Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1

Sayuran Hidroponik

Hidroponik (hydroponics) secara umum diartikan bertanam tanpa tanah.
Hydroponics sendiri berasal dari kata Yunani hydro, yang berarti air dan ponos
yang berarti kerja. Jadi, hidroponik sebenarnya adalah cara bertanam dengan
menggunakan air sebagai media tanam. Oleh karena itu, kemudian muncul
beraneka metode penanaman hidroponik. Namun, keragaman tersebut dapat
dipilahkan secara sederhana menjadi dua jenis, yaitu hidroponik dengan media
tanam hanya air dan hidroponik dengan media tanam air dilengkapi media lain
sebagai penyangga tanaman (media tanam kombinasi) (Karsono, 2002).
Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara
bercocok tanam tanpa tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah

ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”. Disini termasuk juga bercocok
tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan poros
lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih (Lingga,
2005).
Hidroponik merupakan sebutan sebuah teknologi bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah. Media menanam digantikan dengan media tanam lain seperti
rockwool, arang sekam, zeolit, dan berbagai media yang ringan dan steril untuk
digunakan. Hal terpenting pada hidroponik adalah penggunaan air sebagai

7

Universitas Sumatera Utara

8

pengganti tanah untuk menghantarkan larutan hara ke dalam akar tanaman
(Prihmantoro, 1998).
Menurut Sutiyoso (2004), di Indonesia, hidroponik yang berkembang pertama kali
yaitu hidroponik substrat. Hidroponik substrat merupakan sistem hidroponik yang
mempergunakan media selain tanah dan steril, misalnya arang sekam, pasir, dan

serbuk sabut kelapa. Setelah hidroponik substrat, hidroponik NFT (nutrient film
technique) mulai dikenal di Indonesia, kemudian berkembang pula hidroponik
aeroponik yang memberdayakan udara.
Teknik hidroponik sangat memungkinkan untuk menanam semua jenis sayuran.
Sayuran yang sesuai untuk dataran rendah-sedang umunya adalah sayuran asli
tropis, seperti kacang panjang, kangkung, bayam, dan sebagainya. Sementara
untuk wilayah dataran tinggi umumnya lebih sesuai yang berasal dari sub tropis
seperti wortel, sawi, kentang, dan sebagainya. Wilayah iklim basah umumnya
sangat sesuai untuk sayuran daun seperti sawi, kangkung, bayam, dan sebagainya.
Wilayah yang iklimnya kering dan pengairan tersedia sesuai untuk cabe, bawang
merah, kacang panjang, dan sebagainya.
Keuntungan bercocok tanam dengan teknologi hidroponik adalah media relatif
steril, penggunaan air dan nutrisi terukur dan efisien, sanitasi lingkungan bersih,
sehat, ramah, dan terkendali, waktu panen dapat lebih awal, 3K terjamin (kualitas,
kuantitas, dan kontinyuitas hasil) (Sudarmodjo, 2008).

Universitas Sumatera Utara

9


2.1.2

Analisis Lingkungan

Menurut Sepriani (2015) analisis lingkungan usaha akan sangat penting dilakukan
karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan
tanggapan terhadap pilihan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha. Lingkungan
usaha dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari variabel
kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen, serta lingkungan eksternal
yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman di luar kontrol manajemen usaha.
A.

Lingkungan Internal

Menurut David (2004 dalam Chalil 2014) lingkungan internal adalah faktor-faktor
yang masih dapat dikelola oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari
kondisi intern perusahaan. Analisis lingkungan internal mengindentifikasi
kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan.
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain

yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin
dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau
kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan, fungsional perusahaan yang dapat
diamati terdiri dari:
1. Aspek sumber daya karyawan perusahaan berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya manusia yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Aspek pemasaran adalah aspek yang selalu mendapatkan perhatian dalam
rangka mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aspek ini dapat
dikelompokkan ke dalam aspek produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.

Universitas Sumatera Utara

10

Pemasaran yang efektif dapat membuat perusahaan tetap bertahan dan
memperoleh keuntungan.
3. Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan produk
atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat karya atau padat modal, dan
bagaimana perusahaan dapat mengembangkan sistem operasi yang dapat

menghasilkan produk dengan jumlah, waktu, dan biaya yang tepat. Produksi
dan operasi diupayakan berjalan seefisien mungkin untuk menciptakan produk
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
4. Aspek keuangan berhubungan dengan cara mencari sumber dana yang paling
cepat guna membiayai kegiatan perusahaan, bagaimana dana tersebut
dialokasikan, dan bagaimana perusahaan mengontrol dana tersebut.
5. Aspek penelitian dan pengembangan menekan pada teknologi yang diguanakan
oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumber daya
khususnya sumber daya manusia. Aspek ini dapat dijadikan sebagai cara
memiliki keunggulan bersaing dengan menciptakan produk baru ataupun
dengan mengembangkan produk lama.
6. Aspek sistem informasi manajemen menekankan pada informasi yang
digunakan perusahaan untuk mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan
menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi
manajemen

adalah

meningkatkan


kinerja

perusahaan

dengan

cara

meningkatkan kualitas keputusan manajerial.

Universitas Sumatera Utara

11

B.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal (external environment) adalah faktor-faktor di luar
kemampuan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Sebenarnya terdapat

dua lingkungan eksternal yang terpisah: Lingkungan umum dan lingkungan
industri (Griffin, 2002).
Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah faktor-faktor yang tidak hanya memengaruhi industri.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi
para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal
utama yang harus diperhatikan adalah undang-undang tentang lingkungan dan
perburuhan, peraturan tentang peningkatan pemasaran luar negri, stabilitas
pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja dan sistem
perpajakan.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis
suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim
berbisnis. Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan adalah siklus bisnis,
ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan
jasa, produktivitas dan, tenaga kerja.


Universitas Sumatera Utara

12

3. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat
diantisipasi oleh perusahaan.
4. Faktor Teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus
selalu

mengikuti

perkembangan-perkembangan

teknologi

yang

dapat


diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan pada cara operasinya.
Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana
bisnis perusahaan berada.
1. Aspek Hambatan Masuk
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya
perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.
2. Aspek Daya Tawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan
harga atau pengurangan kualitas produk atau servis.
3. Aspek Daya Tawar Pembeli
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruuhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu atau servis,
serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

Universitas Sumatera Utara


13

4. Aspek Ketersediaan Barang Substitusi
Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada
switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga
yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk industri.
5. Aspek Persaingan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada
persaingan pasar sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi
follower termasuk dalam hal harga produk.
6. Aspek kekuatan Stakeholder lainya
Pengaruh ini adalah berupa kekuatan yang diluar perusahaan yang mempunyai
pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang
dimaksud antar lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai
kepentingan lain, dan pemegang saham.

Universitas Sumatera Utara


14

2.1.3

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2002) mengenai
“Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Merek Delfarm Vegetables PT.
Misadana Bogor” diperoleh hasil identifikasi lingkungan internal yang menjadi
kekuatan dari Delfarm Vegetables adalah sistem budidaya yang lebih murah,
lokasi di tiga tempat yang memiliki potensi perluasan usaha, sudah lama
berpengalaman, jenis sayuran lebih beragam, kemasan menarik, sayuran bebas
pestisida, merek sudah lama di pasar, range penetapan harga serta brosur yang
menarik. Sedangkan kelemahannya adalah produksi tidak stabil, skala produksi
belum ekonomis, kualitas sayur tidak konsisten, sistem penentuan harga, sistem
pengiriman, pemilihan pasar sasaran tidak fokus, serta strategi promosi tidak
konsisten.
Untuk hasil analisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang bagi Delfarm
Vegetables adalah karakteristik konsumen, permintaan konsumen masih tinggi,
tingkat kesulitan memasuki pasar bagi pesaing baru, peningkatan pendapatan dan
tingkat pendidikan masyarakat, kelas sosial masyarakat yang semakin beragam,
dan peningkatan teknologi. Ancaman yang dihadapi adalah tingkat kesetiaan
konsumen, pelayanan pengecer, tekanan produk substitusi, ketidakstabilan nilai
kurs rupiah, strategi harga dan strategi distribusi pesaing, resiko alam, tingkat
kemampuan mengikuti kemajuan teknologi, strategi pesaing yang lebih agresif,
serta pendatang baru dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2015) dengan judul “Analisis
Strategi Pemasaran Bunga Potong (Studi Kasus : Desa Raya, Kecamatan

Universitas Sumatera Utara

15

Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)” menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi kekuatan adalah penetapan GAP dan SOP, pembinaan tenaga
penyuluh. Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya pengawasan pelaksanaan
GAP dan SOP, kurangnya dukungan pemerintah, kurang efektifnya leatfet
(selebaran), jaringan pemasaran masih dalam lingkup regional, dan kurangnya
pameran.
Peluang yang dimiliki adalah lokasi pasar strategis, harga yang diterima pedagang
dan reseller tinggi, jumlah permintaan pasar tinggi, permodalan pribadi, jadwal
tanam bunga potong sudah melihat pangsa pasar, dan keahlian pengelolaan
pascapanen baik. Ancaman yang ada adalah harga jual yang diterima petani
rendah, variasi permintaan pasar yang tidak berubah, dan tidak dilaksanakannya
GAP dan SOP dalam usahatani yang dilakukan.
2.2

Landasan Teori

2.2.1

Konsep Pemasaran

Menurut Yuwono, dkk (2011) pemasaran adalah segala usaha bisnis sehingga
dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan semua konsumen.
Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap aliran barang secara fisik dan
ekonomis dari produksi melalui lembaga pemasaran kepada konsumen.
Pemasaran berperan untuk membantu menjembatani kesenjangan antara
kebutuhan produsen dan konsumen. Untuk membantu pengertian produsen yang
lebih baik terhadap kebutuhan konsumen sehingga produsen dapat melakukan
pekerjaan yang lebih baik untuk memenuhinya.

Universitas Sumatera Utara

16

Menurut Dahl dan Hammond (1977) dalam Rosita (2008) Konsep pemasaran
muncul pada pertengahan tahun 1950-an. Pemasaran adalah kegiatan untuk
menyampaikan barang dan jasa mulai dari titik produksi ke titik konsumsi. Secara
umum, pemasaran merupakan kegiatan sebelum berproduksi artinya sudah
direncanakan sebelumnya. Pemasaran adalah suatu kegiatan ekonomi dalam
melakukan koordinasi dari produksi sampai konsumsi.
Rangkuti (2009) dalam skripsi Rosita (2008) mengatakan pemasaran juga dapat
digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa, ada tujuh
fungsi dasar pemasaran: analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan
produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis
peluang.

Pemahaman

fungsi-fungsi

ini

membantu

penyusun

strategi,

mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.
2.2.2

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang member arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran
harus didasarkan atas analisa lingkungan internal perusahaan melalui analisa
keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman
yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya (Assauri, 2008).

Universitas Sumatera Utara

17

Strategi pemasaran
1. Target pasar : kebutuhan konsumen yang ingin dipenuhi dan kelompok
konsumen mana yang dituju.
2. Positioning : kesan apa yang membawa ke pikiran konsumen misal harga
termurah, kualitas terbagus, pelayanan terbaik dan lain-lain.
3. Lini produk : jumlah dan jenis produk.
4. Harga : relatif terhadap competitor.
5. Distribusi : bagaimana, dimana dan oleh siapa produk didistribusi ke
konsumen.
6. Sales force : ukuran, jenis, kualitas armada penjual
7. Kualitas pelayanan : tipe, jumlah dan tingkat kualitas pelayanan.
8. Iklan : jumlah, media apa, dan lain-lain.
9. Promosi : jumlah, tipe, dan lain-lain.
10. Riset pasar : tipe dan jumlah (Yuwono, dkk, 2011).
Strategi pemasaran adalah keseluruhan langkah untuk mencapai sasaran tertentu
dan harus menjelaskan langkah apa yang akan diambil untuk mencapai sasaran,
waktu pelaksanaan dan pengalokasian sumber daya (McDonald dan Keegan,
1999).
Chandra (2002) menyatakan strategi pemasaran merupakan rencana untuk
menjabarkan ekspektasi akan dampak berbagai aktivitas atau program pemasaran
terhadap permintaan produk di pasar sasaran tertentu. Secara garis besar tipe
strategi

pemasaran

dikelompokkan

menjadi

dua

bagian,

yaitu

strategi

Universitas Sumatera Utara

18

pertumbuhan dan strategi konsolidasi. Strategi berkaitan dengan empat elemen
utama bauran pemasaran, yaitu:
a. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Dalam pengertian luas,
produk dapat mencakup apa saja yang ditawarkan, termasuk benda-benda fisik,
jasa, manusia, tempat, organisasi dan gagasan. Produk adalah pemecahan masalah
dalam pengertian bahwa produk tersebut memecahkan permasalahan konsumen
(McDonald dan Keegan, 1999).
Dalam pengembangan strategi pemasaran untuk produk, pemasar perlu
memperhatikan sekitar produk. Sekitar produk adalah penentu utama keberhasilan
periklanan. Sekitar produk diciptakan untuk meningkatkan nilai produk, dilakukan
antara lain melalui merek dan kemasan.
b. Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan layanannya (Swastha, 1999). Kartajaya (2001)
menyatakan harga sebagai suatu pengorbanan yang harus dilakukan oleh
konsumen untuk mendapatkan kualitas seperti yang dipersepsikan oleh konsumen
itu sendiri, jadi harga tidak dilihat dari nilai nominal saja.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menetapkan kebijakan
harga. Kotler (1997) menyatakan ada enam langkah prosedur untuk menetapkan
harga, yaitu (1) memilih tujuan menetapkan harga, (2) menentukan permintaan,

Universitas Sumatera Utara

19

(3) memperkirakan biaya, (4) menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing,
(5) memilih metode penetapan harga dan (6) memilih harga akhir.
c. Strategi Distribusi
Dalam menyalurkan produk, produsen menggunakan lembaga perantara sebagai
penyalurnya. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran pemasaran
yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari
titik produsen (Limbong dan Sitorus, 1987). Sedangkan menurut Kotler (1997)
saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk
digunakan atau dikonsumsi.
Swastha (1999) menggolongkan dua bagian besar terhadap lembaga-lembaga
pemasaran yakni terdiri dari perantara pedagang dan perantara agen. Istilah
pedagang digunakan untuk memberikan gambaran yang erat dalam pemilikan
barang. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : (a) produsen,
yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar, (b) pedagang besar, yang
menjual barang kepada engusaha lain, (c) pengecer, yang menjual barang kepada
konsumen akhir.
Saluran pemasaran dibentuk dengan beberapa pertimbangan, diantaranya
produsen kekurangan sumber daya financial, pemasaran langsung tidak layak atau
tidak efisien dengan menjual produk secara langsung, dengan saluran pemasaran
dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Peran dasar dari fungsi distribusi
suatu perusahaan adalah untuk memastikan bahwa produk yang tepat tersedia
pada saat yang tepat di lokasi yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

20

d. Strategi Promosi
Promosi adalah sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran (Slanton dan Lumbantoruan, 2001). Menurut Kotler
(1997) ada lima sarana komunikasi utama, yaitu periklanan, promosi, penjualan,
hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara pribadi, dan pemasaran
lanngsung.
Menurut McDonald dan Keegan (1999) dalam melakukan promosi hal yang perlu
untuk dipertimbangkan dan dijawab adalah mengapa (sasaran), dimana,
bagaimana (bentuk kreatif), kapan, dan berapa anggarannya. Salah satu hal
penting dalam merancang promosi adalah konsep positioning yang akan
diterapkan. Konsep positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen
memproses informasi. Positioning adalah tindakan yang dilakukan pemasar untuk
membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil
memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran
konsumennya (Kotler, 1997).

Universitas Sumatera Utara

21

2.3

Kerangka Pemikiran

Tujuan utama pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan
antara pihak yang terkait. Tujuan ini diimplementasikan melalui strategi
pemasaran. Strategi pemasaran tidak dapat berdiri sendiri tetapi dibentuk
berdasarkan analisa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.
Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran adalah
pernyataan misi dan tujuan perusahaan untuk mengetahui alasan perusahaan ada.
Berikutnya adalah audit pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
baik perusahaan menerapkan konsep pemasarannya. Audit meliputi lingkungan
eksternal dan internal.
Pertama, hasil audit pemasaran diringkaskan dalam bentuk analisis SWOT.
Analisis SWOT membahas tentang faktor-faktor internal dan eksternal strategis
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi.
Kemudian, menentukan posisi strategis dengan memadukan faktor-faktor internal
dan eksternal. Dimana untuk titik koordinat x diperoleh dari selisih skor terbobot
faktor internal yaitu kekuatan dengan kelemahan, dan titik koordinat y diperoleh
dari selisih skor terbobot faktor eksternal yaitu peluang dengan ancaman sehingga
menghasilkan titik koordinat (x,y).
Analisis SWOT menghasilkan keputusan strategi mana yang menjadi prioritas
untuk menghasilkan strategi yang dapat direkomendasikan kepada Badan
Ketahanan Pangan (BKP) Kota Medan serta pihak-pihak yang terkait dalam
pemasaran sayuran hidroponik di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

22

Faktor yang Mempengaruhi
Pemasaran

Faktor
Strategis

Eksternal

Internal

Kekuatan
Strength
(S)

Kelemahan
Weakness
(W)

Peluang
Opportunity
(O)

Ancaman
Threat
(T)

Strategi
dan
Matriks Posisi /
Kuadran
Keterangan :
: Menyatakan Pengaruh

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara