LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR DASAR TEKN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
DASAR – DASAR TEKNOLOGI BENIH

Disusun Oleh :
Nama

: Fri Tanti Purba

NIM

: 13/ 15518/BP

Kelas

: Antan B

Gol/Kel

: I/II

Acara


: Identifikasi benih dan kecambah

Co.Ass

: Henny Wulandari Saputri

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014

I. ACARA

: Identifikasi Benih Dan Kecambah

II. TANGGAL : 4 September 2014
III.TUJUAN

: Mengidentifikasikan benih berdasarkan sifat-sifat fisik antara lain:

bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm,
bentuk kecambah dan type perkecambahannya.

IV. TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi benih merupakan salah satu cara untuk membedakan ataupun
mengenal suatu benih dari tanaman yang satu dengan benih tanaman lainnya.
Variasi-variasi yang terdapat dalam ukuran benih, bentuk, warna dan permukaan
benih adalah sangat beragam dan menjadi suatu hal yang penting dalam
identifikasi benih. Sehingga dengan demikian morfologi benih yang relative tetapi
ini dapat di jadikan sebagai pegangan dalam melakukan identifikasi benih atau
benih lain berdasarkan pada bentuk keragaman morfologi/variasi eksternal, maka
pada benih dapat pula dijumpai adanya keragaman-keragaman pada bagian dalam
(variasi internal), keragaman kandungan kimia maupun keragaman/ variasi secara
fisiologis.
Pada dasarnya benih terdiri dari tiga struktur utama yang terdiri dari
embrio, endosperm dan integument. Variasi internal ini dapat di jumpai pada type
dan ukuran embrio, tempat cadangan makanan dan lain-lain. Beberapa benih juga
di lengkapi pericarp, lemma/palea. Seed unit adalah istilah yang di gunakan untuk
menyebutkan beni-benih yang sebenarnya adalah buah, misalnya pada serealea
dan rumput-rumputan.

Pada negara-negara yan g sudah maju, usaha meningkatkan mutu benih
telahdapat di lakukan melalui prosesing benih yaitu yang dapat memisahkan dan
kotoran benih berdasarkan perbedaan warna, ukuran, permukaan dan berat jenis
benih, sehingga dengan demikian akan diperoleh benih yang mempunyai
keseragaman yang tinggi. Akan tetapi kadang kala didalam suatu kelompok benih
masih dapat dijumpaio biji yang tidak di kehendaki, yaitu biji-biji yang lolos

sewaktu dilakukannya prosesing benih. Biji-biji yang lolos tersebut mempunyai
keserupaan yang tinggi dengan benih murni/ yang di kehendaki, sehingga hanya
analisis benih yang berpengalaman saja yang mampu membedakannya.
Didalam perkembangannya apabila suatu benih berada pada kondisi
lingkungan yang sesuai dan semua syarat perkecambahan terpenuhi maka biji
akan dapat berkecambah. Perkecambahan pada benih ini mempunyai dua macam
type yang mana tidak dapat dihubungkan dengan struktur benih tersebut. Dua
benih yang mempunyai struktur sama dapat juga berbeda dalam hal
perkecambahannya. Ada dua macam tipe perkecambahan, yaitu : perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hypogeal. Selain itu munculnya unsure-unsur utama
dari sebuah embrio juga berbeda-beda antara jenis tanaman yang satu dengan
tanaman yang lain.


V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :

B.

1. Timbangan

: 1 buah

2. Mistar

: 1 buah

3. Jangka sorong

: 1 buah

4. Bak perkecambahan

: 1 buah


5. Cutter

: 1 buah

6. Pinset

: 1 buah

7. Ayakan

: 1 buah

8. Cetok

: 1 buah

Bahan :
1. Jagung


( Zea mays )

2. Pare

( Momordia charantia L )

3. Kacang Hijau

( Phaseoullus radiatus)

4. Kedelai

( Glycine max)

5. kacang Merah

(Vigna angularis)

6. Buncis


(Phaseoullus vulgaris)

7. Kacang tanah

(Arachis hypogea)

8. Cabe

(capsicum annum)

9. Tomat

(solanum Lycopersicum)

10. Kakao

(Theobroma cacao)

12. Pasir
13. Kertas label


VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Mengamati ciri-ciri fisik benih : bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit,
alat

tambahan dan lain-lain,

2. Menimbang berat 100 biji,
3. Melembabkan benih secukupnya, belahlah dan amati bentuk / tipe
embrionya, gambar bagian benih tersebut,
4. Mengecambahkan benih secukupnya dan amati fase-fase pertumbuhan
sejak mulai di kecambahkan hingga tumbuh menjadi bibit yang
mempunyai bagian – bagian yang lengkap,
5. Menggambar dan menyebutkan tipe perkecambahan dan bagianbagiannya.

B. Skematis
 Diambil 100 benih dari masing - masing. varietas

X 10



Diambil 10 biji benih dari 100 benih tiap masing - masing varietas

 Ditimbang 100 benih dari masing-masing varietas

 Diamati permukaan benih menggunakan kaca pembesar

 Diambil salah satu benih, dari tiap verietas kemudian diukur panjang
dan lebar benih tersebut.

 Ditanaman pada bak perkecambahan yang telah disediakan

VII.

HASIL PENGAMATAN
1.

No,
1


Hasil pengamatan benih pada perkecambahan

Nama benih

Kacang panjang
(Vigna sinensis)
2 Biji Jagung
( Zea mays )
3
Biji Pare
( Momordia charantia L )
4
Biji Ketimun
( Cucumis sativus )
5 Kacang Hijau
( Phaseoullus Sp)
6
Sawi
(Brasica oleraceae)

7
Kedelai
( Glycine max)
8 Kangkung darat
(Ipomea reptan)
9
Kacang tanah
(Arachis hypogel)
10 Kacang tolo
(Vigna radiate)
11 Buncis
(Phaseoullus Sp)

Perkecambahan hari ke %
1 2 3 4 5 6 7 perkecambahan

Gambar perkecamabah
1. Biji Jagung ( Zea mays )

2. Kacang Hijau (Phaseoullus radiatus)

3.

4. Kedelai (Glycine max)

5. Kangkung darat (Ipomea reptan)

6. Kacang tanah (Arachis hypogea)

Keterangan :
1.

Daun

2. Epikotil

3. Kotiledon
4. Hipokotil
5. Akar primer
6. permukaan tanah

2.

Hasil perhitungan
jumlah benih yang berkecambah

DK = jumlah benih yang tidak berkecambah 100%
Masing-masing varietas
1. Kacang panjang (Vigna sinensis)

2. Biji Jagung ( Zea mays )

3. Biji Pare (Momordia charantia )

4. Biji Ketimun (Cucumis sativus )

5. Kacang Hijau (Phaseoullus Sp)

6. Sawi (Brasica oleraceae)

7. Kedelai (Glycine max)

8. Kangkung darat (Ipomea reptan)

9. Kacang tanah (Arachis hypogel)

10. Kacang tolo (Vigna radiate)

11. Buncis (Phaseoullus Sp)

VIII. PEMBAHASAN
Tujuan identifikasi benih adalah Mengidentifikasikan benih berdasarkan
sifat-sifat fisik antara lain: bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio,
endosperm, bentuk kecambah dan type perkecambahannya. Identifikasi benih
merupakan salah satu cara untuk membedakan ataupun mengenal suatu benih
dari tanaman yang satu dengan benih tanaman lainnya. Variasi-variasi yang
terdapat dalam ukuran benih, bentuk, warna dan permukaan benih adalah sangat
beragam dan menjadi suatu hal yang penting dalam identifikasi benih. Sehingga
dengan demikian morfologi benih yang relative tetapi ini dapat di jadikan
sebagai pegangan dalam melakukan identifikasi benih atau benih lain
berdasarkan pada bentuk keragaman morfologi/variasi eksternal, maka pada
benih dapat pula dijumpai adanya keragaman-keragaman pada bagian dalam
(variasi internal), keragaman kandungan kimia maupun keragaman/ variasi
secara fisiologis.
Pada dasarnya benih terdiri dari tiga struktur utama yang terdiri dari
embrio, endosperm dan integument. Variasi internal ini dapat di jumpai pada
type dan ukuran embrio, tempat cadangan makanan dan lain-lain. Beberapa
benih juga di lengkapi pericarp, lemma/palea. Seed unit adalah istilah yang di
gunakan untuk menyebutkan beni-benih yang sebenarnya adalah buah,
misalnya pada serealea dan rumput-rumputan. Didalam perkembangannya
apabila suatu benih berada pada kondisi lingkungan yang sesuai dan semua
syarat perkecambahan terpenuhi maka biji akan dapat berkecambah.
Perkecambahan pada benih ini mempunyai dua macam type yang mana tidak
dapat dihubungkan dengan struktur benih tersebut. Dua benih yang mempunyai
struktur sama dapat juga berbeda dalam hal perkecambahannya. Ada dua
macam tipe perkecambahan, yaitu : perkecambahan epigeal dan perkecambahan
hypogeal. Selain itu munculnya unsure-unsur utama dari sebuah embrio juga
berbeda-beda antara jenis tanaman yang satu dengan tanaman yang lain.

Dari hasil percobaan perkecambahan ada beberapa benih yang tidak
tidak bisa tumbuh semua. Benih yang tidak dapat tumbuh kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor. Ada kemungkinan benih yang dikecambahkan
adalah benih lama sehingga dapat menurunkan daya kecambah benih. Untuk
benih pare tergolong sulit tumbuh karena permukaan kulitnya keras dan kasar
oleh karena itu perlu perlakuan tertentu untuk mempercepat perkecambahan.
Selain itu benih yang tidak tumbuh dapat disebabkan oleh penanaman yang
terlalu dalam sehingga mempersulit kecambah untuk keluar. Selain itu media
tanam seperti pasir yang sangat pourositas kandungan unsure haranya sedikit.
Jika cuaca panas maka suhu media pasir akan meningkat yang akan
mengahmbat perkecambahan dan perkembagan kecambah. Perkecambahan
harus didukung dengan lingkungan yang sesuai. Selain itu ada beberapa benih
yang tidak bisa tumbuh pada lingkungan tertentu dan tidak bisa beradaptasi
pada perkecambahan dengan media pasir.
Dari hasil perhitungan persentase daya kecambah adalah kacang tanah
dengan daya kecambah 100%, benih yang tumbuh 10 biji. Jagung dengan
kecambah 100%, benih yang tumbuh dari 10 biji yang ditanam. Pare dengan
daya kecambah 50 %, benih yang tumbuh 5 biji dari 10 biji yang ditanam.
Buncis dengan daya kecambah 100 %, benih yang tumbuh 10 biji dari 10 biji
yang ditanam. Kacang hijau dengan daya kecambah 70 %, benih yang tumbuh 7
biji dari 10 biji yang ditanam. Kacang kedele dengan daya kecambah 60 %
benih yang tunbuh 6 biji dari 10 biji yang ditanam, Kacang merah dengan daya
kecambah 60 %, benih yang tumbuh 6 biji dari 10 biji yang ditanam. Tomat
dengan daya kecambah 30%, benih yang tumbuh 3 biji dari 10 biji yang
ditanam. Cabe 70 %, benih yang tumbuh 7 biji dari 10 biji yang ditanam. Kakao
dengan daya kecambah 30% .

IX.

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, pengamatan, dan perhitungan dapat diambil
kesimpulan sebagi berikut, yaitu :
1. Tujuan identifikasi benih adalah Mengidentifikasikan benih berdasarkan
sifat-sifat fisik antara lain: bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio,
endosperm, bentuk kecambah dan type perkecambahannya.
2. Identifikasi benih merupakan suatu upaya untuk mengenal sekaligus
membedakan karakter dari suatu benih yang akan dijadikan sebagai bahan
tanam di suatu areal pertanian.
3. Dari berbagai macam jenis benih dari satu varietas dengan varietas yang
lainnya memiliki perbedaan secara fisik baik mengenai ukuran benih,
bentuk, warna dan permukaan benih. Sehi
4. Pada percobaan pengidentifikasian benih tersebut di peroleh prosentase
perkecambahan yang berbeda dari masing-masing varietas.
5. Perbedaan kemampuan berkecambah

dipengaruhi mampu atau tidaknya

tanaman menyesuaikan pertumbuhan dan perkembangannya dengan
cekaman lingkungan yang bervariasi seperti suhu, kelembaban, cahaya dan
penggunaan bak perkecambahan yang sama untuk 10 varietas.
6. Pada percobaan yang dilakukan di laboratorium, dari berbagai varietas
tanaman yang digunakan memiliki dua tipe perkecambahan yakni epigeal
dan hypogeal.
7. Dari hasil perhitungan diperoleh prosentase perkecambahan untuk masingmasing varietas sebagai berikut :
a.

Kacang tanah

: 100 %

b.

Jagung

: 100 %

c.

Pare

: 50%

d.

Buncis

: 100 %

e.

Kacang Hijau

: 70 %

f.

Kedelai

: 60 %

g.

Kacang merah

: 60 %

h.

Cabe

: 70 %

i.

Tomat

: 30 %

j.

Kakao

: 30 %

12-16DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Buku petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih. Institut
Pertanian”STIPER” Yogyakarta.
Deptan, 1997. Perdoman Pengujian Benih Laboratorium. Subdit Pembinaan Mutu
Benih. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Intitut Pertanian,Bogor.
Martin And Barkley,1961. Seed Identification Manual. Ortho Division-Garden &
Home. San Fransisco.

Yogyakarta, 08 Oktober 2014
Mengetahui
Co. ass

(Henny Wulandari Saputri)

Praktikan

(Fri Tanti Purba)