Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry atau disebut juga dengan PT. Mutiara

Mukti Farma berdiri pada tahun 1975 oleh H.T.M. Panggabean dengan surat izin
bangunan No. 41./RKT/S/MBU/72/1975 dari dinas bangunan kodati II Medan.
Bangunan tersebut kemudian diberi nama Sejati Pharmaceuticals yang bergerak di
bidang farmasi yang memproduksi anggur obat dengan merek SIAGOGO.
Industri ini bergerak dan memproduksi obat selama selang 5 tahun hingga pada
akhirnya bangunan tersebut dijual kepada pemilik baru yaitu Drs. Weslyn H.
Siahaan pada tanggal 31 Januari 1980. Dengan kepemilikan yang baru,
perusahaan juga mengganti nama pabrik ini dengan nama yang baru yaitu PT.
Mutiara Mukti Farma. PT. Mutiara Mukti Farma resmi dimiliki oleh pihak Drs.
Weslyn H. Siahaan. Berdasarkan akte No. 112 tanggal 31 Januari 1980, Drs.
Weslyn H. Siahaan menjalankan perusahaan sebagai direktur utama.
PT. Mutiara Mukti Farma membangun pabrik di Jl. Karya Raya No. 68
Namorambe Desa Delitua Kabupaten Deli Serdang dengan luas tanah 8.662 m2.

Operasional pabrik berjalan dengan menyesuaikan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB). Pembangunan pabrik berlangsung dimulai pada tahun 1992 dan
peresmiannya dilakukan oleh dirjen Pengawasan obat dan makanan pada 27 Juli
1994.

Universitas Sumatera Utara

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry memproduksi berbagai macam obat-

obatan yaitu :
1.

Tablet merupakan obat yang dpadatkan hingga berbentuk bulat gepeng

2.

Kaplet merupakan tablet yang dibentuk memanjang seperti kapsul


3.

Kapsul merupakan obat serbuk yang dimasukkan ke dalam tabung kecil yang
mudah larut. Cangkang kecil tersebut dibuat dari gelatin. Gelatin dipilih
karena sifatnya yang stabil ketika berada di luar tubuh namun dapat dengan
mudah larut di dalam tubuh. Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen
sejenis protein, yang umum terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan
pengikat binatang

4.

Serbuk merupakan obat berbentuk bubuk yang dikemas di dalam plastic

5.

Salep merupakan jenis obat yang berbentuk gel

6.


Sirup merupakan obat berbentuk cair

7.

Injeksi merupakan obat yang disuntikkan ke dalam alat suntik

2.3.

Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem
terpadu mengenai bagaimana orang-orang dalam organisasi mencapai tujuan yang
sama. Tujuan tersebut sering dituangkan dalam sebuah wadah yakni visi. Orangorang dalam organisasi, seberapa besarpun organisasi itu, pasti memiliki tujuan
bersama

yang

ingin

dicapai.


Bentuk

struktur

organisasi

PT.

Mutifa

Pharmaceuticals Industry adalah struktur organisasi lini dan fungsional. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

ditunjukkan dengan adanya hubungan lini antar direktur dengan para manager
bidang (manager umum dan akuntansi, manajemen produksi, manajemen quality
control, manajer penjualan, manajer keuangan, manajer search and development,

dan manager quality assurance), para manager bidang dengan staff, dan kepala

bagian dengan karyawan).
Struktur fungsional dijumpai pada kelompok manajer bidang (termasuk
staf dan supervisor) dan karyawan. Bagan struktur organisasi PT. Mutifa
Pharmaceuticals Industry dapat dilihat pada Gambar 2.1. di halaman berikut.

2.4.

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry

dijelaskan dalam lampiran L-1.

2.5.

Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program

penerimaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan. Kegiatan penerimaan dan
penempatan tenaga kerja pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry diatur sendiri
oleh perusahaan dengan memmpertimbangkan secara detail tentang penerimaan

tenaga kerja termasuk apakah hal tersebut sangat penting untuk dilakukan.
ini perlu

Hal

diperhitungkan mengingat prinsip efektifitas dan efisiensi yang

diterapkan perusahaan. Jumlah tenaga kerja pada PT. Mutifa Pharmaceuticals
Industry sampai saat ini berjumlah 163 orang.

Universitas Sumatera Utara

Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dalam memberi
upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan juga
meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud di atas, PT. Mutifa
Pharmaceuticals Industry berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah
karyawan. Pedoman yang diikuti adalah kebijakan tentang Upah Minimum
Regional (UMR) yang telah ditetapkan pemerintah. Sistem pengupahan yang
berlaku pada perusahaan ini adalah sebagai berikut:

1.

Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan

2.

Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja,
yaitu:
Jam pertama sebesar 1,5 kali upah setiap jam kerja normal
Jam kedua sebesar 2 kali upah jam kerja normal
Jam ketiga ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap jam kerja normal

3.

Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap.

4.

Tunjangan


Hari Raya

(THR)

diberikan

satu

bulan gaji atau

tergantung besaranya keuntungan perusahaan.
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry berusaha

selain

upah

yang

diberikan, perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya

dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari
tua, kecelakaan kerja, kematian dan kesehatan. Dalam pelaksanaan Jamsostek,
pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran dari kegiatan organisasi
karyawan, seperti iuran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yakni sebesar 2%

Universitas Sumatera Utara

dari gaji karyawan, selain itu perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan
memberikan cuti kepada karyawan yang telah bekerja minimum 1 tahun.
Hak cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja dalam setahun, bagi
karyawan yang sedang hamil atau melahirkan, berhak mendapatkan cuti selama
3 bulan.
Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry
adalah:
a.

Imbalan resmi (gaji) dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap
karyawan


b.

Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan

c.

Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja
melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan

d.

Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target
produksi yang ditetapkan perusahaan

e.

Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya
pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus.
Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer


f.

Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan
untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport
disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha -usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti:
a.

Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek

b.

Jaminan hari tua atau uang pensiun

c.

Jaminan kecelakaan kerja, jaminan ini dilakukan dengan cara pemberian
sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Jaminan kecelakaan kerja ini
diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan dalam
tugasnya

2.6.

Proses Produksi
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry dalam melakukan

produksinya

banyak menghasilkan

jenis

obat-obatan.

proses

Tetapi

dalam

pelaksanaan penelitian di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry, kegiatan proses
produksi yang diamati hanya menyangkut pembuatan obat jenis tablet. Dalam
pembuatan obat dibutuhkan adanya bahan baku, bahan tambahan, bahan
penolong, mesin, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam kegiatan operasinya, obat
yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli dengan suatu sistem
pengendalian mutu yang baik dari manajemen. Dalam Penelitian ini, kegiatan
proses produksi yang diamati adalah proses pembuatan obat jenis Tablet.

2.7.1. Standar Mutu Produk
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry mempunyai standarisasi dalam
menghasilkan

produk.

Setiap

bahan

dan

produk

harus

melewati

Universitas Sumatera Utara

proses pengawasan mutu yang ketat dari mulai masuknya bahan awal, bahan
dalam proses, hingga ke produk jadi sehingga memiliki standar mutu yang sesuai
dengan standar CPOB. Produk yang bermutu dan pelayanan yang baik merupakan
usaha perusahaan dalam menjual produknya pada konsumen.
Setiap bahan yang diperiksa dengan menggunakan analisa statistik yang
sesuai dan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam CPOB.

2.7.2. Bahan yang Digunakan
Bahan proses pembuatan obat tablet adalah sebagai berikut.
1.

Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi

yang diolah langsung dalam proses produksi hingga menjadi produk jadi. Sumber
bahan baku obat utamanya berasal dari pabrik-pabrik di China dan India seperti
Wu Xi dan Jiang Su. Untuk produksi obat Tablet, bahan baku yang digunakan
menjadi dua bagian, yaitu :
a.

Bahan Berkhasiat
Bahan berkhasiat adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan obat
yang mana bahan inilah yang berfugsi untuk menyembuhkan penyakit.
Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat
yang akan di produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan.
Bahan berkhasiat yang digunakan adalah Antalgin Cina

Universitas Sumatera Utara

b.

Bahan Pengisi
Bahan pengisi berguna untuk menambah berat serta ukuran obat
sehingga mudah dicetak. Bahan pengisi ditambahkan pada obat yang
bahan berkhasiatnya berkompisisi rendah, pada obat yang berdosis
cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan misalnya aspirin atau obat
antibiotik. Tepung yang diperoleh dari jagung, gandum atau kentang
dipergunakan sebagai bahan pengisi tablet.
Bahan pengisi Obat Tablet adalah :

2.

1.

Laktosa dan Amilum sebagai bahan pengisi obat

2.

Magnesium Stearat dan Talkum sebagai pelicin obat

3.

Nipasol sebagai bahan pengawet

4.

Primojel

5.

Talcum bp

6.

Tixosil

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

dalam rangka

memperlancar

proses

produksi,

yang

mana

bahan ini

bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan
dalam pembuatan tablet adalah air murni (H2O) yang telah disterilisasi. Air
berfungsi sebagai pengikat sementara pada saat proses pencampuran zat.

Universitas Sumatera Utara

3.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan atau dipakai sebagai

pelengkap dalam produk akhir untuk meningkatkan mutu produk. Bahan
tambahan yang dibutuhkan dalam pembuatan obat tablet Antalgin adalah kertas
strip, kotak kemasan strip, dan kotak kardus.

2.7.3. Uraian Proses
Proses produksi untuk obat tablet di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry
dimulai dari proses penimbangan, pencampuran, granulasi, pengeringan, lubrikasi,
hingga pencetakan dan pengemasan. Tahapan proses tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara

Penimbangan Bahan

Pencampuran Bahan

Granulasi Basah

Pengeringan

Granulasi Kering

Lubrikasi

Pencetakan Obat

Pengayakan dan
pemeriksaan

Pengemasan

Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi Obat Tablet Antalgin

Urutan proses produksi pembuatan obat tablet adalah sebagai berikut.
1.

Penimbangan Bahan
Bahan baku, baik yang berupa zat berkhasiat maupun yang obat tidak
berkhasiat ditimbang atas dasar surat perintah pembuatan obat yang

Universitas Sumatera Utara

telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan
diproduksi dan formulasinya. Kegiatan penimbangan disaksikan oleh
pengawas dari ruang produksi, bahan-bahan ditimbang sesuai dengan
batch yang telah ditentukan dalam surat perintah pembuatan obat.
Proses penimbangan dilakukan dengan menggunakan
a.

Timbangan duduk untuk menimbang berat bahan >500 gram

b.

Timbangan Berkoz digunakan untuk menimbang berat bahan

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

15 66 157

Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

3 9 135

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 1 18

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 9

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 31

Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

0 0 15

Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

0 0 1

Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

0 0 8

Implementasi Metode Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping Dalam Perencanaan maintenance Mesin di PT.MUTIFA PHARMACEUTICALS INDUSTRY

0 0 1