Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan | Nasir | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3959 12628 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V
SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan
Ernawati Nasir
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
dengan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas V SDN Sabelak Kecamatan
Bulagi Selatan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini di lakukan dalam dua siklus
dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Pengamatan (observasi), (4) Refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas V SDN
Sabelak yang berjumlah 15 orang. Pra tindakan penelitian menunjukkan hasil data
awal siswa yang kategori tuntas tiga orang atau prosentase ketuntasan klasikal 20
persen. Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah sementara tujuh orang, sementara
prosentase ketuntasan klasikal 46,66 persen. Sedangkan siklus II banyaknya siswa
yang tuntas 14 orang, prosentase ketuntasan klasikal 93,32 persen. Hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman.
Kata kunci: Membaca, Membaca Pemahaman, Pendekatan Keterampilan Proses
I.

PENDAHULUAN
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

dunia pendidikan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.
Setiap orang tua pasti bangga memiliki seorang anak yang pandai. Kepandaian
seseorang tidak dapat lepas dari kegiatan membaca. Dengan membaca kita bisa
mengetahui banyak hal. Selain itu kita dapat memahami isi yang tertulis di dalam
buku yang kita baca. Namun dalam kenyataan sekarang banyak siswa memiliki minat
baca yang kurang atau sangat rendah. Hal ini disebabkan kurangnya ketrampilan
membaca para siswa. Akibatnya dengan ketrampilan membaca yang terbatas tersebut
siswa sekolah dasar menjadi kurang dapat memahami bahan bacaan yang mereka
baca. Akibatnya mereka malas membaca.

76


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Untuk meningkatkan ketrampilan membaca siswa sekolah dasar, guru perlu
memperhatikan pemilihan bahan ajar membaca, teknik pengajaran membaca. Hal ini
bertujuan untuk mengantisipasi masalah umum yang dihadapi siswa dalam membaca,
baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi-huruf, suku kata, kata, kalimat
sederhana, maupun pemahaman isi bacaan.
Bagi sebagian besar siswa sekolah dasar (SD) bahasa Indonesia merupakan
bahasa kedua. Dalam teori belajar bahasa dikemukakan bahwa bahasa pertama
(bahasa ibu) memiliki peran dalam keberhasilan belajar, bahasa kedua yaitu membaca
dan menulis bahasa Indonesia. Oleh sebab itu kiranya perlu diterapkan pembelajaran
bahasa indonesia di SD demi tercapainya tujuan pendidikan.
Demikian halnya dengan kemampuan membaca pada siswa di SDN Sabelak,
dimana secara umum masih sangat rendah. Membaca pemahaman secara khusus pada
siswa kelas V SDN Sabelak masih sangat kurang. Siswa belum mampu memahami isi
bacaan yang mereka baca, belum dapat menentukan ide pokok pada suatu bacaan,
belum mampu menjawab pertanyaan dan belum mampu membuat pertanyaan
berdasarkan teks bacaan yang mereka baca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata/bahasa tulis. (Hodgson dalam Tarigan 2008: 7).
Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan
pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan.
Fajri dan Senja (2010:949)
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan
kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif
dalam proses memperoleh hasil belajar (Semiawan, 2002).

II. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistemmatik dari upaya perbaikan
77

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakantindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakantindakan tersebut.
Desain dalam peneltian ini mengacu pada model penelitian yang terdiri dari 4
komponen, yaitu (1) perencanaan (planing) (2) pelaksanaan (implementation), (3)
pengamatan/observasi (observation) dan (4) refleksi (reflection), seperti terlihat pada
bagan berikut:

Gambar 1. Bagan Desain Penelitian

0

: Pra tindakan

1

: Rencana Siklus I

2

: Pelaksanaan Siklus I

3

: Observasi Siklus I

4


: Refleksi Siklus I

5

: Rencana Siklus II

6

: Pelaksanaan Siklus II

7

: Observasi Siklus II

8

: Refleksi Siklus II

Menurut ( Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005 ; 30)
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan

Kabupaten Banggai Kepulauan pada bulan September sampai November 2014.
Sampel penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/2015
sebanyak 15 orang, terdiri dari sembilan orang laki-laki serta enam orang perempuan.
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif, yaitu data dari
hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa
indonesia. Materi yang mencakup membaca pemahaman dengan pendekatan
keterampilan proses. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes akhir
siswa. Data observasi guru yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi saat

78

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
pembelajaran berlangsung. Data observasi siswa, yaitu data yang diperoleh dari hasil
observasi aktivitas siswa dan tes kemampuan akhir siswa tiap siklus.
Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, yang merupakan
pengamatan (pengambilan data) untuk melihat seberapa jauh tindakan yang telah
dicapai dalam pengamatan ini yang di tujukan pada objek yang diteliti yaitu guru dan
siswa selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat di lakukan sebelum
tindakan, saat tindakan, dan setelah tindakan berlangsung. Adapun aspek yang dinilai

dalam pengamatan ini adalah menyangkut keaktifan/partisipasi aktif dan hasil peserta
didik serta pengamatan pada guru dalam proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan yang telah didapatkan baik dilihat, didengar, dialami dan
dipikirkan selama pengambilan data berlangsung selanjutnya direfleksikan data
informasi tersebut. Teknik ini (tes/tes evaluasi) digunakan untuk menguji subjek
dengan tujuan mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik dengan melihat
sejauh mana keaktifan dan pemahaman mereka dalam mengikuti proses pembelajaran
membaca pemahaman.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lembar Observasi
dan Tes hasil belajar setelah di berikan pendekatan keterampilan proses.
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah (1) mereduksi data (2)
menyajikan data, (3) verifikasi data/penyimpulan (Arikunto,197 :34). Indikator
keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil data yang diperoleh daya serap
individu minimal 70 persen dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80 persen dari
jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang di berlakukan di SDN Sabelak.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun data diambil sebagai hasil penelitian yaitu hasil observasi guru dan
observasi siswa. Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui


79

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
tingkat kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan materi membaca pemahaman.
Hasil penelitian yang diperoleh siklus I, tentang aktivitas guru dan aktivitas
siswa berada pada kategori cukup. Hasil evaluasi kemamampuan membaca
pemahaman pada pada siklus I, tuntas klasikal 46,66 persen dan daya serap klasikal
69,33 persen.
Hasil penelitian siklus II tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa berada
pada kategori baik. Hasil kemampuan pada siklus II, tuntas klasikal 93,32 persen dan
daya serap klasikal 78,66 persen.
Pembahasan
Hasil penelitian yang diambil dari evaluasi baik pra penelitian (tes awal)
maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran per siklus menunjukkan bahwa
prestasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dengan pendekatan
keterampilan proses yang baik dan benar. Deskripsi hasil pelaksanaan penelitian
tersebut akan dibahas sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan pendekatan keterampilan
proses pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I, peneliti mengadakan
observasi awal dengan mengambil data dari hasil nilai ulangan. Nilai yang didapatkan
dari tes awal tersebut menunjukan daya serap individu masih jauh di bawah rata-rata.
Daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari (70 persen) sebagai patokan
ketercapaian ketuntasan individu dalam pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan
klasikal yang diperoleh hanya mencapai 20 persen. Jika dilihat dari hasil ketuntasan
ini cukup jauh dari standar ketuntasan klasikal yang di harapkan yaitu 80 persen. Hal
ini terjadi karena pembelajaran di setiap proses belajar mengajar hanya menekankan
pada pemberian materi semata, ingin lepas dari beban dan tanggungjawab sebagai
guru yang bertugas memberikan pendidikan pada siswa.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri
satu kali pertemuan. Pengamatan di dasarkan pada pokok kegiatan yang tertuang
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
80

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 1. Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I
No


K

Penilaian

e

Aspek yang di amati
1

1

Hasil pengamatan

2

3

4


5

t



Kegiatan awal
1.

Menyampaikan salam

2.

Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk



memimpin doa
3.

Mengapsen siswa.



4.

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran



5.

Kemampuan menghubungkan materi yang sebelumnya



dengan materi yang akan dipelajari.
2.



Kegiatan inti
6.

Menyajikan

materi

sesuai

dengan

skenario

pembelajaran/RPP
7.

Kemampuan menjelaskan materi tentang membaca



pemahaman.
8.



Kemampuan membimbing siswa dalam pendekatan
keterampilan proses pada bahasa indonesia.

9.



Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang penjelasan yang belum jelas dan belum di
mengerti.



10. Kemampuan menghargai pertanyaan dan jawaban
siswa.
11. Menyimpulkan materi yang telah di jelaskan.




12. Memberi evaluasi


13. Memberi motivasi dan penguatan
3.



Kegiatan akhir
14. Menutup kegiatan pembelajaran

4.
5.

15. Pengelolaan waktu.
Pengamatan suasana kelas




16. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
17. Perfomance guru dalam proses pembelajaran.



81

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan tabel 1 diatas ada 17 aspek yang diamati untuk mempeoleh
gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran
pada siklus I. Hasil observasi aktivitas guru yaitu tiga aspek berkategori baik, delapan
aspek berkategori cukup, enam aspek berkategori kurang serta tidak satupun
berkategori sangat baik dan sangat kurang. Dengan melihat komponen penilaian guru
dalam melaksanakan pembelajaran perlu di perbaiki pada tahapan ke dua.
Tabel 2. Hasil pengamatan siswa siklus I
No

1.

Aspek yang di amati pada perilaku siswa dalam proses
pembelajaran

Hasil pengamatan

K

Kategori

e

1

2

3

4

Mengucapkan salam kepada guru

2.

Seorang siswa memimpin doa.

3.

Menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan

t



Kegiatan awal
1.

5




di pelajari.
2.

Kegiatan inti
4.

Menyiapkan materi yang akan dipelajari

5.

Menulis tujuan pembelajaran

6.

Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang





diajarkan
7.

Mengajukan pertanyaan pada guru tentang materi yang



belum di mengerti.
8.

Membaca teks bacaan dalam hati

9.

Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran




10. Mencatat hal-hal penting



11. Menentukan gagasan utama atau ide pokok pada teks



bacaan.
12. Membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan.
3.




Penutup
13. Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah
diberikan oleh guru.
14. Siswa mengumpulkan jawaban evaluasi kepada guru.



82

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X


15. Refleksi .

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 2 tentang aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran ada 15 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran
observasi peneliti. Hasil observasi aktivitas siswa yaitu sembilan aspek berkategori
cukup dan enam aspek berkategori baik.
Dalam pembelajaran monoton selama kegiatan belajar mengajar hanya
dimonopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya. Selama ini guru
kelas cenderung menguasai proses belajar dan mengajar, sehingga siswa pun
cenderung pasif yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam
menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Hal ini
berakibat pada menurunnya kualitas siswa dalam belajar sehingga hasil yang di
peroleh siswa juga menurun.
Tabel 3. Analisis Siklus I
Butir Soal
No

Ktetuntasan

Nama
siswa

1

2

3

4

5

1

1

1

1

1

Skor

Nilai

perolehan

perolehan

Ya

Tidak


1

Ald T

0

1

1

1

0

3

60

2

Annt S

0

1

1

1

1

4

80

3

Arat S

0

1

1

1

0

3

60



4

Agso T

1

1

0

1

0

3

60



5

Ivnl S

1

1

0

1

0

3

60



6

Jenvni D

1

1

1

1

0

4

80

7

Maac S

0

1

1

1

0

3

60



8

Na B

1

0

1

1

0

3

60



9

Nok S

0

1

1

1

1

4

80



10

Nuino L

1

1

1

1

0

4

80



11

Rddi Y

0

1

1

1

1

4

80



12

Rno D

1

1

1

1

0

4

80







83

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
13

Ssi P

0

1

1

1

0

3

60

14

Yno S

0

1

1

1

1

4

80

15

Yrsn B

0

1

1

1

0

3





60

Skor perolehan

52

Skor maksimal

75

Prosentase skor tercapai

69,33

7

8

Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I (tabel 4.3) menunjukkan
peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Terdapat tiga orang anak (20 persen) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu
pada tes awal, menjadi tujuh orang anak (46,66 persen)pada siklus I. Namun
demikian, proses pembelajaran pada siklus I belum di katakan berhasil karena siswa
harus memperoleh nilai ketuntasan klasikal 80 persen.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I selama kegiatan pembelajaran
berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus di refleksi pada siklus II
sebagai berikut:
1.

Kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran belum maksimal.

2.

Perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran masih kuramg.

3.

Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

Berdasarkan hasil yang di peroleh pada siklus I, maka diupayakanlah perbaikanperbaikan pada siklus II.

84

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Hasil pengamatan kegiatan Guru siklus II

N
o

Aspek yang di amati

Hasil

K

pengamatan

e

Penilaian

t

1 2 3 4 5
1



Kegiatan awal
1.

Menyampaikan salam

2.

Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk memimpin doa

3.

Mengapsen siswa.



4.

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran



5.

Kemampuan menghubungkan materi yang sebelumnya dengan materi





yang akan dipelajari.
2.

Kegiatan inti
6.

Menyajikan materi sesuai dengan skenario pembelajaran/RPP

7.

Kemampuan menjelaskan materi tentang membaca pemahaman.

8.

Kemampuan membimbing siswa dalam pendekatan keterampilan proses





pada bahasa indonesia.
9.



Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
penjelasan yang belum jelas dan belum di mengerti.



10. Kemampuan menghargai pertanyaan dan jawaban siswa.
11. Menyimpulkan materi yang telah di jelaskan.




12. Memberi evaluasi
13. Memberi motivasi dan penguatan
3.




Kegiatan akhir
14. Menutup kegiatan pembelajaran

4.

15. Pengelolaan waktu.



5.

Pengamatan suasana kelas



16. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
17. Perfomance guru dalam proses pembelajaran.



Setelah menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
langkah terakhir adalah memberikan tes untuk mengevaluasi kembali tingkat

85

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
efektifitas penerapan pendekatan keterampilan proses di dalam kelas. Pengamatan
terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari satu kali
pertemuan. Pengamatan di dasarkan pada pokok kegiatan yang tertuang dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Berdasarkan tabel 4 ada 17 aspek yang diamati untuk memperoleh gambaran
tentang kemaupuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus
II. Hasil observasi aktivitas guru yaitu dua aspek berkategori sangat baik, delapan
aspek berkategori baik, tujuh aspek berkategori cukup serta tidak satupun aspek
berkategori kurang dan sangat kurang.
Tabel 5. Hasil Pengamatan siswa siklus II.

No

Aspek yang di amati pada perilaku siswa dalam proses

Hasil pengamatan

K

Kategori

e

pembelajaran
1

1.

2

3

4



Kegiatan awal
1.

Mengucapkan salam kepada guru

2.

Seorang siswa memimpin doa.

3.

Menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan

t

5




di pelajari.

2.



Kegiatan inti
4.

Menyiapkan materi yang akan dipelajari

5.

Menulis tujuan pembelajaran



6.

Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang



diajarkan
7.

Mengajukan pertanyaan pada guru tentang materi yang



belum di mengerti.
8.

Membaca teks bacaan dalam hati

9.

Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran




10. Mencatat hal-hal penting



11. Menentukan gagasan utama atau ide pokok pada teks



bacaan.

86

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X


12. Membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan.

3.



Penutup
13. Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah
diberikan oleh guru.



14. Siswa mengumpulkan jawaban evaluasi kepada guru.


15. Refleksi .

Berdasarkan tabel 5 ada 15 aspek yang diamati untuk memperoleh gambaran
tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar dan mengajar, diperoleh
gambaran cukup bagus. Hasil observasi aktivitas siswa yaitu empat aspek berkategori
sangat baik,sembilan aspek berkategori baik,dua aspek berkategori cukup serta tidak
satupun aspek berkategori kurang dan sangat kurang.
Tabel 6. Analisis Siklus II
Butir Soal
No

Nilai

Nama
siswa

1

2

3

4

5

1

1

1

1

1

Skor

Ktetuntasan

perolehan
Ya

perolehan

Tidak

1

Ald T

1

1

1

1

0

4

80



2

Annt S

0

1

1

1

1

4

80



3

Arat S

1

1

1

1

0

4

80



4

Agso T

1

1

1

1

0

4

80



5

Ivnl S

1

1

1

0

1

4

80



6

Jenvni D

1

1

1

1

0

4

80



7

Maac S

1

1

0

1

1

4

80



8

Na B

1

1

1

1

0

4

80



9

Nok S

0

1

1

1

1

4

80



10

Nuino L

1

1

1

0

1

4

80



11

Rddi Y

0

1

1

1

1

4

80



12

Rno D

1

1

1

1

0

4

80



13

Ssi P

0

1

1

1

0

3

60

14

Yno S

0

1

1

1

1

4

80



15

Yrsn B

1

1

1

1

0

80



Skor perolehan

3
59



14

1

87

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Skor maksimal

75

Prosentase skor tercapai

78,66

Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus II dapat kita
lihat pada table 6, hasil evaluasi siklus pun menunjukkan peningkatan yaitu dari 15
siswa didapatkan 93,32 persen masuk dalam kategori tuntas dari sebelumya yang
hanya 46,66 persen dan terdapat hanya satu orang siswa (6,66 persen) yang tidak
tuntas. Ketuntasan klasikal yang dicapai 93,32 persen. Hanya satu siswa yang belum
mencapai ketuntasan individu. Hal ini, ini menunjukan peningkatan prestasi yang
berarti, yaitu dari 46,66 persen ketuntasan individu pada siklus I menjadi 93,32
persen ketuntasan individu pada siklus II. Dengan demikian siswa perlu mendapatkan
bimbingan khusus untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajarnya
yang sudah di dapatkan.
Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, dapat
menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga menurut peneliti, hal itu dapat
smerangsang pikiran, perasaan, serta perhatian siswa. Dalam proses yang demikian
proses pembelajaran berlangsung dengan baik,tercipta interaksi dan komunikasi yang
santai dan terarah. Hal-hal yang demikian membuat siswa menjadi senang sehingga
mengikuti proses pembelajaran penuh dengan semangat.
Setelah pelaksanaan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan
siklus I, maka dapat di kemukakan kelebihan-kelebeihan dari siklus II antara lain:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa.
2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran dengan pendekatan proses.
3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Prosentase ketuntasan klasikal meningkat dari 46,66 persen menjadi 93,32 persen
Memperhatikan hasil yang dicapai pada pelaksanaan siklus II, dimana rata-rata
siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta klasikal sudah memberikan hasil
yang baik, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sangat bermanfaat.

88

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat di simpulkan bahwa penerapan
pendekatan

keterampilan

proses

dalam

pembelajaran

dapat

meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Sabelak. Hal ini
ditunjukan dari perolehan peningkatan secara klasikal siklus I 46,66 persen dan siklus
II 93,32 persen.
Saran
Penerapan pendekatan keterampilan proses hanyalah satu dari sekian banyak
metode dan pendekatan yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dan
mengajar. Para guru dapat mencari metode, media atau strategi pembelajaran yang
lain yang unik untuk meningkatkan kompetensi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Depdikdas. 2005. Penerapan Model Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA.
Jakarta Direktorat Pendidikan Nasional.
Fajri dan Senja. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Aneka Ilmu
bekerja sama Difa Publisher.
Semiawan.2002.faisalnisbah.blogspot.com/2013/05/Pendekatan-KeterampilanProses-htpnl.diakses 20/05/2014 jam 18.25
Tarigan, H.G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

89

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45