Permenhub No PM 43 Tahun 2011

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

a.

bahwa dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun
2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian
telah diatur
mengenai Rencana Induk Perkeretaapian Nasional;

b.

bahwa berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud
dalam
huruf
a,
perlu

menetapkan
Peraturan
Menteri
Perhubungan tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional;

1.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

2.

Peraturan
Pemerintah
Nomor
Penyelenggaraan Perkeretaapian
Indonesia Tahun 2009 Nomor
Negara Republik Indonesia Nomor


3.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan
Lembaran
Negara Republiklndonesia Nomor 5086);

4.

Peraturan
Presiden
Nomor
47
Tahun
2009
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

56 Tahun
2009

tentang
(Lembaran Negara Republik
129 Tambahan
Lembaran
5048);

tentang

5.

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
67 Tahun 2010;

6.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2008;

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA
INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL.

(1)

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional merupakan bagian
dari Rencana Induk Perkertaapian sebagai peruwujudan dari
tatanan perkertaapian umum.

(2)

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan rencana dan arah
kebijakan pengembangan perkeretaapian pada tataran
transportasi nasional.

Rencana

Induk
memperhatikan:
a.
b.

Perkeretaapian

Nasional

disusun

dengan

rencana tata ruang wilayah nasional; dan
rencana induk jaringan moda transportasi lainnya.

Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional disusun dengan
mempertimbangkan kebutuhan angkutan perkeretaapian pada
tataran transportasi nasional berdasarkan :


1) antarpusat kegiatan nasional;
2) antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan luar
negeri; dan

3)

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
provinsi.

b.

prakiraan jumlah perpindahan orang d a n / a t a u barang dari dan
ke simpul moda transportasi lain yang harus dilayani oleh
perkeretaapian nasional; dan

c.

prakiraan jumlah penumpang dalam kawasan perkotaan yang
cakupannya melebihi wilayah provinsi.


a.
b.
c.
d.
e.

arah kebijakan dan peranan perkeretaapian nasional
dalam keseluruhan moda transportasi;
prakiraan perpindahan orang d a n / a t a u barang menu rut
asal tujuan perjalanan;
rencana kebutuhan prasarana perkeretaapian nasional;
rencana kebutuhan sarana perkeretaapian nasional; dan
rencana kebutuhan sumber daya manusia.

Rencana Induk
dimaksud
pada
Peraturan ini.


Perkeretaapian Nasional sebagaimana
ayat
(1) termuat
dalam
lampiran

(1)

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 berlaku sampai dengan tahun 2030
dan dilakukan evaluasi setiap 5 (lima) tahun

(2)

Dalam hal terjadi perubahan Iingkungan strategis tertentu
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional dapat dievaluasi
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun.

(3)


Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan perubahan
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.

Direktur Jenderal
Peraturan ini.

Perkeretaapian

mengawasi

pelaksanaan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 April 2011

Peraturan ini disampaikan kepada:

1.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2.
Menteri Dalam Negeri;
3.
Menteri Pekerjaan Umum;
4.
Menteri Lingkungan Hidup;
5.
Menteri Keuangan;
6.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;
7.
Menteri BUMN;
8.
Wakil Menteri Perhubungan;
9.
Kepala Badan Pertanahan Nasional;
10. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perkeretaapian, para
Kepala Badan, dan para Staf Ahli di lingkungan Kementerian Perhubungan.

S A L IN A N

Salinan sesuai den
KEPALA

B IR O

UMAR

IS , S H , M M . M H

P e m b in a

U ta m a M u d a (IV /c )

N IP . 1 9 6 3 0 2 2 0

198903 1 001

L a m p ira n P e ra tu ra n M e n te ri P e rh u b u n g a n
Nom or
PM 43 TAHUN 2011
Tanggal
7 A p ril 2 0 1 1

Transportasi

perkeretaapian

mempunyai

banyak

keunggulan

dibanding

transportasi jalan antara lain : kapasitas angkut besar (massal), cepat, aman,
hemat energi dan ramah Iingkungan serta membutuhkan lahan yang relatif
sedikit. Dengan semakin kuatnya isu Iingkungan, maka keunggulan kereta api
dapat dijadikan sebagai salah satu alasan yang kuat untuk membangun
transportasi perkeretaapian sehingga terwujud transportasi yang efektif, efisien
dan

ramah

lingkungan.

Keberpihakan

pada

pengembangan

transportasi

perkeretaapian berarti ikut serta dalam program penghematan energi dan
peningkatan kualitas lingkungan.

Pembangunan tranportasi perkeretaapian nasional diharapkan mampu menjadi
tulang

punggung angkutan barang dan angkutan

penumpang perkotaan

sehingga dapat menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
Penyelenggaraan transportasi
dengan

moda

transportasi

perkeretaapian nasional yang
lainnya

dapat

terintegrasi

meningkatkan

efisiensi

penyelenggaraan perekonomian nasional. Oleh karena itu penyelenggaraan
perkeretaapian nasional di masa depan harus mampu menjadi bagian penting
dalam struktur perekonomian nasional.

Untuk

mewujudkan

hal

ini,

Pemerintah

melalui

Direktorat

Jenderal

Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan menyadari pentingnya Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional yang akan menjadi acuan dalam menata
kembali

penyelenggaraan

perkeretaapian

nasional

secara

menyeluruh

sehingga tujuan penyelenggaraan perkeretaapian sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan
Peraturan

Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang

Perkeretaapian dapat terlaksana dengan baik.

Penyelenggaraan

1 .2 .

M a k s u d d a n T u ju a n .

Penetapan

Rencana

Induk Perkeretaapian

Nasional dimaksudkan

untuk

memberikan arahan tentang rencana pengembangan perkeretaapian nasional
sampai tahun 2030. Sedangkan tujuan dari Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional adalah sebagai landasan hukum atau dasar dalam pelaksanaan
kebijakan, strategi dan program pembangunan perkeretaapian nasional serta
menjadi

rujukan

dalam

pengembangan

perkeretaapian

propinsi

dan

kabupaten/kota pada saat ini dan masa depan.

Rencana

Induk Perkeretaapian Nasional sebagai dokumen

mempunyai

kedudukan

perkeretaapian

strategis

dalam

tata

Secara

hirarki

dokumen

nasional.

aturan

perencanaan
perencanaan

Rencana

Induk

Perkeretaapian Nasional ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. Oleh sebab itu Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional ini merupakan dasar dan pedoman yang
memayungi
nasional.

seluruh

Dalam

kebijakan

konteks

dalam

sistem

penyelenggaraan

transportasi

nasional,

perkeretaapian
Rencana

Induk

Perkeretaapian Nasional merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dengan
Rencana Induk moda transportasi lainnya serta dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.

1.

Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

2.

Perkeretaapian

umum

melayani angkutan orang
3.

Perkeretaapian

Perkeretaapian

d a n /a ta u

antarkota

perpindahan orang
4.

adalah

d a n /a ta u

perkotaan

perkeretaapian

yang

digunakan

untuk

barang dengan dipungut bayaran.

adalah

perkeretaapian

yang

melayani

barang dari satu kota ke kota yang lain.
adalah

perpindahan orang di wilayah perkotaan

perkeretaapian
d a n /a ta u

yang

melayani

perjalanan ulang alik.

5.

Rencana

Induk

Perkeretaapian

pengembangan

perkeretaapian

perkeretaapian
6.

Penyelenggara

prasarana

sarana

mengusahakan

dan rencana

arah

kebijakan

perkeretaapian

nasional,

kabupaten/kota.

perkeretaapian

perkeretaapian

sarana perkeretaapian

Induk Perkeretaapian

perkeretaapian

meliputi

dan

adalah

pihak

yang

prasarana perkeretaapian.

Penyelenggara

Rencana

yang

rencana

provinsi, dan perkeretaapian

menyelenggarakan
7.

adalah

adalah

badan

yang

umum.

Nasional merupakan

perwujudan

umum yang memuat kondisi perkeretaapian
pengembangan

usaha

perkeretaapian

nasional

dari tatanan

nasional saat ini

sampai

dengan

tahun

2030 yang akan datang.

a.

rencana tata ruang wilayah nasional;

b.

rencana induk jaringan moda transportasi lainnya; dan

c.

kebutuhan

angkutan

perkeretaapian

pada

tataran

transportasi

nasional

yang meliputi:
1)

prakiraan jumlah perpindahan penumpang dan/atau barang:
a)

antarpusat kegiatan nasional;

b)

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan luar negeri;
dan

c)
2)

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan provinsi.

prakiraan

jumlah

perpindahan

simpul moda transportasi

orang

dan/atau

barang

dari dan

ke

lain yang harus dilayani oleh perkeretaapian

nasional; dan
3)

prakiraan
cakupannya

jumlah

penumpang

dalam

melebihi wilayah provinsi.

kawasan

perkotaan

yang

Selain memperhatikan

hal tersebut di atas, Rencana

Nasional juga memperhatikan

Bencana

alam

Induk Perkeretaapian

pengaruh lingkungan strategis yang meliputi:

seperti : gempa

bumi, banjir dan tanah

longsor dapat

memberikan dampak negatif dan sangat merugikan layanan transportasi
perkeretaapian.
dilakukan

Oleh karena itu identifikasi daerah rawan bencana perlu

agar dapat mengenali dan mengantisipasi

sejak dini potensi

dampak bencana yang dapat menggannggu keberlangsungan transportasi
perkeretaapian.

Hal ini perlu dilakukan agar dapat meminimalkan

bencana karena biaya pembangunan

infrastruktur perkeretaapian

resiko
sangat

mahal.

Usaha

untuk meminimalisasi

resiko bencana

tersebut

dapat dilakukan

dengan menyusun program mitigasi dan adaptasi terhadap resiko bencana.
Program

mitigasi dimaksudkan

untuk meminimalkan

potensi terjadinya

kecelakaan transportasi perkeretaapian akibat bencana alam, sedangkan
program

adaptasi

kecelakaan

dimaksudkan

untuk

meminimalkan

kereta api akibat bencana alam tersebut.

jumlah

korban

Program-program

yang telah dan akan dikembangkan untuk meminimalkan

resiko bencana

alam antara lain dengan menerapkan sistem peringatan dini bencana
w a r n in g

s y s te m ),

sistem

tanggap

darurat

dan

perencanaan

( e a r ly

investasi

dengan memperhitungkan resiko bencana.

Rencana

pembangunan

jalur

kereta

Jaringan Jalur Kereta Api di Asia

api lintas

(T ra n s

A s ia n

negara

R a ilw a y s )

seperti

konsep

merupakan salah

satu perwujudan globalisasi dalam pembangunan jaringan jalur kereta api.

Secara

tidak

langsung

penyelenggaraan
terdapat

2

(dua)

globalisasi

transportasi
hal

yang

dapat

mempengaruhi

perkeretaapian.
akan

perkeretaapian di Indonesia yaitu :

karakteristik

Sekurang-kurangnya

mempengaruhi

penyelenggaraan

1)

Bisnis

asuransi

terhadap

resiko-resiko

khususnya

resiko-resiko

keselamatan
2)

global

Bisnis

perkeretaapian

dari

dalam
yang

perlindungan

penyelenggaraan
terkait

akan

dengan

mendukung

melalui program

perkeretaapian.

pendanaan

memberikan

menyeluruh

perkeretaapian

program

peningkatan

perkeretaapian.

perbankan

prasarana

akan

pertumbuhan

investasi dan pendanaan

Keterlibatan

perbankan

perkeretaapian

agar

tingkat

kelayakan

sarana dan

dalam investasi dan

sarana dan prasarana perkeretaapian

Pemerintah

industri

memerlukan

insentif

keuangan/finansial

bisnis

dapat menjadi lebih baikltinggi.

Untuk mewujudkan

hal tersebut diatas diperlukan sinergi antara perbankan

dan industri perkeretaapian

sehingga dapat

efisiensi dalam penyelenggaran

Kereta api merupakan

perkeretaapian

moda dengan

bahan bakar atau energi

penumpang

Jika dibandingkan

daya saing serta

nasional.

konsumsi

yang paling efisien ditinjau dari jumlah
maupun jarak perjalanannya.

mendorong

yang dapat diangkut

dengan moda transportasi

darat seperti bus atau mobil pribadi, konsumsi energi kereta api termasuk
paling efisien

karena

konsumsi

kilometer/penumpang,

bahan bakarnya

sedangkan

kilometer/penumpang

dan

mobil

bus

sebesar

sebesar

pribadi

0,002 liter per

0,0125

liter

per

0,02

liter

per

untuk

angkutan

sebesar

kilometer/penumpang.
Dilihat

dari

penumpang

kapasitas
kereta

angkut

api memiliki

dan

kehandalannya,

keunggulan

untuk perjalanan-perjalanan

yang sifatnya

komuter

membutuhkan

ketepatan waktu, dimana kereta api sangat dapat diandalkan

( r e lia b le ) .

adalah
bersaing

(kereta api perkotaan),

karena

layanan

ini sangat

Pesaing utama kereta api untuk angkutan penumpang jarak jauh

pesawat
dengan

udara,

sedangkan

untuk

angkutan

kapal laut yang mempunyai

dan dapat melayani angkutan antarpulau.

barang

jangkauan

kereta

api

yang lebih luas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian telah
mendorong peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan transportasi
perkeretaapian di daerah. Untuk itu pemerintah daerah seharusnya dapat
memanfaatkan
perkeretaapian

momentum
di

tersebut

wilayahnya

untuk

agar

membangun

semaksimal

transportasi

mungkin

dapat

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya masing-masing.
Dalam

rangka

mendorong

partisipasi

pemerintah

daerah

dalam

penyelenggaraan perkeretaapian beberapa hal yang perlu dipersiapkan,
antara lain:
1) Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam proses perencanaan dengan
tetap memperhatikan rencana tata ruang wilayah dan ketersediaan
lahan;
2)

Keterlibatan pemerintah daerah dalam investasi, pembangunan dan
penyelenggaraan perkeretaapian baik layanan antar kota maupun
layanan perkotaan;

3)

Penguatan

industri

lokal

untuk

memenuhi

kebutuhan

industri

perkeretaapian.

Modernisasi teknologi perkeretaapian nasional merupakan syarat utama
dalam

peningkatan

layanan

transportasi

perkeretaapian,

karena

penggunaan teknologi yang telah usang menimbulkan biaya tinggi (tidak
efisien).
Konsep modernisasi teknologi perkeretaapian nasional harus diarahkan
pada penggunaan teknologi sarana perkeretaapian yang berdaya angkut
massal, kecepatan tinggi, hemat energi dan ramah lingkungan. Teknologi
perkeretaapian yang modern telah berkembang pesat terutama untuk
teknologi sistem kendali operasi bahkan sampai pada teknologi tanpa
awak, serta teknologi hibrida yang memungkinkan penggunaan berbagai
sumber energi alternatif. Namun demikian dalam pemilihan teknologi

perkeretaapian
teknologi
tetapi

hendaknya

tersebut

juga

ikut

memperhatikan

dan tidak
serta

keberlanjutan

hanya sebagai

dalam

pemakai

mengembangkan

pengembangan

teknologi

teknologi

modern,

tersebut

(alih

teknologi).
Memperhatikan
Perkeretaapian

a.

A ra h

hal-hal

k e b ija k a n

Strategi

dan

p e ra n a n

atas

disusunlah

Rencana

Induk

p e rk e re ta a p ia n

n a s io n a l

d a la m

m oda

nasional

dalam

y a n g m e m u a t a n ta ra la in :

dan

target

tataran transportasi

2)

di

Nasional yang memuat hal-hal sebagai berikut:

tra n s p o rta s i,

1)

tersebut

pengembangan

perkeretaapian

nasional

a)

Strategi pengembangan

b)

Target pengembangan

Peranan angkutan

Perkeretaapian
Perkeretaapian

perkeretaapian

Nasional;
Nasional;

nasional dalam tataran transportasi

nasional;
b.

P ra k ira a n

p e rp in d a h a n

o ra n g

p e rja la n a n

p a d a ta ta ra n

n a s io n a l, y a n g m e m u a t a n ta ra la in :

1)

Prakiraan

jumlah

d a n /a ta u

perpindahan

b a ra n g

orang

m e n u ru t

d a n /a ta u

asal

barang

di

tu ju a n

Pulau

Sumatera;
2)

Prakiraan jumlah

perpindahan

orang

d a n /a ta u

barang di Pulau Jawa,

Madura, dan Bali;
3)

Prakiraan

jumlah

perpindahan

orang

d a n /a ta u

barang

di

Pulau

jumlah

perpindahan

orang

d a n /a ta u

barang

di

Pulau

Kalimantan;
4)

Prakiraan
Sulawesi;

5)

c.

Prakiraan jumlah perpindahan orang

Rencana

K e b u tu h a n

P ra s a ra n a

d a n /a ta u

barang di Pulau Papua.

P e rk e re ta a p ia n

N a s io n a l,

m e m u a t a n ta ra la in :

1)

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera;

2)

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Jawa, Madura, dan Bali;

3)

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Kalimantan;

4)

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Sulawesi;

5)

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Papua;

yang

d.

6)

Teknologi dan industri prasarana perkeretaapian

7)

Rencana Investasi prasarana perkeretaapian;

8)

Tahapan pelaksanaan

pembangunan.

Rencana Kebutuhan Sarana Perkeretaapian Nasional, yang memuat
antara lain:
1)

Rencana kebutuhan sarana perkeretaapian

2)

Rencana

kebutuhan

sarana

di Pulau Sumatera;

perkeretaapian

di Pulau Jawa,

Madura,

dan Bali;

e.

3)

Rencana kebutuhan sarana perkeretaapian

di Pulau Kalimantan;

4)

Rencana kebutuhan sarana perkeretaapian

di Pulau Sulawesi;

5)

Rencana kebutuhan sarana perkeretaapian

di Pulau Papua;

6)

Teknologi dan industri sarana perkeretaapian;

7)

Rencana investasi sarana perkeretaapian.

Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian, yang
memuat antara lain:
1)

Kebutuhan SOM perkeretaapian;

2)

Arah, kebijakan dan sasaran pengembangan

3)

Program utama pengembangan

SOM perkeretaapian;

SOM perkeretaapian.

2.

ARAH

K E B IJ A K A N

DALAM

KESELURUHAN

Penyelenggaraan
pertumbuhan

DAN

PERANAN

nasional

diharapkan

mampu

melalui

perwujudan

visi

nasional

perkeretaapian

nasional tahun 2030 yaitu mewujudkan

berintegrasi,

N A S IO N A L

M O D A T R A N S P O R T A S I.

perkeretaapian

ekonomi

P E R K E R E T A A P IA N

berteknologi,

bersinergi

dengan

mendukung

perkeretaapian

yang berdaya saing,

industri,

terjangkau

dan

mampu menjawab tantangan perkembangan.
Untuk

mewujudkan

visi penyelenggaraan

maka pengembangan
a.

mewujudkan
dengan

perkeretaapian

perkeretaapian

pelayanan prasarana dan sarana perkeretaapian

tujuan

untuk memperlancar

dan teratur,

stabilitas,

efisien,

pendorong,

terintegrasi

dengan

serta

dan
moda

tersebut,

nasional diarahkan untuk :

perpindahan

secara massal dengan selamat, aman, nyaman,
tertib

nasional

menunjang

penggerak
lain,

serta

yang handal

orang dan/atau

barang

cepat dan lancar, tepat,

pemerataan,

pertumbuhan,

pembangunan
terjangkau

oleh

nasional,
seluruh

dan

lapisan

masyarakat;
b.

c.

mewujudkan

perkeretaapian

yang berteknologi

berkecepatan

tinggi dan ramah lingkungan;

mewujudkan

penyelenggaraan
menerapkan

perkeretaapian
prinsip-prinsip

modern, daya angkut besar,

nasional yang mandiri dan

berdaya

saing,

didukung

oleh sumber daya manusia (80M) perkeretaapian

"g o o d

industri yang tangguh, iklim investasi yang kondusif,

serta

g o v e rn a n c e "

yang unggul,

pendanaan yang kuat

dengan melibatkan peran swasta.

2 .2 .

S tra te g i

d a n ta rg e t p e n g e m b a n g a n

tra n s p o rta s i

Untuk

p e rk e re ta a p ia n

n a s io n a l

d a la m

ta ta ra n

n a s io n a l.

mewujudkan

pengembangan

penyelenggaraan

perkeretaapian

antara lain sebagai berikut:

perkeretaapian

nasional

sesuai

arah

nasional 2030, akan ditempuh berbagai strategi

Sasaran

dari strategi ini adalah

mewujudkan jaringan

dan

layanan

perkeretaapian yang mampu meningkatkan pangsa pasar angkutan kereta
api sesuai dengan target penyelenggaraan perkeretaapian nasional tahun
2030.

Strategi

mengakomodir

pengembangan
kebutuhan

layanan

Janngan
kereta

tersebut
api

harus

mampu

berdasarkan

dimensi

kewilayahan antara lain : jaringan kereta api antar kota di Pulau Jawa
difokuskan untuk mendukung layanan angkutan penumpang dan barang,
sedangkan jaringan kereta api antar kota di Pulau Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua difokuskan untuk mendukung layanan angkutan
barang. Adapun strategi pengembangan jaringan kereta api perkotaan
sepenuhnya difokuskan untuk layanan angkutan
Untuk

mencapai

sasaran

pengembangan

(u rb a n

tra n s p o rt).

jaringan

dan

layanan

perkeretaapian akan ditempuh kebijakan-kebijakan seperti :
1.

meningkatkan

kualitas

pelayanan,

keamanan

dan

keselamatan

perkeretaapian;
2.

meningkatkan peran kereta api perkotaan dan kereta api antar kota;

3.

mengintegrasikan

layanan kereta api dengan

moda

lain dengan

membangun akses menuju bandara, pelabuhan dan kawasan industri;
4.

meningkatkan

keterjangkauan (aksessibilitas) masyarakat terhadap

layanan kereta api melalui mekanisme kewajiban pelayanan publik
(public services obligation).

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan peningkatan keamanan dan
keselamatan perkeretaapian dengan indikator menurunnya rasio gangguan
keamanan serta menurunnya tingkat kecelakaan mencapai 50% dari
keadaan tahun 2010.
Untuk

mencapai

sasaran

peningkatan

keamanan

dan

keselamatan

perkeretaapian tersebut di atas akan ditempuh kebijakan-kebijakan seperti :

1.

meningkatkan
melalui

penyiapan

peningkatan
2.

pembinaan

terhadap

regulasi

penyelenggaraan

(norma,

standar,

perkeretaapian

prosedur

dan

kriteria)

keamanan dan keselamatan perkeretaapian;

meningkatkan

keandalan/kelaikan

perkeretaapian

melalui

program

sarana
pengujian

dan

dan

prasarana

sertifikasi

sarana,

prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya, pengembangan
dan teknologi

perawatan

yang

modern

serta

sistem

penggunaan

teknologi

mewujudkan

program

informasi dalam operasional perkeretaapian;
3.

koordinasi

dengan

pihak-pihak

dalam

peningkatan

keamanan

pelaksanaan

monitoring dan evaluasinya.

Sasaran

dari

strategi

perkeretaapian
prasarana

dan

terkait

ini

keselamatan

adalah

dengan mengurangi

perkeretaapian,

perkeretaapian

termasuk

penguasaan

teknologi

mewujudkan
ketergantungan

peningkatan

teknologi

kandungan

sarana dan

lokal dan peningkatan

daya saing industri dalam negeri.
Untuk

mencapai

perkeretaapian
1.

sasaran

pengembangan

industri

tersebut di atas akan ditempuh kebijakan-kebijakan

seperti :

meningkatkan

alih

teknologi

penguasaan

dan

teknologi

sarana

dan

prasarana

perkeretaapian;
2.

alih teknologi untuk pembelian produk teknologi tinggi dari luar negeri;

3.

mendorong
termasuk

peningkatan

peran

industri pendukungnya

kemandirian

industri

perkeretaapian

untuk meningkatkan

dalam

negeri

daya saing dan

industri perkeretaapian.

Sasaran

dari

strategi

regulator

dan

operator

sarana) perkeretaapian

ini adalah

mewujudkan

(penyelenggara

sumber

prasarana

yang profesional dan kompeten.

dan

daya

manusia

penyelenggara

Untuk

mencapai

perkeretaapian
1.

sasaran

sumber

daya

manusia

tersebut di atas akan ditempuh kebijakan-kebijakan

meningkatkan
program

pengembangan

kemampuan

pendidikan

80M

regulator

dan latihan termasuk

seperti :

perkeretaapian

melalui

pengembangan

pola dan

kurikulum diklatnya;
2.

mendorong

terciptanya

80M

penyiapan

regulasi tentang

operator

standar

perkeretaapian

kompetensi

melalui

dan kualifikasi

80M

operator, sertifikasi kompetensi serta pembinaan 80M operator.

8asaran

dari

strategi

perkeretaapian
perkotaan

dan

berdasarkan
setiap

yang

pulau

telah

penyelenggara
Untuk

adalah

multioperator,

layanan

wilayah

ini

kereta

terpisah

api

antar

pulau (regional).
mempunyai

sasaran

antara
kota

meningkatkan

peran

perkeretaapian,
prasarana

(T ra c k

penyelenggara

kelembagaan

serta

perkeretaapian

regulator

perkeretaapian

sarana dan penyelenggara

prasarana

pembentukan

lembaga

A ccess

C h a rg e s ),

prasarana

lembaga

lembaga yang mengatur pol a

(In fra s tru c tu re

penyelenggara

M a in t e n a n c e

kewajiban

publik

and

( P u b lic

O b lig a t io n ) ;

meningkatkan

mendorong

peran

Pemerintah

dalam

perkeretaapian.

Oaerah

dalam

pembinaan

perkeretaapian;

terwujudnya

multioperator
Oaerah

dan

seperti :

sebagai

pembentukan

perawatan

penyelenggaraan
3.

prasarana

lembaga pengujian dan fasilitas perawatan sarana dan

perkeretaapian

2.

operasi

dan akreditasi lembaga pendidikan 80M

hubungan antara penyelenggara

S e r v ic e s

api

yang mandiri.

Pemerintah

perkeretaapian,

O p e r a t io n )

kereta

wilayah

(penyelenggara

pengembangan

melalui program pembentukan

layanan

serta

tersebut di atas akan ditempuh kebijakan-kebijakan
1.

penyelenggaran

Pada tahun 2030 nanti diharapkan

operator

sarana perkeretaapian)

mencapai

mewujudkan

dengan

penyelenggaraan

memberikan

pembinaan

dan

wewenang
pemberian

perkeretaapian
kepada
izin

yang

Pemerintah

penyelenggaraan

Sasaran

dari strategi

yang kuat dengan

ini adalah terwujudnya

dukungan

investasi/pendanaan

pendanaan

investasi swasta.

perkeretaapian

perkeretaapian

Pada tahun 2030 struktur

telah mencapai 70% investasi swasta

dan 30% investasi Pemerintah atau APBN.
Untuk mencapai sasaran investasi dan pendanaan

perkeretaapian

di atas akan ditempuh kebijakan-kebijakan

seperti :

1.

pendanaan

meningkatkan

investasi

perkeretaapian
yang

2.

dan

melalui dukungan

kondusif

bagi

iklim

investasi

pembiayaan

infrastruktur perkeretaapian;

mendorong

keterlibatan

perkeretaapian

swasta

penyelenggaraan

perizinan

pembentukan

investasi

Pemerintah

perkeretaapian

perkeretaapian

penyelenggaraan

dan mekanisme

serta

dalam

melalui pola Kerjasama

serta pola penyelenggaraan

Sasaran

regulasi

tersebut

lembaga

penyelenggaraan
dan Swasta (KPS)

khusus.

nasional

harus

dapat

diukur

dan

bersifat kuantitatif, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen untuk menilai
kinerja/keberhasilan
Sasaran

penyelenggaraan

dan target

m e w u ju d k a n

k e s e lu r u h a n

penyelenggaraan

la y a n a n

pasar penum pang

perkeretaapian

tra n s p o rta s i

sebesar

la y a n a n

perkeretaapian
p e r k e r e ta a p ia n

11% - 13 %

tra n s p o rta s i

nasional.
nasional
yang

d a n b a ra n g

2030

m e m ilik i

sebesar

adalah
pangsa

15% - 17%

d a ri

n a s io n a l.

2.2.3. Peranan Angkutan Perkeretaapian Nasional Dalam Tataran Transportasi
Nasional.
Guna memberikan
maka layanan
moda

udara,

layanan transportasi

yang menyeluruh

moda ini harus terintegrasi
moda

bentuk layanan

darat

(transportasi

dengan

perkotaan)

ini akan terus dikembangkan

layanan

kepada masarakat
moda lain seperti

dan moda

laut. Bentuk-

pada masa yang akan datang,

sehingga layanan kereta api tidak lagi identik dengan perjalanan antar kota,
tetapi akan semakin berkembang menjadi layanan kereta menuju bandara
( a ir p o r t r a ilw a y ) ,

layanan kereta api perkotaan

layanan kereta api menuju pelabuhan

(u rb a n

t r a n s p o r t r a ilw a y )

dan

( p o r t r a ilw a y ) .

Jadi transportasi perkeretapiaan kedepan diharapkan dapat berperan sebagai
penghubung antara simpul-simpul transportasi seperti terminal, pelabuhan dan
bandara serta dapat menghubungkan

pusat-pusat

kegiatan

industri dan

pertambangan dengan pelabuhan sebagai outlet bongkar muat perdagangan
barang. Selain itu perkeretaapian nasional juga diharapkan mampu berperan
dalam

mendukung

keterhubungan

wilayah

pengembangan koridor ekonomi nasional.

( d o m e s t ic

c o n n e c t iv it y )

serta

3.

P R A K IR A A N

P E R P IN D A H A N

ORANG

D A N /A T A U

BARANG

MENURUT

A S A L T U J U A N P E R J A L A N A N P A D A T A T A R A N N A S IO N A L .

Pangsa pasar kereta api saat ini masih relatif rendah yaitu penumpang
7% dari angkutan

keseluruhan

moda transportasi,

sedangkan

sekitar

barang

baru

mencapai 0,6% dari angkutan barang secara nasional. Pada tahun 2010 jumlah
total

penumpang

yang

menggunakan

moda

angkutan

201.930.000

orang, sedangkan angkutan barang sebesar

Berdasarkan

data hasil survei asal-tujuan

yang

menggunakan

penumpang

mencapai

sekitar

moda

perjalanan

orang

jumlah perjalanan

orang

kereta api pad a tahun

929.500.000

api sebesar

19.149.000 ton.

( o r ig in - d e s t in a t io n )

dan barang secara nasional tahun 2006, diperkirakan
dan barang

kereta

orang/tahun

2030 adalah

dan barang

sekitar

995.500.000 ton/tahun.

Pada tahun

2030, jumlah

diperkirakan

masih didominasi

juta orang/tahun

perjalanan

orang menggunakan

perjalanan

moda kereta api

di Pulau Jawa yaitu sebesar 858,5

(sekitar 92% dari total perjalanan penumpang

secara nasional)

terdiri dari 432,4 juta orang/tahun (50,4%) perjalanan antar provinsi dan sisanya
sebesar 426,1 juta orang/tahun

(49,6%) perjalanan

internal propinsi. Demikian

pula untuk perjalanan barang masih didominasi oleh perjalanan barang di Pulau
Jawa

dan

ton/tahun
perjalanan

di

Pulau

Sumatera

dengan

total

(sekitar 94,1% dari total perjalanan

perjalanan

sebesar

937 juta

barang secara

nasional) terdiri

barang di Pulau Jawa sebesar 534 juta ton/tahun

(53,6%) dan di

Pulau Sumatera

sebesar

403 juta ton/tahun

orang dan barang untuk masing-masing
1 berikut ini.

(40,56%).

Perkiraan

pulau sebagaimana

perjalanan

terlihat pad a Tabel

P e rja la n a n
o ra n

Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua

P e rja la n a n

Penum pang
lta h u n

858.500.000

534.000.000

48.000.000

403.000.000

6.000.000

25.000.000

15.500.000

27.000.000

1.500.000

6.500.000

9 2 9 .5 0 0 .0 0 0

9 9 5 .5 0 0 .0 0 0

Pada tahun 2030, jumlah perjalanan orang dengan menggunakan
api di Pulau

Sumatera

diperkirakan

B a ra n g

to n / t a hun

sebesar

jumlah perjalanan barang sebesar diperkirakan

48.000.000

moda kereta

o ra n g /ta h u n

sebesar 403.000.000

dan

to n /ta h u n .

Jumlah perjalanan tersebut merupakan total perjalanan orang dan barang antar
propinsi dan dalam propinsi (internal). Jumlah perjalanan
Pulau Sumatera
gambaran
Gambar 2.

secara

orang dan barang di

rinci dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 serta

pola pergerakan

orang dan barang

dapat

dilihat

Gambar

1 dan

A s a l - T u ju a n
NAO
NAO

Sum bar

Sum ut

2 2 7 .0 0 0

P e rja la n a n

Penum pang

R ia u

d i P u la u S u m a te ra
Sum sel

Jam bi

Tahun 2030
Lam pung

B e n g k u lu

8 .0 0 0

1 1 .0 0 0

6 1 4 .0 0 0

4 9 .0 0 0

3 1 1 .0 0 0

5 8 3 .0 0 0

1 0 9 .0 0 0

2 1 .0 0 0

1 0 8 .0 0 0

2 5 .0 0 0

6 6 .0 0 0

1 4 .0 0 0

1 9 .0 0 0

1 .3 6 0 .0 0 0

8 3 .0 0 0

1 1 9 .0 0 0

2 2 6 .0 0 0

1 0 5 .0 0 0

3 4 .0 0 0

8 1 .0 0 0

4 0 .0 0 0

5 0 .0 0 0

1 1 .0 0 0

2 6 .0 0 0

7 7 5 .0 0 0

R ia u

8 2 9 .0 0 0

2 .7 9 5 .0 0 0

2 .3 3 1 .0 0 0

1 .0 5 6 .0 0 0

3 1 2 .0 0 0

8 0 7 .0 0 0

3 7 6 .0 0 0

4 3 0 .0 0 0

7 5 .0 0 0

3 3 3 .0 0 0

9 .3 4 4 .0 0 0

Jam bi

4 0 2 .0 0 0

5 1 9 .0 0 0

7 7 4 .0 0 0

3 5 2 .0 0 0

2 1 7 .0 0 0

1 .2 9 7 .0 0 0

1 8 2 .0 0 0

5 3 2 .0 0 0

8 3 .0 0 0

1 1 3 .0 0 0

4 .4 7 1 .0 0 0

Sum bar

Sum sel

1 3 .0 0 0

2 5 .0 0 0

Oi

1 0 4 .0 0 0

2 5 .0 0 0

1 1 .0 0 0

K e p ri

2 0 6 .0 0 0

Sum ut

3 9 .0 0 0

Babel

1 .1 1 8 .0 0 0

2 .2 0 3 .0 0 0

1 .4 1 5 .0 0 0

6 4 2 .0 0 0

9 1 2 .0 0 0

5 .5 2 2 .0 0 0

7 6 2 .0 0 0

2 .2 5 7 .0 0 0

4 8 7 .0 0 0

2 0 4 .0 0 0

1 5 .5 2 2 .0 0 0

B e n g k u lu

2 4 7 .0 0 0

4 8 4 .0 0 0

7 2 1 .0 0 0

3 2 8 .0 0 0

1 4 1 .0 0 0

8 3 7 .0 0 0

2 4 4 .0 0 0

4 9 6 .0 0 0

7 7 .0 0 0

4 8 .0 0 0

3 .6 2 3 .0 0 0

Lam pung

7 2 2 .0 0 0

1 .4 3 2 .0 0 0

9 1 4 .0 0 0

3 7 4 .0 0 0

4 0 9 .0 0 0

2 .4 6 5 .0 0 0

4 9 3 .0 0 0

2 .1 0 5 .0 0 0

2 2 0 .0 0 0

1 2 0 .0 0 0

9 .2 5 4 .0 0 0

Babel

9 6 .0 0 0

1 8 6 .0 0 0

1 2 0 .0 0 0

5 7 .0 0 0

5 6 .0 0 0

4 5 6 .0 0 0

6 7 .0 0 0

1 8 9 .0 0 0

4 4 .0 0 0

2 1 .0 0 0

1 .2 9 2 .0 0 0

K e p ri

2 1 1 .0 0 0

3 0 5 .0 0 0

4 0 8 .0 0 0

2 6 8 .0 0 0

8 2 .0 0 0

2 0 6 .0 0 0

4 5 .0 0 0

1 1 1 .0 0 0

2 2 .0 0 0

8 7 .0 0 0

1 .7 4 5 .0 0 0
0'

Di

4 .2 4 6 .0 0 0

7 .0 6 2 .0 0 0

8 .8 3 2 .0 0 0

3 .3 1 6 .0 0 0

A s a l - T u ju a n
NAO
NAO

0

Sum ut

Sum bar

Sum ut

4 7 .4 5 0 .0 0 0

2 1 .9 1 3 .0 0 0

0

2 .1 9 7 .0 0 0

P e rja la n a n
R ia u

1 1 .8 1 8 .0 0 0

B a ra n g d i P u la u S u m a te ra
Jam bi

Sum sel

1 .0 4 1 .0 0 0

9 8 2 .0 0 0

Lam pung

Babel

K e p ri

4 8 .0 0 0 .0 0 0

Tahun 2030
B e n g k u lu

Oi

1 .9 2 6 .0 0 0

6 8 7 .0 0 0

3 .7 3 8 .0 0 0

9 2 3 .0 0 0

2 .2 3 3 .0 0 0

1 5 9 .0 0 0

6 2 9 .0 0 0

6 3 .9 1 4 .0 0 0

9 .9 2 2 .0 0 0

9 .0 7 4 .0 0 0

1 .2 9 1 .0 0 0

6 .8 0 4 .0 0 0

1 .6 7 8 .0 0 0

3 .1 9 2 .0 0 0

2 2 6 .0 0 0

1 .0 2 0 .0 0 0

5 5 .1 2 0 .0 0 0

9 .9 2 0 .0 0 0

1 .8 2 3 .0 0 0

3 .2 8 2 .0 0 0

2 .3 7 1 .0 0 0

1 .9 6 0 .0 0 0

1 4 0 .0 0 0

1 .3 2 3 .0 0 0

3 4 .4 8 8 .0 0 0

1 .7 4 1 .0 0 0

3 .1 3 4 .0 0 0

2 .2 6 4 .0 0 0

1 .7 2 3 .0 0 0

1 3 4 .0 0 0

3 .0 8 3 .0 0 0

7 5 .1 1 6 .0 0 0

1 1 .5 5 0 .0 0 0

1 .1 5 7 .0 0 0

2 .8 0 0 .0 0 0

1 9 9 .0 0 0

6 4 2 .0 0 0

3 0 .5 3 3 .0 0 0

3 .6 7 2 .0 0 0

8 .9 0 1 .0 0 0

1 .5 2 8 .0 0 0

7 0 6 .0 0 0

4 9 .7 0 0 .0 0 0

1 .0 1 3 .0 0 0

7 5 .0 0 0

8 3 .0 0 0

8 .3 3 5 .0 0 0

3 .0 5 1 .0 0 0

1 0 .6 1 8 .0 0 0

R ia u

2 .9 1 4 .0 0 0

2 9 .7 4 2 .0 0 0

3 0 .3 8 1 .0 0 0

Jam bi

1 .1 7 0 .0 0 0

4 .7 6 1 .0 0 0

6 .2 9 0 .0 0 0

1 .9 6 4 .0 0 0

Sum sel

3 .8 4 4 .0 0 0

1 5 .1 4 3 .0 0 0

6 .8 2 2 .0 0 0

2 .1 3 0 .0 0 0

6 .9 5 4 .0 0 0

4 4 0 .0 0 0

1 .7 2 1 .0 0 0

2 .2 7 3 .0 0 0

7 1 1 .0 0 0

3 2 4 .0 0 0

Lam pung

6 .2 6 1 .0 0 0

6 .1 6 9 .0 0 0

Sum bar

B e n g k u lu

2 .2 4 5 .0 0 0

0

0

0

0
1 .6 9 5 .0 0 0

0

5 .3 6 1 .0 0 0

1 6 .5 9 1 .0 0 0

9 .5 1 6 .0 0 0

2 .7 3 2 .0 0 0

3 .9 3 8 .0 0 0

2 0 .8 0 0 .0 0 0

5 .1 2 1 .0 0 0

8 9 2 .0 0 0

6 5 .8 1 8 .0 0 0

Babel

3 9 0 .0 0 0

1 .2 0 0 .0 0 0

6 9 0 .0 0 0

2 1 8 .0 0 0

2 8 8 .0 0 0

3 .6 9 8 .0 0 0

3 7 3 .0 0 0

8 9 9 .0 0 0

0

7 4 .0 0 0

7 .8 3 0 .0 0 0

K e p ri

8 3 7 .0 0 0

2 .9 0 3 .0 0 0

3 .5 2 9 .0 0 0

2 .7 1 3 .0 0 0

5 0 1 .0 0 0

9 0 0 .0 0 0

2 2 5 .0 0 0

4 9 6 .0 0 0

4 2 .0 0 0

0

1 2 .1 4 6 .0 0 0

3 9 .9 2 0 .0 0 0

1 3 0 .1 2 9 .0 0 0

7 5 .5 9 2 .0 0 0

3 1 .3 8 8 .0 0 0

1 7 .5 4 7 .0 0 0

5 5 .6 0 1 .0 0 0

1 7 .7 8 4 .0 0 0

2 3 .2 1 7 .0 0 0

3 .3 7 0 .0 0 0

Oi

0

8 6 7 .0 0 0

8 .4 5 2 .0 0 0

4 0 3 .0 0 0 .0 0 0

I

!
_ .._

.•..

e ._. - ._
...... .--.-

••
-

1 ,0 ~ " " ·2 ._ 0 0 0

- 2 ,0 0 0 ,,,,

~
--

·3 ,0 0 0 ,0 0 0

. ....~•....•.....•
lIInng

1 0 1 ,G O O

( T 0 f tI l0 u tl1

·lI,G O O ,o a o

1 ,C I O O ,lI C I 1 •

1 ‫ ס‬,‫ ס‬o o ,0 0 0

- 1 0 ,0 0 0 ,0 0 1 .3 O ,o a o ,o o o

Pada tahun 2030, jumlah perjalanan orang dengan menggunakan moda kereta
api di Pulau Jawa diperkirakan sebesar 858.500.000 orang/tahun dan jumlah
perjalanan

barang

sebesar diperkirakan

sebesar

543.000.000

ton/tahun.

Jumlah perjalanan tersebut merupakan total perjalanan orang dan barang antar
propinsi dan dalam propinsi (internal). Jumlah perjalanan orang dan barang di
Pulau Jawa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 serta gambaran
pola pergerakan orang dan barang dapat dilihat Gambar 3 dan Gambar 4.

A s a l - T u ju a n
D K I J a k a rta
D K I J a k a rta
Jaw a

P e rja la n a n

J a w a B a ra t

Penum pang

Jaw a Tengah

d i P u la u J a w a T a h u n 2 0 3 0
J a w a T im u r

D IY

B a n te n

Oi

6 0 .6 1 4 .0 0 0

6 4 .4 6 8 .0 0 0

1 7 .7 8 2 .0 0 0

3 .0 5 9 .0 0 0

9 .9 6 4 .0 0 0

1 8 .0 8 5 .0 0 0

1 7 3 .9 7 2 .0 0 0

3 1 .3 5 6 .0 0 0

1 3 9 .8 7 2 .0 0 0

1 8 .8 4 0 .0 0 0

3 .2 4 1 .0 0 0

1 0 .5 5 7 .0 0 0

9 .3 5 6 .0 0 0

2 1 3 .2 2 2 .0 0 0

Jaw a Tengah

9 .6 1 3 .0 0 0

2 0 .9 3 8 .0 0 0

1 0 5 .9 9 9 .0 0 0

8 .9 0 3 .0 0 0

5 0 .6 9 5 .0 0 0

2 .8 6 9 .0 0 0

1 9 9 .0 1 7 .0 0 0

D IY

2 .0 3 2 .0 0 0

4 .4 2 5 .0 0 0

1 0 .9 3 8 .0 0 0

3 .8 5 5 .0 0 0

1 0 .7 1 3 .0 0 0

3 4 5 .0 0 0

3 2 .3 0 8 .0 0 0

B a ra t

J a w a T im u r
B a n te n
Di

5 .7 9 4 .0 0 0

1 2 .6 1 9 .0 0 0

5 4 .6 7 4 .0 0 0

9 .4 0 5 .0 0 0

1 1 1 .1 3 9 .0 0 0

1 .7 4 1 .0 0 0

1 9 5 .3 7 2 .0 0 0

1 5 .6 4 8 .0 0 0

1 6 .6 4 3 .0 0 0

4 .5 9 1 .0 0 0

4 5 0 .0 0 0

2 .6 0 6 .0 0 0

4 .6 7 1 .0 0 0

4 4 .6 0 9 .0 0 0

1 2 5 .0 5 7 .0 0 0

2 5 8 .9 6 5 .0 0 0

2 1 2 .8 2 4 .0 0 0

2 8 .9 1 3 .0 0 0

1 9 5 .6 7 4 .0 0 0

3 7 .0 6 7 .0 0 0

8 5 8 .5 0 0 .0 0 0

A s a l - T u ju a n
D K I J a k a rta
D K I J a k a rta
Jaw a

J a w a B a ra t

0

B a ra t

B a ra n g d i P u la u J a w a T a h u n 2 0 3 0

Jaw a Tengah

3 1 .8 5 4 .0 0 0

3 2 .2 5 7 .0 0 0

Jaw a Tengah

P e rja la n a n

1 1 .8 4 9 .0 0 0
0

J a w a T im u r

D IY

3 9 .7 2 2 .0 0 0

B a n te n

5 .5 4 8 .0 0 0

1 4 .8 7 8 .0 0 0

6 .1 6 0 .0 0 0

1 8 .5 9 8 .0 0 0

2 5 .0 3 8 .0 0 0

1 2 1 .7 7 5 .0 0 0

8 2 .2 6 8 .0 0 0

8 .0 4 3 .0 0 0

1 4 7 .4 4 5 .0 0 0

8 .7 7 2 .0 0 0

3 8 0 .0 0 0

2 2 .4 9 0 .0 0 0

3 .6 5 2 .0 0 0

1 1 9 .5 6 5 .0 0 0

1 2 .4 6 9 .0 0 0

1 0 .3 6 3 .0 0 0

D IY

1 .1 0 6 .0 0 0

3 .6 5 8 .0 0 0

8 .5 7 4 .0 0 0

J a w a T im u r

4 .7 8 4 .0 0 0

1 5 .8 3 4 .0 0 0

8 2 .5 0 2 .0 0 0

1 2 .7 9 3 .0 0 0

1 5 .7 5 5 .0 0 0

2 6 .1 8 0 .0 0 0

9 .7 3 9 .0 0 0

6 6 8 .0 0 0

4 .4 1 6 .0 0 0

6 4 .2 6 5 .0 0 0

1 1 1 .8 2 8 .0 0 0

1 5 2 .3 8 6 .0 0 0

3 3 .9 2 8 .0 0 0

1 1 9 .6 0 2 .0 0 0

B a n te n
Di

6 5 .9 6 7 .0 0 0

1 .8 3 8 .0 0 0

3 4 .3 0 2 .0 0 0

0

Oi

0

0

0
5 1 .9 9 1 .0 0 0

5 6 .7 5 8 .0 0 0
5 3 4 .0 0 0 .0 0 0

•.•.....~

e ..-.--_

.,........

e ._ ._

e

-I -

7 9 5 ,0 0 0
- 2 5 .0 0 0 ,0 0 0
2 5 ,0 0 0 ,0 0 1

- 5 0 .0 0 0 .0 0 0

'- 1 0 .0 0 0 .0 0 1

- 7 5 .0 0 0 .0 0 0

- '5 ,0 0 0 ,0 0 1

.1 0 5 .3 4 1 7 ,0 0 0

. --~
_- .-.- ..•.- - _ -_
.-...--_ ......•._ -__

.•

• • • • • 1 1 '- 1

Pada tahun 2030, jumlah perjalanan orang dengan menggunakan
api di Pulau

Kalimantan

jumlah perjalanan

diperkirakan

sebesar

barang sebesar diperkirakan

6.000.000

moda kereta

orang/tahun

sebesar 25.000.000

dan

ton/tahun.

Jumlah perjalanan tersebut merupakan total perjalanan orang dan barang antar
propinsi dan dalam propinsi (internal). Jumlah perjalanan
Pulau Kalimantan
gambaran

orang dan barang di

secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 serta

pola pergerakan

orang dan barang

dapat

dilihat

Gambar

5 dan

Gambar 6.

Tujuan Perjalanan Penumpang di Pulau Kalimantan Tahun 2030
Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Barat

Selatan

Tengah

Timur

Oi

457.000

360.000

43.000

152.000

1.012.000

Kalimantan Selatan

293.000

1.477.000

173.000

874.000

2.817.000

Kalimantan Tengah

35.000

174.000

22.000

103.000

334.000

122.000

862.000

101.000

752.000

1.837.000

907.000

2.873.000

339.000

1.881.000

6.000.000

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur
Oi

Tujuan Perjalanan Barang di Pulau Kalimantan Tahun 2030
Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Kalimantan

Barat

Selatan

Tengah

Timur

Oi

0

2.487.000

595.000

917.000

3.999.000

Kalimantan Selatan

2.233.000

0

1.763.000

6.459.000

10.455.000

Kalimantan Tengah

597.000

1.966.000

0

1.050.000

3.613.000

Kalimantan Timur

768.000

5.307.000

858.000

0

6.933.000

3.216.000

8.426.000

25.000.000

Kalimantan Barat

Oi

3.598.000

9.760.000

. ..-....•..-_I
__

.._.,.._.-

•-_.,-

_ _-_I
--

lW ._ .

t • • .• •

-,-_.,.-



••••• K a lIl

~ " " 'I

P ro p ln e l
IT_hIM )

a o .o o o .
-

'. 0 0 0 . -

'. 0 0 0 . 0 0 11
· 1 ._ ,_

~ 'O '- . O O 1 .

1 1 ,1 1 2 .0 0 0

Pada tahun 2030, jumlah perjalanan orang dengan menggunakan moda kereta
api di Pulau Sulawesi diperkirakan sebesar 15.500.000 orang/tahun dan jumlah
perjalanan barang sebesar diperkirakan sebesar 27.000.000 ton/tahun. Jumlah
perjalanan tersebut merupakan total perjalanan orang dan barang antar
propinsi dan dalam propinsi (internal). Jumlah perjalanan orang dan barang di
Pulau Sulawesi secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 serta
gambaran pola pergerakan orang dan barang dapat dilihat Gambar 7 dan
Gambar 8.

A s a l - T u ju a n

P e rja la n a n

Penum pang

d i P u la u S u la w e s i T a h u n

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

B a ra t

S e la ta n

Tengah

T e n g g a ra

U ta ra

G o ro n ta lo
G o ro n ta lo

2030

Oi

1 8 4 .0 0 0

2 .0 0 0

4 .0 0 0

8 .0 0 0

8 .0 0 0

6 8 0 .0 0 0

8 8 6 .0 0 0

3 7 .0 0 0

9 3 .0 0 0

3 5 7 .0 0 0

1 4 4 .0 0 0

7 7 .0 0 0

8 8 .0 0 0

7 9 6 .0 0 0

S u la w e s i

B a ra t

S u la w e s i

S e la ta n

3 5 2 .0 0 0

1 .3 8 5 .0 0 0

5 .2 9 4 .0 0 0

3 7 7 .0 0 0

1 .1 4 1 .0 0 0

9 2 2 .0 0 0

9 .4 7 1 .0 0 0

S u la w e s i

Tengah

7 3 .0 0 0

6 2 .0 0 0

4 2 .0 0 0

9 5 .0 0 0

5 1 .0 0 0

4 1 .0 0 0

3 6 4 .0 0 0

S u la w e s i

T e n g g a ra

5 8 .0 0 0

2 6 .0 0 0

9 8 .0 0 0

4 0 .0 0 0

6 7 6 .0 0 0

2 1 3 .0 0 0

1 .1 1 1 .0 0 0

S u la w e s i

U ta ra

6 0 1 .0 0 0

4 .0 0 0

1 0 .0 0 0

4 .0 0 0

2 5 .0 0 0

2 .2 2 8 .0 0 0

2 .8 7 2 .0 0 0

1 .3 0 5 .0 0 0

1 .5 7 2 .0 0 0

6 6 8 .0 0 0

1 .9 7 8 .0 0 0

4 .1 7 2 .0 0 0

1 5 .5 0 0 .0 0 0

Oi

A s a l - T u ju a n

5 .8 0 5 .0 0 0

P e rja la n a n

B a ra n g d i P u la u S u la w e s i

0

2030

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

S u la w e s i

B a ra t

S e la ta n

Tengah

T e n g g a ra

U ta ra

G o ro n ta lo
G o ro n ta lo

Tahun

6 1 .0 0 0

3 3 9 .0 0 0

1 0 1 .0 0 0

1 5 8 .0 0 0

1 .7 3 6 .0 0 0

2 .3 9 5 .0 0 0

2 .2 8 6 .0 0 0

9 7 .0 0 0

1 2 9 .0 0 0

4 2 .0 0 0

2 .5 8 1 .0 0 0

1 .3 7 3 .0 0 0

4 .1 9 5 .0 0 0

2 .0 3 1 .0 0 0

1 2 .3 4 3 .0 0 0

2 1 1 .0 0 0

6 9 .0 0 0

1 .7 0 5 .0 0 0

2 2 5 .0 0 0

2 .6 5 7 .0 0 0

S u la w e s i

B a ra t

S u la w e s i

S e la ta n

4 3 5 .0 0 0

4 .3 0 9 .0 0 0

S u la w e s i

Tengah

1 0 2 .0 0 0

2 1 5 .0 0 0

1 .1 0 8 .0 0 0

S u la w e s i

T e n g g a ra

6 5 .0 0 0

1 6 4 .0 0 0

2 .1 1 3 .0 0 0

9 0 .0 0 0

S u la w e s i

U ta ra

2 .3 0 6 .0 0 0

1 2 7 .0 0 0

2 .1 5 9 .0 0 0

9 2 .0 0 0

Oi

2 .9 3 5 .0 0 0

2 7 .0 0 0

0

4 .8 7 6 .0 0 0

Oi

0

8 .0 0 5 .0 0 0

0

1 .7 5 3 .0 0 0

0
6 3 5 .0 0 0
5 .3 2 8 .0 0 0

0
4 .1 0 3 .0 0 0

5 .3 1 9 .0 0 0
2 7 .0 0 0 .0 0 0

.

- -_.-e


" 1 llIIII~



...,

~

t .• • •

•_._-..,-._.,''- , 1 1 1 '~

- -----

/

/

I

/

~

_

..........-...--

..... - •....•.....

.

_ .,

,_ .....
.-

U IO .IO O
• • .• •

" " .1 0 0

Pada tahun 2030, jumlah perjalanan orang dengan menggunakan moda kereta
api di Pulau Papua diperkirakan sebesar 1.500.000 orang/tahun dan jumlah
perjalanan barang sebesar diperkirakan sebesar 6.500.000 ton/tahun. Jumlah
perjalanan tersebut merupakan total perjalanan orang dan barang antar
propinsi dan dalam propinsi (internal). Jumlah perjalanan orang dan barang di
Pulau Papua secara rinci dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11 serta
gambaran pola pergerakan orang dan barang dapat dilihat Gambar 9 dan
Gambar 10.

A s a l - T u ju a n

P e rja la n a n

M a n o k w a ri

S o ro n g

Penum pang

N a b ire

d i P u la u P a p u a T a h u n
S a rm i

2030
J a y a p u ra

T im ik a

Oi

S o ro n g

2 7 .0 0 0

2 5 .5 0 0

2 4 .0 0 0

2 7 .0 0 0

1 1 5 .5 0 0

1 6 .5 0 0

2 3 5 .5 0 0

M a n o k w a ri

1 9 .5 0 0

1 8 .7 5 0

3 0 .0 0 0

1 1 7 .0 0 0

5 5 .5 0 0

1 4 .2 5 0

2 5 5 .0 0 0

N a b ire

2 1 .0 0 0

1 5 .0 0 0

3 .0 0 0

2 1 .3 0 0

5 7 .0 0 0

2 1 .7 5 0

1 3 9 .0 5 0

S a rm i

1 8 .0 0 0

1 0 9 .5 0 0

2 3 .7 0 0

4 .0 5 0

6 3 .0 0 0

2 1 .1 5 0

2 3 9 .4 0 0

1 2 3 .0 0 0

4 5 .0 0 0

7 2 .0 0 0

7 8 .0 0 0

3 3 .0 0 0

1 0 5 .0 0 0

4 5 6 .0 0 0

2 8 .5 0 0

3 0 .7 5 0

2 3 .2 5 0

2 3 .8 5 0

6 4 .5 0 0

4 .2 0 0

1 7 5 .0 5 0

2 3 7 .0 0 0

2 4 4 .5 0 0

1 7 5 .9 5 0

2 7 1 .2 0 0

3 8 8 .5 0 0

1 8 2 .8 5 0

1 .5 0 0 .0 0 0

J a y a p u ra
T im ik a
Oi

A s a l - T u ju a n
M a n o k w a ri

S o ro n g
S a ro n g

0

M a n o k w a ri

B a ra n g d i P u la u P a p u a T a h u n

N a b ire

5 5 2 .5 0 0

4 5 5 .0 0 0

P e rja la n a n

0

S a rm i

2030

1 1 7 .0 0 0

5 2 0 .0 0 0

1 1 0 .5 0 0

1 .4 3 0 .0 0 0

3 2 5 .0 0 0

7 1 .5 0 0

3 3 1 .5 0 0

9 1 .0 0 0

1 .2 7 4 .0 0 0

5 8 .5 0 0

2 4 0 .5 0 0

5 2 .0 0 0

6 7 6 .0 0 0

2 2 7 .5 0 0

4 5 .5 0 0

6 1 1 .0 0 0

3 6 4 .0 0 0

1 .8 0 7 .0 0 0

6 5 .0 0 0

2 6 0 .0 0 0

S a rm i

7 8 .0 0 0

1 2 3 .5 0 0

1 3 6 .5 0 0

4 8 7 .5 0 0

2 5 3 .5 0 0

3 4 4 .5 0 0

3 5 7 .5 0 0

8 4 .5 0 0

1 0 4 .0 0 0

1 4 3 .0 0 0

1 4 9 .5 0 0

2 2 1 .0 0 0

1 .2 9 3 .5 0 0

1 .0 7 9 .0 0 0

7 5 4 .0 0 0

1 .5 4 0 .5 0 0

T im ik a
Oi

1 .1 7 0 .0 0 0

Oi

1 3 0 .0 0 0

N a b ire

J a y a p u ra

T im ik a

J a y a p u ra

0

0

0

0
6 6 3 .0 0 0

7 0 2 .0 0 0
6 .5 0 0 .0 0 0



4 8 ,2 0 0




~A~;:;,'
-(' ...•

-,2;;,(1,1'- '

1 0 ,0 0 1

-

·1 0 ,0 0 0

·1 1 0 ,0 0 0

3 2 ,2 5 0 ·7 5 ,0 0 0

- 7 5 ,0 0 1 .1 2 0 ,0 0 0

- '2 0 ,0 0 1

·169,500

)
--

-4 0 0 0 0 1

1 6 4 4 O l 1 ·4 0 0 0 0 0

-7 0 0 0 0 0

Jaringan jalur kereta api di Indonesia saat ini hanya terdapat di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera. Jaringan kereta api di Pulau Jawa sepanjang 6.324 km dan di
Sumatera sepanjang 1.833 km.

Jaringan yang beroperasi hanya sepanjang

4.684 km yaitu di Pulau Jawa sepanjang 3.464 km dan di Pulau Sumatera
sepanjang 1.350 km.
Seiring dengan makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah, maka
keberadaan

jaringkan

kereta

api

sangat

diperlukan

terutama

karena

keunggulan moda kereta api dapat memberikan konstribusi yang sangat besar
terhadap pertumbuhan ekonomi serta dapat menjadi solusi transportasi yang
ramah lingkungan.
Pengembangan jaringan prasarana perkeretaapian tahun 2030 diarahkan untuk
m e w u ju d k a n
o p e ra s i

p ra s a ra n a

p e r k e r e ta a p ia n

dan

sesuai

s ta n d a r,

b e rk e c e p a ta n

tin g g i

dengan

p e r k e r e ta a p ia n

n a s io n a l

S u m a te ra ,
k o ta

K a lim a n ta n ,

daya

sasaran

m encapai
S u la w e s i

yang

m o d e rn ,

angkut

utama

yang

le b ih

besar

pengem bangan

1 2 .1 0 0 k m y a n g

dan Papua,

b e r k e la n ju ta n ,

te rs e b a r

te rm a s u k

la ik
s e rfa

ja r in g a n

d i P u la u J a w a ,

ja r in g a n

k e re ta

api

d a n p e rk o ta a n .

Prakiraan kebutuhan Janngan kereta api pada masing-masing pulau besar
secara rinci dapat dilihat pada Tabel12 berikut ini.

Rencana Jaringan
Pulau

Kereta Api Tahun 2030

Rencana Jaringan Kereta Api Tahun 2030 (Km)

Jawa, Madura, Bali

6.800

Sumatera

2.900

Kalimantan

1.400

Sulawesi

500

Papua

500

Total Jaringan

12.100

30

J

4.2.

Rencana jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera
Sasaran

pengembangan

mewujudkan

jaringan

jalur kereta api di Pulau Sumatera

adalah

dan menghubungkan

jalur kereta api

eksisting yang sudah ada yaitu di Nangroe Aceh Darussalam,

Sumatera Utara,

T ra n s

S u m a te ra

R a ilw a y s

Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung menjadi jaringan jalur kereta
api yang saling terhubung.
Pada

Tahun

2030

pengembangan

direncanakan

akan

dibangun

jaringan dan layanan perkeretaapian

secara

bertahap

meliputi jalur, stasiun dan

fasilitas operasi kereta api, diantaranya meliputi:
a.

Pengembangan
1)

jaringan dan layanan kereta api antar kota:

Lintas

utama dengan

Aceh,

Duri -

prioritas

Pekanbaru

Betung - Simpang,

-

tinggi

Muaro,

pada lintas:
Teluk

Kuantan

Simpang - Tanjung Api-api,

Teluk Kuantan - Muarobungo

Besitang

- Jambi, termasuk

-

-

Banda

Muaro

Bingo,

KM3 -

Bankauheni,

Iintas Sei Mangkei -

Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Stasiun Sukacita - Stasiun Kertapati,
Tanjung

S h o rtc u t

-

Baturaja,

Rejosari

S h o rtc u t

-

Tarahan,

Solok - Padang;

s h o rtc u t

2)

Enim

Lintas utama dengan prioritas sedang pada lintas: Rantau Prapat - Duri
- Dumai, Jambi - Betung;

3)

Lintas

utama

Bengkulu,

dengan

Bengkulu

Rantauprapat,

prioritas
-

Pekanbaru

rendah

Padang,
-

pad a lintas:

Sibolga

Jambi

dan

-

Kota

Padang

Muaro

-

Padang

Sidempuan

Teluk

Kuantan

-

Rengat - Kuala Enok;
b.

Pengambangan
Iintas:

Mebidangro

(Palembang,
c.

jaringan

dan layanan

(Medan,

Binjai,

kereta
Deli

api regional

Serdang,

yaitu

Karo),

meliputi

Patungraya

Betung, Indralaya, Kayu Agung)

Pengembangan

dan

layanan

kereta

api perkotaan

yaitu

meliputi

kota:

Medan, Pekanbaru, Padang, Pelembang, Bandar Lampung dan Batam.
d.

Pengembangan
pusat

kota

jaringan

dengan

dan layanan

bandara

yaitu:

kereta

api yang

Kualanamu

menghubungkan

(Medan),

Minangkabau

(Padang), SM Badarrudin (Palembang) dan Hang Nadim (Batam)

e.

Pengembangan
wilayah

jaringan

sumberdaya

dan layanan

alam

meliputi: Lhokseumawe

atau

kereta

kawasan

api yang

produksi

menghubungkan

dengan

pelabuhan

(NAD), Belawan (Sumatera Utara), Tanjung Api-api

(Sumatera Selatan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Sumatera

Barat) , Panjang

(Lampung).
f.

Pengembangan
Pulau

Jawa

Janngan dan layanan

dan

Pulau

Sumatera

kereta

api yang

(Interkoneksi)

menghubungkan

dengan

pembangunan

(termasuk

pergudangan)

Jembatan Selat Sunda.

h.

Pengembangan

sistem

penyimpanan

material

serta peralatan pengujian dan perawatan prasarana perkeretaapian.
i.

Pengembangan

stasiun kereta api termasuk

fasilitas

park and ride pada

pusat-pusat kegiatan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
Rencana

pengembangan

jaringan

jalur kereta api di Pulau Sumatera

sebagai

mana terlihat pad a Gambar 11.

-

')

~

Ii
,

Sasaran

pengembangan

mengoptimalkan
reaktivasi

Iintas

pembangunan
Pada

jaringan

jaringan

jalur

eksisting

melalui program

non-operasi

serta

jalur ganda dan

Tahun

2030

perkeretaapian

api

di

Pulau

Jawa

peningkatan,

peningkatan

kapasitas

adalah

rehabilitasi,

lintas

melalui

dan

layanan

s h o rtc u t.

direncanakan

s e c a ra

kereta

bertahap

pengembangan

diantaranya

Janngan

: jalur

kereta

api, stasiun

dan

fasilitas operasi kereta api melalui program sebagai berikut :
a.

Pengembangan
pembangunan
seperti

jaringa