Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini dan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

ABSTRAK
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung
gizi diberikan kepada bayi/ anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pemberian
makan sebelum bayi berumur 6 bulan mengakibatkan bayi sangat rentan untuk
mengalami diare, salah satu cara yang digunakan adalah dengan pemberian ASI tanpa
disertai makanan pendamping ASI sampai bayi berusia 6 bulan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemberian makanan
pendamping ASI dini dan kejadian diare pada bayi 1-6 bulan di Puskesmas Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian deskriptif ini, melibatkan 47 ibu
yang memiliki bayi berusia 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38 (80,9%) bayi telah mendapatkan
MP-ASI sebelum berusia 6 bulan dan 9 bayi (19,1%) yang tidak mendapatkan MPASI. Jenis MP-ASI yang paling banyak diberikan yaitu makanan bayi tradisional
berupa nasi tim saring. Rata-rata ibu memberikan MP-ASI pada saat bayi berusia 2
bulan sebanyak 11 bayi (28,9%) dengan rata-rata pemberian makanan sebanyak 6 dan
8 sendok makan sebanyak 11 bayi (28,9%) dan rata-rata diberikan 2 kali sehari
sebanyak 26 bayi (68,4%). Sementara itu 30 bayi (63,8%) berusia 1-6 bulan dalam
kategori pernah mengalami diare, 17 bayi (36,2%) tidak pernah mengalami diare, dari
38 bayi yang diberi MP-ASI dini diantaranya 26 bayi pernah mengalami diare dan 12
bayi tidak mengalami diare.
Saran dari penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan melakukan pendekatan

pada masyarakat dengan memberikan motivasi atau pengarahan tentang pemberian
makanan pendamping ASI yang tepat.
Kata Kunci: MP-ASI, Diare, Bayi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Complementary food is the food or drinks that contain nutrients given to
infants / children to fulfill their nutritional needs. Feeding before the infant is 6
months old infant resulted in highly vulnerable to diarrhea, one of the methods used
are breastfeeding without complementary feeding until the infant is 6 months old.
The purpose of this study was to describe the early complementary feeding
and the incidence of diarrhea in infants 1-6 months in Puskesmas Bandar Khalipah,
Percut Sei Tuan district. This descriptive study, involving 47 mothers of infants aged
1-6 months in Puskesmas Bandar Khalipah, Percut Sei Tuan district.
The results showed that 38 infants (80.9%) had to get complementary feeding
before the age of 6 months and 9 infants (19.1%) who did not get the MP-ASI. the
most much given the type of complementary feeding is traditional infant foods such as
rice strain . The average mothers give complementary feeding when the infant is 2
months old by 11 infants (28.9%) with an average feeding for 6 and 8 tablespoons of

11 infants (28.9%) and the average is given 2 times a day by 26 infants (68.4%).
Meanwhile, 30 infants (63.8%) aged 1-6 months in the category had experienced
diarrhea, 17 infants (36.2%) had never had diarrhea, of 38 infants who were given
early complementary feeding among 26 infants had experienced diarrhea and 12
infants did not experience diarrhea.
Suggestion from this study are expected to health workers to approach the
public with providing motivation or guidance regarding the provision of appropriate
complementary feeding.

Keywords: complementary feeding, diarrhea, Infant

Universitas Sumatera Utara