Analisis Kadar Metampiron Dalam Tablet Antalgin 500 mg di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan Secara Titrasi Iodimetri

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Obat adalah unsur aktif secara fisiologi dipakai dalam diagnosis, pencegahan,
pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada manusia atau hewan. Obat
dapat berasal dari alam diperoleh dari sumber mineral, tumbuh- tumbuhan atau
hewan atau dapat dihasilkan dari sintesis kimia organik atau biosintesis. (Ansel,
1989).
Tablet adalah sediaan farmasi yang padat, berbentuk bundar pipih atau
cembung rangkap. Bentuk ini paling banyak beredar di pasaran bila dibandingkan
dengan bentuk – bentuk obat lainnya. Ini disebabkan karena bentuk “tablet” ini
adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan
pemakaiannya. Untuk pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga
diperlukan zat tambahan / zat pembantu, misal talk, amylum, magnesium, stearat
dsb. (Widjajanti, 1991)
Salah satu jenis bentuk obat dalam bentuk tablet adalah Antalgin. Antalgin

atau dengan nama lain Metampiron merupakan jenis obat yang tergolong kedalam
jenis analgetika. Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat – zat yang
mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan
derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan / atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan
sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/ kuman,
selesma, pilek) dan peradangan seperti rematik dan encok. Obat – obat ini banyak

Universitas Sumatera Utara

2

di berikan untuk nyeri ringan sampai sedang, yang penyebabnya beraneka ragam
misalnya, nyeri kepala, gigi, otot atau sendi (rema, encok), perut, nyeri haid
(dysmenorroe) nyeri akibat benturan atau kecelakaan (trauma). Obat – obat ini
digunakan tunggal atau terkombinasi dengan analgetika lain pada keadaan –
keadaan tertentu, seperti pada nyeri neuropatis. (Rahardja, 2007).
Dalam perdagangan, biasanya antalgin diformulasikan dalam bentuk tablet
dengan dosis untuk dewasa 500 - 1000 mg, 3- 4 kali sehari dan untuk anak- anak
250 - 500 mg, 3 - 4 kali sehari. (Widodo, 1993).

Pada suatu obat harus memiliki khasiat yang baik untuk penggunanya, Pada
tahap awal harus terlebih dahulu memeriksa bahan baku secara kualitatif dan
kuantitatif apakah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk menjamin
mutu suatu obat. Obat harus sesuai dengan prioritas kebutuhan kesehatan serta
memenuhi standar mutu, keamanan dan khasiat obat yang dapat diterima. Oleh
karna itu, suatu obat harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan pada
Farmakope Indonesia edisi V (2014). Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk
mengambil judul tugas akhir mengenai “Analisis Kadar Metampiron Dalam
Tablet Antalgin 500 mg Di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara
Titrasi Iodimetri”. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung dilakukan terhadap
zat -zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium -iodida,
sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh Iodium. Iodimetri merupakan metode
oksidimetri yang banyak dipergunakan, karena perbandingan stokiometri yang
sederhana.

Universitas Sumatera Utara

3

1.2


Permasalahan

1.

Berapa kadar metampiron yang di perbolehkan agar dapat memenuhi

syarat yang di perbolehkan oleh Farmakope Indonesia (FI)
2.

Apakah kadar tablet antalgin yang di produksi oleh PT. Kimia Farma

(persero) Tbk plant Medan telah memenuhi standar yang terdapat dalam
Farmakope Indonesia (FI)
1.3

Tujuan

1.


Tujuan analisis kadar metampiron dalam tablet antalgin dengan nomor

batch M51297T ini adalah untuk mengetahui kadar metampiron yang terkandung
dalam tablet antalgin yang di produksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant
Medan.
2.

Tujuan penentuan kadar tablet antalgin dengan nomor batch M51297T ini

untuk mengetahui apakah hasil titrasi iodimetri telah memenuhi syarat yang telah
tertera pada Farmakope Indonesia edisi V (2014).
1.4

Manfaat

Untuk memberikan informasi mengenai kadar metampiron dalam tablet antalgin
yang di produksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan yang telah
memenuhi syarat yang di tetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi V (2014)

Universitas Sumatera Utara