Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pengertian BUMN atau Badan Usaha Milik Negara merupakan badan
yang dimiliki oleh negara. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Secara umum
(BUMN) adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19
Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem
perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan koperasi.
BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang berperan
menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
BUMN terdapat dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan,
kehutanan,

keuangan,

manufaktur,


transportasi,

pertambangan,

listrik,

telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi.
2.1.2 Fungsi BUMN
Fungsi Badan Usaha Milik Negara - Badan usaha milik negara memiliki
berbagai fungsi dan peranan dalam . Fungsi dan Peranan BUMN adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh
swasta
2. Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian

6
Universitas Sumatera Utara

7


3. Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk
masyarakat banyak
4. Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
5. Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
6. Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh
pihak swasta
7. Pembuka lapangan kerja
8. Penghasil devisa negara
9. Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi,
10. Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan
usaha.
2.1.3 Bentuk-Bentuk BUMN
BUMN memiliki berbagai macam atau jenis bentuk-bentuk yang
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN, Badan Usaha Milik Negara terdiri dari dua bentuk, yaitu badan usaha
perseroan (persero) dan badan usaha umum (perum). Penjelasan kedua bentuk
BUMN adalah sebagai berikut:
1. Badan Usaha Perseroan (Persero)
Badan usaha perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit

51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Maksud dan Tujuan Badan Usaha Perseroan (Persero) yaitu:
a. Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya sang kuat

Universitas Sumatera Utara

8

b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha.
Ciri-Ciri Badan Usaha Perseroan (Persero)
a. Dalam pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
b. Pelaksanaan pendirian yang dilakukan oleh menteri berdasarkan
Perundang - undangan
c. Modal berbentuk saham
d. Status perseroan terbatas diatur berdasarkan perundang-undangan
e. Sebagian atau keseluruhan modal merupakan milik negara dari kekayaan
negara yang dipisahkan
f. Tidak mendapatkan fasilitas dari Negara.
g. Pegawai persero berstatus pegawai negeri

h. Pemimpin berupa direksi.
i. Organ persero yaitu RUPS, direksi dan komisaris
j. Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
k. Tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntungan
2. Badan Usaha Umum (Perum)
Badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki
oleh negara dan tidak terbagi atas saham. Badan usaha umum memiliki
maksud dan tujuan yang didukung menurut persetujuan menteri adalah
melakukan penyertaan modal dalam usaha yang lain. Maksud dan Tujuan
Badan Usaha Umum (Perum) adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan jasa berkualitas
dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat menurut prinsip pengelolaan
badan usaha yang sehat.

Universitas Sumatera Utara

9

Ciri-Ciri Badan Usaha Umum (Perum):
a. Melayani kepentingan masyarakat yang umum

b. Pemimpin berupa direksi atau direktur
c. Pekerja merupakan pegawai perusahaan dari pihak swasta
d. Dapat menghimpun dana dari pihak
e. Pengelolaan dari modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara
f. Menambah keuntungan kas negara
g. Modal berupa saham atau obligasi bagi perusahaan go public
2.1.4 Manfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN dalam fungsi dan peranannya memiliki berbagai macam manfaatmanfaat yang diberikan kepada negara dan rakyat indonesia. Manfaat Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan
hidup berupa barang dan jasa
2. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk angkatan
kerja
3. Mencegah monopoli pihak swasta dipasar dalam pemenuhan barang dan
jasa
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam komiditi ekspor berupa
penambah devisa baik migas maupun non migas.
5. Mengisi kas negara yang bertujuan memajukan dan mengembangkan
perekonomian negara.
(Sumber: http://www.artikelsiana.com)


Universitas Sumatera Utara

10

2.2 Eksistensi BUMN di Indonesia
Eksistensi berasal dari kata eksis yang awal mulanya adalah kata dari
bahasa Inggris exist yang berarti ada, berwujud. Menurut kamus Besar Bahasa
Indonesia eksistensi atau pengakuan merupakan suatu keadaan dimana orang lain
mengakui dan menghargai diri kita, bukan merupakan wujud abstrak atau materi
namun selalu dicari dan dikejar oleh manusia. Negara pada hakikatnya adalah
suatu lembaga politik. Dalam kedudukannya yang demikian, negara tunduk pada
tatanan hukum publik. Melalui kegiatan berbagai lembaga pemerintah, Negara
berkewajiban menyediakan kebutuhan publik dalam rangka memberikan jaminan
kesejahteraan kepada rakyat (public welfare provision). Untuk itu, sebagai badan
usaha yang sahamnya dimiliki oleh negara, BUMN mempunyai peran penting
sebagai salah satu pilar perekonomian nasional, sehingga kinerja BUMN
mempunyai dampak signifikan bukan hanya untuk BUMN itu sendiri namun juga
untuk sektor ekonomi secara keseluruhan.
Peran penting BUMN pada hakikatnya merupakan pengejewantahan

amanat konstitusional yang tertuang pada Pasal 33 UUD 1945. Pasal ini
merupakan entry point yang diambil para founding fathers dalam merumuskan
strategi nasional di bidang ekonomi, yang diarahkan menuju cita-cita luhur yaitu
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Makna yang terkandung dalam
pasal ini khususnya pada ayat (2) dan ayat (3) menekankan bahwa penguasaan
negara atas sumber daya alam dan cabang-cabang produksi yang memiliki nilai
strategis mutlak adanya dan dipergunakan sepenuhnya untuk kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. Hal ini mengindikasikan secara jelas bahwa negara akan
mengambil peran dalam kegiatan ekonomi, yang mana dalam tataran praktiknya

Universitas Sumatera Utara

11

BUMN memiliki tugas tidak semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Eksistensi BUMN diberbagai negara menunjukkan perbedaan-perbedaan
secara konsepsional, termasuk eksistensi BUMN di Indonesia. Meskipun secara
umum keberadaan BUMN berkaitan dengan paham kesejahteraan negara (social
service state, walfare state), dimana pemerintah memiliki tanggung jawab yang

luas dalam berbagai aspek kehidupan warga negaranya guna mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Salah satu tanggung jawab pemerintah dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat itu adalah dalam bidang perekonomian rakyat.
Sebagaimana dikemukakan Didik J.Rachbini (1998) bahwa dalam sistem
ekonomi yang kompleks, pera pelaku ekonomi tidak hanya terbatas pada swasta,
melainkan pemerintah berperan dalam mengatur agar system ekonomi berjalan
dengan baik. Pemerintah tampil sebagai pengatur yang baik (regulator), agar
sistem ekonomi berkembang harmonis sesuai dengan realita sosial.
Namun demikian, ternyata pemerintah tidak meresa cukup hanya sebagai
regulator system ekonomi, dimana pemerintah juga terlibat lansung dalam bidang
perekonomian. Negara (pemerintah) ikut menjadi pengusaha di samping
orang/badan swasta. Implementasi dari pemerintah pengusaha itu diwujudkan
dalam bentuk Perusahaan Negara atau yang sekarang lebih populer disebut Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Robert Fabrikan dalam T.Mulya Lubis
dan Richard M. Buxbaum dikutip dari Katon Y Stefanus (2001) BUMN tidak lain
dari pada bentuk kebijaksanaan pemerintah dalam mencoba menciptakan atau
mempertahankan keseimbangan kasar antara sektor swasta dan sektor pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


12

Dalam hal demikian, BUMN diharapkan berperan sebagai faset perekonomian
negara dan faset aparatur perekonomian negara.
BUMN sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian
nasional mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu UU BUMN ini mengingkan optimalisasi pelaksanaan peran BUMN
dalam perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Optimalisasi peran BUMN itu dilakukan secara professional. Meskipun menurut
Irmadi Lubis, Ketua Pansus Komisi V DPR, bahwa UU itu (UU No.19 Tahun
2003-pen) jauh dari sempurna, jadi terbuka untuk amendemen. Tapi bagi DPR
lebih baik melalui 1.000 hari dengan UU yang tidak sempurna daripada satu hari
tanpa UU sama sekali. Terlepas dari ketidak sempurnaannya, yang jelas dengan
diundangkannya UU BUMN melahirkan sejumlah perubahan mendasar terhadap
eksistensi BUMN di Indonesia, antara lain:
1. UU No.19 Tahun 2003 hanya mengenal dua bentuk BUMN, yakni
Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum). Dengan
demikian, BUMN dalam bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) akan
dibubarkan yang akan ditetapkan Peraturan Pemerintah. Dalam hubungan
ini fungsi kemanfaatan (pelayanan) umum yang selama ini menjadi tugas

Perjan, akan diberikan penugasan khusus oleh pemerintah kepada Persero
atau Perum. Pemberian penugasan khusus fungsi kemanfaatan umum itu
kepada Persero maupun Perum harus dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan RUPS/Menteri.
2. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya kedukan dan tugas
Perum melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk memupuk

Universitas Sumatera Utara

13

keuntungan dan bergerak dibidang yang oleh pemerintah dianggap vital.
Dan disamping menjalankan tugas perusahaan, Perum dapat pula dibebani
tugas pemerintahan. Tidak demikian halnya dengan UU BUMN, maksud
dan tujuan Perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dari konsepsi UU BUMN
mengenai maksud dan tujuan Perum, maka bidang usaha yang dikelola
Perum tidak lagi dibatasi oleh adanya sifat vital terhadap bidang yang

menjadi usahanya. Ruang gerak Perum menjadi lebih fleksibel, dengan
catatan asal penyedian barang dan jasa yang dilakukan Perum harganya
terjangkau oleh masyarakat, tetapi tetap didasarkan pada prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
3. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya Persero melakukan
usaha perusahaan yang bisa dilakukan swasta dan bukan semata-mata
tugas pemerintah. Barang-barang yang dihasilkan perusahaan bukan
merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya. Berdasarkan UU
BUMN, maksud dan tujuan BUMN tidak lagi diformulasikan dalam
perspektif pemikiran pemerintah dan swasta. Persero dalam perspektif UU
BUMN tidak obahnya seperti adanya perusahaan swasta. Persero
diproyeksikan harus mampu bersaing dengan perusahaan milik swasta.
Persero harus mampu menyediakan barang/jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat. Tujuan ini tentu tidak dapat dipisahkan dari maksud
dan tujuan persero mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai

Universitas Sumatera Utara

14

perusahaan sebagaimana adanya perusahaan milik swasta. UU BUMN
juga menentukan bahwa segala ketentuan dam prinsip-prinsip yang
berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam UU No.1 tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas.
4. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya, Direksi Perum
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul menteri yang
bersangkutan, maka

berdasarkan UU

BUMN pengangkatan dan

pemberhentian Direksi Perum ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan
mekanisme dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan bagi Pesero,
dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya pengangkatan dan
pemberhentian Direktur Utama dan Direktur Persero oleh Menteri
Keuangan selaku RUPS berdasarkan usul menteri. Sedangkan menurut
UU BUMN pengangkatan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS
dan dalam hal Menteri bertindak sebagai RUPS pengangkatan dan
pemberhentian Direksi ditetapkan oleh Menteri.
5. Berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

sebelumnya

anggota Direksi Perum dan Persero diangkat berdasarkan syarat-syarat
kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan (manajemen)
perusahaan, memenuhi syarat lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kemajuan perusahaan yang dipimpinnya dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Disisi lain dalam hal Menteri
berpendapat bahwa calon-calon anggota direksi persero yang diusulkan
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka Menteri Keuangan
meminta kepada Menteri Teknis agar diusulkan caloncalon lain. Berbeda

Universitas Sumatera Utara

15

halnya dengan UU BUMN, pengangkatan anggota Direksi Persero dan
Perum dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan. Pola
pengangkatan direksi serupa ini tidak dijumpai dalam peraturan
perundang-undangan sebelumnya.
6. Calon anggota Direksi yang dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan
oleh UU. BUMN diwajibkan menandatangani kontrak manajemen
sebelum

ditetapkan

pengangkatannya

sebagai

anggota

Direksi.

Mekanisme ini juga tidak dijumpai dalam peraturan perundang-undangan
sebelumnya.
(sumber: Syamsuddien, 2016:16)
2.3 Inovasi
2.3.1 Pengertian Inovasi
Menurut Schumpeter inovasi (Dhewanto et al, 2014:3) adalah sebagai
kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan
pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving
force) dalam pertumbuhan ekonomi. Konsep inovasi Schumpeter melibatkan
inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, penggunaan bahan baku baru dan
mendapatkan bahan baku tersebut dengan cara-cara dan inovasi pada organisasi.
Menurut West & Farr (Ancok, 2012:34) mendefinisikan inovasi sebagai berikut:
the intentional introduction and application within a role, group or
organization of ideas, processes, products or procedur, new to the relevant unit of
adoption, designed to significantly benefit the individual, the group, organization
or wider society (pengenalan dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses,

Universitas Sumatera Utara

16

produk dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang
untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok dan masyarakat luas)
Menurut Hammel (Ancok, 2012:34) inovasi adalah:
a marked departure from traditional management principles, processes, and
practices or departure from costomary organizational forms that significantly
alters the way wok of management is performed (peralihan dari prinsip-prinsip,
proses, dan prakik-praktik manajemen tradisional atau pergesearan dari bentuk
organisasi yang lama yang member pengaruh yang sangat signifikan terhadap
sebuah manajemen dijalankan). Koch (Sangkala, 2013: 26) mengatakan bahwa
inovasi adalah persoalan penggunaan hasil pembelajaran yaitu penggunaan
kompetisi anda sebagai dasar penemuan cara baru dalam melakukan sesuatu yang
memperbaiki kualitas dan efisiensi layanan yang disediakan.
Dari definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
inovasi adalah suatu proses memikirkan dan mengimplementasikan pemikiran
tersebut, sehingga menghasilkan hal baru berbentuk produk, jasa, proses bisnis,
cara baru, kebijakan dan lain sebagainya.
2.3.2 Prinsip Inovasi
Prinsip inovasi menurut Drucker (Ancok, 1985:149), yaitu:
1. Keharusan
a. Inovasi yang mempunyai tujuan dan sistematis, dimulai dengan
menganalisis peluang.
b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual.
c. Inovasi harus sederhana dan harus difokuskan.
d. Inovasi yang efektif dimulai dari yang kecil dan tidak muluk-muluk.

Universitas Sumatera Utara

17

e. Inovasi harus mengarah kepada kepemimpinan.
2. Larangan
a. Jangan berlagak pintar.
Inovasi harus ditangani oleh manusia biasa, dan jika inovasi itu akan
mencapai suatu ukuran kepentingan juga. Sesuatu yang terlalu pintar
apakah dalam rancangan dan pelaksanaan, hampir pasti akan menemui
kegagalan.
b. Jangan melakukan diverifikasi, jangan memecah-mecah, jangan coba
melakukan terlalu banyak perkerjaan sekaligus.Inovasi yang menyimpang
dari intinya akan cendrung gagal, ia akan tetap tinggal gagasan dan tidak
akan menjadi inovasi.
c. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan, lakukan inovasi
masa sekarang.Sebuah inovasi mungkin mempunyai dampak jangka
panjang, inovasi mungkin tidak akan mencapai kematangan hingga dua
puluh tahun kemudian.
3. Persyaratan
a. Inovasi adalah karya.
Inovasi berubah menjadi kerja keras yang terarah dan mempunyai
tujuan, yang banyak menuntut ketekunan, keuletan dan komitmen.
b. Inovasi harus membina kekuatannya.
Inovasi akan lebih penting artinya membina kekuatan seseorang,
mengingat resiko dari inovasi dan premi yang dihasilkannya untuk
kemampuan dan prestasi. Bisnis tidak akan dapat berjalan baik apabila
situasi benar-benar tidak mereka hargai.

Universitas Sumatera Utara

18

c. Inovasi merupakan dampak dalam perekonomian dan masyarakat.
4. Inovator yang konservatif
Inovator yang berhasil adalah konservatif yaitu tidak berfokus pada resiko.
2.3.3 Proses Inovasi
Proses inovasi Menurut Sherwood (Ancok, 2012:48) proses inovasi ada tiga
tahap, yaitu:
1. Memproduksi gagasan
Adapun prinsip yang bisa menjadi acuan dalam proses produksi gagasan
adalah:
a. Gagasan inovasi yang baik muncul dari pemikiran dan perenungan yang
mendalam, melalui proses melihat adanya pola baru dari sebuah hal yang
sudah ada. Gagasan baru pada dasarnya bukan yang datang tiba-tiba
seperti wahyu. Diperlukan usaha dan kemampuan untuk melihat
keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain.
b. Inovasi organisasi akan muncul apabila ada kemauan untuk melihat
kombinasi-kombinasi yang mungkin terjadi. Kombinasi ini tidak mudah
terlihat kecuali ada pemikiran yang mendalam. Kombinasi baru ini akan
lebih banyak muncul bila banyak orang yang terlibat dalam mencari
gagasan baru dengan semangat saling membantu.
c. Untuk menemui pola baru diperlukan kemampuan untuk meninggalkan
pola lama (to unlearn the old pettern).
d. Dengan adanya kesediaan untuk meninggalkan pola lama, maka proses
inovasi dapat dimulai dengan memilih-milih pola lama untuk menemukan
pola baru.

Universitas Sumatera Utara

19

e. Semua gagasan yang muncul dikumpulkan dan dicatat.
2. Mengevaluasi gagasan
Tahapan evaluasi pada dasarnya adalah pengambilan keputusan mengenai
gagasan mana yang akan diteruskan menjadi sebuah produk inovatif, dan
gagasan mana yang akan di tangguhkan implementasinya, atau ditolak.
Menurut Sherwood (Ancok, 2012:50) Ada kriteria di dalam menyeleksi
sebuah gagasan apakah dilanjutkan atau tidak, yakni:
a. Menanyakan seberapa besar keuntungannya bagi organisasi bila gagasan
tertentu dilaksanakan.
b. Apasaja sumber daya yang diperlukan.
c. Seberapa radikalkah gagasan.
3. Mengimplementasi gagasan
Implementasi suatu gagasan memerlukan banyak dukungan, mulai dari
dukungan pemimpin unit yang bersedia menjadi sponsor sampai ke pihak
yang lebih tinggi.
Faktor pendukung implementasi bisa dikategorikan sebagai berikut:
a. Peran dari menejer senior yang mendukung gagasan.
b. Adanya penilaian kerja yang adil dan obyektif dalam menilai sebuah
gagasan dan karya inovatif.
c. Adanya sistem kompensasi yang mendukung untuk menghargai sebuah
inovasi.
d. Adanya pelatihan untuk mengimplementasikan seuah gagasan inovatif.
e. Adanya suasana yang mendukung inovasi.

Universitas Sumatera Utara

20

f. Adanya dukungan anggaran untuk merealisasikan sebuah gagasan
sehingga gagasan akan menjadi sebuah produk yang siap dipasarkan.
2.3.4 Jenis Jenis Inovasi
Menurut Ancok (2012:36) ada 8 (delapan) jenis-jenis inovasi, yaitu:
1. Inovasi proses
Sebuah proses dalam pembuatan produk atau penyampaian sebuah layanan
kepada pelanggan akan memakan biaya, waktu, dan tenaga. Baik itu bagi
penyedia produk maupun bagi pengguna produk. Dalam kegiatan operasional,
sebuah organisasi harus menyederhanakan proses kerja untuk memperoleh
efisiensi, atau menemukan proses yang samasekali baru dengan meninggalkan
proses operasi yang lama demi mencapai lompatan dalam pencapaian hasil
kerja organisasi. Kegiatan demikian merupakan contoh inovasi dalam proses.
2. Inovasi metode
Perubahan teknik ataupun cara dari model yang lama menjadi model yang
terbarukan akan memudahkan perusahaan ataupun organisasi dalam mencapai
targetnya.
3. Inovasi struktur organisasi
Inovasi bisa juga dilakukan melalui perubahan struktur. Dalam dunia
organisasi, inovasi dapat dilakukan dengan mengubah struktur organisasi.
Organisasi model lama cendrung mempunyai sifat yang kaku, hierarkis, dan
terkotak-kotak. Inovasi dalam struktur organisasi akan menghemat jumlah
tenaga kerja dan membuat pekerjaan menjadi cepat selesai.

Universitas Sumatera Utara

21

4. Inovasi dalam hubungan
Hubungan dalam bisnis yang semula mengabaikan peran para pelanggan dan
pemasok (vendor) membuat biaya bisnis menjadi sangat tinggi. Akibatnya,
kemampuan meningkatkan laba perusahaan akan berkurang. Namun, dengan
adanya inovasi dalam hubungan dengan pihak luar, dengan cara melibatkan
pihak luar sebagai bagian dari kegiatan bisnis, maka banyak hal yang akan
menguntungkan perusahaan. Hubungan kemitraan dengan organisasi lain
dalam wujud partnering dan stewardship (membantu pengembangan mitra
bisnis) adalah sebuah inovasi dalam hubungan bisnis.
5. Inovasi strategi
Proses dari mengontrol pemasaran, pengembangan dari produk-produk,
penjualan dan lain sebagainya.
6. Inovasi pola pikir (Mindset)
Pola pikir merupakan tindakan apa yang kita ambil dalam menghadapi suatu
masalah. Dengan pola perubahan pola pikir maka seseorang akan selalu
termotivasi untuk lebih produktif dan melakukan inovasi-inovasi yang
berguna untuk kebutuhan orang banyak.
7. Inovasi produk
Menurut Dhewanto, et. al,(2014:67) Inovasi produk baru merupakan hasil dari
pengembangan produk baru oleh suatu peusahaan atau industri, baik yang
sudah ada maupun yang belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik
jenuh dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama
tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total
baru atau dengan pengembanagan produk lama yang lebih modern dan up to

Universitas Sumatera Utara

22

date, sehingga dapat terus meningkatkan keinginan konsumen dalam
keputusan pembelian produk tersebut. Menurut Razeghi (Wawan Dhewanto et
al2014:68) merilis produk baru yang inovatif dan meningkatkan loyalitas
pelanggan. Produk
8. Inovasi pelayanan
Pelayanan adalah bagian yang sangat penting dari pemasaran sebuah produk
dan jasa. Pelayanan menyangkut emosi. Pelayanan harus di tingkatkan agar
pelanggan tidak merasa dikecewakan. Dengan berinovasi di bidang pelayanan
maka perusahaan akan terus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan
pelanggannya.
2.4. Inovasi Produk
2.4.1Pengertian Produk
Menurut Indriyo Gitosudarmo (Sunyoto, 2012:69) produk adalah segala
sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi.
Suatu perusahaan sering kali menjual atau memasarkan tidak hanya satu produk
saja tetapi bermacam produk yang dipasarkannya. Karena dengan memasarkan
banyak macam produk maka perusahaan akan memperoleh stabilitas hasil yang
lebih tinggi.
Menurut Kotler (Sunyoto, 2012:69) produk segala sesuatu yang di
tawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau
dikonsumsi sehingga memuasakan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa
berbentuk benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (ide) jenis
produk (product item) adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran,
harga, penampilan atau beberapa atribut lain.

Universitas Sumatera Utara

23

Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:69) ada dua arti mengenai
produk, yaitu :
1. Dalam arti sempit: sebuah produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang
terkait dalam sebuah bentuk yang dapat di identifikasikan,
2. Dalam arti luas: sebuah produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak
nyata, didalamnya termasuk kemasan, warna, harga, mutu dan merek ditambah
dengan pelayanan dan reputasi penjual.
2.4.2 Klasifikasi Produk
Dari produk yang biasa dibeli konsumen, dapat dilakukan pengggolongan
atau klasifikasi mengenai produk. Menurut Sunyoto (2012:73) klasifikasi produk
menurut daya tahannya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Barang yang tahan lama
Barang yang tahan lama (durable goods) adalah merupakan barang nyata yang
biasanya melayani banyak kegunaan.
2. Barang yang tidak tahan lama
Barang yang tidak tahan lama (nondurable) adalah merupakan barang nyata
yang biasa dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan.
3. Jasa
Jasa adalah merupakan kegiatan, manfaat, atau kegunaan yang ditawarkan
untuk dijual.
2.4.3 Tingkatan Produk
Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:70), tingkatan produk ada
lima meliputi :

Universitas Sumatera Utara

24

1. Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat inti yang sesungguhnya
dibeli atau diperoleh oleh konsumen.
2. Manfaat dasar tambahan (generic product) artinya pada inti produk tersebut
mendapat manfaat tambahan.
3. Harapan dari produk (expected product) artinya serangkaian kondisi yang
diharapkan dan disenangi yang dimiliki atribut tersebut.
4. Kelebihan yang dimiliki produk (augmented product) artinya salah satu
manfaat yang dapat memedakan produk tersebut dengan produk para pesaing.
5. Masa depan potensi produk (potensial product) artinya bagaimana harapan
masa depan produk tersebut jika terjadi perubahan dan perkembangan
teknologi dan selera konsumen.
Menurut Theodere Levitt (Sunyoto, 2012:71) produk ditawarkan dapat
terdiri dari empat unsur, yaitu :
1. Produk inti atau generik (core of generik product).
2. Produk yang diharapkan, terdiri atas produk inti berikut pertimbangan
keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi (expected product).
3. Produk tambahan (augmented produk).
4. Produk potensial (potensial product), dimana tampilan dan tambahan yang
berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan konsumen.
2.4.4 Pengertian Inovasi Produk
Menurut Dhewanto et al (2014:67) inovasi produk adalah hasil
pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah
ada atau belum, dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh di pasaran,
diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini

Universitas Sumatera Utara

25

dapat berupa poduk pengganti yang secara total baru atau dengan perkembangan
produk lama yang lebih modern dan up to date, sehingga dapat terus
meningkatkan keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut.
Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut Myers dan Marquis
(Kotler, 2007:36) menyatakan bahwa inovasi produk adalah gabungan dari
berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang
lain. Jadi inovasi bukanlah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau juga
bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu pasar yang baru saja, tetapi
inovasi merupakan gambaran dari semua proses-proses tersebut. Hurley and Hult
(Kusumo, 2006:22) mendefinisikan inovasi produk sebagai sebuah mekanisme
perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu
perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru,
gagasan-gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan
pelayanan yang memuaskan pelanggan.
Berdasarkan pada definisi inovasi produk yang dipaparkan di atas maka
penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan inovasi produk adalah
suatu

kegiatan

usaha

bisnis

untuk

menciptakan

produk

baru

dalam

mempertahankan loyalitas pelanggan, memperluas pasar, meningkatkan minat
dari konsumen dan meningkatkan keeksistensian perusahaan. Inovasi produk
bertujuan

untuk

meningkatkan

daya

saing

dalam

pelayanan,

menjaga

kelangsungan hidup dari perusahaan, memenuhi perubahan selera dan kebutuhan
konsumen.

Universitas Sumatera Utara

26

2.4.5 Kategori Inovasi Produk
Menurut Lukas dan Ferrel (2000:240) Inovasi produk ini dapat dibedakan menjadi
tiga kategori :
1. Perluasan Lini Produk (Line Product Extention)
Adalah produk-produk relatif baru bagi pasar namun tidak baru bagi
perusahaan.
2.

me too products
Adalah produk-produk relatif baru bagi perusahaan namun pasar telah
mengenalnya terlebih dulu.

3.

new to the world products
Merupakan produk yang benar-benar baru baik bagi pasar maupun
perusahaan.

2.4.6 Pengembangan Inovasi Produk
Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:91) langkah pengembangan produk
baru antara lain:
1. Mewujudkan gagasan produk baru (generation of new product ideas)
Pengembangan produk baru dimulai dengan sebuah ide atau gagasan, yang
penting pengembangan suatu sistem perusahaan untuk merangsang gagasangagasan baru dan kemudian mengakui dan meninjaunya dengan tepat.
2. Menyaring dan menilai gagasan-gagasan (screening and evaluation of ideas)
Gagasan-gagasan baru itu dievaluasi yang dapat dijadikan jaminan yang
berharga untuk dikembangkan.
3. Analisis bisnis (business analysis)

Universitas Sumatera Utara

27

Analisis bisnis adalah tingkatan pengembangan konsep menjadi suatu usaha
bisnis yang konkret. Kewajiban perusahaan dalam tahap ini antara lain;
mengindentifikasi

ciri-ciri

produk,

memperkirakan

permintaan

pasar,

menyusun sebuah program untuk pengembangan produk, tanggung jawab
untuk studi lebih lanjut kemungkinan pelaksanaan pembuatan produk.
4. Pengembangan produk (product development)
Pengembangan produk adalah mewujudkan gagasan ke dalam produk yang
konkret.
5. Uji pemasaran (test marketing)
Produk tersebut selanjutnya dilakukan uji coba dilaksanakan di daerah
geografis yang terbatas, sehingga manajemen dapat mengambil suatu
keputusan yang menguntungkan.
6. Komersialisasi (commerzialitation)
Komersialisasi adalah tahap peluncuran produk ke pasar dengan program
pemasaran

dalam

skala

penuh.

Kewajiban

manajemen

pada

tahap

komersialisasi antara lain; kapan kita mulai memasarkan produk (when), ke
daerah mana kita memasarkan produk (where), ke pada siapa kita memasarkn
produk (to whom), dan bagaimana kita memasarkan produk (how).
2.4.7 Faktor Pendorong Inovasi Produk
Setiap dorongan inovasi produk dapat datang dari dua hal yang berbeda, Menurut
Boehme dan Bullinger (Dhewanto et al, 2014:75):
1. Market Pull/Demand Pull
Inovasi yang datang melalui sumber ini dimulai dari ketidakpuasan costumer
akan suatu produk dipasar, yang kemudian menciptakan pemecahan masalah

Universitas Sumatera Utara

28

atas permintaan customer ini (sebuah produk untuk kebutuhan tertentu).
Dorongan ini datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau
mengekspresikan kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat
digunakan oleh banyak orang yang membutuhkannya.
2. Tecnology push
Inovasi yang datang dari sumber ini dimulai dari ketidakpuasan peneliti
(internal atau eksternal) akan produk yang sudah ada, kemudian tujuan utama
adalah mengkomersialisasikan produk baru yang belum dimengerti oleh
masyarakat. Dorongan ini datang dari kompetensi teknologi yang teraplikasi,
dorongan seperti ini tidak melihat pasar apakah penciptaan produk ini
dibutuhkan sebelumnya oleh pasar atau tidak.
2.4.8 Faktor Penghambat Inovasi Produk
Menurut Kotler (Sunyoto, 2012:92): Beberapa sebab yang dapat
mengakibatkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk baru di masa
yang akan datang, yaitu:
1. Kekurangan ide pokok baru yang penting dalam bidang bidang tertentu:
Mungkin hanya sedikit cara yang dapat meningkatkan beberapa produk
dasar seperti baja, sabun cuci, dan sebagainya
2. Pasar yang terpecah-pecah
Persaingan yang tajam menyebabkan pasar yang terpecah-pecah. Perusahaan
terpaksa mengarahkan produk barunya pada segmen pasar yang lebih sempit,
bukan pasar dan ini berarti penjualan dan keuntungan yang lebih kecil dari
masing-masing barang.

Universitas Sumatera Utara

29

3. Kendala sosial dan pemerintah Produk baru harus memenuhi persyaratan
umum seperti keselamatan konsumen dan tidak mencemarkan lingkungan.
4. Mahalnya proses pengembangan produk baru
Untuk menghasilkan satu atau dua gagasan yang baik perusahaan harus mulai
dengan banyak gagasan tentang produk baru. Biaya pengembangan untuk
peluncuran untuk masing-masing produk akan meningkatkan tinggi terutama
pada tingkat inflasi saat ini nyata pada biaya-biaya produksi, periklanan dan
distribusi.
5. Kurangnya Modal
Kebanyakan perusahaan tidak mampu mengumpulkan dana yang diperlukan
bagi penelitian untuk inovasi yang sesungguhnya. Akhirnya mereka hanya
menekankan pada modifikasi dan peniruan produk.
6. Waktu pengembangan yang lebih cepat: Para pesaing mungkin cepat
memperoleh ide yang sama pada waktu yang sama, dan kemenangan akan di
raih yang paling cepat.
7. Pendeknya tahap pertumbuhan pada barang-barang yang berhasil.
Bila suatu barang berhasil di pasar, pesaing-pesaing cepat sekali menirunya.
Inilah yang memperpendek tahap pertumbuhan suatu produk baru.
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Putri Ismie Mayangsari, M. Saleh Soeaidy, Wima Yudho Prasetyo
(Universitas Brawijaya Malang)
Penelitian ini berjudul

Inovasi Pt. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi

Dan Daya Saing Pelayanan Publik . Penelitian ini menggunakan deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah 1) bentuk-bentuk

Universitas Sumatera Utara

30

inovasi

PT.

Pos

Indonesia

Sidoarjo

untuk

menghadapi

tantangan

organisasional adalah inovasi produk danproses.2)PT. Pos Indonesia telah
berhasil dalam melakukan inovasi karena inovasi layanan yang ada, seperti
layanan pos express, pos payment, wesel pos prima dan instan, perangko
prisma, dan lain sebagainya, memiliki sifat baru yang lebih efektif dan efisien
dengan memanfaatkan teknologi jaringan online sehingga dapat diterima oleh
masyarakat pengguna layanan.3) akan tetapi, inovasi-inovasi yang ada masih
belum menjawab semua tantangan organisasional yang dihadapi PT. Pos
Indonesia Sidoarjo karena inovasi produk dan proses belum mampu mengatasi
masalah organisasional yang dihadapi terkait dengan kualitas dan kuantitas
SDM. 4) Di lingkungan internal PT. Pos Indonesia Sidoarjo faktor yang
mendorong pengembangan inovasi adalah terkait dengan SDM serta visi dan
misi, faktor penghambat yang ada di lingkungan eksternal adalah sarana dan
prasarana serta biaya operasional. Sedangkan faktor yang mendorong
pengembangan

inovasi

dari

lingkungan

eksternal

adalah

kebijakan

pemerintah, kemajuan teknologi, dan munculnya jasa pengiriman swasta.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah pelanggan atau pengguna jasa
layanan.
2. Riandar Fata Hudaya (Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Penelitian ini berjudul Strategi Inovasi Produk PT.Bank Panin Syariah
Dalam Meningkatkan Daya Saing Antar Sesame Bank Syariah Dan Bank
Konfensional . Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian bank panin syariah telah melakukan strategi
mirroring pada produk-produk perbangkan atau melihat produk yang ada

Universitas Sumatera Utara

31

didalam bank panin konfensional mungkin bisa di duplikat ke bank panin
syariah. Bank panin syariah tidak berfokus pada imenciptakan produk-produk
terlalu banyak, tetapi lebih menekankan men-delivered produk-produknya ke
masyarakat.
3. Nurlaili (Universitas Jember)
Penelitian ini berjudul

Strategi Inovasi Produk Olahan Hasil Laut Pada

UKM Trisna Mandiri, Denna, dan Jaya Utama 2 Probolinggo . Penelitian ini
menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil Penelitian ini
menunjukkan analisa data yang telah dilakukan diperoleh hasil gambaran
mengenai strategi inovasi produk yang dilakukan oleh UKM Trisna Mandiri,
Denna, dan Jaya Utama 2. Ketiga UKM ini dalam menjalankan usahanya
mengalami naik turun dalam penjualan produk yang diproduksi. Hal ini
karena banyaknya muncul UKM-UKM baru, dan UKM tersebut memproduksi
produk yang hampir sama. Sehingga UKM dengan produk yang tidak inovatif
akan mengalami kerugian. Untuk mengatasi hal ini, pemilik UKM selalu
berupaya memproduksi dengan inovasi vii produk yang berbeda dengan UKM
lain. Upaya yang dilakukan pemilik UKM tersebut yaitu dengan strategi
inovasi produk yang meliputi inovasi teknologi, proses pembuatan, kemasan,
dan adanya produk baru yang mereka produksi. Dengan strategi inovasi
produk yang dilakukan pemilik UKM, pemilik UKM berupaya agar setiap
produk yang dikeluarkan dapat diminati oleh konsumen. Upaya tersebut
dilakukan dengan selalu peka terhadap perubahan selera konsumen. Dengan
melakukan inovasi-inovasi, pemilik UKM mampu memenuhi selera
konsumen yang selalu berubah-ubah. Hal ini membuat produk yang

Universitas Sumatera Utara

32

diproduksi UKM selalu laku dipasaran dan menambah jumlah konsumen
terhadap produk yang diproduksi.
4. Ravestian Oki Maulidy (Universitas Jember)
Penelitian ini Berjudul Inovasi Produk Garmen Pada Cv. Erna Jaya
Bali . Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
Penelitian ini menunjukkan Bahwa Perusahaan juga mengacu pada pendekatanpendekatan mengenai pengembangan produk yang didasarkan pada asumsi pasar
yang merupakan bagian dari inovasi-inovasi yang terdiri dari inovasi berbasis
ukuran, inovasi berbasis design, inovasi berbasis bahan komplementar dan inovasi
berbasis pada pengurangan upaya yang diterapkan perusahaan dalam melakukan
kegiatan

produksi

untuk

dapat

mempertahankan

perusahaan

dan

mengembangkanya.
5. Galuh Rahmadani Purwoko, 2014 (Universitas Jember)
Penelitian ini berjudul Strategi Inovasi Motif Produk Batik Sanggar Batik
Sayu Wiwit Banyuwangi Dalam Memperluas Pasar . Penelitian ini menggunakan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana strategi inovasi motif produk
batik pada Sanggar Batik Sayu Wiwit Banyuwangi. Penelitian yang dilakukan
yaitu menggunakan metode diskriptif paradigma kualitatif melalui beberapa
tahapan yaitu observasi pendahuluan, wawancara, dan dokumentasi yang
berkaitan dengan strategi inovasi motif produk batik Berdasarkan hasil dari
pembahasan yang telah di uraikan sebelumnya, bahwa Sanggar Batik Sayu Wiwit
dalam menerapkan stratregi inovasi motif produk batik yaitu terlebih dahulu
menganalisis faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu dalam

Universitas Sumatera Utara

33

berinovasi motif pembuatanya lebih banyak muncul dari pemilik sendiri yang
dipengaruhi oleh pengalaman sendiri. Faktor eksternal yaitu di pengaruhi oleh
kejenuhan pasar dan juga berasal dari permintaan seorang konsumen yang
memesan.
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
PT. POS Indonesia

Inovasi

Produk

Jenis Inovasi

Jenis Inovasi
Produk

Eksistensi dan Daya Saing
Pelayanan Konsumen

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Konsumen Oleh Pt Pos Indonesia Berkaitan Dengan Pengiriman Barang Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Pt Pos Indonesia Cabang Kabanjahe)

10 145 95

INOVASI LAYANAN PT POS INDONESIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI UPAYA MENJAGA EKSISTENSI DI ERA PERSAINGAN GLOBAL (Studi Pada Kantor Pos Bandar Lampung)

5 38 87

Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT.POS Indonesia(PERSERO) Kantor POS Medan 20000

29 97 57

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

15 145 93

Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT.POS Indonesia(PERSERO) Kantor POS Medan 20000

0 0 7

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

0 0 11

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

0 0 1

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

0 0 5

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan) Chapter III V

0 3 46

Inovasi PT. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Konsumen (Studi Pada Kantor Pos Medan 20000 Jl. Pos No. 1 Kesawan Medan)

0 0 2