Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih

memprihatinkan antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan AKI dan AKB
secara bermakna diperlukan berbagai upaya termasuk peningkatan pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan penanganan komplikasi kebidanan
(SDKI, 2012).
Komplikasi kebidanan merupakan penyebab kematian ibu. Di Indonesia
kematian ibu disebabkan karena komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan,
hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus. komplikasi tersebut dapat dicegah
apabila dilakukan penatalaksanaan persalinan yang sesuai standar dan berkualitas
serta pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan yang
terampil (Kemenkes RI, 2014).

Data dari WHO (2011), menyebutkan bahwa dari 35 juta tenaga kesehatan
terdapat 2 juta petugas kesehatan yang terpajan virus Hepatitis B, 0,9 juta terpapar
virus Hepatitis C, dan 170.0000 petugas kesehatan terpajan HIV/AIDS, dalam hal ini
petugas kesehatan yang terpajan virus lebih dari 90% terjadi dinegara berkembang.
Di USA setiap tahunnya terdapat 5000 petugas kesehatan yang terinfeksi Hepatitis B,

1
Universitas Sumatera Utara

2

47 positif HIV, dan setiap tahun 600.000 - 1 juta mengalami luka akibat tertusuk
jarum.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa terdapat 28 juta
orang di Indonesia menderita Hepatitis B dan sebagian besar ada di Indonesia Timur.
Selain Hepatitis B, HIV/AIDS juga merupakan new emerging diseases, dan
merupakan pandemi pada semua kawasan, penyakit ini telah sejak lama menyita
perhatian berbagai kalangan, tidak hanya terkait dengan domain kesehatan saja.
Jumlah penderita HIV & AIDS yang dilaporkan pada tahun 2014 di Indonesia didapat
data bahwa HIV mencapai angka 32,711 kasus dan AIDS 65,790 kasus.

Risiko Infeksi nosokomial dapat terjadi pada pasien yang dapat dirawat di
rumah sakit, selain itu, dapat juga terjadi pada petugas kesehatan. Berbagai prosedur
penanganan pasien memungkinkan tenaga kesehatan terpajan dengan bakteri/
mikroorganisme yang berasal dari pasien. Infeksi nosokomial merupakan salah satu
risiko kerja yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Darah dan cairan
tubuh merupakan media penularan penyakit dari pasien ke tenaga kesehatan. Risiko
penularan virus HIV/AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C merupakan ancaman terbesar
bagi tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2014).
Oleh karena itu, dibuatlah pedoman yang disebut Universal Precaution (UP)
atau Kewaspadaan Universal (KU) yang bertujuan untuk melindungi petugas
kesehatan dari penyakit infeksi. Sejak diberlakukan dan mulai diterapkan pada rumah
sakit dan klinik, disadar strategi ini melindungi petugas (penularan dari pasien ke
petugas), serta mencegah penularan dari pasien ke petugas dan penularan dari pasien

Universitas Sumatera Utara

3

ke pasien. Begitupun karena banyaknya penularan lewat darah seperti HIV AIDS.
Menurut CDC (Central Disease Control) 2011, komponen utama kewaspadaan

universal meliputi: hand hygine, penggunaan APD, praktek injeksi aman, penanganan
peralatan atau permukaan dilingkungan pasien yang berpotensial terkontaminasi dan
respiratory hygiene.

Menurut Rijanto dalam Gralton (2013) alat pelindung diri adalah alat yang
mempunyai kemampuan melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang fungsinya
mengisolasi pekerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri digunakan untuk
mencegah penularan penyakit terhadap pelayanan kesehatan.
Profesi bidan adalah salah satu penggolongan kerja formal. Tugas bidan
sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI dan
AKB yang mempunyai risiko yang sangat besar untuk penularan penyakit infeksi
seperti Hepatitis dan HIV karena terkena percikan darah, air ketuban, percikan cairan
tubuh/sekret pada saat melakukan pertolongan persalinan, jika tidak menggunakan
APD yang seharusnya dipakai. Berdasarkan hasil investigasi kualitas secara cepat
(Quick Investigationof Quality) yang dilakukan pada bulan juli 1997 di propinsi Jawa
Tengah dan Jawa Timur, terungkap bahwa hampir sebagian besar (80%) penolong
persalinan yang bekerja di fasilitas kesehatan, tidak mampu melakukan asuhan
persalinan sesuai dengan standar yang diinginkan. Persalinan bersih dan aman jauh
dari harapan karena tidak berjalannya praktek untuk pencegahan infeksi yang
disebabkan tidak tersedianya standar asuhan persalinan, terbatasnya pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan serta kurangnya kepatuhan petugas terhadap standar

Universitas Sumatera Utara

4

yang menyebabkan kinerja dan kualitas pelayanan dinilai masih rendah (JNPK-KR,
2014).
Asuhan persalinan normal (APN) merupakan upaya yang dilakukan oleh
bidan dalam pertolongan persalinan secara sehat dan normal yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang streril, serta penatalaksanaan komplikasi. Asuhan
persalinan normal (APN) dapat dijadikan sebagai standar persalinan normal pada
bidan yang ada di rumah sakit umum, puskesmas dan bidan praktek swasta (BPS)
(JNPK-KR 2014).
Mekanisme pelaksanaan APN juga tidak terlepas dari penggunaan alat
kesehatan, bahkan berpotensi terhadap gangguan kesehatan bidan, baik yang
ditimbulkan oleh kondisi udara dalam ruangan, adanya paparan bahan kimia maupun
kesalahan teknis secara tidak sengaja yang dilakukan oleh bidan. Sebagaimana yang
diketahui bahwa para pekerja seperti bidan sering dihadapkan pada beban kerja yang
berbahaya terhadap kesehatan sehingga para pekerja dan pasien mempunyai potensi

untuk mengalami gangguan kesehatan yang penangganannya memerlukan upayaupaya khusus, baik ditempat kerjanya maupun dalam memberikan pelayanan
kesehatan pertolongan asuhan persalinan normal (JNPK-KR 2014).
Pengendalian bahaya bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan APD. Menurut menteri tenaga keja dan transmigrasi RI
No.8/MEN/VII/2011, APD atau personal protective equipment didefenisikan sebagai
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. berbagai

Universitas Sumatera Utara

5

cara dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya dilingkungan kerja, dimana cara
terbaik adalah menghilangkan bahaya atau menutup sumber bahaya tersebut bila
memungkinkan. Tetapi sering bahaya tersebut tidak bisa sempurna dikendalikan.
Salah satu cara upaya pencegahan penyakit akibat kerja adalah penggunaan alat
pelindung diri (APD). Alat pelindung diri (APD) yang seharusnya dipakai oleh
seorang bidan pada saat menolong persalinan seperti sarung tangan, celemek, masker,
kaca mata pelindung dan sepatu boot yang digunakan untuk menghalangi atau
membatasi bidan dari percikan darah, air ketuban, percikan cairan tubuh/sekret atau

cedera selama melaksanakan prosedur klinik (JNPK,KR 2014).
Menurut Bastable dalam Nurcahyanti (2014), Kepatuhan merupakan sikap
mau mentaati dan mengikuti suatu spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur
dengan jelas dan diterbitkan oleh organisasi yang berwenang. Kepatuhan merupakan
bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi
sesuatu. Menurut Lawrence Green, perilaku dibentuk atau ditentukan oleh tiga faktor
yaitu, faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling), dan faktor penguat
(reinforcing).
Terwujudnya kesadaran bidan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang
lebih baik dengan memperhatikan aspek-aspek perilaku manusia, yaitu pengetahuan,
sikap dan tindakan bidan serta faktor internal pada diri bidan yang meliputi umur,
pendidikan, dan masa kerja. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tersebut dapat
memberikan kontribusi yang baik terhadap pelaksanaan pertolongan persalinan sesuai
dengan standar (JNPK,KR, 2014).

Universitas Sumatera Utara

6

Fenomena yang terjadi, ternyata penggunaaan APD belum sepenuhnya dapat

berjalan sesuai dengan prosedur. Bidan sebenarnya sudah mengetahui risiko tidak
menggunakan APD namun belum sepenuhnya melakukan dengan baik, namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat bidan yang tidak menggunakan APD secara lengkap
(JNPK,KR, 2014).
Data hasil penelitian Zellmer dkk (2015) dari 30 petugas yang diamati hanya
13% tenaga medis yang patuh terhadap penggunaan APD. Sedangkan hasil penelitian
Aarabi, dkk dalam Suciati (2015) menyatakan hanya 33,9% dari 250 tenaga medis
yang patuh terhadap standar operasional prosedur pemakaian masker. Penelitian
Nichol, dkk (2013) didapatkan kepatuhan pemakaian APD hanya 44%. Data tersebut
menunjukkan masih rendahnya tingkat kepatuhan dalam penggunaan APD.
Penelitian Madyanti (2012) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi
penggunaan alat pelindung diri pada bidan saat melakukan pertolongan persalinan
dari 33 bidan hanya 23 bidan yang menggunakan APD secara lengkap.
Menurut survei penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapat data dari
Rumah Sakit Umum Madani Medan bahwa frekuensi jumlah Bidan sebanyak 40
orang Bidan. Peneliti melakukan wawancara kepada Bidan sebanyak 20 orang Bidan
dan didapat hasil wawancara, 5 orang Bidan menggunakan APD secara lengkap pada
saat menolong persalinan dari kepala sampai ujung kaki. Sedangkan 15 orang Bidan
tidak menggunakan APD secara lengkap dengan alasan malas, merasa tidak nyaman,
dan merasa repot karena rutinitas kerja yang selalu berhubungan dengan pasien.


Universitas Sumatera Utara

7

Sedangkan dari pihak Rumah Sakit tidak melakukan pengawasan secara ketat
terhadap bidan yang tidak menggunakan APD.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
saat melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan tahun 2016.

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tingginya data / angka bidan

yang tidak patuh menggunakan APD secara lengkap di RS Madani Medan.
Selanjutnya akan dilihat “Bagaimanakah kepatuhan bidan dalam penggunaan APD di
RSU Madani Medan tahun 2016 ?”


1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari adanya kegiatan penelitian ini adalah

untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam
penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal
(APN).

1.4.
1.

Hipotesa Penelitian
Ada hubungan predisposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, masa kerja,
umur) terhadap kepatuhan bidan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)
dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Rumah Sakit Umum
Madani Medan tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara


8

2.

Ada hubungan enabling (fasilitas pendukung) terhadap kepatuhan bidan
dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan Asuhan
Persalinan Normal (APN) di Rumah Sakit Umum Madani Medan tahun 2016.

3.

Ada hubungan reinforcing (kebijakan, pengawasan) terhadap kepatuhan bidan
dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan Asuhan
Persalinan Normal (APN) di Rumah Sakit Umum Madani Medan tahun 2016.

1.5.
1.

Manfaat Penelitian
Sebagai masukan dan informasi bagi bidan tentang pentingnya penggunaan
alat pelindung diri (APD) untuk menghindari penularan berbagai penyakit

pada saat melakukan asuhan persalinan normal (APN).

2.

Sebagai bahan masukkan yang berarti agar dapat bermanfaat bagi Rumah
Sakit Umum Madani Medan untuk mengambilan suatu kebijakan yang tepat
dalam kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh Bidan pada saat
melakukan asuhan persalinan normal.

3.

Memberikan informasi data dan sumber bacaan untuk peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013

2 29 157

Identifikasi bahaya dan gambaran perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Laundry di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013

11 86 142

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien HIV/AIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

10 56 143

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien HIV AIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

1 1 17

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

0 0 17

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

0 0 2

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

0 2 46

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

0 2 4

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Melakukan APN di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2016

0 0 29

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT UNTUK MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

0 2 90