Pengaruh Faktor Internal dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Pelindo I Sumatera Utara)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang tidak
terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak – pihak yang menggunakan
jasanya. Perkembangan dunia akuntansi saat tidak hanya membawa dampak
positif tapi juga banyak dampak negatif yang ditimbulkan karena belum
sempurnanya sistem yang ada sekarang. Akibatnya, orang-orang akuntansi yang
selalu ingin mendapatkan keuntungan dengan segala cara tetap mencari celah dari
system akuntansi yang ada. Kecurangan akuntansi merupakan salah satu
contohnya.

Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan

sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan
tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison, 2006).
Menurut Wilopo (2006)
Kecurangan

umumnya


terjadi

karena

tekanan

untuk

melakukan

penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Pada
umumnya, kecurangan akuntansi berkaitan erat dengan korupsi. Dalam korupsi
tindakan yang lazim dilakukan di antaranya adalah memanipulasi pencatatan,
penghilangan

dokumen,

dan

mark-up


yang

merugikan

keuangan

atau

perekonomian negara.
Dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh kecurangan akuntansi
tidak dapat dihindarkan. Perusahaan akan menderita kerugian yang signifikan
karena hal tersebut. Kecurangan akuntansi pada umumnya disebabkan oleh
11
Universitas Sumatera Utara

perusahaan yang ingin agar laporan keuangannya terlihat baik dengan tujuan ingin
mengurangi persepsi di mata para calon investor bahwa perusahaannya
beresiko.Jika investor menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat resiko
yang rendah mungkin saham perusahaan akan dinilai lebih tinggi, karena mereka

tidak akan merasa khawatir perusahaan akan bangkrut.
Untuk menciptakan persepsi yang baik tersebut beberapa perusahaan
menggunakan berbagai strategi yang licik dengan melakukan penipuan, seperti
kasus manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan
BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila
diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar
Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur
Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen
Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik S. Manan. Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003
dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK),
untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik.
Kecenderungan kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai
negara, termasuk di Indonesia yang peringkat indeks korupsinya berada di posisi
88 dari 168 negara di dunia (Transparency International, 2015). Bukti dari
kecurangan akuntansi yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah adanya
likuidasi beberapa bank kas, banyaknya manajer BUMN yang diajukan ke
pengadilan, pencurian aktiva perusahaan, penggelapan terhadap penerimaan kas,
mark-up harga, transaksi tidak resmi, dan lain sebagainya. Kerugian dari
12

Universitas Sumatera Utara

kecurangan akuntansi salah satunya adalah menurunnya akuntabilitas manajemen
yang membuat para pemegang saham meningkatkan biaya monitoring terhadap
manajemen.
Kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan kesengajaan untuk
melakukan tidakan penghilangan atau penambahan jumlah tertentu sehingga
terjadi salah saji dalam laporan keuangan. Namun, kesempatan untuk melalukan
kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Secara
umum, manajer suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kesempatan lebih
besar untuk melakukan kecurangan daripada pegawainya. Biasanya, pihakmanajer
melakukan kecurangan untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang
timbul karena kecurangan pelaporan keuangan, sedangkan pegawai melakukan
kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa
penyalahgunaan aktiva.
Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan
aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva tersebut
umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan
dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian intenal

perusahaan.
Contoh kasus lain yang terjadi adalah pada tubuh BUMN PT.Kimia Farma
yaitu kasus overstated (penggelembungan harga) pada unit Industri Bahan Baku
dan unit Pedagang Besar Farmasi. PT.Kimia Farma, melalui direktur produksinya,

13
Universitas Sumatera Utara

menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master price) pada tang 1 dan 3
febuari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan
dijadikan dasar penilaian persedian pada unit distribusi Kimia Farma per 31
Desmber 2001.Sedangkan salah penyajianberkaitan dengan penjualan adalah
dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak di sampling oleh akuntan sehingga tidak
terdeteksi. Hal ini mengindikasikan masih lemahnya pengendalian internal dan
moralitas manajemen dalam suatu perusahaan.
Kecurangan akan dilakukan jika ada kesempatan dimana seseorang harus
memiliki akses terhadap aset atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur
pengendalian yang memperkenankan dilakukannya skema kecurangan. Jabatan,
tanggung jawab, maupun otorisasi memberikan peluang untuk terlaksananya

kecurangan (Suprajadi, 2009). Untuk meminimalisir peluang atau kesempatan
seseorang untuk melakukan kecurangan maka diperlukan pengendalian internal
yang efektif.Menurut Arens (2008:412), pengendalian internal meliputi lima
elemen yaitu lingkungan pengendalian, penilain resiko, aktivitas pengendalian
informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Elemen-elemen tersebut membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut Abbot, et al., seperti yang dikutip oleh Wilopo (2006: 5)
menyatakan bahwa pengendalian intern yang efektif mengurangi kecenderungan
kecurangan akuntansi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2001: 319),
pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
14
Universitas Sumatera Utara

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) Keandalan
laporan keuangan, (2) Efektifitas dan efisiensi operasi, serta (3) Kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Fatun (2013), Asimetri informasi merupakan keadaan dimana
pihak dalam perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibanding pihak
luar perusahaan (stakeholder). Jika terjadi kesenjangan informasi antara pihak

pengguna dan pihak pengelola, maka akan membuka peluang bagi pihak
pengelola dana untuk melakukan kecurangan.Penelitian ini mengacu pada
penelitian Vani Adelin (2006) yang telah meneliti mengenai Pengaruh
pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan perilaku tidak etis terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Yang berbeda dari penelitian sebelumnya
adalah objek penelitian ini dilakukan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
PT.PELINDO 1 (Pelabuhan Indonesia 1) dan menambahkan beberapa variabel
independen.
Banyaknya kasus kecurangan akuntansi yang terjadi menunjukkan bahwa
kecurangan akuntansi masih tinggi baik di pemerintah maupun di perusahaan
swasta termasuk BUMN. Padahal BUMN didirikan untuk mengembangkan misi
dalam memberikan kontribusi kepada negara, pelayanan masyarakat serta
mensejahterkan masyarakat.Hal ini juga membuat lemahnya kepercayaan publik
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap negara dan masyrakat.
Faktanya fenomena yang terjadi yaitu BPK melaporkan pada laporan semester 1
tahun 2012 telah terjadi berbagai penyimpangan mulai dari kelemahan sistem
pengendalian internal, penyimpangan efesiensi, administrative, dll pada BUMN,
15
Universitas Sumatera Utara


BUMD, entitas pemerintah daerah dan pusat serta entitas lembaga keuangan
lainnya

yang

mengelolan

keuangan

negara

sekitar

Rp.

12,48

triliun

(www.bpk.ri.co.id) diakses tanggal 26 januari 2013.

Peneleitian ini dilakukan dengan menggali persepsi penanggungjawab
penyusun laporan keuangan pada PT.PELINDO 1 untuk mengetahuiada tidaknya
kecenderungan kecurangan akuntansi pada lingkup instansi tersebut dengan
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, ketaatan aturan
akuntansi, asimetri informasi, dan moralitas manajemen.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pernyataan tentang keadaan, fenomena atau
konsep yang memerlukan pemecahan atau jawaban melalui suatu penelitian
danpemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat-alat
yangrelevan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
yangakan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1.

Apakah pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi?

2.


Apakah

pengaruh

kesesuaian

kompensasi

terhadap

kecenderungan

kecurangan akuntansi?

16
Universitas Sumatera Utara

3.


Apakah pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi?

4.

Apakah pengaruh ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi?

5.

Apakah pengaruh moralitas manajemen terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi?

6.

Apakah pengaruh keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi,
asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi dan moralitas manajemen
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi secara simultan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1.

Mengetahui

pengaruh

keefektifan

pengendalian

internal

terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi.
2.

Mengetahui

pengaruh

sistem

kompensasi

terhadap

kecenderungan

kecurangan akuntansi.
3.

Mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.

4.

Mengetahui pengaruh ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.

5.

Mengetahui

pengaruh

moralitas

manajemen

terhadap

kecenderungan

kecurangan akuntansi.

17
Universitas Sumatera Utara

6.

Mengetahui

pengaruh

keefektifan

pengendalian

internal,

kesesuaian

kompensasi, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi dan moralitas
manajemen berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
secara simultan.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah
diperoleh. Bisa menjadi cermin bagi diri sendiri bahwa kecurangan akuntansi
adalah hal yang tidak baik dan mudah-mudahan bisa menghadapi apabila
dihadapkan dengan masalah seperti ini.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan masyarakat
secara umum untuk mengetahui lebih jauh mengenai berbagai skandal
akuntansi yang terjadi.
3. Bagi Dosen/Pendidik
Selain itu, bagi para pendidik di bidang akuntansi diharapkan dapat
mengembangkan konsep pendidikan etika kepada mahasiswa. Dengan
demikian, mereka dapat membentuk perilaku mahasiswa sebagai calon
akuntan sejak dini, sehingga kecenderungan dalam melakukan kecurangan
akuntansi dapat terhindarkan.
4. Bagi Perusahaan dan Manajemen
Diharapkan manajemen perusahaan lebih transparan dan benar dalam
mengungkapkan informasi mengenai perusahaan terutama di dalam penyajian

18
Universitas Sumatera Utara

laporan keuangan. Tidak menyajikan informasi yang telah dimanipulasi demi
kepentingan pribadi mau pun perusahaan.
5. Bagi Analis dan Investor
Diharapkan pengungkapan informasi tentang kecenderungan kecurangan
akuntansi menjadi semakin berguna dan dapat dijadikan bahan acuan dan
pertimbangan dalam melakukan analisis bagi para pengguna laporan keuangan
perusahaan khususnya analis dan investor.

19
Universitas Sumatera Utara