, akan tetapi karena kecap kedelai memiliki zat gizi
yang lengkap dengan asam aminonya (Susanto 1994).
Tabel 6 Kandungan zat gizi kecapa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
a
Zat Gizi
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
Kecap
86 kalori
57.4 gram
5.5 gram
0.6 gram
15.1 gram
0.6 gram
21.4 gram
85 mg
4.4 mg
0.04 mg
0.17 mg
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI dalam Susanto (1994).
Dilihat dari aspek gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik
karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap
mengandung pula zat gizi lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral
yang jumlahnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan protein.
Hasil Penelitian Terdahulu
Fitria (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi bisnis kecap
pada PT Korma Jaya Utama di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi PR KJU, merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT
KJU berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta
memilih strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT KJU untuk
menghadapi persaingan. Perumusan dan penyusunan strategi usaha yang tepat
terdapat tiga tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengumpulan input, tahap
pemanduan dan tahap penetapan strategi. Alat analisis yang digunalkan pada
penelitian ini yaitu analisi EFE, IFE, IE , matriks SWOT dan matriks QSPM.
Berdasarkan hasil analisis IE dari analisis IFE dan EFE sebelumnya
diperoleh bahwa posisi perusahaan PT KJU sekarang menempati posisi V dalam
matriks IE. Posisi sel ini menunjukkan bahwa baik posisi internal maupun
eksternal perusahaan berada pada taraf rata-rata. Pada sel ini PT KJU berada pada
posisi jaga dan pertahankan. Pada posisi ini, strategi yang paling baik untuk
10
diterapkan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Beberapa alternatif strategi yang telah berhasil dibuat dengan matriks
SWOT kemudian dipilih yang terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan oleh
perusahaan. Prioritas strategi tersebut adalah (1) mengefektifkan kegiatan promosi
dan penjualan; (2) mengembangkan litbang dan riset pemasaran; (3) mengundang
aliran permodalan pada perusahaan, dll.
Maryani (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Permintaan dan
Penawaran Industri Kecap di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan industri kecap di Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang
diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan dan penawaran kecap di Indonesia,
serta mengetahui pengaruh adanya impor dan ekspor kecap terhadap permintaan
dan penawaran kecap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
sekunder time series mulai tahun 1988 sampai dengan tahun 2004. Data sekunder
yang digunakan diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Metode analisis yang
digunakan adalah metode Kuadrat terkecil Biasa (Ordinary Least Square/OLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri kecap di
Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, baik dilihat dari sisi
produksi maupun konsumsi. Peningkatan pada produksi kecap tidak terlepas dari
permasalahan yang dihadapi yaitu mahalnya harga bahan baku kedelai serta
panjang dan rumitnya proses pembuatan kecap yang membuat sebagian
pengusaha mengganti bahan baku kedelai dengan bahan-bahan yang lebih murah,
seperti beras, jagung, pewarna maupun perasa kecap. Salah satu penyebab
mahalnya harga kedelai adalah produksi kedelai dalam negeri, baik kedelai kuning
maupun kedelai hitam, yang masih belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan
industri yang berbahan baku kedelai, termasuk industri kecap. Produksi kedelai
hitam, yang merupakan bahan baku kecap, semakin langka karena kurang
mendapat perhatian baik dari petani maupun pemerintah. Peningkatan produksi
kecap juga tidak terlepas dari peningkatan konsumsi kecap seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri pemakai kecap.
Namun, karena kecap hanya digunakan sebagai penyedap makanan yang
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari tidak terlalu banyak, sehingga laju
pertumbuhan konsumsi kecap di Indonesia relatif lebih lamban jika dibandingkan
dengan pertumbuhan produksinya.
Darma (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran
Kecap Hasindo Jaya, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganilisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi
strategi pemasaran kecap dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang sesuai
dengan kondisi perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan Hasindo Jaya
dilakukan melalui analisis lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis yang
digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan
matriks QSPM. Dari hasil IFE dan EFE dicocokan melalui matriks SWOT dapat
ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks SWOT. Dari beberapa
alternatif strategi yang sudah diperoleh melalui IE dan matriks SWOT dapat
ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks QSPM. Prioritas strategi
berdasarkan matriks QSPM, yaitu mempertahankan wilayah pemasaran, menekan
biaya operasional tanpa mengurangi mutu produk dan meningkatkan variasi
produk.
11
Farisi (2011) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan
Usaha Pepaya California pada Gapoktan Lembayung, Desa Cikopomayak,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan matriks IFE Gapoktan
Lembayung sebesar 2,594 dan total matriks EFE Gapoktan Lembayung sebesar
3,032. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi usaha
pepaya California Gapoktan Lembayung berada pada sel II. Pada sel II ini usaha
Gapoktan Lembayung dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun
(Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif atau
strategi integratif. Prioritas strategi yang dapat diterapkan didapatkan dari strategi
alternative dan kemudian di lakukan prioritas pilihan pada matriks QSP. Alternatif
strategi yang didapatkan yaitu: mempertahankan dan menjaga kekontinuitas
produksi dan meningkatkan kualitas produk, berusaha berpartisipasi dalam
pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan
konsumen potensial baru, membangun kerjasama dengan pihak lain dalam
pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan ,
meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi
yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti
pelatihan, memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk
meningkatkan penjualan, membuat dan membangun sarana promosi serta
informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap
kualitas, meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi
permintaan pasar dan meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota
petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada. Strategi yang
memiliki nilai total daya tarik terbesat yaitu mempertahankan dan menjaga
kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk sebesar 6,798.
Wisandhini (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis strategi
pengembangan usaha jamur tiram putih pada perusahaan Tegal Waru Bogor.
Dalam penelitianannya, Wisandhini berupaya untuk menganalisis faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang pada
akhirnya akan melahirkan rumusan strategi untuk dapat dijadikan alternatif
pemilihan strategi bagi perusahaan Tegal Waru dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya. Berdasarkan hasil dari Matriks IE, diketahui bahwa perusahaan berada
pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat
untuk digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Strategi utama berdasarkan
STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan produktifitas.
Manfaat mengkaji penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan
oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Kemudian untuk
penelitian terdahulu yang menyangkut Industri Kecap manis yaitu untuk
menunjukkan bahwa Kecap manis berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan
referensi terhadap penelitian ini.
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
terletak pada konsep dan produk atau objek yang digunakan. Persamaan dengan
penelitian keempat dan penelitian kelima terletak pada konsep yang digunakan
yaitu merumuskan strategi dalam upaya mengembangkan kegiatan bisnis suatu
unit usaha, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Pada
penelitan pertama, kedua dan ketiga terdapat persamaan objek yang diteliti dalam
12
hal ini adalah kecap manis, sedangkan perbedaannya terletak pada konsep yang
digunakan untuk menganalisis kecap manis.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Strategi
Strategi adalah sarana bersama untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai keberhasilan.
Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi bisnis
mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, pengurangan bisnsi, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau
joint venture. (David 2009)
Konsep Manajemen Strategi
Menurut David (2009), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapau
keberhasilan organisasi.
Proses manajemen strategis dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu formulasi
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap formulasi strategi
diawali dengan mengembangkan misi bisnis, dilanjutkan dengan mengidentifikasi
peluang dan ancaman eksternal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang,
mengembangkan strategi-strategi alternatif, diakhiri dengan memilih strategi yang
akan dilaksanakan.
Tahap kedua dari manajemen strategis adalah implementasi strategi.
Implementasi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya
yang ada sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Tahap
akhir manajemen strategis adalah evaluasi strategi. Pada tahap ini, manajer harus
mengetahui kapan suatu strategi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Tiga kegiatan dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal
dan internal yang menjadi dasar bagi penetapan strategi yang sedang
dilaksanakan, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan koreksi. Gambar 2
menunjukkan model komprehensif manajemen strategis menurut David (2009).
13
Menjalankan
audit
Mengembangkan
pernyataan
visi dan
misi
Menetapkan tujuan
jangka
panjang
Menciptakan, mengevaluasi,
dan memilih
strategi
Implementasi strategi
– Isu-isu
manajemen
Menjalankan
audit internal
Perumusan
Strategi
Implementasi strategi –
Pemasaran,
keuangan,
akuntasnsi,
litbang dan
isu MIS
Penerapan
Strategi
Mengukur
dan mengevaluasi
kinerja
Penilaian
Strategi
Gambar 2 Model Komprehensif Manajemen Strategis
Sumber: David (2009)
Model komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang
telah diterima secara luas. Namun pada penerapannya model tersebut tidak
menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut
membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi.
Hirarki Strategi
Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh
seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya,
manajemen strategi membentuk sebuah hirarki. Pearce dan Robinson (1997)
membagi strategi menjadi tiga tingkatan, antara lain:
1. Strategi tingkat korporasi yang disusun berdasarkan sasaran dan strategi
jangka panjang yang mencakup bidang fungsional. Manajer pada tingkat
korporasi berusaha memnfaatkan kompetensi perusahaan dengan menerapakan
portofolio bisnis dan mengembangkan rencana.
2. Strategi tingkat bisnis yang menerjemahkan rumusan arah dan keinginan di
tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang nyata untuk masingmasing divisi. Para manajer pada tingkat bisnis menentukan bagaimanan
perusahaan akan bersaing di arena pasar produk tertentu.
3. Strategi tingkat fungsional yang disusun berdasarkan sasaran tahunan dan
strategi jangka pendek di tingkat fungsional. Strategi fungsional ini lebih
bersifat operasional, karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsifungsi manajemen yang berada pada tingkat bawah.
Strategi Pengembangan Usaha
14
Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya
keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten
dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Strategi yang berhasil pada umumnya dengan mengombinasikan beberapa hal
berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu:
1. Sasaran Sederhana Jangka Panjang
Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran, jika tidak
strategi tidak dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan.
Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung
jawab terhadap pemegang saham, para pegawai, dan konsumen.
2. Analisis Lingkungan Persaingan
Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen
dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam
memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian
pasar saham, pandangan terhadap potensi kemungkinan akuisisi serta
kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia
perusahaan.
3. Penilaian Sumberdaya yang Objektif
Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan, termasuk
reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk,
kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani
kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan
mengendalikan mutu produk.
4) Penerapan yang Efektif
Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika
tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memrlukan
pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang
mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai
dan mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi.
Alternatif Strategi
Menurut David (2004), alternatif strategi merupakan alternatif tindakan
yang memungkingkan perusahaan mencapai misi dan tujuannya dengan cara
terbaik. Alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan atau organisasi
dikategorikan menjadi empat jenis (strategi integrasi, strategi intensif, strategi
diversifikasi, dan strategi difensif) dengan tiga belas tindakan. Alternatif-alternatif
tipe strategi tersebut adalah :
1. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan
control terhadap distributor, pemasok dan pesaing., misalnya melalui merger,
akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Tipe Strategi Integrasi terdiri dari :
a) Forward Integration (integrasi kedepan) yaitu tipe strategi untuk mendapatkan
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor dan pengecer.
b) Backward Integration (integrasi kebelakang) yaitu tipe strategi untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok (supplier ).
15
c) Horizontal Integration (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor ).
2. Strategi Intensif
Strategi Intensif dilakukan secara intensif agar posisi kompetitif
perusahaan dengan produk yang ada pada saat ini membaik. Tipe strategi intensif
terdiri dari :
a) Market Penetration (penetrasi pasar) yaitu tipe stratgi untuk meningkatkan
pangsa pasar yang ada untuk barang dan jasa saat ini.
b) Market Development (pengembangan pasar) yaitu tipe strategi untuk
memperkenalkan produk-produk yang sudah ada kedaerah pemasaran baru
(pangsa pasar bertambah).
c) Product Development (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk
meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk
atau jasa yang sudah ada.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis.
Tipe strategi diversifikasi terdiri dari :
a) Concentric Diversification (diversifikasi konsentrik) yaitu tipe strategi untuk
menambah produk baru yang saling berhubungan untuk pasar yang sama.
b) Horizontal Diversification (diversifikasi horizontal) yaitu tipe strategi untuk
menambah produk baru tapi tidak berhubungan yang bertujuan untuk
memuaskan pelanggan yang sama.
c) Conglomerate Diversification (diversifikasi konglomerat) yaitu tipe strategi
untuk menambah produk-produk baru tapi tidak berhubungan untuk pelanggan
pasar yang berbeda.
4. Strategi Difensif
Strategi difensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari :
a) Joint Venture (usaha patungan) yaitu dua atau lebih perusahaan bekerjasama
membentuk suatu perusahaan baru yang terpisah dari kedua induknya.
b) Retrencmenth (pengurangan) yaitu penghematan biaya dengan cara
mengurangi sebagian dari asset perusahaan untuk menanggulangi turunnya
penjualan atau keuntungan.
c) Divestiture (divestasi) yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagaian
perusahaan kepada pihak lain.
d) Liquidation (likuidasi) yaitu menjual seluruh aset perusahaan atau menutup
perusahaan.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan dimasa yang akan datang. Visi mengandung pernyataan prinsip
perusahaan dan mendifinisikan bisnis yang dijalankan. Misi adalah fondasi untuk
prioritas, strategi, rencana, dan penugasan (David 2009).
Menurut Drucker diacu dalam David (2009), pengembangan visi dan misi
bisnis yang jelas merupakan langkah awal dalam penyusunan strategi. Visi dan
misi juga berperan sebagai pedoman dan acuan bagi perusahaan. Pernyataan visi
dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk merumuskan,
menerapkan, dan mengevaluasi strategi.
16
King dan Cleland diacu dalam David (2009), merekomendasikan agar
perusahaan secara cermat dan hati-hati mengembangkan sebuah pernyataan misi
tertulis untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a) Memastikan tujuan dasar organisasi
b) Menyediakan landasan atau standar untuk mengalokasikan sumberdaya
organisasi
c) Membangun iklim organisasi yang padu
d) Menjadi titik fokus bagi individu-individu agar sejalan dengan arah organisasi
dan dapat berpartisipasi lebih jauh dalam setiap aktivitas organisasi
e) Memfasilitasi penerjemah tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan
pembagian tugas hingga elemen tanggung jawab
f) Menjelaskan tujuan dasar organisasi, arahan keputusan dan memotivasi
karyawan
Analisis Lingkungan Perusahaan
David (2009), menjelaskan bahwa tahap awal dalam proses formulasi
strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara menyeluruh faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan baik lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal. Lingkungan pemasaran dapat dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel ancaman dan peluang
yang berada diluar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang
terdiri dari variabel-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan
dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
bagian internal perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada faktor internal
perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan yaitu kekuatan
dan kelemahan. Menurut David (2009), lingkungan internal merupakan kekuatan
dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem
informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk
menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan. David (2009) membagi area fungsional menjadi variable-variabel
yaitu :
1. Manajemen
Menurut David (2009), fungsi dari manajemen dalam perusahaan terdiri
dari lima aktivitas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,
penempatan staf dan pengendalian. Kelima ativitas manajemen ini akan
membantu dan mengarahkan perusahaan pada tujuan utamanya serta memberikan
kekuatan bagi perusahaan tersebut.
2. Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian,
pengantisipasian, pencitraan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (functions of
marketing) yaitu analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk
dan jasa, penetapan harga,
PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN
KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi lain atau lembaga lain manapun. Sumber Informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso
NIM. H34090119
4
ABSTRAK
KUKUH PRAKOSO. Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Dibimbing oleh SUHARNO.
Industri pengolahan pangan di Indonesia telah berkembang. Salah satu
industri pengolahan pangan yang berkembang adalah industri pengolahan kecap.
Kecap merupakan produk olahan dari kedelai. Salah satu perusahaan kecap lokal
adalah Kecap Banyak Mliwis. Perusahaan Kecap BANYAK Mliwis memproduksi
kecap sejak tahun 1972 dan berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan
Kecap BANYAK Mliwis menghadapi beberapa masalah. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan,
merumuskan alternatif strategi, dan merekomendasikan prioritas yang lebih
strategis. Alat analisis yang cocok untuk tujuan penelitian adalah matriks IFE,
matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Matriks IFE
menghasilkan tujuh kekuatan dan lima kelemahan. Matriks EFE menghasilkan
tujuh peluang dan lima ancaman. Matrik IE menunjukkan bahwa Perusahaan
Kecap BANYAK Mliwis berada pada kuadran II, posisi ini digambarkan sebagai
posisi tumbuh dan membangun. Matriks SWOT menghasilkan enam alternatif
strategi bagi perusahaan. Berdasarkan Matriks QSPM, strategi terbaik adalah
untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam manajerial, akuntansi dan
teknologi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Kecap Banyak Mliwis, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks IFE
Matriks QSPM, Matriks SWOT dan Strategi Pengembangan Bisnis
ABSTRACT
KUKUH PRAKOSO. Business Development Strategy of Soysauce in Kecap
Banyak Mliwis Company, Kebumen Regency Central Java. Supervised by
SUHARNO.
Food processing industry in Indonesia has grown. One of growing food
processing industry is soy sauce processing industry. Soy sauce is a product
processed from soybeans. One of local company is Kecap Banyak Mliwis. Kecap
Banyak Mliwis producing soy sauce since 1972 and located in Kebumen, Central
Java. Kecap Banyak Mliwis company facing some problems. The purpose of this
study is to identify the internal and external environment, formulating strategic
alternatives, and recommends more strategic priorities. Analytical tool suitable for
research purposes is a matrix IFE, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix and
matrix QSPM. IFE matrix produced seven strengths and five weaknesses. EFE
matrix produced seven opportunities and five threats. IE matrix shows that Kecap
Banyak Mliwis company is in quadrant II, this position is described as a position
to grow and build. SWOT matrix produced six strategic alternatives for the
company. Based Matrix QSPM, the best strategy is to increase the ability of
employees in managerial, accounting and technology in order to improve the
performance of the company.
Keywords :
Business Development Strategy, EFE matrix, IFE matrix and IE
matrix, Kecap Banyak Mliwis, QSPM matrix, SWOT matrix
5
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECAP MANIS PADA
PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN
KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
`1INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
6
Judul Skripsi
Nama
NRP
: Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan
Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
: Kukuh Prakoso
: H34090119
Disetujui,
Pembimbing
Dr Ir Suharno M. Adev
NIP. 19610610 198611 1 001
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
7
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin
terbaik bagi umat manusia. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan
sejak bulan Februari sampai Juni 2013 ini adalah strategi pengembangan usaha,
dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap
Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M,Adev
selaku dosen pembimbing, Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM dan Ibu Tintin, SP,
MM selaku dosen penguji. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Gunawan
Sutanto dan Ibu Indraningsih selaku pemilik Perusahaan Kecap Banyak Mliwis.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, Mamah,
Bapak dan Kak Septi atas segala perhatian, doa, dukungan, dan kasih sayangnya
selama ini. Terakhir penulis sampaikan salam semangat dan terima kasih kepada
teman-teman Agribisnis 46, HIPMA IPB 2011-2012, Bina Desa BEM KM IPB
2010-2011 dan sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan
dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso
8
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
6
Manfaat Penelitian
6
Ruang Lingkup Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Deskripsi Kecap
6
Tahapan Umum Pembuatan Kecap
7
Kandungan Zat Gizi Kecap
9
Hasil Penelitian Terdahulu
9
KERANGKA PEMIKIRAN
12
Kerangka Pemikiran Teoritis
12
Kerangka Pemikiran Operasional
20
METODE PENELITIAN
23
Lokasi dan Waktu Penelitian
23
Jenis dan Sumber Data
23
Metode Pengumpulan Data
23
Metode Pengolahan dan Analisis Data
24
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
35
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
43
Identifikasi Faktor Internal Perusahaan
51
Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan
53
Formulasi Strategi
55
SIMPULAN DAN SARAN
65
Simpulan
65
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
68
9
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2010 – 2012
1
Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun
2008 – 2010
2
Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi permintaan
kecap tahun 2007 – 2010
3
Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 – 2011
3
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah
Kabupaten Kebumen tahun 2010
5
Kandungan zat gizi kecap
9
Faktor eksternal umum perusahaan
18
Penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternal
25
Matriks IFE ((Internal Factor Evaluation)
27
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
27
Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)
29
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
30
Daftar harga Kecap Banyak Mliwis
39
Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun
2008 – 2011
45
Pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo
dan Provinsi D.I Yogyakarta atas dasar harga konstan tahun 2008 – 2011 45
Pengeluaran rata-rata penduduk Provinsi Jawa Tengah per kapita dalam
sebulan pada tahun 2002 – 2011
46
Persentase pola konsumsi untuk makanan penduduk Provinsi Jawa
Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2011
46
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2007 – 2010
47
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di Kabupaten
Kebumen tahun 2010
49
Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak
Mliwis
53
Peluang dan ancaman yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 55
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
56
Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
58
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Alur Pembuatan Kecap Kedelai
Model Komprehensif Manajemen Strategis
Model Kekuatan Bersaing
Bagan Alur Pemikiran Opersional
5. Matriks IE (Internal – Eksternal)
6. Struktur organisasi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
7. Beberapa karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar
8
13
18
22
28
33
37
10
8.
9
10
11
Produk Kecap Banyak Mliwis siap untuk dipasarkan
Proses pemasakan kecap manis pada tungku besar
Teknologi sederhana yang digunakan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Matriks IE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
39
42
48
59
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
Tahapan proses produksi Kecap Banyak Mliwis
Rumusan Strategi Pengembangan Usaha Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan bobot faktor eksternal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan bobot faktor internal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Perhitungan rating faktor internal dan eksternal Perusahaan Kecap Banyak
Mliwis
6. Matriks EFE dan Matriks IFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
7. Matriks SWOT
8. Matriks QSPM
68
69
72
74
76
77
78
80
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang mencapai 259
juta orang1 senantiasa berupaya melaksanakan pembangunan ekonomi yang
bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam beberapa tahun terakhir,
sektor industri pengolahan berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Berdasarkan kontribusinya menurut lapangan usaha, sektor industri pengolahan
merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDB atas dasar harga berlaku
selama kurun waktu 2010-2012. Data pada tahun 2010 menunjukan bahwa
industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 24.80 persen, berada diatas
sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang memberikan
kontribusi sebesar 15.29 persen (BPS 2012).
Tabel 1
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2010 – 2012a
Persentase Kontribusi PDB (%)
No
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
Pertanian, Peternakan,
1
15.29
14.70
14.44
Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
11.16
11.85
11.78
3
Industri Pengolahan
24.80
24.33
23.94
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0.76
0.77
0.79
5
Konstruksi
10.25
10.16
10.45
Perdagangan, Hotel dan
6
13.69
13.80
13.90
Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
6.56
6.62
6.66
Keuangan, Real Estat dan Jasa
8
7.24
7.21
7.26
Perusahaan
9
Jasa-jasa
10.24
10.56
10.78
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
Menurut Krishnamurthi (2000), dalam lingkungan industri pengolahan di
Indonesia, agribisnis tetap memiliki prospek yang baik karena beberapa alasan,
yaitu adanya pasar produk agribisnis yang sangat besar di dalam dan di luar
negeri, tersedianya potensi sumberdaya alam domestik yang berlimpah dan
banyaknya kegiatan agribisnis yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain.
1
Kompas. 2012. Jumlah Penduduk Indonesia. [internet]. [diacu 2012 Desember 20]. Tersedia dari
: http://nasional.kompas.com/read/2011/09/19/10594911/
2
Industri pengolahan merupakan salah satu industri berkembang yang ada
di Indonesia. Industri pengolahan dibagi menjadi 9 subsektor industri, antara lain
subsektor industri pengolahan makanan ,minuman dan tembakau; tekstil, barang
kulit dan alas kaki; barang kayu dan hasil hutan lain; kertas dan barang cetakan,
pupuk, kimia dan barang dari karet; semen dan barang lain bukan logam; logam
dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatan; serta barang lainnya (BPS
2010).
Tabel 2 Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun 2008
– 2010a
Jumlah Tenaga Kerja
No.
Subsektor
2008
2009
2010
1.
Makanan dan Minuman
721 457
714 824
715 648
2.
Tembakau
346 042
331 590
327 865
3.
Furniture
313 656
322 741
362 437
4.
Tekstil
484 732
498 005
525 470
5.
Pakaian Jadi
495 518
464 777
481 470
6.
Karet dan Barang Plastik
360 181
339 297
363 490
7.
Subsektor lainnya
1 736 346
1 673 940
1 724 765
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa diantara subsektor yang ada di
industri pengolahan, subsektor makanan dan minuman merupakan penyerap
tenaga kerja tertinggi. Jika terpisah dengan tembakau, subsektor makanan dan
minuman menyerap tenaga kerja sebesar 714 824 orang pada tahun 2009 dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi 715 648 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat melalui penyediaan lapangan pekerjaan.
Salah satu jenis industri yang termasuk kedalam subsektor makanan dan
minuman adalah industri kecap. Industri kecap merupakan salah satu industri
pangan dimana keberadaannya di Indonesia relatif sudah cukup lama. Awalnya
produksi kecap dilakukan oleh industri rumah tangga dan pada umumnya daya
jangkauan pemasarannya sangat kecil. Kecap merupakan hasil fermentasi atau
pengolahan lebih lanjut kedelai yang dicampurkan atau tidak dicampurkan dengan
bahan lain dan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan (Wisnu 2009).
Menurut Dicky Saelan, Manajer Pemasaran Kecap Bango (2008),
pertumbuhan bisnis kecap di Indonesia luar biasa cepat. Setiap tahunnya secara
nasional terjadi peningkatan sebesar 10 persen sampai dengan 15 persen2.
Pertumbuhan bisnis kecap dan banyaknya perusahaan kecap baru di Indonesia
disebabkan oleh permintaan terhadap kecap yang masih cukup tinggi.
2
Agrina. 2013. Pertumbuhan Bisnis Kecap di Indonesia. [internet]. [diacu 2013 Januari 15].
Tersedia dari : http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1115.htm.
3
Tabel 3
Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi
permintaan kecap tahun 2007 - 2010a
Total permintaan
Permintaan
Proyeksi permintaan
Tahun
kedelai (Ton)
(kg/kap/th)
kecap (Ton)
2007
1 601 323
7.12
80 066
2008
1 555 731
6.83
77 787
2009
1 510 644
6.55
75 532
2010
1 461 569
6.26
73 078
a
Sumber : Komalasari (2008)
Perhitungan proyeksi kecap didapat dari 5 persen (persentase kedelai yang
diolah menjadi kecap) total permintaan kedelai. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
bahwa total permintaan kedelai sejak tahun 2007 hingga 2010 mengalami
penurunan namun masih cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan masih
banyaknya perusahaan kecap baru yang bermunculan di Indonesia untuk ikut
bersaing meraih konsumen kecap yang masih potensial.
Menurut Komalasari (2008), Indonesia merupakan salah satu negara
produsen terbesar kedelai di dunia setelah Cina, Jepang, Thailand dan Vietnam.
Sebagai komoditas pangan, kedelai memiliki tingkat komsumsi yang cukup tinggi
di Indonesia setelah menjadi produk olahan. Sebanyak 50 persen dari konsumsi
kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40 persen dalam bentuk tahu
dan 10 persen dalam bentuk produk olahan lain (seperti kecap, tauco dan lainlain).
Tabel 4 Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 - 2011a
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
a
Provinsi
Jawa Timur
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat
DI Yogyakarta
Aceh
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Provinsi Lainnya
2007
252.03
123.21
68.42
29.69
19.02
17.44
18.97
63.75
Produksi (000 ton)
2008
2009
2010
277.28 355.26 339.49
167.34 175.16 187.99
95.11
95.85
93.12
34.99
40.28
38.24
43.88
63.54
53.35
32.92
60.26
55.82
29.12 41.279
35.71
95.05 142.89 103.30
2011
366.99
112.27
88.09
32.79
50.01
56.17
33.72
111.23
Sumber : BPS dan Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2008)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah
merupakan daerah dengan produksi kedelai terbesar di Indonesia dengan 366 990
ton dan 112 270 ton pada tahun 2011. Jika dilihat secara keseluruhan nasional
dapat disimpulkan bahwa Pulau Jawa merupakan wilayah sentra produksi kedelai
pada tahun 2011 dengan tingkat kontribusi sebesar 67 persen dari total produksi
kedelai nasional.
Keberadaan perusahaan-perusahaan kecap tersebar di seluruh wilayah
Indonesia namun sebagian besar perusahaan kecap tersebut berada di Pulau Jawa.
4
Jumlah perusahaan dalam industri kecap di Pulau Jawa mencapai 278 perusahaan
atau 69.67 persen dari jumlah total yang ada di Indonesia. Faktor kedekatan
dengan daerah sentra produksi kedelai menjadi salah satu penentu banyaknya
jumlah perusahaan kecap yang ada di Pulau Jawa (Indocomercial 1995).
Sebagai daerah sentra produksi kedelai, Jawa Tengah juga didukung oleh
beberapa wilayah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi gula kelapa.
Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah merupakan satu daerah penghasil gula
merah dengan kualitas baik yang cocok digunakan untuk tambahan olahan
pembuat kecap. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya perusahaan kecap lokal
di Kabupaten Kebumen.
Banyaknya perusahaan kecap lokal yang terdapat didaerah Jawa Tengah
dan sekitarnya menyebabkan setiap perusahaan kecap tersebut harus menghadapi
persaingan yang ketat. Peluang pasar dan permintaan yang tinggi juga
menyebabkan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan. Oleh sebab itu,
sebuah perusahaan kecap dituntut untuk selalu peka terhadap kondisi faktor
lingkungan baik secara internal maupun eksternal. Dalam kondisi lingkungan
yang cepat berubah, perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan
pemasarannya secara efektif serta menerapkan strategi pengembangan usaha yang
tepat agar dapat bertahan dan bersaing di industri kecap.
Perumusan Masalah
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis merupakan salah satu perusahaan yang
turut meramaikan industri kecap skala kecil di Jawa Tengah. Perusahaan ini telah
berdiri sejak tahun 1972 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kecap Banyak
Mliwis didirikan dan diusahakan oleh keluarga Bapak Gunawan Sutanto. Sejak
awal berdiri hingga saat ini perusahaan dikelola oleh manajemen keluarga.
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis menghasilkan produk kecap yang memiliki
potensi untuk dapat dikembangkan, antara lain (1) jumlah konsumen kecap
banyak mliwis tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Kebumen tetapi juga
diluar wilayah Kabupaten Kebumen, antara lain Jogjakarta, Jawa Timur hingga
daerah Jawa Barat; (2) kualitas produk yang dihasilkan cukup baik karena
perusahaan hanya memproduksi kecap dari bahan alami (non GMO) dan telah
memiliki aspek legalitas yang lengkap dari Standar Nasional Indonesia (SNI), Hak
Paten serta sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI); (3) adanya
budaya memberikan oleh-oleh yang melekat di masyarakat saat pulang ke
kampung halaman; (4) trend konsumsi produk olahan kedelai termasuk kecap
yang terus mengalami peningkatan; (5) produk kecap yang dihasilkan PT KBM
hanya satu varian rasa, yakni kecap manis namun dengan lima ukuran kemasan
yang berbeda.
Dengan potensi tersebut, maka dapat dimanfaatkan oleh
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk mengembangkan usahanya.
Selain potensi dan peluang yang dimiliki untuk pengembangan usaha,
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis juga dihadapkan pada beberapa kendala baik
internal maupun eksternal perusahaan. Dalam lingkungan eksternal, peluang pasar
yang cukup besar menyebabkan banyak bermunculan usaha-usaha sejenis yang
memproduksi kecap kedelai. Kondisi tersebut berpotensi untuk menciptakan
persaingan usaha yang cukup tinggi. Persaingan yang terjadi diantaranya dalam
5
perebutan daerah pemasaran karena pasar yang dituju relatif sama, persaingan
produk hingga harga jual.
Saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis harus berkompetisi dengan
perusahaan-perusahaan kecap berskala nasional maupun perusahaan lokal di
wilayah Kabupaten Kebumen. Persaingan dalam industri kecap ini sangat
kompetitif dengan hadirnya perusahaan-perusahaan baru. Berdasarkan data dinas
perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Kebumen tahun 2010,
terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi kecap kedelai. Daftar
perusahaan yang memproduksi kecap kedelai dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah
Kabupaten Kebumen tahun 2010a
No
Perusahaan
Produksi / Tahun (liter)
1 Kecap Sami Rasa
150 000
2 Makmur Jaya
1 200
3 Kurnia Sari
1 450
4 Kecap Banyak Mliwis
180 000
5 Kecap Kentjana
750 000
a
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kebumen (2010)
Dari sisi manajemen sumberdaya manusia, terjadi tumpang tindih
pekerjaan antara pemilik perusahaan dan para karyawan. Pemilik perusahaan
disamping berkewajiban untuk memimpin perusahaan juga bertindak terhadap
proses produksi dan pendistribusian produk. Pembagian tugas karyawan di
perusahaan juga belum diatur secara baik dan tidak adanya unit kelompok atau
divisi didalam perusahaan.
Hingga saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum memiliki
perencanaan dan formulasi strategi dalam menjalankan usahanya. Dengan relatif
stagnannya kinerja perusahaan tersebut, maka dirasa perlu untuk menyusun
strategi pengembangan usaha perusahaan dengan membuat prioritas strategi mana
saja yang mungkin untuk dijalankan untuk dapat bersaing di industri kecap yang
semakin berkembang di Kabupaten Kebumen. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
menyelaraskan perusahaan dengan perubahaan lingkungan eksternal yang ada saat
ini apabila perusahaan ingin bertahan dalam persaingan yang semakin kompetitif.
Untuk membantu dalam menganalisis variable-variabel yang
mempengaruhi perusahaan serta merumuskan dan menghasilkan strategi yang
tepat hingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi Perusahaan Kecap
Banyak Mliwis, maka dibuatlah suatu perumusan masalah.
Terdapat beberapa perumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian
ini,yaitu :
1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa yang mempengaruhi PT KBM?
2. Perumusan strategi seperti apa yang dapat diterapkan pada PT KBM
berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan?
3. Apa alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh PT KBM dalam
menghadapi persaingan?
6
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi usaha PT KBM.
2. Merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT KBM berdasarkan
kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
3. Memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT KBM untuk
menghadapi persaingan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi perusahaan, penelitian berguna sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Selain itu bagi perusahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi
pengembangan yang lebih baik sehingga dapat menguntungkan pihak
perusahaan.
2. Bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait, sebagai media informasi dalam
menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan usaha industri
kecil dan menengah.
3. Bagi masyarakat atau mahasiswa dan pihak lainnya yang membutuhkan
informasi mengenai strategi pengembangan agribisnis dapat dijadikan sebagai
literatur referensi untuk menambah wawasan dan bahan untuk penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengenai strategi pengembangan perusahaan kecap banyak
mliwis kebumen ini hanya dibatasi pada tahap formulasi strategi yaitu mengkaji
kondisi lingkungan bisnis perusahaan kecap banyak mliwis yang terdiri dari
lingkungan eksternal dan internal. Tahap formulasi terdiri dari tiga tahap yaitu
input stage (tahap input), matching stage (tahap pencocokan) dan decision stage
(tahap keputusan). Hasil formulasi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
perencanaan atau penyusunan strategi bagi perusahaan, sedangkan tahap
implementasi dan tahap evaluasi merupakan kewenangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Kecap
Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa
penambahan gula kelapa dan bumbu. Diduga bahwa RRC merupakan Negara asal
pembuatan kecap. Sedangkan di Indonesia sulit diketahui sejak kapan untuk
7
pertama kalinya nenek moyang kita membuat kecap kedelai ini. Kenyataannya
sampai sekarang kecap merupakan salah satu jenis makanan kesukaan kita, baik di
pedesaan maupun di perkotaan (Santoso 1994).
Penggunaan kecap sebagai pelengkap dan peningkat rasa pada makanan
telah lama dikenal di masyarakat Indonesia. Banyak menu makanan Indonesia
yang memanfaatkan kecap sevagai bumbu penyadap andalannya. Sehingga
keberadaan kecap menjadi salah satu yang paling dinanti di meja makan keluarga
Indonesia. Terdapat beberapa jenis kecap atau Soy Sauce yang ada di dunia,
namun secara umum kecap di Indonesia dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu kecap asin dan kecap manis3.
Tahapan Umum Pembuatan Kecap
Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu dengan cara fermentasi,
hidrolisis asam dan kombinasi kedua cara tersebut. Pembuatan kecap di Indonesia
pada umumnya dilakukan secara fermentasi. Dibandingkan dengan cara hidrolisis,
kecap yang berasal dari proses fermentasi biasanya mempunyai cita rasa dan
aroma yang lebih baik. Pembuatan kecap secara fermentasi pada prinsipnya
adalah memecah protein, lemak dan karbohidrat oleh aktifitas enzim dari kapang,
ragi (khamir) dan bakteri menjadi fraksi-fraksi yang lebih yang lebih sederhana.
Fraksi-fraksi tersebut menentukan cita rasa, aroma dan komposisi kecap.
Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan
besar, yaitu proses perebusan biji kedelai yang telah disortir, penjemuran (mold
fermentation), penggaraman dan perebusan akhir. Secara terstruktur dan rinci,
pembuatan kecap menempuh beberapa langkah. Alur pembuatan kecap kedelai
secara lengkap tersaji dalam bentuk Gambar 1.
Tahapan proses pembuatan kecap kedelai dimulai dengan mencuci dan
merendam kedelai dalam 3 liter selama satu malam. Kemudian rebus hingga kulit
kedelai menjadi lunak, lalu ditiriskan diatas tampah dan didinginkan. Tahap
selanjutnya adalah memberikan jamur tempe pada kedelai. Aduk hingga merata
dan simpan pada suhu rungan (25o-30oC) selama 3-5 hari. Setelah kedelai
ditumbuhi jamur yang berwarna putih, tambahkan larutan garam. Tempatkan
dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25o-30oC).
Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan.
3
Okto Magazine. 2013. Penggolongan Jenis Kecap. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia
dari : http://www.oktomagazine.com/oktofamily/dapur_resep/5740/berbagai-jenis-kecap-danmanfaat-manfaatnya.htm.
8
KEDELAI
Dicuci dan direndam (1 malam)
Direbus
Jamur Tempe
Diragikan I (3-5 hari)
Larutan Garam
Diragikan II (3-4 minggu)
Air
Dimasak hingga mendidih
Bungkil
Disaring
Hasil Saringan
Dimasak II hingga mendidih
Ampas
Disaring
KECAP
Gambar 1 Alur Pembuatan Kecap Kedelai
Sumber: Menegristek (2000)
Tahap selanjutnya setelah proses penggaraman adalah menuangkan air
bersih dan masak hingga mendidih lalu saring. Tambahkan gula dan bumbubumbu (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) kedalam hasil saringan. Setelah
semua bumbu dicampurkan kedalam hasil saringan, proses dilanjutkan dengan
memasak hingga mendidih dan terus diaduk. Perebusan akan dihentikan apabila
sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi. Tahap terakhir setelah adonan
masak adalah proses penyaringan dengan kain saring dan hasil saringan yang
diperoleh inilah merupakan kecap yang siap dibitilkan4.
Sebagai catatan dalam penambahan gula merah sebagai bahan tambahan.
Kecap manis: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah sedangkan
untuk kecap asin: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2½ ons gula merah.
Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak
menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. Setelah direbus dan ditiriskan,
kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bahan baku untuk pembuatan kecap,
selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan
yang sama (Menegristek 2000)
4
Menegristek. 2013. Cara Pembuatan Kecap Kedelai. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia
dari : http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/kecap_kedelai.pdf
9
Kandungan Zat Gizi Kecap
Dilihat dari kandungan gizinya, kecap kedelai ternyata masih memiliki
protein dan kadar abu yang cukup tinggi. Sementara itu, komposisi asam amino
pada kecap kedelai sebagian besar didukung ole asam glutamate, prolin, asam
asportat dan leusin. Dengan demikian mengkonsumsi kecap bukanlah sekedar
menikmati rasa asin atau manis, akan tetapi karena kecap kedelai memiliki zat gizi
yang lengkap dengan asam aminonya (Susanto 1994).
Tabel 6 Kandungan zat gizi kecapa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
a
Zat Gizi
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
Kecap
86 kalori
57.4 gram
5.5 gram
0.6 gram
15.1 gram
0.6 gram
21.4 gram
85 mg
4.4 mg
0.04 mg
0.17 mg
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI dalam Susanto (1994).
Dilihat dari aspek gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik
karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap
mengandung pula zat gizi lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral
yang jumlahnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan protein.
Hasil Penelitian Terdahulu
Fitria (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi bisnis kecap
pada PT Korma Jaya Utama di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi PR KJU, merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT
KJU berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta
memilih strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT KJU untuk
menghadapi persaingan. Perumusan dan penyusunan strategi usaha yang tepat
terdapat tiga tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengumpulan input, tahap
pemanduan dan tahap penetapan strategi. Alat analisis yang digunalkan pada
penelitian ini yaitu analisi EFE, IFE, IE , matriks SWOT dan matriks QSPM.
Berdasarkan hasil analisis IE dari analisis IFE dan EFE sebelumnya
diperoleh bahwa posisi perusahaan PT KJU sekarang menempati posisi V dalam
matriks IE. Posisi sel ini menunjukkan bahwa baik posisi internal maupun
eksternal perusahaan berada pada taraf rata-rata. Pada sel ini PT KJU berada pada
posisi jaga dan pertahankan. Pada posisi ini, strategi yang paling baik untuk
10
diterapkan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Beberapa alternatif strategi yang telah berhasil dibuat dengan matriks
SWOT kemudian dipilih yang terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan oleh
perusahaan. Prioritas strategi tersebut adalah (1) mengefektifkan kegiatan promosi
dan penjualan; (2) mengembangkan litbang dan riset pemasaran; (3) mengundang
aliran permodalan pada perusahaan, dll.
Maryani (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Permintaan dan
Penawaran Industri Kecap di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan industri kecap di Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang
diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan dan penawaran kecap di Indonesia,
serta mengetahui pengaruh adanya impor dan ekspor kecap terhadap permintaan
dan penawaran kecap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
sekunder time series mulai tahun 1988 sampai dengan tahun 2004. Data sekunder
yang digunakan diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Metode analisis yang
digunakan adalah metode Kuadrat terkecil Biasa (Ordinary Least Square/OLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri kecap di
Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, baik dilihat dari sisi
produksi maupun konsumsi. Peningkatan pada produksi kecap tidak terlepas dari
permasalahan yang dihadapi yaitu mahalnya harga bahan baku kedelai serta
panjang dan rumitnya proses pembuatan kecap yang membuat sebagian
pengusaha mengganti bahan baku kedelai dengan bahan-bahan yang lebih murah,
seperti beras, jagung, pewarna maupun perasa kecap. Salah satu penyebab
mahalnya harga kedelai adalah produksi kedelai dalam negeri, baik kedelai kuning
maupun kedelai hitam, yang masih belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan
industri yang berbahan baku kedelai, termasuk industri kecap. Produksi kedelai
hitam, yang merupakan bahan baku kecap, semakin langka karena kurang
mendapat perhatian baik dari petani maupun pemerintah. Peningkatan produksi
kecap juga tidak terlepas dari peningkatan konsumsi kecap seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri pemakai kecap.
Namun, karena kecap hanya digunakan sebagai penyedap makanan yang
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari tidak terlalu banyak, sehingga laju
pertumbuhan konsumsi kecap di Indonesia relatif lebih lamban jika dibandingkan
dengan pertumbuhan produksinya.
Darma (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran
Kecap Hasindo Jaya, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganilisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi
strategi pemasaran kecap dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang sesuai
dengan kondisi perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan Hasindo Jaya
dilakukan melalui analisis lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis yang
digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan
matriks QSPM. Dari hasil IFE dan EFE dicocokan melalui matriks SWOT dapat
ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks SWOT. Dari beberapa
alternatif strategi yang sudah diperoleh melalui IE dan matriks SWOT dapat
ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks QSPM. Prioritas strategi
berdasarkan matriks QSPM, yaitu mempertahankan wilayah pemasaran, menekan
biaya operasional tanpa mengurangi mutu produk dan meningkatkan variasi
produk.
11
Farisi (2011) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan
Usaha Pepaya California pada Gapoktan Lembayung, Desa Cikopomayak,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan matriks IFE Gapoktan
Lembayung sebesar 2,594 dan total matriks EFE Gapoktan Lembayung sebesar
3,032. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi usaha
pepaya California Gapoktan Lembayung berada pada sel II. Pada sel II ini usaha
Gapoktan Lembayung dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun
(Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif atau
strategi integratif. Prioritas strategi yang dapat diterapkan didapatkan dari strategi
alternative dan kemudian di lakukan prioritas pilihan pada matriks QSP. Alternatif
strategi yang didapatkan yaitu: mempertahankan dan menjaga kekontinuitas
produksi dan meningkatkan kualitas produk, berusaha berpartisipasi dalam
pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan
konsumen potensial baru, membangun kerjasama dengan pihak lain dalam
pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan ,
meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi
yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti
pelatihan, memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk
meningkatkan penjualan, membuat dan membangun sarana promosi serta
informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap
kualitas, meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi
permintaan pasar dan meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota
petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada. Strategi yang
memiliki nilai total daya tarik terbesat yaitu mempertahankan dan menjaga
kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk sebesar 6,798.
Wisandhini (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis strategi
pengembangan usaha jamur tiram putih pada perusahaan Tegal Waru Bogor.
Dalam penelitianannya, Wisandhini berupaya untuk menganalisis faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang pada
akhirnya akan melahirkan rumusan strategi untuk dapat dijadikan alternatif
pemilihan strategi bagi perusahaan Tegal Waru dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya. Berdasarkan hasil dari Matriks IE, diketahui bahwa perusahaan berada
pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat
untuk digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Strategi utama berdasarkan
STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan produktifitas.
Manfaat mengkaji penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan
oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Kemudian untuk
penelitian terdahulu yang menyangkut Industri Kecap manis yaitu untuk
menunjukkan bahwa Kecap manis berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan
referensi terhadap penelitian ini.
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
terletak pada konsep dan produk atau objek yang digunakan. Persamaan dengan
penelitian keempat dan penelitian kelima terletak pada konsep yang digunakan
yaitu merumuskan strategi dalam upaya mengembangkan kegiatan bisnis suatu
unit usaha, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Pada
penelitan pertama, kedua dan ketiga terdapat persamaan objek yang diteliti dalam
12
hal ini adalah kecap manis, sedangkan perbedaannya terletak pada konsep yang
digunakan untuk menganalisis kecap manis.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Strategi
Strategi adalah sarana bersama untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai keberhasilan.
Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi bisnis
mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, pengurangan bisnsi, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau
joint venture. (David 2009)
Konsep Manajemen Strategi
Menurut David (2009), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapau
keberhasilan organisasi.
Proses manajemen strategis dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu formulasi
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap formulasi strategi
diawali dengan mengembangkan misi bisnis, dilanjutkan dengan mengidentifikasi
peluang dan ancaman eksternal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang,
mengembangkan strategi-strategi alternatif, diakhiri dengan memilih strategi yang
akan dilaksanakan.
Tahap kedua dari manajemen strategis adalah implementasi strategi.
Implementasi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya
yang ada sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Tahap
akhir manajemen strategis adalah evaluasi strategi. Pada tahap ini, manajer harus
mengetahui kapan suatu strategi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Tiga kegiatan dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal
dan internal yang menjadi dasar bagi penetapan strategi yang sedang
dilaksanakan, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan koreksi. Gambar 2
menunjukkan model komprehensif manajemen strategis menurut David (2009).
13
Menjalankan
audit
Mengembangkan
pernyataan
visi dan
misi
Menetapkan tujuan
jangka
panjang
Menciptakan, mengevaluasi,
dan memilih
strategi
Implementasi strategi
– Isu-isu
manajemen
Menjalankan
audit internal
Perumusan
Strategi
Implementasi strategi –
Pemasaran,
keuangan,
akuntasnsi,
litbang dan
isu MIS
Penerapan
Strategi
Mengukur
dan mengevaluasi
kinerja
Penilaian
Strategi
Gambar 2 Model Komprehensif Manajemen Strategis
Sumber: David (2009)
Model komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang
telah diterima secara luas. Namun pada penerapannya model tersebut tidak
menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut
membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi.
Hirarki Strategi
Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh
seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya,
manajemen strategi membentuk sebuah hirarki. Pearce dan Robinson (1997)
membagi strategi menjadi tiga tingkatan, antara lain:
1. Strategi tingkat korporasi yang disusun berdasarkan sasaran dan strategi
jangka panjang yang mencakup bidang fungsional. Manajer pada tingkat
korporasi berusaha memnfaatkan kompetensi perusahaan dengan menerapakan
portofolio bisnis dan mengembangkan rencana.
2. Strategi tingkat bisnis yang menerjemahkan rumusan arah dan keinginan di
tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang nyata untuk masingmasing divisi. Para manajer pada tingkat bisnis menentukan bagaimanan
perusahaan akan bersaing di arena pasar produk tertentu.
3. Strategi tingkat fungsional yang disusun berdasarkan sasaran tahunan dan
strategi jangka pendek di tingkat fungsional. Strategi fungsional ini lebih
bersifat operasional, karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsifungsi manajemen yang berada pada tingkat bawah.
Strategi Pengembangan Usaha
14
Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya
keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten
dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Strategi yang berhasil pada umumnya dengan mengombinasikan beberapa hal
berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu:
1. Sasaran Sederhana Jangka Panjang
Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran, jika tidak
strategi tidak dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan.
Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung
jawab terhadap pemegang saham, para pegawai, dan konsumen.
2. Analisis Lingkungan Persaingan
Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen
dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam
memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian
pasar saham, pandangan terhadap potensi kemungkinan akuisisi serta
kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia
perusahaan.
3. Penilaian Sumberdaya yang Objektif
Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan, termasuk
reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk,
kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani
kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan
mengendalikan mutu produk.
4) Penerapan yang Efektif
Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika
tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memrlukan
pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang
mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai
dan mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi.
Alternatif Strategi
Menurut David (2004), alternatif strategi merupakan alternatif tindakan
yang memungkingkan perusahaan mencapai misi dan tujuannya dengan cara
terbaik. Alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan atau organisasi
dikategorikan menjadi empat jenis (strategi integrasi, strategi intensif, strategi
diversifikasi, dan strategi difensif) dengan tiga belas tindakan. Alternatif-alternatif
tipe strategi tersebut adalah :
1. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan
control terhadap distributor, pemasok dan pesaing., misalnya melalui merger,
akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Tipe Strategi Integrasi terdiri dari :
a) Forward Integration (integrasi kedepan) yaitu tipe strategi untuk mendapatkan
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor dan pengecer.
b) Backward Integration (integrasi kebelakang) yaitu tipe strategi untuk mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok (supplier ).
15
c) Horizontal Integration (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor ).
2. Strategi Intensif
Strategi Intensif dilakukan secara intensif agar posisi kompetitif
perusahaan dengan produk yang ada pada saat ini membaik. Tipe strategi intensif
terdiri dari :
a) Market Penetration (penetrasi pasar) yaitu tipe stratgi untuk meningkatkan
pangsa pasar yang ada untuk barang dan jasa saat ini.
b) Market Development (pengembangan pasar) yaitu tipe strategi untuk
memperkenalkan produk-produk yang sudah ada kedaerah pemasaran baru
(pangsa pasar bertambah).
c) Product Development (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk
meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk
atau jasa yang sudah ada.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis.
Tipe strategi diversifikasi terdiri dari :
a) Concentric Diversification (diversifikasi konsentrik) yaitu tipe strategi untuk
menambah produk baru yang saling berhubungan untuk pasar yang sama.
b) Horizontal Diversification (diversifikasi horizontal) yaitu tipe strategi untuk
menambah produk baru tapi tidak berhubungan yang bertujuan untuk
memuaskan pelanggan yang sama.
c) Conglomerate Diversification (diversifikasi konglomerat) yaitu tipe strategi
untuk menambah produk-produk baru tapi tidak berhubungan untuk pelanggan
pasar yang berbeda.
4. Strategi Difensif
Strategi difensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari :
a) Joint Venture (usaha patungan) yaitu dua atau lebih perusahaan bekerjasama
membentuk suatu perusahaan baru yang terpisah dari kedua induknya.
b) Retrencmenth (pengurangan) yaitu penghematan biaya dengan cara
mengurangi sebagian dari asset perusahaan untuk menanggulangi turunnya
penjualan atau keuntungan.
c) Divestiture (divestasi) yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagaian
perusahaan kepada pihak lain.
d) Liquidation (likuidasi) yaitu menjual seluruh aset perusahaan atau menutup
perusahaan.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan dimasa yang akan datang. Visi mengandung pernyataan prinsip
perusahaan dan mendifinisikan bisnis yang dijalankan. Misi adalah fondasi untuk
prioritas, strategi, rencana, dan penugasan (David 2009).
Menurut Drucker diacu dalam David (2009), pengembangan visi dan misi
bisnis yang jelas merupakan langkah awal dalam penyusunan strategi. Visi dan
misi juga berperan sebagai pedoman dan acuan bagi perusahaan. Pernyataan visi
dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk merumuskan,
menerapkan, dan mengevaluasi strategi.
16
King dan Cleland diacu dalam David (2009), merekomendasikan agar
perusahaan secara cermat dan hati-hati mengembangkan sebuah pernyataan misi
tertulis untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a) Memastikan tujuan dasar organisasi
b) Menyediakan landasan atau standar untuk mengalokasikan sumberdaya
organisasi
c) Membangun iklim organisasi yang padu
d) Menjadi titik fokus bagi individu-individu agar sejalan dengan arah organisasi
dan dapat berpartisipasi lebih jauh dalam setiap aktivitas organisasi
e) Memfasilitasi penerjemah tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan
pembagian tugas hingga elemen tanggung jawab
f) Menjelaskan tujuan dasar organisasi, arahan keputusan dan memotivasi
karyawan
Analisis Lingkungan Perusahaan
David (2009), menjelaskan bahwa tahap awal dalam proses formulasi
strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara menyeluruh faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan baik lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal. Lingkungan pemasaran dapat dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel ancaman dan peluang
yang berada diluar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang
terdiri dari variabel-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan
dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
bagian internal perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada faktor internal
perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan yaitu kekuatan
dan kelemahan. Menurut David (2009), lingkungan internal merupakan kekuatan
dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem
informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk
menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan. David (2009) membagi area fungsional menjadi variable-variabel
yaitu :
1. Manajemen
Menurut David (2009), fungsi dari manajemen dalam perusahaan terdiri
dari lima aktivitas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,
penempatan staf dan pengendalian. Kelima ativitas manajemen ini akan
membantu dan mengarahkan perusahaan pada tujuan utamanya serta memberikan
kekuatan bagi perusahaan tersebut.
2. Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian,
pengantisipasian, pencitraan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (functions of
marketing) yaitu analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk
dan jasa, penetapan harga,