LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Laporan Analis id

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
(Laporan Analisis Hasil Pertanian)

Oleh:
Dian Putra
1014051061
Kelompok 1

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAJN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Laboratorium sebagai tempat pengujian sampel harus terdapat berbagai instrumen yang
memadai, baik untuk sampel yang tidak berbahaya maupun tidak berbahaya. Termasuk di

dalamnya informasi tentang pengoperasian berbagai macam instrumen tersebut, sehingga
hasil

pengujian

yang

diperoleh

akurat,

dapat

dipertanggungjawabkandan

tidak

membahayakan penguji (Madbardo,2010). Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang
mengelola seluruh kegiatan di laboratorium yang pada saat ini biasa disebut dengan GLP
(Good Laboratory Practices). GLPadalah suatu cara pengelolaan laboratorium secara

keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator dapat menghasilkan data yang dapat
dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.Selain itu,
sebuah laboratorium juga harus memenuhi suatu standar yang telah ditetapkan. Misalnya
standar prosedur yang dijelaskan dalam Assosiation of Official Analytical Chemists (AOAC)
di International Standards Organiszation (ISO) serta standar dari berbagai orgnanisasi
standarisasi nasional. Di Indonesia, standar pengujian diatur oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN), yaitu melalui Standar Nasional Indonesia (SNI).
Standar ini juga berlaku untuk untuk laboratorium mikrobiologi.Standar ini penting untuk
menunjang proses analisis mikrobiologi yang membutuhkan peralatan-peralatan yang
memadai sehingga analisis dapat berjalan dengan lancar. Suatu laboratorium mikrobiologi
hendaknya mempunyai cukup alat dan media sehingga tidak menghentikan analisis yang
sedang berjalan.Sebagaimana umumnya suatu tempat, laboratorium membutuhkan perawatan
bahkan perlu dibentuk badan kepengurusan sehingga dapat dilakukan perawatan dan
pengelolaan secara berkesinambungan. Pengelolaan laboratorium sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat
beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.

Informasi tentang ketersediaan alat-alat dan bahan-bahan dalam melakukan praktikum atau
penelitian di laboratorium mikrobiologiharus tersedia. Hal ini bermanfaat untuk

mempermudah dalam melaksanakan percobaan dan memperkecil resiko kecelakaan di
laboratorium(Daydan Underwood, 1998).Menurut Firebiology(2007) umumnya setiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Misalnya penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, dan spektrofotometer.
Ketetapan hasil analisis mikrobiologi bergantung pula pada kualitas median pembiakan dan
bahan kimia, peralatan yang dipergunakan dan pemahaman penguji tentang dasar
analisisserta kecermatan dan ketelitian kerja dalam melakukan analisis mikrobiologi.
Ketelitian dan kecermatan kerja merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat diperoleh
karena pengalaman kerja, sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran
kerjanya. Setiap individu juga mempunyai tanggung jawab untuk melakukan penilaian resiko
terlebih dahulu sebelum melaksanakan aktifitas yang melibatkan patogen baru atau penelitian
baru(Day dan Underwood, 1998).Penting pula tersedianya staf laboratorium yang terlatih
dengan baik dan memiliki kualitas teknik keselamatan kerja yang baik. Selain itu, memiliki
tanggung jawab untuk keselamatan pribadi maupun rekan kerja, komunitas dan lingkungan
akan menghasilkan lingkungan kerja laboratorium yang aman dan sehat.
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium mikrobiologi.
Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sesuai
dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu metoda yang disarankan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja di

dalam setiap aktivitas kerja di laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu
mengidentifikasi bahaya yang potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan
persyaratan keamanan untuk bekerja di laboratorium. Pedoman atau petunjuk keamanan
menginformasikan cara kerja yang spesifik dalam penanganan mikroorganisme patogen di
laboratorium dan juga mempersiapkan petunjuk praktis bagi pembuat kode praktik kerja yang
dibutuhkan di setiap laboratorium. Petunjuk kerja ini juga menekankan pada pentingnya
tanggung jawab individu terhadap keamanan dari setiap aktivitas kerja yang dilakukannya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan evaluasi di laboratorium mikrobiologi
terkait ketersediaan peralatan, bahan, perangkat keselamatan, struktur organisasilaboratorium
serta informasi terkait penggunaan alat dan bahan dalam laboratorium mikrobiologi. Selain

itu, akan dievaluasi pula tanggung jawab pengguna laboratorium dan staf laboratorium dalam
menjaga keselamatan rekan kerja dan dirinya sendiri serta keselamatan peralatan yang
digunakan. Hal ini dalam rangka menunjang ketepatan, keselamatan dan kenyamanan peneliti
atau peserta praktikum dalam melakukan percobaan. Laboratorium yang akan dievaluasi
adalah Laboratorium Mikrobiologi Di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.

1.2

Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis GLP pada
laboratorium mikrobiologi yang di Jursan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.

II. METODELOGI PERCOBAAN

2.1

Waktu dan Tempat

Pengamatan laboratorium ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 16 Desember pukul 13.00
di laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
2.2

Prosedur Percobaan

Diamati lab. Mikrobiologi Hasil Pertanian


Bandingkan dengan standar GLP

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Data pengamatan
Adapun data yang didapatkan berdasarkan parameter yang diamati adalah sebagai
berikut:
Parameter GLP
Organisasi
personel
Keselamatan
Sistem jaminan mutu
Fasilitas laboratorium
Peralatan uji dan pengukuran
Peralatan dan reagen
Uji metode dan prosedur
Penyimpanan sampel dan data pengujian
Laporan pengujian


3.2 Pembahasan

keseuaian
Belum sesuai
Belum sesuai
Belum sesuai
Belum sesuai
Belum Sesuai
Sesuai
Sesuai
Belum Sesuai
Sesuai
Sesuai

Laboratorium sebagai tempat melakukan pengujian terhadap berbagai sampel baik
yang bersifat berbahaya ataupun tidak, terdiri atas berbagai instrumen. Dalam pengoperasian
berbagai macam instrumen tersebut, harus diperlakuakansebagaimana mestinya sehingga
menghasilkan hasi pengujian yang akurat dandapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu,
diperlukan suatu wadah yangmengelola seluruh kegiatan di laboratorium yang pada saat ini

biasa disebutdengan GLP (Good Laboratory Practices).Pemakai laboratorium hendaknya
memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Persyaratan lokasi pembangunan
laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau
pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.
Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan
laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus
mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila
terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.Selain
persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk
pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang
utama adalah ruangan tempat para mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap
umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan
untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan
baik untuk mahasiswa maupun dosen dan asistennya. Ruang penyimpanan atau gudang
terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan
alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,
mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen,
ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan
para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan

dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan
dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari
yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan,
harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alatalat untuk percobaan. Tempat pembuangan limbah cair dan padat harus dipisahkan agar
memudahkan dalam proses pembuangan dan pebersihan agar tidak terjadi pencampuran dari
kedua jenis limbah.

Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain:
1.Tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau permukiman, tujuannya
untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.
2.Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lain, tujuannya untuk
menghindari sesuatu yang tidak diinginkan misalnya ledakan atau kebakaran.
3.Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan sumber air, tujuanya agar bahan sisa
praktikum yang membahayakan tidak mencemari sumber air tersebut.
4.Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau, tujuannya untuk memudahkan dalam
pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya seandainya terjadi kebakaran,supaya mobil
pemadam kebakaran dapat menjangkau lokasi tersebut.
5.Ruang laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari:
Ruang utama adalah ruang tempat para siswa dan mahasiswa melakukan praktikum,

misalnya: ruang praktikum.
6.Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang
persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai
praktikum untuk praktikan maupun guru. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan persediaan (termasuk bahan-bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya
tidak setiap saat (jarang).
7.Ruangan spesimen dan ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan
ruangan staf, yang tujuannya untuk keamanan berbagai peralatan laboratorium dan
kenyamanan para pengguna laboratorium (Ulfa,2011)

Berdasarkan desain ruang dan tata letak laboratorium yang baik, hasil pengamatan
dari laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian yang berada di jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Universitas Lampung belum memenuhi standar tata letak yang baik. Hal itu
disebabkan karna pada ruang preparasi dan ruang praktikan melakukan praktikum tidak
terpisah dan meja praktikan tidak dipisahkan dengan adanya dinding pemisah karna
seharusnya praktikum mikrobiologi harus dilaksanakan secara aseptis dan steril sehingga
meja tempat preparasi dan praktikum seharusnya dilengkapi dengan dinding pembatas.
Pemisahan secara jelas antara ruang personil, ruang preparasi, ruang uji,ruang instrumen, dan
ruang-ruang lain yang menurut fungsinya harus disesuaikan sesuai ketentuan-ketentuan yang
lazim untuk mencegah adanya cross contamination atau kontaminasi silang. Pada lab.

Mikrobiologi Hasil Pertanian, pemisahan antar ruang-ruang tersebut belum sesuai karna
ruang-ruang tersebut masih dalam keadaan satu ruang dengan ruang lainnya dan tidak
dilengkapi dinding pemisah antar ruang. Peralatan-peralatan yang sesuai dengan standarisasi
peralatan sterilisasi dan peralatan penunjang yang seharsnya terdapat pada lab. Mikrobiologi,
dalam lab. Mikrobiologi Hasil Pertanian peralatan-peralatan tersebut sudah memenuhi
persyaratan yaitu dengan adanya peralatan sterilisasi seperti autoclave, desinfektan dan oven.
Ruang penyimpanan media dan bahan-bahan kimia sudah disimpan dalam tempat yang

terpisah dari penyimapanan peralatan, dan penyimpanannya jauh dari jangkauan sinar
matahari langsung. Tempat pembuangan limbah cair dan padat juga belum disesuaikan karna
saluran pembuangan hanya satu dan bercampur dengan tempat pencucian peralatan habis
pakai. Ventilasi yang terdapat dalam lab ini berupa jendela yang erdapat diseluruh sisi kanan
dan kiri ujung bangunan, dan dilengkapi dengan beberapa kipas angin.
Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan
inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara
komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai
mencakup:
1.Kode Alat/bahan
2.Nama alat/bahan
3.Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4.Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5.Tahun penggunaan
6.jumlah atau kuantitas
7.Kondisi alat, baik atau rusak Setiap alat / barang /bahan / zat yang masuk atau diterima di
Madrasah, baik yang berasal dari permintaan sekolah melalui usulan mapun yang berasal dari
bantuan (dropping) harus dicatat dalam daftar penerimaan alat/bahan.

Good Laboratory Practice (GLP) adalah suatu cara pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator dapat menghasilkan data yang dapat
dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. Dengan
demikian GLP meliputi banyak hal diantaranya organisasi, fasilitas, tenaga, metoda analisa,
pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium, dan lain-lain.
Adapun metode pengujian dan prosedur dari GLP ada dua, yaitu Dokumentasi mengenai
instruksi cara kerja atau pengambilan sampel persiapan dan analisa bahan yang mencangkup
dalam aktivitas laboratorium, dan Persyaratan yang sesuai standar metode uji dan prosedur
percobaan meliputi Penerimaan, identifikasi, labeling, penanganan, pengambilan dan
penyimpanan, spesifikasi, metoda analisa dan uji, dan metoda lain.
Identifikasi setiap bahan contoh yang diterirna untuk uji harus dicatat dan diberikan sebagai
identifikasi referensi. Bila perlu termasuk jumlah/ berat, Wujud zat, dan kondisi. Catatan

identifikasi diatas harus tertempel pada setiap item dan bila perlu termasuk sifat bahaya
contoh atau item.
1. Penanganan dan Penyimpanan
Harus disediakan fasilitas yang sesuai untuk menyimpan setiap contoh sebelum, selama dan
sesudah pengujian. Contoh bahan berbahaya harus ditangani dan disimpan sesuai peraturan
nasional dan internasional.
2. Pencatatan (records)
Laboratorium harus mempunyai pencatatan yang terkoordinasi untuk penerimaan contoh,
penyimpanan, tanggal pelaporan, data pengujian awal, dan pelaporan hasil akhir. Data
pengujian awal harus tercatat dengan baik dalam log book atau lembar pengamatan data pada
saat pengukuran dan ditandatangani bila ada perubahan.
3. Transfer dan Penyimpanan Data
Data yang dimasukan ke dalam computer secara manual atau secara langsung harus
diidentifikasi saat pemasukan data oleh yang bertanggung jawab. ( angga,2013)
Inspeksi dan asesmen laboratorium diperlukan untuk menjamin bahwa laboratoriurn
memenuhi persyaratan nasional dan internasional dalam melaksanakan GLP (Good
Laboratory Practice) Inspeksi dan asesmen meliputi staf, fasilitas, peralatan, metoda dan
prosedur operasi, pencatatan (record) dan penyimpanan, kesehatan, keselamatan' dan
kebersihan (house-keeping). Inspeksi dan assesment mencakup 10 point, yaitu:
1.
Organisasi
Inspeksi dan assesment memeriksa organisasi laboratorium dalam memenuhi petunjukpetunjuk dalam GLP
2.
Personel
Inspeksi dan assesment memeriksa keseuain kualifikasi, kecukupan program training dan
pelkasanannya, dan kualifikasi dan pengalaman personel laboratorium
3. Keselamatan
Inspeksi dan asessment memeriksa dari tingkat kebersihan, penanganan limbah.
4) Sistem jaminan mutu

Inspeksi dan assesment memeriksa jaminan mutu apakah sudah sesuai dengan GLP atau
belum. Inspeksi dan assesment mengambil sahalh satu laporan hasil apakah cukup teliti dan
memenuhi persyaratan GLP
5) Fasilitas Laboratorium
Inspeksi dan assesment memeriksa dari segi ruang, penyinaran, suhu, ventilasi, desain,
kelembapan ruangan, dan ruang pemisah antara aktifitas dalam praktikum
6) Peralatan Uji dan Pengukuran
Inspeksi dan assement memeriksa peralatan yang dimiliki oleh laboratorium memiliki
peralatan yang dibutuhkan, peralatan uji dipelihara dengan baik,
7) Peralatan dan Reagen
Inspeksi dan assement memeriksa alat dan reagen yang digunakan memenuhi persyaratan dan
kalibrasi serta rehabilitas telah disesuaikan dan dijalankan dengan baik
8) Uji Metode dan Prosedur
Inspeksi dan assement memeriksa keberadaan dan kecukupan dokumen, review secara teratur
dan sistematik
9) Penyimpanan Sampel dan Data Pengujian
Inspeksi dan assement memeriksa sistem identifikasi, penjelasan sistem uji, laboratorium
memenuhi sarana penyimpanan sebelum dan sesudah proses pengujian dilakukan, bahanbahan berbahaya disimpan dan dibuang dengan cara yang benar, catatan laboratorium dan
sistem sarana penyimpanan data sesuai dengan GLP
10) Laporan Pengujian
Inspeksi dan assement memeriksa bahwa laporan hasil ujian akhir telah dibuat dan
dikeluarkan sesuai petunjuk dalam GLP
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Hasi Pertanian dengan praktek laboratorium yang baik (GLP)
yang berdasarkan 10 parameter inspeksi dan assesment dari hasil data pengamatan tersebut
didapat hasil bahwa sebagian yang diamati dari parameter GLP dan kesesuaian dari lab ada

yang sudah memenuhi dan sebagian besar belum memenuhi. Hal ini dikarnakan bahwa
kelengkapan dari fasilitas lab, organisasi. Personel.keselamatan., sistem jaminan mutu dan uji
metode dan prosedur yang dari penjelasan diatas belum diterapkan dengan baik pada lab.
Mikrobiologi Hasil Pertanian. Hal ini dikarnakan tidak adanya pengelolaan secara baik antara
seluruh individu terkait mahasiswa yang menggunakan lab dan pihak dari jurusan dan
universitas sehingga kelayakan GLP dari lab ini belum seluruhnya memenuhi GLP yang
ditunjukkan dari ketidak lenkapan fasilitas,personel.keselamatan., sistem jaminan mutu dan
uji metode dan prosedur lab yang belum memenuhi kesesuaian GLP. Fasilitas penyimpanan
terpisah harus dikelola untuk penyimpanan yang aman untuk sampel, arsip sampel, pereaksi
dan perlengkapan laboratorium, baku dan bahan pembanding Fasilitas penyimpanan harus
dilengkapi dengan peralatan untuk menyimpan bahan, jika perlu pada suhu lemari pendingin
(2 s/d 8 ºC) dan pembeku (-20 ºC), sertadikunci. Akses harus terbatas bagi personel yang
ditunjuk karna dalam lab ini fasilitasi penyimpanan belum tersusun secara baik dan benar.
Dari keseluruhan pengamatan, didapat hasil bahwa fasilitas dan prosedur kerja pada lab ini
belum seluruhnya memenuhi standar GLP. Namun, pada peralatan uji dan pengukuran, dan
peralatan reagen sudah sesuai karna peralatan yang terdapat pada lab ini sudah lengkap dan
memenuhi kriteria peralatan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi seperti kelengkapan
alat sterilisasi,reagen,media agar, dan peralatan praktikum yang sudah lengkap.
Berdasarkan pengertian tentang GLP dan parameternya, hal yang perlu dilakukan
dalam hal ini adalah perlu adanya pengelolaaan baik antar kepala laborat dengan jurusan dan
universitas agar peralatan, fasilitas dan hal-hal yang belum memenuhi syarat inspeksi dan
assesment dalam GLP dapat terpenuhi sehingga praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan baik dan benar, dan dengan data yang diperoleh sesuai dan memuaskan sehingga ilmu
yang diperoleh berguna dan dapat diterapkan dengan baik. Adanya kerjasama yang baik antar
pengelola dan pengguna lab diharapkan dapat meningkatkan keselamatan, sistem jaminan
mutu yang baik. Praktikan seharusnya mengetahui metode dan proseedur yang akan
dilaksanakan sebelum memasuki dan melaksanakan praktikum agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar. Perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu dalam penggunaan lab
dengan memakai peralatan penunjang seperti masker, jas lab, sarung tanggan, dan penutup
kepala, melakukan prosedur dengan cara aseptis, mengguakan peralatan dengan steril,
melaksanakan praktikum sesuai prosedur, tidak makan dan minum pada saat jam praktikum,
dan tidak melaksanakan aktifitas lain selain aktifitas dalam praktikum.

IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1. Dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi dengan menggunakan laboratorium perlu
beberapa hal terkait yang perlu diketahui dalam penggunaan lab untuk keselamatan
dan kenyamanan pada saat melaksanakan praktikum
2. Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan
inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau
secara komputasi sebagai daftar induk.
3. Kesesuaian lab dengan GLP adalah sebagai data generator dapat menghasilkan data
yang dapat dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan
4. Berdasarkan tata letak lab. Mikrobiologi belum memenuhi standar dengan tata letak
mikrobiologi yang baik
5. Berdasarkan parameter Inspeksi dan assement dengan pengamatan lab Mikrobiologi
Hail Pertanian, sebagian besar belum memenuhi kesesuaian. Personel.keselamatan.,
sistem jaminan mutu dan uji metode dan prosedur yang dari penjelasan diatas belum
diterapkan dengan baik pada lab

DAFTAR PUSTAKA
Angga, 2013. Peralatan dalam laboratorium.
http://alatalatlaboratorium.com/Blog/category/good-laboratory-practice
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, D.2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Ulfa,2011. Makalah men lab. http://ulfa90.blogspot.com/2011/01/makalah-men-lab.html